18 0 7 MB
PROCESS AND EQUIPMENT DESIGN PURIFICATION STATION
Fathur Rahman Rifai Sugar Technology Division LPP Yogyakarta
SEKILAS STASIUN PEMURNIAN Stasiun pemurnian adalah stasiun dimana langkah pemisahan kotoran nira untuk pertama kali dilakukan. Fungsi Stasiun Pemurnian : menghilangkan kotoran sebanyakbanyaknya dalam waktu singkat dan biaya murah, tanpa menimbulkan (meminimalkan) kerusakan dan kehilangan sukrosa. (Soejardi,2004)
SEKILAS STASIUN PEMURNIAN Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain maupun operasional stasiun pemurnian adalah :
Komposisi nira Fisis dan Khemis
Jenis reaksi didalam pemurnian
Sasaran hasil reaksi
TUJUAN STASIUN PEMURNIAN NIRA Cane Sugar Engineering, Prof. Peter Rein, 2007
Membentuk flok endapan untuk menangkap semua zat tersuspensi sehingga dapat diendapkan dengan kecepatan yang diinginkan.
Untuk mengkondisikan suhu, pH dan konsentrasi ion yang akan memaksimalkan terjadinya presipitasi (pengendapan) dari impurities (kotoran) terlarut dalam nira.
Untuk menghasilkan nira encer (jernih) dengan kualitas tinggi, yaitu turbidity, warna dan kandungan kalsium (Ca2+) minimum.
Untuk menghasilkan endapan (mud) yang baik (dapat diterima) untuk proses filtrasi yang optimal.
Untuk menjalankan fungsinya seperti tersebut diatas dengan biaya, waktu tinggal, kehilangan gula (sukrosa) dan pembentukan warna minimum.
Untuk mendapatkan nira encer dengan pH yang meminimalkan terjadinya inversi di proses selanjutnya yaitu stasiun evaporator.
KOMPOSISI KOTORAN DALAM NIRA / BUKAN GULA (NON SUGAR) QUANTITIES OF NONSUGARS IN STRAINED MILL JUICE REMOVABLE BY CENTRIFUGAL ACTION (mg/L)
*Principles Of Sugar Technology Vol I, Pieter Honig, p.493
VARIATIONS IN AMMOUNTS OF REMOVABLE NONSUGARS PRESENT IN MIXED JUICE (mg/L)
*Principles Of Sugar Technology Vol I, Pieter Honig, p.499
EFEK PEMANASAN NIRA
*Principles Of Sugar Technology Vol I, Pieter Honig, p.494
BEHAVIOUR OF THE REMOVABLE NON SUGARS IN CLARIFICATION (Perilaku Bukan Gula Dalam Proses Pemurnian) *Principles Of Sugar Technology Vol I, Pieter Honig, p.495
Efek Penambahan Kapur dan Pemanasan Dalam Proses Pemurnian
*Principles Of Sugar Technology Vol I, Pieter Honig, p.496
A. PEMISAHAN BAGASILO
SCREENING DAN STRAINING (FINE-BAGASSE SEPARATORS)
Nira gilingan banyak mengandung ampas halus (Fine-Bagasse)
Ampas halus ~ Bagacillo ~ Cush-cush
Ampas halus ~ 1-10 g bahan kering per liter nira.
Alat yang digunakan (sasaran 2 g bagacilo/ kg nira) : Cush Cush screen DSM Screen Rotary Screen Vibrating Screen
CUSH-CUSH SCREEN Kebutuhan :
Pembagian : 3 bagian untuk gilingan 1, 2 bagian untuk gilingan 2 dan 1 bagian untuk tiap gilingan selanjutnya
Ukuran screen & tebal plate : Gilingan 1 & 2, tebal plate & diameter hole = 0,8 – 1 mm, 29 – 45 hole per cm2 Gilingan 3 dst. , tebal plate & diameter hole = 1,6 mm 13 hole per cm2
DSM SCREEN
Fungsi : 1st screen atau 2nd screen dan single screen Screen : Susunan horizontal prismatic bar. Bahan bar : stainless steel atau Bronze (bronze menghambat pertumbuhan bakteri / oligodinamis) Screen membentuk kurve dengan sudut 45 derajat Panjang kurve screen ~ 1.6 m Lebar screen : 91, 122, 152, 183, dan 213 cm Aplikasi
DSM Screen
Kapasitas: Spacing,mm 1.6 1.2 0.8 0.65
Kap. (t/jam/m2) 34 29 25 21
Material: stainless steel SUS 304
DSM Screen
ROTARY SCREEN Kapasitas : 20-40 ton juice/(jam.m2), umumnya dipakai 20 t/(jam.m2) Screen : metalic woven, SUS 304, DSM screen type Spacing : 0,5 – 0,8 mm Ukuran : diameter: 1,6 – 3 m, panjang : 4,5 – 5 m Putaran : 5-15 menit tiap putaran
Daya : 7,5 kW
VIBRATING SCREEN Ukuran 1,25 m x 3 m
Stainless Steel 17% chromium
Kapasitas 125 m3/jam
triangular bar tebal 6 mm, jarak
Penghilangan hingga 0,4 – 0,5 g/l,
antar bar (lubang) 0,75 mm.
(Fixed screen: 0,6 – 1,5 g/l)
Motor 2 x 3 kW, 1460 rpm
B. PEMISAHAN BAHAN BUKAN GULA TERLARUT
PERAN PHOSPAT
TEKNOLOGI DEFEKASI Biasa dikenal juga sebagai Liming
Cold Liming NM (pH 5,5) + liming pH 7,2-8,3 heating ( titik didih) Flashing Subsidation Intermediate Liming NM heating (75C) intermediate tank (8-10 menit) liming diinjeksikan sebelum masuk pompa heating (titik didih)Flashing Subsidation Reaksi penghilangan starch Reaksi Diastase (NM) + Starch (Filtrate) ; 50-60% pati terurai Hot Liming NM heating (70C) + liming (7,2-8,3) dipanaskan (titik didih) Flashing Subsidation Fractional Liming, (modifikasi hot liming) NM + SK (33%) heating+ liming heating (titik didih)Flashing Subsidation
KEUNTUNGAN HOT LIMING
Buih lebih sedikit
Kondumsi kapur lebih rendah (27% dari Cold Liming)
Nira jernih lebih jernih (Hugot, 1986); tidak ada perbedaan signifikan (Rein, 2007)
Volume mud lebih tinggi
Penapisan/filtrasi nira kotor (mud) lebih baik Blotong lebih kering dan berpori
Senyawa koloid berbasis nitrogen lebih banyak dipisahkan (80% dari 50%)
Wax lebih banyak dipisahkan (90% dari 70%)
Komponen dextran yang dihilangkan lebih sedikit diatas cold liming
KEUNTUNGAN HOT LIMING
Buih lebih sedikit
Kondumsi kapur lebih rendah (27% dari Cold Liming)
Nira jernih lebih jernih (Hugot, 1986); tidak ada perbedaan signifikan (Rein, 2007)
Volume mud lebih tinggi
Penapisan/filtrasi nira kotor (mud) lebih baik Blotong lebih kering dan berpori
Senyawa koloid berbasis nitrogen lebih banyak dipisahkan (80% dari 50%)
Wax lebih banyak dipisahkan (90% dari 70%)
Komponen dextran yang dihilangkan lebih sedikit diatas cold liming
AGENT OF LIMING Susu Kapur (Milk of Lime) CaO+air panas (90-95C) diencerkan dengan air dingin SK 6-15 degree of Baume Kalsium sakarat (Sakarat, Calsium-Saccharate) Susu kapur + Juice (Raw Juice/ Clear Juice/Thick Juice) larutan Sakarat (pH 10-11) Mixing SK dan Juice dilakukan hingga 5 menit Rasio CaO: Sukrosa ~ 1: 6,1
SUSU KAPUR VS SAKARAT
Kandungan phospat, protein dan Turbidiy lebih rendah dengan sakarat
Kecepatan awal pengendapan lebih rendah ketika dengan sakarat
Mud level naik 10% dibanding SK
Kandungan senyawa Kalsium, Silika, Magnesium dan Polisakarida tidak berbeda jauh
TEKNOLOGI SULFITASI Proses sulfitasi ~ pengaturan NM, SK / Sakarat, gas SO2, Suhu dan Waktu Menurut methode penghilangan BG : Sulfitasi Asam NM disulfitasi sampai pH rendah Dilakukan penetralan dengan SK NM+gas SO2 pH 3.8-4.0 + SK pH Netral Sulfitasi Netral Menjaga pH selama reaksi disekitar pH netral NM+SK pH netral +SK pH netral +gas SO2 pH netral NM+SK pH netral +SK pH 10.5-11 +gas SO2 pH netral (jawa)
TEKNOLOGI SULFITASI Menurut pelaksanaan : Sulfitasi batch Dilakukan di dalam beberapa sulfitir ( paling sedikit 3 sulfitir) Tangki 1 diisi, tangki 2 disulfitasi, tangki 3 pengeluaran Untuk PG yg tidak bisa menjamin supplai tebu dan tobong belerang batch Sulfitasi kontinyu
Aliran terus menerus
TEKNOLOGI SULFITASI Menurut suhu reaksi dan sistim penambahan SK :
Sulfitasi dingin NM+gas SO2 pH sesudah). Hot preliming akan menurunkan efek diatas.
Pada umumnya, Liming sesudah sulfitasi lebih dipilih khususnya untuk tebu belum masak.
TEKNOLOGI KARBONATASI Karbonatasi Nira Mentah
NM heating (50-55C) SK+gas CO2 (25-30%) dipertahankan pH 9,8-10,3 (indikator warna kertas PP + asam oksalat) filtrasi 1 karbonatasi (+gas CO2) dipertahankan pH 8,2-8,3 fltrasi 2 heating (70-80) sufitasi (pH Netral)
Karbonatasi larutan Gula Mentah (raw liquor)
Proses Defekasi remelt Karbonatasi (DRK)
RL (Melt sugar, 60bx, 60C) +SK pH 10-11 Karbonatasi 1 (+ gas CO2 (912%)) pH 9,3-9,5 karbonatasi 2 (+gas CO2), pH 8,2-8,3 Filtrasi
APLIKASI DI PABRIK GULA
Reaktor Defekasi CSTR-RATB Reaktor Sulfitasi (Cair-Gas-Padat)
Reaktor Defekasi inline mixing
APLIKASI DI PABRIK GULA Reaktor Sulfitasi (Absorbsi)
APLIKASI DI PABRIK GULA
Jl. Kebon Sirih No. 39 Jakarta 10340
PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS INDONESIA
Phone : (021) 337575 (9 Lines) Fax
Reaktor Defekasi inline mixing
Reaktor Sulfitasi (Absorbsi)
: (021) 3142159
INTERMEDIATE LIMING
DASAR PERANCANGAN REAKTOR 1. Neraca massa (hukum kekekalan massa) 2. Neraca panas (hukum kekekalan panas) 3. Proses kecepatan - kinetika reaksi 4. Kesetimbangan - keseimbangan reaksi kimia
GENERAL MOLE BALANCE
System Volume, V
Fj0
Gj
Fj
Molar Flow Molar Flow Molar Rate Molar Rate Rate of Rate of Generation Accumulati on Species j in Species j out of Species j of Species j dN j Fj 0 Fj Gj dt mole mole mole mole time time time time
1. 2.
Neraca massa (rate of mass input) – (rate of mass output) + (rate of mass by reaction) = (rate of mass accumulation) Neraca panas (rate of heat input) – (rate of heat output) + (rate of heat by reaction) = (rate of heat accumulation)
GENERAL MOLE BALANCE
System Volume, V
Fj0
Gj
Fj
General Mole Balance on System Volume V
In Out Generation Accumulati on Fj 0 Fj
rj dV
dN j dt
Dgn mole balance disusun persamaan desain untuk berbagai reaktor
REAKTOR BATCH dN A FA0 FA rA dV dt FA0 FA 0 Pengadukan sempurna :
r dV r V A
dNA rAV dt
A
NA = NAo (1 – xA)
(- rA) V =
MOLE BALANCE RATB dNA FA 0 FA rA dV dt Steady State: dN A 0 dt sempurna : Pengadukan
FA0 FA rAV 0
r
A
dV rAV
FA 0 FA V rA
CONTOH 1 Reaksi fase cair A Produk, pada suhu 40C. Konversi A, 40% . Kecepatan reaksi tingkat satu terhadap A, nilai k pada 40 oC = 0,025 j-1 Laju alir umpan ke reaktor 1,8 m3/j. Hitunglah volume reaktor yang diperlukan bila reaktor berupa RATB
(-rA) = k CA CA = CAo (1 – xA)
CONTOH 2 Reaksi autokatalitik A + R R + R
VRATB
(-rA)= k CACR, dengan k = 0,002 L/(mol.s), fase cair dalam sebuah reaktor alir.
FAo X A Fvo C Ao C Ao C A rA C Ao kCA C Ao C A Fvo 0,5 333,33L kCA 0,0021,51 0,5
Konversi diinginkn xA= 50 %, dan xA= 90 %, Fvo=0,5 L/s, CAo=1,5 mol/L. CRo
REAKTOR SULFITASI THOMPSON
DISTRIBUSI GAS SO2 DAN SK
Sirkulasi, pencampuran dan absorpsi gas baik gas harus didistribusikan secara merata dan kondisi gelembung yang kecil
Gas distributor dg lubang yang kecil tidak diijinkan buntu oleh kerak dan sublimasi
Waktu kontak minimum tergantung ukuran gelembung, % SO2 dalam gas, suhu dan pH
Bilangan sirkulasi dan kecepatan nira yang optimum akan menentukan banyak sedikitnya kehilangan gas SO2
Tangki sulfitasi dengan waktu kontak gas SO2 10 detik memberikan absorpsi SO2 yang cukup, suhu nira 75 C dan pH nira 8.3-7.4
REAKTOR SULFITASI THOMPSON
REAKTOR SULFITASI THOMPSON
PERSYARATAN REAKTOR THOMPSON : Volume efektif
: 4-5m3
Tinggi nira
: 2.5 m
Waktu tinggal
: 4-10 menit (tergantung bahan)
Nilai pengenceran : 15 kali Jumlah gas diperlukan 5 kali volume nira dengan kadar sekitar 10% 1 m3 gas mampu mensirkulasikan 3 m3 nira Reaktor Thomson ini dilahirkan bukan melalui penjabaran matematik tetapi diperoleh dari percobaan dan pengalaman langsung dipraktek. Kalau persyaratan Thomson diikuti benar maka alatnya hanya untuk kapasitas pabrik sekitar 1500-2000 TCD.
REAKTOR SULFITASI – TOWER ABSORBER Sulfur tower (tower absorber) merupakan suatu menara yang tersusun atas beberapa tray, didesain untuk menghasilkan aliran nira yang kontinu dari atas ke bawah pada saat gas SO2 mengalir ke atas sehingga terjadi reaksi. Nira umpan masuk dari puncak menara dalam bentuk semburan (semprotan) kemudian turun kebawah melalui melalui tray yang berlubang (perforated tray). Nira pecah menjadi seperti hujan pada saat bergerak turun bertemu dengan gas SO2 yang bergerak naik.
Gas SO2 bergerak naik ke atas karena ditarik dengan Blower dan gas buangannya didispersikan ke atmosfer.
Dimensi Sulfur Tower (Tower Absorber) : Jumlah tray ~ % recovery
Absorbent : air, % recovery : 95 N tray = 9 buah, Tray spacing : 0,15 – 1 m (optimum: 0.3-0.6m) Down comer area : 12% Luas penampang Net area : Luas penampang – Downcomer area Active area : Luas penampang – 2x Downcomer area Hole Area : min 10% active area Hole diameter : 15-25 mm Diameter ~ kapasitas giling ~ debit nira 3000 - 3500 TCD : 0.9 m 3500 - 4000 TCD : 1,0 m 4000 - 4500 TCD : 1,1 m 4500 - 5000 TCD : 1,2 m
Exhaust Gas
Limed Juice Inlet
Gas SO2 inlet Juice Oulet
TANGKI REAKSI Penyempurnaan reaksi shg terbentuk gumpalan yang incompressible Suhu reaksi 70-75 C pH 7.2 Waktu tinggal 4-10 menit Rpm pengaduk 60 rpm
Jenis pengaduk Paddle
FLOKULAN Penyediaan larutan flokulan : Larutan induk (5gr/kg larutan). Larutan penjatah (0,5-1 gr/kg larutan). Rpm pengaduk = 10-15 rpm, paddle atau Udara. Pelarut = air dingin WTP, kondensat ( 1,116 V0,4 ; d ~ diamater, m; V ~ flowrate, m3/s Jenis B 1 m/s
Flash Tank
BEJANA PENGENDAPAN (SUBSIDER / CLARIFIER)
Subsider / Clarifier
DASAR DESAIN
Clear Juice Up-Flow
Juice flow 3-6 m/jam
Penyebab kecepatan mud down -flow < 4.5m/jam Temperature drop Bagacillo (< 7 kg/ton tebu) Endapan tidak compact karena reaksi defekasi-sulfitasi
Mud Down-flow ≥ 4.5 m/jam v
[ρs - ρl] .d2.g = ---------------18.μ
Subsider / Clarifier
DASAR DESAIN Dasar Teori Kecepatan pengendapan ≧ 75 mm/min (4.5 m/j)
Kecepatan aliran nira max 15 m/j 3-6 m/j
: aliran laminer
6-12 m/j
: aliran ajeg, pengendapan bagus
12-15 m/j
: turbulen mulai terjadi, pengendapan masih bisa
>15 m/j
: turbulen, TIDAK TERJADI PENGENDAPAN (Hugot,1986)
Subsider / Clarifier
DASAR DESAIN CLARIFIER-RAPI DORR, MULTI TRAY
Pengendapan ~ ditentukan oleh luas penampang clarifier Luas permukaan klarifier (4 kompartemen) ~ 1.7 m2/tch Volume ~4,5 m3/tch, waktu tinggal 3-4 jam Dorr :
Tinggi tray ~ 69 cm, kompartemen bawah ~ 2-3 x tinggi kompartemen lainnya Kompartemen atas ~ 122 cm Kompartemen bawah ~ 183 cm
Dia, m 3,048 5,486 7,315 7,925 9,144 10,973
vol,m3 10 18 24 26 30 36
area, m2 29 94 168 198 262 378
kap, tch 18 59 105 124 164 236
Subsider / Clarifier
5-10 mm/s
5-10 mm/s
>10 mm/s >10 mm/s
Clarified Feed juice
Clarified juice
10 mm/s
Feed
CFD model prediction velocity plot
Clarified juice Centre of clarifier
Centre of clarifier
Clarified juice
CFD model prediction velocity plot
Wall of clarifier
Standard SRI clarifier 10.3 m diameter, 700 m3/h
Modified SRI clarifier 10.3 m diameter, 700 m3/h