Diskusi 8 Perilaku Konsumen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DISKUSI 8 PERILAKU KONSUMEN NAMA : ANISSA WAHYU SYAFITRIE NIM. : 041347915



1. Berilah contoh bagaimana teknologi telah mengubah perilaku konsumen! Dan bagaiman pemasar memanfaatkan perubahan tersebut! JAWAB : Internet dan smartphone sudah terbukti telah berhasil menjadi stimulan dalam perubahan perilaku konsumen online era digital. Bagaimana tidak, ketika konsumen masih belum mengenal internet & smartphone, semuanya serba manual. Bukan berarti manual itu jelek. Hanya saja, pada saat itu, produktivitas tidak bisa maksimal. Alasannya? Multitasking akan sangat sulit dilakukan. Misalnya saja ketika kamu berbelanja. Sebelum mengenal internet & smartphone, semua aktivitas berbelanja yang kamu lakukan masih sangat konvensional. Datang ke toko / pasar, menawar harga jika bisa, lalu kembali kerumah. Tetapi, sejak kehadiran internet & smartphone, kamu bisa berbelanja ketika berada di kantor, tanpa harus beranjak dari kursi. Bagaimana? Kamu bisa melihat adanya perubahan perilaku konsumen online era digital? Mulai dari website sederhana seperti company profile, hingga aplikasi web base kompleks kini bisa kamu temui di internet dalam genggaman. Mau apa, tinggal cari. Dengan harga smartphone & akses internet yang semakin terjangkau, terciptalah pasar baru yang masif. Masyarakat online, Netizen adalah kata yang paling populer. Dengan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat, ditambah dengan konsep mobile-first technology, tahukah kamu berapa banyak aplikasi yang bisa diunduh via smartphone? Wow, dalam waktu 5 tahun terakhir penambahan jumlah aplikasi pada masingmasing platform melonjak drastis (Google mengalami penurunan karena mereka menghapus banyak aplikasi yang terindikasi bahaya bagi pengguna Android)! Itu saja belum termasuk aplikasi di luar platform. Hanya ada satu kata sih, untuk merepresentasi semua. Apakah kamu sudah menghitung ada berapa aplikasi yang terinstall di smartphone kamu? 10? Hmmm rasanya tidak mungkin. 100? 200? Hehehehe. Kenapa kamu menginstall aplikasi-aplikasi tersebut (di luar bawaan smartphone, ya)? Butuh? Iseng? Atau mengikuti tren? Lagi-lagi benar ya, statement akan perubahan perilaku konsumen online era digital. Hehehehe. Dengan banyaknya aplikasi yang kamu konsumsi setiap harinya. Apakah kamu sadar tentang bagaimana kabar keamanan data yang kamu miliki? Tentu banyak negara yang menganggap aplikasi-aplikasi tersebut “berbahaya”. Sehingga, mulai banyak negara yang membuat peraturan guna menjamin keamanan data warga negara.



Hal ini tentu langsung ditanggapi oleh banyak pemilik perusahaan aplikasi tersebut. Makannya, mulai banyak nih aplikasi-aplikasi yang awalnya gratis, sekarang menawarkan layanan berbayar. Perilaku konsumen online era digital mulai berubah lagi, ya? Bau-bau nya akan mulai menghindari yang “gratisan” deh. Kenapa ya bisa begitu. Simak lebih lanjut yuk! Perkembangan Perilaku Konsumen Online era Digital Awal Perilaku Konsumen Online Kamu masih ingat tidak, hal apa yang kamu lakukan pertama kali ketika baru mengenal internet. Mencari gambar-gambar kartun di Google atau Yahoo untuk dijadikan wallpaper? Yang pasti, kegiatan konsumsi produk digital makin intens. Memang, belum sampai kompleks seperti sekarang. Namun, lambat tapi pasti konsumsi produk digital semakin besar. Mulai munculnya social media seperti friendster, myspace, dan facebook (meskipun belum sebesar sekarang). Bagaimana? Masih ingat caranya mengoperasikan friendster? Hahahahaha. Waktu cepat sekali yang berlalu. Begitu juga ponsel. Android masih terbilang anak baru. Apalagi iPhone. Yang paling populer adalah Nokia symbian, dan blackberry. awal perubahan perilaku konsumen online Karena kemampuan hardware smartphone & kecepatan internet yang masih terbatas. Masih jarang sekali perusahaan yang melakukan optimasi aplikasi smartphone. Coba, siapa yang masih ingat kaskus? Siapa yang pernah melakukan transaksi jual beli disitu? Yap, bisa dibilang, kaskus itu adalah portal jual-beli “online” fase pertama. Kenapa kata online masih diberi tanda petik? Itu karena proses transaksi belum sepenuhnya “online”. Belum ada payment gateway, dan sistem otomatisasi seperti saat ini. Namun, dari situ mulai lah terlihat pola perilaku konsumen online era digital. Permintaan akan produk digital semakin diminati. Bukan hanya jual-beli online. Tetapi, produk digital yang mampu memberikan pengalaman baru untuk “memudahkan” konsumen dalam beraktifitas lebih tepatnya. Perkembangan Perilaku Konsumen Online Tentu banyak perusahaan yang merespon para konsumen online yang menginginkan akan kemudahan. Dari situ, mulai banyak perusahaan startup bermunculan. Kebanyakan dari mereka menawarkan produk berupa Saas (Software as a service). Bukan tanpa alasan. Akses internet yang semakin cepat dan harga smartphone yang kian terjangkau, turut meningkatkan jumlah konsumen online. Bahkan, menurut Emarketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang pada 2018. Iya, 100 juta konsumen online. Dan tentunya akan bertambah setiap harinya. Pasar yang masif ini merupakan sasaran empuk perusahan yang menawarkan SaaS.



Hingga muncul istilah “data is the new oil”. Bukan cuma minyak saja yang bisa di tambang, data juga. Nah, hal ini yang membuat banyak perusahaan penyedia Saas semakin agresif masuk ke pasar. Mulai dari promo besar-besaran, hingga layanan “gratis” juga mereka hadirkan. Fungsinya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memikat para konsumen online untuk menggunakan aplikasi mereka. perkembangan perilaku konsumen online era digital Dan mungkin kamu sendiri, sebagai konsumen online, tertarik dan akhirnya menggunakan aplikasi mereka diponsel kamu. Dari situ, mulai banyak yang bertanya-tanya. Kok bisa perusahaan-perusahaan tersebut memberikan begitu banyak “subsidi” pada konsumen online. Data. Ya, data kamu dibeli dengan “promo” yang kamu dapatkan. Sehingga, sebenarnya konsumen online tidak benar-benar gratis dalam menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Perilaku konsumen online era digital mulai berubah lagi. Antusiasme akan Saas mulai terganti dengan kehati-hatian. Konsumen online mulai pintar memilih aplikasi yang akan mereka pakai. Bukan tanpa sebab, banyaknya kasus penyalahgunaan data yang menjadikan konsumen online sebagai korban sudah begitu meresahkan. Sehingga, kepercayaan konsumen online mulai berkurang. Nah, perusahaan pemilik Saas melihat ini sebagai perubahan perilaku konsumen online era digital yang wajar. Sehingga, para pemilik Saas ini pun memutar otak. Bagaimana tetap bisa memikat konsumen online tanpa harus menggadaikan data? Yap, akhir tahun 2019, konsumen online di Indonesia mulai diramaikan oleh penyedia layanan berbayar. Mulai dari youtube premium, sampai aplikasi web based dengan sistem cloud sharing, mulai ramai berdatangan. Menariknya apa? Sebagian besar dari Saas tersebut menawarkan 1 minggu hingga 1 bulan gratis layanan. Tentu dengan keuntungan dimana data konsumen online tidak akan “dijual” kepada pihak ke 3. Misalnya iklan, atau bahkan data sharing. Cara Netizen Mengkonsumsi Aplikasi Software Produk Digital Jadi, akan kemana arah perubahan perilaku konsumen online era digital? Akan ada tiga perilaku besar yang akan mendominasi konsumen online dalam proses membuat keputusan. Customer Journey Focus



Ketika konsumen dihadapkan oleh banyak pilihan, mereka akan menyortir mana pilihan yang memberikan paling banyak value bagi mereka. Nah, biasanya konsumen akan menilai berdasarkan pengalaman saat menggunakan aplikasi. Tentunya setiap konsumen memiliki standard value yang berbeda-beda. Berikut adalah tiga faktor yang bisa mempengaruhi customer journey konsumen dalam menggunakan aplikasi software produk digital. perubahan perilaku konsumen online UI/UX (CX) User Interface dan User Experience (UI/UX) merupakan elemen penting dalam proses software development. Hal tersebut karena user akan melakukan interaksi dengan sistem menggunakan media interface yang sudah dirancang sedemikian rupa, agar user dapat menyelesaikan kebutuhanya dengan efisien. Apa jadinya jika interface sebuah aplikasi software sulit untuk digunakan? Warna interface yang tidak nyaman di mata, hingga posisi tombol CTA yang tidak “memanggil”, atau bahkan disembunyikan. Bagi user / konsumen tentu itu adalah salah satu penentu, apakah aplikasi mobile app akan tetap terinstal dalam ponsel atau di hapus. Begitu juga dengan webapp, apakah akan tetap diakses atau akan mencari alternatif. Bagi bisnis? Jangan ditanya, itu adalah bencana. Masih perlu dijelaskan kenapa? Coba deh baca artikel “Kenapa User Experience (UX) Penting Dalam Membuat Website”. Fitur Konsumen online era digital memiliki tendensi untuk menyukai satu aplikasi untuk semuanya. Misalnya, ketika berbelanja online, konsumen online akan lebih senang berbelanja di online marketplace yang memiliki fitur layanan lainnya seperti pulsa, topup listrik, dll. Sehingga, konsumen online akan dengan mudah memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus berganti platform. Nah, ini juga yang membuat perusahaan Gojek semangat untuk membangun Super App Gojek. Mulai dari ojek sampai pesan tiket bioskop bisa lewat satu platform. Konsumen tidak harus pindah aplikasi sana sini untuk “get things done”. Software personality Apa? Software punya personality? Wkwkwkwk. Itu cuma kiasan aja kok. Mungkin kamu lebih familiar dengan identitas software. Misalnya, logo, warna yang dipakai, atau mungkin bahkan brand ambassador. Banyak. Nah, konsumen online memiliki kecenderungan positif untuk menggemari aplikasi / software yang sesuai atau hampir mirip dengan identitas mereka.



Ibaratnya sama ketika kamu membeli baju, ketika kamu memilih pakaian, apakah kamu cuma melihat brand nya saja? Bagaimana dengan model pakaian? Ukuran? Warna dan jenis bahan? Ya itu semua satu kesatuan. Sama seperti Software. Tokopedia misalnya. Coba bandingkan Shopee atau Bukalapak. Dari logo, desain, warna, sampai brand ambassador saja berbeda. Nah, tinggal konsumen online ini lah yang memilih. Entah dari harga barang-barang yang ditawarkan, desain aplikasi, atau bahkan brand ambassador yang akan membuat mereka memilih salah satu aplikasi tersebut. Kalau kamu gimana? Research Obsessed Kalau kamu belanja online, apakah kamu akan melakukan survei kecil-kecilan dengan membandingkan harga barang yang sama antar platform online marketplace? Kalau iya, itu berarti kamu tidak sendirian. Memang tren nya begitu kok. Dengan distribusi informasi yang begitu cepat, aktivitas research tidak lagi sulit. penelitian tentang perubahan perilaku konsumen online Bukan cuma research tentang harga, bahkan isu-isu sensitif macam politik dll bisa banget mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen online. Mungkin di tahun 2019 kamu sempat membaca gerakan #Uninstall bla bla blaaa. Ya. Menakutkan bukan? Dengan melakukan research sederhana, bahkan konsumen online bisa menemukan keterkaitan tokoh dengan suatu platform. Jadi, hal apa saja yang akan kamu lakukan untuk sebelum melakukan instalasi aplikasi software dan memakainya? Loyalty Hampir semua jenis aplikasi software yang sifatnya konsumtif, memiliki program loyalty. Mulai dari grab, hingga online marketplace seperti Tokopedia, dkk. Konsepnya kurang lebih sama. Setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen online dalam platform tersebut akan diberi reward berupa poin. Nah, jika poin yang terkumpul sudah banyak, konsumen online bisa menukarnya dengan voucher maupun undian berhadiah. Dari pola tersebut kamu bisa melihat bahwa perusahaan sangat yakin dan percaya dengan loyalty konsumen yang dapat membawa pengaruh positif bagi perusahaan. Betapa tidak, Nielsen menunjukan bahwa 92% konsumen akan mempercayai rekomendasi dari teman, keluarga, atau idola mereka. Apa hubungannya dengan loyalty? Ya ada dong.



Kalau kamu menyukai suatu produk perawatan kulit. Selain harga yang terjangkau, produk juga bekerja dengan baik. Secara naluri, kamu akan berbagi pengalaman dengan orang-orang yang ada disekelilingmu. Nah, Nielsen melihat, 92% orang akan percaya bahwa produk yang kamu pakai itu benar-benar bagus. loyalty pada perubahan perilaku konsumen online Kalau dari segi bisnis, teknik ini biasa disebut dengan Word of Mouth (WOM). Bayangkan saja, tanpa harus mengeluarkan biaya marketing yang terkenal mahal, perusahaan kamu bisa mengakuisisi konsumen online baru berkat WOM ini. Menarik bukan? Oleh karena itu, sekarang perusahaan aplikasi software berlomba-lomba untuk membuat program loyalitas semenarik mungkin. Sehingga konsumen online betah dan “kecanduan”. Hingga mampu membawa konsumen online lain untuk menggunakan aplikasi. Jadi, sudah tahu kan kenapa bayaran seorang “influencer” itu mahal? Bagaimana Cara Perusahaan SaaS Menanggapi Perubahan Perilaku Konsumen Online era Digital? Perubahan perilaku konsumen online era digital itu tentu terjadi karena adanya faktor internal dan external. Nah, sebagai perusahaan SaaS (Software as a Service), mereka memiliki dua peran dalam perubahan perilaku konsumen online. Driver Bukan sopir. Maksudnya, perusahaan (SaaS) menjadi pendorong terhadap perubahan perilaku konsumen online. Misalnya Gojek, perusahaan Gojek dinilai sebagai pendorong perubahaan perilaku konsumen online. Kenapa? Mulai dari cara memesan ojek, hingga membeli makanan, kini konsumen online hanya cukup “bergoyang jari”. Nah, peran sebagai driver ini lah yang kini sedang dikejar banyak perusahaan. Mulai dengan membuat perusahaan startup, hingga melakukan transformasi digital bisnis besar-besaran. Kenapa sih perusahaan rela menghabiskan capital yang tidak sedikit untuk menjadi driver dalam perubahan perilaku konsumen online? Market leader. Yap, ketika perusahaan SaaS berhasil menjadi driver terhadap perubahan perilaku konsumen online, mereka memiliki peluang lebih besar dalam menguasai pasar. Seperti halnya Yahoo, yang pernah menjadi raja, Ebay, hingga sekarang Gojek. Siapa sih yang tidak mau? Tetapi perlu diingat, menjadi market leader itu bukan perkara gampang. Coba deh kamu baca artikel “Digital 101: Business Hacks 2020”.



Hal apa saja sih, yang dibutuhkan suatu perusahaan agar berhasil menjadi driver terhadap perubahan perilaku konsumen online: Inovasi Lagi-lagi ketemu kata ini. Tetapi, memang demikian. Memangnya apa yang membuat perusahaan Google, Facebook, hingga Gojek bisa menjadi driver terhadap perubahan perilaku konsumen online? Sulit rasanya untuk membahas hal selain inovasi. Inovasi yang mereka lakukan berhasil merubah customer journey konsumen online dalam memakai produk digital. innovation pada perubahan perilaku konsumen online Meskipun demikian, membuat inovasi juga tidak bisa sembarangan. Apalagi yang merubah customer journey. Butuh research yang tidak sebentar untuk memastikan inovasi tersebut merupakan perubahan yang diinginkan konsumen online. Banyak perusahaan yang gagal dalam hal ini. Mereka berinovasi tanpa melihat permintaan pasar. Padahal, tahukah kamu bahwa inovasi itu memerlukan biaya yang tidak sedikit? Udah, inovasi aja? Eheee. Memang baru inovasi saja sih yang terlihat efektif. Kalau kamu menemukan faktor lain yang bisa membantu perusahaan untuk menjadi driver terhadap perubahan perilaku konsumen online, boleh banget meninggalkan jejak di kolom komentar. Follower Be a good follower. Ada yang bilang begitu. Kamu tidak harus jadi yang pertama. Tetapi, jadilah orang yang pandai melihat peluang. Dalam bisnis juga seperti itu. Misalnya saja Instagram. Apakah instagram merupakan social media pertama? Bukan. Apakah Instagram memiliki fitur paling lengkap? Padahal, fitur yang ditawarkan oleh instagram jauh lebih sedikit daripada Facebook. Tetapi, kenapa instagram jauh lebih digandrungi di Indonesia? Perubahan perilaku konsumen online di Indonesia terhadap social media, dimulai dari facebook. Ya, memang sebelum facebook juga ada friendster, my space, dll. Tetapi, konsumen online Indonesia baru mulai terlihat perubahan perilaku terhadap cara konsumsi produk digital itu dimulai dari facebook. Masih ingat heboh jual-beli baju couple di facebook? Puncaknya adalah dimana Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna aktif facebook terbesar di dunia. Ternyata, dengan melihat antusiasme konsumen online terhadap produk digital social media, hadirlah Instagram dengan menonjolkan produk digital yang memanjakan visual para netizen (konsumen online).



Eh, ternyata konsumen online Indonesia justru lebih engage di dalam platform tersebut. Bahkan, sampai-sampai facebook kesal, dan berakhir dengan membeli perusahaan Instagram. Secara bisnis, ini menarik. Bukan, begitu? Kesimpulan Dari Perubahan Perilaku Konsumen Online Era Digital Perubahan perilaku konsumen online era digital terjadi sejak volume konsumsi terhadap produk digital meningkat. Bukannya tanpa alasan. Harga smartphone yang semakin terjangkau serta akses internet yang semakin luas telah berkontribusi besar terhadap perubahan perilaku konsumen online. Mobile-first world. Yap, kamu, sebagai salah satu konsumen online pun sudah merasakannya. Hampir semua hal bisa kamu lakukan dengan “goyangan” jari pada layar ponsel. Mulai dari urusan perbankan sampai urusan dapur, ada di ponsel kamu. Lantas, seperti apa perkembangan perubahan perilaku konsumen online era digital? Pada awal hadirnya internet di Indonesia, kecepatan serta harga internet masih jauh dari kata “merakyat”. Hal apa yang pertama kali kamu lakukan saat baru mengenal Google? Mencari gambar-gambar untuk kamu jadikan wallpaper komputer? Tenang, kamu tidak sendiri. Dari situ lah konsumsi produk digital makin meningkat. Nah, ketika konsumen online mulai mengenal social media, konsumsi terhadap produk digital semakin tinggi. Puncaknya adalah ketika teknologi smartphone menjadi barang yang terjangkau. Begitu pula dengan akses internet yang semakin cepat dan luas. Masyarakat makin tidak bisa lepas dengan yang namanya produk digital. Nah, masalah mulai terlihat ketika mulai banyaknya aplikasi-aplikasi baru yang muncul. Coba hitung, ada berapa banyak aplikasi yang ada diponsel kamu? 1? 10? 100? Keamanan data konsumen online dalam bahaya! Bahkan, terjadi skandal perusahaan aplikasi besar yang telah menyalahgunakan data user. Terjadilah perubahan perilaku konsumen online. Kini, konsumen online semakin berhati-hati terhadap aplikasi apa yang akan mereka install. Perusahaan SaaS pun sadar akan hal ini. Sehingga, banyak dari perusahaan tersebut menawarkan layanan “premium” yang akan menjamin data konsumen akan aman dan tidak akan disalahgunakan. Misalnya saja, konsumen online tidak akan menjadi target iklan. Sebenarnya, perubahan perilaku konsumen online seperti apa yang kini sedang terjadi? Kini, perilaku konsumen online lebih berfokus pada customer journey yang didapatkan saat menggunakan aplikasi software.



Selain itu, kemudahan dalam mengakses informasi juga menjadikan konsumen online sebagai detektif ulung. Maksudnya? Yap, konsumen online akan melakukan “penelitian” sederhana terhadap barang yang akan mereka beli secara online, atau tentang benefit yang akan didapatkan saat menggunakan suatu aplikasi software. Yang terakhir adalah loyalitas. Konsumen online kini semakin loyal terhadap satu aplikasi software yang dianggap memberikan nilai lebih bagi mereka. Sehingga, banyak perusahaan SaaS yang berlomba-lomba memberikan fitur loyalitas yang menarik. Nah, perusahaan SaaS pun semakin berlomba-lomba untuk menjadi driver dan follower yang hebat terhadap perubahan perilaku konsumen online. Kenapa? Dengan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen online, perusahaan SaaS akan berpeluang besar menjadi market leader. Seperti yang terjadi pada Gojek, dan Yahoo pada jamannya. Eits, tetapi bukan berarti perusahaan follower itu tidak bisa sukses loh ya. Coba lihat Google, Instagram, dan masih banyak perusahaan lainnya. Kuncinya adalah inovasi. Baik driver maupun follower harus terus berinovasi dan pandaipandai melihat peluang. SUMBER : https://www.softwareseni.co.id/blog/perubahan-perilaku-konsumen-online 2. Carilah contoh strategi pemasaran yang dikembangkan dengan berdasar aspek situasi konsumen! jelaskan jawaban anda.  JAWAB : 5 Strategi Pemasaran Produk Terbaik Di kesempatan lain, Niagahoster pernah membahas tips strategi marketing untuk B2B, strategi pemasaran untuk B2C, dan perbedaan antara bisnis B2B dan B2C. Ketiga artikel tersebut lebih banyak bicara soal konsep dan teori marketing. Jika Anda masih sangat awam dengan model bisnis tersebut, sudah tentu Anda perlu membaca ketiganya. Setelah Anda tahu soal teori dan konsepnya secara umum, kita akan beralih ke pembahasan teknis soal strategi marketing itu sendiri. Di bagian ini, kita tak hanya membahas prinsip umum soal strategi pemasaran produk baru. Melainkan juga berbagai contoh strategi pemasaran baru serta best practicenya. Jadi, inilah opsi-opsi strategi promosi yang bisa dipakai di berbagai customer journey. Semuanya diurutkan dari strategi paling banyak dipakai ke strategi yang paling ‘canggih’. 1. Media Sosial



Akui saja. Mengecek ketersediaan username adalah hal pertama yang Anda lakukan setelah mantap untuk membuka bisnis. Iya, kan? Hehe~



Tenang saja. Tak ada yang salah soal itu. Mengingat setiap orang menghabiskan waktu 1-3 jam di media sosial, pantas saja untuk memperhatikan hal-hal detail seputar medsos. Malahan, Anda bisa sangat diuntungkan jika memiliki nama username yang sama di berbagai channel media sosial. Kesamaan username nantinya akan memudahkan pelanggan untuk mencari dan mengikuti media sosial yang digunakan bisnis. Berbicara soal fungsi, ada beberapa alasan kuat mengapa media sosial menjadi elemen penting dalam strategi promosi produk. Pertama, media sosial bisa berfungsi sebagai etalase bisnis. Di sini Anda bisa memamerkan produk-produk unggulan bisnis. Entah itu lewat visual apik dari foto, deskripsi dan cerita di baliknya lewat caption, ataupun detail harga dengan fitur tambahan. Kedua, media sosial bisa berfungsi sebagai sumber informasi seputar brand. Segala info promo, diskon, event, sharing sessions, hingga perubahan jam kerja bisa disampaikan lewat media sosial. Ketiga, media sosial dapat mendekatkan hubungan pemilik bisnis dengan pelanggan. Akses media sosial yang mudah bisa menghilangkan jarak antara pebisnis dengan pelanggan. Jika pelanggan memiliki keluhan, mereka tak perlu lagi repot menelpon atau datang ke kantor Anda. Jangan lewatkan 11+ Strategi Pemasaran Efektif untuk UKM Satu-satunya yang perlu pelanggan Anda lakukan hanyalah me-mention atau mengomentari konten media sosial Anda. Katakanlah, media sosial juga bisa merangkap fungsi customer service. Untuk bisa memastikan ketiga fungsi ini berjalan maksimal, Anda tak boleh lupa kelebihan dan kekurangan masing-masing channel medsos. Dari situ, Anda bisa membuat jenis konten berbeda supaya bisa menonjolkan sisi berbeda dari produk itu sendiri. Lebih-lebih, Anda juga bisa menggunakan channel medsos berbeda untuk segmen audiens dan kelompok pelanggan yang berbeda. Ingat pula bahwa cara-cara marketing di Twitter berbeda halnya dengan strategi beriklan di Instagram. Camkan pula bahwa ada cara-cara tertentu untuk bisa memaksimalkan media sosial untuk bisnis online. Lebih lengkapnya, Anda bisa baca artikel Panduan Lengkap Social Media Marketing 2019.



2. Influencers / Key Opinion Leader Strategi pemasaran produk kol Praktik promosi melalui influencers kerap sekali dipakai dalam bisnis. Cara seperti ini umumnya bisa menggaet komunitas spesifik atau sekelompok pelanggan potensial. Cara ini bisa dikatakan cukup efektif. Mengapa tidak? Dengan mengurus satu atau beberapa influencers saja, Anda bisa mendapatkan sejumlah lead sekaligus. Belum lagi ketika pengaruh influencers dibarengi kualitas produk yang ditawarkan. Ini tentunya memperbesar peluang Anda untuk menambah conversions dalam jumlah besar. Akan tetapi sebelum buru-buru memburu influencers dengan pengikut banyak. Ada baiknya Anda tahu tipe-tipe influencers yang ada. Supaya kemudian, Anda bisa memilih siapa saja yang bisa diajak kerja sama untuk mempopulerkan brand. Di samping itu, memahami tipe key opinion leader (KOL) juga penting supaya Anda tak menghambur-hamburkan uang untuk figur yang salah. Jadi berikut adalah penjelasan singkat soal tipe-tipe influencers atau KOL: Makro ─ memiliki massa yang besar tapi hubungannya dengan massa tidak terlalu dekat karena jumlahnya yang besar. Usaha yang dikeluarkan untuk melakukan promosi cukup besar, akan tetapi dampaknya pun luas. Biasanya merupakan orang-orang yang ahli di sebuah bidang. Contoh: produk peralatan memasak akan memakai KOL juru masak. Mikro ─ merupakan orang yang berpengaruh di suatu komunitas. Tidak memiliki massa yang begitu besar. Di satu sisi, komunitas dan hubungannya dengan anggota juga kuat. Karena massa tidak besar, engagement lebih berkualitas. Engagement inilah yang nantinya akan memupuk kepercayaan pada bisnis. Contoh: menjual software editing tulisan melalui ketua komunitas penulis. Brand Ambasaddor ─ adalah figur yang memiliki nilai jual dan memiliki jumlah massa yang banyak. Akan tetapi, bayarannya sangat mahal. Influencer macam ini biasanya bukan ahli di bidangnya. Namun, ia memiliki kekuatan besar untuk meningkatkan brand awareness dan media coverage. Ia juga bisa memperbesar peluang untuk menjangkau pasar baru. Contoh: menggunakan artis muda kenamaan sebagai brand ambassador suatu merek ponsel pintar. Evangelist / Brand advocates ─ ialah fans berat dan militan pada suatu produk. Saking militannya, tanpa dibayar pun seorang evangelist ikhlas memberi ulasan di berbagai channel (umumnya media sosial).Jangkauan pengaruh tidak besar, memang. Tapi ia bisa dimanfaatkan sebagai marketer sukarela. Sebagai pebisnis Anda bisa memelihara orang-orang macam ini dengan memberi freebies atau mengundang mereka ke acara-acara. Sebagai gantinya, Anda akan mendapatkan eksposur lebih luas lagi.



Kini Anda tahu macam-macam figur publik yang bisa diajak bekerjasama. Anda bisa memilih satu di antara jenis KOL sesuai dengan calon konsumen yang disasar. Bisa juga Anda mengombinasikan beberapa KOL sekaligus. Lewat cara ini, Anda bisa semakin memperbesar potensi penjualan produk. Namun, jangan buru-buru menghubungi influencers incaran Anda. Pastikan Anda melakukan empat hal yang direkomendasikan dalam buku The Growth Handbook. Ini supaya Anda bisa dapatkan memaksimalkan strategi promosi dan mendapatkan keuntungan berlipat. : Beri tahu figur publik soal bisnis Anda. Tak kenal, maka tak sayang. Memperkenalkan bisnis Anda ke influencers incaran adalah hal pertama dan utama yang perlu dilakukan. Beri kesempatan untuk memakai produk. Supaya lebih meyakinkan, berikan kesempatan pada KOL untuk menjajal produk Anda. Begitu, mereka bisa lebih percaya diri dan paham betul soal kekuatan produk Anda. Cari tahu apa yang influencers dan komunitasnya sukai. Alih-alih menjejali calon konsumen dengan berbagai fakta dan informasi soal produk, Anda bisa membangun hubungan personal dengan hal-hal yang calon konsumen sukai. Bagian ini akan membantu calon pelanggan memiliki hubungan emosional dengan brand. Bantu influencers dalam mempromosikan produk. Anda bisa mempermudah pekerjaan mereka dengan menyediakan brief dan ide konten. Di sisi lain, Anda juga bisa memberikan berbagai insentif sesuai dengan kaliber si publik figur. Baiklah. Setelah paham semua prinsip utama, kita beralih dengan best practice strategi pemasarannya. Baca juga: Apa Itu Influencer dan Manfaatnya untuk Bisnis? 3. Program Afiliasi Contoh strategi marketing produk afiliasi niagahoster Model pemasaran lewat afiliasi mulai berkembang di Indonesia. Strategi ini tak lain adalah versi canggih untuk “promosi mulut ke mulut”. Alih-alih hanya mempromosikan produk lewat rekomendasi orang, program afiliasi membantu strategi marketing supaya lebih impactful. Mekanisme macam ini tak hanya menguntungkan Anda sebagai pemilik bisnis. Pun juga partner afiliasi dan calon pelanggan yang disasar. Bagi pebisnis, afiliasi akan mempercepat word of mouth dari usahanya. Hal ini bisa jadi lebih efektif dan murah di satu waktu. Meski cukup mudah dan low cost, tentu saja Anda masih membutuhkan divisi mengurus program afiliasi yang hendak dijalankan.



Bagi partner program, komisi yang diberikan tentu saja menarik. Bisa dibilang, mengikuti program affiliate adalah cara termudah untuk mendapatkan uang. Nah, tak kalah menguntungkan juga bagi calon pelanggan. Lewat kode voucher atau link yang disebarkan partner afiliasi, calon pelanggan bisa mendapatkan potongan harga untuk produk yang ditawarkan. Katakanlah, skema ini merupakan win-win-win solution. Baik untuk pebisnis, partnernya, dan calon pelanggan. 4. Video Tutorial Contoh strategi marketing produk video tutorial Video tutorial adalah cara lain untuk melakukan pemasaran produk. Melalui video-video tutorial, ada dua tahap customer journey yang bisa Anda kuasai sekaligus. Pertama, Anda akan memperkuat kehadiran di tahap consideration. Di sini, Anda akan meyakinkan calon pelanggan bahwa Anda siap memberikan layanan terbaik. Termasuk dengan memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan melalui video tutorial. Kedua, Anda juga akan mengukuhkan presence di tahap retention atau pembelian kembali. Bisa jadi pelanggan setia Anda kembali membeli produk atau tertarik untuk mencoba layanan baru. Baca juga 3 Cara Embed Video Youtube di Website WordPress Untuk tahu lebih lengkap soal memulai video marketing, Anda bisa baca artikel kami yang berjudul Panduan Lengkap Memulai Video Marketing. Di sana, kami telah membahas serba-serbi seputar pemasaran via video. Mulai dari konsep-konsep seperti manfaat promosi lewat video serta jenis-jenis video. Sampai dengan hal-hal teknis seputar pembuatan video itu sendiri. Dimulai dari membuat rencana, pembuatan naskah, pemilihan kamera, setting kamera itu sendiri, alat pendukung, dan talent. Lalu ada juga bahasan soal metode shooting, merapikan footage, edit video, pemilihan background musik, rekam voice over, dan juga merilis video. 5. Blog dan SEO Strategi pemasaran produk blog seo Blog dan SEO tak kalah penting dipraktikkan dalam strategi pemasaran produk. Baik blog maupun SEO memastikan bisnis Anda memiliki reputasi yang bagus.



Tak kalah penting lagi, keduanya membuat bisnis Anda sebagai yang terdepan dan paling mudah ditemukan. Dalam artikel 6+ Alasan Mengapa Blog Penting Untuk Bisnis, kami sempat membahas mengapa bisnis perlu memiliki blog. Beberapa di antaranya adalah untuk menyasar pelanggan potensial, meningkatkan jumlah trafik, lead, dan reputasi bisnis, membangun komunitas dan hubungan dekat, serta investasi jangka panjang. Kesemua alasan tersebut diulas secara mendalam di artikel atas. Kalau Anda masih ragu untuk membuat blog, ada baiknya Anda membaca artikel di atas. Namun, pada intinya blog adalah strategi unik dan patut dicoba bagi bisnis yang ingin bermain dalam jangka panjang. 50+ Topik Blog yang Menarik untuk Meningkatkan Pengunjung Ketika menerapkan strategi marketing lewat blog, Anda perlu ulet untuk menerapkan setiap tekniknya. Banyak teknis ini pun berubah seiring waktu. Tapi jangan jadikan ini sebagai alasan untuk tak membuat blog. Kami sudah menyediakan sebuah ebook berisi 30 langkah optimasi SEO. Dengan menerapkan kesemua langkah-langkah di ebook tersebut, bisa dipastikan website Anda bisa jadi lebih SEO-friendly. Pada akhirnya, website bisnis Anda bisa lebih berpeluang menempati posisi teratas di Google. Download Ebook 30 Langkah Optimasi SEO – GRATIS!



5 Contoh Strategi Pemasaran Produk Di atas kami sudah menjelaskan mengenai lima konsep strategi pemasaran produk yang wajib Anda coba. Konsep tentu belum cukup tanpa contoh penerapannya. Maka dari itu, di bawah ini kami akan menjelaskan lima contoh dari konsep strategi pemasaran produk di atas: 1. Contoh Strategi Pemasaran Produk di Media Sosial Kasus ini bermula ketika Grab Indonesia mengucapkan selamat ulang tahun ke Presiden Jokowi. Grab menantang anak ketiga Sang Presiden, Kaesang Pangarep, untuk mentraktir bapaknya sebungkus martabak yang Kaesang jual lewat layanan Grabfood. Tantangan ini ditanggapi setengah serius sesuai dengan persona Kaesang yang bulliable. Tweet ini kembali dibalas dengan candaan receh oleh Grab. Hingga pada akhirnya Kaesang membalas dengan nada protes. Ini tak lain karena usaha kedai kopi milik Kaesang tak lekas diterima oleh Grabfood.



Di titik inilah Gofood Indonesia masuk dan mempromosikan layanannya. Strategi marketing ini sempat dipuji oleh Kaesang. Sebelum pada akhirnya, ia melayangkan protes ke Gofood karena sistem Gopay (uang elektronik versi GoJek) yang sering error.



Contoh strategi pemasaran produk media sosial Tidak ada resep sukses menjalankan strategi pemasaran macam ini. Sebetulnya, bisa dibilang, Anda benar-benar bertaruh ketika menjajal strategi promosi ini. Mengapa? Karena tak ada jaminan apakah seorang selebtwit akan membalas tweet Anda. Pun, Anda tak bisa memastikan apakah si selebtwit akan mendukung atau malah mengejek upaya marketing Anda. Sama halnya seperti yang dilakukan Kaesang. Jika memang Anda tertarik untuk menjalankan strategi macam ini, pastikan Anda sudah sangat percaya diri dengan produk bisnis yang dipunyai. Selain itu, coba analisis kemungkinan respons yang bisa muncul. Supaya nantinya upaya marketing yang dilakukan takkan jadi bumerang untuk bisnis Anda sendiri. 2. Contoh Strategi Pemasaran Produk Melalui Influencers Contoh strategi pemasaran produk glossier cosmetics Glossier merupakan brand kosmetik kenamaan. Produk skincare dan makeup yang terinspirasi kecantikan natural ini, dinobatkan sebagai salah satu Most Innovative Companies oleh Fast Company di tahun 2017. Melengkapi visinya sebagai brand yang merayakan kecantikan natural dan keunikan masing-masing perempuan, Glossier konsisten mengandalkan strategi pemasaran dari micro-influencers. Di halaman resminya, Glossier menyediakan bagian khusus dinamakan Looks IRL yang berarti “tampilan di kehidupan nyata”. Bagian ini berisi foto-foto perempuan yang menggunakan produk Glossier beserta keterangan soal produknya. Kesemua foto yang ditampilkan berasal dari Instagram. Di blog lainnya, yaitu Into The Gloss, Glossier juga mewawancarai perempuanperempuan inspiratif. Di sana, mereka membahas apapun soal karir, pendapat soal konsep kecantikan, makeup, skincare, tubuh, dan sebagainya.



Cara marketing ini justru terbilang unik. Sebab Glossier tak ragu bicara soal brand makeup dan skincare saingannya. Poin inilah yang kemudian membuat calon pelanggan justru percaya dengan kualitas produk Glossier. 3. Contoh Strategi Pemasaran Produk Lewat Affiliate Marketing Contoh strategi marketing produk cara kerja afiliasi Program Afiliasi Niagahoster menawarkan komisi besar untuk Anda. Dengan mendaftar program ini, Anda bisa mendapatkan komisi 70 persen untuk setiap layanan hosting yang berhasil dijual. Anda bisa membuat kode voucher unik atau memasang banner referral di website Anda. Opsi pertama cukup fleksibel untuk disebarkan di berbagai channel media sosial. Tapi opsi kedua bisa lebih menunjukkan sisi profesional Anda. Kedua opsi promosi ini bukan satu-satunya fitur yang ditawarkan Niagahoster. Dari sisi pembayaran komisi (ini pasti yang terpenting untuk Anda, kan?) Niagahoster memberikan layanan pencairan yang cepat. Dalam waktu 30 hari, komisi Anda sudah diproses dan sampai ke rekening. Fitur tak kalah penting adalah adanya Affiliate Account Manager. Talent ini berdedikasi untuk memastikan program afiliasi yang Anda ikuti berjalan dengan baik. Namun, ini tak berarti Anda hanya bisa menghubungi Affiliate Account Manager untuk urusan komplain. Anda bisa juga bicara serta diskusi soal strategi promosi, bagaimana menjaring lebih banyak calon pelanggan, bertanya soal layanan Niagahoster, dan sebagainya. Poin inilah yang membedakan strategi pemasaran produk Niagahoster dengan strategi sejenis di tempat lain. 4. Contoh Strategi Pemasaran Produk Lewat Video YouTube Strategi pemasaran produk video Di tahun 2017, Facebook mengeluarkan fitur baru yaitu Birthday Fundraisers. Fitur satu ini mengajak pengguna Facebook untuk mengumpulkan donasi selama dua minggu sebelum hari ultah. Donasi yang terkumpul akan diserahkan pengguna Facebook kepada organisasi non-profit yang diinginkan si pengguna. Dalam video promosinya, Facebook menampilkan berbagai harapan orang di hari ulang tahunnya. Mulai dari memberi makan hewan-hewan di jalan, mengajari anak-anak berkebutuhan khusus, memberi makan orang-orang kelaparan, mengkampanyekan anti-bullying, dan sebagainya.



Setelah melihat berbagai harapan, Facebook lantas menambahkan tulisan “Wish Bigger On Your Birthday” yang lalu ditutup dengan pertanyaan, “Apa harapanmu?” Konten video dari Facebook ini tak hanya menggugah sisi emosional dari penontonnya. Video ini juga membuat penonton tertarik dan ingin mencari info lebih lanjut soal fitur terbaru Facebook. Ini salah satu racikan pas untuk video berdurasi satu menit.



5. Contoh Strategi Pemasaran Produk Lewat Blog dan Optimasi SEO Contoh strategi marketing produk blog seo Hubspot merupakan developer dan marketer untuk software bisnis online. Perusahaan ini mengembangkan berbagai produk untuk memajukan performa bisnis Anda. Apalagi jika Anda mengandalkan internet untuk menyebarkan informasi dan reputasi bisnis yang dimiliki. Hubspot membuat berbagai produk seperti Content Management System (CMS) di mana Anda bisa membuat website yang apik dan menghasilkan uang. Selain itu ada juga beberapa layanan lain di bidang marketing, sales, dan customer service. Sejujurnya produk keluaran Hubspot bisa dikatakan mahal. Produk macam ini sangat cocok bagi bisnis berkaliber besar dan pelanggan yang jumlahnya sangat banyak. Meski begitu, bukan berarti Anda tak bisa mendapatkan manfaat ketika Anda tak membelinya. Anda bisa mengakses blog Hubspot untuk mendapatkan berbagai insight soal bisnis. Mulai dari artikel interpersonal dan self-growth hingga analisis strategi marketing. Kesemuanya bisa diakses tanpa harus menjadi pelanggan lebih dulu. Sangat menarik bukan? Barangkali karena itulah Hubspot melayani 56.000+ pelanggan yang tersebar di 100 negara di dunia. Lewat berbagai resource dan kursusnya pula, Hubspot berhasil mencetak 169.000+ profesional dan marketer bersertifikat. Baca juga: 9 Cara Menjadi Blogger Sukses dan Profesional 2020 Mengapa Anda Harus Menerapkan Strategi Pemasaran Produk? Seperti yang sudah disebutkan di atas, strategi pemasaran produk punya peranan penting dalam bisnis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa strategi pemasaran produk penting untuk bisnis Anda: 1. Punya Target Pasar yang Jelas



Hal pertama yang akan Anda lakukan dalam membuat strategi adalah dengan menentukan target pasar. Mengapa? Karena Anda tidak bisa menjual produk kepada semua orang. Setiap produk punya segmentasinya masing-masing. Dengan strategi pemasaran produk, Anda bisa menentukan target pasar yang lebih spesifik dan lebih jelas. 2. Persuasi Target Pasar Lebih Mudah Dengan target pasar yang lebih jelas, tentu komunikasi lebih lancar. Sebab Anda sudah tahu karakteristik target pasar Anda. Jadi Anda akan menggunakan bahasa, budaya, dan kebiasaan yang memang sudah familiar dengan pasar yang Anda targetkan. 3. Koordinasi Tim Lebih Jelas Tidak hanya menguntungkan bisnis dari sisi konsumen, strategi di pemasaran produk juga menguntungkan orang-orang yang mengeksekusinya. Dengan adanya strategi yang jelas, koordinasi tim Anda pun lebih terorganisasi. Setiap anggota tim bisa dengan mudah mengetahui seperti apa pasar yang ditargetkan dan langkah-langkah apa saja yang cocok. Jadi seluruh anggota tim punya persepsi yang sama. 6 Checklist Sebelum Menerapkan Strategi Pemasaran Produk “Give them quality. That is the best kind of advertising.” ─ Milton Hershey, pendiri cokelat Hershey. Berikan pelanggan kualitas produkmu. Itulah teknik terbaik untuk beriklan. Kutipan ini mengingatkan pemilik bisnis untuk fokus pada produk sebelum melangkah jauh ke strategi marketing. Toh pada akhirnya, strategi pemasaran secanggih apapun takkan mampu menutupi kualitas produk abal-abal. Di sisi lain, produk yang berkualitas tinggi biasanya tak perlu strategi marketing muluk-muluk untuk bisa sukses di pasaran. Itu pula mengapa, di bagian ini kita akan sedikit bicara soal hal-hal di sekitar produk dan bisnis Anda. Hal-hal di bawah sebetulnya dimaksudkan untuk membantu Anda mengenal lebih dalam produk dan peta persaingan bisnis. Dengan begitu, Anda bisa menyesuaikan strategi pemasaran produk agar dapat mencapai target penjualan yang diinginkan. Jadi, inilah checklist hal yang perlu Anda pastikan ada sebelum menjalankan strategi pemasaran produk: 1. Kenali target pelanggan



Mengenal kepada siapa Anda menjual produk merupakan hal penting dalam bisnis. Poin satu ini akan sangat menentukan bagaimana marketing dijalankan. Mengambil istilah “pelanggan adalah raja”, maka cara ini mengingatkan Anda pentingnya memahami bagaimana “raja” ingin dilayani. 2. Amati strategi kompetitor Bisnis tak pernah bekerja dalam kondisi hampa. Jika Anda memang merintis sebuah model bisnis yang benar-benar baru, tak butuh waktu lama supaya bisnis Anda diduplikasi orang lain. Itu mengapa Anda perlu selalu mengamati apa yang dilakukan oleh kompetitor. Sebab tentunya, Anda tak mau tersaingi dan kehilangan pelanggan oleh kompetitor kan? 3. Pilih channel marketing yang tepat Promosi produk bisa dilakukan di mana saja. Namun, Anda seharusnya tahu kalau tak semua channel marketing bisa menghasilkan output besar. Itu mengapa Anda perlu memilih channel marketing yang banyak digunakan pelanggan potensial. Prinsipnya, mengapa harus menghabiskan energi ke semua channel marketing ketika beberapa saja sudah memberikan hasil maksimal? 4. Petakan customer journey Poin satu ini tak pernah lepas dari setiap bisnis. Semua penjualan dimulai dengan tahap perkenalan (awareness), pertimbangan (consideration), penjualan (sales), penilaian (review), dan pembelian kembali (retention). Setiap proses ini berharga untuk upaya promosi Anda. Maka dari itu, Anda perlu tahu apa saja yang perlu dilakukan supaya calon pelanggan tertarik untuk meneruskan customer journey-nya. 5. Buat target marketing yang realistis Ini lagi-lagi penting. Anda perlu membuat sebuah target marketing yang memenuhi prinsip SMART (Specific, Measurable, Actionable, Relevant, dan Time-bound). Target yang realistis dan terukur membantu Anda mengeksekusi strategi pemasaran dengan lebih terarah. 6. Buat target marketing yang realistis Ini lagi-lagi penting. Anda perlu membuat sebuah target marketing yang memenuhi prinsip SMART (Specific, Measurable, Actionable, Relevant, dan Time-bound). Target yang realistis dan terukur membantu Anda mengeksekusi strategi pemasaran dengan lebih terarah. Itu dia penjelasan ringkas soal poin-poin yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan strategi marketing. Untuk penjelasan versi lebih lengkap, Anda bisa baca artikel Marketing Mix: Konsep dan Penerapannya di Bisnis Masa Kini dan 7 Langkah Membuat Strategi Content Marketing Untuk Bisnis.



Pastikan Anda benar-benar memahami dan menerapkan poin-poin di atas. Semakin banyak di data yang didapat dari checklist di atas, semakin mudah juga Anda dalam membuat strategi pemasaran yang efektif. Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.niagahoster.co.id/blog/strategipemasaran-produk/ 3. Menurut Anda apakah situasi pembelian online vs mall berpengaruh terhadap perilaku konsumen? Jelaskan jawaban anda! JAWAB : Jelas berpengaruh, karena dgn belanja online pelanggan tidak perlu bepergian keluar rumah untuk membeli barang yang dia inginkan, tinggal membuka aplikasi dan memilih barang yang mereka suka, pelanggan bisa belanja tanpa keluar rumah sedangkan bila belanja di mall bisa dibilang lebih repot karna kita harus meluangkan banyak waktu untuk bepergian ke mall, belum termasuk transportasi dan lain lain.