5 0 344 KB
LAPORAN KASUS PRAKTIK KEBIDANAN STAGE PRANIKAH DI RST DR ASMIR SALATIGA
RINI MARLINA NIM. P1337424821092
PEMBIMBING INSTITUSI NUR KHAFIDOH S.Si.T., M.KES
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSANKEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kasus Kehamilan di RST Dr Asmir Sakaltiga, telah disahkan oleh pembimbing pada: Hari
: .....
Tanggal : ....
Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Pranikah yang telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2021.
Pembimbing Klinik
Mahasiswa
Trya Sinuhaji Amd. Keb, S.KM. NIP. 197807182008122001 Mengetahui,
Rini Marlina NIM. P1337424821092
Pembimbing Institusi
Nur Khafidoh S.Si.T.M.Kes NIP. 198010262006042003 KATA PENGANTAR i
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan kehamilan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas praktek kebidanan stage pranikah Dalam penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini: 1. Ibu Sri Rahayu , S.Kp Ns, STr keb, M.Kes Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. 2. Ibu Ida Aryanti, SSiT , M. Kes Ketua Program Studi SI Terapan Kebidanan Semarang. 3. Ibu Nur khafidoh S.SIT.M.kes, selaku pembimbing institusi Poltekkes Kemenkes Semarang. 4. Trya Sinuhaji Amd. Keb, S.KM. selaku pembimbing lahan praktik yang telah memberikan selama praktik stage pra nikah 5. Nn E sebagai subyek pasien dalam praktek kebidanan stage pra nikah 6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga laporan ini terselesaikan 7. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini. Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini. Agustus 2021 Praktikan
DAFTAR ISI ii
HALAMAN JUDUL...................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... BAB I PENDAHULUAN............................................................................... A. Latar Belakang............................................................................. B. Rumusan Masalah........................................................................ C. Tujuan.......................................................................................... D. Manfaat…………....................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... A.Tinjauan Teori Medis.................................................................. 1. Pengertian Pra Nikah............................................................. 2. Filosofi Pra Nikah................................................................. 3. Persiapan Pra Nikah.............................................................. 4. Kehamilan, Persalinan, dan Pascasalin…………………… 5. Infeksi Tentang Menular Seksual, Infeksi Saluran
i ii iii iv v Vi 1 1 3 3 4 5 5 5 5 5 7
Reproduksi Serta HIV/AIDS…………………………….. 6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara... 7. Gangguan Dalam Kehidupan Seksual Suami Istri……….. B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Pranikah ......................... 1. Pengertian…………………………………………...
26 31 34 37 37
2.
…… Fungsi Dokumentasi
37
Kebidanan........................................ 3. Tujuan Dokumentasi Kebidanan....................................... 4. Pendokumentasian Kebidanan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning)……………………….… BAB III ASUHAN KEBIDAN PRA NIKAH......................................... A. Data Subyektif.......................................................................... B. Data Obyektif.......................................................................... C. Analisis.................................................................................... D. Penatalaksanaan....................................................................... BAB IV PEMBAHASAN............................... BAB V PENUTUP......................................................................................... A. Kesimpulan.................................................................................. B. Saran............................................................................................ iii
37 38
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2
Imunisasi Tetanus Toxoid..................................................... Pengaturan Makan Pada Ibu Hamil………..........................
iv
8 29
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
SAP,Materi, Leaflet Gizi Pra Nikah.
Lampiran 2
SAP,Materi, Leaflet Tablet Zat Besi.
Lampiran 3
SAP,Materi, Leaflet Kehamilan.
Lampiran 4
SAP,Materi, Leaflet Persalinan dan Pascasalin.
Lampiran 5
SAP,Materi, Leaflet Infeksi Menular Seksual.
Lampiran 6
SAP,Materi, Leaflet HIV/AIDS.
Lampiran 7
SAP,Materi, Leaflet Infeksi Saluran Reproduksi.
Lampiran 8
SAP,Materi, Leaflet Prosedur Acara Pernikahan Masa Pandemi
Lampiran 9
Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan. Resume Asuhan Kebidanan Pra Nikah di RST dr.Asmir Kota Salatiga
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu hal yang didambakan oleh setiap orang. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1 Tahun 1974). Sedangkan menurut BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan), pengertian perkawinan dalam Islam adalah suatu akad atau perjajnjian yang mengikat antara laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan biologis antara kedua belah pihak dengan sukarela berdasarkan syariat Islam. Pranikah berasal dari kata “pra” dan “nikah”. Pra mempunyai arti awalan yang bermakna “sebelum”, sedangkan nikah dalam kamus besar Bahasa Indonesia dipersamakan artinya dengan dengan “kawin”. Maka dari pengertian tersebut, pranikah dapat diartikan sebagai masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk untuk menjadi suami istri secara
resmi menurut undang-undang perkawinan agama maupun
pemerintah. (Rianti, 2017) Tujuan perkawinan adalah untuk mencapai kehidupan rumah tangga yang bahagia, tentram, aman serta nyaman. Maka dari itu, setiap calon pengantin hendaknya mempunyai bekal yang cukup untuk menyiapkan kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam membina rumah tangga, baik moril maupun materil (Amalia, 2018). Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya tindakan pencegahan, tindakan pencegahan ini tidak cukup hanya diterapkan kepada pasangan yang telah menikah, namun sangat penting untuk diketahui sejak dini oleh pasangan yang berencana melakukan pernikahan atau pada calon 1
2
pengantin. Hal ini dilakukan agar calon pengantin dapat mempersiapkan diri menjalani kehidupan berkeluarga. (Dheny,2021) Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya sebuah keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu mempersiapkan kondisi kesehatannya agar dapat menjalankan kehamilan sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, dan berkualitas. (Kemenkes, 2020) Penelitian Feuerborn (2005) menyebutkan bahwa apabila pelayanan kesehatan dan persiapan dilakukan setelah masa konsepsi, kemungkinan akan mengakibatkan keterlambatan dalam mencegah kecacatan janin, kejadian bayi berat lahir rendah dan kematian janin. Hal ini didukung penelitian Konchak, P.S (2001), bahwa masa 17-56 hari pascakonsepsi merupakan periode teratogenik sehingga informasi tentang kehamilan perlu diberikan sebelum hamil. Pemerintah telah melakukan upaya untuk memberikan bekal bagi calon pengantin dengan memberikan pendidikan pranikah yang disebut dengan kursus calon pengantin (catin). (Dewi,2014). Berdasarkan studi pendahuluan di RST dr. Asmir Salatiga bahwa pelayanan kesehatan calon pengantin dilakukan secara komprehensif. Pelayanan tersebut meliputi screening pemeriksaan kesehatan meliputi tes laboartorium, pemeriksaan fisik, pemberian imunisasi dan konseling pranikah. Konseling pranikah yang dilakukan lebih difokuskan pada persiapan prakonsepsi, kesehatan reproduksi, dan lain-lain. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut maka rumusan masalah adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan pra nikah pada Nn.F di RST dr.Asmir Salatiga tahun 2021? “
3
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada masa pranikah dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan pengkajian data subyektif asuhan kebidanan pra nikah pada calon pengantin b. Melaksanakan pengkajian data obyektif asuhan kebidanan pra nikah pada calon pengantin c. Melaksanakan analisis asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin d. Melaksanakan penatalaksanaan asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin. e. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pranikah pada calon pengantin D. Manfaat 1. Calon Pengantin dan Keluarga Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan calon pengantin dan keluarga dalam persiapan pranikah dan pra konsepsi sehingga diharapkan calon pengantin dapat menjaga kesehatan dan memperoleh generasi penerus yang sehat dan berkualitas. 2. RST dr. Asmir Salatiga Diharapkan dapat membantu peningkatan pelayanan dan upaya penyuluhan kepada masyarakat khususnya calon pengantin tentang persiapan pranikah dan pra konsepsi dari segi kesehatan 3. Dinas Kesehatan Kota Salatiga
4
Memberikan masukan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi calon pengantin. 4. Intitusi Pendidikan Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pranikah secara komprehensif dan melengkapi kekurangan pada asuhan kebidanan selanjutnya.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis 1. Pengertian Pra Nikah Kata Pra dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah awalan yang bermakna “sebelum”. Pengertian Nikah dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” ialah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi). Sehingga definisi pra nikah adalah sebelum melakukan pernikahan. (KBBI, 2021) 2. Filosofi Pra Nikah Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah)dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah). Penyebutan nama Tuhan Yang Maha Esa dalam akad / janji pernikahan berarti bahwa disamping saling bertanggungjawab antara satu dengan yang lain, suami isteri juga bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai suami isteri. (Kemenkes RI, 2015) 3. Persiapan Pra Nikah a. Periapan Fisik 1) Pemeriksaan status kesehatan yaitu tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, frekuensi nafas). 2) Pemeriksaan darah rutin yaitu Hb, Trombosit, Leukosit 3) Pemeriksaan Darah yang dianjurkan antara lain: a) Golongan darah dan rhesus b) Gula darah sewaktu (GDS) 5
6
c) Thalasemia d) Hepatitis B dan C e) TORCH (Toxsoplasmmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simpleks. 4) Pemeriksaan urin yaitu urin rutin b. Persiapan Gizi Meningkatkan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat. c. Status Imunisasi TT Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh. Tabel 2.1 Status Imunisasi TT (Tetanus Toxsoid)
Status TT Interval (Selang Waktu) TT I TT II 4 minggu setelah TT I TT III 6 bulan setelah TT II TT IV 1 tahun setelah TT III TT V 1 tahun setelah TT IV d. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
Lama 0 3 tahun 5 tahun 10 tahun 25 tahun
1) Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari 2) Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik 3) Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab / bau 4) Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan tisu atau handuk. 5) Khusus untuk perempuan tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina, jangan memakai pembalut tipis dalam
7
waktu lama, penggunaan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air. Bila ada keputihan yang berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan. (Kemenkes RI, 2015) 4. Kehamilan, Persalinan, dan Pascasalin a. Kehamilan Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan ideal adalah kehamilan
yang
direncanakan,
diinginkan
dan
dijaga
perkembangannya secara baik. Adakalanya berbagai faktor dapat membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi karena akibat hubungan seks bebas pranikah, gagal/drop out Keluarga Berencana (KB), unmeet need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi menggunakan alat kontrasepsi). Namun demikian, tidak ada yang lebih membahagiakan pasangan suami istri selain dari kehadiran buah hati dalam pernikahan. (Kemenkes RI, 2015; Arantika M Prawiti, 2019) 1) Menunda Kehamilan dengan Kontrasepsi yang Tepat Tidak semua pasangan yang baru menikah ingin segera hamil. Beberapa metode KB yang dianjurkan untuk menunda kehanilan antara lain yaitu : a) Metode modern jangka pendek adalah pil, suntik, kondom b) Metode modern jangka panjang adalah Implant dan IUD c) Metode alamiah adalah pantang berkala, pengukuran suhu basal, penilaian lendir vagina. (Kemenkes RI, 2015) 2) Tanda-tanda Kehamilan
8
Terjadinya kehamilan dapat dikenali melalui tanda-tanda dan gejala yang secara garis besar dibagi menjadi: a) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan -
Terlambat datang bulan Terlambat datang bulan merupakan merupakan umum seorang perempuan hamil, Terjadinya nidasi menyebabkan pembentukan folikel de graf dan ovulasi tidak terjadi. Seorang
perempuan
yang
sudah
menikah
apabila
mengeluhkan terlambat dating bulan, biasanya muncul asumsi kehamilan. Akan tetapi sebetulnya banyak faktor lain yang menyebabkan terlambat dating bulan seperti mengkonsumsi obat-obatan, stress atau tertekan, penyakit kronis yang diderita. -
Mual Mual berkaitan erat dengan asam lambung. Pengaruh hormone estrogen maupun hormone progesterone dapat menimbulkan asam lambung yang berlebihan sehingga memicu timbulnya rasa mual dan muntah. Mual muntah adalah gejala paling umum muali dari rasa tidak enak sampai muntah terus menerus. Biasanya lebih sering terjadi pada pagi hari sehingga dikenal dengan morning sickness. Pada ibu hamil yang mengalami mual muntah bahwa keadaan ini adalah normal. Walaupun demikian perlu dilakukan pemeriksaan yang lain untuk memastikan kehamilan sebab mual muntah tidak bisa dijadikan patokan utama kehamilan pada perempuan.
-
Ngidam
9
Pada tanda kehamilan ini, seorang wanita hamil biasanya serimg menginginkan makanan atau minuman tertentu dan setiap orang berbeda-beda. -
Pingsan (Sinkope) Pingsan adalah kondisi ketika terjadi gangguan sirkulasi ke kepala sehingga timbul iskemia sususnan saraf pusat. Kondisi ini akan berangsur-angsur menghilang setelah usia kehamilan melewati masa 16 minggu.
-
Mastodinia Mastodinia adalah salah satu gejala kehamilan adalah payudara terasa kencang sakit akibat membesar. Hormon estrogen dan progesterone berperan dalam hal ini diantaranya vaskularisasi bertambah dan asinus serta duktus berproliferasi.
-
Konstipasi Hormon progesterone berpengaruh terhadap Gerakan peristaltic ussu sehingga tidak jarang seorang perempuan yang hamil mengalami kesulitan untuk buang air besar.
-
Hiperpigmentasi Kulit Pada perempan hamil terjadi pigmentasi kulit, diantaranya disekitar pipi, dinding perut, sekitar payudara, dan varises atau penampakan pembuluh darah vena. Pigmentasi di sekitar kulit disebabkan oleh keluarnya melanophore stimulating hormone (MSH) hipofisis anterior. Diarea payudara, terjadi hiperpigmentasi areola mamae, semakin menonjol putting, menonjolnya kelenjar Montgomery, dan pembuluh darah manifes di sekitar putting. Varises terjadi pada perempuan yang sedang hamil akibat pengaruh dari hormone estrogen dan progesterone.
10
-
Perubahan Berat Badan Pada wanita hamil yang tidak mengalami mual muntah perubahan berat badan yang signifikan dapat dicurigai sebagai tanda kehamilan. Bagi wanita hamil yang mengalami mual muntah pada kehamilan 2-3 bulan justru akan terlihat bahwa berat badan menurun. Hal ini karena mula muntah menyebabkan hilangnya nafsu makan. Namun pada bulan berikutnya seiring dengan mual muntah yang semakin berkurang berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang persalinan. (Arantika M Prawiti, 2019)
b) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan -
Tanda Hegar Pada minggu ke 6 terlihat adanya pelunakan pada daerah isthmus uteri sehingga segmen dibawah uterus terasa lembek atau tipis saat diraba
-
Tanda Chadwicks Keadaan vagina berwarna kebiru-biruan yang dialami ibu hamil sekitar minggu ke 6 karena mengalami kongesti
-
Tanda Piscacec’s Uterus yang berada dekat implantasi plasenta mengalami pertumbuhan yang tidak simetris
-
Kontaksi Braxton His Bila diberi stimulus atau rangsangan uterus akan berkontraksi. Hal ini merupakan tanda khas pada uterus pada masa kehamilan
-
Tanda Goodell’s
11
Tanda ini diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Bagian serviks tampak lebih lunak. Seorang perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral dapat terkena dampak ini. -
Tanda Ma Donald Fundus uteri dan serviks dapat difleksikan satu asama lain dengan mudah. Hal ini juga tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
-
Tanda Pembesaran Abdomen Setelah minggu ke 16 tampak terjadi pembesaran abdomen atau perut. Hal ini karena utrerus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
-
Kontraksi Uterus Tanda kontraksi uterus akan timbul belakangan, Biasanya ibu hamil mengeluhkan perutnya terasa kencang, tetapi tidak muncul rasa sakit.(Arantika M Prawiti, 2019)
c) Tanda-tanda pasti kehamilan -
Denyut jantung janin Denyut jantung janin dapat didengar pada minggu ke 17 hingga ke 18 dengan piranti stetoskop laenec. Denyut jantung janin dapat dideteksi lebih awal yakni sekitar minggu ke 12 menggunakan alat berupa stetoskop ultrasonic (Doppler).
-
Palpasi Ouline janin dapat dideteksi dengan jelas setelah minggu ke 22 sedangkan setelah minggu ke 24 gerakan janin dapat dirasakan secara jelas
-
Tes kehamilan medis Tes kehamilan dengan menggunakan perangkat tes kehamilan baik di rumah maupun di laboratorium dengan
12
mengambil sampel urine atau darah ibu.(Arantika M Prawiti, 2019) 3) Menentukan Umur Kehamilan Umur kehamilan sangat penting diketahui untuk mengetahui tahap perkembangan janin yang dikandungnya. Selain itu mengetahui usia janin sangat diperlukan untuk memperkirakan hari kelahiran. Umur kehamilan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : a) Menghitung dengan Rumus Naegle Umur kehamilan dapat ditentukan salah satunya dengan rumus Naegle. Rumus ini berguna untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL). Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah tujuh, bulannya dikurangi tiga, dan tahun ditambah satu. b) Memperkirakan Tinggi Fundus Uteri Tinggi fundus uteri dapat diperkirakan dengan Teknik Mc. Donald, palpasi abdomen dan palpasi leopold. Pengukuran tinggi fundus uteri dengan Teknik Mc Donald dilakukan dengan alat ukur Panjang, mulai dari tepi atas simfisis pubis hingga fundus uteri, atau sebaliknya bila umur kehamilan sudah mencapai 22 minggu. Palpasi abdomen adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba dan menekan bagian perut menggunakan jari atau tangan. Teknik palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, Gerakan, bentuk, konsistenis dan ukuran. Palpasi abdomen dilakukan pada kehamilan yang cukup bulan, setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan bagian-bagian janin.
13
c) Merasakan Gerakan Pertama Fetus Gerakan fetus pertama biasanya terjadi pada umur kehamilan 16 minggu. d) Melakukan Pemeriksaan Ultrasonografi Ultrasonografi
(USG)
merupakan
salah
satu
imaging
diagnostik (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan bagianbagian dalam tubuh manusia yang dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, Gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Menentukan usia kehamilan dengan USG akan diperoleh hasil yang akurat. (Arantika M Prawiti, 2019) 4) Memeriksa Kehamilan Memeriksakan kehamilan seawal mungkin, yaitu setelah terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga kesehatan ibu dan janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh nasehat atau pengobatan bila ada keluhan. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil mencakup 10T yaitu: a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan b) Pengukuran tekanan darah ibu c) Menentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas) d) Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri e) Tentukan presensi janin dan denyut jantung janin f) Penilaian status imunisasi TT g) Tablet tambah darah h) Tes laboratorium i) Tata laksana kasus j) Tatap muka/konseling tentang kehamilan
14
Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, 2 kali di trimester kedua, dan 2 kali pada trimester 3. (Kemenkes RI, 2015) 5) Proses Kehamilan Proses kehamilan yaitu : a) Sel telur yang matang dibuahi oleh sperma dalam saluran telur (tuba fallopi) b) Sel telur yang telah dibuahi sperma (embrio) menempel di lapisan dalam dinding Rahim c) Selama 120 hari pertama embrio berkembang mengikuti tahapan kehidupan sel (hayati) d) Memasuki usia kehamila lebih lanjut embrio berkembang mengikuti tahapan kehidupan insani menjadi janin/bayi e) Kehamilan umumnya berakhir dengan persalinan setelah 280 hari (9 bulan 10 hari). (Kemenkes RI, 2015) 6) Menjaga Kehamilan Ibu hamil dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa selama tidak ditemukan adanya keluhan atau kelainan dan memperhatikan istirahat yang cukup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil adalah : a) Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat. Berbaring selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari perut. Tidur cukup (9 - 10 jam) . Tidur terlentang pada saat hamil muda, tidur miring pada kehamilan lanjut. b) Berpakaian longgar yang menyerap keringat. Memakai kutang yang dapat menahan payudara yang membesar serta memakai alas kaki bertumit rendah. c) Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut Ibu.
15
d) Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan dengan hati-hati dan seksama. e) Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular dan orang yang merokok. f) Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter. g) Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi sehari. (Kemenkes RI, 2015) 7) Nutrisi Makanan Ibu Hamil Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena selain untuk kebutuhan ibu juga dibutuhkan untuk perkembangan janin. Kekurangan gizi akan mengakibatkan ibu hamil cepat lelah dan
pusing,
muka
pucat,
mudah
terserang
penyakit,
Kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui. Kekurangan gizi pada Ibu hamil juga bisa menyebabkan janin keguguran, pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi lahir dengan
berat
lahir
rendah,
perkembangan
otak
janin
terhambat hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang atau cacat, bayi lahir sebelum waktunya dan yang paling parah adalah kematian pada bayi. (Kemenkes RI, 2015) Tabel 2.2 Pengaturan Makan pada Ibu Hamil Kehamilan 1-3
Kehamilan 4-6
Kehamilan 7-9
bulan bulan bulan Makan dalam porsi Makan ditambah Makan ditambah kecil
kirakira 1 piring per kirakira 1 piring per
tapi sering hari Makan makanan Makan yang
yang
hari makanan Makan yang
makanan
16
mudah dicerna dan mengandung protein mengandung protein menghindari
seperti
makanan
ikan,daging,telur,tah
yang
; seperti
merangsang u, tempe,oncom
rasa pedas, asam
kacang-kacangan.
pertumbuhan
atau
kacang-kacangan. dibutuhkan
untuk kulit, pertumbuhan
kulit,
rambut dan kuku. rambut dan kuku. makanan Diperlukan juga zat Diperlukan juga zat
yang segar,
atau tempe,oncom
dibutuhkan Protein
untuk
Makan
ikan,daging,telur,tah u,
seperti
Protein
;
gizi
gizi
berserat, lain seperti mineral lain seperti mineral
sedikit
dan
lemak dan banyak vitamin
dan vitamin
mengandung cairan maupun karbohidrat Minum air putih Tambahan zat kapur Tambahan zat kapur lebih
dibutuhkan
untuk dibutuhkan
banyak termasuk 1 persediaan
persediaan
gelas
pembentukan
susu sehari
setelah bayi lahir. setelah Makanan mengandung kapur
gigi pembentukan bayi
yang Makanan zat mengandung
untuk gigi lahir. yang zat
kapur
misalnya: susu, ikan misalnya: susu, ikan teri,
teri,
17
kacang, dan sayuran kacang, dan sayuran hijau Minum
air
hijau putih Minum
lebih
air
putih
lebih
banyak termasuk 1 banyak termasuk 1 gelas
gelas
susu sehari
susu sehari
8) Kehamilan dan Persalinan Beresiko Kehamilan dan persalinan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor 4 (empat) terlalu dan 3 (tiga) terlambat, 4 (empat) terlalu yaitu terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun), terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil (anak lebih dari 3) dan terlalu dekat atau rapat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Sedangkan 3 (tiga) terlambat yaitu terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan, terlambat tiba di fasilitas kesehatan, terlambat mendapat pertolongan medis yang adekuat. (Kemenkes RI, 2015) Usia terbaik perempuan untuk hamil antara 20-35 tahun, sementara jarak kehamilan yang baik adalah minimal 2 tahun karena dengan jarak kelahiran tersebut akan memberi kesempatan bagi organ – organ reproduksi si ibu untuk mengembalikan fungsinya dengan baik dan memberi kesempatan bagi organ-organ reproduksi si ibu untuk kembali normal dengan baik dan memberi kesempatan bagi anak yang lahir untuk tumbuh dan berkembang dengan
perhatian
yang
penuh
kasih
sayang.
Sebelum
merencanakan punya anak lagi sebaiknya dipertimbangkan secara matang, misalnya bagaimana persiapan biaya perawatannya,
18
penyediaan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan kehidupan yang layak. (Kemenkes RI, 2015) 9) Tanda Bahaya Kehamilan Pada ibu hamil dapat terjadi tanda-tanda yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi adalah : a) Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit. b) Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang. c) Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari. d) Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang berbau. e) Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan. f) Muntah terus dan tidak mau makan. g) Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3. h) Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak sama sekali. (Kemenkes RI, 2015) 10) Kesehatan Jiwa Ibu Hamil Ibu yang hamil akan sehat secara mental jika suami, orangtua, ipar dan keluarganya mendukungnya. Selain itu, persiapan fisik, social dan ekonomi juga harus diperhatikan agar Ibu tidak stres. Ibu hamil juga tidak boleh dibebani dengan pekerjaan atau tugas menumpuk. Kondisi emosional pada ibu hamil antara lain : a) Ibu hamil mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja, mudah marah, tidak semangat. b) Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur nyenyak, tidak nyaman, merasa sesak. Hal-hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan kondisi fisiknya.
19
c) Mencemaskan
perubahan
fisiknya,
khawatir
terhada
perkembangan bayinya dalam rahim, khawatir bila bayinya meninggal, atau cacat. d) Merasa belum siap menjadi orangtua dan belum siap secara ekonomi. e) Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan makanan-makanan yang mungkin tidak pada musimnya sehingga sulit didapat. Hal tersebut semata-mata karena ingin diperhatikan keluarga dan suami Ibu hamil bisa memeriksakan diri 1 kali di tiap 3 bulan kehamilan untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan jiwa seperti ada tidaknya depresi, cemas, tekanan-tekanan/stres dalam berkeluarga. Beberapa tips dalam menghadapi kasus depresi, cemas, tekanan/ stres pada ibu hamil : a) Ibu
dapat
melakukan
relaksasi
sederhana
sehingga
menimbulkan perasaan nyaman. Relaksasi dilakukan satu kali dalam sehari selama 20 menit. b) Ketika ibu merasa santai, ajarkan untuk menenangkan pikirannya, dengan meminta si ibu membayangkan dirinya berada di sebuah tempat yang nyaman, tempat yang pernah dikenalnya dan disukainya. Misalnya merasa sedang berada di pantai yang tenang atau mendengarkan musik yang lembut. (Kemenkes RI, 2015)
b. Persalinan
20
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup berada dalam Rahim disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. 1) Jenis-jenis persalinan a) Persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan adanya kekuatan ibu melalui jalan lahir b) Persalinan buatan yaitu proses persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar atau selain dari ibu yang akan melahirkan. Seperti dibantu dengan ekstraksi forcep, vakum, atau section caesarea. c) Persalinan anjuran yaitu proses persalinan yang tidak dimulai dengan proses yang seperti biasanya akan tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitogin atau prostaglandin. (Yuni Fitriana, 2018) 2) Sebab-sebab mulainya persalinan a) Penurunana Kadar Progesteron Hormone esrtrogen dapat meninggikan kerentanan otot-otot Rahim sedangkan hormone progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah. Namun pada akhir kehamilan kadar progesterone turun sehingga timbul his. Hal ini yang menandakan sebab-sebab mulainya persalinan. b) Teori Oxytosin Pada akhir usia kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga menimbulkan kontraksi otot-otot rahim. c) Ketegangan otot-otot Bertambahnya ukuran perut semakin teregang pula otot-otot rahim dan akan menjadi semakin rentan.
21
d) Pengarujh janin Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena anencephalus kehamilan sering lebig lama dari biasanya. e) Teori prostaglandin Prostaglandin dihasilkan oleh decidua menjadi salah satu penyebab persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena dan ektra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan.
Hal
ini
didukung
tingginya
kadar
prostaglandin pada air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. (Yuni Fitriana, 2018) 3) Tahapan persalinan a) Kala I Tahap ini dimulai dari his pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap. Kala I dibagi menjadi (1) Fase laten Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam (2) Fase aktif Fase aktif yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi berikut ini: (a) Fase akselerasi yaitu fase pembukaan dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam 2 jam (b) Fase dilatasi maksimal yaitu fase pembukaan dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam
22
(c) Fase deselerasi yaitu fase pembukaan dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam. b) Kala II Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi c) Kala III Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta d) Kala IV Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. 4) Tanda-tanda persalinan a) Tanda persalinan sudah dekat (1) Lightening yaitu keadaan ibu lebih enteng merasa kurang sesak tetapi berjalan sedikit sukar sering diganggu perasaan nyeri pada anggota bawah (2) Pollakisuria yaitu ibu sering kencing (3) False labor yaitu kontraksi Braxton hicks bersifat nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah, tidak teratur, lamanya his pendek, tidak bertambah kuat, tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks. (4) Perubahan serviks yaitu lebih lembut, penipisan. (5) Energi
spurt
yaitu
beberapa
ibu
akan
mengalami
peningkatan energi kira-kira 24-48 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi penuh. (6) Gastrointestinal upsets yaitu beberapa ibu akan mengalami tanda -tanda diare, obstipasi, mual, muntah karena efek
23
penurunan hormone terhadap system pencernaan.(Yuni Fitriana, 2018) b) Tanda awal persalinan (1) Timbul his persalinan melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan, makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya, dibawa berjalan tambah kuat, mempunyai pengaruh pada pembukaan dan pendataran serviks. (2) Bloody show yaitu lendir disertai darah dari jalan lahir karea lepasnya selaput janin bagian bwah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus (3) Prematur rupture of membrane yaitu keluarnya cairan ketuban
banyaksekonyong-konyong
dari
jalan
lahir.
Biasanya pecah pada pembukaan kecil. c) Tanda kala I (1) His dating belum begitu kuat setiap 10-15 menit (2) Lambat laun tambah kuat, interval pendek, kontraksi lama (3) Bloody show tambah banyak (4) Lama kala I primi 12 jam dan multi 8 jam. (Yuni Fitriana, 2018) d) Tanda kala II (1) His menjadi lebih kuat selama 50-100 detik tiap 2-3 menit. (2) Ketuban pecah pasien mulai mengejan (3) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka (4) Pada puncak his bagian kepla Nampak di vulva dan hilang lagi waktu his berhenti begitu terus hingga Nampak lebih besar disebut kepala membuka pintu
24
(5) Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingg atidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di bawah symphysis disebut kepala keluar pintu (6) His berikutnya dengan ekstensi maka lahirla ubun-ubun besar, dahi, dan mulut pada commisura posterior (7) Setelah kepala lahir dilanjt dengan putaran parsi luar sehingga kepala melintang vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan (8) His berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir. (9) Sesudah anak lahir keluar sisa air ketuban kadang bercampur darah. (Yuni Fitriana, 2018) e) Tanda kala III (1) Setelah anak lahir his berhenti sebentar setelah beberapa menit timbul his pengeluaran uri. (2) Bila plasenta telah lepas uterus menjadi bundar (3) Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta memakan waktu kurang lebih 2-3 menit. (Yuni Fitriana, 2018) 5) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Persalinan yang aman adalah persalinan yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Tenaga kesehatan
merupakan
orang
yang
sudah
terampil
dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan, akan cepat diketahui dan
25
segera dapat ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Ibu akan menjalani program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan mendapatkan stiker Program Perencanaan
Persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi
(P4K). Pada stiker tersebut tercantum nama ibu, taksiran persalinan , penolong persalinan, tempat persalinan, pendampingan persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah. Stiker P4K akan dipasang di depan rumah ibu hamil oleh petugas kesehatan. Tujuan dari P4K ini adalah: a) Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di rumah ibu hamil agar diketahui lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan ,pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan. b) Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca melahirkan yang disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan. c) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. d) Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun. Melakukan perencanaan untuk tempat persalinan, penolong persalinan, pendamping, persiapan transportasi, keuangan, calon donor darah akan menurunkan bahaya risiko kehamilan dan persalinan. (Kemenkes RI, 2015) 6) Buku KIA Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir & anak balita) serta berbagai informasi
26
cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Buku KIA tersedia di fasilitas kesehatan (Posyandu, Polindes, Poskesdes, Pustu, Puskesmas, Bidan, Dokter Praktik, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit). (Kemenkes RI, 2015) c. Pascasalin 1) Memastikan kontraksi baik tidak terjadi perdarahan 2) Melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu 3) Melakukan pengukuran antopometri bayi, berikan tetes mata antibiotic profilaksis, vitamin K sebanyak 1 mg IM di paha anterolateral seelah 1 jam kontak kulit antara ibu dan bayi 4) Memberikan imunisasi hepatitis B setelah 1 jam pemberian vit K di paha kanan anterolateral. 5) Meletakkan bayi pada jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. 5. Infeksi Tentang Menular Seksual, Infeksi Saluran Reproduksi Serta HIV/AIDS a. Infeksi Menular Seksual (Kemenkes RI, 2015) Infeksi menular seksual yaitu penyakit yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual. 1) Gejala a) Keluar cairan dari vagina, penis, atau anus yang berbeda dari biasanya b) Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering kencing. c) Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut. Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak.
27
d) Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar kemaluan. e) Terjadi pembengkakan pada lipatan paha f) Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung zakar. g) Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak berhubungan dengan haid/menstruasi. h) Keluar darah setelah berhubungan seks. i) Demam. 2) Jenis IMS yang biasa dijumpai a) GO dan Klamidia berakibat kemandulan bagi penderitanya, jika tidak diobati dengan benar. b) Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan Herpes genitalis sangat menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup. c) Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati. d) Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari perempuan penderita sifilis seringkali cacat atau lahir dalam keadaan sudah mati. e) HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan 3) Tindakan jika terinfeksi IMS a) Jangan mengobati sendiri. b) Segera periksakan diri kita ke dokter untuk mengetahuinya secara tepat. c) Minum
obat
sampai
tuntas
sesuai
petunjuk
dokter. d) Jangan
berhubungan
seks
dulu
hingga
IMS
sembuh. e) Minta
segera
pasangan
kita
diri. 4) IMS menjadi gerbang menuju HIV/AIDS
juga
memeriksakan
28
Tidak semua IMS dapat diobati. HIV/AIDS, Hepatitis B & C, Herpes genitalis dan Kondiloma akuminata (Jengger ayam) termasuk
jenisjenis
IMS
yang
tidak
dapat
disembuhkan.
HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat disembuhkan, HIV merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apapun. Akibatnya, orang yang terkena HIV dapat menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal. HIV akan lebih mudah menulari kita, jika kita terkena IMS. Hepatitis, merupakan peradangan hati yang dapat merusak hingga hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, tetapi Hepatitis C hingga kini belum ada vaksinnya Herpes genitalis, sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang kambuh. Pada Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh penderita selamanya. Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), pada laki-laki dapat menyebabkan kanker penis sedangkan pada perempuan seringkali menyebabkan kanker rahim. b. Infeksi Saluran Reproduksi (Kemenkes RI, 2015) 1) Kandida vaginalis Gejala klinis yaitu pruritas vulva, inflamasi pada introitus dan labia, disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih kadang-kadang dapat kental atau kekuningan pH vagina 4,7; tes amin (+). Komplikasi pada wanita hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini, kelahiran premature, bayi berat badan lahir rendah. Masa inkubai yaitu beberapa hari sampai 4 minggu. 3) Trikomoniasis Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinis yaitu duh tubuh vagina homogen, banyak, purulent, kadang-kadang berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk dapat disertai pruritus vulva. pH vagina > 5,0. Komplikasi pada wanita hamil dapat menyebabkan partus premature, bayi berat badan lahir rendah. c. HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2015) HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus penyebab AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari infeksi HIV. 1) Cara penularan HIV Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia. Beberapa cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya: a) Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur. b) HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar HIV.
30
c) Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik bergantian juga risiko tertular HIV. d) HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan ketika menyusui. HIV dan AIDS tidak menular karena: a) Makan, minum Bersama b) Memakai peralatan makan/minum mereka c) Bersentuhan, berjabat tangan d) Berpelukan, berciuman e) Hidup serumah f) Menggunakan wc/toilet Bersama g) Berenang Bersama h) Bergantian pakaian, handuk, saputangan i) Hubungan sosial lainnya j) Gigitan serangga 2) Gejala HIV Tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setelah seseorang terinfeksi HIV, dia terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena tak menunjukkan gejala klinis. Tetapi orang tersebut bisa menularkan virus HIV melalui penularan cairan tubuh. Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut mulai
menunjukkan
kumpulan
gejala
akibat
menurunnya
kekebalan tubuh setelah terinfeksi HIV. 3) Cegah Penularan HIV/AIDS a) Saling Setia Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan hubungan seks dengan orang lain.
31
b) Kondom Kondom dapat mencegah masuknya cairan kelamin yang terinfeksi virus. c) Hindari penggunaan narkoba suntik Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV dalam jarum yang tercemar darah. Namun apapun bentuknya, hindari narkoba karena hanya akan merugikan diri sendiri. d) Penggunaan alat-alat yang steril Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus) kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian. Penularan akan lebih mudah terjadi melalui darah. 6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara a. Kanker Leher Rahim (Kemenkes RI, 2015) Kanker Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh perempuan nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker leher rahim yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap. Proses terjadinya kanker ini diperlukan waktu 1-20 tahun. 1) Faktor resiko kanker leher rahim a) Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda.
Semakin
muda
seorang
perempuan
melakukan
hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker leher rahim. b) Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
32
penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human
Papilloma
Virus
(HPV)
telah
terbukti
dapat
meningkatkan timbulnya kanker leher rahim. c) Wanita
perokok
memiliki
risiko
2
kali
lebih
besar
terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan leher rahim di samping merupakan faktor pencetus (kokarsinogen) infeksi virus. d) Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim dapat menjadi pemicu kanker leher rahim. 2) Tanda-tanda kanker leher rahim Pada fase pra kanker sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Tetapi dapat ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: a) Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina b) Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal. c) Timbulnya perdarahan setelah masa menopause. d) Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. e) Timbul gejala-gejala kurang darah bila terjadi perdarahan kronis. f) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. g) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi. Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain :
33
a) Pendarahan pasca senggama b) Pendarahan tidak normal dari vagina mulai bercak-bercak hingga menggumpal disertai bau busuk c) Keputihan berbau busuk d) Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air besar. Kanker leher rahim juga dapat mengalami penyebaran lewat : a) Melalui pembuluh getah bening menuju ke kelenjar getah bening lainnya. b) Melalui
pembuluh
darah
menuju
paru-paru
sehingga
menimbulkan gejala batuk kadang sampai batuk berdarah dan nyeri dada. c) Penyebaran langsung ke daerah sekitar vagina. 3) Deteksi dini kanker leher rahim Kematian pada kasus kanker leher rahim terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut. Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%. kuncinya adalah deteksi dini . Deteksi dini dapat dilakukan oleh dokter, bidan. Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan cara : a) Papsmear b) Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Cuka) c) Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan usia 30 - 50 tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat dilakukan 5 tahun sekali.
b. Kanker Payudara (Kemenkes RI, 2015)
34
Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko diderita oleh perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat dipastikan beberapa penyebab terjadinya kanker payudara. 1) Faktor resiko kanker payudara a) Perempuan yang merokok atau sering terkena / menghisap asap rokok (perokok pasif) b) Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk menganduk banyak zat pengawet atau pewarna c) Mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun d) Menopause (mati haid) setelah umur 50 tahun e) Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun f) Tidak pernah menyusui anak g) Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh tumor jinak atau tumor ganas h) Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara 2) Deteksi dini kanker payudara dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau perubahan
pada
payudara
dibandingkan
dengan
keadaan
sebelumnya oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan sebulan sekali setelah selesai haid. Cara melakukan SADARI antara lain: a) Bercermin dengan kedua tangan dipinggang b) Angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada payudara c) Pencet putting perhatikan cairan yang keluar d) Pijatlah payudara sambal berbaring e) Pijatlah payudara saat mandi 7. Gangguan Dalam Kehidupan Seksual Suami Istri
35
Kehidupan seksual suami dan istri adalah suatu hubungan yang dibina oleh suami dan istri, dimana masing-masing pihak dapat memperlihatkan bentuk kasih sayang cintanya lewat sebuah tindakan pribadi yang dilakukan berdua. Pada dasarnya setiap orang yang sudah dewasa memiliki dorongan untuk melakukan hubungan seksual terutama bagi mereka yang menikah dan telah hidup bersama setiap hari. Namun ada kalanya dorongan seksual tersebut terganggu oleh beberapa hal. Gangguan seksual dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis. Kalau kedua faktor ini baik, fungsi seksual juga baik. Faktor fisik adalah ada tidaknya penyakit, pola hidup sehat, atau ada tidaknya pengobatan yang didapat untuk mendukung fungsi organ tubuh. Sementara faktor psikis misalnya stres, kejenuhan, serta suasana hubungan yang pribadi atau kadar cinta dengan pasangan. Gangguan seksual dapat terjadi pada suami (laki-laki) ataupun istri(perempuan). Oleh karena itu, kehidupan seksual dalam rumah tangga tidak boleh berpihak hanya kepada satu orang saja, tetapi harus dapat dikomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan seksual dari masing-masing pihak, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, sehingga ketika kegiatan seksual itu dilaksanakan, pihak suami atau istri sama-sama mengetahui apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan oleh mereka. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak sama-sama puas. a. Gangguan seksual pada wanita 1) Gangguan
dorongan
seksual,
misalnya
dorongan
seksual
hipoaktif dan ketidaksenangan terhadap aktivitas seksual. 2) Gangguan
bangkitan
seksual,
yaitu
vagina
yang
kurang
mengeluarkan cairan meskipun sudah dalam keadaan cukup terangsang. 3) Tidak bisa atau sulit untuk mencapai orgasme saat berhubungan seksual.
36
4) Rasa sakit atau tidak nyaman di kelamin dan sekitarnya setiap kali berhubungan seksual. b. Gangguan seksual pada laki-laki 1) Gangguan dorongan seksual, misalnya akibat penyakit fisik atau psikis. 2) Disfungsi ereksi, misalnya karena menderita diabetes melitus. 3) Gangguan ejakulasi, yaitu ejakulasi dini atau justru ejakulasi yang terhambat. 4) Gangguan orgasme, yaitu tidak bisa merasakan orgasme. c. Mencegah gangguan seksual 1) Selalu ingat bahwa kehidupan seksual adalah milik bersama dan dibina bersama pasangan. 2) Bersikap dan bicaralah secara terbuka apa adanya. Masingmasing pasangan berhak tahu mana hal yang mereka suka dan mana hal yang tidak mereka suka. 3) Jaga kesehatan tubuh dan jiwa. Bentuk tubuh yang ideal menjadi faktor pendukung untuk membangkitkan gairah dari masingmasing pasangan. 4) Hindari gaya hidup tak sehat, misalnya rokok, stres, kurang tidur, pola makan tidak baik, dan tidak berolahraga. Stamina akan berkurang sehingga akan cepat lelah. Akibatnya, keinginan untuk melakukan hubungan seksual akan berkurang. 5) Jangan tergoda untuk menggunakan obat/ramuan yang tidak jelas isi dan indikasinya. Meminum obat yang tidak jelas hanya akan membahayakan fungsi organ tubuh lain seperti hati dan ginjal. Bahkan konsumsi obat yang kandungannya tidak jelas dapat memberikan efek jangka panjang terjangkit penyakit. 6) Jagalah keseimbangan antara kesibukan dan rileksasi.
37
7) Selalu usahakan untuk memiliki waktu khusus hanya berdua bersama pasangan. 8) Jangan melakukan hubungan seksual sebagai hal yang rutin. (Kemenkes RI, 2015) B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Pranikah 1. Pengertian Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan maupun rekaman lainnya seperti dengan pita suara/cassete, vidio, film, gambar, dan foto. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dokumentasi adalah surat yang tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian, dan sebagainya). (Yuniati, 2010) Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. (Yuniati, 2010) 2. Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal berikut ini: a.
Mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan bidan.
b. Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan terhadapanya 3. Tujuan dokumentasi kebidanan Adapun tujuan dokumentasi kebidanan menurut Muslihatun, Mudlilah, dan Setiyawati (2009) adalah sebagai sarana komunikasi. Komunikasi terjadi dalam tiga arah sebagai berikut. a. Ke bawah untuk melakukan instruksi.
38
b. Ke atas untuk member laporan. c. Ke samping (lateral) untuk memberi saran. 4. Pendokumentasian Kebidanan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning) Keputusan Menteri Kesehatan nomor 938 tahun 2007 telah menetapkan bahwa model pencatatan yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah dalam bentuk catatan perkembangan menggunakan SOAP. Catatan perkembangan ini sangatbsesuai digunakan oleh bidan sebagai bukti tertulis asuhan yang telah diberikan oleh bidan secara berkesnambungan dan menggunakan proses yang terus menerus (continuity of care). Diharapkan dengan catatan perkembangan ini perkembangan klien dapat diikuti dari awal sampai akhir (progress notes). Catatan perkembangan ditulis dalam bentuk SOAP yaitu: (Yuniati, 2010) a. Data Subjektif Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. b. Data Objektif Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
39
c. Analysis Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi ( kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada
klien,
dapat
terus
diikuti
dan
diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan. d. Penatalaksanaan Penatalaksanaan
adalah
mencatat
seluruh
perencanaan
dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan
segera,
tindakan
secara
komprehensif;
penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA Nn. E dan Tn. A DENGAN FISIOLOGIS PRA NIKAH di RST dr. ASMIR SALATIGA
A. PENGKAJIAN Tanggal Waktu Tempat Biodata 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Umur Suku Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat
: 5 Agustus 2021 : 09.00 s.d selesai : Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga : : : : : : : :
Nn. E 23 tahun Jawa/Indonesia Islam D3 Swasta Kedung Jangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Pasangan Umur Suku Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat:
: : : : : : :
Tn. B 25 tahun Jawa/Indonesia Islam D3 Swasta Tingkir
RT 2/RW3
Tengah RT
Purwosari Mijen
2/RW3 Tingkir
Semarang
Salatiga
B. DATA SUBYEKTIF 1. Alasan Datang Klien ingin memeriksakan diri sebelum menikah 2. Keluhan Utama Klien menyatakan tidak ada keluhan. 3. Riwayat obstetrik 40
41
a. Riwayat Haid
Menarche Siklus Banyaknya
: 12 tahun : 28 hari : 3-4 kali ganti pembalut pada hari awal 1-2 hari,
Nyeri Haid Lama 4. Riwayat Kesehatan
berikutnya 2-3 kali ganti pembalut : Tidak ada : 7 hari
a. Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita Klien menyatkan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit apapun b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) Klien menytakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular ataupun keturunan seperti jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS. 5. Riwayat Imunisasi : Pernah/Tidak Pernah Jenis Imunisasi TT 1 TT 2 MMR Varicella
Tanggal Pelaksanaan 2003 2004 Tidak Pernah Tidak Pernah
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Tempat Pemberian Lengan kiri Lengan kiri
6. Rencana KB Klien menyatakan tidak ingin berKB setelah menikah karena ingin segera hamil 7. Pola Pemenuhuan Kebutuhan Sehari-Hari a. Nutrisi 1) Makan a) Frekuensi makan pokok
: 3x perhari
42
b) Komposis Nasi Lauk
: 3x @ 1 piring sedang : 3x @ 1 potong sedang jenisnya telur,
Sayuran
tahu, tempe, ikan, daging, dll : 3x @ 1 mangkuk sayur jenis sayuran
Buah
bayam, kangkung, kacang panjang, dll : 3x seminggu jenis jeruk, papaya, apel,
Camilan Pantangan 2) Minum
semangka, melon, dll : 1x sehari jenis kacang-kacangan : Tidak ada pantangan makanan
Jumlah total 8-10 gelas perhari jenis air putih, teh. b. Eliminasi 1) Buang Air Kecil : a) Frekuensi perhari : 4-6x warna kuning jernih b) Keluhan / masalah : tidak ada 2) Buang Air Besar : a) Frekuensi perhari : 1x warna kekuningan, konsistensi lembek b) Keluhan / masalah : tidak ada
c. Personal Hygiene 1) Mandi 2x sehari 2) Keramas 3x seminggu 3) Gosok gigi 2x sehari 4) Ganti pakaian 2x sehari; celana dalam 3x sehari d. Istirahat/tidur 1) Tidur malam : 8 jam 2) Tidur siang : tidak tidur siang
43
3) Keluhan/masalah Klien menyatakan tidak ada masalah dengan pola istirahat atau tidur e. Aktivitas fisik dan olah raga 1) Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : klien menyatakan bekerja di sebuah toko 2) Olah raga : jenisnya lari pagi frekuensi 1x seminggu f. Kebiasaan yang merugikan kesehatan 1) Merokok
: tidak pernah merokok
2) Minuman beralkohol : tidak pernah minum minuman beralkohol 3) Obat-obatan
: tidak pernah minum obat-obatan
4) Jamu
: tidak pernah minum jamu
5) Sex Bebas
: tidak pernah melakukan sex bebas
8. Riwayat Psikososial-spiritual a. Persiapan Acara Pernikahan 1) Syarat Pendaftaran Pernikahan Syarat pendaftaran sudah lengkap dan akan segera didaftarkan 2) Penyesuaian Cuti Kerja Klien akan mengajukan cuti selama 1 minggu di tempat kerjanya 3) Tanggal-tanggal Penting terkait Pernikahan Ada tanggal akad nikah dan resepsi secara protokol kesehatan b. Persiapan Membina Rumah Tangga 1) Persiapan fisik/kesehatan (medical chek up, vaksin) Klien akan melakukan tes kesehatan saat ini 2) Persiapan Psikososial a) Perbedaan latar belakang budaya keluarga Klien memiliki latar belakang budaya yang sama dengan calon pasangan b) Perbedaan Pendidikan
44
Klien memiliki latar belakang Pendidikan yang sama dengan calon pasangan c. Persiapan Psikologis 1) Pengetahuan catin terhadap sifat pasangannya Klien dan calon pasangan sudah mengetahui sifat masing-masing 2) Cara berkomunikasi dengan pasangan Klien dan calon pasangan berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui telpon, wa, media sosial) 3) Mekanisme koping cara mengatasi masalah Klien mengatasi masalah diselesaikan Bersama, apabila tidak bisa baru melibatkan keluarga d. Persiapan Spiritual Cara Catin melakukan ibadah beserta pasangannya Klien dan calon pasangan beribadah sesuai agama yang dianut yaitu Islam e. Identifikasi Karakter 1) Harapan / keinginan kebutuhan antar pasangan Saling mendukung setelah menikah 2) Teknik manajemen konflik Diselesaikan bersama secara baik-baik apabila ada masalah 3) Menanyakan kebiasaan catin Kebiasaan yang normal pada klien atau calon pengantin f. Pernikahan ini diaharapkan / tidak oleh ibu, pasangan, keluarga Pernikahan yang diharapkan g. Respon dan dukungan keluarga terhadap pernikahan ini Keluarga mendukung terhadap pernikahan ini h. Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan orang tua i. Pengambilan keputusan utama pernikahan dalam keluarga Pengambilan keputusan utama pernikahan adalah catin
45
j. Orang terdekat ibu adalah Orang terdekat klien adalah ibu klien k. Tingkat pengetahuan ibu 1) Hal-hal yang sudah diketahui ibu terkait gizi pranikah Hanya sebatas harus makan makanan bergizi 2) Hal-hal yang belum diketahui ibu dalam persiapan kehamilan Klien belum mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan dalam kehamilan 3) Hal-hal yang ingin diketahui ibu Klien ingin mengetahui tentang kehamilan C. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan Umum
: Baik
2) Kesadaran
: Composmentis
3) Tensi
: 110/70 mmHg
4) Suhu
: 360C
5) Nadi
: 80x/menit
6) RR
: 20x/menit
7) BB
: 58 kg
8) TB
: 160 cm
9) LILA
: 24 cm
b. Status Present 1) Kepala
: Normal, mesochepal, rambut bersih tidak
2) Muka 3) Mata
rontok : Tidak pucat, bersih, tidak odem : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, reflek cahaya positif
46
4) Hidung 5) Mulut 6) 7) 8) 9) 10)
Telinga Leher Ketiak Dada Abdomen
: Bersih tidak ada polip : Bibir tidak sianosis, gigi tidak caries, mulut : : : : :
bersih Simetris, telinga bersih tidak ada serumen Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Tidak terdapat benjolan Simetris, tidak terdapat benjolan Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri
11) Ekstrimitas
tekan gaster dan hepar : Simetris, tidak oedema, kuku bersih, tidak
12) Punggung 13) Anus
ada varises : Tidak ada kiposis, scoliosis, lordosis : Tidak ada haemoroid
c. Status Obstetri 1) Muka 2) Mamae
: Tidak ada cloasma : Simetris tidak ada benjolan, tidak ada cairan
3) Abdomen 4) Genetalia
yang keluar : Tidak ada bekas operasi sekitar rahim : Bersih tidak ada keputihan
2. Pemeriksaan Penunjang Tanggal 5 Agustus 2021 Pukul 10.00 WIB a. Pemeriksaan darah rutin Hb = 11,8 gr % Trombosit = 385.000/mm Leukosit = 5.200/mm3 b. Pemeriksaan darah HIV = negatif HBsAg = negatif Sifilis = negatif GDS = 117 mg/dL c. Pemeriksaan urin
47
Tes kehamilan = negative D. ANALISA Nn F umur 23 tahun pranikah fisiologis dengan pengetahuan pranikah kurang E. PENATALAKSANAAN Tanggal 5 Agustus 2021 Pukul 09.30 WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin bahwa kondisi calon pengantin dalam keadaan sehat Hasil : Klien/Calon pengantin memahami kondisinya 2. Menjelaskan kepada klien tentang pemeriksaan penunjang serta kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan HIV, HBsAg, Sifilis, GDS, dan pemeriksaan urin dengan sebelumnya memberikan informed consent Hasil : Klien bersedia melakukan pemeriksaan penunjang, dengan hasil a. Hb
: 11,8 gr%
b. Trombosit
: 385.000 /mm
c. Leukosit
: 5.200/mm3
d. HIV
: non reaktif
e. HBsAg
: negatif
f. Sifilis
: negatif
g. GDS
: 117 mg/dL
h. Tes kehamilan
: negatif
3. Menjelaskan tentang imunisasi TT (Tetanus Toxoid), memberikan informed consent dan melakukan injeksi imunisasi TT sebanyak 0,5 ml secara intramuskuler (IM) / sub cutan dengan sudut 900. Hasil : Klien bersedia dan telah disuntik imunisasi TT
48
4. Melakukan pendidikan kesehatan tentang gizi pranikah meliputi pengertian gizi pranikah, manfaat gizi pranikah, zat gizi yang dibutuhkan, komposisi pangan. Hasil : Klien memahami tentang gizi pranikah 5. Melakukan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe pranikah meliputi pengertian. kebutuhan tablet Fe, kegunaan zat besi, cara minum, tempat penyimpanan tablet Fe, efek samping minum tablet Fe, dan bahan makanan yang mengandung zat besi. Hasil : Klien memahami tentang tablet Fe dan bersedia minum tablet Fe 6. Melakukan penjadwalan kunjungan ulang dengan klien pranikah Hasil : Klien bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 9 Agustus 2021
7. Melakukan pendokumentasian kebidanan dengan SOAP Hasil : Dokumentasi kebidanan telah dilakukan Salatiga, 5 Agustus 2021 Praktikan
Pembimbing Klinik Trya Sinuhaji, A,Md.Keb., SKM Mengetahui Pembimbing Institusi
Nur Khafidhoh, S.Si.T., M.Kes
Rini Marlina
49
Catatan Perkembangan RS : RST dr.Asmir Salatiga
No RM
: 078999
Nama Pasien : Nn. E Nama Bidan : Rini Marlina CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal dan Jam 9 Agustus 2021 Pukul 09.00 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
Nama dan Paraf
S = Klien ingin melakukan kunjungan ulang
Rini Marlina
pra nikah O = KU : Baik, Kesadaran composmentis Tekanan darah : 110/70 mmHg S : 360C Nadi : 80x/menit Respiratory Rate : 20x/menit A = Nn. F umur 23 tahun dengan pranikah
50
fisiologis P= 1. Menjelaskan
pada
klien
hasil
pemeriksaan. Hasil : Klien memahami kondisinya 2. Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang kehamilan meliputi kehamilan ideal, cara menunda kehamilan, tanda kehamilan, pemeriksaan kehamilan, menjaga kehamilan, dan tanda bahaya kehamilan. Hasil : Klien memahami tentang kehamilan 3. Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang persalinan meliputi penolong persalinan, tanda persalinan, penolong persalinan. Hasil : Klien memahami tentang persalinan 4. Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang pascasalin meliputi perawatan pascasalin,
konsumsi
vitamin
A,
manfaat pemberian ASI. Hasil : Klien memahami tentang perawatan pascasalin 5. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 12 Agustus 2021 Hasil : Klien bersedia kunjungan ulang pada tanggal 12 Agustus 2021
51
6. Melakukan
pendokumentasian
kebidanan Hasil : pendokumentasian kebidanan telah dilakukan
Catatan Perkembangan
RS : RST dr.Asmir Salatiga
No RM
: 078999
Nama Pasien : Nn. E Nama Bidan : Rini Marlina CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal dan Jam 12 Agustus
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
Nama dan Paraf
S = Klien ingin melakukan kunjungan ulang
Rini Marlina
2021 Pukul
pra nikah dan ingin konsultasi protokol
09.00 WIB
kesehatan yang tepat saat melakukan acara pernikahan. O = KU : Baik, Kesadaran composmentis Tekanan darah : 120/80 mmHg S : 370C Nadi : 82x/menit Respiratory Rate : 20x/menit A = Nn. F umur 23 tahun dengan pranikah fisiologis P=
52
1. Menjelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan Hasil : Klien memahami kondisinya 2. Memberikan tentang
pendidikan
IMS
(Infeksi
kesehatan Menular
Seksual) meliputi gejala, tindakan bila terinfeksi,
IMS
menjadi
gerbang
menuju HIV/AIDS . Hasil : Klien memahami tentang IMS 3. Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang definisi AIDS, penularan, gejala dan pencegahan HIV/AIDS. Hasil : Klien memahami tentang AIDS 4. Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang Infeksi Saluran Reproduksi. Hasil : Klien memahami tentang Inffeksi Saluran Reproduksi 5. Memberikan
Pendidikan
pelaksanaan
pernikahan
kesehatan sesuai
protocol kesehatan. Hasil : Klien memahami tentang cara mengadakan acara pernikahan sesuai protokol kesehatan 6. Melakukan
pendokumentasian
kebidanan Hasil : pendokumentasian kebidanan telah dilakukan
BAB IV PEMBAHASAN Pengkajian atau asuhan kebidanan pra nikah dilakukan sebanyak 3 kali pada Nn. F umur 23 tahun di RST dr.Asmir Salatiga. Asuhan kebidanan dilakukan dengan menggunakan
metode
SOAP
(Subyektif,
Obyektif,
Analisi,
Planning).
Berdasarkan.asuhan kebidanan pra nikah yang diberikan diperoleh hasil antara lain: A. Data Subyektif Menurut teori dokumentasi kebidanan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017 bahwa data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Hasil pengkajian pertama Nn.F tanggal 5 Agustus 2021 pada data hasil tingkat pengetahuan klien, bahwa klien belum mengetahui tentang gizi pranikah, tentang persiapan kehamilan. Sehingga muncul mendukung diagnosis. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian. B. Data Obyektif Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis. Pada pengkajian data obyektif dilakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan umum, status present, status obstetri, dan pemeriksaan penunjang.Hasil pengkajian data obyektif kondisi klien dalam keadaan normal. Pengkajian yang dilakukan telah sesuai teori dokumentasi kebidanan. 53
C. Analisis Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan
pada klien,
dapat
terus
diikuti
dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan Hasil analisis pada klien pranikah Nn,F diperoleh data bahwa klien kurang dalam tingkat pengetahuan tentang persiapan apa saja yang harus dilakukan selama pra nikah seperti gizi pranikah, kehamilan dan lain-lain. Hasil analisis ini diperoleh dari pengkajian data subyektif tentang pengetahuan klien. Penyusunan analisi ini sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan kebidanan yang diberikan pada klien. D. Penatalaksanaan Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya. Penatalaksanaan pada klien diberikan berdasarkan diagnosi atau analisis yang didapatkan. Klien Nn.F mendapatkan penatalaksanaan sebagai asuhan kebidanan pra nikah antara lain imunisasi TT (Tetanus Toxoid), pemeriksaan penunjang sebagai screning kesehatan, serta Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien terhadap persiapan pranikah.
Penatalaksanaan yang diberikan ini telah sesuai dengan teori dokumentasi kebidanan. Hasil penatalaksanaan asuhan pranikan pada Nn.F sesuai dengan penelitian Marisa tahun 2021 dengan judul “Pengaruh Pendidikan Pranikah Terhadap Kesiapan Menghadapi Kehamilan Pada Calon Pengantin Putri di KUA Kecamatan Pariaman Tengah”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
pengaruh pendidikan pranikah terhadap kesiapan menghadapi kehamilan pada calon pengantin putri di KUA Kecamatan Pariaman Tengah. Sebelum pendidikan pranikah, 5 responden (22,7%) belum siap dan 9 Responden (40,9%) telah siap menghadapi kehamilan pertama. Sesudah pendidikan pranikah, 2 responden (9,1%) belum siap dan 13 responden (59,1%) telah siap. Hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan kesiapan sebelum dan sesudah pendidikan
pranikah, sehingga ada pengaruh pendidikan pranikah terhadap kesiapan dalam menghadapi kehamilan pertama pada calon pengantin putri di KUA Kecamatan Pariaman Tengah (p-value 0,001). (Marisa,2021)
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Asuhan kebidanan pra nikah dilakukan pada Nn. F usia 23 tahun dan Tn. B usia 25 tahun merupakan calon pengantin dilakukan pengkajian sebanyak 3 kali di RST dr.Asmir Salatiga 2. Hasil pengkajian data subyektif diperoleh bahwa pengetahuan klien kurang tentang hal – hal apa saja yang berkaitan dengan kesehatan calon pengantin harus dilaksanakan pada masa pra nikah. 3. Hasil analisis asuhan kebidanan pada Nn, F sudah berdasarkan dari pengkajian data subyektif maupun obyektif yang dilakukan pada Langkah sebelumnya. 4. Penatalaksanaan yang diberikan pada Nn. F adalah pemberian imunisasi, pemeriksaan penunjang laboratorium, pemeberian penyuluhan atau Pendidikan kesehatan gizi pranikah, kehamilan, persalinan, pascasalin, tablet zat besi, penyakit IMS, penyakit kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS. B. Saran 1. Calon Pengantin dan Keluarga Calon pengantin dan keluarga diharapkan tetap melaksanakan dan mengikuti pemeriksaan pranikah di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga calon pengantin dapat menjaga kondisi kesehatannya baik lahir maupun batin dan nantinya menjadikan generasi penerus yang berkualitas
2. RST dr.Asmir Salatiga Lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama upaya promotif termasuk pendidikan kesehatan lebih mendalam tidak hanya sebatas tindakan medis. 3. Dinas Kesehatan Kota Salatiga Kegiatan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan pra nikah tetap harus diberikan monitoring dan evaluasi. Melengkapi sarana prasarana pendukung dalam pelayanan asuhan kebidanan pra nikah. 4. Institusi Pendidikan Mahasiswa
diharapkan
untuk
dapat
memperbaiki
dan
mempertahankan asuhan berkesinambungan pada ibu hamil agar setiap pasien terlayani sesuai dengan teori dan kebijakan yang ada
DAFTAR PUSTAKA Arantika, Fatimah. 2019. Patologi Kehamilan. Yogyakarta: PT.Pustaka Baru Dewi, Umu. 2014. Pendidikan Pranikah Terhadap Kesiapan Menghadapi Kehamilan Pertama Pada Calon Pengantin Putri. Yogyakarta: Universitas Aisyiyah Dewi, Yefrida, Alsri. .2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Di Lubuk Begalung Padang Tahun 2017. Padang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Dheny, Aris, Eni. 2021. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Pemberian Buku Saku Perkasa (Persiapan Keluarga Sehat) Terhadap Kesiapan Menikah Calon Pengantin. Yogyakarta: Universitas Kusuma Husada Dhita. 2017. Hubungan Antara Pendidikan Seks Dengan Upaya Pencegahan Seks Pra Nikah Pada Remaja Di DEsa Peterongan Jombang. Jombang: STIKES INsan Cendekia Medika Gita, Ade, Sri. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk Calon Pengantin. Malang: Poltekes Kemenkes Malang KBBI. 2021. Pranikah. Available at: https://kbbi.web.id/pranikah (Accessed: 5 September 2021) Kemenkes
RI.
2015.
Calon Pengantin. Jakarta
Kesehatan
Reproduksi
dan
Seksual
Bagi
Kemenkes RI. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin dalam Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi COVID-19 Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Marisa, Ade. 2021. Pengaruh Pendidikan Pranikah Terhadap Kesiapan Menghadapi Kehamilan Pada Calon Pengantin Putri di KUA Kecamatan Pariaman Tengah. Padang: Stikes Syedza Saintika Sih, Triwik. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Yuniati,I. 2010. Catatan dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV Sagung Seto Yuni, Widi. 2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru
Lampiran 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI PRANIKAH Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Kamis/ 5 Agustus 2021
Waktu
: 10 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang gizi pranikah. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Gizi Pranikah” diharapkan klien mampu: a. Memahami pengertian gizi pranikah b. Memahami manfaat gizi pranikah c. Memahami zat gizi yang diperlukan d. Memahami komposisi pangan masing-masing gizi yang diperlukan 3. Uraian kegiatan No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri Kontrak waktu
Kegiatan Peserta Menjawab salam Mendengarkan Menyimak
Waktu 1 menit
Mengkondisikan peserta 2
Pelaksanaan/ Penyajian
Peserta untuk
berkonsentrasi Menjelaskan pengertian
menyampaikan pendapatnya Mendengarkan
8 menit
gizi
pranikah Menjelaskan manfaat
Mendengarkan
gizi pranikah Menjelaskan tentang zat
gizi
yang
diperlukan
Mendengarkan
Menjelaskan komposisi
pangan
masing-masing
zat
gizi yang diperlukan Memberikan kesempatan
pada
klien untuk bertanya Memberikan kesempatan
pada
klien
3
Mendengarkan Mengajukan pertanyaan Menjawab
untuk
mengulang apa
Mendengarkan
kembali
yang
telah
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
4. Metode
1 menit
a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi gizi pranikah disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI GIZI PRA NIKAH
1
Pengertian Gizi Pra Nikah Gizi pranikah yaitu kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi /diperhatikan agar status gizi calon pengantin menjadi baik, sehingga tercapainya keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas.
2
Manfaat Gizi Pranikah a. Memelihara kesuburan, b. Meningkatkan kwalitas sperma, c. Memantau dan mengusahakan berat badan ideal sehingga tidak menyebabkan kesuburan terganggu, d. Usahakan tercukupinya kebutuhan zink dan zat besi, protein, asam folat sehingga tidak berpengaruh pada saat proses kehamilan, menciptakan kualitas hidup dan generasi penerus yang lebih baik
3
Zat Gizi yang Diperlukan a. Vitamin B12: sangat penting dalam memelihara kesuburan, karena kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan jumlah sperma yang dihasilkan testis pria menjadi lebih sedikit. b. Vitamin E: penting dalam memelihara kesuburan perempuan, sehingga perempuan sebelum menikah sebaiknya menjaga asupan vitamin E nya. c. Zat gizi mikro terutama zat besi dan zink. Kecukupan zat besi dan zink sangat penting bagi calon ibu, karena kedua mineral tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi saat kehamilan dan dapat berakibat fatal jika terjadi kekurangan. d. Kebutuhan Protein: dibutuhkan untuk membentuk sel-sel yang baru, sehingga bagi ibu hamil penting untuk membantu proses pembentukan sel-sel tubuh janin.
e. Kebutuhan Asam folat berfungsi dalam pembentukan otak dan saraf penyusunnya, sehingga kekurangan folat sebelum hamil dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan otak dan intelejensi bayi yang dilahirkan 2
Komposisi pangan masing-masing gizi yang diperlukan a. Sumber vitamin B12 yaitu pangan yang berasal dari hewan baik berupa daging maupun olahannya seperti susu dan keju b. Sumber vitamin E antara lain minyak kelapa sawit, minyak kelapa, biji bunga matahari, dan tauge c. Sumber zat besi diantaranya daging, ikan, telur, bayam, dan brokoli d. Sumber zink antara lain daging, ayam, telur, susu, dan keju. e. Sumber protein Seperti, telur, ikan, daging, tempe, dan tahu. f. Sumber folat diantaranya biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran hijau berdaun Salatiga, 5 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN TABLET ZAT BESI Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Kamis/ 5 Agustus 2021
Waktu
: 10 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang tablet zat besi. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Tablet Zat Besi” diharapkan klien mampu: a. Memahami pengertian tablet zat besi b. Memahami kegunaan tablet zat besi c. Memahami kebutuhan tablet zat besi d. Memahami waktu minum tablet zat besi e. Memahami cara minum tablet zat besi f. Memahami cara menyimpan tablet zat besi g. Memahami efek samping tablet zat besi h. Memahami bahan makanan yang mengandung zat besi i. Memahami bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi
3. Uraian kegiatan No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
Menjawab salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
Pelaksanaan/ Penyajian
untuk
berkonsentrasi Menjelaskan pengertian tablet zat besi
Mendengarkan
kegunaan tablet zat besi Menjelaskan tentang
Mendengarkan
kebutuhan tablet zat besi Menjelaskan
waktu
minum tablet zat besi Menjelaskan
cara
minum tablet zat besi Menjelaskan
cara
menyimpan tablet zat besi Menjelaskan
efek
sampingminum tablet
1 menit
menyampaikan pendapatnya Mendengarkan
Menjelaskan
Waktu
Mendengarkan
Kontrak waktu peserta 2
Kegiatan Peserta
Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan
8 menit
zat besi Menjelaskan
bahan
makanan
yang
Mendengarkan
mengandung zat besi Menjelaskan
bahan
makanan
yang
Mendengarkan
membantu penyerapan zat besi Memberikan
Mengajukan
kesempatan
pada
pertanyaan
klien untuk bertanya Memberikan
Menjawab
kesempatan
pada
klien
untuk
mengulang apa 3
kembali
yang
telah
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
4. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan :
1 menit
1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi tablet zat besi disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI
TABLET ZAT BESI
1. Pengertian Zat besi adalah suatu suplemen penambah darah yang sangat dibutuhkan guna mencegah terjadinya anemia 2. Kegunaan zat besi Kegunaan zat besi adalah suplemen penambah darah yang wajib dikonsumsi guna mencegah timbulnya anemia 3. Kebutuhan zat besi Kebutuhan/ dosis perhari dalam mengkonsumsi tablet zat besi yaitu 1x/hari atau jika keadaannya memungkinkan bisa menambah dosis menjadi 2x per hari “ jika kondisi Hb jauh dari normal 4. Waktu minum zat besi Waktu minum tablet zat besi( ibu sebaiknya minum tablet zat besi ini pada waktu malam hari menjelang tidur, karena untuk mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu meminumnya.jika ibu minum pada waktu pagi hari maka ibu akan mual muntah karena salah satu efeknya menimbulkan rasa eneg ) 5. Cara minum zat besi Cara minum tablet zat besi tablet zat besi yaitu diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih karena akan membantu proses penyerapan zat besi. Jangan diminum dengan menggunakan air susu, kopi dan teh karena akan menghambat proses penyerapan zat besi di dalam tubuh 6. Cara penyimpanan tablet zat besi Menjelaskan cara penyimpannya dengan benar yaitu disimpan ditempat tertutup dan kering, jangan terkena sinar matahari secara langsung atau dekat dengan sumber panas dan setelah bungkus dibuka ditutup kembali. 7. Efek samping tablet zat besi
Efek yang akan timbul adalah rasa eneg/ mual, konstipasi atau susah buang air besar dan warna tinja akan berubah menjadi hitam kecoklatan 8. Bahan makanan yang mengandung zat besi Bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu sayuran yang berwarna hijau yaitu bayam, kangkung, daun singkong, pete, hati, kuning telur, dan daging yang berwarna merah 9. Bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi Bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi (Vit C, B12 ) yaitu makanan yang mengandung vit C : jeruk, sayuran hijau, kentang dan makanan yang mengandung B 12 : hati, ginjal, telur, susu, ikan, keju dan daging
Salatiga, 5 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEHAMILAN Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Senin/ 9 Agustus 2021
Waktu
: 10 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang kehamilan. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Kehamilan” diharapkan klien mampu: a. Memahami tentang kehamilan ideal b. Memahami cara menunda kehamilan c. Memahami tanda-tanda kehamilan d. Memahami kapan waktu melakukan pemeriksaan kehamilan e. Memahami frekuensi pemeriksaan kehamilan f. Memahami cara menjaga kehamilan g. Memahami tanda bahaya kehamilan
3. Uraian kegiatan
No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
Menjawab salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
Pelaksanaan/ Penyajian
untuk
berkonsentrasi Menjelaskan pengertian kehamilan ideal cara
Mendengarkan
menunda kehamilan Menjelaskan tentang tanda-tanda
Mendengarkan
kehamilan Menjelaskan
kapan
waktu memeriksakan
Mendengarkan
kehamilan Menjelaskan
Mendengarkan
frekuensi memeriksakan kehamilan Menjelaskan
cara
menjaga kehamilan Menjelaskan
tanda
bahaya kehamilan Memberikan
1 menit
menyampaikan pendapatnya Mendengarkan
Menjelaskan
Waktu
Mendengarkan
Kontrak waktu peserta 2
Kegiatan Peserta
Mendengarkan Mendengarkan Mengajukan pertanyaan
8 menit
kesempatan
pada Menjawab
klien untuk bertanya Memberikan kesempatan
pada
klien
untuk
mengulang apa 3
kembali
yang
telah
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
4. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi kehamilan disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
1 menit
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI
KEHAMILAN 1. Kehamilan Ideal Kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang di rencanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya secara baik. 2. Menunda kehamilan Metode yang dapat digunakan untuk menunda kehamilan antara lain metode jangka pendek yaitu kondom dan suntik. Metode moderen jangka panjang yaitu implan, IUD. Metode alamiah yaitu pantang berkala, pengukuran suhu basal dan penilaian lendir serviks 3. Tanda-tanda kehamilan a. Tes kehamilan positif b. Tidak menstuasi pada siklus haid bulan berikutnya c. Timbul rasa mual muntah dan pusing pada pagi hari serta sering buang air kecil d. Tidak nafsu makan, kadang-kadang mengidam atau menginginkan sesuatu e. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak jantung janin 4. Kapan melakukan pemeriksaan kehamilan Sebaiknya mulai memeriksakan kehamilan seawal mungkin, yaitu setelah terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga kesehatan ibu dan janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh nasehat atau pengobatan bila ada keluhan 5. Frekuensi pemeriksaan kehamilan Fekuensi pemeriksaan kehamilan yaitu Trimester I (0-3bl) 1 kali, Trimester II (4-6 bl) I kali, Trimester III (7-9 bl) 2 kali.
6. Cara menjaga kehamilan
Cara menjaga kehamilan meliputi jangan kelelahan dan mengangkat junjung, berpakaian longgar, tidur terlentang saat hamil muda dan posisi miring saat hamil tua, posisi hubungan seksual tidak menekan perut ibu, Beraktifitas fisik dengan jalan kaki selama menit 30-60 menit, Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular dan orang yang merokok, makan dengan gizi seimbang 7. Tanda bahaya kehamilan a. Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit. b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang. c. Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari. d. Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang Rahim dan kadang berbau. e. Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan. f. Muntah terus dan tidak mau makan. g. Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3. h. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak sama sekali.
Salatiga, 9 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERSALINAN DAN PASCASALIN Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Senin/ 9 Agustus 2021
Waktu
: 8 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 8 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang persalinan dan pascasalin 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Persalinan dan Pascasalin” diharapkan klien mampu: a. Memahami tentang tanda-tanda persalinan b. Memahami tentang penolong persalinan c. Memahami perawatan pascasalin d. Memahami minum vitamin A e. Memahami manfaat pemberian ASI
3. Uraian kegiatan
No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
Menjawab salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Pelaksanaan/ Penyajian
Waktu 1 menit
Mendengarkan
Kontrak waktu
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
peserta 2
Kegiatan Peserta
untuk
menyampaikan
berkonsentrasi Menjelaskan tanda-
pendapatnya Mendengarkan
6 menit
tanda persalinan Menjelaskan
Mendengarkan
penolong persalinan Menjelaskan tentang perawatan pascasalin Menjelaskan
minum
vitamin A Menjelaskan manfaat pemberian ASI
Mendengarkan
Mendengarkan Mengajukan
Memberikan kesempatan
Mendengarkan
pada
pertanyaan
klien untuk bertanya Memberikan kesempatan
pada
klien
untuk
mengulang apa 3
Menjawab
kembali
yang
telah
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
1 menit
4. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi persalinan dan pascasalin disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI
PERSALINAN DAN PASCASALIN 1. Tanda – tanda persalinan Meliputi perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama, Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, Keluar air ketuban dari jalan lahir, Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama. 2. Penolong persalinan Tenaga kesehatan yang sudah trampil dan jika ada kelainan dapat segera di ketahui dan di tolong di Puskesmas atau RS 3. Perawatan pasca partum Perawatan tali pusat, salep mata, vitamin K, memberian imunisasi pada bayi yaitu imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio serta memeriksakan kesehatan ibu dan bayi minimal 4 kali dalam 1 bulan pertama sesudah melahirkan 4. Konsumsi vitamin A pada ibu setelah melahirkan Mengkonsumsi vit A setelah persalinan sebanyak 2 kali yaitu segera setelah melahirkan dan satu lagi setelah 24 jam pemberian yang pertama 5. Manfaat pemberian ASI Manfaat ASI yaitu mengandung zat gizi yang bernilai sangat tinggi karena mengandung daya imunitas yang tinggi, membantu pertumbuhan rahang bayi secara sempurna. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi. Mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi dan anak serta selalu bersih dan segar. Bagi ibu, pemberian ASI dapat membantu mengencangkan rahim yangberarti akan mengurangi perdarahan, ASI Eksklusif dapat mencegah kehamilan.
Salatiga, 9 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina Lampiran 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Kamis/ 12 Agustus 2021
Waktu
: 8 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 8 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Infeksi Menular Seksual 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Infeksi Menular Seksual” diharapkan klien mampu: a. Memahami tentang pengertian infeksi menular seksual b. Memahami tentang gejala infeksi menular seksual c. Memahami tindakan bila terkena infeksi menular seksual d. Memahami IMS gerbang menuju HIV/AIDS
3. Uraian kegiatan
No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
Menjawab salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
Pelaksanaan/ Penyajian
untuk
berkonsentrasi Menjelaskan pengertian
pendapatnya Mendengarkan infeksi
infeksi
gejala
Mendengarkan
menular
seksual Menjelaskan tentang tindakan bila terkena infeksi
Mendengarkan
menular
seksual Menjelaskan menuju
IMS
Mendengarkan
gerbang
HIV/AIDS Memberikan kesempatan
Mengajukan pada
pertanyaan
klien untuk bertanya Memberikan kesempatan klien
untuk
mengulang apa
Menjawab pada
yang
kembali telah
1 menit
menyampaikan
menular seksual Menjelaskan
Waktu
Mendengarkan
Kontrak waktu peserta 2
Kegiatan Peserta
6 menit
3
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
1 menit
4. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi Infeksi Menular Seksual disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI INFEKSI MENULAR SEKSUAL
1. Pengertian Infeksi Menular Seksual Infeksi Menular Seksual yaitu penyakit yang salah satunya melalui hubungan seksual 2. Gejala Infeksi Menular Seksual a. Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari biasanya. b. Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering kencing,. c. Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut. d. Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak, Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar kemaluan, Terjadi pembengkakan pada lipatan paha. e. Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung zakar, Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak berhubungan dengan haid/menstruasi. f. Keluar darah setelah berhubungan seks. g. Demam 3. Tindakan Jika Terinfeksi Menular Seksual Jangan mengobati sendiri. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk mengetahuinya secara tepat. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk dokter, Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS sembuh.. Minta segera pasangan kita juga memeriksakan diri. 4. IMS gerbang menuju HIV/AIDS HIV adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus penyebab AIDS. Suatu penyakit yang dapat merusak kekebalan tubuh manusia . seseorang yang menderita penyakit IMS akan lebih mudah terkena penyakit HIV. Berdasarkan
gejala
yang ada
mempermudah HIV bisa masuk.
pada IMS
dimungkinkan
akan
Salatiga, 12 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN AIDS (ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME) Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Kamis / 12 Agustus 2021
Waktu
: 8 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang AIDS 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “AIDS” diharapkan klien mampu: a. Memahami tentang pengertian AIDS b. Memahami tentang penularan HIV/AIDS c. Memahami gejala HIV/AID S d. Memahami pencegahan HIV/AIDS
3. Uraian kegiatan
No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
Menjawab salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
Pelaksanaan/ Penyajian
untuk
berkonsentrasi Menjelaskan
Waktu 1 menit
Mendengarkan
Kontrak waktu peserta 2
Kegiatan Peserta
menyampaikan pendapatnya Mendengarkan
6 menit
pengertian AIDS Menjelaskan
Mendengarkan
penularan HIV/AIDS Menjelaskan tentang gejala HIV/AIDS Mendengarkan
Menjelaskan pencegahan HIV/AIDS
Mengajukan
Memberikan kesempatan
pada
pertanyaan
klien untuk bertanya Menjawab
Memberikan kesempatan
pada
klien
untuk
mengulang apa 3
kembali
yang
telah
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
1 menit
4. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi HIV/AIDS disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI AIDS (ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME) 1.
Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari infeksi HIV. 2.
Penularan HIV a. Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia.melalui hubungan seks. b. Hubungan seks tanpa pelindung (kondom) c. HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur d. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar e. HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik, para pengguna narkoba suntik. f. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan ketika menyusui.
3.
Gejala HIV Seseorang terinfeksi HIV, tidak menunjukkan gejala klinis, Tetapi orang tersebut bisa menularkan virus HIV melalui penularan cairan tubuh. Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu baru menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh setelah terinfeksi HIV.
4.
Pencegahan HIV a. Saling setia b. Penggunaan kondom
c. Hindari penggunaan narkoba d. Penggunaan alat-alat yang steril
Salatiga, 12 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
Lampiran 7 SATUAN ACARA PENYULUHAN INFEKSI SALURAN REPRODUKSI
Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Kamis/ 12 Agustus 2021
Waktu
: 8 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1.
Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 8 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Infeksi Saluran Reproduksi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Infeksi Saluran Reproduksi” diharapkan klien mampu: e. Memahami jenis Infeksi Saluran Reproduksi f. Memahami tentang gejala Infeksi Saluran Reproduksi g. Memahami komplikasi Infeksi Saluran Reproduksi h. Memahami penanganan Infeksi Saluran Reproduksi
3. Uraian kegiatan
No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
Menjawab salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
Pelaksanaan/ Penyajian
untuk
berkonsentrasi Menjelaskan
pendapatnya Mendengarkan saluran
reproduksi Menjelaskan infeksi
gejala
Mendengarkan
saluran
reproduksi Menjelaskan tentang komplikasi
infeksi
Mendengarkan
saluran reproduksi Mendengarkan
Menjelaskan penanganan
infeksi
saluran reproduksi Memberikan kesempatan
Mengajukan pada
pertanyaan
klien untuk bertanya Memberikan kesempatan klien
untuk
mengulang apa
Menjawab pada
yang
kembali telah
1 menit
menyampaikan
pengertian jenis-jenis infeksi
Waktu
Mendengarkan
Kontrak waktu peserta 2
Kegiatan Peserta
6 menit
3
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
1 menit
4. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi Infeksi Saluran Reproduksi disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI INFEKSI SALURAN REPRODUKSI
1. Jenis-jenis Infeksi Saluran Reproduksi a. Kandida vaginalis b. Vaginosis bacterial c. Trikomoniasis 2. Gejala Infeksi Saluran Reproduksi a. Kandida vaginalis Gejala klinis yaitu pruritas vulva, inflamasi pada introitus dan labia, disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih kadangkadang dapat kental atau kekuningan pH vagina 4,7; tes amin (+). Masa inkubai yaitu beberapa hari sampai 4 minggu. c. Trikomoniasis Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinis yaitu duh tubuh vagina homogen, banyak, purulent, kadang-kadang berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk dapat disertai pruritus vulva. pH vagina > 5,0. 3. Komplikasi a.
Kandida vaginalis Luka sekitar vulva, lecet
b.
Vaginosis bacterial Komplikasi pada wanita hamil menyebabkan ketuban pecah dini, kelahiran premature, bayi berat badan lahir rendah
c.
Trikomoniasis Komplikasi pada wanita hamil dapat menyebabkan partus premature, bayi berat badan lahir rendah.
4. Penanganan Periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Salatiga, 12 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
Lampiran 8 SATUAN ACARA PENYULUHAN PROSEDUR ACARA RESEPSI PERNIKAHAN MASA PANDEMI COVID-19 SESUAI PROTOKOL KESEHATAN
Topik
: Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik
: Pra nikah
Sasaran
: Calon pengantin
Hari/tanggal
: Kamis/ 12 Agustus 2021
Waktu
: 10 menit
Tempat
: Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Prosedur Acara Resepsi Pernikahan Masa Pandemic Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Prosedur Acara Resepsi Pernikahan Masa Pandemi Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan” diharapkan klien mampu: a. Memahami ketersediaan sarana prasarana b. Memahami tentang pengaturan tempat c. Memahami hidangan makanan d. Memahami waktu dan jalur keluar serta masuk e. Memahami tentang aturan petugas panitia f. Memahami tentang aturan pengantin g. Memahami tentang aturan keluarga pengantin h. Memahami tentang aturan tamu undangan
3. Uraian kegiatan No 1
Tahapan Kegiatan Pembukaan
Kegiatan Fasilitator Salam
/pendahuluan Memperkenalkan diri
Kegiatan Peserta Menjawab salam Mendengarkan
Waktu 1 menit
Kontrak waktu
Menyimak
Mengkondisikan
Peserta
peserta 2
Pelaksanaan/
untuk
berkonsentrasi Menjelaskan
Penyajian
ketersediaan
menyampaikan pendapatnya Mendengarkan
sarana
prasarana Menjelaskan tentang pengaturan tempat Menjelaskan tentang
Mendengarkan Mendengarkan
hidangan makanan Menjelaskan
waktu
Mendengarkan
dan jalan keluar serta masuk Menjelaskan
aturan
petugas panitia Menjelaskan
aturan
pengantin Menjelaskan
aturan
keluarga pengantin Menjelaskan
aturan
Mendengarkan Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
tamu undangan Mengajukan
Memberikan kesempatan
pada
pertanyaan
klien untuk bertanya Menjawab
Memberikan kesempatan
pada
8 menit
klien
untuk
mengulang apa 3
kembali
yang
telah
Evaluasi/
disampaikan Menyimpulkan
Mendengarkan
Penutup
Memberikan salam
Menjawab salam
1 menit
4. Metode a.
Ceramah
b. Diskusi c. Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Evaluasi a. Standar persiapan : 1) Alat menggunakan leaflet 2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga 3) Materi Prosedur Acara Resepsi Pernikahan Masa Pandemi Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan disiapkan dan dibentuk leaflet b. Standar Proses : 1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan 2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan 3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan c. Standar hasil 1) Pre
: peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji 7. Lampiran a. Materi penyuluhan b. Leaflet
MATERI PROSEDUR ACARA RESEPSI PERNIKAHAN MASA PANDEMI COVID-19 SESUAI PROTOKOL KESEHATAN
1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana a. Penyediaan masker dan faceshield bagi calon pengantin, panitia penyelenggara, keluarga dan tamu. b. Penyediaan alat pengukur suhu tubuh thermometer gun. c. Penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer. d. Penyediaan ruang penyelenggaraan yang memenuhi prinsip pencegahan penularan Covid-19. 2. Pengaturan Tempat a. Penerapan physical distancing dengan jarak minimal 1 meter (misalnya dengan memberikan penanda jarak di lantai atau kursi). b. Desinfeksi ruangan (area luar dan dalam acara, toilet, dll) dan semua peralatan (kursi, meja, alat catering, dll) yang digunakan sebelum dan sesudah acara, menggunakan desinfektan sesuai standar. c. Ruangan pesta perkawinan: 1) Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah tamu sehingga dimungkinkan untuk menjaga jarak minimal 1 meter 2) Mempunyai ventilasi dan aliran udara yang baik. 3) Masuk cahaya matahari.
3. Hidangan makanan a.
Disarankan tidak dengan prasmanan, tetapi menggunakan pack-food (misalnya nasi kotak).
b.
Apabila tetap menyajikan dalam prasmanan dapat dilakukan dengan syarat makanan tidak diambil sendiri tetapi diambilkan oleh pramusaji dengan melakukan protokol pencegahan penuaran covid-19. Tidak menyediakan
banyak jenis makanan sehingga tidak memberi peluang bagi tamu untuk bolak balik ambil makanan. Mengatur jarak antrian untuk ambil makanan minimal 1 meter. Pada saat makan setiap tamu berada pada jarak minimal 1 meter dan tidak saling ngobrol pada saat masker dibuka ketika makan. 4. Waktu dan Jalur keluar dan jalur masuk a.
Membuat jadwal kehadiran tamu undangan, sehingga setiap tamu tidak lebih dari 1 jam berada di tempat acara.
b.
Waktu penyelenggaraan dibatasi tidak lebih dari 3 jam dengan penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan penularan Covid-19 pada saat penyelenggaraan.
c.
Sebaiknya dibuat berbeda atau dengan menggunakan pembatas.
5. Petugas Wedding Organizer (panitia/ pramusaji/fotografer) a.
Petugas yang bertugas harus dalam kondisi kesehatan yang baik (tidak demam atau batuk pilek).
b.
Sebelum masuk ke area pernikahan, petugas wajib dicek suhu dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer.
c.
Wajib menggunakan masker dan faceshield, dan jika perlu dapat dilengkapi dengan sarung tangan.
d.
Barang-barang yang dibawa masuk oleh petugas harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu.
e.
Petugas wajib menerapkan physical distancing dalam bertugas.
f.
Petugas yang melakukan kontak langsung dengan pengantin, keluarga pengantin, dan tamu undangan (seperti pemeriksaan dll) wajib menggunakan APD (masker bedah dan face shield).
g.
Petugas harus membersihkan tangan (hand sanitizer) secara berkala setelah kontak dengan tamu atau memegang benda yang dipakai secara bersama.
6. Pengantin Setiap calon pengantin dilakukan skrining kesehatan seperti a. Pemeriksaan suhu tubuh pada saat acara.
b. Melakukan skrining kesehatan menggunakan formulir penapisan (meliputi pemeriksaan riwayat kesehatan: batuk, dan semua tanda dan gejala lain yang berhubungan dengan saluran pernafasan riwayat perjalanan terbaru; kemungkinan terpapar dengan pasien positif Covid-19; penyakit lain yang diderita) c. Hasil pemeriksaan tes COVID-19 minimal Rapid Test non reaktif. d. Pengantin yang suhu tubuhnya > 37,5oC atau skriningnya menunjukkan risiko Covid-19 harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan resepsi ditunda sampai dipastikan aman dari penularan Covid-19. e. Pengantin harus menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19 (menggunakan masker, faceshield, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer, physical distancing). Dalam menerapkan physical distancing, pengantin tidak boleh melakukan kontak fisik dalam menerima tamu. 7. Keluarga/ Kerabat Pengantin a. Keluarga/ kerabat pengantin harus dalam kondisi kesehatan yang baik (tidak demam atau batuk pilek) dan bila memungkinkan melakukan skrining sederhana dengan memanfaatkan kuisoner pada aplikasi sehatpedia atau halodoc atau aplikasi lainnya. b. Sebelum masuk ke area resepsi pernikahan wajib dicek suhu dan membersihkan tangan dengan air mengalir dan pakai sabun atau hand sanitizer. c. Wajib menggunakan masker. d. Menerapkan physical distancing dan tidak boleh melakukan kontak fisik dalam menerima tamu. e. Keluarga/ kerabat yang mempunyai penyakit comorbid, sedang hamil, mempunyai anak usia < 2 tahun, lanjut usia disarankan tidak hadir. f. Tidak membawa anak usia di bawah 9 tahun. 8. Tamu Undangan
a. Setiap tamu undangan mematuhi kehadiran sesuai jadwal kedatangan yang diberikan. b. Tamu undangan diperiksa suhu (tamu dengan suhu > 37,5°C dan memiliki gejala Covid-19 lainnya tidak diperkenankan masuk). c. Wajib menggunakan masker. d. Memperhatikan etika batuk dan bersin. e. Sebelum masuk ke ruang acara, tamu undangan wajib membersihkan tangan dengan air mengalir dan pakai sabun atau hand sanitizer dan barang-barang yang dibawa oleh tamu undangan dilakukan sterilisasi oleh petugas. Barang yang dibawa masuk hanya barang yang dibutuhkan saja. f. Tidak membawa anak usia di bawah 9 tahun. g. Tamu dengan penyakit comorbid, sedang hamil, mempunyai anak usia < 2 tahun, lanjut usia disarankan tidak hadir.
Salatiga, 12 Agustus 2021 Praktikan Rini Marlina
RESUME PENGELOLAAN ASUHAN PRANIKAH No 1.
Hari/Tgl/
Inisial
Data
Data
Jam Selasa/5-
Pasien Subyektif Obyektif Nn. F Klien ingin Keadaan
Analisas
Pentalaksanaan
Nn F umur
1.Menjelaskan
Mahasiswa/Pembimbing pada TTD Mahasiswa
hasil
8-2021
memeriksakan Umum: Baik
23 tahun
klien
Pukul
diri
pranikah
pemeriksaan
09.00 wib
menikah
fisiologis
Hasil:Klien
dengan
memahami kondisinya
Klien
sebelum Kesadaran: Composmentis tidak Tensi: 110/70
ada keluhan
TTD
mmHg
pengetahuan 2. Melakukan
Suhu: 360C
pranikah
pemeriksaan
Nadi:
kurang
penunjang
Rini Marlina
Trya Sunuhaji, serta
80x/menit
kolaborasi dengan
RR: 20x/menit
petugas
BB: 58 kg
laboratorium untuk
TB: 160 cm
melakukan
LILA: 24 cm
pemeriksaan darah
GDS,
A.Md.Keb., SKM TTD Pembimbing Institusi Nur Khafidoh
rutin,
pemeriksaan HIV, HBsAg,
TTD CI
Sifilis, dan
S.Si.T.M.Kes
pemeriksaan
urin
dengan sebelumnya memberikan informed consent Hasil: Hb : 11,8 gr% Trombosit : 385.000 /mm Leukosit: 5.200/mm3 HIV: non reaktif HBsAg: negative Sifilis: negative GDS: 117 mg/dL Tes
kehamilan:
negatif 3. Menjelaskan tentang TT Toxoid),
imunisasi (Tetanus
memberikan informed dan
consent
melakukan
injeksi
imunisasi
TT sebanyak 0,5 ml
secara
intramuskuler (IM) / sub cutan dengan sudut 900. Hasil
:
Klien
bersedia dan telah disuntik imunisasi TT 4. Melakukan pendidikan kesehatan gizi
tentang pranikah
meliputi pengertian gizi manfaat
pranikah, gizi
pranikah, zat gizi yang
dibutuhkan,
komposisi pangan. Hasil
:
Klien
memahami tentang gizi pranikah 5. Melakukan pendidikan kesehatan
tentang
tablet Fe pranikah meliputi pengertian. kebutuhan
tablet
Fe, kegunaan zat besi, cara minum, tempat penyimpanan tablet Fe, efek samping minum tablet Fe, dan bahan makanan
yang mengandung zat besi. Hasil
:
Klien
memahami tentang tablet
Fe
bersedia
dan minum
tablet Fe 6. Melakukan penjadwalan kunjungan
ulang
dengan
klien
pranikah Hasil
:
Klien
bersedia melakukan kunjungan 3 hari kemudian
pada
tanggal 7 Agustus 2021 7. Melakukan
pendokumentasian kebidanan dengan SOAP Hasil
:
Dokumentasi kebidanan 2.
dilakukan Baik, Nn. F umur 1. Menjelaskan pada
Senin/9-8- Nn.F
Klien
2021
melakukan
Kesadaran
23
Pukul
kunjungan
composmentis
dengan
09.00 wib
ulang nikah
ingin KU
:
tahun
pra Tekanan darah pranikah :
telah
110/70 fisiologis
mmHg
klien
hasil
pemeriksaan. Hasil
:
Klien
Rini Marlina
memahami kondisinya
S : 360C
TTD Mahasiswa
TTD CI
2. Memberikan Nadi:
pendidikan
80x/menit
kesehatan
tentang
Respiratory
kehamilan meliputi
Rate:
kehamilan
20x/menit
cara
ideal, menunda
kehamilan,
tanda
Trya Sunuhaji, A.Md.Keb., SKM
kehamilan, pemeriksaan kehamilan, menjaga kehamilan, tanda
dan bahaya
kehamilan. Hasil
TTD Pembimbing
:
Klien
Institusi
memahami tentang kehamilan Nur 3. Memberikan
S.Si.T.M.Kes
pendidikan kesehatan
tentang
persalinan meliputi penolong persalinan, persalinan, penolong persalinan.
tanda
Khafidoh
Hasil
:
Klien
memahami tentang persalinan
4. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang
pascasalin meliputi perawatan pascasalin, konsumsi vitamin A,manfaat pemberian ASI. Hasil
:
Klien
memahami tentang perawatan pascasalin 5. Menjadwalkan
kunjungan pada
ulang
tanggal
11
Agustus 2021 Hasil
:
Klien
bersedia kunjungan ulang pada tanggal 11 Agustus 2021 6. Melakukan pendokumentasian kebidanan Hasil
:
pendokumentasian kebidanan 3.
ingin KU
:
Baik, Nn. F umur
dilakukan 1. Menjelaskan pada
Kamis/12- Nn.F
Klien
8-2021
melakukan
Kesadaran
23
Pukul
kunjungan
composmentis
dengan
pemeriksaan
09.00 wib
ulang
pra Tekanan
pranikah
Hasil
nikah
dan darah: 120/80 fisiologis
tahun
telah TTD Mahasiswa
klien tentang hasil :
memahami
Klien
Rini Marlina
ingin
mmHg
kondisinya
konsultasi
S : 370C
2. Memberikan
protokol
Nadi:
kesehatan
82x/menit
TTD CI
pendidikan kesehatan tentang
yang
tepat Respiratory
IMS
(Infeksi
saat
Rate:
Menular Seksual)
melakukan
20x/menit
meliputi
gejala,
acara
tindakan
bila
pernikahan
terinfeksi,
IMS
menjadi
Trya Sunuhaji, A.Md.Keb., SKM
gerbang
menuju HIV/AIDS . Hasil
:
Klien
memahami
TTD Pembimbing
tentang IMS
Institusi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang definisi
AIDS, Nur
penularan,
gejala S.Si.T.M.Kes
Khafidoh
dan
pencegahan
HIV/AIDS. Hasil
:
Klien
memahami tentang AIDS 4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Infeksi
Saluran
Reproduksi. Hasil
:
Klien
memahami tentang
Inffeksi
Saluran Reproduksi 5. Memberikan Pendidikan kesehatan pelaksanaan pernikahan sesuai
protocol kesehatan. Hasil
:
Klien
memahami tentang
cara
mengadakan acara pernikahan sesuai
protokol
kesehatan 6. Melakukan pendokumentasian kebidanan Hasil
:
pendokumentasian kebidanan dilakukan
telah