Distribusi Makanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview





Distribusi Makanan Distribusi makanan adalah serangkaian roses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang bertujuan agar konsumen/pasien mendapatkan makanan sesuai dengan diet dan ketentuan yang berlaku (PGRS, 2013) Dalam menetapkan kebutuhan sarana fisik dan perlengkapan instalasi gizi, salah satu faktor yang turut berperan adalah sistem distribusi dan macam pelayanan yang diterapkan di institusi. Dengan penetapan sistem distribusi dan pelayanan, berarti institusi telah memperhitungkan keuntungan dan kelemahan sistem, efisiensi pekerjaan, kelancaran arus kerja serta keharmonisan dalam pelayanan bagi pasien. Sistem distribusi ini hanya dibutuhkan bagi institusi yang melayani pasien ditempat-tempat yang cukup tersebar di beberapa lokasi Sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada. Terdapat 3 (tiga) sistem distribusi makanan di rumah sakit, yaitu sistem yang dipusatkan (sentralisasi), sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi dengan desentralisasi a) Sistem Sentralisasi Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”, yaitu makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruangan produksi makanan. Dengan cara ini maka semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat. Sebelum memilih cara sentralisasi ini, maka penanggung jawab penyediaan makanan sudah harus memperhitungkan konsekuensi yang harus diadakan seperti luas tempat, peralatan, tenaga dan kesiapan manajemen yang menyeluruh. Dengan cara sentralisasi ini ada hal-hal yang menguntungkan dan merugikan. 1. Keuntungan 



Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya.







Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti







Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan pemberian makanan.







Ruangan pasien terhindar dari bau masakan dan kebisingan pada waktu pembagian makanan.







Tidak dibutuhkan alat-alat makan yang berlebih di pantry dan juga tidak diperlukan ruang penyimpanan khusus, alat makan langsung kembali ke sentral pelayanan.







Masalah kelebihan makanan atau sisa makanan diruangan akan berlangsung.







Tidak akan menjumpai suara keributan tenaga, maupun bau makanan ke pasien



2. Kelemahan 



Memerlukan tempat, peralatan dan perlengkapan makanan yang lebih banyak (tempat harus luas, kereta pemanas mempunyai rak).







Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan.







Ketika makanan sampai ke pasien akan sedikit dingin







Adanya kemungkinan makanan sudah tercampur serta kurang menarik sehingga menurunkan nafsu makan, akibat perjalanan dari ruang produksi ke pantry di ruang perawatan/ rawat inap







Kepuasan client perorangan agak terabaikan



b) Sistem Desentralisasi Cara



ini



umumnya



diebut



dengan



sistem



distribusi



“desentralisasi”. Makanan pasien dibawa ke ruang perawatan pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian dipersiapkan ulang, dan disajikkan dalam alat makan pasien sesuai dengan dietnya. Sistem ini membutuhkan pos pelayanan makanan sementara yang berfungsi untuk menghangatkan kembali makanan, membuat makanan atau minuman sejenisnya, menyiapkan peralatan makan bersih, menyajikan makan sesuai dengan porsi yang ditetapkan 1. Keuntungan 



Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makan yang ada di dapur ruangan tidak banyak







Makanan dapat dihagatkan kembali sebelum dihidangkan ke pasien







Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta dengan orsi yang sesuai kebutuhan pasien







Mutu makanan dapat dipertahankan karena makanan dapat dihangatkan kembali



2. Kelemahan 



Memerlukan tenaga lebih banyak di ruangan dan pengawasan secara menyeluruh agak sulit.







Makanan dapat rusak bila petugas lupa untuk menghangatkan kembali.







Besar porsi sukar diawasi, khususnya bagi pasien yang menjalankan diet







Ruangan pasien dapat terganggu oleh kebisingan pada saat pembagian makanan dan juga bau makanan/masakan







Pelayanan makanan lebih lambat.







Biaya untuk pantry cukup tinggi sehingga membebankan pihak rumak sakit







Kesulitann untuk menata peralatan makan dan inventarisnya di pantry



c) Sistem Kombinasi Sistem distribusi kombinasi adalah pendistribusian dengan cara sebagian makana ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi, dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar yang distribusinya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan. Sistem pendistribusian yang digunakan di rumah sakit Islam Malang adalah menggunakan sistem “sentralisasi” dimana kegiatan pembagian makananya dipusatkan pada suatu tempat dan disesuaikan dengan karakteristik, diet pasien maupun kelas rawat dari setiap masing masing pasien. Daftar pesanan diet dibuat oleh perawat masing-masing ruangan kemudian akan diambil oleh petugas distribusi intalasi gizi Setelah diberikan kepada ahli gizi yang berjaga kemudian dilakukanya verifikasi terhadap diet yang akan diberikan, kemudian petugas menulis diet yang telah dipesan pada whiteboard di ruang dapur



yang berdasarkan kelas dan ruang rawat inap. Ketika makanan selesai dimasak, pendistribusian dilakukan oleh petugas distribusi dan dilakukan di ruang pemorsian di instalasi gizi. Kegiatan distribusi makanan dilakukan oleh petugas distribusi yang kemudian di distribusikan ke seluruh pasien. Sistem “sentralisasi” ini dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 



Disesuaikan dengan tempat yang ada karena jarak dapur ke tempat rawat inap pasien tidak terlalu jauh







Alat



yang



digunakan



terbatas,



karena



dengan



menggunakan sistem sentralisasi tidak membutuhkan alat tambahan 



Tenaga yang bertugas terbatas, RS Islam Malang hanya mempunyai tenaga pengantar sebanyak 7 orang







Menjaga kualitas makanan yang akan disajikan, baik dari segi porsi, suhu, dan diet yang akan diberikan sehingga menimalisir terjadinya kesalahn pemberian makanan karena akan diawasi oleh ahli gizi



Prosedur Standart Operatting Procedure di RS Islam Malang adalah: Tujuan



Konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku



Kebijakan



SK Direktur Rumah Sakit Islam Malang No.206/Kep.A/RSI-U/X/2015



tentang



Kebijakan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Prosedur



1. Melaksanakan enam langkah cuci tangan. 2. Petugas memakai APD 3. Petugas menerima makanan matang. 4. Segera melakukan pemorsian agar suhu dapat dipertahankan. 5. Memorsi makanan sesuai dengan takaran



6. Sajikan sesuai dengan kategori alat saji kelas perawatan. 7. Wraping semua makanan yang sudah siap 8. Masukkan dalam trolly yang bersih dan aman 9. Bagaikan



kepada



pasien



dengan identifikasi pasien



Unit Terkait



Instalasi Gizi



sesuai



Alur distribusi makanan Gambar ......... Pemorsian sesuai kelas



Dimasukkan kedalam Trolly putih



Dimasukkan kedalam trolly VIP



Mobilisasi Trolly diberikan kepada perawat VIP



Dikirim melalui jalur barat



Perawat memastikan label pada makanan



Mobilisasi Ke setiap ruangan



Perawat memberikan kepada pasien



Petugas pengantar memberikan makanan sesuai label



Perawat memberikan 5S(Senyum,Sapa,Sala m,Sopan,Santun



Trolly dibiarkan diruangan untuk pengambilan piring kotor



Dikirim melalui jalur barat



Mobilisasi Ke setiap ruangan



Perawat memastikan label pada makanan



Trolly ditinggal di area barat/timur untuk pengebalian piring kotor



a. Waktu Pemorsian Berikut tabel waktu pemorsian makanan di Instalasi Gizi RS Islam Malang Tabel ......... Waktu Makan Makan Pagi



Pukul 06.00 – 06.30 WIB



Snack Pagi



Pukul 08.30 – 09.00 WIB



Makan Siang



Pukul 11.00 – 11.30 WIB



Makan Sore



Pukul 17.00 – 17.30 WIB



b. Waktu Pendistribusian Berikut tabel waktu pendistribusian makanan ke ruangan di RS Islam Malang Waktu Makan Makan Pagi



Pukul 06.30 – 07.00 WIB



Snack Pagi



Pukul 09.00 – 09.30 WIB



Makan Siang



Pukul 11.30 – 12.00 WIB



Makan Sore



Pukul 17.30 – 18.00 WIB



C. Waktu Pendistribusian Makanan Pasien Ruang VIP dan DM Berikut tabel waktu pendistribusian makanan ke pasien ruang VIP dan DM di RS Islam Malang. Tabel .......... Waktu Makan Makan Pagi



Pukul 06.30 – 07.00 WIB



Snack Pagi



Pukul 09.00 – 09.30 WIB



Makan Siang



Pukul 11.30 – 12.00 WIB



Makan Sore



Pukul 17.30 – 18.00 WIB



Snack Sore DM



Pukul 11.30 – 12.00 WIB



Snack Malam VIP



Pukul 16.30 – 17.00 WIB



D. Jadwal Garnish Berikut tabel jadwal garnish di RS Islam Malang Hari Garnish Senin



Bunga Mawar (Kulit Tomat)



Selasa



Daun Seledri/peterseli & Tomat Slice



Rabu



Bunga Teratai (Wortel) dan sla keriting



Kamis



Kupu Kupu (Wortel)



Jumat



Bunga Teratai (Tomat)



Sabtu



Bunga Mawar (Kulit Tomat)



Minggu



Bunga Teratai (wortel) dan sla keriting



Keterangan : 1. Garnish untuk Kelas VIP, Jasmine 1 & Jasmine 2 2. Dibuat oleh seluruh tenaga tata boga sore



Tabel .. Jadwal Pendistribusian Makan dan snack disetiap ruanganya Ruang



Makan Pagi



Snack Pagi



Makan Siang



Makan Sore



VIP



06.00



08.30



11.30



16.30



IA



06.05



08.35



11.35



16.35



IB



06.05



08.35



11.35



16.35



II A



06.10



08.40



11.40



16.40



II B



06.10



08.40



11.40



16.40



ROI



06.15



08.45



11.45



16.45



KaBer



06.15



08.45



11.45



16.45



II Anak



06.20



08.50



11.50



16.50



III Anak



06.20



08.50



11.50



16.50



III A



06.20



08.50



11.50



16.50



IW



06.25



08.55



11.55



16.55



III B



06.25



08.55



11.55



16.55



Dari tabel di atas, jeda waktu antara ruangan yang satu dengan ruangan yang lainnya berbeda karena jarak antara ruangan satu dan yang lainya berbeda, tetapi untuk waktu



pengambilan makan pasien sudah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Secara keseluruhan, sistem penyajian makanan di RS Islam Malang sudah cukup baik. Setelah makanan diolah, makanan diporsi menurut jenis dietnya. Makanan kelas VIP disajikan dengan alat akan keramik dan kelas I disajikan di alat makan melamin keras dengan diberi garnis dan semuanya dibungkus dengan platik wrap, untuk alat saji kaca digunakan untuk kelas II dan III sama halnya dengan kelas I maupun VIP mereka semua dibungkus dengan plastik wrap bahkan sayur yang biasanya hanya ditutupi oleh mangkok nasi sekarang sudah menggunakan wrap juga. Sedangkan untuk garnish hanya diberikan kepada kelas perawatan VIP dan kelas I secara keseluruhan dari penggunaan garnish sudah sangat baik karena dengan adanya garnish tidak hanya membuat tampilan makanan lebih tetapi juga memberikan aroma khas yang dapat menunjang rasa dari menu