Dinda Fadhilah Belahusna - 1810421037 - 1A - Inseminasi Buatan Pada Katak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Praktikum Perkembangan Hewan INSEMINASI BUATAN Dinda Fadhilah Belahusna, 1810421037, Biologi A Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Fertilitas buatan adalah peletakan sperma folikel ovarium, uterus, servix, tube falopian wanita atau betina dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami (Yatim, 1994). Inseminasi Buatan (IB) adalah proses perkawinan yang dilakukan dengan campur tangan manusia, yaitu mempertemukan sperma dan sel telur agar dapat terjadi proses pembuahan (fertilisasi). Teknologi IB dilakukan dengan maksud agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih, menghindari terjadinya penyebaran penyakit melalui sarana reproduksi, atau untuk mengatasi bila terjadi kendala dalam proses perkawinan alam antara jantan dan betina (Diwyanto, 2007). Semen adalah sekresi kelamin jantan dan Epididimis serta kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap (kelenjar Vesikularis) yang terdiri dari Spermatozoa dan Plasma Semen yang secara normal di Ejakulasi ke dalam saluran kelamin betina sewaktu Kopulasi, tetapi dapat pula ditampung dengan berbagai cara untuk keperluan inseminasi buatan. Spermatozoa adalah sel atau benih yang berasal dari sistem reproduksi jantan, sedangkan Plasma adalah air mani yang digunakan oleh Spermatozoa untuk tetap bergerak (Toelihere, 1985). Praktikum Perkembangan Hewan tentang Inseminasi buatan ini dilakukan pada Hari Jumat, 28 Februari 2020, Pukul 16.30 WIB di Laboratorium Pendidikan II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, object glass, cover glass, jarum suntik dan baskom. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Fejervarya sp. betina yang telah mengalami superovulasi dan menghasilkan telur dan 2 ekor Fejervarya sp. jantan. Adapun cara kerja yaitu sediakan kaca arloji yang telah diisi 20 ml larutan Holtfreter 10 %, lalu masukkan testis , lalu dicacah dengan pisau, biarkan cacahan 10 menit sehingga sperma aktif dan motil. Siapkan juga telur katak dan air ke dalam cawan pertri, fertilisasikan sperma dengan telur katak. Pembelahan ertama terjadi dalam waktu dua setengah jam setelah inseminasi. Dari percobaan didapatkan hasil bahwa proses fertilisasi pada katak termasuk fertilisasi eksternal dimana pembuahan terjadi diluar tubuh betina. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan setelah inseminasi telur katak mengalami pembelahan dan terbentuk daerah kelabu atau bisa disebut Grey Cresscen. Pengambilan sperma pada katak jantan dilakukan dengan hati-hati dengan mengambil testis jantan dan dicacah serapi mungkin agar sperma yang didapatkan tidak mati terlebih dahulu. Telr ayng diambil harus telur yang siap untuk difertilisasi, telur hasil superovulasi merupakan telur yang bagus dan siap untuk fertilisasi dengan sperma, setelah itu akan terbentuk pertemuan berwarna abuabu. Inseminasi buatan ini biasanya dilakukan pada hewan ernak yang mengalami satu kali beranak dalam satu kali kehamilan. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang



menjadi embrio. Inseminasi buatan dilakukan untuk meningkatkan perbaikan mutu genetik ternak, sehingga dalam waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah yang besar dengan memanfaatkan pejantan unggul sebanyak-banyaknya. Pejantan yang akan diambil semennya untuk dikoleksi haruslah pejantan yang unggul, dalam artian memiliki penampilan fisik yang bagus dan prilaku yang menunjukakan bahwasanya pejantan itu adalah pejantan yang baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hafez (1993) bahwa seekor pejantan secara alamiah memproduksi puluhan milyar sel kelamin jantan (spermatozoa) per hari, sedangkan untuk membuahi satu sel telur (oosit) pada hewan betina diperlukan hanya satu spermatozoon. Potensi terpendam yang dimiliki seekor pejantan sebagai sumber informasi genetik, apalagi yang unggul dapat dimanfaatkan secara efisien untuk membuahi banyak betina. Berdasarkan dari percobaan, maka dapat kesimpulan bahwa fertilitas buatan itu peletakan sperma folikel ovarium, uterus, servix, tube falopian wanita atau betina dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami. Inseminasi Buatan sebagai alat yang efektif untuk memperbaiki mutu genetik dan meningkatkan populasi ternak, karena adanya fenomena kesulitan mendeteksi berahi yang berkaitan dengan adanya fenomena silent heat (berahi tenang) dan rendahnya kualitas semen beku pasca thawing. Seekor pejantan bisa dijadikan sebagai penjantan yang bisa diambil semennya untuk dikoleksi harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya memiliki penampilan fisik atau morfologi yang baik dan bagus. DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, K. 2007. Aplikasi Sexing Semen Beku. Komisi Bioetika Nasional. Singosari. http://www.vetindo.com/artikel-member/Meningkatkan-Efisiensi-Reproduksi-melalui-penggunaanspermatozoa -sexing.html. pada 2 Juli2014. Hafez, E.S.E. 1993. Artificial insemination. Reproduction in Farm Animals. 6th Ed. Lea & Febiger, Philadelphia. pp. 424-439. Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Edisi ke-2. Angkasa, Bandung. 292 hal. Yatim, Wildan. 1976. Embriologi. Tarsito : Bandung.



LAMPIRAN Percobaan 



Gambar 1. Testis dan epididimis pada Fejerverya sp.



Keterangan Pengembilan sperma katak dengan mengambil testis sampai epididimis pada katak lalu di hancurkan.







Gambar 2: Fertilisasi sperma dan telur Fejervarya sp.



tahap stripping dimana setelah dilakukan terdapat telur-telur yang siap untuk dibuahi,