2 Kemunculan Dan Kepunahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



KEMUNCULAN DAN KEPUNAHAN



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 SUTARNI



: 1414441001



DYAN RAHAYU



: 1414441003



HESTI NURWAHYUNINGSI : 1414440023 ADE HASTARINA HASAN



: 1414440021



ANDI BULKIS ASHARI . W : 1314442013 ICP A Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar 21 Februari 2017 Kata Pengantar



Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin. Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Evolusi. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, kepada Ibu Hartati yang telah mengarahkan dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari penyusunan makalah belum sempuna. Oleh sebab itu, penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri secara khusus.



Daftar Isi



Halaman Sampul…………………………………………………………….…..…1 Kata Pengantar………………………………… ………………………..2 Daftar Isi ………………………………………………..…………….....3 Bab 1. Pendahuluan………………………………………..…………......4 a. Latar Belakang …………………………………………………....4 b. Rumusan Masalah …………………………………………….......5 c. Manfaat …………………………………………………..……….5 Bab 2. Pembahasan ……………………………………………………...6 a. Kemunculan kelompok organisme tertentu……………………….6 b. Kepunahan dan faktor penyebab kepunahan….…………………15 Bab 3. Penutup …………………………………………………………25 a. Kesimpulan ……………………………………………………...25 b. Saran …………………………………………………………….25 Daftar Pustaka…………………………………………………………..26



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Suatu organisme mempunyai masanya masing-masing. Kemunculan suatu organisme dapat terjadi karena adanya relung baru atau relung yang ditinggalkan. Selain itu ada sejumlah persyaratan yang diperlukan untuk mendukung terbentuknya suatu jenis baru. Teori evolusi yang berkembang sekarang sudah sangat maju dan tidak seperti yang dibayangkan orang. Banyak konsep yang sudah berubah, tidak menandakan bahwa teori evolusi itu salah, tetapi konsep-konsep tersebut berbeda karena orang dahulu mempunyai interpretasi yang berbeda atas dasar informasi yang minimum. Proses keminculan dan kepunahan merupakan suatu proses alamiah seperi kehidupan dan kematian. Adanya kematian merupakan kehilangan tetapi juga sekaligus memberikan keuntungan bagi kelompok lain untuk dapat berkembang. Proses evolusi yang menyangkut kehidupan di daratan pada dasarnya melibatkan banyak sekali mekanisme, sehingga diperlukan proses yang relatif lama. Setelah daratan berhasil dikuasai, maka sebagian besar organisme yang ada sekarang adalah hasil dari perjuangan ini. Proses kemunculan suatu kehidupan merupakan hal yang sangat penting. Lamanya bumi ini kosong menunjukkan bahwa proses yang terjadi untuk menghasilkan suatu kehidupan berlangsung sangat sulit. Banyaknya organisme yang muncul tetapi kemudian punah juga menunjukkan bahwa proses yang terjadi sangat sulit. Kepunahan masal merupakan suatu bencana. Tetapi kepunahan masal pun merupakan suatu anugerah bagi kelompok organisme lainnya. Adanya kepunahan akan memberikan kesempatan pada kelompok organisme yang sebelumnya tertekan perkembangannya dapat berevolusi. B. Rumusan Masalah



Adapun rumusan masalah mengenai kemunculan dan kepunahan berdasar dengan latar belakang diatas ialah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemunculan kelompok organisme tertemtu ? 2. Kepunahan dan Faktor apa saja yang menyebabkan kepunakan ? C. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh ialah : 1. Mengetahui proses kemunculan kelompok organisme tertentu 2. Mengetahui kepunahan dan penyebab kepunahan itu sendiri



BAB II



PEMBAHASAN A. Kemunculan kelompok organisme tertentu Evolusi adalah proses yang berlangsung sejak asal mula adanya kehidupan. Kapan kehidupan mulai ada, tidak dapat diketahui dengan pasti. Satu-satunya data yang dapat diperoleh mengenai hal ini adalah adanya fosil. Dari data yang dihimpun oleh ahli paleontologi diketahui bahwa fosil tertua yang ditemukan berumur sekitar 490 juta tahun. Maka kehidupan diperkirakan mulai pada akhir masa Prekambrian, sekitar 700 juta tahun yang lalu. Data ini pun masih merupakan dugaan, karena pada masa itu, tentu jumlah organisme masih sangat sedikit, sehingga fosil tidak mungkin dijumpai pada lapisan tanah.Pada waktu itu, habitat yang mungkin ada adalah air.Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa muka bumi masih dihuni oleh Prokariot dan organisme bersel satu, terutama ganggang biru, yang kemudian diikuti oleh lumut kerak dan lumut yang menghuni sekitar pantai. Suhu permukaan bumi pun diperkirakan masih jauh lebih panas dan oksigen mungkin meliputi hanya sekitar 10% dari apa yang ada sekarang. Lapisan yang mengandung fosil tertua (Stromatolites) berupa spora, ditemukan di daerah pantai di Arabia dan Australia dan berumur sekitar 470 juta tahun yang lalu. Hal ini berarti bahwa ekosistem yang ada baru terdapat sekitar 480 juta tahun yang lalu.Setelah periode itu baru ditemukan fosil yang lebih muda di banyak daerah lain. Misalnya kalau kita mengambil contoh manusia, maka manusia baru muncul di permukaan bumi sekitar 500.000 tahun yang lalu. Sedangkan Protozoa dan Prokariot lain diperkirakan sudah ada sekitar 3000 juta tahun yang lalu. Jadi proses kehidupan dapat pula kita telusuri melalui data fosil. Seperti sudah dikemukakan di atas, data umur sangat bervariasi. Variasi tersebut akan bertambah besar, kalau kita menggunakan data biologi lainnya



Pemahaman tentang urutan munculnya kehidupan di bumi lebih didasarkan pada sisa-sisa makhluk hidup yang memfosil. Fosil terbentuk dengan berbagai cara dan berbagai proses, meskipun perlu dipahami bahwa semua makhluk hidup yang sudah mati tidak selalu menjadi fosil. Fosil mungkin merupakan sisa-sisa bagian tubuh yang keras , atau setelah organisme mati kemudian terkubur pasirlumpur ataupun endapan lain kemudian mengeras. Menurut ahli geologi, sejarah bumi dapat dibedakan dalam banyak unit waktu. Unit waktu terbesar disebut era, sedangkan era terbagi dalam periode dan periode terbagi menjadi unit yang lebih kecil disebut zaman. Pengetahuan akan kehidupan di bumi dikumpulkan dari bukti fosil terutama mulai dari era paleozoik, mesozoik, dan cenozoik Era palezoik atau masa kehidupan kuno kira-kira 550 juta tahun sampai 300 juta tahun lalu. Era mesozoik atau era kehidupan pertama dikenal sebagai masa reptilia, mulai 250 juta tahun sampai 150 juta tahun lalu, sedangkan era cenozoik adalah era kehidupan kera atau masa mamalia dimulai kira-kira 65 juta tahun lalu.



1. Kemunculan pertama metazoan Pada abad ke-19, batasnya dipatok pada fosil pertama metazoa. Namun, belakangan berhasil diidentifikasi beberapa ratus taksa metazoa Prekambium melalui studi sistematik yang dimulai sejak 1950-an. Kebanyakan ahli geologi dan paleontologi menetapkan batas antara Prekambium dan Fanerozoikum pada beberapa titik: sewaktu trilobita dan arkaeociata pertama kali muncul; sewaktu Trichophycus pedum, suatu organisme penggali kompleks, pertama kali muncul; atau pada kemunculan pertama suatu kelompok organisme kecil bercangkang yang dinamakan “fauna kecil bercangkang”. Tiga titik batas ini memiliki perbedaan beberapa juta tahun satu dengan yang lainnya. 2. Kemunculan pertama chordate Salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata, makhluk yang memiliki sistem saraf pusat yang terlindung dalam suatu



tengkorak dan notochord atau tulang belakang.Vertebrata adalah satu bagian dari chordata.Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa kelas dasar seperti ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia.Mereka mungkin adalah makluk yang paling dominan dalam dunia hewan. Karena ahli paleontologi evolusi mencoba melihat setiap filum sebagai kelanjutan evolusi dari filum yang lain, mereka menyatakan bahwa filum Chordata berevolusi dari phylum yang lain, yaitu invertebrata.Tetapi, kenyataannya adalah, seperti semua filum, anggota Chordata yang muncul di jaman Kambrium menyangkal pernyataan ini sejak awal. Anggota tertua filum Chordata yang dapat dikenali dari jaman Kambrium adalah makhluk laut yang disebut Pikaia, yang tubuh panjangnya, pada pandangan pertama, mengingatkan kita pada cacing Pikaia muncul pada saat yang bersamaan dengan spesies lain dalam filum tersebut yang diajukan sebagai nenek moyang mereka, dan tanpa bentuk peralihan di antara mereka. 3. Kemunculan pertama ikan Vertebrata pertama muncul pada akhir Zaman Ordovisium (420 juta tahun yang



lalu).Vertebrata



ostrakodermata.Tulang



ini



tidak



berahang,



belakangnya



rawan



mirip dan



ikan,



dan



tubuhnya



disebut



terlindung



sisik.Bernafasnya melalui insang berkantung di kedua sisi kepala.Siripnya belum seperti ikan sekarang. Vertebrata berahang pertama yakni plakodermata, muncul pada Zaman Silur (1,5 juta tahun yang lalu) Plakodermata dan ostrakodermata sering digolongkan sebagai ikan. Ikan primitive ini mempunyai kerangka tulang mempunyai kerangka tulang yang rawan dan badannya ditutupi tameng tulang.Waktu mereka berevolusi, kerangka semakin keras dan tameng menghilang.Hilangnya tameng ini menyebabkan ikan lebih aktif bergerak.Ikan bertulang keras dan ikan



bertulang rawan adalah evolusi dari plakodermata.Adapun ikan berparu-paru merupakan evolusi dari ikan bertulang keras.Munculnya hampir bersamaan pada jaman Devon (400 juta tahun lalu).Ikan bersirip gelambir adalah “kakeknya” amfibi.



4. Kemunculan pertama amfibi Devon, Inggris, tempat pertama kalinya batuan Exmor yang berasal dari periode ini dipelajari. Pada masa Devonian, antropoda dan vertebrata awal melanjutkan kolonisasi di daratan. Binatang-binatang ini memiliki problem yang sama dengan tanaman ketika pertama kali berkolonisasi di daratan, seperti mengurangi kehilangan air dan memaksimalkan penghirupan oksigen. Kemajuan paling evolusioner dari masalah ini tidak hanya memungkinkan binatang dapat menginvasi daratan, tapi juga menyebar ke seluruh benua.



Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran jenis ikan berahang dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di lautan.Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan.Tumbuhan darat semakin umum dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya.Semasa periode Devon, ikan pertama kali berevolusi dan memiliki kaki serta mulai berjalan di darat sebagai tetrapoda sekitar 365 juta tahun yang lalu.Tumbuhan berbiji pertama tersebar di daratan kering dan membentuk hutan yang luas.Di laut, hiu primitif berkembang lebih banyak dibanding periode Silur dan Ordovisium akhir.Ikan bersirip-cuping (lobefinned, Sarcopterygii), ikan bertulang (bony fish, Osteichthyes) serta moluska amonite muncul untuk pertama kalinya.Trilobit, brachiopoda mirip moluska, dan terumbu karang besar juga masih sering ditemukan. 5. Kemunculan pertama reptile Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Nama "karbon" diberikan karena adanya lapisan tebal kapur pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat.Zaman ini merupakan zaman perkembangan amfibi dan tumbuhan hutan.Reptilia dan serangga raksasa muncul pertama kali. Reptil pertama adalah mahkluk yang menyerupai kadal yang berkembang sekitar 330 juta tahun yang lalu, mendekati akhir periode Mississippian.Reptil adalah perkembang dari binatang amphibi dan bentuknya menyerupai amphibi.Keuntungan penting sebagai reptil adalah kemampuannya untuk bertelur di daratan.Telur reptil memiliki kulit keras sehingga terlindung dari kekeringan, dan terutama adanya membran yang memungkinkan bayi reptil



dapat berkembang di dalam telur.Reptil tidak terlalu bergantung pada air sehingga dapat bebas beraktivitas di daratan Salah satu dari penemuan evolusioner terbesar dari periode Karboniferus adalah amniotic egg di mana hal ini membuat reptil-reptil awal dari habitat air dan mengolonisasi daratan.Amniotic egg membuat leluhur burung, mamalia, dan reptil untuk bereproduksi di daratan dengan jalan mencegah embrio kekeringan dengan adanya cangkang, sehingga pada masa ini telur dapat disimpan jauh dari air. Perm atau permian adalah periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Pada zaman ini perkembangan reptilia yang mirip mamalia mulai meningkat dan munculnya serangga modern, begitu juga tumbuhan Konifer dan Ginkgoc primitive.Zaman ini diakhiri dengan kepunahan massal. Iklim di bumi tumbuh menjadi lebih hangat dan lebih kering selama Periode Permian, yang dimulai sekitar 290 juta tahun yang lalu.Banyak sekali dasar lautan yang menjadi kering, dan gurun membentang luas.Reptil dapat beradaptasi



pada



kondisi



yang



baru,



dan



beberapa



jenis



mulai



berkembang.Amphibi dalam jumlah besar mulai lenyap secara perlahan.Reptil menjadi binatang dominan pada Era Mesozoic yang mulai sekitar 240 juta tahun yang lalu.Mereka mendominasi daratan, lautan dan udara selama 177 juta tahun sepanjang Era dan disebut Abad Reptil. Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder) diperkirakan berumur kurang lebih 150 juta tahun yang lalu.Kemunculan makhluk hidup telah mulai beraneka ragam, dan pada masa ini telah hidup binatang bertubuh besar seperti halnya



reptil



besar



(dinosaurus)



seperti



Tyrannosaurus,



Spinosaurus,



Stegosaurus dan reptil besar lainnya pun mulai muncul, berkembang dan menyebar hingga ke seluruh dunia. Pada zaman Mesozoikum, keadaan alam mulai berubah dengan tanah yang semakin kering.Ada beberapa binatang yang tetap bertahan hidup walau ada juga yang punah.Kehidupan hewan seperti ikan banyak yang berubah tetapi, ada jenis yang tetap bisa bertahan hidup walau berada di tanah.Beberapa hewan amphibi menjelma menjadi besar, kulit telurnya mengeras dan hewan ini sudah mulai berada di darat.Inilah permulaan munculnya binatang reptil.Jenis reptil yang ada pada zaman Mesozoikum bentuknya besar-besar, contohnya dinosaurus, brontosaurus.dan tyrannosaurus. Sejarah kemunculan Reptilia di daratan ditandai dengan : a. Terbentuknya sel telur berdinding ganda (telur Amniota) b. Kulit tubuh yang ditutupi perisai (misalnya kura-kura dan Dinosaurus) atau sisik guna melindungi diri terhadap kekeringan. c. Terbentuknya sistem eksresi yang terpisah kalau dibandingkan dengan hewan Vertebrata lainnya yang telah ada sebelumnya (Ikan, Amphibia). d. Terbentuknya anggota gerak. e. Terbentuknya alat indera pnglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan yang lebih baik. Kapan terbentuknya telur Amniota tidak dapat ditelusuri dengan baik, karena sedikitnya data fosil.Konsekuensi dari telur berdinding ganda (kapur dan selaput amnion) mengharuskan fertilisasi internal sebagai ssatu-satunya alternatif reproduksi. Dengan demikian alat kelamin sekunder jantan



merupakan struktur pertama yang muncul di kelompok Vertebrata pada Reptilia (dalam bentuk sepasang Hemipenis). Konsekuensi lain dari munculnya sel telur berdinding kapur memerlukan suatu perubahan penting kalau dibandingkan dengan telur Amphibi atau Pisces, karena kulit kapur tersebut harus dapat menghubungkan embrio dengan dunia luar untuk pertukaran gas (Oksigen-Karbondioksida). Telur Reptil ternyata ditunjang dengan terbentuknya membran amnion. Membran ini berguna untuk menangkap Oksigen yang masuk melalui dinding sel kapur tersebut. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa telur pertama tidak mungkin terlalu besar agar pertukaran gas dapat berlangsung dengan baik.Konsekuensi lainnya adalah digsntikannya insang dengan paru-paru (tahapan ini sudah dilalui oleh Amphibia). Naiknya Reptilia ke daratan memberikan konsekuensi pula pada alat indera. Mata yang dilindung dengan membran nictitans digantikan dengan mata yang berkelopak, juga untuk melindungi dari bahaya kekeringan.Alat pendengaran yang sebelumnya terdapat pada rahang bawah (Pisces) mulai berangsur digantikan dengan telinga dalam, karena juga menghadapi tantangan kekeringan. Fungsi telinga lebih diperlukan apabila dibandingkan dengan kehidupan di dalam air, untuk mencari mangsa dan menghindar dari predator. Di samping reptil berbentuk besar yang hidup di darat, beberapa jenis burung juga sudah ada di zaman ini.Pada zaman itu ada corak kehidupan yang unik yaitu “jokken moddinger” merupakan timbunan sampah dapur yang terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra berupa sampah dari kulit siput dan kerang. Burung berkembang dari dinosaurus sepanjang Era Mesozoic. Burung tertua yang dikenal adalah Archaeopteryx. Binatang ini hidup sekitar 140 juta



tahun yang lalu, sepanjang akhir Periode Jurassic. Burung ini berukuran sebesar burung gagak dan dalam banyak hal menyerupai reptil. Memiliki gigi, ekor seperti reptil, dan cakar di masing-masing sayapnya, tetapi binatang ini terbungkus oleh bulu-bulu. Burung-burung ini banyak meninggalkan fosil karena susunan tulangnya mengakibatkannya mudah bertabrakan. Dinosaurus adalah reptil yang paling spektakuler.Ada banyak jenis dan banyak variasi ukuran Dinosaurus. Beberapa Dinosaurus adalah binatang terbesar yang pernah hidup di daratan, ukuran terkecil adalah seukuran anak ayam. Ketika dinosaurus menguasai daratan reptil raksasa lainnya juga menguasai lautan dan udara. Mereka semua punah pada akhir Era Mesozoic, tetapi reptil kecil seperti buaya, kadal, ular, dan kura-kura dapat bertahan hingga saat ini. Pterosaur adalah reptil terbang pertama yang menguasai udara. Ada yang berukuran lebih kecil dari burung pipit, dan ada juga yang berukuran raksasa dengan lebar sayap 8 meter. Binatang ini tidak memiliki bulu, tetapi bisa jadi mereka memiliki rambut di atas selaput kulit yang membentuk sayap. Invertebrata tetap terus berkembang pada masa Mesozoic. Beberapa jenis moluska berkembang di lautan, mereka leluhur siput, kerang, dan cumicumi. Lobster, udang, dan kepiting juga berkembang pada lautan Mesozoic. Kelompok serangga yang ada di jaman sekarang ini sudah muncul di akhir era Mesozoic. Ikan berlimpah-limpah sepanjang abad Reptil.Ikan bertulang modern pertama muncul sepanjang Periode Triassic, yang mulai sekitar 240 juta tahun yang lalu.Akhir Periode Triassic sekitar 205 juta tahun yang lalu sebagian besar amphibi punah. Amphibi kecil dapat bertahan hidup dan menjadi leluhur katak dan salamander modern.



6. Kemunculan manusia purba Zaman Neozoikum diperkirakan berusia 60 juta tahun yang lalu. Saat itu keadaan bumi sudah semakin memungkinkan untuk mendorong munculnya makhluk hidup lainnya seperti binatang menyusui, sejenis kera dan monyet. Zaman ini terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kuarter.Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun yang ditandai dengan munculnya beragam jenis binatang menyusui (mamalia). Zaman tersier terbagi menjadi zaman Pliosen, Miosen, Oligosen. Eosen, Paleosen. Zaman Kuarter berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu, yang ditandai dengan munculnya manusia purba. Zaman kuarter sendiri juga terbagi menjadi zaman Holocen (Holosin) dan zaman pleistocen.Era Pleitosen (deluvium) atau Zaman Es berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba



B. Kepunahan dan Faktor Penyebab Kepunahan Dalam sejarah muka bumi telah tercatat adanya lima kali peristiwa kepunahan besar-besaran. Hal ini terjadi pada masa Kambrian, Ordovisian, Devonian, Permian dan Kretasea. Di antara kelima peristiwa kematian masal, maka peristiwa kematian masal pada periode Permian merupakan kejadian yang paling buruk dalam sejarah bumi.Pada waktu itu sekitar 75% organisme punah.Namun pada masa Kretasea sebelum peristiwa kematian massal, jumlah organisme hidup sudah melebihi keadaan sebelum peristiwa kematian Permian. Setelah peristiwa kematian Kretasea, maka kini jumlah organisme pun masih meningkat lagi



sehingga diperkirakan jumlah organisme sudah dua kali lipat daripada keadaansebelum peristiwa kematian Permian



Gambar 1.2. Kepunahan massal (Campbell, 23.13) Perhatikan dalam gambar ini bahwa sejak zaman Kambrian hingga zaman Kretasea, jumlah fosil mengalami penurunan secara mendadak. Penurunan terbesar terjadi



pada



jaman



Permian.Hal



ini



menggambarkan



adanya



kepunahan



Masal.Adanya penurunan pada akhir zaman Kambrian, Ordovisian, Silurian, Devonian, Triasik dan Kretasea menunjukkan kapan terjadi kepunahan masal.Apakah yang menyebabkan peristiwa kematian tersebut di atas. 1. Kepunahan



Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembangbiak tidak adalagi sebelumnya. Di dalam ilmu ekologi, istilah kepunahan dipakai untuk kepunahan di suatu studi area. Namun, sepsies ini masih bias ditemukan di tempat lain. Fenomena ini disebut juga ekstirpasi. Maka dari itu, menentukan waktu kepunahan makhluk hidup sangat sulit, dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bias sangat luas. Kesulitan ini dapat berujung



kepada suatu fenomena yang



dinamakan takson Lazarus, di mana sebuah spesies dianggap telah punah tetapi muncul kembali. Spesies akan punah bila mereka tidak bias bertahan saat ada perubahan pada ekologi mereka ataupun ketika persaingan semakin ketat dengan makhluk hidup lain yang lebih kuat. Umumnya, suatu spesies akan punah dalam waktu 10 juta tahun, dihitung dari permulaan kemunculannya. Beberapa spesies, biasanya juga disebut fosil hidup, karena bias bertahan dan tidak banyak berubah selama ratusan juta tahun. Salah satu contoh fosil hidup adalah buaya. Suatu spesies juga disebut punah secara fungsional, bila beberapa anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembangbiak, misalnya karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin. Sebelum manusia memenuhi muka bumi, laju kepunahan makhluk hidup cukup rendah, walaupun beberapa kepunahan massal telah terjadi sebelum itu. Oleh sebab itu, salah satu aspek penting di tema kepunahan makhluk hidup ialah usaha manusia untuk mengembangkan spesies yang terancam punah (endangered species) Benton & Harper (1997) mendefinisikan Kepunahan missal sebagai berikut :



a. Banyaknya Spesies yang punah, bias dibilang lebihdari 30% b. Bentuk kepunahannya melingkupi wilayah ekologi yang luas, biasanya melibatkan lingkungan marindan non-marin; tumbuhan dan hewan; dan mikroskopis dan makro. c. Semua peristiwa kepunahan missal terja di dalam waktu yang relative singkat (dalam skala waktu geologi tentunya), dan melibatkan suatu sebab tunggal atau serangkaian sebab yang saling berhubungan. Dalam perjalanan sejarahnya, bumi mengalami banyak peristiwa kepunahan. Namun dari semua peristiwa kepunahan missal itu, para ilmuwan menyepakati lima peristiwa kepunahan missal terbesar atau dikenal dengan sebutan “The Big Five”. 1. Ordovisum Akhir | ~460 juta tahun lalu Kepunahan missal pada periode ini menyebabkan musnahnya 70% spesies. Utamanya adalah fauna lautan. Banyak karang yang menghilang, dan banyak family dari brachipoda, echinodermata, ostrakoda, dan trilobite menghilang. Peristiwa kepunahan pada periode ini erat kaitannya dengan peritiwa glasial di kutub selatan. Peristiwa glacial ini menyebabkan surutnya air secara global. Fauna-fauna dari kutub bergerak menuju wilayah tropis sementara fauna berdarah hangat mati akibat hilangnya wilayah tropis 2. Devon Akhir | ~380 jutatahunlalu Tiga perempat dariseluruh spesies di Bumi punah pada peristiwa ini. Para ahli meyakini peristiwa Devon Akhir ini merupakan rangkaian peristiwa kepunahan masal dan bukan suatu peristiwa tunggal. Menurut Beton& Harper (1997) diperkirakan peristiwa kepunahan Devon Akhir ini berlangsung selama 10 juta tahun. Penyebabnya diperkirakan akibat peritiwa pendinginan akibat anoksia (hilangnya oksigen secara cepat) di laut. Selain itu ada kemungkinan peran objek ekstra terestial 3. Permo-Trias | ~260 s.d. 250 jutatahunlalu Terkenal dengan sebutan “The Great Dying” karena 96% spesies punah pada peristiwa kepunahan ini. Dipercaya sebagai peristiwa kepunahan



massal terbesar. Walupun begitu, Erwin (1993) dalam Benton & Harper (1997) menyebutnya sebagai peristiwa kepunahan massal yang paling sedikit diketahui. Peristiwa ini menandai batas antara Era Paleozoikum dan Mesozoikum. Penyebabnya diperkirakan adalah erupsi besar gunung api di Siberia yang sekarang dikenal sebagai Siberian Trap. Erupsi amat besar ini menyebabkan pelepasan gas, pemanasan global, dan juga anoksia. 4. Trias Akhir | ~236 s.d. 202 juta tahun lalu\ Peristiwa ini menjadi batas antaraTrias dan Jura. Walaupun termasuk dalam peristiwa mayor namun peristiwaTrias Akhir ini tidak terlalu ekstensif. Peristiwa ini ditandai dengan menghilangnya sebagian besar ammonoid, sejumlahfamilia dari brachiopoda, bivalvia, gastropoda, dan reptil-reptil laut. Peristiwa ini juga menyebabkan sejumlah amphibi dan reptile menghilang. Penyebab kepunahan masal Trias Akhir ini diperkirakan adalah perubahan iklim yang berasosiasi dengan terbelahnya Pangea dan terbukanya Atlantik. 5. Kapur-Paleogen | ~65 juta tahun lalu Perstiwa Kapur-Paleogen ini tampaknya merupakan kepunahan massal yang paling banyak diketahui oleh masyarakat. Ini dikarenakan menyebabkan punahnya tokoh pre-historis fenomenal, dinosaurus. Peristiwa ini menandai batas antara Paleozoikum danKenozoium. Sebelumnya peristiwa ini dikenal sebagaiKapur-Tersier, namun semenjak Tersier dihapus dalam skala waktu geologi, namanya menjadi Kapur-Paleogen. Penyebab dari kepunahan massal ini diperkirakan adalah perubahan cuaca dan juga tabrakan meteor. Penjelasan yang paling diterima adalah jatuhnya meteor di Kawah Chixculub, Meksiko 2. Faktor penyebab kepunahan a. Teori Vulkanisme Vulkanisme akan menimbulkan perubahan yang besar untuk suatu daerah. Letusan suatu gunung berapi dapat berlangsung berbulan-bulan dan akibatnya paling tidak mempengaruhi sebagian muka bumi. Di Indonesia kita mengenal beberapa kepundan yang sangat besar dan garis



tengahnya lebih dari 20 km, misalnya Danau Toba, Danau Tondano, dan Daerah Dieng. Diperkirakan bahwa letusan gunung tersebut beberapa ratus kali lebih dahsyat daripada letusan Gunung Krakatau.Akibat letusan gunung Krakatau saja, banjir besar menimpa daerah Negeri Belanda yang berjarak puluhan ribu kilometer. Apabila ada sejumlah besar gunung berapi sebesar gunung Krakatau atau Tambora meletus, maka akan timbul kegelapan selama berbulan-bulan. Hal ini akan menyebabkan perubahan cuaca yang drastis. Pengaruh letusan Gunung Galunggung saja telah hampir memusnahkan beberapa spesies di Jawa. Di Pangandaran, jumlah banteng tinggal tiga ekor dari sekitar 35 ekor sebelumnya. Menurut hasil visum, kebanyakan banteng mati karena ada deposit debu vulkanis di paru-paru, dan sejumlah besar abu vulkanis di dalam lambung yang tidak dapat dikeluarkan dengan feces, mungkin karena terlalu berat. b. Teori Meteorit atau Supernova Meteorit berukuran sangat besar yang menabrak bumi akan menyebabkan perubahan iklim global, selain menimbulkan gempa bumi, akan memberikan akibat yang serupa dengan letusan gunung berapi, yang berarti perubahan cuaca. Ledakan supernova (bintang raksasa) di luar angkasa akan menyebarkan debu bintang yang mungkin menimbulkan kegelapan. Debu bintang dapat pula mempengaruhi magnetik bumi. Apabila kutub magnetik bumi berubah, maka akan terjadi gempa bumi, karena poros bumi mengalami perubahan. Menurut penelitian, kutub magnetik bumi memang sudah tidak tepat dari yang diperhitungkan dahulu.Selain itu meteorit atau supernova dapat membawa suatu unsur seperti logam berat (misalnya Iridium) yang beracun bagi kehidupan di muka bumi, kematian massal sering terjadi dalam sejarah kehidupan muka bumi, tetapi hanya kematian massal pada periode KretaseaPaleosen; Devonian-Karoboniferus II, dan Permian-Triasik I, jumlah



Iridium jauh di atas normal.Jadi kematian masal akibat meterorit hanya mungkin terjadi pada dua peristiwa saja. c. Teori Glasiasi Adanya zaman es menyebabkan cuaca bumi menurun secara drastis dan menimbulkan kematian masal bagi organisme yang tidak beradaptasi. Menurunnya suhu bumi sebanyak satu derajat saja sudah dapat memperluas lingkaran kutub menjadi beberapa puluh d. Adanya Air Bah Air merupakan penyebab kepunahan yang paling umum dijumpai. Hujan yang turun selama empat atau lima hari sudah menimbulkan banjir, tanah longsor dan kerusakan tempat penghunian, ladang, dan hewan ternak. Akibat hujan beberapa hari saja sudah dapat menaikkan air sampai beberapa meter dan di daerah muara dapat sampai belasan meter. Akibatnya seperti yang kita lihat di Bangladesh.Banyak ternak yang mati, dan tanaman pangan rusak total. Apabila hal ini berlangsung beberapa minggu saja, maka seluruh daerah akan mati dan meninggalkan pohonpohon yang besar saja. Sesudah banjir biasanya penyakit mewabah, sehingga apa yang tertinggal ikut mati pula apabila tidak ditangani. Air dapat disebabkan glasiasi berakhir, misalnya seluruh dataran Sunda dan dataran Sahul terendam air, meninggalkan daerah dataran tinggi saja dan menjadikan Indonesia berbentuk kepulauan.Banyaknya organisme yang punah tidak dapat diperkirakan. e. Teori Epidemi atau Pandemi Kematian massal suatu organisme misalnya setelah glasiasi atau banjir selain memunahkan organisme yang terdapat di daerah tersebut, juga akan menimbulkan penyakit lainnya. Ada proses pembusukan besarbesaran, dan penyakit berkembang dengan pesat karena sanitasi yang buruk. Akibatnya banyak organisme lain yang ikut mati karena jumlah mikroba pembusuk meningkat dan menimbulkan infeksi pada organisme yang hidup di sekitarnya. f. Teori Naiknya Suhu Muka Bumi (Greenhouse Effect)



Adanya jumlah CO2 yang besar akan menyebabkan temperatur muka bumi naik. Hal ini disebabkan oleh CO2 akan membentuk lapisan yang menghambat masuknya sinar matahari. Akibatnya setiap pemanasan pada siang hari akan tetap tertahan pada malam hari, dan dengan demikian, udara bertambah lama bertambah panas. g. Teori Radiasi Ultraviolet dan Lubang Ozon Lubang ozon menimbulkan mutasi



pada



organisme



karena



kemampuan sinar ultraviolet menembus sel dan memotong-motong DNA.Rusaknya DNA umumnya menyebabkan organisme yang dikenai sinar ultraviolet mengalami mutasi yang kemungkinan besar merugikan sehingga punah. Dengan adanya lubang ozon, maka suhu muka bumi akan naik dan contoh pada masa kini adalah banyaknya organisme yang punah akibat naiknya temperatur muka bumi. h. Teori Berkembangnya Mamalia Kecil Setelah Perubahan Temperatur Global Mamalia kecil diperkirakan mulai berkembang di muka bumi tidak lama setelah kemunculan Reptilia.Sebelumnya, Mamalia tertekan perkembangannya karena bersaing dengan Dinosaurus.Namun pada waktu terjadi perubahan muka bumi, keberadaan Mamalia tidak banyak i.



terpengaruh, sebaliknya sebagian besar Dinosaurus punah. Teori Campur Tangannya Manusia Hal ini terutama berlaku untuk buaya, penyu, dan kura-kura besar. Penyebabnya adalah karena "over harvesting" dan "over exploiting" untuk kesenangan atau ketamakan sekelompok orang dan rasa sekuriti kelompok yang lain. Dari sepuluh penyebab utama yang disebutkan di atas, maka hanya tiga penyebab



utama (epidemi, Mamalia, dan manusia) yang tidak mempengaruhi perubahan temperatur muka bumi secara umum, kecuali pada zaman modern. Mengapa naik turunnya temperatur muka bumi berpengaruh pada kepunahan reptilia, terutama Dinosaurus? Hal ini disebabkan:



a. Kebanyakan Reptilia tidak mengerami telurnya, tetapi menguburnya di dalam tanah. b. Kebanyakan Reptilia mempunyai determinasi seks yang bergantung kepada temperatur. Hal ini berarti bahwa suhu lingkungan akan menentukan jenis kelamin organisme yang akan menetas dari telur. c. Mengapa keberadaan Mamalia menjadi ancaman bagi Reptilia? Kalau temperatur bumi turun, maka Reptilia memerlukan waktu yang lebih lama untuk aktif, sedangkan Mamalia tidak demikian. Diperkirakan sifat homoioterm merupakan kunci keberhasilan Mamalia. Karena kemampuan termoregulasi, maka kenaikan suhu bumi, keberadaan Mamalia tidak terpengaruh sebesar pengaruh yang terjadi pada organisme poikiloterm. d. Kalau temperatur bumi naik, maka Reptilia harus bersembunyi karena kalau tidak mereka dapat hiperaktif dan memerlukan energi tinggi, sehingga ketersediaan mangsa menjadi masalah pokok. Hal ini disebabkan Reptilia tidak mempunyai kemampuan termoregulasi yang baik. Mamalia memang ikut menderita pada zaman glasiasi, tetapi dapat mengatur suhu tubuhnya secara lebih mudah, sehingga tidak perlu menjadi hiperaktif. e. Pada masa kepunahan, maka sebagian besar organisme punah, dan ini berarti punahnya sebagian besar mangsa. Reptilia berukuran besar akan lebih sulit mencari mangsa, tetapi tidak demikian bagi Reptilia kecil dan Mamalia. Mereka bersaing, tetapi Mamalia dapat aktif siang atau malam, sedangkan Reptilia lebih terbatas jam operasinya karena perlu penyesuaian diri terhadap lingkungan yang waktunya lebih lambat dibandingkan Mamalia. Mamalia kecil yang lebih gesit mempunyai kemampuan menyembunyikan diri dari Reptilia berukuran besar. f. Telur Reptilia merupakan mangsa bagi Reptilia lain dan Mamalia kecil, sedangkan Mamalia tidak mempunyai telur yang bebas yang dapat di mangsa organisme lain. g. Mamalia menjaga anaknya, sedangkan kebanyakan Reptilia tidak. h. Konsekuensi dari determinasi seks yang bergantung kepada temperatur. Reptilia mempunyai determinasi seks yang bergantung kepada temperatur. Apabila kita kaji strategi reproduksi reptilia, diketahui bahwa proses pematangan telur



ditentukan oleh penyinaran matahari. Di sini tidak ada masalah apakah temperatur muka bumi naik atau turun. Adanya perubahan temperatur akan mengakibatkan timbulnya salah satu jenis kelamin saja, jantan atau betina. Dengan demikian, semua telur yang menetas akan menghasilkan salah satu jenis kelamin saja, sehingga tidak ada regenerasi untuk generasi yang berikutnya. Dalam satu atau dua siklus reproduksi saja, maka jenis tersebut dapat hilang dari muka bumi. Dilihat bahwa akibat dari glasiasi, sejumlah besar organisme yang hidup di darat mati, demikian juga yang hidup di laut, sedangkan yang hidup di dalam air tawar sedikit sekali terpengaruh. Organisme yang hidup di daratan Amerika Utara sedikit terpengaruh, karena berada di daerah iklim temperata.



BAB III PENUTUTP A. Kesimpulan 1.



Pemahaman tentang urutan munculnya kehidupan di bumi



lebih didasarkan pada sisa-sisa makhluk hidup yang memfosil. Pada abad ke19, batasnya dipatok pada fosil pertama metazoa. Salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada jaman Kambrium adalah Chordata.Vertebrata pertama muncul pada akhir Zaman Ordovisium (420 juta tahun yang lalu). Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran jenis ikan berahang dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di lautan.Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Reptil pertama adalah mahkluk yang menyerupai kadal yang berkembang sekitar 330 juta tahun yang lalu, mendekati akhir periode. Zaman Neozoikum diperkirakan berusia 60 juta tahun yang lalu terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kuarter. Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun yang ditandai dengan munculnya beragam jenis binatang menyusui (mamalia). Zaman Kuarter berlangsung sekitar 600.000 tahun yang 2.



lalu, yang ditandai dengan munculnya manusia purba. Beberapa teori Faktor penyebab terjadinya



kepunahan



diantaranya Teori Pergerakan Benua dan Terbentuknya Pangea, Teori Vulkanisme, Teori Meteorit atau Supernova, Teori Glasiasi, Teori Adanya Air Bah, Teori Epidemi atau Pandemi, Teori Naiknya Suhu Muka Bumi (Greenhouse Effect), Teori Radiasi Ultra Violet dan Lubang Ozon, Teori Berkembangnya Mamalia Kecil Setelah Perubahan Temperatur Global, Teori Campur Tangannya Manusia B. Saran Penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kritik dan saran diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA



Campbell. (1992). Biology.Benyamin Cummings Publ. Co. Chaloner.(1994). Evolution and Extinction. 1 st ed. Cambridge University Press Futuyma, D.J. (1979). Evolutionary Biology.Sinauer Associates Inc. Greenwood, P.J. P.H. Harvey & M. Slaktin, (eds.). (1985). Evolution.Cambridge, Univ. Press. Huston, M.A. (1994). Biological diversity 1 st ed. Cambridge Univ. Press. Lewin, R. (1996). Patterns in Evolution 1 st ed. WH Freeman Ridely, M. (1993).Evolution.Blackwell Scientific Publishing Inc Simpson, G.G., (1955). The Major Features of Evolution.New York: Columbia University Press Skelton. (1993). Evolution 1 st ed. Addison Wesley Smith, J.M. (1989). Evolutionary Genetics. Oxford, Oxford University Press. Strickberger M.W. (1990). Evolution.Jones and Bartlett Publishing Co. Wilson, E.O. (1992). The Diversity of Life.Cambridge, The Belknap Press.