DISFAGIA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TIJAUAN TEORITIS A. Pengertian Dysphagia didefinisikan sebagai kesulitan makan. Dysphagia berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti kesulitan atau gangguan, dan phagia berarti makan. Disfagia berhubungan dengan kesulitan makan akibat gangguan dalam proses menelan. Arti sederhananya, disfagia adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk menelan karena adanya kelainan di tenggorokan. Disfagia merupakan salah satu keluhan utama dan paling spesifik dari penyakit gastrointestinal dan hampir selalu menunjukkan adanya satu jenis atau lebih malfungsi dari esofagus. Disfagia hampir selalu disebabkan oleh penyakit organik, dan sangat jarang merupakan keluhan yang bersifat fungsional (psikogenik).Karena itu, sangat penting untuk mencari kelainan struktur maupun fungsi dari esofagus bila terdapat keluhan disfagia, dan tidak segera menghubungkan disfagia dengan kelainan psikiatrik. Disfagia didefinisikan sebagai perasaan tersumbatnya aliran makanan atau “perasaan lengketnya makanan” yang masuk melalui mulut, faring, atau esofagus. Pasien dengan disfagia merasakan adanya gangguan atau kesulitan pada gerakan menelan, dan apa yang ditelannya itu tidak turun dengan baik dan seperti mengganjal di kerongkongan. B. Etiologi Secara garis besar disfagia disebabkan oleh : 1. Kelainan neuromuskuler karena ganggguan sirkulasi otak (serebro vaskuler accident), myiastenia gravis yang timbul pada saat awal menelan. 2. Kelainan intrinsik esophagus. 3. Kelainan di luar esophagus, misalnya tumor mediastinum yang mendesak esophagus hingga terjadi penyempitan.



C. Klasifikasi Secara garis besar disfagia dapat dibedakan menjadi : 1. Disfagia esophageal Disfagia Page 1



Disfagia esofageal yang disebabkan bolus yang besar (atau benda asing) atau penyempitan dari lumen saluran yang dilalui dinamakan disfagia mekanik. Adapun disfagia motorik / neuromuskuler adalah disfagia yang terjadi akibat kelemahan kontraksi peristaltik, gangguan inhibisi menelan yang menyebabkan kontraksi non-peristaltik, dan gangguan relaksasi sfingter Disfagia mekanis dapat disebabkan oleh bolus makanan yang sangat besar, penyempitan intrinsik atau kompresi ekstrinsik lumen lintasan untuk gerakan menelan. Pada orang dewasa, lumen esofagus dapat mengembang hingga mencapai diameter 4cm karena elastisitas dinding esofagus tersebut. Kalau esofagus tidak mampu berdilatasi hingga melebihi diameter 2,5cm, gejala disfagia dapat terjadi. Penyebab yang sering ditemukan adalah karsinoma, lesi peptik serta striktur benigna lainnya, dan cincin pada esofagus bagian bawah. 2. Disfagia faringeal Dapat terjadi akibat kesulitan dalam memulai gerakan menelan atau abnormalitas pada gerakan peristaltik dan akibat inhibisi deglutisi yang disebabkan oleh penyakit pada otot lurik atau otot polos esophagus.. Penyakit pada otot lurik meliputi faring, sfingter esofagus bagian atas dan esofagus pars progsimal. Otot lurik dipersarafi oleh komponen nerfus fagus, neuron ini bekerja menjadi faktor aktivitas otot tersebut. Penyakit-penyakit pada segmen otot polos meliputi esofaguspars torakal dan sfingter eofagus bagian bawah. Otot polos di inervasi oleh komponen parasimpatis serabut-serabut saraf praganglion nervus vagus dan neuron-neuron pascaganglion dalam ganglia mienterika. Serabut-serabut saraf ini memberikan pengaruh inhibisi yang dominan pada sfingter esofagus bagian bawah dan menyebabkan inhibisi yang diikuti oleh kontraksi pada korpus esofagus. Disfagia terjadi kalau kontraksi peristaltiknya lemah atau kalau terdapat gerakan nonperistaltik atau kalau sfingter distal tidak dapat membuka dengan normal. Hilangnya kekuatan kontraktil terjadi akibat kelemahan otot, seperti pada skleroderma, atau akibat hilangnya neuron mienterik, seperti pada akalasia. Penyebab kontraksi nonperistaltik, secara tipikal terlihat pada spasme esofagus difus, tidak dimengerti. Disfagia Page 2



Disfagia jenis ini dapat dibedakan menjadi disfagia faringeal atau disfagia esophageal. Disfagia faringeal atau transfer dysphagia. Walaupun disfagia hampir selalu menunjukkan malfungsi dari esofagus, terdapat pula jenis khusus disfagia yang meliputi ketidakmampuan penderita untuk memulai proses menelan dengan sempurna. Keluhan disfagia faringeal ini dapat disebabkan oleh kelemahan otototot faring (yang sering disertai keluhan suara menjadi sengau dan regurgitasi cairan ke nasofaring saat menelan) atau akibat kegagalan koordinasi saraf untuk menelan. Disfagia esofageal, pada jenis disfagia yang paling sering ini, penderita tidak mengalami masalah pada inisiasi dari proses menelan, namun mengalami gangguan pada saat proses tersebut berlangsung. D. Patofisiologi Pada proses menelan terjadi 3 tahapan yang memiliki koordinasi satu sama lain, dimana proses tersebut dibantu oleh 10 alat bantu cerna seperti : lidah, palatum mole/ palatum yang lembut, tulang hyoid, pita suara, epiglottis, kartilago tiroid, sfingter faringesofageal, trakea, dan esophagus. Tahapan dalam menelan itu antara lain: tahap volunter, tahap faringeal, tahap esophageal.



a. Tahap volunter pada proses menelan Bila makanan sudah siap untuk ditelan, "secara sadar" makanan ditekan atau digulung ke arah posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah ke atas dan ke belakang terhadap palatum. Dari sini, proses menelan menjadi seluruhnya—atau



hampir



seluruhnya—



berlangsung secara otomatis dan umumnya tidak dapat dihentikan. b. Tahap faringeal pada proses menelan Sewaktu bolus makanan memasuki bagian posterior mulut dan faring, bolus merangsang daerah reseptor menelan di seluruh pintu faring, khususnya pada tiang-tiang Disfagia Page 3



tonsil, dan impuls-impuls dari sini berjalan ke batang otak untuk mencetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal secara otomatis. c. Tahap esofageal pada proses menelan Penyesuaian gerakan dengan fungsi esofagus : peristaltik primer dan sekunder.Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring ke lambung, dan gerakannya diatur secara khusus untuk fungsi tersebut. Normalnya, esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik: peristaltikprimer dan peristaltik sekunder. Peristaltik primer hanya merupakan kelanjutan dari gelombang peristaltik yang dimulai di faring dan menyebar ke esofagus selama tahap faringeal dari penelanan. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung dalam waktu sekitar 8-10 detik. Makanan yang ditelan dalam posisi tegak biasanya bahkan dihantarkan lebih cepat daripada gelombang peristaltik itu sendiri (sekitar 5-8 detik), akibat adanya efek gravitasi. Jika gelombang peristaltik primer gagal mendorong semua makanan yang telah masuk esofagus ke dalam lambung, terjadi gelombangperistaltiksekunder yang dihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan yang tertahan, dan terus berlanjut sampai semua makanan dikosongkan ke dalam lambung. Gelombang sekunder ini sebagian dimulai oleh sirkuit saraf intrinsik dalam sistem saraf mienterikus esofagus dan sebagian oleh refleks-refleks yang dihantarkan melalui serat-serat aferenvagus dari esofagus ke medula dan kemudian kembali lagi ke esofagus melalui serat-serat aferenvagus. Transportasi normal bolus makanan yang ditelan lewati lintasan gerarakan menelan tergantung pada (1) ukuran bolus makanan yang ditelan, (2) diameter lumen lintasan untuk gerakan menelan, (3) kontraksi peristaltik, (4) inhibisi deglutisi, termasuk relaksasi normal sfringter esofagus bagian atas dan bawah pada saat menelan. Pada disfagia terjadi abnormalitas pada hal-hal yang disebutkan di atas, yang kemudian membedakan disfagia menjadi disfagia mekanik dan disfagia motorik. Misalnya terjadi masalah pada diameter lumen untuk lintasan gerak menelan yang menyempit, tentu akan menyebabkan bolus/ makanan membuat lesi pada daerah yang dilewatinya sehingga seorang penderita disfagia akan mengeluh sakit pada saat menelan. Berikut akan dijelaskan pastofisiologi disfagia secara diagram. (1)



Disfagia Page 4



E. Patoflow Diagram



DISFAGIA Disfagia motorik KELAINAN NEUROMUSKULER YANG DIPERSARAFI Disfagia OLEH KOMPONEN



Disfagia mekanik UKURAN BOLUS Page 5



DIAMETER LINTASAN UNTUK



DISEBAB KAN ADANYA KARSINO



KELEMAHAN OTOT LURIK PADA FARING DAN SFINGTER ESOFAGUS ATAS DAN BAWAH, SEPERTI



REGURGITASI CAIRAN KE NASOFARING ATAU PARU-PARU



BOLUS BESAR/BEN DA ASING



DIAMETER UNTUK MENGEMBANG