198 - BAB II Kadar Lengas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II (ok) KADAR LENGAS TANAH KERING UDARA A. Tujuan 1. Mengetahui kadar lengas tanah kering udara tanah gumpal 2. Mengetahui kadar lengas tanah kering udara tanah ₡ 2,0 mm 3. Mengetahui kadar lengas tanah kering udara tanah ₡ 0,5 mm B. Tinjauan Pustaka Kadar lengas merupakan kandungan air yang terdapat pada pori-pori tanah. (Handayani, 2009). Kadar lengas dapat dinyatakan dalam satuan yang berupa persen berat atau persen volume. Kadar lengas sangat penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral, senyawa asam dan basa serta ion-ion dan gugus gugus organik maupun anorganik. Dalam bidang pertanian, kadar lengas digunakan untuk menentukan faktor penunjang tumbuh tumbuhan seperti kedalaman menentukan pertumbuhan akar tanaman, waktu irigasi suatu tanaman, kedalaman pembasahan tanah, dan kecukupan pembasahan tanah (Prasetyo,2016). Kadar lengas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain curah hujan, topografi, bahan organik tanah dan bahan penutup tanah. Jika suatu tanah menerima curah hujan yang tinggi, maka kadar lengas tanah tersebut akan menjadi tinggi juga, begitupun sebaliknya. Setiap terjadi kenaikan ketinggian tempat atau topografi, maka kadar lengas juga semakin meningkat (Nita dkk, 2014). Bahan organik pada tanah dapat meningkatkan proses agregasi dan meningkatkan jumlah pori-pori tanah. Selain itu, bahan penutup tanah juga mempengaruhi kadar lengas karena dengan adanya bahan penutup tanah, tanah dapat tertutupi dari sinar matahari sehingga mengurangi proses penguapan.



Metode gravimetrik adalah metode yang paling sederhana secara konseptual dalam menentukan kadar air tanah. Pada prinsipnya mencakup pengukuran kehilangan air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah dikeringkan pada suhu 105 – 110oC dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam presentase air dalam tanah, yang dapat diekspresikan dalam presentase terhadap berat kering, berat basah atau terhadap volume (Abdurachman dkk, 2006). Jenis tanah grumosol memiliki tekstur yang liat dengan pH netral hingga alkalis, berwarna kelabu sampai hitam, dan pada musim kemarau tanah ini mudah pecah. Tanah regosol adalah tanah yang teksturnya kasar, berstruktur remah dengan konsistensi lepas-gembur. Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelarutan batuan kapur, bertekstur geluh dengan konsistensi lekat dan kandungan bahan organik yang sedikit. Tanah rendzina adalah tanah padang rumput yang tipis dan memiliki warna gelap, tanah ini terbentuk dari batuan kapur lunak, batuan mergel, dan gips (Gusti, 2013). Untuk menentukan kadar lengas dapat menggunakan rumus berikut. KL =



b−c ×100 % c−a



Keterangan : KL : Kadar lengas (%) a : berat botol tertutup (gram) b : berat botol+tanah (gram) c : berat botol setelah di oven (gram) b-c : berat lengas tanah c-a : berat tanah kering mutlak Fungsi mengetahui kadar lengas tanah dalam pertanian yaitu untuk mengetahui serapan hara serta pernafasan akar tanaman yang selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Setiap reaksi kimia dan fiskia yang terjadi dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai pelarut garam dan mineral yang tercepat dalam tanah yang selanjutnya dapat digunakan



tanaman untuk kelangsungan dan pertumbuhan tanaman tersebut. Kadar lengas dapat digunakan untuk menduga kebutuhan air dalam persawahan, proses irigasi, mengetahui suatu jenis tanah terhadap daya penyimpanan air dan digunakan dalam perhitungan nilai perbandingan dispersi (NPD) serta untuk mengetahui daya tahan terhadap erosi yang semuanya ditu berguna dalam menentukan jenis tanaman serta lokasi yang tepat untuk bertanam. Manfaat mengetahui kandungan lengas tanah dalam bidang keteknikan pertanian adalah lengas berperansangat penting dalam proses genesa tanah. Kelangsungan hidup tanaman dan renik tanah. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai pelarut garam-garam mineral. Senyawa asam dan basa, serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik. Manfaat lain dari perhitungan kadar lengas ini dalam bidang keteknikan pertanian antara lain, pengetahuan kadar lengas tanah digunakan untuk menduga kebutuhan air untuk persawahan, menduga kebutuhan air selama proses irigasi dan mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas atau airnya.  C. Prinsip Kerja 1. Metode Gravimetri 2. Alat Bahan a. Alat 1) Timbangan 2) Oven 3) Eksikator b. Bahan a. Tanah Ø 2,0 mm (tanah halus) b. Tanah Ø 0,5 mm c. Tanah gumpalan



3. Cara Kerja a. Mengambil botol timbang tertutup, memberi label, lalu menimbang (misal =α gram) b.



Mengisi botol timbang tersebut dengan contoh tanah Ø 2,0 mm kira – kira sepertiga volume botol timbang



c. Menimbang botol + tanah (dengan tutupnya) (misal b gram). Mengoven botol tersebut dengan tutup sedikit dibuka pada suhu 105°- 110°C selama minimum 4 jam. d. Mengeluarkan botol dari oven, tutup serapat mungkin dan biarkan dingin di dalam eksikator (15 menit) e. Menimbang botol dengan keadaan tertututp rapat (misal c gram ) f. Melakukan langkah yang sama untuk tanah Ø 0,5 mm dan tanah gumpalan, masing – masing 2 ulangan. D. Hasil Pengamatan Tabel x.1. Hasil Pengamatan Kadar Lengas Kering Udara Kadar Lengas (%) Gumpal 0.5 mm 2 mm Regosol 2,36 2,60 2,67 Latosol 6,17 6,25 6,38 Grumusol 0,05 0,04 0,07 Sumber : Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dan Kesuburan 2022 Jenis Tanah



E. Pembahasan Tanah dalam bidang pertanian diartikan sebagai media tempat tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya (Arifin, dkk 2018). Kadar lengas merupakan kandungan air yang terdapat pada pori-pori tanah. Kadar lengas dipengaruhi oleh beberapa faktor



antara lain curah hujan, topografi, bahan organik tanah dan bahan penutup tanah.fraksi lempung tanah. Berdasarkan data pengamatan didapatkan nilai kadar lengas pada tanah Regosol ukuran gumpal 2,36%, ukuran 0.5 mm 2,6%, dan ukuran 2,0mm 2,67%. Data menunjukkan nilai kadar lengas pada tanah ukuran 0.5 mm lebih kecil dari pada ukuran 2.0 mm hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa tekstur yang lebih kasar memiliki kemampuan mengikat air yang rendah. Akan tetapi hal ini dapat terjadi apabila kondisi tanah mengandung bahan organik yang tinggi, dimana bahan organik memiliki kemampuan mengikat partikel tanah dan mampu menahan air dalam tanah sehingga menyebabkan nilai kadar lengas pada tanah dengan ukuran yang kasar lebih tinggi dari pada ukuran yang lebih halus, Tanah yang mengandung pasir bertekstur kasar sulit menahan air sedangkan tanahyang bertekstur halus akan lebih banyak mengandung air (Rahim, 2003). Kadar air jenuh dipengaruhi oleh jumlah pori di dalam tanah dan bahan organik tanah yang disebabkan karena tanah tersebut lebih banyak mengandung fraksi debu, dan termasuk dalam golongan lempung berdebu sehingga daya mengikat air kuat. Tanah tanah yang mengandung pasir bertekstur kasar sulit menahan air sedangkan tanah yang bertekstur halus akan lebih banyak mengandung air (Rahim, 2003) Berdasarkan data pengamatan didapatkan nilai kadar lengas pada tanah Latosol ukuran gumpal 6,17%, ukuran 0.5 mm 6,25%, dan ukuran 2,0mm 6,38%. Data menunjukkan nilai kadar lengas pada tanah ukuran 0.5 mm lebih kecil dari pada ukuran 2.0 mm hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa tekstur yang lebih kasar memiliki kemampuan mengikat air yang rendah. Akan tetapi hal ini dapat terjadi apabila kondisi tanah mengandung bahan organik yang tinggi, dimana bahan organik memiliki kemampuan mengikat partikel tanah dan mampu menahan air dalam tanah sehingga menyebabkan nilai kadar lengas pada tanah dengan ukuran yang kasar lebih tinggi dari pada ukuran yang lebih halus, Tanah yang mengandung pasir bertekstur kasar sulit menahan air sedangkan tanahyang bertekstur halus akan lebih banyak mengandung air (Rahim, 2003). Kadar air



jenuh dipengaruhi oleh jumlah pori di dalam tanah dan bahan organik tanah yang disebabkan karena tanah tersebut lebih banyak mengandung fraksi debu, dan termasuk dalam golongan lempung berdebu sehingga daya mengikat air kuat. Tanah tanah yang mengandung pasir bertekstur kasar sulit menahan air sedangkan tanah yang bertekstur halus akan lebih banyak mengandung air (Rahim, 2003) Berdasarkan data pengamatan didapatkan nilai kadar lengas pada tanah grumusol ukuran gumpal 0,05%, ukuran 0.5 mm 0,04%, dan ukuran 2,0mm 0,07%. Data menunjukkan nilai kadar lengas pada tanah ukuran 0.5 mm lebih kecil dari pada ukuran 2.0 mm hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa tekstur yang lebih kasar memiliki kemampuan mengikat air yang rendah. Akan tetapi hal ini dapat terjadi apabila kondisi tanah mengandung bahan organik yang tinggi, dimana bahan organik memiliki kemampuan mengikat partikel tanah dan mampu menahan air dalam tanah sehingga menyebabkan nilai kadar lengas pada tanah dengan ukuran yang kasar lebih tinggi dari pada ukuran yang lebih halus, Tanah yang mengandung pasir bertekstur kasar sulit menahan air sedangkan tanahyang bertekstur halus akan lebih banyak mengandung air (Rahim, 2003). Kadar air jenuh dipengaruhi oleh jumlah pori di dalam tanah dan bahan organik tanah yang disebabkan karena tanah tersebut lebih banyak mengandung fraksi debu, dan termasuk dalam golongan lempung berdebu sehingga daya mengikat air kuat. Tanah tanah yang mengandung pasir bertekstur kasar sulit menahan air sedangkan tanah yang bertekstur halus akan lebih banyak mengandung air (Rahim, 2003) Berdasarkan data, kadar lengas tanah dengan ukuran gumpal tertinggi yaitu tanah latosol dengan 6,25% dan yang terendah yaitu tanah grumusol dengan 0,05%. Pada tanah ukuran 0,5 mm, kadar lengas tertinggi berada pada tanah latosol dengan 6,25% dan terendah pada tanah grumusol dengan 0,04%. Pada tanah ukuran 2 mm, kadar lengas tertinggi berada pada tanah latosol dengan 6,17% dan terendah yaitu tanah grumusol dengan 0,07%. Jadi, kadar lengas tertinggi berada pada tanah latosol ukuran 2 mm. sedangkan kadar lengas terendah ada pada tanah grumusol ukuran 0,05 mm. kondisi ini tidak sesuai



dengan teori bahwa semakin kecil diameter tanah maka kadar lengas yang tersimpan akan semakin besar hal ini disebabkan karena setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar maka dan ruang antar partikel tanah yang berisi udara akan semakin sedikit sehingga tanah grumusol memiliki kadar lengas yang cukup baik.



F. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kadar lengas tanah kering udara tanah gumpal pada tanah regosol bernilai 2,36%, pada tanah latosol 6,25%, dan pada tanah grumusol 0,05%. 2. Kadar lengas tanah kering udara tanah 2 mm pada tanah regosol bernilai 2,67%, pada tanah latosol 6,17%, dan pada tanah grumusol 0,07% 3. Kadar lengas tanah kering udara tanah gumpal pada tanah regosol bernilai 2,60%, pada tanah latosol 6,25%, dan pada tanah grumusol 0,04%.



DAFTAR PUSTAKA Abdurachman.A, Umi Haryati, Ishak Juarsah. 2006. Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetrik. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Arifin, M., Putri, N. D., Sandrawati, A., & Harryanto, R. (2018). Pengaruh posisi lereng terhadap sifat fisika dan kimia tanah pada inceptisols di Jatinangor. soilrens, 16(2). Istika Nita, Endang Listyarini,Zaenal Kusuma, 2014. Kajian Lengas Tersedia Pada Toposekuen Lereng Utara G. Kawi Kabupaten Malang Jawa Timur. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62. Handayani, S. 2009. Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta: Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Prasetyo,A., Eka, F., dan Lilik, S., 2016. Perancangan dan Pengujian Untuk Kerja Sistem Monitoring Kadar Lengas Berbasis Gypsum Block Untuk Memantau Dinamika Tanah Polietilen. Teknologi Technosciena, 8(2): 100-106. Rahim S. E., 2003. Pengendalian Erosi Tanah dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Jakarta. Saridevi, G. A. A. R., Atmaja, I. W. D., & Mega, I. M. (2013). Perbedaan sifat biologi tanah pada beberapa tipe penggunaan lahan di tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 2(4), 214-223.