Desain Tematik - Review Taman Kendedes Kota Malang - Judha Widhita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REVIEW TAMAN KENDEDES KOTA MALANG SEBAGAI OBJEK DESAIN TEMATIK Oleh : Judha Widhita NIM. 16073000012 1. Pendahuluan Taman kota sebagai ruang terbuka hijau dan ruang publik merupakan salah satu fasilitas kota yang memiliki fungsi penting yaitu terkait aspek ekologi, sosial budaya dan estetika. Berkaitan dengan fungsi ekologi sebuah taman kota dapat berfungsi sebagai pengendali iklim berupa produsen oksigen, peredam kebisingan, dan juga berfungsi sebagai visual kontrol pandangan yaitu dengan menahan silau matahari atau pantulan sinar matahari. Dalam fungsi sosial budaya taman kota dapat berfungsi sebagai tempat masyarakat bertemu, berkumpul dan berinteraksi. Adapun fungsi estetika dalam taman kota yaitu meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota, serta menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota. Salah satu upaya mewujudkan sebuah keragaman pada taman-taman kota dapat dilakukan dengan pembangunan taman yang berbasis tematik. Taman tematik adalah taman yang dibuat dengan memunculkan sebuah karakter tertentu dalam sebuah tema sebagai ciri khas yang dapat difungsikan sebagai penanda atau identitas kawasan. Taman tematik dapat berfungsi sebagai sarana pertukaran ide, pusat penelitan dan pengembangan produk kreatif. Taman Kendedes merupakan sebuah kawasan ruang terbuka hijau berupa taman selamat datang yang terletak di pintu masuk kota Malang sebelah utara. Taman ini memiliki luas lahan sebesar 5000 m 2 dengan ikon Patung Kendedes sebagai landmark kawasan serta terdapat Patung Perjuangan. Selain Patung Kendedes dan Patung Perjuangan pada kawasan ini juga terdapat area yang ditanami pohon pinus dan beberapa vegetasi tanaman lain yang secara ekologis sudah cukup untuk memenuhi fungsi taman kota sebagai ruang terbuka hijau. Dalam perkembangannya Taman Kendedes ini telah dicoba untuk didesain menjadi sebuah kawasan taman tematik dengan mengangkat kearifan lokal sebagai tema dalam desainnya pada tahun 2015. Tema yang diangkat adalah topeng malangan yang dianggap mewakili kearifan lokal kota Malang serta memiliki tinjauan sejarah yang berhubungan dengan ikon Patung Kendedes.



2. Permasalahan Taman Kendedes sebagai salah satu RTH di pintu masuk kota Malang secara potensi tata letak memiliki kondisi lahan yang cukup strategis untuk dikembangkan. Sebagai taman yang berlokasi di pintu gerbang kota, taman kendedes sering kali masih diabaikan dan tidak diperhatikan serta dirasa masih belum mampu menjadi penanda kuat identitas masuk Kota Malang. Selain itu sarana dan prasarana di dalam taman juga belum tertata dengan baik sehingga taman banyak dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan negatif.



3. Tujuan Perencanaan Perancangan yang dilakukan memiliki tujuan meningkatkan fungsi Taman Kendedes sebagai salah satu RTH di Kota Malang



dengan memaksimalkan



potensi Taman Kendedes sebagai taman selamat datang di pintu masuk Kota Malang dengan memasukkan



unsur



masyarakat yang melintas



tema



ataupun



tertentu yang



sebagai



masuk



ke



penguat Kota



kesan



bagi



Malang,



serta



memaksimalkan sarana dan prasarana di dalam taman sehingga taman tersebut dapat berfungi secara optimal dan menjadi taman yang aktif.



4. Deskripsi Tema dan Konsep Dalam penentuan konsep telah dilakukan berbagai kajian terkait kondisi area yang akan direncanakan dengan menggali potensi serta mencari kendala di dalam zona perencanaan untuk mencapai tujuan produk perancangan area RTH dengan tema khusus. Tahapan dalam menentukan kosep di dalam desain perencanaan Taman Kendedes ini adalah sebagai berikut : 1. Survey dan Identifikasi Lokasi 2. Analisa dan Sintesa 3. Penentuan dan Pengembangan Tema 4. Konsep Desain



4.1 Survey dan Identifikasi Lokasi Dari hasil survey yang telah dilakukan telah didapatkan gambaran lokasi, batasan tapak, sarana prasarana yang ada serta kondisi lingkungan didalam lokasi



maupun disekitar lokasi. Dari hasil survey maka telah dibuat peta lay out eksisting lahan.



Gambar 1. Lay Out Eksisting Taman Kendedes



Dari data hasil survey pengamatan lahan maka dilakukan identifikasi lokasi mengenai beberapa aspek kebutuhan desain. Pengamatan utama yang dilakukan adalah mengenai elemen-elemen kenyamanan Taman Kendedes sebagai RTH ruang publik . Sesuai dengan Project For Public Space terdapat empat emelen utama dalam mewujudkan ruang publik yang nyaman yaitu : 1. Access and Linkages 2. Comfort and Image 3. Uses and Activity 4. Sociability



Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan berdasarkan empat elemen Project For Public Space di atas didapatkan hasil identifikasi sebagai berikut : 1. Access and Linkages – Rendah



Terkait akses serta keterkaitan antara ruang di dalam area taman maupun keterkaitan antara area di luar taman dengan area di dalam taman masih dirasa belum bisa terhubung dengan baik. Hal ini dikarenakan tidak adanya akses-akses maupun fasilitas untuk pengunjung, terutama pengguna kendaraan bermotor sangat tidak memungkinkan untuk masuk ke area taman. 2. Comfort and Image – Tinggi Tingkat kenyamanan di dalam area cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari tingkat keamanan, keselamatan dan kebersihan di dalam area taman yang selalu terjaga. Dari segi image atau kesan yang ditangkap, area taman ini memiliki kesan yang cukup apik dengan adanya vegetasi yang tertata dengan baik, serta terdapat patung kendedes yang secara image memberikan kesan penguat terhadap keberadaan taman tersebut. 3. Uses and Activity – Tinggi Penggunaan dan aktivitas dalam area ini sudah cukup tinggi dapat dilihat dari tingkat pengunaan taman terutama saat pagi, siang dan sore hari banyak dari masyarakat umum sampai dengan pelajar yang menggunakan taman tersebut. 4. Sociability – Sedang Tingkat sosial (sociability) pada lokasi perancangan ini tergolong sedang. Meskipun sudah ada aktifitas yang dilakukan di dalam taman dari pagi hingga sore hari, yang terjadi adalah aktifitas yang di lakukan cenderung individu tidak begitu nampak kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kebersamaan antar pengguna taman. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas-fasilitas untuk merangsang kegiatan aktif di dalam taman yang dapat melibatkan berbagai sekmen pengguna baik dari segi usia, kelompok dan golongan.



Dari hasil di atas maka taman tersebut masih memungkinkan untuk bisa di kembangkan lebih jauh lagi dengan melakukan analisa dan sintesa yang lebih dalam untuk pengembangan di dalam area yang direncanakan sehingga nilai-nilai elemen utama yang masih dalam kategori rendah maupun sedang bisa ditingkatkan.



Kriteria



Taman Kendedes



Access &



Rendah



Linkages Comfort &



Tinggi



Image Uses Activities



Tinggi



Sociability



Sedang



Tabel 1. Penilaian Taman Kendedes Berdasarkan Kriteria Project For Public Space



Gambar 2. Skema Great Place Project Form Public Space



4.2 Analisa dan Sintesa Sebelum



menentukan konsep



yang



tepat



untuk



area taman yang



direncanakan, tahap berikutnya yang dilakukan adalah analisa dan sintesa dari berbagai aspek potensi serta kendala yang ditemukan dilapangan. Analisa dan sintesa ini merupakan langkah awal dalam menentukan bagaimana potensi yang ada dapat dikembangkan dan bagaimana permasalahan yang ada di lokasi perencanaan dapat diberikan solusi pemecahan masalahnya. Berdasarkan hasil pengamatan, zona perancangan ini berada di pintu perbatasan sebelah utara antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang. Secara image sebenarnya area ini sudah terbentuk sebagai taman gerbang kota dengan adanya dua patung perjuangan 45 dan patung kendedes. Namun dari segi visual kedua patung tersebut tidak begitu nampak bila dilihat dari jalan karena beberapa ganguan visual sehingga kesan gerbang pada area ini tidak terasa ketika orang melewati area ini. Ganguan visual ini dapat diatasi dengan melakukan penataan kembali terhadap vegetasi ataupun bangunan-bangunan yang menghalangi dan menggangu view ke arah patung, sehingga image gerbang yang diharapkan dari patung yang sudah ada dapat muncul.



Gangguan Visual Taman Kendedes 1. Reklame Sebagai Gerbang 2. Semak 3. Glodokan tiang (pohon) 4. Palm (Pohon)



Gambar 3 Ganguan Visual Taman



Dari segi keberadaan dua patung yang ada di dalam area itu sendiri, secara visual patung kendedes lebih memiliki karakter yang kuat dikarenakan dari segi bentuk, posisi dan background tanaman di sekitar atau di belakang patung kendedes lebih dapat menonjolkan patung kendedes dibandingkan dengan patung perjuangan 45, sehingga pada area sekitar patung kendedes bisa diolah sedemikian rupa sehingga patung kendedes dapat lebih terlihat sebagai penguat image gerbang kota. Pada area di bagian dalam taman masih banyak sekali ruang-ruang kosong yang tidak dimanfaatkan sehingga dari analisa yang dibuat ruang-ruang ini bila tidak dimanfaatkan akan bisa menjadi ruang-ruang negatif yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan terutama permasalahan sosial penyakit masyarakat. Namun secara potensi ruang, area-area tersebut cenderung masih bisa dimanfaatkan menjadi area aktif sebagai penunjang keberadaan taman tersebut.



Area belakang membentuk ruang ruang negatif Rawan aktivitas penyakit masyarakat



Gambar 4. Ruang-Ruang Negatif



Area parkir sebagai salah satu elemen penting dalam sebuh taman memang belum ada



pada lokasi tapak yang direncanakan



sehingga



hal



ini sangat



menggangu akses untuk pengguna masuk ke dalam area taman. Oleh karena itu perlu dipikirkan rencana zona parkir yang tepat sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan akan akses parkir yang aman, nyaman dan mudah aksesibilitasnya.



NO



ANALISA



SINTESA



A



POTENSI



1



Patung kendedes sebagai Image



Bisa dikembangkan lebih lanjut



Kota



penguatan image patung kendedes sebagai penguat image gerbang kota



2



3



Area dimungkinkan untuk aktivitas



Pemberian fasilitas-fasilitas



aktif



pendukung aktivitas aktif



Tanaman eksisting relatif sesuai



Tanaman eksisting yang ada bisa di manfaatkan sesuai dengan aktifitasaktifitas yang akan dimunculkan



B



KENDALA



1



Ketiadaan



parkir,



mengganggu



akses



Perlu direncanakan sebuah zona area parkir dengan mempertimbangkan kapasitas



pengunjung



dan



aksesibilitas dari segi lalu-lintas kendaraan 2



Sisi barat tapak merupakan akses



Pemberian fasilitas dengan aktivitas



jalur cepat



tinggi di



area belakang sebagai



salah satu faktor keamanan dan kenyaman pengunjung 3



Image Gerbang tidak terasa



Penataan terhadap bangunan dan vegetasi



penghalang



visul



serta



pembuatan artwork repetisi penguat image. Tabel 2. Analisa-Sintesa Tapak



4.3 Penentuan dan Pengembangan Tema Tema adalah gagasan spesifik yang nantinya menjadi acuan dari ide-ide penggarapan desain. Penentuan sebuah tema pada desain dimana ruang publik itu akan dibangun memang banyak hal yang harus di pertimbangkan. Isu-isu sosial, politik, budaya dan bahkan ekonomi bisa dijadikan salah satu pertimbangan di dalamnya. Sejarah dan tingkat kepopuleran isu-isu yang berkembang saat ini dilingkungan area yang direncanakan merupakan salah satu perhatian serta pertimbangan yang bisa d ambil dalam proses perancangan. Dari hasil analisa dan sintesa yang telah diuraikan di atas, terdapat poin-poin utama yang bisa diambil dan dikembangkan dalam menentukan tema yang tepat untuk diangkat didalam desain taman tematik ini. Salah satu poin utama yang dirasa paling kuat di dalam objek desain adalah patung kendedes. Patung kendedes dari segi sejarah dan kebudayaan cukup melekat di kota Malang. Selain itu patung kendedes sendiri cukup pas sebagai penguat image gerbang kota. Patung kendedes yang merupakan replika karakter dan sejarah kota Malang coba dihubungkan dengan budaya kearifan lokal yang secara isu memiliki tingkat kepopuleran baik di lingkungan kota Malang sendiri, nasional maupun internasional. Isu budaya kearifan lokal yang berkembang paling kuat di kota Malang serta memiliki tingkat kepopuleran tinggi adalah “Topeng Malangan”. Topeng malangan dari segi sejarah memiliki keterikatan terhadap tokoh kendedes yang merupakan salah satu pelaku sejarah kerajaan Singosari yang merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Majapahit. Topeng pada masa kerajaan Majapahit yang saat itu dipimpin oleh raja Hayam Wuruk sudah digunakan sebagai media komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya dalam sebuah pertunjukan untuk menyampaikan berbagai pesan yang akan disampaikan raja kepada rakyatnya. Dalam perkembangannya topeng malangan sendiri akhirnya menjadi sebuah kerajinan fungsional khas malang yang memiliki ciri-ciri berbeda dari topeng-topeng yang ada di daerah-daerah Indonesia. Topeng Malangan memiliki corak khas dari pahatan kayu yang realis serta menggambarkan karakter wajah suatu tokoh. Terdapat banyak ragam dari jenis Topeng Malangan yang dibuat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai karakter yang sifatnya tidak teratur. Selain itu topeng malangan sendiri juga merupakan atribut pertunjukan seni wayang topeng malangan yang merupakan sebuah pertunjukan mengetengahkan karakteristik tokoh-tokoh yang akan dimunculkan.



berlakon untuk



Dari berbagai pertimbangan di atas berdasarkan tingkat kepopuleran, keterkaitan sejarah dan budaya yang sangat melekat dengan Malang secara keseluruhan baik kota maupun kabupaten, maka sudah cukup tepatlah topeng malangan ini di angkat sebagai tema utama dalam perancangan taman tematik ini.



Pengembangan Tema Patung Kendedes Replika Karakter & Sejarah Topeng Malangan



TAMAN TOPENG Gambar 5. Diagram Pengembangan Tema



4.4. Analisa Bentuk Topeng Malangan Topeng malangan dapat dikelompokkan berdasarkan karakter bentuk wajah yang mewakili sifat-sifat yang ingin dimunculkan dalam wayang topeng malangan. Ada tiga karakter yang mendasari pada wujut topeng malangan, yaitu : 1.



Karakter Ksatria (Alusan)



2.



Karakter Putri (Alusan)



3.



Karakter Gagahan atau Sabrang



Karakter Ksatria dan Putri cenderung sama dengan cirikhas berbentuk oval dengan mata gabahan atau liyepan dan memiliki ciri ukiran rambut di atas bagian alis melingkar searah. Yang membedakan hanyalah pada karakter ksatria menggunakan lukisan kumis sebagai pembeda antara karakter ksatria dengan karakter putri. Kedua karakter ini menunjukkan simbol watak luhur, anggun, jujur dan rupawan. Sedangkan Karakter Gagahan atau Sabrangan cirikhas berbentuk bulat dengan mata bulat kedelen atau telengan dan memiliki ciri ukiran rambut di atas



bagian alis melingkar dua arah berlawanan (kuputarung). Karakter ini cenderung menunjukkan simbol watak pemarah, pemberani dan keras (lanyap dan agal).



Gambar 6. Karakter Alusan (Ksatria dan Putri)



Gambar 7. Karakter Gagahan atau Sabrangan



Dari segi asesori dalam tari topeng malangan, ketika sudah masuk ke dalam pagelaran pementasan tari, banyak hal yang bisa diambil untuk dikembangan didalam desain salah satunya yang paling menonjol adalah gelung jamang, ilat-ilatan pedang, sampur dan pernik-pernik penunjang lainnya.



Gelung Jamang



Ilat-Ilatan Pedang Sampur



Gambar 8. Pernik-Pernik Pakaian atau Atribut Tari Topeng Malangan



4.5 Konsep Desain Dari hasil pembahasan di atas maka dapat dijabarkan secara terperinci konsep perancangan



desain secara



keseluruhan berdasarkan tema yang telah



ditentukan. 1. Penguatan Image Gerbang Kota Untuk memberikan penguatan image gerbang kota banyak hal yang bisa dilakukan. Dalam kasus taman kendedes ini posisi patung kendedes yang terlalu kedalam dan warna perunggu yang berkesan gelap ditambah back ground tanaman yang dominan berwarna hijau cenderung tidak dapat menonjolkan patung kendedes sendiri sebagai icon gerbang kota. Dalam pengembangannya konsep yang ditawarkan yaitu ada beberapa usulan konsep antara lain sebagai berikut :  Pewarnaan ulang patung kendedes dengan warna yang lebih terang dan kontras dengan back ground dari tanaman yang ada di belakangnya  Penambahan art



work



topeng malangan sebagai penguat visual patung



kendedes sekaligus sebagai ikon utama dalam pengangkatan topeng malangan sebagai tema taman.  Pengolahan vegetasi semak di depan lokasi patung kendedes dengan pola mengarah ke arah patung kendedes  Penggunaan permainan cahaya lampu di malam hari



Pembentukan Image skala gerbang kota



Area Penataan Tanaman Rendah



Gambar 9. Konsep Penataan Penguatan Image Gerbang Kota



Pewarnaan patung dengan warna yang lebih terang



Gambar 10. Konsep Pearnaan Ulang Patung Kendedes



Konsep Art Work yang ditawarkan sebagai penguat visual patung kendedes didasarkan pada analisa bentuk topeng malangan. Secara visual untuk memperkuat image patung kendedes sebagai point of interest dibutuhkan bentukkan art work yang



tinggi, serupa dan peletakkannya cenderung membentuk huruf v dengan pusat visual berada di patung kendedes. Dari analisa tersebut bentukan art work atau sclupture yang dibuat merupakan pengolahan dari bentuk topeng pada masing-masing karakter yang kemudian di padukan dengan salah satu pernik aksesoris tari topeng malangan yaitu gelung jamang yang dipadu dengan motif ukiran sehingga secara visual bentuk sclupture manjadi lebih luwes untuk di tampilkan di area taman.



Gambar 11. Diagram Konsep Art Work / Sclupture Topeng Malangan



Untuk memperindah serta supaya art work atau sclupture tetap dapat terlihat pada malam hari maka konsep yang ditawarkan adalah penggunaan lampu yang menyorot art work pada bagian muka karakter topeng malangan, serta pada bagian ornamen di atas kepala juga menyala lampu dari dalam. 2. Area Klasik Tradisonal Pemanfaatan ruang-ruang negatif sebagai upaya pemanfaatan lahan untuk aktifitas dengan pola aktif masih banyak kemungkinan untuk dibuat pada taman ini. Salah satu area sebelah timur area taman yang berbatasan langsung dengan Kantor Dinas Energi



dan



Sumber Daya



Mineral



Kabupaten



Malang secara



konseptual



ditawarkan sebagai salah satu fasilitas dalam taman yang di bentuk



dengan



konsep penataan vegetasi bergaya tropis klasik dengan aplikasi pemanfaatan bahan-bahan alam untuk jalur pejalan kaki dan fasilitas site funiture, serta menempatkan beberapa bahan alam yang diolah dengan diberi tulisan filosofifilosofi hidup baik yang berkaitan dengan topeng malangan sendiri maupun filosofi hidup secara umum.



„” Urip iku urup” (Hidup itu menyala, hidup memberi manfaat)



“Memayu Hayuning Bawono, Ambrasta Dur Hangoro” (Manusia hidup didunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan, Kesejahteraan, serta memeberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak)



” Sura dira Jayaningrat, lebur dining Pangastutik” (Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan Dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)



Gambar 12. Konsep Area Klasik Tradisional



3.



Area Galeri Seni Salah satu area yang memiliki potensi sangat bagus adalah area zona tanaman pohon pinus yang terletak di sebelah selatan patung kendedes. Pada area ini pohon pinus ditanam secara rapi dengan jarak yang sama. Area ini secara konseptual dapat diolah menjadi sebuah potensi aktifitas yang dapat dimunculkan sebagai salah satu elemen aktifitas aktif namun memiliki sifat yang portable atau tidak permanen. Konsep yang diusulkan dalam memanfaatkan area tersebut sebagai ruang pameran bagi berbagai macam jenis karya seni yang akan dipamerkan oleh semua komunitas seni di kota Malang. Konsep yang ditawarkan yaitu memberikan ruang kreatif dengan hanya menempatkan tatakan-tatakan kosong sebagai dasar peletakan materi yang akan dipamerkan. Sedangkan untuk mendukung aktifitas di dalamnya tetap akan di beri perkerasan namun tidak begitu dominan dan berbahan dasar bahan alam dan secara visual tetap dibiarkan alami.



Gambar 13. Konsep Area Galeri Seni



4.



Area Plaza Seni Area ini merupakan area dengan bentuk kontur yang berbeda cenderung kontur lebih rendah pada area tengahnya. Namun secara view area ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai ruang aktif dan multi fungsi. Salah satu konsep yang diusulkan adalah pemanfaatan area sebagai plaza seni yang digunakan untuk tempat pertunjukan tari topeng malangan ataupun pertunjukan lainnya. Posisi area ini berada di sebelah utara dari patung kendedes. Posisi kontur di sebelah timur cenderung meninggi dan secara bentuk sudah hampir menyerupai bentuk panggung. Sedangkan disisi sebelah barat dan selatan yang berdekatan dengan patung kendedes bisa dimanfaatkan sebagai tempat duduk kombinasi perkerasan dengan rumput.



Pemanfaatan sebagai panggung seni



Pemanfaatan sebagai tempat duduk kombinasi perkerasan dengan rumput



Gambar 14. Konsep Area Plaza Seni



5.



Area dan Akses Parkir Area parkir merupakan fasilitas utama pendukung adanya ruang publik. Area parkir direncanakan pada sisi sebelah selatan lokasi dengan memanfaatkan bekas tempat pembuangan sampah sementara yang tidak berfungsi. Untuk akses keluar masuk area parkir sendiri dimungkinkan untuk dapat diakses dari dua jalur jalan yaitu dari Jl. Ahmad Yani dan Jl. Teluk Pelabuhan Ratu, sehingga secara aksesibilitasnya memudahkan orang untuk masuk ke dalam Taman Kendedes ini.



Gambar 15. Konsep Area Parkir



5. Desain Secara umum hasil dari perencanaan ini terbagi atas dua produk utama sebagai acuan untuk pelaksanaan fisik dari pembangunan Taman Kendedes ini. Produk yang di hasilkan meliputi : 1. Master Plan 2. DED Pekerjaan Tahap I



5.1 Master Plan Master plan yang telah di buat meliputi objek-objek desain yang telah dijabarkan secara keseluruhan pada bagian konsep desain di atas, sehingga hasil yang dibuat secara umum sudah dapat memfasilitasi dan mendukung segala aktifitas sesuai dengan tema yang diangkat dalam pembuatan Taman Kendedes ini. Adapun hasil perencanaan ini membagi beberapa zona menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut : 1. Zona Image Gerbang Kota 2. Zona Klasik Tradisional 3. Zona Galeri Seni 4. Zona Plaza Seni 5. Zona Parkir



Zona Image Gerbang Kota



Zona Parkir



Zona Galeri Seni Zona . Plaza Seni Zona Klasik Tradisional



Gambar 16. Master Plan Taman Kendedes



5.2 DED Tahap I Pembuatan Detail Engineering Design (DED) pada tahap ini telah disesuaikan dengan total anggaran fisik yang tersedia. Pada tahap ini fokus utama adalah mengolah area zona image gerbang kota, sehingga target pencapaian taman tersebut sebagai salah satu penguat image gerbang kota dapat tercapai terlebih dahulu. Adapun pekerjaan-pekerjaan secara detail yang dilakukan pada tahap I (pertama) adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan Art Work/Sclupture Topeng Malangan 2. Pengecatan Kembali Patung Kendedes 3. Pekerjaan Lighting sclupture 4. Penataan Vegetasi Semak Pengarah Pandang 5. Pemindahan Pohon Eksisting Penghalang Padangan terhadap Patung Kendedes dan Patung Topeng Malangan



Gambar 17. Detail Art Work / Slclupture Topeng Malangan Karakter Alusan



Gambar 17. Detail Art Work / Slclupture Topeng Malangan Karakter Gagahan atau Sabrangan



Gambar 18. Detail Penempatan Lampu Sorot Par 38 Tampak Atas Sclupture Topeng Malangan



Gambar 19. Detail Pengecatan Patung Kendedes



Gambar 20. Penataan Vegetasi Pengarah Pandang



Gambar 21. Detail Penanaman Kembali Pohon Pindahan



Gambar 22. 3D Zona Image Gerbang Kota



Gambar 23. Hasil Pembangunan Taman Kendedes



Gambar 23. Hasil Pembangunan Taman Kendedes Tampak Atas (Siang dan Malam Hari)



DAFTAR PUSTAKA. 



Bagiar Adla Satria dan Prananda Navitas. 2016. Penentuan Tema Ruang Terbuka HijauAktif Di Kota Malang Berdasarkan Preferensi Masyarakat. ITS. Jurnal Teknik ITS Vol. 5, No. 1







Hakim, Rustam Ir. 2003.Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap.Bumi Aksara : Jakarta







Nadia Imansari dan Parfi Khadiyanta. 2015. Penyediaan Hutan Kota dan Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Preferensi Masyarakat di Kawasan Pusat Kota Tanggerang. UNDIP. Jurnal Ruang Vol. 1 Nomor 3







Project For Public Space. 2015. What Makes a Succesfull Place?.(www.pps.org)