LPK Janin Letak Lintang  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN



ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DENGAN JANIN LETAK LINTANG DI BPM FITRIYANTI, KAJHU



Oleh :



Nama : Fadiya Aisya NIM : 221010600001



FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS UBUDIYAINDONESIA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN TA.2023/2024



LEMBARAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DENGAN JANIN LETAK LINTANG DI BPM FITRI YANTI H. S.Tr.,Keb



Disusun Oleh : Fadiya Aisya 221010600001 Banda Aceh, 20 Juni 2023



Menyetujui : Preseptor



(___Bdn.Fitri Yanti H.STr.,Keb ___) NIP.1978101220080120031



Pembimbing Institusi



( Chairanisa Anwar,S,ST.,M.K.M_) NIDN. 1306099002



MENGETAHUI : KETUA PRODI DILPOMA III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA



(_Sahbainur Rezeki.S.ST.,M.Kes_) NIDN.10012018029



KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat



menyelesaikan



Laporan



Kasus ini dengan judul Asuhan



Kebidanan Kehamilan Dengan Janin Letak Lintang di BPM Fitriyanti .Penulisan Laporan Kasus ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas Praktek



Klinik



Kebidanan.Laporan Kasus ini dapat diselesaikan dengan baik atas bimbingan , pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis meyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Ibu Sahbainur Rezeki.S.ST.,M.K.M. selaku ketua prodi di DIII kebidanan yang telah membantu pelaksanaan perkuliahan berjalan lancar. 2. Ibu Chairanisa Anwar ,S.ST.,M.K.M selaku Pembimbing Institusi Yang Telah Membimbing penulis dalam menyusun laporan kasus. 3. Ibu Bdn.Fitri Yanti H.STr.,Keb .Selaku Preseptor Yang telah membimbing penulis selama praktek berlangsung dan dalam menyusun laporan kasus 4. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral.



Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membals segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Aceh, 20 Juni 2023



Penulis



DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN/COVER .............................................................................i LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................................ii KATA PENGANTAR ......................................................................................iii DAFTAR ISI ....................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................1 B. Tujuan......................................................................................................2 C. Manfaat ....................................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .........................................................................................4 2.1 Definisi ................................................................................................4 2.2 Tipe Letak Lintang ..............................................................................5 2.3 Etiologi .................................................................................................6 2.4 Diagnosis ..............................................................................................10 2.5 Komplikasi Letak Lintang ..................................................................11 2.6 Penatalaksanaan Ibu Hamil Letak lintang ..........................................13 2.7 Mekanisme Persalinan Letak Lintang ..................................................15 BAB III TINJAUAN KASUS A. Tinjauan Kasus ........................................................................................21 BAB IV PENUTUP A .Kesimpulan .............................................................................................27 B. Saran ........................................................................................................27 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan letak lintang merupakan sumbu memanjang janin menyilang sumbu memnajang ibu secara tegak lurus mendekati 90 derajat. Letak lintang oblik biasanya hanya terjadi sementara karena kemudiam akan berubah menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan. Letak lintang merupakan sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90 derajat, jika sudutyang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie yang terdiri dari deviated head presentasion ( letak kepala mengolak ) dan deviated breech presentasion ( letak bokong mengolak ), karena biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka dalam hal ini disebut juga shoulder presentasion ( Rustam Moctar, 2018 ). Malpresentasi merupakan bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan belakang kepala, malposisi adalah penunjuk ( presenting part ) tidak berada di anterior. Secara epidimologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8 %, bokong 2,7 %, letak lintang 0,3 %, majemuk 0,1 %, muka 0,05 % dan dahi 0,01 %. Persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari faktor-faktor persalinan : jalan lahir ( passage ), janin ( passage ), kekuatan ( power ). Pada waktu persalinan hubungan antara janin dan jalan lahir sangatlah penting untuk diperhatikan oleh menentukan mekanisme dan pronogis persalinannya ( Sarwono, 2019 ). Menurut organisasi kesehatan dunia WHO di Indonesia angka kematian ibu merupakan salah satu target yang telah ditetunkan dalam tujuan pembangunan millennium ( MDGs ) ke lima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Di Negara miskin sekitar 24-50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan serta nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin.



Penyebab terjadinya kehamilan letak lintang dari berbagai faktor yaitu fiksasi kepala tidak ada karena panggul sempit, hidrosefalus, anesefalus, plasenta previa,dan tumor-tumor pelfis. Janin sudaah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati, gemelli, kelainan uterus seperti arkuatus ( Rustam Mochtar, 2018 ). Dampak bagi bayi dapat terjadi prolapses tali pusat atau tangan saat ketuban pech, trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus, ketuban pecah dini. Dampak untuk ibu rupture utei iminen, kematian ibu dapat terjadi akibat perdarahan dan ireversibel syok, kematian akibat infekis berat atau sepsis ( Manuaba,2020 ). Berdasarkan permasalahan diatas peran petugas kesehatan dalam upaya mendukung kesehatan ibu hamil adalah meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan selamat antenatal dan melakukan kunjungan 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu, setiap 2 minggu sampa kehamilan berumur 36 minggu, setiap minggu setelah umur kehamilan diatas 36 minggu sampai proses persalinan dimulai ( Manuaba, 2020 ). Bidan juga mengajari pasien untuk merubah letak lintang menjadi letak kepala yaitu seperti gerakan bersujud ( knee chest ) selama 10 menit secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali sehari. Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal yaitu kepala berada disebelah bawah rahim ( Sarwono,2019 ). Melhat adanya kasus letak lintang tersebut merupakan satu masalah yang cukup penting mengingat resikonya pada saat persalinan cukup besar pada ibu dapat mengakibatkan rupture uteri, infeksi dan pada bayi dapat mengakibatkan prolapse funukali, asfiksia, tekukan leher yang sangat kuat. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Janin letak lintang 2. Tujuan Khusus 



Untuk mendapatkan data subjektif pada ibu hamil dengan janin letak lintang







Untuk mendapatkan data objektif pada ibu hamil dengan janin letak lintang







Untuk menegakkan assessment ( diagnose, masalah, dan kebutuhan )







Dapat melakukan planning dan suhan pada ibu hamil dengan janin letak lintang



C. Manfaat 1. Bagi lahan praktek Sebagai acuan dan untuk mengetahui faktor pendukun dan penghambat dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan janin letak lintang di BPM Bdn. Fitri Yanti H. S.Tr.,Keb. 2. Bagi klien dan keluarga Ibu mampu menjaga selalu keadaan umumnya agar tetap stabil, dan mengetahui apa saja penghambat dalam kehamilan, serta layak mendapatkan pelayanan ibu hamil dengan keadaan normal. 3. Bagi mahasiswa Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan janin letak lintang ini dapat diterapkan dan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan pada klien.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 2.1 Definisi Suatu keadaan janin melintang didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada posisi yang lain. Biasanya bokong berada pada posisi sedikit lebih tinggi dari kepala janin, sedangkan bahu berada dalam pintu atas panggul ( Winkjosastro,2019 ). Pada keadaan letak lintang, bahu berada diatas pintu atas panggul. Istilah letak lintang digunakan untuk membandingkan posisi medulla spinalis ( bagian panjang ) janin terdapat ibu. Pada letak lintang / transversal, janin terletak berpotongan dengan ibu di dalam uterus dan tidak dapat dilahirkan hingga letak tersebut berubah ( Caroline Bunker R dan Mary T.K, 2020 ). Terjadi jika sumbu panjang janin terletak melintang. Pada pemeriksaan abdomen, sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian besar ( kepala atau bokong ) pada simfisis pubis. Kepal biasanya teraba di daerah pinggang ( Saifuddin,2021 ).



2.2 Tipe Letak Lintang Menurut Myles ( 2018 ) posisi punggung janin ada 4 macam yaitu : 1. Punggung janin berada di depan ( dorso anterior ) 2. Punggung janin berada di belakang ( dorso posterior ) 3. Punggung janin berada di bawah ( dorso inferior ) 4. Punggung janin berada di atas ( dorso superior ) 2.3 Etiologi Menurut Cunningham ( 2021 ) faktor penyebab kehamilan letak lintang yaitu : 1. Bentuk uterus abnormal, uterus arkuatus dengan adanya cekungan pada fundus uteri sehingga diameter transversal uterus lebih pendek dari diameter longitudinal uterus.



2. Hidramnion cairan amnion yang berlebihan mengakibatkan mobilims janin yang lebih lama 3. Panggul sempit 4. Tumor daerah panggul 5. Gemelli, suatu kehamilan dua atau lebih 6. Tali pusat pendek, pada dasarnya letak janin menyesuaikan dengan penjangnya atau pendeknya tali pusat 7. Kelainan bentuk Rahim 2.4 Diagnosis Menurut Moctar ( 2022 ) diagnosis letak lintang dapat ditegakkan dengan beberapa cara yaitu: 1. Inspeksi Perut membuncit ke samping 2. Palpasi a. Fundus uteri rendah dari seharusnya tua kehamilan b. Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul ( PAP ) c. Kepala ( ballottement ) teraba di kanan atau di kiri 3. Auskultasi DJJ setinggi pusat kanan atau kiri 4. Pemeriksaan dalam ( VT ) a. Teraba tulang iga, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman. b. Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau kekiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri. c. Letak punggung ditentukan dengan adanya scapula, letak dada dengan klavikula. d. Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketubahn utuh, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah. 5. Foto rontgen Tampak janin dalam letak lintang



2.5 Komplikasi Letak Lintang Komplikasi pada hamil letak lintang karena bagian terendah tidak menutup PAP, ketuban cenderung pecah sebelum waktunya dan dapat disertai menumbungnya tangan janin atau tali pusat keduanya merupakan komplikasi yang gawat dan memerlukan tindakan segera ( I larry,2021 ). Komplikasi letak lintang menurut Bowes ( 2019 ), yaitu : 1. Bagi ibu bahaya yang mengancam adalah rupture uteri, baik spontan atau sewaktu versi dan ekstrasi, partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi inpartum. 2. Bagi janin Angka kematian tinggi ( 25-49 % ), yang dapat disebabkan oleh : a. Prolapses funiculi, keadaan dimana tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban pecah. Ketika hal ini terjadi, tali pusat tertekan antara pelvik maternal dan bagian presentasi pada setiap kontraksi. b. Trauma partus c. Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus d. Ketuban pecah dini



2.6 Penatalaksanaan ibu hamil letak lintang 1. Penatalaksanaan



ibu



hamil



letak



lintang



menurut



Saifuddin



( 2020),meliputi : a. Posisi knee chest Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dari dada menempel pada kasur pada kehamilan sekitar 28 minggu sampai 30 minggu. Posisi ini dilakukan sebanyak 3-4 kali per hari selama 15 menit. b. Posisi trendelenburg Berbaring dengan posisi kepal ibu lebih rendah dari kaki 2. Penatalaksanaan ibu hamil letak lintang menurut Chapman ( 2018), meliputi :



a. Versi sefalik eksternal Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh ibu, hati-hati saat berusaha memlar bayi secara eksternal, bahkan bila persalinan telah mulai biasanya masih bisa berhasil. Menurut Chan ( 2020 ) versi sefalik eksternal dapat dilakukan pada umur kehamilan 34-3 minggu untuk primigravida dan umur kehamilan lebih dari 38 minggu untuk muhigravida. b. Veris sefalik internal Sring diangap berbahaya bagi ibu dan seksio sesaria sering menjadi pilihan. Praktisi perlu meraih kaki baSring diangap berbahaya bagi ibu dan seksio sesaria sering menjadi pilihan. Praktisi perlu meraih kaki bayi ( melalui serviks ) dan menarik bayi ke posisi bokong. c. Seksio sesaria Diindikasikan bila ada hal-hal sebagai berikut : 1) Tali usat menumbung 2) Versi sefalik eksternal tidak berhasil 3) Persalinan telah lanjut dan/ atau pecah ketuban



2.7 Mekanisme persalinan pada kehamilan letak lintang Anak normal yang cukup bilan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil ( premature ), sudah mati dan menjadi lembek, atau bila panggul luas. Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan dibiarkan tanpa pertolongan , akan menyebabkan kematian janin dan rupture uteri. Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut, bahu janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan tangan yang sesuai sering menumbung. Setelah terjadi sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi pintu atas panggul, dengan kepala di salah satu fossa ilaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. Bila proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul.



Janin tidak turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul. Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segemn atas uterus berkontraksi dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis, sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologis ( Ring Van Bandle, 2021 ). Keadaan demikian dinamakan letak lintang kasep ( neglected transverse lie) sedangkan janin akan meninggal.



Gambar 1. Letak lintang kasep dengan lengan menumbung



Bila tidak dilakukan pertolongan, akan terjadi ruptue uteri ( sehingga janin yang meninggal sebagian atau seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke dalam rongga perut ) atau kondisi dimana his menjadi lemah karena otot rahim kelelahan dan timbul infeksi intrauterine sampai terjadi timponia uteri. Ibu juga berada dlam keadaan sangat berbahaya akibat perdarahan dan infeksi, dan sering menyebabkan kematian. Bila janin kecil ( < 800 gram ) dan panggul sangat lebar, persalinan pontan dapat terjadi meskipun kalinan letak tersebut menetap. Janin akan tertekan dengan kepala terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu kemudian menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva.



Kepala dan dada kemudian melewati rongga panggul secara bersamaan dan bayi dapat dikeluarkan dalam keadaan terlipat ( conduplicatio corpora ) atau lahir dengan envolusio spontanea dengan dua variasi yaitu (1) menurut Denman dan ( 2 ) menurut Douglas.



Gambar 3. Conduplication Corpora



Gambar 4. Cara Denman



Pada cara Denman bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir, kemudian disusul dengan badan bagian atas dan kepala.



Gambar 4. Cara Douglas



Pada cara Douglas bahu masuk kedalam rongga panggul , kemudian dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selnjutnya disusul oleh lahirnya kepala. Dua cara tersebut merupakan variasi



suatu mekanisme lahirnya janin dalam letak lintang. Akibat fleksi lateral yang maksimal dari tubuh janin.



BAB III TINJAUAN KASUS



A.



Tinjauan kasus Hari/Tanggal : Sabtu / 23 Desember 2023 Jam : 17.00 WIB Tempat Pengkajian : BPM Bdn.Fitri Yanti ,H. STr.,Keb 1. Identitas Nama



: Ny. L



Nama Suami



: Tn. M



Umur



: 35 Tahun



Umur



: 40 Tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Petani



Suku/Bangsa : Aceh/ Indonesia



Suku/Bangsa



: Aceh/Indonesia



Alamat



Alamat



: Kajhu



:Kajhu



Subjektif : Ny. S datang ke BPM Fitriyanti bersama suaminya ingin memeriksa kehamilan, ibu mengatakan ini kehamilan ke 4, tidak pernah keguguran dan tidak ada riwayat penyakit sistemik , ibu mengeluh pusing dan lemas sejak pukul 14.00 WIB. Hari Pertama Haid Terakhir : 14-05-2023



Objektif 1. Keadaan umum



: baik



2. Kesadaran



: Composmentis



3. Vital Sign a. TD



: 100/80 mmHg



b. N



: 80 kali/ menit



c. T



: 36, 5 oC



d. R



: 20 kali/ menit



e. TTP



: 21- 02 - 2024



4. BB



:84 kg



5. TB



: 160 cm



6. LILA



: 25 cm



7. Kepala a.



Rambut



: Hitam, Lurus, Bersih dan tidak Rontok



b. Wajah



: Tidak oedema dan tidak pucat



c. Mata



: Simetris, Sklera putih dan konjungtiva pucat



d. Hidung



: Bersih



e. Mulut



: Bersih tidak ada Caries gigi



8. Leher



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid



9. Payudara



: simetris, areola menghitam dan putting menonjol



10. Perut



: Normal



a. Bekas Luka Operasi : tidak ada b. Leopold I



: TFU setinggi pusat. Fundus teraba kosong



c. Leopold II



: sisi kiri perut ibu teraba keras, bulat,dan



melenting ( kepala janin ) sisi kanan perut ibu teraba lunak dan tidak melenting ( bokong janin ) d. Leopold III



: Teraba keras, panjang seperti papan (



punggung janin ) e. Leopold IV



:Tidak Dilakukan



f. DJJ



: 136 x/menit



11. Genetalia



: tidak ada oedema, tidak ada varices



12. Kaki a. Pembengkakan



: Tidak ada Pembengkakan



b. Reflek



:+/+ ( Positif)



13. Laboratorium



: - HB : 11 gr



Assesment Ny. L usia kehamilan 31 minggu janin tunggal hidup, intrauterine,dengan letak lintang dan resiko tinggi. Planning 1.



Memberitahu ibu hasil pemeriksaan



2.



Menganjurkan ibu tetap melakukan posisi kneechest atau posisi sujud, sebanyak 3-4 kali sehari masing-masing selama 15 menit.



3.



Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama kehamilan dengan pola gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat dan ptotein.



4.



Menganjurkan ibu untuk minum air putih 8 gelas perhari.



5.



Memberitahukan ibu untuk istirahat cukup minimal 7-8 jam serta istirahat siang 1-2 jam .



6.



Menganjurkan ibu untuk tidak beraktivitas berat



7.



Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan Trimester 3 -



Ketuban pecah dini



-



Pendarahan pervaginam



-



Gerakan janin berkurang



8.



Memberikan dukungan mental kepada ibu



9.



Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan berupa tempat persalinan, kendaraan, donor darah, dan biaya persalinan dan lain-lain.



10. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan di rumah sakit apabila ibu harus dirujuk karena hamil dengan resiko tinggi yaitu berupa kendaraan dan jaminan kesehatan ( BPJS,ASKES,DLL. ) 11. Menganjurkan ibu utuk kembali memeriksakan kehamilan bila ada keluhan 12. Menganjurkan ibu minum tablet Fe sehari 1x1 Evaluasi : ibu mengeti dan mau melakukan apa yang dikatakan oleh bidan .



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan data subjektif Ny. L mengeluh pusing dan lemas sejak pukul 14.00 WIB. Ibu mengatakan ingin memeriksan kehamilannya. Ini merupakan kehamilan keempatnya, sebelumnya ibu tidak pernah keguguran. Kehamilan saat ini memasuki usia 31 minggu. Berdasarkan data objektif didapatkan K/U : normal, kesadaran : komposmentis,TTV ( TD: 100/80 mmHg, N : 80x/menit, P : 20x/menit, S : 36,5 C ). Dari data assement ditegakkan diagnose Ny.L usia 35 tahun G4P3A0 usia kehamilan 31 minggu janin tunggal hidup, intrauterine, dengan janin letak lintang. Asuhan planning



yang diberikan



yaitu Memberitahu ibu



hasil



pemeriksaan Menganjurkan ibu tetap melakukan posisi kneechest atau posisi sujud, sebanyak 3-4 kali sehari masing-masing selama 15 menit. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama kehamilan dengan pola gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat dan ptotein.Menganjurkan



ibu



untuk



minum



air



putih



8



gelas



perhari.Memberitahukan ibu untuk istirahat cukup minimal 7-8 jam serta istirahat siang 1-2 jam Menganjurkan ibu untuk tidak beraktivitas berat .Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan Trimester 3 : Ketuban pecah dini, Pendarahan pervaginam, Gerakan janin berkurang. Memberikan dukungan mental kepada ibu. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan berupa tempat persalinan, kendaraan, donor darah, dan biaya persalinan dan lainlain. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan di rumah sakit apabila ibu harus dirujuk karena hamil dengan resiko tinggi yaitu berupa kendaraan dan jaminan kesehatan



( BPJS,ASKES,DLL. ) Menganjurkan ibu utuk



kembali memeriksakan kehamilan bila ada keluhan. Menganjurkan ibu minum tablet Fe sehari 1x. B. Saran 1. Bagi institusi Diharapkan untuk lebih membekali mahasiwa dengan teori-teori yaitu dengan



menambah



buku-buku



diperpustakaan



dan



pada



saat



pembelajaran. 2. Bagi lahan praktek Untuk terus mempertahankan mutu layanan dan meningkatkan prinsip steil terhadap pasien dengan baik dan sesuai standar asuhan kebidanan 3. Bagi mahasiswa Mampu mengevaluasi dan mendapat pengalaman tentang asuhan kebidanan.



DAFTAR PUSTAKA



Angraini, D. I., Karyus, A., Kania, S., Sari, M. I. & Imantika, E. Penerapan Ekie ( Komunikasi , Informasi , Dan Edukasi Elektronik ) Dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil Di Era New Normal. J. Pengabdi. Masy. Ruwa Jurai 66–69 (2020). Aziz Ma. Rekomendasi Penanganan Pada Maternal (Hamil, Bersalin Dan Nifas). Pada Maternal. Maret 1–28 (2020). Kemenkes Ri. Selama Social Distancing. Pedoman Bagi Ibu Hamil , Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir Selama Covid-19 Kemenkes. (2020). Selama Social Distancing. Pedoma (2020). 5. Primanita, R. Et Al. Jurnal Surya. Media Komun. Ilmu Kesehat. 12, 70–76 2020. Mariza, A. & Purnamasari, D. R. Hubungan Antara Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa Di Ruang Kebidanan Rsud Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Malahayati Nurs. J. 3, 92–100 (2021). Kesehatan, J. I., Husada, S. & Putri, N. A. Plasenta Previa Sebagai Faktor Protektif Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil Placenta Previa As A Protectif Factor For Preeclampsia In Pragnancy Artikel Info. Placenta Previa As A Prot. Factor Preeclampsia Pragnancy 10, 79–84 (2019). Husain, W. R., Wagey, F. & Suparman, E. Hubungan Kejadian Plasenta Previa Dengan Riwayat Kehamilan Sebelumnya. E-Clinic 8, 46–51 (2019). Yuspa Siregar, A., Febrianti, R., Mustafa Sari No, J., Selatan, T. & Artikel Abstrak, H. Pemberian Lidah Buaya Dan Minyak Zaitun Dapat Mengurangi Keluhan Stretch Mark Di Sekitar Perut Selama Kehamilan Di Klinik Putri Asih Pekanbaru Tahun 2021. J. Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal) 148 J. Kebidanan Terkini (Current Midwifery ). Sandhi, S. I. & Dewi, D. W. E. Implementasi Penanganan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Pada Masa Pandemi Covid-19 Dan Era New Normal. J. Smart Kebidanan 8, 17 (2021).