030 Tipologi Pesisir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konsep dan Karakteristik



LANGGENG WAHYU SANTOSA



(Shepard, 1972) PANTAI PRIMER (PRIMARY COAST)



Land Erosion Coast



Sub-aerial Deposition Coast



Volcanic Coast



Structurally Shaped Coast



Morfologi pada pesisir PRIMER lebih dikontrol oleh prosesproses terestrial, seperti: erosi, deposisi, vokanik dan diastropisma, dari pada aktivitas organisme maupun proses marin.



PANTAI SEKUNDER (SECONDARY COAST)



Marine Deposition Coast



Coast Built by Organism



Wave Erosion Coast



Pesisir SEKUNDER merupakan pesisir yang terutama dibentuk akibat aktivitas organisme seperti pembentukan terumbu, dan akibat proses marin atau aktivitas gelombang.



Land erosion coasts merupakan tipologi pesisir yang berkembang di bawah pengaruh erosi lahan-lahan bawah di daratan yang diikuti oleh proses inundasi oleh laut. Termasuk dalam kategori ini adalah lembah-lembah sungai (river valleys), pesisir EROSI GLASIAL (drowned glacial erosion coasts), dan pesisir pada KARST.



KARAKTERISTIK Land Erosion Coast þ



Topografi kasar dengan lereng terjal membentuk pola tanjung dan teluk dengan cliff kuat, pola garis pantai tidak teratur.



þ



Mampu meredam gempa dan gelombang tsunami dengan risiko rendah, karena tebing cliff yang kokoh.



þ



Erosi dan abrasi terjadi secara alami, dengan risiko rendah (jarang ada infrastruktur di atas tanjung – cliff).



þ



Ancaman badai tinggi dengan risiko tinggi, khususnya pada teluk bergisik saku.



þ



Tidak ada ancaman banjir yang membahayakan.



þ



Padang lamun dan terumbu karang terdapat pada rataan terumbu yang sempit (kurang berkembang).



þ



Tidak ada mangrove, estuari, lahan basah, dan gumuk pasir.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur sulit berkembang.



Pola Umum – Wilayah Pesisir BangKep



Wilayah Pesisir di Banggai Kepulauan



Gisik Saku



Samudera Hindia



Gisik Pantai



Karst - Cliff



Pasir Marin



Lembah Karst



Lempung Berpasir



Platform curam



Batugamping Terumbu



Samudera Hindia



Lembah Karst



Pasif



Lempung Berpasir Pasir Marin Platform landai



Batugamping Terumbu



Samudera Hindia Aktif



Gisik Pantai



Pantai bergisik saku material pasir putih yang dilanjutkan dengan lembah karst, dan kerucut karst.



Bukit Karst



Pasif Goa



Pasir Marin Batugamping Terumbu Platform landai



Pantai ber-cliff, gelombang samudera menghantam dinding cliff, sehingga terjadi abrasi yang kuat dan intensif.



Karst



Gisik Pantai Aktif



PANTAI dan PESISIR SEMPIT



Pantai bergisik saku material pasir putih yang langsung berbatasan kerucut karst.



Perikanan laut Wisata Bahari



Laut



Zona Rekreasi - Sempadan Pantai Subtidal Wisata air dangkal - Memancing - Terumbu karang - Panjat tebing cliff



Wisata pantai dan pesisir - Jalan-jalan - Pelayanan fasili- Berjemur as (warung, Sempadan pantai souvenir, dll)



Sub-tidal 25 - 50 meter



Breakers zone



Aktif



Shoreline



25 meter



Continental shelf landai



Continental slope curam



Jalur hijau



Lepas Pantai



Gisik Pantai Pasif 100 - 150 meter



Zona Ekonomi Pusat pelayanan fasilitas wisata - Penginapan - Parkir, WC - Warung makan - Telepon satelit, dll Agrowisata (pertanian, perkebunan, tambak) Lembah antar Perbukitan 100 - 300 meter



Zona Konservasi Zona hijau (akasia, jati, mahoni) dan budidaya terbatas Bukit Karst



Sub-aerial deposition coasts adalah pesisir yang terbentuk akibat akumulasi secara langsung bahan-bahan sedimen sungai, glasial, angin, atau akibat longsor lahan ke arah laut. Termasuk dalam kategori ini adalah proses pembentukan DELTA dan RATAAN PASANG-SURUT.



Wilayah Laut (Sea)



Garis pasang tertinggi



Garis surut terendah



Pantai (Shore)



Zona Pecah Gelombang (Breakers zone)



Garis pantai (Shoreline)



Zona Gelombang (Wave zone)



Lahan Buritan (Hinterland)



Wilayah Pesisir (Coastal Area) Pesisir (Coast)



Rataan pasang surut (Tidal flat), yang mungkin tersusun atas Rataan lumpur (Mud flat) atau Rawa payau (Saltmarsh)



Material lumpur (mud) Endapan lumpur (Mud)



Dat. Aluvial Pesisir (Coastal alluvial plain) Lempung berpasir (Sandy clay)



Dataran Aluvial (Alluvial plain)



Pasir berlempung (Clay sand)



Perbukitan dan Lerengkaki (Hilly and Foot slope)



KARAKTERISTIK Sub-aerial Deposition Coast þ



Lereng landai dan meluas, dengan proses pengendapan material lumpur sangat intensif.



þ



Gelombang tenang, tidak ada gangguan tektonik, vulkanik, erosi, abrasi, dan ancaman badai relatif kecil.



þ



Berisiko sangat tinggi terhadap ancaman tsunami, sedimentasi, banjir, dan banjir rob (air pasang).



þ



Berisiko tinggi terhadap pencemaran limbah cair, jebakan air laut (asin), dan konflik sosial (kepemilikan lahan).



þ



Ekosistem mangrove, estuari, dan lahan basah sangat potensial, pemanfaatan budidaya sebagai lahan tambak.



þ



Tidak memungkinkan tumbuh padang lamun, terumbu karang, dan gumuk pasir.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur sulit berkembang, dengan kendala drainase dan gerakan tanah (kembang-kerut tinggi).



DELTA Fenomena geomorfologi fluvio-marin, berupa: pengendapan material sedimen darat yang diangkut oleh aliran sungai dan diendapkan di sepanjang muara sungai yang masuk ke danau atau laut. Syarat terbentuknya DELTA: q Kecepatan aliran di muara minimum q Jumlah bahan yang terangkut banyak, dan tidak terganggu oleh aktivitas gelombang q Air pada muara tenang, dan dasar sungai landai q Tidak ada gangguan tektonik dan volkanik



Pesisir Utara Jawa Sub aerial deposition coast



UGM



BANJIR ROB DI SEMARANG



BANJIR ROB DI SEMARANG



UGM



Inundation in Terboyo Kulon, Semarang Utara, 2003 -2005 TPI Baru 101,7m



Courtesy: Helmi 2011 UGM



Inundation in Terboyo Kulon, Semarang Utara, 2003 -2009



Inundation 2003 – 2005 101,7m



Inundation 2005 – 2009 652,7m



Courtesy: Helmi 2011 UGM



Community Respond to Inundation at Semarang



Reconstructed house



Make a small dam to prevent water from entering the house Raised floor



Creating a dyke system in residential areas



Improving drainage system on the neighborhood area



UGM



1997



Perkembangan DELTA INDRAMAYU di Jawa Barat



2001



Sedimen - Delta * Tambak * Mangrove * Konflik Lahan



Ujunggebang



Eretan



Abrasi & Polusi air Air bersih di wilayah pesisir



Drainase kota buruk àBanjir



Bagaimana Lahan Pertanian



Bagaimana Daerah Hulu



Glayem Balongan



Cimanuk Lama di Tengah Kota Indramayu (2001)



Sedimentasi pada Saluran Irigasi di Desa Sukra, Ujunggebang dimanfaatkan untuk pembuatan batubata (2009)



Sedimentasi pada Saluran Irigasi di Desa Sukra, Ujunggebang (2001)



Permasalahan Lingkungan Sub-aerial Deposition Coast



1995 = 1500 Ha



1998 = 1300 Ha



Decreasing of Segara Anakan’s Lagoon Surface (from 1995 up to April 2002) SEMPADAN PANTAI LEBAR 2002 = 600 Ha



Main Problem



SEDIMENTATION 1 million M3 per year Delta / Tidal Flat Growth



Descendant Problems



Estuary / Lagoon Constriction



§ Land status



• Fishery productivity



§ Conflict of interest



• Illegal logging



§ Un arranged settlement



• Land conservation



§ Overlapping of authority



1



Cilacap Irigation Area: Sidareja and Cihaur sub District ±1000 Ha of 22.000 Ha



Flood (Permanently) Ciamis Lakbok sub District ±700 Ha of 5.000 Ha 2



Decreasing of Fishery Product in South Coastal of Cilacap and Pengandaran.



VOLCANIC COAST merupakan pesisir yang terbentuk sebagai akibat proses volkanik di tengah laut. Termasuk dalam kategori ini adalah pesisir aliran lava (lava flow coasts); tephra coasts yang tersusun oleh material hancuran vulkan, seperti: abu vulkan, cinders dan blok lava; dan pesisir akibat letusan vulkan (volcanic collapse coasts atau explosion coasts), seperti kaldera.



KARAKTERISTIK Volcanic Coast Tipe Aliran Lava à SEMPADAN PANTAI SEMPIT þ



Topografi kasar dengan lereng bervariasi dari landai hingga terjal, membentuk pola garis pantai tidak teratur.



þ



Kemampuan meredam gempa dan gelombang tsunami sedang hingga tinggi, dengan risiko rendah.



þ



Abrasi kuat, dengan risiko rendah; untuk gunungapi aktif terdapat ancaman bahaya erupsi.



þ



Tidak ada ancaman badai dan banjir yang membahayakan.



þ



Padang lamun dan terumbu karang, mangrove, estuari, lahan basah, dan gumuk pasir tidak berkembang.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur dapat dikembangkan.



Tipe Volkanik dengan pantai berpasir, mempunyai karakteristik seperti Marine Deposition Coast (yang akan dijelaskan selanjutnya)



KRAKATAU



TANAH LOT à Aliran Lava PULAKI à Aliran Lava PULAU BANDA à Gunungapi



Structurally shaped coast adalah pesisir yang terbentuk akibat proses patahan, pelipatan atau intrusi batuan sedimen, seperti: kubah garam atau kubah lumpur laut dangkal (salt domes atau mud lumps)., dan pantai Patahan.



Hinterland Wil. Laut (Sea)



Wilayah Pesisir (Coastal Area)



Pantai (Shore)



Wave zone



Garis surut terendah



Platform



Breakers zone



Garis pantai (Shoreline)



Cliff Garis pasang tertinggi



Runtuhan batuan (Rockfall)



KARAKTERISTIK Structurally Shaped Coast þ



Topografi kasar dengan lereng terjal membentuk cliff yang kuat, dengan pola garis pantai lurus memanjang.



þ



Mampu meredam gempa dan gelombang tsunami dengan risiko rendah, karena tebing cliff yang kokoh.



þ



Erosi dan abrasi terjadi secara alami, dengan risiko rendah (jika tidak ada infrastruktur) atau tinggi (jika ada bangunan atau infrastruktur).



þ



Tidak ada ancaman badai, banjir, atau banjir rob yang membahayakan.



þ



Padang lamun dan terumbu karang terdapat pada rataan terumbu yang sempit (kurang berkembang di depan cliff), atau tidak ada jika cliff berhadapan langsung dengan basin samudra.



þ



Tidak ada mangrove, estuari, lahan basah, dan gumuk pasir.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur dapat dikembangkan dengan kendala berat.



Sand dunes



Semenanjung dan Pantai ULUWATU SEMPADAN PANTAI SEMPIT



Abrasi



Struktur Patahan dan Lipatan Pulau Peling



Escarpment



Patahan ‘U – S’ di Tanjung Pamali – Geotektonik



Patahan ‘U – S’ Pantai Utara Bangkurung



Marine Deposition Coast adalah pesisir yang dibentuk oleh deposisi material sedimen marin. Termasuk dalam kategori ini adalah pesisir berpenghalang (barrier coasts), seperti: barrier beaches, barrier islands, barrier spits and bays; cuspate forelands; dan beach plains, seperti: coastal sand plains tanpa lagoon.



Pantai (Shore)



Pesisir (Coast)



Coastline



Zona pecah gelombang (Breakers zone)



Shoreline



Zona gelombang (Wave zone)



Lahan Buritan (Hinterland)



Wilayah Pesisir (Coastal Area)



Wilayah Laut (Sea)



Gisik (Beach)



Komplek Beting gisik (Beach Ridges)



Swale berair (Lagoon)



Dat. aluvial kepesisiran (Coastal alluvial plain) atau Dataran Fluvio-marin (Fluvio-marine plain)



Dataran aluvial (Alluvial plain)



Perbukitan dan Lerengkakinya (Hilly and Foot slope)



Swale kering



Garis pasang tertinggi



Garis surut terendah



Pantai Bergisik ‘Pasir” à SEMPADAN PANTAI LEBAR



KARAKTERISTIK MARINE DEPOSITION COAST þ



Lereng landai dan meluas, dengan proses pengendapan material pasir sangat intensif.



þ



Gelombang umumnya besar, dan rentan terhadap berbagai ancaman bencana alam.



þ



Berisiko sangat tinggi terhadap ancaman tsunami dan banjir rob (air pasang), terutama yang berhadapan dengan zona penunjaman samudra dan gunungapi laut.



þ



Berisiko tinggi terhadap pencemaran limbah cair dan intrusi air laut.



þ



Ekosistem estuari dan lahan kering potensial, pemanfaatan lahan untuk wisata dan pertanian lahan kering.



þ



Tidak memungkinkan tumbuh padang lamun, terumbu karang, dan mangrove.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur berkembang pesat. www.themegallery.com



LOGO



PANTAI SANUR



Wilayah Pesisir PARANGTRITIS



Permukiman



Sawah



Perbukitan



PANTAI



Sand Bar



Sand Bar



Help me …!!!



Arus balik dengan kecepatan sangat tinggi



Wilayah Pesisir PARANGKUSUMO



! !



GUMUKPASIR Pertumbuhan Gumukpasir terganggu oleh tutupan vegetasi hasil kebijakan reboisasi dan pembangunan rumahrumah liar di depan formasi gumukpasir



!



! Gumuk Pasir



! !



Ciri Fenomena Alam di Sepanjang Pantai Persawahan Persawahan



Laguna



Lab. Alam



Muara Estuari



Gumukpasir tidak Aktif karena tertutup tanaman



Depok



MARINE DEPOSITION COAST



þ þ þ þ þ þ



Keunikan alam yang khas dan langka di dunia Fungsi akuifer lokal dengan airtanah tawar Fungsi penyangga (buffer) dari instrusi air laut Fungsi budidaya tanaman semusim (lahan kering) Fungsi wisata alam dan pendidikan (Lab. alam) Fungsi peradam gelombang tsunami



Barchan



Lidah



Barchan



Ripple Mark



Sumur Gali untuk Irigasi Lahan Sawah pada Dataran Fluviomarin dengan Airtanah Bebas Berasa Payau (DHL 2.410 µmhos/cm)



Swale di antara Beting Gisik dimanfaatkan sebagai lahan pertanian semusim di Daerah Penelitian, dengan airtanah tawar



Tanaman polowijo dan sayuran tumbuh subur pada Swale antara Beting Gisik di Daerah Penelitian



Buah Naga menjadi komoditas unggulan dalam pemanfaatan lahan pada Gisik Pantai di daerah sekitar Pantai Glagah dan Trisik



GUMUKPASIR SEBAGAI KANTONG AIRTANAH (AKUIFER LOKAL)



Sd3 Sd2



Sd1



2.410 µmhos/cm



Fm



Sd1



Fm



2.742 µmhos/cm E



M1



Gisik pantai



M2



Beting gisik tua



E F



Sd1



M2 Fm



M1



Beting gisik & gumuk pasir Dat. banjir & tanggul alam



Fm



Dataran fluviomarin



Sd1



Perbukitan Formasi Sentolo



Sd2



Perbukitan Formasi Bemmelen



Sd3



Perbukitan Andesit Tua



557 µmhos/cm



E



2.800 µmhos/cm



F



Jalur Evolusi Bagian Tengah



395000 mT



400000 mT



405000 mT



415000 mT



410000 mT



Sd 3



KEC. KOKAP



Genesis



Sd 2



D



UD



Sd 1



D



Fm



U



U D



Bentanglahan Kabupaten Bagian Kulonprogo Bentanglahan KwarterKepesisiran Kabupaten Kulonprogo Selatan



Pengasih



U



Sd 1



Sd 2 Tawangsari



Hargorejo Temon Kulon



U



Fm



U Karangwuluh



GW 14



B4-CaCl2 -



Triharjo



GW 22



Demen



4000



5000 m



F3-Ca(HCO 3)2 ∅ Sogan



Fm



F2-Ca(HCO3)2 ∅



Fb2-CaCl2 -



GW 21



GW 18 Palihan



GW 3



Krembangan



GW 15 Kali Dengen



Gotakan



KEC. SENTOLO



Ngestiharjo



Fb3-MgCl2 -



GW 17



Fm Plumbon GW 16



M2



GW 13



Tayuban



Fb3-MgCl2 -



GW 4 Glagah



GW 11



Kulwaru



Fb4-CaSO4 -



Fb4-CaCl2 Panjatan



GW 10



g



B3-CaCl2 -



Sd 1



S. Se ran



M1



GW 2



Fm



F2-CaSO4 ∅



Bumirejo



Depok Bojong



GW 5



F1-Ca(HCO3)2 ∅



9125000 mU



F1-Ca(HCO3)2 ∅



9125000



3000



Kebonrejo



KEC. TEMON



E



2000



Proyeksi : Transverse Mercator Sistem Grid : Unit Transverse Mercator Datum Horizontal : WGS 84 Fm Zone : 49 M



Sd 1



F2-Ca(HCO3)2 ∅



Fm



F1-Mg(HCO3)2 ∅



GW 12



Giripeni



F2-Ca(HCO3)2 ∅



KEC. TEMON



F1-Ca(HCO3)2 ∅



1000



KEC. WATES



GW 20



GW 19



S. B og ow o



0



Sd 1 Kulur



Kaligintung



Temon Wetan Janten



o nt



D



D



Bendungan



9130000 mU



9130000



U



PETA ZONASI AIRTANAH BEBAS PETA HIDROGEOKIMIA SATUAN BENTUKLAHAN F



KEC. PENGASIH



Sd 2



Hargomulyo



Kanoman



KEC. LENDAH



Karangwuni



F1-Ca(HCO3)2 ∅



GW 9



E



Sidorejo



KEC. PANJATAN B3-CaCl2 -



M2 Garongan



GW 23



Jatirejo Wahyuharjo



GW 8 Pleret



Cara Pembacaan



Fb3-CaCl2 -



GW 25



F1-Ca(HCO3)2 ∅ Bugel



-



3



CaCl2



+



Klas



Sub Tipe



S a m



K ation d omin an (Ca 2+) dan A nion domin an (Cl -) (ep m)



Tipe



(Ca 2+



M1



K esad ahan + T ipe 3 (S ang at ku at, 4 - 5 mmol)



H



Karangsewu



KEC. GALUR



F1-Mg(HCO3)2 ∅



Mg (HCO 3 )2 : Magnesium Bikarbonat Ca (HCO 3 )2 : Kalsium Bikarbonat : Magnesium Klorida MgCl2 CaCl2 : Kalsium Klorida CaSO4 : Kalsium Sulfat



GW 6 F



Nomporejo



E



M2



F1-Ca(HCO3 )2 ∅



GW 24 Kranggan



F2-Mg(HCO3)2 ∅



F



Klas



: Agak kuat : Kuat : Sangat kuat : Sangat kuat sekali



(Ca+Mg: 1 - 2 mmol) (Ca+Mg: 2 - 4 mmol) (Ca+Mg: 4 - 8 mmol) (Ca+Mg: 8 -16 mmol)



( - ) (Na+K+Mg < -√12Cl epm) ( ∅ ) (-√12Cl < Na+K+Mg < +√12Cl epm) ( + ) (Na+K+Mg > +√12Cl epm)



395000



M1



400000



405000



LE G EN D A Satuan Bentuklahan : Kontur Topografi



Rel Kereta Api Jalan



Sungai U D



Sesar (U = Naik; D = Turun) Sinklinal Antiklinal



GW 1



Lokasi Sampel Airtanah Bebas Batas Daerah Penelitian



M1



Gisik Pantai



M2



Beting Beting Gisik Gisik Tua



Sd 1



Perbukitan Struktural Denudasional Formasi Sentolo



Tanggul Alam D ata ran B anjir & T an gg ul A lam



Sd 2



Perbukitan Struktural Denudasional Formasi Bemmelen



Dataran Fluvio Fluviomarin Dataran - marin



Sd 3



Perbukitan Struktural Denudasional Formasi Andesit Tua



F Fm



Banaran o



1 2 3 4



GW 1



Sub Tipe



S. Pr og



Tipe



i n d i a



E



Kompleks Beting Gisik, Swale, dan Gumuk Pasir Komplek Gumukpasir dan Swale



410000 9 150000 mU



9120000



(Cl: < 150 ppm) (Cl: 150 - 300 ppm) (Cl: 300 - 1000 ppm)



Tirtarahayu



9120000 mU



F : Airtanah tawar Fb : Airtanah agak payau B : Airtanah payau



GW 7



F1-Ca(HCO3)2 ∅



d r a



Tipe Utama



Tipe Utama



E



Pandowan



u



Mg 2+)



Konsen tra si C l (Ag ak payau , 1 5 0 - 3 00 p p m)



F2-Ca(HCO3)2 ∅



Brosot



K oreksi g aram lau t (Na +K +Mg ) P ositif (>√12C l (e pm)



415000 Sumber: Sumber : 1. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000 Tahun 1999 1.2.Peta BumiLandsat Indonesia skala : 25.000 Tahun 1999 CitraRupa Komposit ETM 4571Tahun 2002 2.3.Citra Komposit Landsat ETM+ 457 Tahun pApril ada b ulan Agustus, 2 0 07 2002 Survei Lapangan, 2007 3. Survei Lapangan, Juni 2008 Dibuat oleh: Laboratorium, Langgeng W ahyu Santosa 4. Analisis Juli 2008



P R O V I NS I J A WA T EN G A H



P RO V I N S I D . I. Y O G Y A K A R T A



9100000 m U



Fb



Sa m u d r a



Dibuat oleh :



Hi n d i a



Da erah Penelitian 400000 mT



450000 mT



Langgeng Wahyu Santosa, 2008



Zonasi Hidrogeokimia Airtanah Bebas



Masuknya air laut ke dalam tubuh akuifer di wilayah pesisir, baik melalui permukaan maupun bawah permukaan, yang menyebabkan airtanah menjadi asin



2000 µmhos/cm



Intrusi air laut melalui muara sungai (estuaria) pada saat air laut pasang, dan/atau debit aliran air sungai menurun (kemarau).



3500 µmhos/cm 5000 µmhos/cm



Air laut dapat meresap ke akuifer di sekitar sungai (apalagi jika tipe sungai influent).



7500 µmhos/cm



Masuknya air laut melalui pori-pori akuifer di wilayah pesisir atau pantai



Faktor-faktor intrusi air laut ke dalam akuifer pesisir: v Material akuifer pesisir tersusun oleh pasir v Suplai airtanah dari coastal area rendah v Pemompaan airtanah di wilayah pesisir eksploitatif v Kedalaman batas interface



Hs = 40 Hf



Q Permukaan tanah Muka airtanah



Air tawar



Air tawar



ρf



Up-conning



Air asin



d



ρs Interface



Q Z = 2πdK (∆ρ/ρf)



Qmax ≤ πd2K (∆ρ/ρf)



Kautu, Tinangkung



ABRASI PANTAI Lalong, Tinangkung Utara



Kautu, Tinangkung



Lalong, Tinangkung Utara



ABRASI PANTAI



Wave erosion coasts merupakan pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas gelombang, yang mungkin berpola lurus atau tidak teratur, tergantung pada komposisi maupun struktur dari batuan penyusun, seperti pada proses erosi atau abrasi gelombang pada tebing pantai.



Kerucut Karst



Terjadi ABRASI terbentuk Sea Caves



CLIFF



Batugamping Terumbu berlapis dan diaklast Batugamping Terumbu berlapis dan diaklast



Platform curam



Platform curam



Bongkahan ambrol dan menumpuk di depan cliff, disebut Stach, dan terjadi abrasi lagi



Batugamping patah mengikuti struktur diaklastnya



STACH



Batugamping Terumbu berlapis dan diaklast Platform curam



Batugamping Terumbu berlapis dan diaklast Platform curam



2



3



4



1



KARAKTERISTIK WAVE EROSION COAST þ



Topografi kasar dengan lereng terjal membentuk cliff yang kuat, dengan pola garis pantai tidak teratur.



þ



Mampu meredam gempa dan gelombang tsunami dengan risiko rendah, karena tebing cliff yang kokoh.



þ



Abrasi sangat kuat, dengan risiko rendah (jika tidak ada infrastruktur), atau tinggi (jika ada bangunan atau infrastruktur di atasnya).



þ



Tidak ada ancaman badai, banjir, atau banjir rob yang membahayakan.



þ



Tidak terdapat padang lamun, terumbu karang, mangrove, lahan basah, estuari, gisik, maupun gumukpasir.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur sulit dikembangkan dengan kendala berat. www.themegallery.com



LOGO



Coasts built by organisms merupakan pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas hewan atau tumbuhan, termasuk terumbu karang yang dibentuk oleh alga dan oister (TERUMBU KARANG), dan padang lamun (sea grass atau sea weed). Pesisir tipe ini umumnya dijumpai pada daerah-daerah tropikal, INDONESIA TENGAH dan TIMUR.



Darat



Pesisir



Pantai



Paparan Benua



Lereng



Kaki



Terumbu karang Endapan kasar



Endapan halus



Endapan karbonat



Batuan Dasar Vulkanik



BANGGAI KEPULAUAN



Turbidit



Dataran Abisal



KARAKTERISTIK Coast Built by Organism þ



Lereng landai, gelombang tenang, tidak ada gangguan tektonik, dan vulkanik.



þ



Perairan jernih, tembus cahaya matahari sampai ke dasar, tidak ada sedimentasi dan tidak ada pencemaran.



þ



Berisiko sangat tinggi jika terjadi ancaman tektonik, vulkanik, tsunami, maupun sedimentasi, dan pencemaran (terumbu rusak dan mati).



þ



Ekosistem berupa terumbu karang, padang lamun, dan rumput laut.



þ



Aksesibilitas dan infrastruktur dapat dikembangkan dengan baik.



BANGGAI KEPULAUAN



Perbukitan dan Pegunungan



Gisik Pantai Zona Lithoral



CITRA IKONOS SALAKAN DAN SEKITARNYA Perekaman: 26 Juni 2012



TENGAH: Budidaya - Potensi: Permukiman, Ekonomi, Pertanian, dan Pariwisata - Ancaman: Pertumbuhan Penduduk, Ekspansi Kota, Iklim Bahang, Pencemaran, Banjir Kota, dan Konflik Sosial



HULU / HINTERLAND - Potensi: Hutan Lindung & Suaka Alam (Keanekaragaman Hayati), Sumberdaya Air - Ancaman: Lereng Curam, Konsversi Lahan, Tektonik, Erosi, dan Longsor



Batuan Malihan dan Vulkanik Tua: Struktur Patahan, Berlapis, Lapuk Lanjut, dan Labil



HILIR: Laut & Pantai - Potensi: Mataair, Terumbu dan Perikanan Laut - Ancaman: Pencemaran, Tektonik, Tsunami, dan Abrasi



PERSPEKTIF PEMBANGUNAN BANGKEP BERBASIS EKOREGION PULAU KECIL