Dilema Etika Yang Dihadapi Oleh Seorang Auditor Atau Akuntan Publik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • hanny
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DILEMA ETIKA YANG DIHADAPI OLEH SEORANG AUDITOR ATAU AKUNTAN PUBLIK by Wiwin Juli Dilema etika merupakan suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia untuk menerbitkan sutu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang tepat untuk diterbitkan. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang atasan yang telah menyatakan nilai pendapatan departemennya secara material lebih besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat menerima bonus lebih besar merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen sebuah perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan tidak layak atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu dilema moral, khususnya jika ia memiliki keluarga yang harus dibiayai serta terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan pekerjaan. Terdapat banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema-dilema etika tetapi perhatin yang serius harus diberikan untuk menghindari terlaksananya metode-metode yang merasionalisasikan perilaku tidak etis. Metode-metode rasionalisasi yang digunakan yang dengan mudah dapat menghasilkan tindakan tidak etis diantaranya : Setiap orang melakukannya Argumentasi bahwa merupakan perilaku yang wajar bila dapat memalsukan pajak penghasilan, atau menjual produk yang cacat umumnya berdasarkan pada rasionalisasi bahwa setiap individu lainnya pun melakukan hal tersebut dan hal tersebut merupakan perilaku yang wajar. jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etis Menggunakan argumentasi bahwa semua perilaku yang sah menurut hukum adalah perilaku yang etis sangat bersandarpada kesempurnaan hukum. Dibawah filosofi ini, seseorang tidak memiliki



kewajiban apapun untuk mengembalikan suatu obyek yang hilang kecuali jika pihak lainnya dapat membuktikan bahwa obyek tersebut miliknya. 3. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya Filosofi ini bersandar pada evaluasi atas kemungkinan bahwa individu lainnya akan menemukan perilaku tersebut. Biasanya pribadi itu akan menilai pula kerasnya tingkat penalti ( konsekuensi ) yang akan diterimanya bila hal tersebut terbongkar. Suatu contoh atas hal ini adalah memutuskan apakah akan mengoreksi suatu kelebihan tagihan yang tak disengaja dibuat pada seorang pelanggan saat pelanggan tersebut telah membayar seluruh tagihannya. Jika si penjual percaya bahwa pelanggan itu akan mendeteksi kesalahan itu dan sebagai responnya sang pelanggan tidak akan pernah membeli lagi kepadanya, maka sang penjual akan segera menginformasikan kesalahan yang terjadi pada sang pembeli, sebaliknya ia akan menunggu hingga pelanggan tersebut memberikan pengaduannya. Dalam tahun-tahun terakhir, kerangka-kerangka kerja resmi telah dikembangkan untuk membantu masyarakat bahkan para akuntan publik (auditor) dalam menyelesaikan dilema etika. Tujuan dari suatu kerangka kerja adalah mengidentifikasikan berbagai isu etikadan memutuskan serangkaian tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai-nilai yang dianut oleh individu itu. Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi suatu pendekatan yang relatif sederhana untuk menyelesaikan dilema etika. Memperoleh fakta-fakta yang relevan. Mengidentifikasi isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh di keluaran (outcome) dilema tersebut dan bagaimana cara masing-masing pribadi atau kelompok itu dipengaruhi. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi pribadi yang harus menyelesaikan dilema tersebut. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap alternatif. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.