6 0 4 MB
09/02/2019
DIVISI 8 REHABILITASI JEMBATAN SPESIFIKASI 2018
ISI DIVISI 8 ▪ Seksi 8.1. Perbaikan retak dengan bahan epoksi
• Seksi 8.8.
Perbaikan dan Penggantian Elemen Baja
▪ Seksi 8.2.
Perbaikan Dimensi Struktur Beton
• Seksi 8.9.
Perkuatan Struktur Baja
▪ Seksi 8.3.
Pengecatan Struktur Beton
• Seksi 8.10
Perbaikan dan Penggantian Struktur kayu
▪ Seksi 8.4.
Perkuatan Struktur Beton
▪ Seksi 8.5.
Penggantian dan Pengencangan Baut
▪ Seksi 8.6.
Pengelasan Elemen Baja Struktur Jembatan
▪ Seksi 8.7.
Pengecatan Struktur Baja
• Seksi 8.11. Perbaikan dan Penggantian Sambungan Siar Muai (Expansion joint) • Seksi 8.12. Perbaikan dan Penggantian Landasan (Bearing) • Seksi 8.13. Perbaikan dan Penggantian Sandaran (Railing) • Seksi 8.14. Perbaikan dan Penggantian Drainase Lantai
1
09/02/2019
PERBAIKAN RETAK DENGAN BAHAN EPOKSI
SPESIFIKASI 2018 – SEKSI 8.1. – PERBAIKAN RETAK
2
09/02/2019
3
09/02/2019
SEKSI 8.1. – PERBAIKAN RETAK DENGAN BAHANA EPOKSI
KRITERIA PERBAIKAN RETAK Mutu beton minimum 20 MPa Belum ada kebocoran Lebar retak antara 0,15 mm - 1 mm
Perkuatan dengan bahan FRP
Apabila dalam 1 m2 Panjang retak > 3 m’, dilakukan perkuatan
PENGAJUAN KESIAPAN KERJA • Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh bahan (cairan perekat epoksi) yang akan digunakan beserta sertifikat hasil pengujian dari instansi yang berwenang yang menyatakan jenis, grade, kelas, yang diusulkan. • Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan secara tertulis tentang metode pelaksanaan pekerjaan perbaikan retak yang diusulkan dan dilengkapi dengan hasil pengujian (atau sertifikat) beserta jenis peralatan yang digunakan dan jadwal pelaksanaannya • Sebelum pekerjaan dimulai, harus dilakukan pengujian tekanan yang ada pada tabung penyuntik yang diusulkan untuk membuktikan bahwa peralatan yang digunakan sesuai dengan persyaratan yang ada. Pengujian ini dapat dilaksanakan di lokasi pekerjaan atau di lokasi lain yang disetujui dan disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan.
4
09/02/2019
Daya rekat yang sangat baik
Sifat fleksibilitas tinggi dan dapat menahan vibrasi
Sifat bahan epoksi
Dapat berpenetrasi sampai retak < 0,15 mm
Pada waktu penetrasi tidak ada penutupan lalu lintas
Menutup retakan dari permukaan beton selama penyuntikan dan curing
menutup bagian luar sepanjang garis retakan agar bahan perekat (epoksi resin) tidak dapat mengalir keluar/ merembes dari celah retak yang tidak tertutup oleh tabung penyuntik
Sifat bahan penutup retak (sealant)
Menahan tabung penyuntik pada posisinya
mencegah terjadinya kebocoran/rembesan bahan epoksi dari celah bahan penutup tersebut selama pelaksanaan penyuntikan
5
09/02/2019
Persyaratan Bahan untuk alat suntik
Terdiri atas 2 bagian (nipple dan tabung penyuntik)
Mempunyai tekanan rendah dari alat itu sendiri sekitar 3 kg/cm2 dengan toleransi 5%
Kompresor hanya untuk memasukkan bahan epoksi ke dalam tabung penyuntik
6
09/02/2019
7
09/02/2019
SEKSI 8.2. PERBAIKAN DIMENSI STRUKTUR BETON PATCHING DAN GROUTING
8
09/02/2019
patching Spalling, scaling
Perbaikan Dimensi
keropos
honeycomb
Grouting
9
09/02/2019
PERBAIKAN DIMENSI BETON
• Yang dimaksud dengan perbaikan dimensi adalah pekerjaan pengembalian dimensi akibat terjadinya kerontokan, pengelupasan, keropos atau gompalnya struktur beton dengan melaksanakan pekerjaan patching/penambalan atau dengan cara graut. • Perbaikan dimensi ini dilaksanakan hanya untuk kondisi struktur yang berada di atas permukaan air (daerah kering).
PATCHING DAN GRAUTING
▪
Patching adalah suatu pekerjaan penambalan elemen beton yang mengalami gompal atau rontok pada bagian permukaan dengan beton/mortar baru agar struktur beton dapat berfungsi sesuai dengan dimensi yang sudah ditentukan.
▪
Graut adalah suatu perbaikan elemen beton bagian dalam dan/atau luar elemen beton dengan cara mengisi/memasukkan bahan mortar ke dalam rongga pada struktur beton yang keropos dengan menggunakan alat yang bertekanan tertentu (kompresor) dan menggunakan acuan yang kedap.
10
09/02/2019
BAHAN PATCHING
• Beton dengan mutu yang sama atau lebih tinggi dari beton yang akan digantikan DAN TIDAK MENYUSUT, atau • Untuk bahan patching yang akan dilewati kendaraan pada umur beton yang lebih awal (pada bagian atas lantai kendaraan), bahan patching harus mempunyai kuat tekan minimal 21 MPa pada saat struktur tersebut dibuka untuk lalu lintas. • Ketebalan jenis bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan jenis kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan diperbaiki. Ketebalan permukaan yang akan diperbaiki tidak lebih dari ⅓ tebal elemen beton eksisting atau 80 mm sampai elemen beton yang baik.
BAHAN GRAUT
▪
Bahan graut adalah bahan yang digunakan untuk perbaikan dimensi beton yang menggunakan acuan. Acuan yang digunakan harus kedap.
▪
Bahan graut harus mempunyai sifat tidak menyusut dan mempunyai kuat tekan minimal sama atau lebih besar dengan mutu beton eksisting
▪
Bahan graut yang digunakan harus dapat menyatu dengan beton eksisting dan jika menggunakan bahan pabrikan penggunaannya harus sesuai petunjuk pabrik.
▪
Spesifikasi kuat tekan bahan untuk graut yang digunakan mempunyai spesifikasi yang setara atau lebih besar dari kuat tekan beton eksisting.
11
09/02/2019
ANTI KOROSI BAJA TULANGAN (ASTM A775/A775M-17) ▪
Jika diperlukan bahan anti korosi sebagai pelindung baja tulangan pada baja tulangan eksisting, maka bahan yang digunakan harus sesuai dengan ASTM A775/A775M-17.
▪
Semua baja tulangan yang harus diberi proteksi dengan bahan anti korosi sebagai perlindungan terhadap permukaan baja tulangan digunakan untuk menjaga agar karat tidak menjalar.
▪
Persyaratan bahan anti korosi untuk baja tulangan harus sama dengan bahan yang di gunakan pada baja tulangan eksisting.
▪
Bahan anti korosi ini merupakan pelindung terhadap korosi pada baja tulangan, yang terbuat dari powder coating dengan komposisi organik kecuali pigment dapat digunakan yang inorganik
▪
Persyaratan bahan anti korosi ini harus tahan terhadap bahan kimia, Cathodic Disbondment, Salt Spray Resistance, Chloride Permeability, Coating Flexibility, Relative Bond Strength in Concrete, Abrasion Resistance, Impact Test.
Mutu beton
Persyaratan pelaksanaan perbaikan dimensi
Kondisi kerusakan
Baja tulangan
• Minimum 20 MPa • Jika < 20 Mpa, harus perkuatan
• Beton yang rontok < 1/3 tebal pelat • Maksimal 80 mm untuk patching • Baja tulangan apabila sudah keropos, harus diganti • Diberi lapisan anti korosi
26
12
09/02/2019
PATCHING
PATCHING
13
09/02/2019
PATCHING MATERIAL
BASED
MAXIMUM THICKNESS PER LAYER (MM)
COMPRESSIVE STRENGTH (MPa)
SIKATOP 144
POLYMER (2K)
COATING ~ 0.4 MM
-
SIKATOP 121
POLYMER (2K)
5
42
SIKATOP 122
POLYMER (2K)
20
52
SIKA MONOTOP 613
POLYMER (1K)
50
45
SIKA MONOTOP 615HB
POLYMER (1K)
80
41
SIKADUR 31CF
EPOXY (2K)
30
50 (1 DAY)
SIKADUR 41CF
EPOXY (3K)
60
67 (1 DAY)
29
GROUTING
14
09/02/2019
GROUTING
GROUTING: MATERIAL
COMPRESSIVE STRENGTH (MPa)
FLEXURAL STRENGTH (MPa)
SIKAGROUT FM
55
5
SIKAGROUT 215 NEW
65
6
SIKAGROUT 214-11
72
6.5
SIKAGROUT 215 M
73
6.5
CEMENTITIOUS GROUT
15
09/02/2019
PERBAIKAN BETON:
BAHAN PERBAIKAN BETON MATERIAL
DESCRIPTION
COMPRESSIVE STRENGTH (MPa)
SIKACRETE 08 SCC
SELF COMPACTING (MAX AGGREGATE 8 MM)
50
SIKADUR 732
EPOXY BONDING – POT LIFE 35’ (30 0C)
63
SIKA QUICK 2500ID
RAPID HARDENING MORTAR
24 – 30 (3 HOURS)
SIKADUR 510
AGGREGATE (MAX SIZE 8 MM)
-
SIKADUR 32 NORMAL
EPOXY BONDING – POT LIFE 15’ (30 0C)
60
34
16
09/02/2019
PENGECATAN BETON
17
09/02/2019
MENGAPA BETON PERLU PERLINDUNGAN
CHEMICAL ATTACK
Bahan kimia yang sering mempengaruhi beton adalah unsur Sulfat yang ada di aliran sungai
18
09/02/2019
CHLORIDE ATTACK Chloride biasanya banyak terdapat didaerah dekat dengan laut
CARBONATION EFFECT • Carbonation effect terjadi akibat dari diffusinya unsur CO₂ kedalam beton yang mengakibatkan penurunan pH dari beton, yang mengakibatkan steel reinforcement dari beton kehilangan perlindungan alkali dari beton • Hal ini mengakibatkan reinforcement
proses
korosi
pada
steel
Ca(OH)₂ + CO₂ + H₂O CaCO₃ + H₂O
19
09/02/2019
CARBONATION Steel corrosion after carbonation attack (drop in pH)
Concrete has a pH-value of > 12 Carbon dioxide in the air plus water = carbonic acid Calcium hydroxide plus carbonic acid = calcium carbonate +water pH-value falls below9 Loss of corrosion protection of the reinforcement
DAMPAK CARBONATION EFFECT • Ca CO3 membentuk kristal garam didalam beton • pH beton dari pH 12, menurun sampai dengan dibawah pH 9 • Korosi mulai terjadi • Baja tulangan dalam beton mulai berkarat dan mengalami perubahan bentuk dan cenderung memuai dan menyebabkan selimut beton pecah
20
09/02/2019
APA YANG PERLU DILAKUKAN
Melakukan perlindungan terhadap beton dengan cara melapisi beton dengan lapisan pelindung ( Surface Protection )
UMUM • Mencegah dan melindungi elemen struktur beton termasuk bagian pelengkap jembatan dari kerusakan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan menambah nilai estetika jembatan. • Pengecatan struktur beton dibagi dua yaitu pengecatan dengan maksud proteksi dan pengecatan untuk dekoratif.
21
09/02/2019
PENGECATAN PROTEKTIF DAN DEKORATIF • Pengecatan untuk proteksi untuk: • elemen utama beton seperti elemen bangunan atas jembatan beton dan bangunan bawah yang terdampak oleh kondisi lingkungan seperti di daerah pantai dan di daerah padat lalu lintas (polusi tinggi), dan • berfungsi sebagai anti karbonasi serta mempunyai umur proteksi sedang dengan umur keawetan minimal 5 tahun.
• Pengecatan yang bersifat dekoratif untuk : • menambah nilai estika, dan
• mempunyai umur keawetan 3 tahun.
JENIS CAT • Jenis cat yang digunakan pada pengecatan beton adalah • tahan terhadap bahan kimia, • air, chloride, CO2, • tahan terhadap UV,
• kelembaban udara, • tidak mudah retak, • mempunyai penampilan yang menarik, estetika, • daya lekat yang tinggi serta tahan terhadap abrasi.
22
09/02/2019
KESIAPAN KERJA • Penyedia Jasa harus mengajukan jenis cat yang akan digunakan untuk pengecatan kepada Pengawas Pekerjaan disertai dengan sertifikat yang merupakan jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan di atas. • Penyedia Jasa melakukan uji pulloff dan harus memenuhi nilai minimal 1,4 MPa untuk jenis cat protektif.
PULLOFF TEST
23
09/02/2019
UJI KETEBALAN CAT • Penyedia Jasa juga harus menyediakan • alat pengukur ketebalan cat (elcometer atau yang setara) dalam kondisi basah (WFT - Wet Film Thickness) dan • alat pengukur ketebalan cat dalam kondisi kering (DFT - Dry Film Thickness). • Khusus untuk aplikasi di daerah pasang surut cukup menyediakan alat pengukuran ketebalan cat dalam kondisi basah (WFT).
KUALIFIKASI PERSONIL
• Personil yang melakukan pekerjaan persiapan permukaan dan pengecatan harus memenuhi: • kualifikasi dan • kompetensi personil • dikeluarkan oleh lembaga yang berkompeten atau yang telah mengikuti pelatihan system pengecatan (clinic coating).
24
09/02/2019
PENGUJIAN PERCOBAAN SEBELUM PENGECATAN • Penyedia jasa harus melakukan pengujian percobaan minimum 1 meter persegi sebelum pelaksanaan pekerjaan.
• Satu benda uji yang disiapkan untuk kondisi pengukuran kelembaban permukaan sesuai dengan: • persyaratan dari pabrik pembuat, • kondisi lingkungan, • kelekatan cat pada permukaan
PERALATAN CONTROL KUALITAS PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN • Sling phsycometric atau elektronik hygrometer, kalkulator dew point dan thermometer untuk mengukur temperatur permukaan sesuai dengan ASTM E337-15. • Blotter paper sesuai dengan ASTM D4258-05(2017). • Alat ukur ketebalan cat basah sesuai dengan ASTM D4414-95(2013). • Alat ukur ketebalan cat kering sesuai ASTM D6132-13(2017). • Pull-off Adhesion Tester (Self-center) sesuai dengan ASTM D 4541-17.
25
09/02/2019
BAHAN • Cat yang digunakan harus tahan terhadap cuaca (UV), tahan terhadap alkali, tahan terhadap karbonasi.
• Untuk pengecatan dekoratif dapat menggunakan jenis cat : Water-based Portland cement, Water-based polymer latex, Single-component polymer dan Two-component polymer • Untuk pengecatan protektif dapat menggunakan jenis cat : Methyl methacrylate, Alkyl-alkoxysilane, Polyvinyl butyral, Acrylics, Epoxy, Polyurethane, Chlorinated rubber, Asphalt, Coal tar dan polyvinyl chloride
PERSIAPAN PERMUKAAN • Metode persiapan permukaan mengacu pada SSPC-SP13/NACE 6, ICRI guideline No. 310.2R-2013 • Metode persiapan permukaan mengikuti standar SSPC-SP13, yang terdiri atas 2 jenis metode pembersihan yaitu: • Pembersihan secara mekanik mengikuti ASTM D4259-88(2002) • Pembersihan secara kimia mengikuti ASTM D4260-05(2017)
• Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan struktur beton yang mengalami retak > 0,15 mm sampai 1 mm dan dimensi harus diperbaiki
26
09/02/2019
PENGECATAN ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
▪
Untuk pengecatan dekoratif, jumlah pelapisan dan ketebalan cat mencapai keseragaman (uniformity) dalam warna dan teksture. Tanpa merusak/menurunkan kualitas/mutu struktur beton.
Untuk pengecatan protektif, ▪ jumlah pelapisan dan ketebalan cat tergantung pada bahan cat yang digunakan dan mengikuti ACI 515.2R-13. Pengecatan harus mempertimbangkan kondisi cuaca sesuai dengan bahan cat digunakan.
BAGAIMANA MEMILIH LAPISAN PELINDUNG BETON • Bahan tersebut harus memiliki kemampuan untuk melindungi beton dengan spesifikasi Anti Carbonation
Carbonation Inhibiting Coefficient
Chloride Resistant
Chloride Diffusion & Rapid Chloride Permeability Test
Sulfate dan kimia lainnya
Chemical Resistant Table
27
09/02/2019
BAGAIMANA MENGHITUNG KETEBALAN MINIMUM DARI ANTI KARBONASI
Berdasarkan EN 1062-6 𝜇=
t=
Sd(CO₂) DFT test
𝜇Coeff. Diffusion resistant of surface protection X DFT 𝜇Coeff. Diffusion resistant of concrete
Sd(CO₂) = Coeff. Carbonation/ inhibiting, equivalent air layer thickness t = concrete cover equivalent DFT = Dry Film Thickness Coating
CONTOH PERHITUNGAN Product : Dri Gard AC 800 ex Dritech Carbonation inhibiting coeff = 272,3 m DFT=170 micron Concrete C30/37 = 800
µ surface protection
272,3 0.000170
t= 1.601.764,7 800
= 1.601.764,7
X 200 micron = 400 mm Concrete cover equivalent
Carbonation Thumb Rule RH 50%, temp 20⁰ C , 1 mm/th Indonesia Condition RH 85 – 90, temp 30⁰ – 35⁰ C, carbonation effect 10 mm/th
28
09/02/2019
KESIMPULAN
t = 400 mm
Carbonation effect di indonesia 10 mm/th Jadi DriGard AC 800 dgn ketebalan 200 micron, mampu memberikan proteksi selama 400/10 = 40 Tahun
DRI GARD AC800
vs
29
09/02/2019
TRAFFIC JUNCTION ENGELSDORF A 14
30
09/02/2019
PENGENDALIAN MUTU • Semua material cat harus: • dalam kemasan tertutup rapat dan • mempunyai label resmi pabrik pembuat yang menyatakan nama pabrik, jenis produk, nomor batch, • tanggal kadaluwarsa.
• Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat keaslian produk yang menyatakan: • Nama dan alamat pabrik pembuat • Referensi produk • Identifikasi nomor batch • Jumlah produksi dalam batch • Tanggal pembuatan.
31
09/02/2019
PERKUATAN STRUKTUR BETON
32
09/02/2019
Concrete jacketing Steel plate bonding FRP
Metode Concrete Jacketing Kelemahan-keuntungan • Pembuatan bekisting yang relatif sulit.
• Waktu/pekerja intensif • Bonding/lekatan yang kurang sempurna antara beton lama dan baru
• Perbedaan nilai susut pada beton lama dan baru.
• Beban mati tambahan. • Dimensi elemen struktur menjadi lebih besar
33
09/02/2019
Steel Plate Bonding Kelemahan • Set up merepotkan • Waktu/pekerja intensif. • Plat baja harus dibuat secara khusus
• Kesulitan mobilisasi dan set up di site.
• Drilling & bolting pada beton
• •
menyebabkan additional distress. Pengelasan pada plat baja beresiko menyebabkan kebakaran. Masalah jaminan kualitas.
FRP
FIBER REINFORCED POLYMER
FRP adalah suatu bahan serat yang terbuat dari jenis e-glass, carbon atau aramid yang apabila dicampur atau dilaminasi dengan epoxy (jenis yang sesuai) akan menjadi suatu bahan komposit dengan kekuatan tarik tertentu dan berfungsi sebagai perkuatan struktur beton secara eksternal.
34
09/02/2019
Tidak merusak Dapat diberi lapisan akhir sesuai kebutuhan
Mudah dalam pemasangan
Keuntungan FRP Composite
Dapat digunakan dalam air
Ringan (tidak menambah beban mati)
Kuat Tarik > kuat Tarik baja
Pemaanhgan mudah
Meningkatkan kapasitas momen lentur
Tidak berkarat
Keuntungan FRP secara struktural
Meingkatkan kapasitas
daktilitas pada beban berulang
Meningkatkan kapasitas gaya lintang (geser) untuk balok dan dinding
Meningkatkan kapasitas beban vertical pada kolom
35
09/02/2019
Konsep perkuatan Penulangan eksternal – direkatkan / wraping / menjadi kesatuan dengan struktur Disesuaikan dengan kapasitas daya dukung yang diperlukan
FRP dipasang sesuai dengan arah serat sesuai persyaratan
Efek pengikatan (confining)
Confinement
Meningkatkan daktilitas / aksial/ geser / lentur
Tulangan momen negatif
Tulangan momen positif
Peningkatan lentur dan geser pada balok
Peningkatan gaya lintang dan geser pada kolom
Arah serat FRP utama sesuai dengan arah baja tulangan utama
Angkur Fiber
Perkuata n kolom untuk menahan geser
Perkuatan balok untuk menahan gaya lintang
36
09/02/2019
SEKSI 8.4. PERKUATAN STRUKTUR BETON
• Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perkuatan struktur beton dengan bahan serat fiber (FRP - Fiber Reinforced Polymer), Steel Plate Bonding, dan juga External Stressing untuk menambah/mengembalikan kapasitas struktur jembatan beton sesuai dengan persyaratannya. • Metode perkuatan dengan bahan FRP ini dapat digunakan untuk perkuatan lantai jembatan, gelagar utama jembatan, kepala jembatan, pilar beton yang mempunyai kuat tekan di atas 20 MPa (ACI 440.2R-17 1.2.1.4 Minimum Concrete Substrate Strength) atau sesuai ketentuan teknis perancangan. Umur keawetan untuk bahan FRP yang digunakan minimal 10 tahun.
Digunakan untuk struktur beton dengan mutu beton ≥ 20 MPa
Jaminan keawetan bahan FRP minimal 10 tahun
Persyaratan penggunaan FRP sebagai perkuatan
Bagian struktur beton yang cacat harus diperbaiki terlebih dulu, seperti retak, keropos
Daya dukung setelah perkuatan merupakan hasil perhitungan dan evaluasi kondisi lapangan
37
09/02/2019
Sertifikat keaslian produk dan hasil pengujian
Perhitungan berdasarkan karakteristik bahan yang digunakan
Contoh bahan
Kesiapan kerja
Jaminan keawetan minimal 10 tahun (garansi produk)
38
09/02/2019
Pengujian FRP sesuai dengan ACI 440.2r 2017
Pemuluran (elongation) Uji Tarik (tensile)
Fatik
Jenis pengujian FRP composite system Bonded test (pull off test)
Rangkak
Durabilitas
Sebelum komposit
Setelah Komposit
Yang menentukan adalah pengujian bahan setelah komposit, karena bahan yang setelah komposit adalah bahan yang harus menahan beban dalam proses perkuatan struktur beton
39
09/02/2019
memperlihatkan material yang akan dipasang
PENGAJUAN KESIAPAN KERJA
KONDISI TEMPAT KERJA • Semua bahan yang dipergunakan untuk perkuatan dengan bahan FRP harus berada dalam kemasan yang tersegel dengan dilengkapi label pabrik yang utuh dengan mencantumkan tanggal produksi dan masa pakai • Material perkuatan harus disimpan di tempat yang terlindung agar terhindar dari hujan, sinar matahari dan kotoran
40
09/02/2019
Karakteristik FRP dan epoksi sesuai dengan desain
Jenis Bahan (wet lay up) atau laminasi
Wet Lay up dapat digunakan pada berbagai posisi,dan lokasi
BAHAN FRP Laminasi hanya dapat digunakan untuk bagian struktur yang lurus seperti lantai, gelagar
Sifat material dalam bentuk dry sebelum komposit
PERSYARATAN BAHAN FRP
41
09/02/2019
Permukaan beton harus bersih dan semua cacat sudah diperbaiki (seperti retak, gompal, keropos beton)
Temperatur pencampuran epoksi antara 100C – 380 C dengan alat pencampur berkecepatan rendah
Waktu pencampuran epoksi harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat
Bahan FRP yang sudah diberi epoksi harus segera direkatkan pada struktur
Arah serat FRP harus sesuai dengan desain
PERSIAPAN PELAKSANAAN
42
09/02/2019
43
09/02/2019
Persiapan
Pelaksanaan
Pastikan permukaan beton sudah bebas dari cacat dan semua ujung struktur yang tajam sudah dibulatkan
Overlap antar FRP 10-20 cm
Pekerjaan Akhir
Curing antara 48 – 72 jam
Setelah selesai curing, FRP dapat diberi lapisan cat atau lainnya Permukaan beton yang sudah siap diberi lapisan epoksi
Setelah lapisan pertama cek apakah ada rongga udara antara FRP dan struktur
5 buah sampel untuk uji ultimit tensile strength dan tensile modulus
Periksa dengan palu apakah ada gelembung udara antara FRP dan beton jika ada segera perbaiki
Lokasi untuk uji pull off pada 3 lokasi berbeda
Pengendalian Mutu
Perbedaan (toleransi) hasil uji maksimum 5%
Nilai uji pull off minimum 3 Mpa dengan lepasnya atau hancurnya beton
44
09/02/2019
Persiapan
Pengambil an benda uji
Curing pada FRP composite
Pemeriksaan pelaksanaan dalam Supervisi pelaksanaan
Cek label pada kemasan
Pencampu ran epoksi Aplikasi epoksi pada FRP
Uji kuat Tarik dan bonded strength
Hasil pengujian FRP dari Laboratorium independen
Hasil pengujian glass transition temperatur
Jaminan mutu
Garansi keawetan 10 tahun
45
09/02/2019
Kuantitas terpasang
Pengukuran
Meter persegi per lapis
Pengadaan bahan dan peralatan
Persiapan perlukaan
Dasar pembayaran
Tenaga kerja
Perancah dan alat bantu lainnya
46
09/02/2019
PEMASANGAN DAN PENGENCANGAN SERTA PENGECEKAN BAUT MUTU TINGGI PADA JEMBATAN
47
09/02/2019
GAMBAR TIPIKAL DETAIL SAMBUNGAN PADA JEMBATAN
48
09/02/2019
SEKSI 8.5. PENGGANTIAN DAN PENGENCANGAN BAUT
49
09/02/2019
50
09/02/2019
51
09/02/2019
PEMASANGAN DAN PENGENCANGAN BAUT 1. PEMASANGAN BAUT. a. Skema Pemasangan Baut Set.
Gambar 1 : Baut A325 dan A490 set.
Gambar 2 : Baut F10T set.
Gambar 3 : Baut S10T set.
52
09/02/2019
PENGECEKAN BAUT PADA JEMBATAN b. Tahapan Pengencangan Baut. 1. Pastikan jenis dan surface finish baut yang akan diperiksa pada jembatan. 2. Tentukan momen torsinya sesuai dengan jenis baut. 3. Lakukan pengecekan baut secara random sesuai sampling plan pada jembatan. 4. Catat hasil pemeriksaannya. 5. Dari hasil pemeriksaan apakah ada baut yang longgar atau tidak. 6. Lakukan evaluasi apakah perlu penggantian baut atau tidak.
53
09/02/2019
SEKSI 8.6. PENGELASAN ELEMEN BAJA STRUKTUR JEMBATAN
URAIAN • Pengelasan adalah pekerjaan untuk penyambungan dua atau lebih elemen struktur jembatan baja untuk meneruskan beban yang harus dipikul. Secara umum, pengelasan elemen baja struktur Jembatan untuk rehabilitasi adalah untuk memperbaiki kondisi elemen baja yang mengalami kerusakan seperti sobek atau untuk menyambungkan bagian dari elemen struktur baja. Pekerjaan pengelasan dalan spesifikasi ini tidak termasuk pengelasan elemen yang berada di bawah air.
54
09/02/2019
JENIS PENGELASAN
• SMAW :
Shielded Metal Arc Welding (pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik antara penutup metal (elektroda)).
• • SAW :
Submerged Arc Welding (pengelasan busur listrik dengan memanaskan serta mencairkan benda kerja dan elektroda oleh busur listrik yang terletak diantara logam induk dan elektroda. Arus dan busur lelehan metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran flux di atas daerah yang dilas.)
• • GMAW :
Gas Metal Arc Welding (pengelasan logam sejenis dengan menggunakan bahan tambahan berupa kawat gulungan dan gas pelindung dengan melalui proses pencairan)
• • FCAW :
Flux Cored Arc Welding (las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan karbon dioxida CO2).
PENGAJUAN KESIAPAN KERJA
• Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan daftar peralatan dan personil yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pengelasan berikut sertifikat para pelaksana pekerjaan yang masih berlaku dan sesuai dengan jenis keahlian (kualifikasi) mencakup 4 tipe posisi pengelasan yaitu posisi datar, horisontal, vertikal, dan overhead (di atas). • Peralatan yang digunakan adalah peralatan las listrik dengan cara las busur listrik dan harus berada dalam kondisi baik dan siap pakai, termasuk alat penunjang serta alat penyimpanan bahan las dan alat untuk pengering bahan las. • Permukaan logam yang akan dilas harus dalam kondisi halus, rata, seragam, dan bebas dari kotoran, debu, dan bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kualitas hasil pengelasan.
55
09/02/2019
BAHAN
Bahan dasar pelat yang digunakan dalam pengelasan memiliki pilihan kriteria sebagai berikut : • Mutu baja yang sesuai dengan elemen struktur baja yang akan disambung sesuai dengan Gambar. • Mutu baja yang berbeda dengan elemen struktur baja yang akan disambung tetapi masih dalam satu Grade atau Kelas dapat dilihat pada Tabel 8.6.2.1) di bawah ini. • Ketebalan dari bahan baja dasar (base metal) yang digunakan setidaknya harus lebih besar atau sama dengan 3 mm
56
09/02/2019
PERALATAN
57
09/02/2019
Perlukaan baja dalam kondisi bersih
Persiapan Pelaksanaan pengelasan
Las tumpul (full penetration)
Tidak dalam kondisi hujan atau angina besar
PELAKSANAAN
58
09/02/2019
Arus listrik yang digunakan (voltage) sesuai, control arus, ukuran las, kedalaman penetrasi las
Peralatan K3
Pengelasan berlapis, pastikan permukaan baja bersih dengan disikat kawat
Pelaksana mempunyai sertifikat pengelasan sesuai dengan tingkat kesulitan
Bahan las sesuai dengan spesifikasi (diameter, jenis)
Pengelasan dengan cara busur listrik, dengan elektroda berselaput , cek tebal pelat dan kecepatan pengelasan
Pelaksanaan pengelasan
Pendinginan tidak boleh dengan penyiraman
Pemeriksaan permukaan Penerimaan bahan
Pengendalian mutu Cep Spesifikasi kawat las sesuai dengan persyaratan
1. Permukaan las tidak ada yang cacat 2. Bebas dari retak, tidak ada timbunan las berlebihan, takikan maksimum 0,4 mm 3. Cekungan las maksimum 1,2 mm, cembungan maksimum 3 mm 4. Tinggi timbunan las maksimum 1,5 mm 5. Dilakukan pengujian dye penetrant atau ultrasonic (pengujian tidak merusak)
59
09/02/2019
SEKSI 8.7. PENGECATAN STRUKTUR BAJA
60
09/02/2019
61
09/02/2019
URAIAN
Mencegah dan melindungi baja terhadap karat
PENGECATAN STRUKTUR BAJA
Elemen utama jembatan dengan proteksi sedang, elemen sekunder dengan proteksi pendek Ketebalan lapisan sesuai dengan ISO 12944
62
09/02/2019
FAKTOR LINGKUNGAN Beberapa factor korositas lingkungan yang harus dipertimbangkan: • Kelembaban dan temperatur (temperature pada saat pelaksanaan dan perubahan temperature) • Konsi UV radiasi • Masalah bahan kimia yang terpapar (pada daerah industry) • Kerusakan akibat masalah mekanik (benturan, abrasi dll.)
Tingkat agresivitas lingkungan akan berdampak pada: • Jenis cat yang digunakan sebagai proteksi • Ketebalan total dalam system pengecatan • Persyaratan persiapan permukaan • Minimum dan maksimum lapisan pada proses pengecatan
63
09/02/2019
Jembatan beton dapat dibagi menjadi 3 bagian untuk proteksi beton yaitu: • Fondasi lm 1 – lm 2 – lm 3 • Bangunan bawah dan bangunan atas : C2 – C5M – 1 • Daerah splash zone (pasang surut) : system khusus
Uji pulloff dengan nilai minimum 3 Mpa pada 3 lokasi Penyedia mampu menentukan tingkat korosifitas dan sgresifitas lingkungan sesuai ISO 12944-2-2017
Sertifikat jaminan keaslian produk Penyedia mampu memberikan penjelasan pelaksanaan
Menyediakan alat WFT dan DFT
64
09/02/2019
PULLOFF TEST
65
09/02/2019
Kuas untuk stripe coat Pembersihan permukaan – abrasive blasting, power tool, manual tool
Alat sprayer, sesuai dengan persyaratan jenis cat yang akan diaplikasikan
Peralatan minimum untuk pengecatan
66
09/02/2019
Sling psychrometric
Kalkulator dew point
Pictorial standard photograph
Blotter paper
Wet Film Thickness
Dry Film Thickness
Pull off Tester
JENIS ALAT UNTUK PENGENDALIAN MUTU
67
09/02/2019
Cat dasar, antara atau akhir dapat menggunakan jenis yang sama
Primer – zinc atau moisture cure urethane atau epoksi dengan aluminium flakes
Bahan Tahan terhadap jamur, cuaca dan UV
Binder – epoksi atau polyurethane
Lapisan dasar 80 mikron
Tebal lapisan cat untuk elemen utama 240 mikron
Lapisan akhir 160 mikron
68
09/02/2019
4) Ketebalan cat untuk elemen sekunder dan sandaran baja dan pagar pengaman (guard rail) adalah 160 mikron yang terdiri atas lapisan dasar 40 mikron dan lapisan akhir 120 mikron, dengan bahan cat epoksi atau polyurethane.
Lapisan dasar 40 mikron
Tebal lapisan cat untuk elemen sekunder 160 mikron
Lapisan akhir 120 mikron
69
09/02/2019
Jenis cat yang digunakan sebagai cat dasar atau akhir pada daerah pasang surut adalah jenis Epoxy polyamine dengan solid content 100% dan mempunyai toleransi tinggi terhadap kelembaban, serta dapat diaplikasikan langsung apada permukaan yang basah atau terendam air. Jenis cat ini harus mempunyai ketahanan korosi yang disebabkan oleh ALWC (accelerated low water corrosion) dan MIC (Microbiologically Influence Corrosion). Ketebalan cat untuk daerah basah atau pasang surut adalah 500 mikron, yang terdiri atas lapisan dasar 250 mikron dan lapisan akhir 250 mikron
Lapisan dasar 250 mikron
Tebal lapisan cat untuk elemen daerah pasang surut
Lapisan akhir 250 mikron
70
09/02/2019
Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat dasar dengan lapisan cat akhir
Cat dasar, menjamin pelekatan yang baik pada substrat dan lapisan berikutnya
Uji kelekatan dan harus memiliki nilai pada setiap pengujian minimum 3 MPa dengan toleransi 5% terhadap substrat
memiliki ketebalan dan waktu pengeringan yang tertentu
Sifat cat
Cat akhir, merupakan permukaan yang halus, licin serta mudah dibersihkan dan tahan terhadap serangan zatzat kimia, tahan terhadap lingkungan serta mempunyai fungsi estetika.
daya lekat yang baik
mudah dilapiskan pada permukaan secara merata
tahan terhadap pengaruh sifat kimia dan fisik cuaca
71
09/02/2019
TECHNICAL DATA SHEET DAN PRODUK
72
09/02/2019
ISO-St3 (SSPCSP3) Power Tool Cleaning adalah sikat kawat elektrik
ISO-Sa1 (SSPCSP7) adalah Brush-off Blast Blasting
ISO-Sa2.5 (SSPCSP10) adalah Near-White Metal Blast Blasting
ISO-St2 (SSPCSP2) Hand Tool Cleaning adalah sikat kawat, kape, atau amplas
SSPC SP1 Solvent Cleaning (Chemical Cleaning)
SSPC SP11 adalah Power Tool Cleaning To Bare Metal
Jenis alat untuk surface preparation
SSPC- WJ4 adalah Light Waterjetting yang mempunyai tekanan kurang dari 5000 psi
PERSIAPAN PERMUKAAN
73
09/02/2019
PENGUJIAN KELEMBABAN
74
09/02/2019
MATA PEMBAYARAN
75
09/02/2019
SEKSI 8.8. PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN ELEMEN BAJA
76
09/02/2019
77
09/02/2019
78
09/02/2019
SEKSI 8.9. PERKUATAN STRUKTUR BAJA
79
09/02/2019
80
09/02/2019
81
09/02/2019
82
09/02/2019
83
09/02/2019
SEKSI 8.10 PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN STRUKTUR KAYU
84
09/02/2019
85
09/02/2019
86
09/02/2019
SEKSI 8.11 PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SAMBUNGAN SIAR MUAI
87
09/02/2019
88
09/02/2019
89
09/02/2019
90
09/02/2019
JENIS JOINTS DAN GAP
SAMBUNGAN SIAR MUAI (EXPANSION JOINT) Harus memperhitungkan: ✓ Jenis ankur yang digunakan ✓
Metode ikatan pada bagian ujungnya
✓
Metode letak joint pada bagian sisi, trotoar dan median
✓
Batasan dimensi joint
✓
Kemungkinan terjadinya kebocoran
✓
Pemilihan sistem modular yang sesuai dengan persyaratan desain
✓
Gaya yang bekerja di sekitar lantai dan joint
✓
Penentuan menggunakan penutup yang menerus
✓
Analisis pemeliharaan untuk jangka panjang
91
09/02/2019
E X PANSI O N J O I NT H ARUS DAPAT B E R G E R AK PADA SE MUA 3 AR AH (E X , E Y, E Z ). . .
Pergerakan Longitudinal
Pergerakan Transversal
Pergerakan Vertikal
. . . DAN J UG A PADA 3 SUMBU ( F X , F Y, F Z )
Rotasi pada sumbu x-axes
Rotasi pada sumbu z-axes
Rotasi pada sumbu y-axes
92
09/02/2019
93
09/02/2019
SEKSI 8.12 PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN LANDASAN (BEARING)
94
09/02/2019
95
09/02/2019
96
09/02/2019
97
09/02/2019
98
09/02/2019
99
09/02/2019
FUNGSI BEARING Fungsi Landasan • Landasan pada jembatan digunakan untuk mentransfer gaya-gaya dari bangunan atas ke bangunan bawah, dengan mengizinkan adanya pergerakan pada bangunan atas seperti : • Pergerakan melintang; • Pergerakan memanjang; • Pergerakan vertical, dan • Pergerakan rotasi
PEMILIHAN LANDASAN
100
09/02/2019
PEMILIHAN JENIS LANDASAN • Persyaratan pemilihan landasan sesuai dengan AASHTO LRFD untuk jembatan sesuai dengan tabel di bawah ini
211
101
09/02/2019
UMUR LAYANAN BEARING
• Elastomeric Bearing • Karet alam • Neophrene
: 15 – 25 tahun : 20 – 30 tahun
• Mechanical Bearing : 50 – 100 tahun • Hal yang berpengaruh : • Mutu Bahan (perlu test material sebelum dipasang) • Bencana alam • Perawatan • Beban lalu lintas
• Perlu standar umur layanan pada waktu tahap desain
PENGGANTIAN EKSISTING BEARING
• Mengapa perlu penggantian?? • Umur layanan Bearing biasanya lebih kecil dibandingkan umur layanan Jembatan, sehingga selama masa layanan jembatan diperlukan beberapa kali penggantian Bearing. • Desain jembatan seharusnya mengakomodasi keperluan ini dengan cara : • Menyediakan ruang untuk penempatan jack • Memperhitungkan kekuatan bangunan atas maupun bangunan bawah untuk keperluan jacking • Merencanakan apakah jacking dapat dilaksanakan dengan lalu lintas biasa, pembatasan lalu lintas atau tanpa lalu lintas.
102
09/02/2019
TANDA KERUSAKAN PADA LANDASAN
1. Terjadi deformasi bentuk elastomer 2. Terjadi pergeseran letak elastomer
3. Terjadi sobekan pada elastomer 4. Terkena tumpahan Oli/Minyak kendaraan 5. Setelah adanya kebakaran di bawah jembatan
DEFORMASI Pergeseran Kebakaran Sobekan
103
09/02/2019
104
09/02/2019
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA PENGGANTIAN LANDASAN
• Hidraulic Jack Electric • Hidraulic Pump Electric • Manifold dan Accessories Jack • Heavy Duty Shoring (optional) • Generator Set
105
09/02/2019
HIDRAULIC JACK ELECTRIC
HIDRAULIC PUMP ELECTRIC
106
09/02/2019
MANIFOLD
• Beberapa kendala akibat desain yang tidak memperhitungkan adanya ‘jacking’ : • Tidak tersedia ruang yang cukup antara abutmen/ pier cap dengan dasar balok/slab untuk penempatan jack • Tidak cukupnya kekuatan abutmen/pier cap di luar lokasi bearing untuk dijadikan tumpuan jack
• Slab lantai tidak memperbolehkan adanya ‘beda tinggi’ akibat jacking baik arah transversal maupun longitudinal
• Sebelum pekerjaan jacking harus dilakukan Perhitungan ulang struktur, namun sering terkendala akibat tidak adanya data perencanaan maupun gambar as built drawing.
107
09/02/2019
KONDISI EKSISTING RUANG UNTUK JACKING
Jarak antara Girder dan Pier head cukup untuk penempatan Jack
Tidak tersedia ruang yang cukup
Tersedia tempat khusus untuk jacking
108
09/02/2019
Metode Kerja Pelaksanaan • Menghitung dan menganalisa beban jembatan • Mempersiapkan produksi elastomer bearing yang sesuai. • Setting Heavy Duty Shoring (jika diperlukan) • Setting alat jack • Memulai Jacking up dan penggantian elastomer
a. Setting Sleeper
Heavy Duty Shoring
109
09/02/2019
b. Setting Shoring (PD8)
Heavy Duty Shoring
b. Setting Shoring (roro)
Heavy Duty Shoring
110
09/02/2019
c. Proses Jacking Up Heavy Duty Shoring
d. Penggantian Bearing pad Heavy Duty Shoring
111
09/02/2019
Girder diturunkan Girder diangkat
Bearing pad diambil
Hydraulic Jack Bearing pad baru Steel dipasang
Beam
Pakai Shoring
Heavy Duty Shoring
Beton Sleeper
112
09/02/2019
SEKSI 8.13 PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SANDARAN (RAILING)
113
09/02/2019
114
09/02/2019
115
09/02/2019
116
09/02/2019
SEKSI 8.14 PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN DRAINASE LANTAI
117
09/02/2019
118
09/02/2019
119
09/02/2019
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
120
09/02/2019
121