3A Kelompok 2 Studi Literatur Analisis Kuantitatif Amoxicillin Dengan Metode Colorimetry-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II STUDY LITERATUR PADA AMOXICILLIN DENGAN METODE COLORIMETRY Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Farmasi Analisis II Dosen Pengampu: Dra. Hj. Lilis Tuslinah, M.Si.,Apt Ade Yeni Aprilia, M.Si



Disusun oleh: Kelompok 2 Kelas 3A Irna Kushernawati (31117023) Maulana Yusuf Assyidiq (31117025) Yasintha Desri (31117050) PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2020



1. Pendahuluan Amoksisilin adalah salah satu antibiotik golongan beta-laktam, yang memliki nama kimia D(−)-α-amino-hydroxyphenyl-acetamido hanya berbeda dari ampisilin dengan penambahan gugus hidroksil. Tetapi lebih baik diserap di saluran pencernaan (Martindale The Complete Drug Reference 36: 161). Amoksisilin lebih aktif secara in vitro daripada ampisilin terhadap Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, dan Salmonella sp., tetapi kurang aktif terhadap Shigella sp. (Martindale The Complete Drug Reference 36: 202). Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral (FI V Jilid 1: 56). 2. Formula Sediaan Zat Aktif Amoxicillin Powder for Suspension (125 and 250 mg) No 1.



Bahan Amoxicillin, use amoxicilli trihydrate



Scale mg/ml 125



with 8% excess 2. Simethicone A 1,04 3. Castor sugar 111,11 4. Castor sugar 444,44 5. Castor sugar 2479,86 6. Sodium citrate 23,33 7. Xanthan gum 1,67 8. Blood orange dry flavor 13,33 9. Vanilla dry flavor 0,74 10. Orange banana dry flavor 4,44 11. Aerosil 200 14,44 (HOPE Uncompressed Solid Products Volume two, second edition hal 241)



3. Sifat Fisiko Kimia Zat Aktif



Nama



: Amoxicilline; Amoxicilline trihydrate



Rumus Kimia : C16H19N3O5S.3H2O BM



: 419,4



Pemerian



: Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.



Kelarutan



: Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam



benzen, dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform. (FI V Jilid 1: 120) pKa



: pKa1 2,4; pKa2 7,4; dan pKa3 9,6



(The Merck Index) 4. Sifat Fisiko Kimia Matriks a. Simeticon Pemerian : PhEur 6.0 dan USP 32 menggambarkan simetikon sebagai campuran dari polimer siloksan linier teretilasi penuh yang mengandung unit berulang rumus [- (CH3) 2SiO-] n, distabilkan dengan trimetilsiloksi unit penghambat akhir formula [[(CH3) 3 SiO-]] , dan silikon dioksida. Ini mengandung tidak kurang dari 90,5% dan tidak lebih dari 99,0% dari polydimethylsiloxane [- (CH3) 2SiO-] n, dan tidak kurang dari 4,0% dantidak lebih dari 7,0% silikon dioksida. PhEur 6.0 juga menyatakan bahwa tingkat polimerisasi adalah antara 20-400. Simethicone adalah cairan kental transparan, berwarna abu-abu. Ia memiliki berat molekul 14000–21000. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%) dan air. Fase cair larut dalam benzena, kloroform, dan eter, tetapi silikon dioksida tetap sebagai residu dalam pelarut ini. (Handbook of Pharmaceutical Excipient : Sixth Edition Hal 619) b. Castor sugar



Pemerian : Confectioner’s sugar adalah bubuk yang rasanya manis, halus, putih, dan tidak berbau. Kelarutan : Bagian sukrosa larut dalam air sedangkan bagian pati tidak larut dalam air, meskipun membentuk larutan keruh. (Handbook of Pharmaceutical Excipient : Sixth Edition Hal 710) c. Sodium citrate Pemerian : Sodium sitrat dihidrat yakni tidak berbau, tidak berwarna, kristal monoklinik, atau bubuk kristal putih dengan pendingin, rasa asin. Itu sedikit deliquescent di udara lembab, dan di udara kering yang hangat itu berbunga. Meskipun sebagian besar farmakope menetapkan bahwa natrium sitrat adalah dihidrat, USP 32 menyatakan bahwa natrium sitrat mungkin merupakan bahan dihidrat atau anhidrat. Kelarutan Larut 1 dalam 1,5 air, 1 dalam 0,6 air mendidih; praktis tidak larut dalam etanol (95%). (Handbook of Pharmaceutical Excipient : Sixth Edition Hal 640) d. Xanthan gum Pemerian : Xanthan gum adalah bubuk krem atau berwarna putih, tidak berbau, bebas mengalir. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dan eter; larut dalam air dingin atau hangat. (Handbook of Pharmaceutical Excipient : Sixth Edition Hal 782) e. Aerosil Pemerian : Silikon dioksida koloid adalah silika berasap sub mikroskopis dengan ukuran partikel sekitar 15 nm. Ini adalah bubuk yang ringan, longgar, berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali asam hidrofluorat; larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloid dengan air. Untuk Aerosil, kelarutan dalam air adalah 150mg / L pada 258C (pH 7). (Handbook of Pharmaceutical Excipient : Sixth Edition Hal 185) 5. Pemisahan Analit dari Matriks



Sampel ditimbang sebanyak 2 gram



Larutkan dalam NaOh sebanyak 10 mL



Sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm



Uji kualitatif filtrat dengan pereaksi HNO3 pekat bila positif maka berwarna kuning



Kocok, lalu vortex untuk menghomogenkan analit dengan pelarut



6. Prinsip Dasar Metode Analisis Prinsip dari metode kolorimetri dengan pembandingan warna yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tak diketahui dengan warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang diketahui dari zat yang akan ditetapkan itu. Intensitas warna kemudian dapat dibandingkan dengan yang diperoleh dengan menangani kuantitas yang diketahui dari zat itu (Bassett dkk, 1994). Absorbsi sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang gelombang absorbsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektrokopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektrokopi serapan ultra violet dan sinar tampak untuk menentukan analisa kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi. Kolorimetri didasarkan pada perubahan warna larutan yang sebanding dengan perubahan konsentrasi komponen pembentuk larutan. Oleh karena itu aspek kuantitatif merupakan tujuan pengukuran metoda ini. Kesamaan warna pada metoda kolorimetri tercapai apabila jumlah molekul penyerap kedua larutan persis sama.(David Harvey : 2000).



7. Reaksi Kimia Yang Terjadi Reaksi dari ion ferry dan tiosianat menghasilkan warna merah dari senyawa kompleks yang terbentuk : Fe+3 + 6CNS → Fe(CNS)6-3 Dan untuk kesempurnaan reaksi dipergunakan tiosianat yang berlebihan, sedangkan untuk menghindari hidrolisa diperlukan asam kuat. Fe+3 + 3H2O → Fe(OH)3 + H+ (A.L Underwood dan R.A. Day: 1999) 8. Hal-hal yang Harus Diperhatikan pada Saat Penentuan Kadar Analit Kriteria untuk analisis kolorimetri berdasarkan syarat pewarnaan antara lain : a. Kespesifikan reaksi warna Sangat sedikit reaksi yang khas untuk suatu zat tertentu, tetapi banyak reaksi yang menghasilkan warna untuk sekolompok kecil zat yang sehubungan saja, artinya reaksi-reaksi itu selektif. Dengan memanfaatkan peranti seperti memasukkan senyawa pembentuk komplek lain, mengubah kondisi dan pengendalian pH, seringkali dapat dicapai pendekatan kespesifikan. b. Kesebandingan antara warna dan konsentrasi. Untuk kolorimetri visual, intensitas warna hendaknya meningkatkan secara linear dengan naiknya konsentrasi zat yang akan ditetapkan. Ini tidak penting untuk instrument fotolistrik karena kurva kalibrasi dapat dibentuk dengan menghubungkan pembacaan instrumental warna dengan konsentrasi larutan, sistem ini harus memenuhi hukum Lambert-Berr. c. Kestabilan warna Warna yang dihasilkan hendaknya cukup stabil untuk memungkinkan pengambilan pembacaan yang tepat. Ini berlaku juga untuk reaksi dimana warna itu cenderung mencapai maksimum setelah suatu saat periode warna maksimum harus cukup panjang untuk membuat pengukuran yang cermat. Dalam hubungan ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi eksperimen (temperatur, pH, kestabilan dalam udara dan lain-lain) harus diperhatikan. d. Ketepatan ulang (reprodusbilitas)



Prosedur kolorimetri harus memberi hasil yang dapat diulang pada kondisi eksperimen yang khas. Reaksi itu tidak perlu mewakili perubahan kimia yang kuantitatif secara stoikiometri. e. Kejernihan larutan Larutan haruslah bebas dari endapan jika harus dibandingkan dengan standar yang jernih. Kekeruhan akan menghamburkan maupun menyerap cahaya. f. Kepekaan tinggi Kepekaan larutan harus tinggi terutama bila yang harus yang ditetapkan zat berkuantitas sangat kecil. Produk reaksi yang diinginkan menyerap dengan kuat dalam daerah tampak, bukan dalam daerah ultraviolet. Efek gangguan oleh zat-zat lain dalam daerah ultraviolet biasanya lebih parah. (A.L Underwood dan R.A. Day: 1999) 9. Penjelasan Metode Analisis atau Instrumen yang Digunakan Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran yang berdasarkan diabsorbsinya cahaya oleh zat berwarna baik warna yang berasal dari zat itu sendiri maupun warna yang terbentuk akibat reaksi dengan zat lain (Khopkar, 2007). Variasi warna suatu sistem berubah dengan berubahnya konsentrasi suatu komponen, membentuk dasar apa yang lazim disebut analisis kolorimetrik oleh ahli kimia. Warna itu biasanya disebabkan oleh pembentukan suatu senyawa berwarna dengan ditambahkannya reagensia yang tepat, atau warna itu dapat melekat dalam penyusun yang diinginkan itu sendiri. Intensitas warna kemudian dapat dibandingkan dengan yang diperoleh dengan menangani kuantitas yang diketahui dari zat itu dengan cara yang sama. Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan konsentrasi suatu zat dengan mengukur absorpsi relatif cahaya sehubugan dengan konsentrasi tertentu zat itu (Bassett dkk., 1994). Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah atau pun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya, dan penetapan biasanya dilakukan dengan suatu instrumen sederhana yang disebut kolorimeter atau pembanding (comparator) warna.Bila mata digantikan oleh sel fotolistrik (jadi sebagian besar sesatan yang disebabkan karakteristik pribadi tiap pengamat dapat dihilangkan), instrumen itu disebut kolorimetri fotolistrik. Alat kedua ini biasanya digunakan dengan cahaya dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relatif sempit



dengan melewatkan cahaya putih melalui filter-filter, yakni, bahan dalam bentuk lempengan berwarna terbuat dari kaca, gelatin, dan sebagainya, yang meneruskan hanya daerah spectral terbatas; kadang-kadang nama fotometer filter digunakan untuk instrumen semacam itu (Bassett dkk., 1994). Bagian terkecil spektrum elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia (kira-kira 400-700 mm) disebut spektrum tampak, dan spektroskopi yang dilakukan pada panjang gelombang ini dinamakan spektroskopi tampak atau “kolorimetri” (Cairns, 2004). 10. Prosedur Kerja a. Pembuatan Larutan Baku



Buat larutan induk Amoksisilin trihidrat 5000 ppm dengan melarutkan 125 mg amoksisilin trihidrat dalam 25 ml larutan NaHCO3 2%



Selanjutnya akan didapat hasil seraapan larutan baku pada berbagai panjang gelombang



b. Pembuatan Pereaksi Hidroksilamin Hidroklorida



357,6 g hidroksilamin hidroklorida dilarutkan dalam air suling sampai 1 liter (larutan a)



Campur larutan a dan alrutan b pH disesuaikan hingga pH 7 dengan penambahan larutan b atau HCl dan campuran tersebut diencerkan 3 kali volumenya dengan alkohol 95%.



173 g natrium hidroksida dan 31,8 g natrium asetat dilarutkan dalam air sulingsampai 1 liter (larutan b)



c. Pembuatan Pereaksi Feri



300 g feri amonium sulfat dilarutkan dalam campuran 700 mL air dan 93 mL asam sulfat pekat



Encerkan sampai 1 liter dengan aquadest



d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum



Pipet 2 mL dari larutan baku amoksisilin 750 ppm dan 1500 ppm



Tambahkan 6 mL larutan pereaksi hidroksilamin HCl dan diamkan selama 10 menit



Tambahkan 2 mL pereaksi feri dan diamkan selama 10 menit



Ukur absorbansinya pada rentang panjang gelombang 400-600 nm



Gunakan 2 mL larutan NaHCO3 dan 2 mL air suling ditambah pereaksi sebagai blanko



Panjang gelombang yang terpillih adalah panjang gelombang dengan serapan tertinggi pada kurva



Reaksi ion besi dengan asam kuat memberikan warna ungu pada panjang gelombang 480 nm (Florey) e. Penentuan Kadar Larutan Uji



Pipet 2 mL dari larutan masingmasing larutan sampel dan tambahkan 2 mL air



Tambahkan 6 mL larutan pereaksi hidroksilamin HCl dan diamkan selama 10 menit



Gunakan 2 mL larutan NaHCO3 2% dan 2 mL air suling ditambah pereaksi sebagai blanko



Kemudian ukur serapan larutan uji pada panjang gelombang maksimum



(British Pharmaceutical Codex, 1973)



Tambahkan 2 mL pereaksi feri dan diamkan selama 10 menit



11. Perhitungan Sampel yang Ditimbang BM Amoxicillin Trihidrat = 419,4 BE Amoxicillin Trihidrat = 419,4 N = 0,1 N V = 10 mL = 0,01 L Gram = BE x N x V = 419,4 x 0,1 x 0,01 = 419,4 mg/10mL Total suspensi kering = 739,54 mg Amoxicillin trihidrat dalam sampel = 125 mg Gram =



419,4 mg x 739,54 mg=2.481 mg atau 2,481 gram 125 mg



12. Daftar Pustaka Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC, Jakarta. British Pharmacopeia Codex. 1973. British Pharmacopeia Codex. London : The Pharmaceutical Press. Cairns, D. 2004.Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. EGC, Jakarta. Day, R.A dan Underwood, A. L. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta: Erlangga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta :Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Florey, K. 1978. Analytical Profiles of Drugs Substance. New York : Academic Press Inc. Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation. Harvey,David.2000.Modern Analytical Chemistry.The McGraw-Hill.Inc: USA. Khopkar, S. 2007. Konsep Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta. Merck Index. 2006. An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Merck Co.Inc. USA Niazi, Sarfaraz K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Uncompressed Solid Products. USA : Informa Healtcare.



Sweeetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th Ed. USA : Pharmaceutical Press.