Dislokasi & Artritis Gout - KLP 5 KMB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PATOFISIOLOGI & ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DISLOKASI



Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Monika Diara Putri 2.Lutfiana Fajri 3.Suci Faisal 4.Gezi Maretha



(1911311014) (1911312002) (1911312041) (1911313019)



1. Definisi Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lain dimana permukaan tulang yang membentuk sendi tak lagi berhubungan secara anatomi (Suriya & Zuriati, 2019)



2. Klarifikasi 1.Dislokasi congenital 2. Dislokasi patologik 3.Dislokasi traumatic Berdasarkan tipe kliniknya dibagi : 1.Dislokasi Akut. 2.Dislokasi Berulang.



Berdasarkan tempat terjadinya : 1.Dislokasi sendi rahang 2.Dislokasi sendi siku 3.Dislokasi sendi jari 4.Dislokasi sendi Methacarpopalangeal dan interpalangeal 5.Dislokasi Panggul 6.Dislokasi Patella



3. Etiologi 01 Olahraga



02 Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga



Olahraga biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh



Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.



03



04



Terjatuh



Patologis Terjadinya "tear" ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen vital penghubung tulang.



4.Manifestasi Klinis 1.Deformasi pada persendian 2.Gangguan gerakan 3.Pembengkakan 4.Nyeri 5.Kekakuan 6.Kehilangan mobilitas normal 7.Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi



5. Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi ada tiga hal yang pertama yaitu kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi, Yang kedua yaitu adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan yang terakhir yaitu patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi



6. Pemeriksaan Penunjang 1.Sinar-X (Rontgen) 2.CT Scan 3.MRI



Asuhan Keperawatan



Kasus Ny. A (36 tahun) dibawa keluarga ke IGD RSUP. Dr. M.Djamil. Pasien datang sadar mengeluh nyeri pada siku kanannya setelah kecelakaan sepeda motor 6 jam SMRS. Riwayat tidak sadar (-), mual (-), muntah (-). Nyeri pada perut (-). Sesak (-)Pasien sebelumnya mengendarai sepeda motor dan terpeleset terjatuh kearah kanan, dan dikatakan siku membentur aspal. Setelah kejadian tersebut, siku kanan pasien menjadi sulit digerakan, terasa nyeri, dan bentuk siku menjadi tidak simetris. Pasien masih bisa merasakan seluruh jari dan lengan, masih bisa menggerakan lengan, tangan dan jari namun terbatas karena nyeri. Nyeri dirasakan berdenyut-denyut, skala 5 (NRS 0-10), durasi < 10 menit, dirasakan saat pasien menggerakan tangan kanan. Sebelumnya pasien ke RSUD dan di lakukan pemeriksaan radiologi dan diberikan penghilang nyeri. Dari pemeriksaan fisik Regio elbow Dextra didapatkan Look: Bengkak (+), Deformitas (+) angulation (+) Feel : Nyeri (+) Pada siku, A. Radialis (+) teraba, CRT < 2”, sensasi normal SaO2 98,%, Hypoesthesia (-) M:ROM aktif elbow terbatas karena nyeri, ROM aktif Wrist 0/90. Di RSUD pasien dilakukan foto elbow AP/Lat. Pasien didiagnosa dengan Posterior Dislocation of Right Elbow Joint diberikan penghilang nyeri dan pasien memutuskan untuk pulang paksa, 6 jam setelah pulang pasien mengeluh nyeri dan datang ke RSUP Dr. M.Djamil , di RSUP pasien dilakukan tindakan Closed Reduction + Immobilization with Backslab, observasi 2 jam dan pulangkan untuk



WOC Infeksi dari penyakit lain



Trauma



Kelainan Kongenital



Posterior Dislocation of Right Elbow Joint



Deformatis Tulang



Gangguan bentuk dan pergerakan



Kesulitan dalam menggerakkan sendi



Rasa tidak nyaman karena inflamasi



MK:Hambatan Mobilitas Fisik



MK:Nyeri Akut



Pengkajian 1.Identitas 1)Identitas Pasien Nama : Ny.A Umur : 36 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Padang Tanggal masuk : 13 september 2021



2)Identitas Keluarga Nama : Ny.P Umur : 45 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Keluarga pasien Alamat : Padang



2. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien datang sadar mengeluh nyeri pada siku kanannya setelah kecelakaan sepeda motor. Riwayat tidak sadar (-), mual (-), muntah (-). Nyeri pada perut (-). Sesak (-), siku kanan pasien menjadi sulit digerakan, terasa nyeri, dan bentuk siku menjadi tidak simetris. Pasien masih bisa merasakan seluruh jari dan lengan, masih bisa menggerakan lengan, tangan dan jari namun terbatas karena nyeri. 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Diketahui pasien mengeluhkan nyeri setelah memutuskan pulang paksa setelah mengalami kecelakaan 3) Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak terkaji 3. Pengkajian Gordon 1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Klien mengalami nyeri, siku kanan pasien sulit digerakkan, bentuk siku tidak simetris, nyeri dirasakan berdenyut-denyut, skala 5 d urasi < 10 menit, dirasakan saat klien menggerakan tangan kanan.



2) Pola nutrisi-metabolik · Sebelum sakit : klien mengatakan makan makanan yang bernutrisi,seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C dll. · Selama sakit : klien mengatakan tidak ada masalah dengan nutrisi, klien masih bisa makan makanan yang bernutrisi 3)Pola eliminasi Sebelum sakit : klien mengatakan BAB dan BAK lancar dengan BAB konsistensi lembek, bau khas, berwarna hitam serta BAK 5x sehari, kuning jernih dan bau khas Selama sakit : Klien mengatakan BAB dan BAK lancar selama klien Mengalami nyeri dan dirawat di bangsal, dengan BAB konsistensi lembek, bau khas, berwarna hitam serta BAK 5x sehari, kuning jernih dan bau khas



4) Pola aktivitas dan latihan · Sebelum sakit : klien mengatakan biasanya dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri · Selama sakit : klien mengatakan semua aktivitas kegiatan klien menjadi berkurang karena nyeri yang dirasakan 5) Pola kognitif dan persepsi · Sebelum sakit : klien mengatakan dapat berbicara normal, berinteraksi sesuai, pendengaran tidak terganggu/ normal. · Selama sakit : klien mengatakan tidak timbul gangguan pada kognitif, masih normal, hanya rasa nyeri akibat dislokasi



Analisa Data No



Data



Etiologi



Masalah Keperawatan



1.



DO : Klien tampak meringis dan mengeluh nyeriKlien tampak merasakan nyeri pada tangan kanan berdenyut denyut dengan skala 5 (NRS 010) durasi 6 mg % normalnya pada pria 8







Deformitas



mg% dan pada wanita 7 mg%.







Eritema



2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk



2) Palpasi ●



Pembengkakan karena cairan / peradanagn







Perubahan suhu kulit



3) Pemeriksaan darah lengkap







Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit



4) Pemeriksaan ureua dan kratinin







Nyeri tekan







Krepitus







Perubahan range of motion



pemeriksaan diagnosa



yaitu cairan berwarna



putih seperti susu dan sangat kental sekali.



● ●



kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl



Penatalaksanaan Artritis Gout a.



b.



Terapi Non Farmakologi Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan Gout Arthritis, seperti istirahat yang cukup, menggunakan kompres hangat, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan. Terapi Farmakologi 1. Medikasi a. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg ( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin. b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik ) c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang. d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi. e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan. f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat. g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.



2. Perawatan a.



Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.



b.



Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.



c.



Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik



di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. d.



Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.



e.



Anjurkan pasien untuk banyak minum.



f.



Hindari penggunaan alkohol.



Komplikasi Asam Urat Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan



terbentuk batu.



Gout dapat merusak ginjal sehingga



pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran



urin yang



terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat



menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik



ASKEP Artritis Gout



KASUS Pasien Ny. S, 63 tahun, datang ke Puskesmas Simpur pada tanggal 10 September 2021 diantar oleh anaknya untuk berobat karena sering terasa pegal dan nyeri pada jarijari tangan serta lutut kanan. Nyeri sendi dirasakan hilang timbul dan menghilang dengan sendirinya. Nyeri dirasakan berdenyutdenyut, skala 4 (NRS 0-10). Biasanya nyeri akan dirasakan bertambah setelah sebelumnya pasien mengkonsumsi sayur-sayur berwarna hijau tua seperti daun singkong. Nyeri juga dirasakan bertambah apabila cuaca sedang dingin, terasa seperti kesemutan. Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu dan semakin memberat sejak 1 minggu sebelum ke puskesmas. Sebelumnya 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri sendi di jari-jari (ibu jari dan jari telunjuk) kaki kanan dan lutut kanan sampai susah untuk berjalan. Pasien juga mengatakan sebelumnya nyeri terjadi hilang timbul pada sendi lain, tetapi tidak pernah disertai bengkak ataupun kemerahan. Pasien mengaku pernah diperiksa asam urat dan hasilnya tinggi. Pasien masih dapat bekerja dan tidak mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi keluhannya. Riwayat merokok aktif maupun pasif disangkal oleh pasien. Riwayat memiliki penyakit kencing manis dan hipertensi tidak pernah dialami pasien. Riwayat penyakit keluarga yang pernah dialami tidak diketahui oleh pasien. Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita keluhan berupa bengkak dan nyeri sendi yang serupa seperti pasien. Pasien biasanya makan 2-3 kali sehari. Makanan yang dimakan cukup bervariasi. Namum pasien suka mengkonsumsi makanan yang berlemak, seperti daging dan kuning telur, jeroan, melinjo, dan makanan bersantan. Pasien mengaku sehari-hari kurang minum air putih, hanya 3 – 4 gelas kecil air putih. Pasien tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol ataupun jamuan, dan pasien jarang berolahraga. Pasien seorang lansia yang sudah menikah dan tidak bekerja, tinggal bersama dengan suami, anak perempuannya, menantu, dan kedua cucunya. Sehingga jumlah angota keluarga yang tinggal dirumah adalah enam orang



Dalam kegiatan sehari-hari pasien hanya di rumah saja, setiap pagi pasien berjualan nasi uduk di rumahnya untuk mengisi kekosongan agar tidak menganggur. Semua kegiatan rumah tangga dikerjakannya bersama dengan anak dan cucu yang tinggal serumah dengannya. Kebutuhan sehari-hari keluarga pasien dicukupi oleh suaminya, umumnya menggunakan uang dari gaji Tn.S sebagai buruh ± Rp 1,2jt/bulan dan dengan uang dari menantunya Tn. W ± 1,5jt/bulan. Keadaaan umum: tampak sakit ringan; suhu: 36 C; tekanan darah: 130/80 mmHg; frek. nadi: 94 x/menit; frek. nafas: 20 x/menit; berat badan: 58 kg; tinggi badan: 155 cm; status gizi: overweight (IMT : 24,1). Status generalis : kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, paru, jantung, abdomen semua dalam batas normal. Status lokalis : Regio genu dextra/sinistra → L (look): Deformitas (-/-), warna dalam batas normal F (feel): Warm (+/+), bony tenderness (-/-), nyeri tekan +/+ M (move): Krepitasi (-/-), ROM baik/baik (ekstensi 90 tidak terbatas)



Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium (10 September 2021) a. Asam urat : 7,39 mg/dl b. b. Kolesterol : 165,2 mg/dl



WOC



Analisa Data Data Klien



DS : a. Ny.S mengatakan sering merasa pegal dan nyeri pada jari-jari tangan serta lutut kanan. b. Ny.S mengatakan nyeri sendi dirasakan hilang timbul dan menghilang dengan sendirinya.



c. Ny.S mengatakan nyeri dirasakan berdenyut-denyut, skala 4 (NRS 0-10) d. Ny.S suka mengonsumsi makanan berlemak P : Nyeri karna Asam Urat. Q : Nyeri berdenyut-denyut R : Jari-jari tangan serta lutut kanan S:4 T : Hilang timbul DO : a. Klien tampak sakit ringan



b. Kadar Asam Urat : 7,39 mg/dl (tinggi)



Etiologi



Masalah Keperawatan Kondisi Akut Nyeri Akut (Gout Arthritis). (D.0077).



Data Klien



Etiologi



DS : • Ny.S mengatakan sebelumnya 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri sendi di jari-jari (ibu jari dan jari telunjuk) kaki kanan dan lutut kanan sampai susah untuk berjalan DS: • Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah memperhatikan kesehatannya klien masih bisa bekerja dan tidak pernah mengonsumsi obatobatan untuk mengurangi keluhannya • Klien mengatakan ia suka mengonsumsi makanan berlemak seperti daging,jeroan,dan makanan bersantan • Klien mengatakan nyeri sendi nya kambuh ketika mengomsumsi sayuran hijau seperti daun singkong • Klien jarang berolahraga



Nyeri



Kurang terpapar informasi



Masalah Keperawatan Gangguan mobilitas fisik (D.0054).



Defisit pengetahuan tentang Artritis Gout D.0111



Diagnosa Keperawatan



1. 2. 3.



Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian (D.0054). Defisit pengetahuan tentang Artritis Gout b.d kurang terpapar informasi d.d menunjukkan perilakua yang tidak sesuai anjuran,menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah D.0111



Intervensi dan Outcome No 1.



Diagnosa Keperawatan



SLKI



Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan agen cedera biologis (D.0077). keperawatan diharapkan nyeri hilang atau terkontrol meningkat dengan kriteria hasil : 1. Melaporkan Bahwa Nyeri Berkurang Dengan Mengguna Kan Manajemen Nyeri. 2. Mampu Mengenali Nyeri (Skala, Intensitas, Frekuensi Dan Tanda Nyeri). 3. Menyatakan Rasa Nyaman Setelah Nyeri Berkurang.



SIKI Manajemen nyeri Tindakan: 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri. 2. Pantau kadar asam urat. 3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.



4. Ajarkan teknik non farmakologi rileksasi napas dalam. 5. Posisikan klien agar merasa nyaman, misalnya sendi yang nyeri diistarahatkan dan diberikan bantalan.



6. Kaloborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri yang tidak berhasil.



No 2.



Diagnosa Keperawatan



SLKI



Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan berhubungan dengan nyeri keperawatan diharapkan persendian (D.0054). klien mampu melakukan rentan gerak aktif dan ambulasi secara perlahan dengan kriteria hasil : 1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik. 2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilisasi. 3. Memperagaan penggunaan alat bantu.



SIKI Dukungan Ambulansi Tindakan: 1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan. 2. Kaji tingkat mobilisasi klien. 3. Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif maupun rentan gerak pasif pada sendi.



4. Lakukan ambulasi dengan alat bantu (misalnya tongkat, kursi roda, walker, kruk). 5. Latih klien dalam pemenuhan kebetuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan 6. Motivasi klien untuk meningktkan kembali aktivitas yang normal, jika bengkak dan nyeri telah berkurang.



No



Diagnosa Keperawatan



3.



Defisit pengetahuan tentang Artritis Gout b.d kurang terpapar informasi d.d menunjukkan perilakua yang tidak sesuai anjuran,menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah D.0111



SLKI



Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tingkat pengetahuan klien meningkat dengan kriteria hasil : • Perilaku sesuai anjuran meningkat • Verbalisasi minat belajar meningkat • Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun • Perilaku membaik



SIKI



Edukasi kesehatan Tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurun motivasi perilaku hidup bersih dan sehat 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 4. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan 5. Berikan kesempatan untuk bertanya 6. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan 7. Ajarkan perilaku hidup sehat



TERIMAKASIH