PPK Diare Akut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) SMF INTERNA RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA Tahun 2014 - 2016 DIARE AKUT 1. Definisi



Diare akut adalah perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering dari normal atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih encer atau kedua-duanya dalam waktu < 14 hari. Umumnya disertai dengan segala gangguan saluran cerna yang lain seperti mual, muntah, dan nyeri perut, kadang-kadang disertai demam, darah pada feses serta tenesmus (gejala disentri). Diare juga dapat didefinisikan dari berat tinja > 200 gram per hari pada populasi barat, atau kandungan air pada tinja > 200 cc per hari.



2. Diagnosis



Anamnesis : 1. Onset, durasi, frekuensi, progresivitas diare, kualitas diare; 2. Ada tidaknya muntah 3. Lokasi dan karakteristik nyeri perut 4. Riwayat penyakit dahulu, penyakit dasar/komorbid 5. Petunjuk epidemiologi (daerah endemik, kejadian luar biasa) Pemeriksaan Fisis : 1. Keadaan umum; kesadaran, status gizi dan tanda vital 2. Status hidrasi 3. Kualitas nyeri perut (untuk menyingkirkan penyakit lain yang bermanifestasi diare akut) 4. Colok dubur dianjurkan pada semua kasus diare dengan feses berdarah, terutama pada usia > 50 tahun 5. Identifikasi penyakit komorbid Indikasi rawat inap pada pasien diare akut : 1. Dehidrasi sedang sampai berat 2. Vomitus persisten 3. Diare yang memberat dalam 48 jam



4. Usia lanjut dan geriatri 5. Pasien dengan penekanan sistem imun (immunocompromised) 6. Diare akut dengan komplikasi Derajat dehidrasi



Gejala



Status mental Rasa haus Denyut jantung Kualitas nadi



3. Diagnosis Banding



4. Pemeriksaan Penunjang



Minimal



Derajat Dehidrasi Ringan – Sedang



(9% dari BB) BB) Baik, sadar Lemas atau Apatis, tidak sadar penuh gelisah Minum normal Sangat haus Tidak dapat minum Takikardi, pada Normal Normal kasus berat Meningkat bradikardi Normal - Lemah atau tidak Normal Menurun teraba Normal Normal, cepat Dalam Normal Sedikit cekung Sangat cekung



Pernapasan Mata Mulut dan Basah Kering lidah Turgor kulit Baik < 2 detik Ekstremitas Hangat Dingin Urine output Normal Menurun  Apendisitis  Adneksitis  Diverkulitis  Peritonitis sekunder karena perforasi usus  infeksi sistemik  Inflammatory bowel disease  Enterokolitis iskemik  Oklusi arteri/vena mesenterika -



Berat



Pecah-pecah > 2 detik Sianosis Minimal



Feses rutin, DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, serum transaminase, gula darah, jika perlu analisa gas darah.



-



-



5. Penanganan



Kultur sebaiknya dilakukan terutama pada kasus dengan dehidrasi, demam, diare berdarah, atau setelah 3 hari pengobatan tidak ada perbaikan klinik. Pemeriksaan sigmoidoskopi/kolonoskopi dilakukan pada kasus diare berdarah bila pemeriksaan penunjang yang sebelumnya tidak memperlihatkan penyebab yang jelas.



Terapi suportif : 1. Rehidrasi cairan dan elektrolit a. Oral : diberikan pada pasien diare akut tanpa komplikasi atau dehidrasi ringan. Contohnya: oralit, pedialyte, renalyte. b. Intravena : diberikan pada pasien diare akut dengan komplikasi dehidrasi sedang – berat dan/atau komplikasi lainnya. Contohnya: ringer laktat, ringer asetat. 2. Evaluasi dan penatalaksanaan dehidrasi (klasifikasi berdasar CDC AS 2008) c. Dehidrasi minimal : kekurangan cairan 9% dari kebutuhan normal/BB (112% x 30-40 cc/kgBB/hari). f. Dalam 1 jam pertama, 50% defisit cairan harus diberikan, setelah itu 3 jam berikutnya diberikan sisa defisit, selanjutnya diberikan sesuai dengan kehilangan cairan melalui feses. Terapi simtomatik : 1. Antimotilitas : loperamid (awal 4 mg, selanjutnya 2 mg setiap buang air besar cair, maksimal 16 mg/24 jam). 2. Antispasmodik/spasmolitik : hyosin-n-butilbromid (20 mg 2-3 kali/hari, maksimal 100 mg/24 jam), ekstrak belladona (5 – 10 mg, 3 kali/hari), papaverin (30 – 60 mg, 3 kali/hari). 3. Pengeras feses : atapulgit (2 tablet @ 630 mg setelah diare, diulang 2 tablet setiap diare selanjutnya, maksimal 12 tablet/24 jam), kaolin-pektin (2 ½ tablet @ 550/20 mg setiap diare, maksimal 15 tablet/24 jam).



Terapi etiologik : 1. Infeksi g. Bakteri : Kotrimoksazol (800/160 mg 2 kali/hari), kuinolon (siprofloksasin 500 mg 2 kali/hari, levofloksasin 500 mg sekali sehari), tetrasiklin (500 mg 4 kali/hari selama 3 hari). h. Virus : tidak diberikan terapi anti virus, hanya terapi suportif dan simtomatik. i. Parasit : Metronidazol (250-500 mg 4 kali/hari selama 7-14 hari), paromomisin 4 gr/24 jam dosis terbagi). j. Jamur : Flukonazol 50 mg 2 kali/hari, nistatin (4 kali 1-2cc/1 tablet). 2. Non-infeksi a. Atasi penyebab dasar. b. Hindari makanan/minuman yang menimbulkan intoleransi atau mengandung alergen. c. Antiinflamasi (5-ASA dan kortikosteroid). o Antiansietas. 6. Komplikasi



  



Gagal ginjal dengan/atau tanpa asidosis metabolik Sepsis Ileus paralitik



7. Prognosis







Qua ad vitam



: Bonam







Qua ad functionam



: Bonam







Qua ad sanationam



: Bonam



8. Algoritme



9. Kepustakaan



1.



2.



3.



4.



Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI). Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia . Makmun D, Simadibrata M, Abdullah M, et.al., editors. Jakarta: PGI; 2009. Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. In Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et.al, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. Camilleri M, Murray JA. Diarrhea and constipation. In Longo DL, Fauci AS, editors. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology, 17th ed. New York: McGraw-Hill; 2010. McQuaid KR. Gastrointestinal disorders. In Mcphee SJ, Papadakis MA, editors. Current Medical Diagnosis and Treatment, 15th ed. New York: McGraw-Hill; 2011.



Bulukumba, 28 Oktober 2014 Ketua Komite Medik



Ketua SMF



dr. Bambang Haryanto, Sp.A



dr. Syamsuddin, Sp.Pd



Nip : 19640226198903014



Nip : 197706252002122008



Direktur,



dr. Hj. WAHYUNI. AS, MARS Nip : 196411211998032002