Diksi Dan Kalimat Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF



Disusun oleh :



M Ilham Bintang P



1341177002199



Gilang Hanugra



1341177004000



Karya Supena



1341177004000



PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2016 KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini guna memenuhi salah satu syarat yang telah ditetapkan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Singaperbangsa Karawang. Dalam penulisan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan dan menyajikan yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya



pengetahuan.



Oleh



karena



itu



dalam



rangka



melengkapi



kesempurnaan dari tugas ini sangat diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dan pemikiran dalam penulisan tugas makalah ini, terutama kepada : 1. Orang tua kami yang selalu mendoakan kami agar diberikan kemudahan. 2. Bapak Hamdan Fuadi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan pada penulisan tugas ini. Akhirnya penulis hanya dapat berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca umumnya. Semoga Allah melimpahkan semua rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua.Amiin. Karawang, 9 Oktober 2016



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3 1.1



Latar Belakang..........................................................................................3



1.2



Rumusan Masalah.....................................................................................3



1.3



Tujuan........................................................................................................4



1.4



Manfaat......................................................................................................4



BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5 2.1



Definisi Diksi............................................................................................5



2.2



Fungsi Diksi..............................................................................................5



2.3



Elemen Diksi.............................................................................................6



2.4



Makna dalam Diksi...................................................................................7



2.5



Macam – macam Diksi............................................................................10



2.6



Definisi Kalimat Efektif..........................................................................11



2.7



Syarat Kalimat Efektif.............................................................................11



2.8



Ciri – ciri Kalimat Efektif.......................................................................12



2.9



Struktur Kalimat Efektif..........................................................................16



BAB III PENUTUP...............................................................................................18 3.1



Kesimpulan..............................................................................................18



3.2



Saran........................................................................................................18



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memang harus diakui, dewasa ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. Agar tercipta suatu kalimat yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik tentang penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata maupun kalimat dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Salah satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam berbicara atau menulis adalah diksi (pilihan kata). Pilihan kata termasuk dalam ilmu semantik (semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari makna kata. Dalam memilih kata, pembicara / penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat kamus jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada dua persyaratan yang dituntut oleh pembicara / penulis, yaitu ketetapan dan kesesuaian. Ketetapan artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diucapkan. Ungkapan tersebut harus dapat dipahami oleh pendengar / pembaca dengan tepat. Kesesuaian artinya tafsiran pendengar/penulis sesuai dengan tafsiran pembicara / penulis. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan diksi? 2. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?



4



1.3 Tujuan Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dan kalimat efektif dalam bahasa Indonesia. 1.4 Manfaat Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata. 2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan katakata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien. 3. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Diksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu sesuai dengan yang diharapkan Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi. 2.2 Fungsi Diksi Fungsi pilihan kata atau diksi adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. Selain yang disebutkan diatas diksi memiliki fungsi lain, diantaranya :



6



1. Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis. 2. Untuk mencapai target komunikasi yang efektif. 3. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. 4. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 2.3 Elemen Diksi Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Nomina, Verba, Infleksi, Hubungan, dan Uterans. 1. Fonem Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Ilmu yang mempelajari tentang fonem disebut fonemik. Fonemik merupakan bagian dari fonologi. Fonologi ini khusus mempelajari bunyi bahasa. 2. Silabel Silabel atau suku kata adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Sebagai contoh, kata wiki terdiri dari dua suku kata: wi dan ki. Silabel sering dianggap sebagai unit pembangun fonologis kata karena dapat memengaruhi ritme dan artikulasi suatu kata. 3. Konjungsi Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk menghubungkan katakata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat. 4. Nomina Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta). 5. Verba Verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat.



7



Adapun



pengertian



verba



menurut



KBBI



adalah



kata



yang



menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan (kata kerja). 6. Infleksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) infleksi merupakan perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang menunjukkan berbagai hubungan gramatikal. Arti lain dari infleksi yaitu perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu, dengan atau tanpa mengubah kelasnya. Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja it, sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah 7. Uterans Uterans merupakan sub elemen



dari



fungsionalitas



diksi,



dan



mempengaruhi diksi berdasarkan kemampuan bahasa dengan kriteria penggunaan dan pemahaman yang jelas dan efektif. 8. Hubungan 2.4 Makna dalam Diksi Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna. Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu : 



Makna Leksikal Makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).







Makna Gramatikal Untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal,



untuk



menyatakan



makna



jamak



bahasa



Indonesia,



menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.



8







Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial Perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari katakata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).







Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.







Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.







Makna Kata dan Makna Istilah Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu



9



kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara. 



Makna Idiomatikal dan Peribahasa Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa







Makna Kias dan Lugas Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.



2.5 Macam – macam Diksi 1. Sinonim Sinonim merupakan pilihan kata yang memiliki persamaan makna. Penggunaan kata sinonim biasanya dimaksudkan untuk membuat apa yang dikatakan / dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin



10



diungkapkan. Contohnya : mati (ekspresi pengungkapan yang kasar) dan wafat (ekspresi pengungkapan yang lebih halus) 2. Antonim Antonim merupakan pilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau pun berbeda. Contoh kata antonim adalah besar dan kecil. 3. Polisemi Poisemi merupakan frasa kata yang memiliki banyak makna. Contohnya kata kepala yang dapat bermakna bagian tubuh yang terletak di atas leher, atau dapat juga bermakna bagian yang terletak di sebelah atas atau pun depan. 4. Homograf Homograf merupakan kata – kata yang memiliki tulisan sama akan tetapi memiliki arti dan bunyi yang berbeda. 5. Homofon Homofon merupakan kata – kata yang memiliki bunyi yang sama akan tetapi makna dan ejaannya berbeda. 6. Homonim Homonim merupakan kata – kata yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan bnyinya berbeda. Contoh Asep (nama orang) dan asep (asap). 7. Hiponim Hiponim merupakan kata yang maknanya telah tercakup di dalam kata lainnya. Contohnya kata Salmon yang telah termasuk ke dalam makna kata ikan.



8. Hipernim Hipernim merupakan kata yang telah mencakup makna kata lain. Contohnya ada pada kata sempurna yang telah mencakup kata baik, bagus, dan beberapa kata lainnya.



11



2.6 Definisi Kalimat Efektif Dalam buku “Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai menyebutkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Ketidakefektifan kalimat dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tereduksi, sehingga akan beda maknanya saat ditangkap oleh pendengar atau pembicara. Secara singkat kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya, sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. 2.7 Syarat Kalimat Efektif Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak. 1. Sesuai EYD Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya. 2. Sistematis Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.



3. Tidak Boros dan Bertele-tele Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.



12



4. Tidak Ambigu Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu. 2.8 Ciri – ciri Kalimat Efektif Sebuah kalimat dinyatakan efektif bila mengandung beberapa ciri khas, yaitu, kesepadanan struktur, kehematan kata, kesejajaran bentuk, ketegasan makna, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan kalimat. 1. Kesepadanan Struktur Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini. a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek dan predikat. b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif: Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif) Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif) c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari subjek. Contoh: Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif) Dia pergi meninggalkan saya. (efektif) d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama. Contoh: Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)



13



Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif) 2. Kehematan Kata Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif. Contoh Kata Jamak: Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif) Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif) Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut. Contoh Kata Sinonim: Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif) Ia masuk ruang kelas. (efektif) Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas— kalimat tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip kesepadanan struktur. 3. Kesejajaran Bentuk Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya,



14



kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama. Contoh: Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah,



dan pengolahannya. (tidak efektif)



Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah,



dan mengolahnya. (efektif)



4. Ketegasan Makna Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun. Contoh: Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif) Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif) 5. Kecermatan Penalaran Kalimat efektif harus menimbulkan kecermatan dalam kalimatnya, sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda. Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).



15



6. Kesatuan atau Kepaduan Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu: a) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. b) Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal c)



secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek



penderita. Contoh: Kita orang



harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orangkota



yang telah



terlanjur meninggalkan



rasa



kemanusiaan itu. (tidak efektif) Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif) Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif) Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif) 7. Kelogisan Kalimat Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut. Contoh: Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif) Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)



16



2.9 Struktur Kalimat Efektif Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Katakata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, apalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu. Misalnya,



kalimat



“saya



menulis



surat



buat



Ibu”. Efek



yang



ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan: 1.



Buat Ibu menulis surat saya.



2.



Surat saya menulis buat Ibu.



3.



Menulis saya surat buat Ibu.



4.



Ibu saya buat menulis surat.



5.



Saya Ibu buat menulis surat.



6.



Buat Ibu surat saya menulis. Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat



kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Katakata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa. Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan. Kalimat efektif adalah kalimat yang tepat guna dan bisa menyampaikan maksud atau gagasan kepada pendengar atau pembacanya. Sedangkan kalimat tidak efektif adalah kalimat yang menimbulkan kerancuan dan ketidakjelasan makna bagi pendengar atau pembacanya. Berikut adalah contoh-contoh kalimat tidak efektif dan kalimat efektifnya: Kalimat tidak efektif : Sungguh sangat benar-benar beruntung nasib orang itu. Kalimat efektif



: Sungguh beruntung nasib orang itu.



17



Kalimat tidak efektif : Kemarin banyak para karyawan yang melakukan mogok kerja. Kalimat efektif



: Kemarin banyak karyawan yang melakukan mogok kerja.



Kalimat tidak efektif : Kedua orang itu saling bertatap-tatapan. Kalimat efektif



: Kedua orang itu saling menatap.



Kalimat tidak efektif : Semua orang tau bahwa dia yang mencuri kalung itu. Kalimat efektif



: Semua orang tahu bahwa dia yang mencuri kalung itu.



Kalimat tidak efektif : Mobil yang diparkir yang diujung itu milik ayahku. Kalimat efektif



: Mobil yang diparkir di ujung itu milik ayahku.



Kalimat tidak efektif : Banyak juga yang menyangka kalau dia itu seorang pahlawan . Kalimat efektif



: Banyak juga yang menyangka bahwa dia seorang pahlawan.



18



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Manfaat dari mempelajari diksi yaitu dapat membedakan secara cermat kata-kata denotatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Selain itu dapat juga membedakan kata-kata ciptaan sendiri, dan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi dan kalimat efektif mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis atau pembicara ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya ataupun ucapannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis. 3.2 Saran Untuk penyusunan kedepannya diharapkan lebih menambahkan contoh – contoh dari setiap pembahasan. Karena di dalam makalah ini sangat sedikit sekali diberikan contoh – contoh baik dari segi diksi ataupun kalimat efektif.



19



DAFTAR PUSTAKA



20