14 0 138 KB
BAB I TINJAUAN TEORITIs
A.
Pengertian Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih yang terjadi karena frekuensi satu atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suryadi, dan Rita Yuliani, 2001 : 83). Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih pada anak, konsistensi feces encer,dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah, atau lendir saja. (Nastiyah, 1997 : 143). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100 –200 ml/jam tinja). (Hendarwanto, 1996 : 45) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar dengan konsistensi encer atau cair dari biasanya, 3 kali perhari, dan dapat disertai darah atau lendir dengan timbul secara mendadak.
B.
Etiologi Penyebab diare menurut Nastiyah, 1997 : 143 dapat dibagi dalam beberapa faktor : a.
Faktor infeksi, infeksi eksternal maupun parenteral.
b.
Faktor mal absorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida. 2) Mal absorbsi lemak. 3) Mal absorbsi protein.
c.
Makanan Makanan basi, makanan beracun, dan alergi terhadap makanan.
d.
Faktor Psikologis Rasa takut dan cemas.
e. Mal nutrisi f. Gangguan Imunologi C.
Patofisiologi. a.
Meningkatnya motilitas dan sepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan elektrolit yang berlebihan. a)
Cairan, sodium, potasium, dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi. Kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik. Diare yang dapat terjadi merupakan proses dari : 1). Transport
akibat
rangsangan
toksin
bakteri
mukosestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit mikro organisme yang masih akan merusak sel mukosa intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. 2). Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit serta bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom mal absorbsi. 3). Meningkatnya
mortalitas
intestinal
dapat
mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal. Tahapan dehidrasi dari A Shwill and Dorske (1997)
Dehidrasi ringan : berat badan menurun 3%-5%, dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50ml/kg.
Dehidrasi sedang : berat badan menurun 6%-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90 ml/kg.
Dehidrasi berat : berat badan menurunlebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari100 ml/kg.
D. Manifestasi klinik a.
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b.
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor jelek, ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
c.
Keram abdoment.
d.
Demam.
e.
Mual dan muntah.
f.
Anoreksia.
g.
Lemah dan pucat.
h.
Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernafasan cepat.
i.
Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.
E. Manajement medik secara umum dan penata laksanaan. Secara garis besarnya pengobatan diare dapat dibagi dalam : a.
Pengobatan kausal. Pengobatan terhadap kausal diare diberikan setelah kita mengetahui penyebab yang pasti. Jika kausal diare ini infeksi parenteral diberikan anti biotik sistemik.
b.
Pengobatan simptomik. 1). Obat-obat anti diare. 2). Obat anti emetik. Obat anti emetik dapat mencegah muntah juga dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan bersama tinja. 3). Anti piretik. Dapat menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi penyerta.
c.
Pengobatan cairan. Sistematika pengobatan pada penyakit diare dapat dilaksanakan secara sederhana misalnya untuk dehidrasi berat diberikan cairan rehidrasi parenteral, dehidrasi sedang dan ringan diberikan cairan cairan rehidrasi oral. Pengobatan dehidrasi berat diberikan secaraparenteral di rumah
sakit dan di puskesmas dilakukan perawatan inap. Dehidrasi sedang diobati secara rawat jalan yang dilakukan di poliklinik rumahsakit, sedangkan dehidrasi ringan dapat diobati di Posyandu atau di rumah oleh keluarga sendiri dengan petunjuk petugas kesehatan. (A.H. Markum, 1995 : 458) d.
Pengobatan Dietetik. Pada penata laksanaan dietik untuk anak dengan diare akut, pemberian asi supaya diteruskan, dan bahan makanan yang diberikan harus mengandung cukup kalori dan mineral vitamin.
F. Dampak terhadap sistem tubuh lain. a.
Terhadap sistem respirasi. Akibat pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan dapat meningkatkan kadar asam dalam darah, sehingga mengantarkan ke medulla oblongata dan pons mengakibatkan kompensasi terhadap paru untuk meningkatkan ventilasi paru maka terjadilah hiperventilasi dan pernafasan menjadi cepat.
b.
Terhadap sistem persarafan. Diare yang terlalu sering dapat mengakibatkan mudahnya proses depolarisasi ion kalium dan natrium. Perpindahan ion kalium dan matrium
dibantu
denganmenggunakan
neurotransmitter
sehingga
terjadilah potensial aksi yang mengeluarkan ion-ion listrik sehingga terjadilah kejang. c.
Terhadap sistem sirkulasi. Eliminasi yang berlebihan mengakibatkan hilangnya cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi ke dalam rongga intestinal : Mengakibatkan hypotermia,
hyponatremi,
hyperkalemi,
hypovolemia dan terjadilah syok hypovolemi.
sehingga
menimbulkan
BAB II TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Kasus B. Pengumpulan data. a. Identitas. 1. Anak/ Bayi Nama Klien
: An. Q
Umur
: 1, 8 Tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Pendidikan
:-
Agama
: Islam
Anak Ke
: 1 (Satu)
Diagnosa Medis
: Diare Akut+ OBS Vomitus
No Registrasi
: 0407080003
Tgl Masuk
: 07-07-2004
Tgl Dikaji
: 09-07-2004
2. Orang Tua. Nama Ayah
: Tn. D
Umur
: 34 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: TNI-AU
Suku Bangsa
: Jawa
Nama Ibu
: Ny. E
Umur
: 26 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Perumahan Sukani No. 12, Husein
b. Riwayat Kesehatan. 1. Keluhan Utama. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami muntahmuntah selama ½ jam disertai mencret. 2. Riwayat kesehatan sekarang. Selama ½ jam sebelum masuk Rumah Sakit tanggal 07-07-2004 Klien mengalami muntah-muntah berupa makanan yang telah di makan sebelumnya. Sehari sebelumnya klien mengalami diare, dengan konsistensi cair. Kemudian Klien dibawa ke UGD dan langsung dianjurkan agar dirawat di Ruang Perawatan IV Rumah Sakit Dustira. Pada saat di kaji, Ibu Klien Mengatakan Klien Sering BAB dgn Konsistensi cair / mencret selama 4 kali perhari disertai panas, dan muntah tiap kali makan dan minum. 3. Riwayat kesehatan dahulu. Orang tua klien mengatakan Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit Diare seperti sekarang ini dan klien belum pernah dirawat sebelumnya, klien hanya pernah mengalami batuk dan pilek saja 4. Riwayat kehamilan dan persalinan. a).
Pre Natal Kehamilan pertama. Penerimaan kehamilan baik, karena merupakan anak yang diharapkan. Kesaehatan Ibu selama hamil, tidak pernah mengalami sakit. Gizi selama hamil, baik. Ibi memakan makanan bergizi.
Tidak terdapat makanan Pantangan saat hamil. Ibu selama hamil mengalami kenaikan berat badan 10 kg. Tidak terdapat keluhan selama kehamilan, saat hamil muda/ trimester I Ibu mual namun tidak sampai muntah, yangb terjadi pada pagi hari. Ibu mengkonsumsi obat penambah darah dan vitamin selama masa kehamilan. Imunisasi TFT 1 pada usia kehamilan 4 bulan dan TFT 2 pada usia kehamilan 6 bulan. b). Natal. Bayi ditolong oleh bidan pada saat lahir. Jenis persalinan spontan. Waktu persalinan baik. Ibu mengatakan anaknya saat saat lahir langsung menangis keras. Berat badan saat lahir 3000 gr. Tinggi badan saat lahir 55cm. Posisi lahir Normal. c). Post Natal. Kesehatan Ibu, baik tidak terjadi perdarahan post partum. Kesehatan Bayi baik. Nutrisi/ pemberian ASI langsung diberikan. d). Reflek Fisiologis. Babinsky + c. Pola kebutuhan sehari-hari. Nama
:An Q
Umur
:1,8 Tahun.
NO
KEBIASAAN
1
SEHARI-HARI Pola makan dan
SEBELUM SAKIT
SETELAH SAKIT
-
minum. a. Pola makan. -
Frekuensi
-
3x sehari
-
Jenis
-
Nasi tim, nasi dan -
Bubur/
lauk serta sayur.
saring.
-
Porsi
2
Porsi makan habis.
-
Tidak ada.
Nasi
-
Sampai kenyang.
-
Susu, air putih
Jumlah
tim
-
6-8 sendok/ ¼ porsi.
-
Tidak nafsu makan.
-
400 cc.
-
Air putih, oralit
Keluhan
b. Pola minum. -
-
3x sehari
- Jenis Pola eliminasi. a. BAB. -
Frekuensi
-
1-2 kali sehari
-
3-4 kali sehari.
-
Konsistensi
-
Padat, berbentuk.
-
Cair.
-
Warna
-
Kuning tengguli
-
Keluhan
-
Tidak ada keluhan
-
Kuning
-
BAB mencret
b. BAK.
-
4-6 kali sehari.
-
Frekuensi
-
Kuning jernih.
-
Warna
-
1500-2000cc.
-
5-7 kali sehari.
-
Jumlah
-
Khas.
-
Kuning jernih.
-
Bau
-
Tidak ada.
-
1500-2500cc.
-
Keluhan
-
Khas.
-
Sering kencing.
3
Pola Istirahat Tidur. a. Tidur siang. b. Tidur malam.
-
3-4 jam.
-
1-2 jam.
c. Keluhan.
-
11 jam
-
7-8 jam
-
Tidak ada
-
Sering Karena
terbangun. rasa
nyaman 4
Pola
aktivitas
/
bermain 5
Pola
tdk pada
Klien sering Bermain
abdoment. Klien sering menangis,
dengan ibunya.
kurang bermain.
personal
hygiene -
Mandi.
-
2 kali sehari.
-
Belum mandi.
-
Keramas.
-
2 kali seminggu.
-
Belum Keramas.
-
Ganti
-
1 kali sehari, celana
-
1 kali sehari, celana
pakaian.
basah
langsung
basah
diganti. -
langsung
diganti.
1 kali seminggu.
Gunting
-
Belum pernah.
kuku.
d. Perkembangan. Pertumbuhan meliputi : 1. Berat badan : 11,2kg. Sebelum sakit, berat badan : 15 kg. 2. Tinggi badan : 81cm. 3. Jumlah gigi 12 buah, gigi susu atas : 6 buah, gigi susu bawah : 6 buah. 4. Lingkar lengan atas : 15 cm.
5. Lingkar dada : 45 cm. Perkembangan meliputi : 1. Motorik kasar : Klien sudah dapat duduk dan berjalan. 2. Motorik halus : Klien sudah dapat mengikuti gerakan yang dilakukan perawat. 3. Wicara : Klien sudah bisa berbicara. 4. Sosial : Klien dapat bermain Boneka bersama ibunya.
e. Reaksi hospitalisasi. Orang tua klien mengatakan bahwa pada saat awal masuk anaknya sering menangis jika melihat perawat atau dokter, hal tersebut terjadi sampai pada saat pengkajian oleh perawat. f. Riwayat imunisasi. No
Jenis Imunisasi
Umur
Usia
Tempat RS.
1
Hepatitis 1, BCG, Polio 1.
0 Bln.
diberikan 1 Bln.
2
Hepatitis 2, DPT, Polio 2.
2 Bln.
2 Bln.
RS.
3
DPT 2, Polio 3.
3 Bln.
3 Bln.
RS.
4
DPT 3, Polio 4.
4 Bln.
4 Bln.
RS.
5
Hepatitis 3, Campak.
9 Bln.
9 Bln.
RS.
g. Kepribadian dan riwayat sosial. A). Yang mengasuh anak adalah ibu dan neneknya, anak dibesarkan dengan keluarga sendiri.. B). Hubungan dengan teman bermain. Klien dapat bersosialisasi dengan baik jika sedang bermain dengan temannya. C). Hubungan antara keluarga.
Tampak cukup harmonis, klien mau bermain dengan ibu atau ayahnya dan dengan keluarga yang lain. D). Watak / temperamen. Menurut orang tua Klien, Bahwa klien adalah seorang yang periang, mau bermain dengan siapa saja. h.
Pemeriksaan Fisik. a.
Keadaan umum 1. Keadaan umum : Lemah. 2. Kesadaran
b.
: composmetis.
Antropometri. Berat Badan : 11,2 kg. Tinggi Badan : 81 cm. Lingkar kepala : 45,5 cm. Lingkar lengan Atas : 15 cm. Lingkar dada : 45 cm.
c.
Tanda-tanda Vital. Suhu : 38,5`C. Heart Rate : 130 kali / menit Respirasi : 22 kali permenit.
d.
Pemeriksaan umum. 1. Kepala. Ubun-ubun tidak cekung, rambut berwarna hitam, kulit kepala kotor, tidak ada lesi, tidak rontok, dan distribusi merata. -
Mata : Simetris kiri dan kanan, Konjunctiva ananemis, sklera anikterik, pupil isochor, kelopak mata tidak cekung, pergerakan bola mata baik, dapat mengikuti arah gerak mainan yang dipegang perawat.
- Hidung :
Simetris, terdapat sedikit sekret, lubang hidung kotor, mukosa hidung lembab. - Telinga : Simetris kiri dan kanan, terdapat serumen, dan klien dapat mendengar suara dengan jelas ditandai dengan klien menoleh ketika klien mendengar suara dari mainan yang dibawa oleh perawat. - Mulut : Bibir tdk pucat, keadaan kulit bibir lembab. Lidah berwarna merah muda, jumlah gigi 12 buah, gigi susu atas 6 buah, gigi susu bawah 6 buah. Fungsi menelan baik, Mukosa mulut lembab merah muda, tonsil tidak terdapat peradangan. 2. Leher. Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan pada kelenjar vena jugularis maupun kelenjar getah bening. 3. Torax. Bentuk simetris,tidak ada nyeri tekan dan tidak ada retraksi didinding dada. -
Paru : Respirasi 22 kali / menit, bunyi nafas vesikuler, tidak ada kelainan bunyi nafas.
-
Jantung : Heart Rate 130 kali / menit.irama jantung reguler.
4. Abdoment. Abdoment datar dan lembut, bising usus 16 kali / menit. Tidak terdapat nyeri tekan pada saat palpasi, tidfak terjadi pembesaran hepar dan lien, turgor kulit kembali cepat. 5. Genetalia dan anus. Pada genetalia tidak ada lesi dan tidak kotor, anus klien nampak kemerahan namun tidak terjadi ulserasi.
6. Ekstremitas. -
Atas. Terpasang infus KA en IB 60 tetes micro drip[ / menit.
-
Bawah. Klien dapat menggerakan kakinya, babinski (+) oedema tidak ada, kuku bersih, tidak ada cyanosis pada kuku.
7. Data Penunjang. Hasil pemeriksaan laboratorium pada An. Q. NO 1
Jenis Pemeriksaan 18-07-2004. -
Trombosit
Hasil
Nilai Normal
- 265
Ribu/ - 150-450
mm.
Interpretasi - Normal
ribu/ mm. - 4,0-10,0
-
Leukosit
- 5,
9
/mm.
ribu
ribu /mm.
- Normal
- P: 12,5-18,0 gr%
-
HB
- 13,1 gr%
W: 12,0-
- Normal
16,0gr%. - P: 38-51 % W: 36-48%. Hematokrit
35%
Normal