DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 2.3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 2.3 Masalah: Siswa pintar cenderung tidak bisa diam saat pembelajaran



Pembagan peran: 1. Observer



: Sri Mutmainah, S.Pd.SD



2. Coach



: Roni Endik Himawan, S.Pd. OR



3. Coachee



: Yekti Andareni, S.Pd.SD



Pra supervisi: Observer



: Assalamualaikum wr wb…



Coach/Chee : Walaikum salam wr wb. Observer



: Selamat malam. Bagaimana kabarnya Pak Roni dan Bu Yekti?



Coach/chee : Selamat Malam, Alhamdulilah baik bu..sehat. Observer



: Alhamdulilah. Bapak Ibu hari ini kita akan mengadakan latihan coaching sesuai dengan penerapan Modul 2.3. Namun sebelumnya perkenalkan dulu, saya Sri Mutmainah berperan sebagai pengamat, Pak Roni sebagai coach dan Bu Yekti



sebagai coachee. Pada proses coaching hari ini saya sebagai



pengamat ada beberapa poin yang akan saya amati seperti yang tercantum dalam rubric penilaian, diantaranya saya akan mengamati jalannya alur TIRTA, apakah selama kegiatan percakapn tersebut sudah sesuai dengan tahapan TIRTA atau belum. Tahapan TIRTA meliputi apa saja Pak BU kirakira masih ingat ? Coach



: Iya Bu Sri, tahapan TIRTA itu meliputi tujuan umum, identifikasi, rencana aksi dan tanggung jawab.



Observer



: Betul Pak Roni. Mudah-mudahan semua tahapan TIRTA ini akan tampak dalam proses coaching nanti. Kemudian saya juga akan mengamati kompetensi coach yang dimiliki oleh Panjengan, Pak Roni, serta indikator ketercapaian dari tujuan pengembangan yang diinginkan.



Coach



: Baik Bu Sri, mudah-mudahan saya bisa melaksanakan proses coaching dengan baik dan memenuhi semua criteria dalam rubric penilaian tersebut.



Observer



: Terima kasih Pak Roni, sebelum kita melanjutkan ke proses coaching, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan.



Yang pertama, kompetensi coaching apa yang ingin dikembangkang Pak Roni? Coach



: Iya Bu Sri, Kompetensi coaching yang ingin saya kembangkan ada tiga yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot.



Observer



: Jadi ada tiga kompetensi coach yang akan dikembangkan ya Pak, yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Kemudian dari ketiga kompetensi tersebut kira-kira kompetensi mana yang secara spesifik ingin diobservasi Pak?



Coach



: Baik, dari ketiga kompetensi yang ingin saya kembangkan adalah mengajukan pertanyaan yang berbobot.



Observer



: Jadi kompetensi mengajukan pertanyaan yang berbobot ya Pak. Menurut Pak Roni, kira-kira apa indikator ketercapaian kompetensi pada “mengajukan pertanyaan yang berbobot”, yang Pak Roni inginkan?



Coach



: Harapan saya dengan mengembangkan kompetensi mengajukan pertanyaan yang berbobot itu bisa mengarahkan coachee untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi dan bisa memunculkan ide-ide baru dari coachee sehingga permasalahannya bisa terselesaikan.



Observer



: Jadi agar bisa memunculkan ide-de baru dari coachee ya Pak? Baik, Selanjutnya saya serahkan kepada Pak Roni dan Bu Yekti untuk melaksanakan proses coaching.



Coach/chee : Terima kasih Bu Sri atas kesempatan yang diberikan.



Tahap Observasi Coach



: Selamat malam Bu Yekti. Bagaimana kabarnya?



Coachee



: Selamat malam, kabar baik Pak, sehat.



Coach



: Hari ini kita akan melakukan kegiatan coaching ya bu. Kira-kira ada cerita apa ya….. dari Bu Yekti? Saya lihat kok kurang bersemangat?



Coachee



: Iya Pak, saya merasakan sebuah keresahan di dalam kelas saya. Siswa di kelas saya ini cenderung tidak bisa diam dan bikin kegaduhan terutama anak-anak yang pintar. Ketika saya memberikan materi semua antusias namun saat penugasan, anak-anak yang pintar ini cepat selesai dan kalau sudah selesai langsung bikin ulah bahkan mengganggu teman lainnya



Coach



: Berarti dalam pembelajaran di kelas Bu Yekti Ketika penugasan anak-anak yang pintar cepat selesai dan bikin ulah seperti gaduh dan mengganggu



temannya yang belum selesai. Nah dari percakapan kita ini nanti, apa yang menjadi harapan Bu Yekti? Coachee



: Yang saya harapkan dari coaching hari ini saya menemukan sebuah solusi agar siswa saya kembali tenang dan kondusif Pak, saya ingin kelas saya menyenangkan dan tidak terjadi kegaduhan, sehingga saya bisa mencapai tujuan dalam pembelajaran saya.



Coach



: Jadi begitu ya Bu. Menurut Bu Yekti kira-kira apa yang membuat siswa tersebut membuat gaduh dan mengganggu temannya sehingga kelas menjadi gaduh saat penugasan?



Coachee



: Mungkin metode pembelajaran yang saya terapkan ini tidak cocok ya Pak. Karena saya Sebagian besar memakai metode ceramah dan presentasi, sesekali anak saya suruh maju untuk presentasi. Sehingga anak yang pandai akan terus maju presentasi sementara anak yang kurang mampu tidak berani maju. Sehingga saat penugasan, anak pintar akan cepat selesai. Dan Ketika seudah selesai mengerjakan tugas, anak tersebut bosan dan mengganggu teman lainnya untuk di ajak main. Padahal sudah saya suruh diam tapi tidak bisa diam. Kadang malah sering ijin keluar dengan alasan mau ke kamar mandi. Kalau tidak begitu kadang malah saya suruh tidur saja daripada mengganggu teman yang lainnya.



Coach



: Betul Bu. Anak-anak yang pandai memang cepat selesai mengerjakan tugas yang sama. Mereka cenderung anak-anak yang aktif dan tidak bisa diam. Sehingga Ketika tidak ada tugas yang dikerjakan dia akan mencari kegiatan lain seperti berulah, mengganggu teman, mengajak teman bermain atau bahkan sering keluar kelas dengan alasan tertentu. Nah kalau seperti itu, kira-kira apa yang bisa membuat siswa Bu Yekti kembali fokus dan kondusif dalam pembelajaran Bu?



Coachee



: Iya Pak, menurut saya, mungkin saya harus merubah metode pembelajaran saya dengan kegiatan berkelompok dan team ahli. Begitu ya Pak. Sehingga pada saat berkelompok semua siswa aktif dan anak yang pintar bisa berbagi kepada teman lainnya. Pada kegiatan ini anak yang sudah selesai duluan akan membantu temannya agar bisa menyelesaikan tugasnya. Kemudian missal dalam memberikan tutor sudah selesai, sedangkan anak tersebut masih tidak bisa diam, mungkin saya bisa memberikan pengayaan sebagai pendalaman materi untuk anak tersebut.



Coach



: Iya Bu, kalau itu saya setuju. Karena dengan menggunakan model tutor sebaya itu bisa meminimalisir kegaduhan yang dibuat anak tersebut, sehingga kelas bisa kondusif. Begitu ya Bu? Nah tadi Bu Yekti mengatakan bahwa menurut pandangan Bu Yekti anak-anak yang pintar tadi tidak bisa diam. Kira-kira apa yang membuat Bu Sri berpikiran bahwa anak-anak pintar tersebut tidak bisa diam dan aktif terus?



Choache



: Iya Pak. Karena saya sudah membuat assessment di kelas saya, bahwa anakanak di kelas saya ini banyak anak yang kinestetik atau anak yang memiliki keterampilan gerak untuk memunculkan ide-idenya atau tidak bisa diam. Ketika tidak ada pekerjaan maka anak ini akan mencari kegiatan lain. Bisa jadi juga mengganggu temannya.



Coach



: Betul Bu, memang anak kinestetik cenderung tidak bisa diam. Dia akan terus mencari kegiatan lain Ketika pekerjaannya sudah selesai. Bisa jadi kegiatan yang dipilih ini bernuansa positif ataupun negatif termasuk mengganggu temannya tadi.



Choachee



: Iya Pak, malah teman-temannya juga ikut membuat kegaduhan dan lupa akan tugasnya yang belum selesai.



Coach



: Iya Bu. Nah, menurut Bu Yekti kira-kira pembelajaran yang dilakukan Bu Yekti itu seperti apa sehingga anak-anak ini tidak sama, ada yang cepat selessai duluan ada yang sangat lama sekali?



Coachee



: Selama ini pembelajaran yang saya lakukan sebenarnya biasa saja Pak. Saya menjelaskan materi, kemudian saya mengajak diskusi. Saya juga memberikan kesempatan anak untuk maju presentasi. Mungkin karena yang sering maju presentasi selalu saya tunjuk anak-anak yang pandai saja sehingga anak pandai semakin pandai dan yang kurang pandai menjadi takut. Di samping itu saya memberikan soal yang sama dan saya standart kan dengan KKO nya masih level tengah, sehingga anak pintar cepat selesai, dan anak kurang pintar justru sangat lama.



Coach



: Begitu ya bu? Memang betul bu, kegiatan Bu Yekti seperti diskusi dan presentasi sebenarnya sudah baik namun masih kurang efektif karena yang tampil ke depan hanya anak yang pandai saja. Kemudian Ketika membuat tugas, KKO yang ibu tampilkan di level tenga dan kurang diferensiasi dalam level nya.



Coachee



: Sebenarnya saya juga sudah menggunakan sumber belajar berupa buku paket dari pemerintah, link-link pembelajaran di youtube. Selain itu saya juga menggunakan LKS yang berisi materi dan juga soal-soal latihan yang bisa mempermudah



siswa



menguasai



materi.



Tapi



anak-anak



tingkat



pemahamannya masih jauh berbeda. Coach



: Saya setuju bu, itu bagus sekali Bu Reni. Tetapi akan lebih bagus lagi jika dalam menggunakan sumber belajar bisa bervariasi ya Bu, sesuai dengan minat anak, sehingga anak bisa memilih sendiri dengan cara apa mereka belajar. Nah, selain dari sumber belajar tadi, adakah solusi atau ide-ide lain yang bisa Bu Yekti munculkan dalam mengatasi masalah ini?



Coachee



: Iya Pak, solusinya mungkin saya akan menuntun anak yang pintar tersebut untuk bisa menjadi tutor dari teman-temannya sehingga aka nada aktivitas yang dikerjakan oleh anak tersebut. Saya juga akan membuat media pembelajaran yang lebih menarik dan alat peraga.



Coach



: Bagus sekali Bu, saya setuju. Nah untuk strateginya kira-kira strategi apa yang akan Bu Yekti gunakan untuk mengembalikan suasan belajar yang kondusif tadi?



Coachee



: Strategi yang akan saya kerjakan adalah saya akan memberikan tuntunan kepada anak yang pintar supaya bisa menjadi tutor temannya, kemudian saya akan menyiapkan serta memberikan kebebasan anak untuk memilih sumber belajar yang mereka inginkan. Serta penggunaan media pembelajaran yang menyenangkan. Saya juga akan membuat kesepakatan belajar dengan siswa, saya akan bertanya kira-kira pembelajaran seperti apa yang diinginkan siswa. Begitu Pak kira-kira.



Coach



: Bagus sekali Bu, saya setuju dengan strategi yang akan Bu Yekti terapkan, memang betul pembelajaran itu harus berpihak pada siswa sehingga pembelajaran juga sebisa mungkin yang menyenangkan bagi siswa. Nah kirakira kapan strategi ini akan Bu Yekti laksanakan?



Coachee



: Secepatnya Pak, mungkin minggu depan saya akan segera melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid.



Coach



: Oiya Bu Yekti. Kira-kira adakah keterlibatan orang lain dalam melaksanakan strategi ini selain Bu Yekti dan peserta didik?



Coachee



: Iya Pak, ada. Saya akan meminta bantuan teman saya yang ahli dalam membuat media pembelajaran yang menarik. Saya akan berkolaborasi dengan



rekan-rekan saya Pak, terkait dengan Teknik-teknik penguasaan kelas. Apalagi murid-murid saya ini sangat beragam. Coach



: Baik Bu. Dengan adanya kolaborasi dan bertukar pikiran bisa menambah kekuatan bagi Bu Yekti. Nah, kira-kira menurut bu Yekti untuk target pencapaian keberhasilannya seperti apa?



Coachee



: Pencapaian keberhasilannya, saya katakan kalau 80% - 90% siswa bisa kondusif dan berhasil menyelesaikan tugas, maka



bisa dikatakan



pembelajaran saya berhasil dengan strategi baru. Coach



: Bagus bu Yekti, mudah-mudahan berhasil ya bu. Nah sekarang apa yang menjadi komitmen Bu Yekti terhadap rencana tersebut?



Coachee



: Saya berkomitmen akan belajar metode-metode pembelajaran yang efektif, menggunakan sumber belajar dan media sesuai minat siswa, , dan juga akan membuat kesepakatan kelas mengenai pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.



Coach



: Baik Buu, saya setuju. Nah, kira-kira dukungan seperti apa yang Bu Yekti butuhkan untuk melaksanakan komitmen tersebut?



Coachee



: Dukungan yang saya butuhkan, saya membutuhkan beberapa referensi baik dari buku ataupun dari teman-teman tentang metode pembelajaran yang efektif, saya juga butuh saran dari teman-teman tentang sumber dan media pembelajaran yang menarik terutama sesuai dengan perkembangan anak zaman sekarang. Saya juga membutuhkan dukungan dari murid-murid tentunya, kira-kira pembelajaran yang bagaimana yang mereka inginkan.



Coach



: Iya bu, itu ide yang sangat bagus sekali. Terima kasih bu Yekti, secara tidak disadari Bu Yekti sudah mendapatkan solusi untuk permasalahannya. Saya hanya mendoakan mudah-mudah rencana aksi Bu Yekti bisa berhasil dengan baik dan tercapai sesuai harapan. Satu minggu lagi saya tunggu hasil dari rencana aksinya ya bu. Semoga sukses.



Coachee



: Baik Pak, terima kasih sudah membantu saya melakuan coaching sehingga saya mendapatkan solusi untuk mengatasi masalah saya.



Coach



: Terima kasih Bu Yekti. Saya kira cukup untuk Latihan coaching nya hari ini. Selanjutnya saya kembalikan kepada Bu Sri Mutmainah selaku observer.



Pasca Percakapan Observer



: Terima kasih kepada Pak Roni selaku coach dan Bu Yekti selaku coachee. Luar biasa sekali percakapan coaching hari ini. Berdasarkan pengamatan saya



tadi, Pak Roni sudah melakukan percakapan coaching sesuai dengan alur TIRTA, mulai dari tujuan sudah terlihat dengan menanyakan harapan dari percakapan ini. Kemudian indentifikasinya juga sangat jelas dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan berbobot seperti yang diinginkan Bu Yekti tadi. Rencana aksi dan ide-ide baru juga sudah muncul dari pernyataan Bu Yekti yang akan metode pembelajaran dan sember serta media yang menarik serta membuat kesepakatan kelas untuk pembelajaran yang menyenangkan siswa. Tanggung jawab juga sudah terlihat dengan mengungkapkan target dari rencana aksi tersebut. Kemudian ada beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada Pak Roni. Bagaimana perasaan Pak Roni setelah melakukan percakapan coaching ini? Coach



: Perasan saya senang sekali karena disadari atau tidak tadi Bu Yekti menceritakan permasalahannya dan Bu Yekti sendiri juga yang mendapatkan solusinya bu.



Observer



: Kemudian pada saat melakukan coaching tadi untuk indicator ketercapaian pengembangan yang diingankan bagaimana bu? Apakah sudah terlaksana Pak Roni?



Coach



: Iya bu, sudah terlaksana, tadi indicator yang saya inginkan adalah rencana aksi. Nah pada saat percakapan coaching tadi Bu Yekti sudah memunculkan rencana aksinya untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya, diantaranya menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya, membuat kesepakatan kelas, menentukan sumber dan media media pembelajaran yang menarik serta merubah model pembelajaran menjadi pembelajaran yang menyenangkan siswa



Observer



: Baik Pak Roni, tadi di awal percakapan Pak Roni ingin secara spesifik mengembangkan kompetensi mengajukan pertanyaan berbobot dan itu sudah bisa Pak Roni lakukan dalam percakapan coaching hari ini. Kemudian kompetensi apa lagi yang ingin Pak Roni kembangkan, berdasarkan hasil coaching yang barusan dilakukan?



Coach



: Baik bu, untuk ke depan saya ingin mengembangkan kompetensi mendengarkan aktif agar dalam melakukan coaching saya bisa mendengarkan permasalahan yang disampaikan coachee dengan lebih baik.



Observer



: Terima kasih Pak Roni, mudah-mudahan apa yang ingin Pak Roni kembangkan bisa terlaksana dengan baik. Baik, Pak Roni dan Bu Yekti, observasi kali ini saya akhiri, selamat malam dan selamat beristirahat. Wasalamualaikum.. wr wb