Diskusi Minggu Ke 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Diskusi Minggu Ke 8 Matkul : Teori Portofolio dan Analisis Investasi Dosen : David Syam Budi Bakroh 1. Portofolio berikut sedang dipertimbangkan untuk investasi. Selama periode yang dipertimbangkan, return bebas risiko sebesar 0.07. Portofolio P Q R S Pasar



Return 0,15 0,20 0,10 0,17 0,13



Beta 1,0 1,5 0,6 1,1 1,0



σi 0,05 0,10 0,03 0,06 0,04



a. Hitunglah setiap portofolio dan portofolio pasar dengan menggunakan sharpe measure? TM = (0,13 – 0,07) / 0,04 = 1,5 TP = (0,15 – 0,07) / 0,05 = 1,6 TQ = (0,20 – 0,07) / 0,10 = 1,3 TR = (0,10 – 0,07) / 0,03 = 1 TS = (0,17 – 0,07) / 0,06 = 1,67 b. Beri peringkat setiap portofolio? Peringkat 1 2 3 4 5



Portofolio S P Pasar Q R



Nilai Portofolio 1,67 1,6 1,5 1,3 1



2. Berdasarkan data informasi pada soal nomor 1, maka: a. hitunglah setiap portofolio dan portofolio pasar dengan menggunakan Treynor’s measure? TM = (0,13 – 0,07) / 1,0 = 0,06 TP = (0,15 – 0,07) / 1,0 = 0,08 TQ = (0,20 – 0,07) / 1,5 = 0,087 TR = (0,10 – 0,07) / 0,6 = 0,05 TS = (0,17 – 0,07) / 1,1 = 0,091 b. Berilah peringkat portofolionya, bandingkan dengan sharpe measure dan jelaskan penyebab perbedaan yang anda temukan dalam peringat tersebut?



Peringkat 1 2 3 4 5



Portofolio S Q P Pasar R



Nilai Portofolio 0,091 0,087 0,08 0,06 0,05



Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas dan diberi peringkat. Portofolio Q terdiversifikasi dengan kurang baik karena pada treynor measure memberi peringkat 2 dan sharpe measure memberi peringkat 4. Jika tidak, peringkatnya akan sama atau serupa 3. Jelaskan bagaimana tahapan-tahapan dalam mengeksekusi portofolio? Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika portofolio masih belumdibuat dan merevisinya dikemudian hari berdasarkan umpan balik yang diterima. Beberapa tahapan dalam mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut ini: 1. Alokasi aktiva (asset allocation) Dengan keputusan untuk membagi dana ke beberapa jenis investasi yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio. Umumnya untuk investasi keuangan , dana dialokasikan pada tiga tipe aset yaitu saham, obligasi, dan instrumen pasar uang ( forex dan lain-lain). Alokasi aset merupakan keputusan investasi yang sangat penting, mengingat kombinasi aset inilah yang akan menghasilkan return dan resiko dari portofolio. 2. Optimalisasi portofolio (portfolio optimization) Terkait dengan pemilihan portofolio yang dapat memberikan hasil portofolio terbaik. 3. Pemilihan sekuritas (security selection) 4. Implementasi dan eksekusi Portofolio merupakan hasil pemilihan sekuritasyang telah dipilih kemudian dieksekusi yaitu melakukan pembelian dan penjualan sekuritas yang telah diportofoliokan. 4. Jelaskan bagaimana siklus off antara return dan risiko?



hidup



investor



mengalami



perubahan trade



Hidup manusia yang terbatas dan penghasilannya yang berbeda akan memengaruhi preferensi risiko investasi sepanjang siklus hidup mereka. Oleh karena itu, berdasarkan siklus hidup investor, trade off antara return dan risiko mengalami perubahan sebagaimana dijabarkan pada gambar berikut ini. Toleransi Risiko dan Return sesuai Siklus Hidup Investor Individual Fasa A merupakan fasa akumulasi (accumulated phase). Pada tahap ini investor individual umumnya adalah investor muda yang masih sedikit memiliki kekayaan, namun masih mempunyai jangka waktu yang panjang untuk mengumpulkannya. Investor pada tahap ini rela dan mau menanggung risiko yang lebih besar untuk memperoleh return yang lebih besar (higher return-higher risk).



Fasa B adalah fasa konsolidasi (consolidation phase). Pada tahap ini investor umumnya adalah investor yang tidak muda lagi dan mulai mengurangi keberaniannya terhadap risiko. Pada tahap ini investor mulai mengkonsolidasi investasinya dengan mengurangi investasi-investasi yang terlalu berisiko tinggi.  Terakhir pada fasa C yaitu fasa mengeluarkan dan memberi (spending and gifting phase) merupakan fasa akhir karier dan pensiun dari investor individual. Pada fasa ini mereka sudah tidak mendapatkan penghasilan dari kerjanya lagi dan mengandalkan biaya hidupnya dari penghasilan dari investasi-investasinya, sehingga mereka sangat berhatihati dengan investasiinvestasinya. Trade-off return risiko berada di tingkat rendah (lower return-lower risk).



SUMBER :  BMP EKSI4203 (Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi 2) Modul 9 Halaman 9.15 – 9.18  BMP EKSI4203 (Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi 3) Modul 9 Halaman 9.5 – 9.6  https://www.scribd.com/document/430333734/TIP-Bab-18  https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:// journal.uncp.ac.id/index.php/proceding/article/view/ 1145/988&ved=2ahUKEwizt5eZKn4AhXu8HMBHQziC6UQFnoECDEQAQ&usg=AOvVaw2fOr09fvFe10nILifYi23 J



Diskusi Minggu Ke 8 Matkul : Analisis Informasi Keuangan Dosen : Sitti Marwa Kharie S.E., M.Ak Apa yang dimaksud dengan leverage ? Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya beban tetap untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sumber dana perusahaan ini diperoleh dari pinjaman. Di samping itu, sumber dana pinjaman juga memiliki bunga yang berfungsi sebagai beban tetap. Sementara itu, leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa leverage ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).



Mengapa dalam melakukan analisis prediksi kebangkrutan kita perlu memperhatikan data-data perusahaan lain pada sektor atau industri yang serupa? Dalam melakukan analisis prediksi kebangkrutan kita dapat membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan / company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standar) untuk waktu yang sama. Karena dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada diatas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average) atau terletak dibawah rata-rata (below average). Bagaimana Saudara menggunakan rasio-rasio seperti debt to equity ratio, Altman Z Score, dan Score Early Warning System (EWS) Menilai kinerja keuangan suatu perusahaan?  Beberapa analisa yang dilakukan terkait laba rugi perusahaan, debt to equity ratio BUMN VS industri, Altman Z Score sebagai prediksi kebangkrutan, debt to equity (rule of Tumb max DER 3x) untuk menganalisa solvabilitas, dan Score Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi secara dini kesehatan perusahaan Debt to Equity Ratio adalah suatu rasio keuangan yang membandingkan antara jumlah utang dengan jumlah ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER) adalah hal yang dianggap penting, mengingat ekuitas dan jumlah utang yang digunakan dalam operasional perusahaan idealnya berada dalam rasio yang proporsional. Metode Altman Z-Score adalah metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dan pemberian bobot yang berbeda satu dengan lainya, itu berarti dengan metode Z-Score dapat diprediksi kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan (Rudianto, 2013 : 254). Menurut Satria (1994), Early Warning System (EWS) adalah tolok ukur perhitungan dari lembaga pengawas badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi, yang di mana dalam pengukurannya dilihat dari aspek-aspek rasio keuangan yaitu rasio likuiditas (liquidity ratios), rasio solvabilitas (solvency margin), rasio profitabilitas (profitability ratios), rasio stabilitas premi (stability premi ratios) dan rasio cadangan teknis (technical ratios). Apakah mungkin ketiga alat pengukuran tersebut memiliki kesimpulan analisis yang saling bertolak belakang atau kontradiktif? Dari ketiga alat pengukuran tersebut tidak memiliki kesimpulan analisis yang saling bertolak belakang atau kontradiktif. Ketiga alat ukur diatas memiliki fungsi berbeda namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui apakah perusahaan sehat atau tidak.



Altman Z Score sebagai prediksi kebangkrutan, debt to equity (rule of Tumb max DER 3x) untuk menganalisa solvabilitas, dan Score Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi secara dini kesehatan perusahaan. Pentingnya mmemprioritaskan tiga alat pengukuran diatas agar perusahaan bisa mengevaluasi kesehatan bisnis dan menumbuhkan bisnis secara sehat dan sustainable. Jika perusahaan mengabaikan alat pengukuran financial, perusahaan akan tersesat dan tergerus di era persaingan bisnis yang ketat dan pandemic saat ini. SUMBER :  https://www.suara.com/bisnis/2021/10/06/151825/apa-itu-leverage-pengertian-tujuandasar-dan-manfaat  https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ekonomi.upy.ac.id/ files/ANALISIS%2520RASIO%2520KEUANGAN%2520UNTUK %2520MEMPREDIKSI%2520KEBANGKRUTAN %2520_SUKHEMI_.pdf&ved=2ahUKEwjrr-Q1qT4AhUgSGwGHZaHAEMQFnoECAUQAQ&usg=AOvVaw1LiLjEdctLnvceBK gp_pUk  https://accurate.id/akuntansi/debt-to-equity-ratio-adalah/  https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:// jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/download/2139/2145/ &ved=2ahUKEwj4p4y_2KT4AhVM8XMBHbIUDxAQFnoECAYQAQ&usg=AOvV aw3j6l5Y8WB_AsEM9LIFYU7K  BMP EKSI4204 (Analisis Informasi Keuangan edisi 3) Modul 4 Halaman 4.24



Diskusi Minggu Ke 8 Matkul : Manajemen Operasi Dosen : Mik Wanul Khosiin, M.M. Terkait pembahasan PERT dan CPM pada Modul 9 dari BMP Manajemen Operasi halaman 9.26 – 9.36, pada perusahaan apa PERT lebih tepat untuk diimplementasikan dibandingkan dengan CPM? PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan dan gangguan produksi serta mengoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Sementara itu, CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan dengan menggunakan prinsip pembentukan jaringan. Meskipun PERT dan CPM berbeda sampai batas tertentu dalam terminologi dan dalam konstruksi jaringan kerja, tujuannya sama. Perbedaan PERT dan CPM sebagai berikut. 1. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu, dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator. 2. PERT menggunakan tiga jenis waktu pengerjaan, yaitu yang tercepat, terlama, serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan, yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.



3. PERT menekankan ketepatan waktu sebab dengan penyingkatan waktu, biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan ketepatan biaya. 4. Dalam PERT, anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan. PERT pada awalnya didesain untuk industri yang menghasilkan produk tidak standar dan mengalami perubahan teknologi yang cepat sekali, seperti industri pertahanan dan ruang angkasa, sehingga ada masalah ketidakpastian dalam penyelesaian. (Siswanto, 2007) analisis jaringan kegiatan, dan peristiwa atau disingkat analisis jaringan kerja adalah istilah umum yang meliputi berbagai metode perencanaan proyek diantaranya, yang paling terkenal adalah PERT dua sistem ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk proyek-proyek skala besar dalam bidang pertahanan (E. Jasifi, 1994). T. Hari Handoko (1993, 401) mengemukakan bahwa PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya. Sebagai tambahan informasi, kompleksitas proyek tergantung dari hal-hal sebagai berikut : Jumlah Macam Kegiatan dalam Proyek, Macam dan Jumlah hubungan Kelompok (Organisasi) dalam Proyek, Macam dan jumlah hubungan antar Kegiatan (organisasi) di dalam proyek dengan pihak luar. Kompleksitas tidak tergantung dari besar kecilnya ukuran suatu proyek. Proyek kecil dapat saja bersifat lebih kompleks daripada proyek besar. Dari semua keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa PERT cocok diterapkan pada  Perusahaan yang memiliki proyek-proyek yang kompleks. Seperti pada perusahaan konstruksi, seperti kita ketahui bersama bahwa proyek Konstruksi biasanya kompleks dan semakin lama akan semakin kompleks.  Perusahaan teknologi, karena biasanya pada perusahaan di bidang ini selalu terdapat proyek-proyek baru yang belum pernah dikerjakan.  Atau ada perusahaan manufaktur yang mempunyai proyek baru, dimana proyek tersebut belum pernah dikerjakan sebelumnya, seperti perusahaan yang memproduksi batik tulis, pada suatu saat ingin mengeluarkan produk baru berupa batik cap/sablon dengan teknologi baru, maka perusahaan tersebut dapat menerapkan PERT untuk membuat sistem perencanaan dan pengawasan produksi yang lebih optimal juga dapat dicapainya efisiensi waktu produksi yang dapat meningkatkan jumlah produksi.



SUMBER :  BMP EKMA4215 (Manajemen Operasi edisi 3) Modul 9 Halaman 9.22 – 9.23  https://www.beautylivs.com/2018/11/PERUSAHAAN-SISTEM-PERT.html?m=1



Diskusi Minggu Ke 8 Matkul : Teori Akuntansi Dosen : Ramadanis, S.E.Sy Akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional. Buatlah tabel perbedaannya dan jelaskan! SUMBER :  https://slideplayer.info/amp/15160196/  https://slideplayer.info/amp/2978407/  https://tapanuli.delinewstv.com/2021/02/489-tujuan-pembuatan-laporan-keuanganbagi-bank-dan-lembaga-keuangan-syariah-menurut-aaoifi/



Diskusi Minggu Ke 8 Matkul : Sistem Informasi Akuntansi Dosen : Dri Asmawanti S, S.E., M.S.Ak Apakah laporan keuangan dan laporan manajerial berbeda? Jelaskan! Iya berbeda, laporan keuangan digunakan untuk menginformasikan performa keuangan perusahaan, sementara laporan manajerial digunakan untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai performa perusahaan secara keseluruhan. Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan digunakan untuk menyajikan kesehatan keuangan perusahaan kepada pemangku kepentingan eksternal. Hal ini memungkinkan dewan direksi, pemegang saham, calon investor, kreditur, atau lembaga keuangan untuk melihat bagaimana kinerja sebuah perusahaan selama periode waktu tertentu berdasarkan analisis laporan keuangan yang diambil dari catatan di masa lalu. Tugas akuntansi keuangan biasanya lebih berfokus pada penyusunan laporan keuangan untuk diberikan kepada pihak-pihak luar yang berkepentingan, sehingga pekerjaan tersebut wajib dipublikasikan dan diaudit oleh auditor resmi yang berperan sebagai pihak independen. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen, atau biasa disebut sebagai akuntansi manajerial, bertugas untuk memberikan laporan yang akan digunakan oleh manajer dan direktur untuk membuat



keputusan mengenai operasi sehari-hari perusahaan. Alih-alih berfokus pada hasil pencapaian yang telah dilakukan di masa lalu, akuntansi manajerial bertugas untuk mengidentifikasi masalah operasional yang terjadi dan mencari cara untuk memperbaikinya guna meningkatkan keuntungan yang bisa dicapai di masa depan. Perbedaan Antara Laporan Akuntansi Keuangan dan Laporan Akuntansi Manajemen Ada dua perbedaan utama antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Perbedaan pertama adalah bahwa akuntansi keuangan disiapkan untuk audit eksternal, sedangkan akuntansi manajemen disajikan kepada komunitas internal perusahaan. Laporan keuangan terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Lalu, laporan ini disusun setiap akhir periode, biasanya setiap akhir semester atau akhir tahun buku.Disisi lain, dalam akuntansi manajemen, laporan yang dihasilkan serta penyerahannya ditentukan oleh kebijakan manajemen. Jadi, laporan dihasilkan setiap kali diperlukan. Perbedaan kedua adalah tujuan dari pembuatan laporan, yang mana akuntansi keuangan digunakan oleh pihak luar untuk memutuskan apakah akan berinvestasi atau meminjamkan uang atau tidak. Karenanya, untuk melihat kesehatan keuangan maka laporan yang dibuat pun berdasarkan hasil keuntungan dan pencapaian di masa lalu. Sedangkan laporan akuntansi manajemen dibuat pada tingkatan yang lebih rinci dan spesifik dengan jangka waktu yang lebih relevan, dan laporan tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam membuat kebijakan, rencana, serta strategi bisnis agar perusahaan dapat meraih keuntungan dan pencapaian yang lebih tinggi di masa depan. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen adalah dua hal penting yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan agar tetap berjalan dengan efektif sebagaimana mestinya. Akuntansi keuangan membantu sebuah perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dengan membandingkan pencapaian yang sudah dihasilkan dari periode-periode sebelumnya, sedangkan akuntansi manajemen membantu dalam menganalisis kinerja, membuat strategi, mengambil penilaian yang lebih baik, serta menyusun kebijakan untuk masa depan perusahaan. SUMBER :  BMP EKSI4312 (Sistem Informasi Akuntansi edisi 3) Modul 9 Halaman 9.5 – 9.6  https://sepuluhteratas.com/perbedaan-antara-laporan-keuangan-dengan-laporanmanajerial