6 0 797 KB
Bab TITIK BERAT 04 DAN MOMEN INERSIA
4.1. Titik Berat Titik berat atau centroid dan dalam ilmu keteknikan lebih lasim disebut sebagai central of gravity (CG) tidak lain adalah titik pusat massa benda. Pada titik berat inilah berada resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sehingga titik tangkap dari resultan gaya-gaya tersebut dinamakan dengan gaya berat. Dengan demikian jika benda tersebut bergerak atau jatuh dari ketinggian tertentu, maka resultan dari gaya tersebutlah yang akan cenderung menarik benda ke bawah akibat pengaruh gaya gravitasi. Untuk menghitung atau menentukan titik berat benda (penampang) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara grafis dan analitis. Cara grafis biasanya digunakan pada benda dengan bentuk penampang yang beraturan dan seragam, sedangkan pada penampang dengan bentuk yang tidak seragam biasanya menggunakan cara analitis. Dalam bahasan ini, digunakan metode analisis untuk menghitung titik berat berbagai bentuk penampang. Titik berat sebuah penampang benda dengan bentuk seragam, contohnya adalah segi empat tidak lain adalah perpotongan antara dua garis diagonalnya, atau perpotongan antara dua garis yang menghubungkan titik tengah dari sisinya yang sama panjang, sebagai mana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini:
70
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Gambar 4-1: Titik berat penampang segi empat Secara ringkas titik tengah dari berbagai bentuk penampang benda diberikan pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Posisi titik berat berbagai bentuk penampang Bentuk Penampang
Titik Berat 1. Bujur Sangkar Titik berat (L) berada di tengah-tengah dari perpotongan diagonal ruang, yaitu: L x, y dimana:
x
X 2 ;
y
Y 2 dan A X .Y
2. Persegi Panjang Titik berat (L) berada di tengah-tengah dari perpotongan diagonal ruang, yaitu: L x, y dimana: x
P Q ; y dan A P.Q 2 2
3. Segitiga Titik berat (L) terletak pada perpotongan garis tengah tiap sisinya, yaitu: L x, y Dimana: x
b 3
dan y
h 3
1 2
2 2 Sehingga: X b dan Y h dan A .b.h 3
3
4. Lingkaran Titik berat (L) terletak pada titik pusat lingkaran atau perpotongan diameternya, sehingga: x y R dan A D2 atau A
R 2 4
5. Setengah Lingkaran L xo , yo Dimana: xo R D dan yo 1 2
4R 3
R = jari-jari lingkaran
Mekanika Bahan Teknik Mesin
71
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
A
D2 R 2 atau A 8 2
Contoh Soal 4-1: Tentukan titik berat dari penampang komposit di bawah ini:
Gambar 4-2: Gabungan penampang segi empat Penyelesaian:
Bidang
Luas, A (cm2)
1
3 x 6 = 18
2
4 x 4 = 16
Total
34
x (cm)
y (cm)
3 1,5 2 4 2 2
6 3 2 4 2 2
Ax (cm3)
Ay (cm3)
27
54
32
32
59
86
Titik berat benda/penampang komposit adalah: x
A.x A1x1 A2 x2 18x1,5 16 x2 59 1, 74cm A1 A2 18 16 34 A
y
A. y A1 y1 A2 y2 18x3 16 x2 86 2,53cm A1 A2 18 16 34 A
Maka, G 1,74;2,53
72 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Gambar 4-3: Posisi titik berat penampang Contoh soal 4-2: Tentukan titik berat dari penampang komposit di bawah ini:
Gambar 4-4: Penampang gabungan segi empat dan segitiga Penyelesaian: Bidang
Luas, A (cm2)
x (cm)
y (cm)
Ax (cm3)
Ay (cm3)
1
3 x 6 = 18
3 1, 5 2
6 3 2
27
54
2
4 x 4 = 16
4 2 2
4 2 2
32
32
16
13
75
99
3 Total
1
2
5 x 4 10
1
44
3
5 1, 6
1
3
4 1,3
x
A.x A1x1 A2 x2 A3 x3 18x1,5 16 x2 10 x1, 6 75 1, 70cm A1 A2 A3 18 16 10 44 A
y
A. y A1 y1 A2 y2 A3 y3 18x3 16 x2 10 x1,3 99 2,30cm A1 A2 A3 18 16 10 44 A
Maka, G 1,70;2,30
Mekanika Bahan Teknik Mesin
73
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Gambar 4-5: Posisi titik berat penampang gabungan Contoh soal 4-3: Tentukan titik berat dari penampang komposit berbentuk anak panah di bawah ini:
Gambar 4-6: Penampang berbentuk anak panah tegak Bidang
Luas, A (cm2)
x (cm)
y (cm)
Ax (cm3)
Ay (cm3)
1
36 x 24 2 432
18
1 x 24 48 56 3
7776
24192
2
20 x48 960
20 8 18 2
48 24 2
17280
23040
Total
1392
25056
47232
x
A.x A1x1 A2 x2 432 x18 960 x18 25056 18cm A1 A2 432 960 1392 A
y
A. y A1 y1 A2 y2 432 x56 960 x24 47232 34cm A1 A2 432 960 1392 A
Maka, G 18;34
74 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Gambar 4-7: Posisi titik berat dari penampang berbentuk anak panah tegak 4.2. Momen Inersia 4.2.1. Pendahuluan Momen inersia didefenisikan sebagai ukuran kecenderungan atau kelembaman suatu benda untuk berotasi pada porosnya. Dalam bahasan ini yang dimaksudkan adalah momen inersia benda pejal, yang besarnya sangat dipengaruhi oleh: a) Massa benda b) Geometri (bentuk dan ukuran) benda c) Letak sumbu putar d) Lengan momen (jarak serat terluar ke sumbu putar) Untuk momen inersia benda pejal, seringkali pendekatannya dianggap sebagai fungsi kerapatan massa terhadap luasan sebuah benda, atau ditulis dalam bentuk
2
dA .
Hal ini menandakan bahwa momen inersia benda adalah
perkalian antara kuadrat lengan momen dan setiap elemen terkecil dari luasan benda. Jika titik pusat elemen kecil dari luasan benda di letakkan dalam koordinat cartesian, sehingga berada dalam ordinat dan absis tertentu, maka besar momen inersia dalam setiap koordinat tersebut adalah:
Momen inersia terhadap sumbu X
I x y2 dA
Momen inersia terhadap sumbu Y
I y x2 dA x
... 4 1
... 4 2
= lengan momen benda terhadap sumbu Y
y = lengan momen benda terhadap sumbu X
Mekanika Bahan Teknik Mesin
Gambar 4-1: Momen inersia
75
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Momen inersia yang ditunjukkan oleh dua persamaan di atas mengandung pengertian bahwa besaran tersebut berdimensi 4 atau L4 dan dinyatakan dalam satuan milimeter atau meter. 4.2.2. Momen Inersia Polar dan Teorema Sumbu Sejajar Momen inersia polar adalah perkalian antara elemen terkecil dengan kuadrat jari-jari atau jarak normal terhadap titik beratnya, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4-2 di bawah ini.
Gambar 4-4: Momen inersia polar Dengan demikian berdasarkan persamaan momen inersia polar dapat dituliskan dalam bentuk: I p z2 dA
... 4 3
Dengan menggunakan teorema Phytagoras hubungan antara jarak titik berat terhadap sumbu x, y dan jari-jari, maka momen inersia polar dapat dinyatakan dalam bentuk: I p I y Ix
... 4 4
Dimana: z2 x2 y2
2 2 2 z dA x dA y dA I y I x
Dan momen inersia perkalian adalah:
Ixy xydA
... 4 5
Dan O = titik berat dari luasan benda A
76 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Persamaan (4-1) sampai (4-5) hanya digunakan untuk penampang tunggal, sementara itu untuk penampang ganda atau gabungan menggunakan persamaan yang dikembangkan dari lima persamaan di atas, yaitu melalui teorema sumbu sejajar sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4-5 di bawah ini.
Gambar 4-5: Momen inersia penampang gabungan dengan teorema sumbu sejajar
Dengan demikian momen inersia terhadap sumbu X adalah:
I x y ' y dA y ' 2 2 y ' y y2 dA 2
I x y ' 2 dA 2 y ' ydA y2dA Sumbu X o melalui titik berat bidang A, sehingga nilai dari ydA =0, sehingga: I x y ' 2 A 2 y ' x 0 I xo ... 4 6
I x y ' 2 A I xo
Momen inersia terhadap sumbu Y adalah:
I y x ' x dA x ' 2 2 x ' x x2 dA 2
I y x ' 2 dA 2 x ' x dA x2dA
Sumbu Y o melalui titik berat bidang A, sehingga nilai dari x dA =0, sehingga: I y x ' 2 A 2 x '.0 I y0 I y x ' 2 A I y0
Mekanika Bahan Teknik Mesin
... 4 7
77
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Momen inersia polar adalah: 2 2 2 I p z z ' dA x x ' y y ' dA
I p x2 2 xx ' x ' 2 y 2 2 yy ' y ' 2 dA
I p x2 y2 dA 2 x ' xdA 2 y ' ydA x ' 2 y ' 2 dA I p I po A.z ' 2
... 4 8
Momen inersia perkalian adalah: Ixy x x ' y y ' dA xy xy ' x ' y x ' y ' dA
Ixy xy dA y ' xdA x ' ydA x ' y ' dA Ixy Ixy0 A.x ' y '
... 4 9
4.2.3. Momen Inersia Penampang Segiempat
Momen inersia Ix , I y , I p , Ixy dan tinggi h terhadap sumbu
penampang segi empat dengan lebar b
x
dan sumbu y yang melalui titik berat
penampang dapat ditentukan dengan penjabaran persamaan-persamaan sebelumnya. Perlu diketahui bahwa momen inersia dari penampang sebagai bagian dari komponen struktur diperlukan untuk menghitung tegangan geser, tegangan lentur, momen gaya, kekakuan, dan defleksi dari penampang struktur.
Gambar 4-6: Diagram benda bebas momen inersia terhadap sumbu
x
78 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Momen inersia terhadap sumbu x dari penampang segiempat dapat dilakukan dengan pendekatan Gambar 4-6. Dengan gambar tersebut, dapat didefenisian bahwa luas elemen terkecil penampang adalah: dA bdy
sehingga: 1 h 2
1 h 2
1 h 2
1 h 2
1 h 2
1 h 2
Ix0 y2 dA y2bdy b y2 dy 1
h 1 1 3 1 1 3 1 3 2 Ix0 b y b h h 3 1 h 3 2 3 2 2
1 1 3 2 3 1 1 Ix0 b h3 h bh 3 8 24 3 8 Ix0
1 3 bh 12
... 4 10
Sementara itu, momen inersia penampang segiempat terhadap sumbu
y
dapat dilakukan dengan pendekatan Gambar 4-7 di bawah ini:
Gambar 4-7: Diagram benda bebas momen inersia terhadap sumbu y Dengan Gambar 4-7, dapat didefenisikan bahwa luas elemen terkecil penampang adalah: dA h.dx sehingga:
Mekanika Bahan Teknik Mesin
79
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
1 b 2
1 b 2
1 b 2
1 b 2
1 b 2
1 b 2
I y0 x2 dA x2 h dx h x2 dx 1
b 1 1 3 1 1 3 1 2 I y0 h x3 h b b 3 1 b 3 2 3 2 2
1 1 3 2 3 1 1 I y0 h b3 b bh 3 8 24 3 8 I y0
1 3 bh 12
... 4 11
Momen inersia polar penampang segiempat
1 3 b h bh3 12
I p0 z2 dA x2 y2 dA I y0 Ix0
I p0
... 4 12
Momen inersia perkalian penampang segiempat Untuk menghitung momen inersia perkalian dilakukan dengan membagi dua gambar sebelumnya terhadap sumbu x dan y seperti berikut ini:
Gambar 4-8: Diagram benda bebas momen inersia perkalian Sebagaimana diketahui sebelumnya, bahwa nilai dA b dy , maka nilai momen inersia perkalian di integralkan terhadap sumbu y sepanjang h pada batas 0 sampai h , yaitu: 80 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Ixy xy dA
x
1 b 2
1 1 Ixy b y b dy b2 y dy 2 2 h
1 2h 1 1 Ixy b y dy b2 y2 2 0 2 2 0
1 1 1 1 1 Ixy b2 h2 02 b2 h2 2 2 2 2 2 Ixy
1 2 2 bh 4
...
4 13a
Hasil serupa akan di peroleh, jika momen inersia perkalian di integralkan terhadap sumbu
x
dalam batas 0 sampai b , dimana dA h dx dan y 1 h . 2
Ixy xy dA Ixy
y
1 h 2
1 1 h x h dx h2 x dx 2 2 b
1 b 1 1 Ixy h2 x dx h2 x2 2 0 2 2 0 1 1 1 1 1 Ixy h2 b2 02 h2 b2 2 2 2 2 2 Ixy
1 2 2 bh 4
...
4 13b
Momen inersia perkalian dari dua hasil di atas adalah dianggap sebagai hasil pengembangan, sedangkan untuk momen inersia perkalian asal digunakan
Mekanika Bahan Teknik Mesin
81
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
yang nilainya sama dengan nol I
simbol Ixy0
xy0
0 . Hal ini juga dapat
dibuktikan melalui persamaan (4-9), yaitu: Ixy Ixy0 A.x ' y '
Dimana: A b.h dan x '
1 1 b y' h 2 2
Maka:
1 2 2 1 1 1 b h Ixy0 b.h b h Ixy0 b2 h2 4 4 2 2 ... 4 13c
Ixy0 0
4.2.4. Momen Inersia Penampang Segitiga
Gambar 4-9: Diagram benda bebas momen inersia penampang segitiga Berdasarkan Gambar 4-9, diketahui bahwa: dA b ' dy
Dengan menggunakan prinsip perbandingan garis maka: 2 2 b h 3 3 b' 2 h y 3
82 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
b'
4 bh 2 by 2 bh by 9 3 3 2 h h 3
b2 b' h y h3 Sehingga: b 2 dA b ' dy h y dy h 3
Dengan demikian momen inersia penampang segitiga terhadap sumbu
x
adalah: b 2 Ix0 y2 dA y2 h y dy h 3
by 2 Ix0 y2 dA y2 b dy h 3 2
2
h
h
3 2 3 b b 2 Ix0 by2 y3 dy by2 dy y3dy h 3 1 3 1 h h h 3
2
2
h
h
3
2
h
2
h
2 3 b 3 2 1 3 b 1 3 Ix0 b y2 dy y3dy b y3 y4 3 1 h 1 3 3 1 h h 4 1 h h h 3
3
3
3
3 3 4 4 2 1 2 1 1 b 1 2 1 1 Ix0 b h h h h 3 3 3 3 3 h 4 3 4 3
2 1 8 1 1 b 1 16 1 1 Ix0 b h3 h3 h4 h4 3 3 27 3 27 h 4 81 4 81
81 16 3 2 16 3 1 18 3 15 3 Ix0 bh bh3 bh bh3 bh bh bh3 243 324 324 2916 243 324 243 Ix0
1 bh3 36
Mekanika Bahan Teknik Mesin
...
4 14
83
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Dengan cara yang sama, momen inersia penampang segitiga terhadap sumbu y dapat diperoleh dimana dA h ' dx dan h '
h2 b x sehingga: b3
h 2 dA h ' dx b x dx b 3
Dengan demikian momen inersia penampang segitiga terhadap sumbu y adalah: I y0
1 3 bh 36
...
4 15
Momen inersia polar penampang segitiga adalah:
1 3 b h bh3 36
I p0 z2 dA x2 y2 dA I y0 Ix0
I p0
... 4 16
Momen inersia perkalian penampang segitiga terhadap sumbu
x
Gambar 4-10: Diagram benda bebas momen inersia perkalian penampang
dA h ' dx Dengan hukum perbandingan garis lurus, maka: h ' b x h b h'
bh xh h h x b
b
84 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
h h dA h ' dx h x dx b x b b 1 h 1 h y h x b x 2 b 2 b
Ixy xy dA
1 h h Ixy x. b x b x dx 2 b b
1 h2 1 h2 2 2 Ixy x. b x dx x. b 2bx x2 dx 2 2 2b 2b 1 h2 2 1 h2 3 1 2b h2 b 2 h2 b 3 Ixy h2 x x x dx h xdx x dx x dx b 2 b2 2 0 b 0 2b2 0 2
1 1 1 h2 1 1 h2 1 1 Ixy h2 b2 02 b3 03 2 b4 04 2 2 2 b 3 3 2b 4 4 Ixy
1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 bh bh bh bh 4 3 8 24
... 4 17
Dengan cara yang sama akan diperoleh momen inersia perkalian terhadap sumbu y dengan hasil yang sama dengan persamaan (4-17). Sementara itu, untuk menghitung momen inersia perkalian yang melewati titik berat adalah direduksi dari persamaan (4-9) dengan; A
1 1 1 bh; x ' b dan y ' h 2 3 3
Sehingga;
Ixy0 Ixy A.x ' y '
1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 b h bh b h b h b h 24 2 3 3 24 18 Ixy0
1 2 2 bh 72
... 4 18
4.2.5. Momen Inersia Penampang Lingkaran Dengan pendekatan Gambar 4-11 dapat diketahui bahwa: dA d d y sin
sehingga; Mekanika Bahan Teknik Mesin
85
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Gambar 4-11: Momen inersia penampang lingkaran
Momen inersia terhadap sumbu
x
adalah:
Ix0 y2 dA r 2
Ix0 2 sin2 d d 0 0
r 2
r
2
0 0
0
0
Ix0 3 sin2 d d 3d sin2 d r
2
2
1 1 1 1 1 Ix0 d cos 2 d 4 sin 2 4 4 0 2 0 0 0 2 2 r
3
Ix0
1 4 r 0 4
12 2 0 14 sin 2.2 sin 0
1 1 Ix0 r4 0 0 4 4 Ix0
1 4 r 4
...
4 19
Momen inersia terhadap sumbu y adalah: dA d d x cos
86 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
r 2
I y0 x2 dA 2 cos2 d d 0 0
r 2
r
2
0 0
0
0
I y0 3 cos2 d d 3d cos2 d r
2
2
1 1 1 1 1 I y0 d cos 2 d 4 sin 2 4 4 0 2 0 0 0 2 2 r
I y0
3
1 4 1 1 1 1 r 0 2 0 sin 2.2 sin 0 r4 0 0 4 4 4 2 4 I y0
1 4 r 4
...
4 20
Momen inersia polar penampang lingkaran adalah: I p0 I y0 Ix0 I p0
1 4 1 4 1 4 r r r 4 4 2
... 4 21
Momen inersia perkalian Momen inersia perkalian Ixy0 0 karena penampang lingkaran simetri terhadap sumbu
x
maupun y (sama dengan penampang segiempat).
4.2.6. Momen Inersia Penampang Setengah Lingkaran
Gambar 4-12: Momen inersia penampang setengah lingkaran Pada penampang setengah lingkaran menghitung momen inersia menggunakan prinsip yang sama dengan lingkaran penuh. Akan tetapi karena hanya setengah lingkaran sehingga batas integral untuk suku sudut adalah 0 Mekanika Bahan Teknik Mesin
, sementara 87
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
untuk suku pertama r adalah 0 -
r
(karena jari-jari lingkaran tetap sama).
Dengan demikian momen inersia penampang setengah lingkaran adalah:
Terhadap sumbu
x Ix y2 dA r
Ix 2 sin2 d d 00 r
r
00
0
0
Ix 3 sin2 d d 3d sin2 d r
1 1 1 1 1 Ix d cos 2 d 4 sin 2 4 4 0 2 0 0 0 2 2 r
3
Ix
1 4 1 1 r 0 0 sin 2. sin 0 4 4 2 1 1 1 Ix r4 0 0 4 2 4 Ix
1 4 r 8
...
4 22
Ix Ix0 A. y ' 2
Ix0 Ix A. y ' 2 Ix0
1 4 r2 r 8 2
;A
r2 4r y' 2 3
4r 2 1 4 16r4 8 1 r4 2 r 8 18 8 9 3
... 4 23
Terhadap sumbu y (karena y adalah sumbu simetri, I y0 ) Dengan cara yang sama terhadap sumbu
x
diperoleh hasil yang sama yaitu:
I y x2 dA r
I y0 2 cos2 d d 00
88 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
r
r
00
0
0
I y0 3 s cos2 d d 3d cos2 d r
1 1 1 1 1 I y0 d cos 2 d 4 sin 2 4 4 0 2 0 0 0 2 2 r
3
I y0
1 4 r 0 4
12 0 14 sin 2. sin 0
1 1 1 I y0 r4 0 0 4 2 4 I y0
1 4 r 8
...
4 24
Momen inersia polar I p0 I y0 Ix0
I p0
1 4 8 1 4 8r4 41 r r 2 r 8 9 8 9 4
... 4 25
Momen inersia perkalian Momen inersia perkalian Ixy0 0 untuk penampang setengah lingkaran karena sumbu y adalah sumbu simetri penampang.
4.2.7. Momen Inersia Penampang Seperempat Lingkaran
Gambar 4-13: Momen inersia penampang seperempat lingkaran
Mekanika Bahan Teknik Mesin
89
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Pada penampang setengah lingkaran menghitung momen inersia menggunakan prinsip yang sama dengan lingkaran penuh, dengan batas-batas 0 - , dan 0 2
r
. Dengan demikian momen inersia penampang seperempat lingkaran adalah:
Terhadap sumbu
x Ix y2 dA r 2
Ix 2 sin2 d d 0 0 r 2
r
2
Ix sin d d d sin2 d 3
2
0 0
0
3
0 r
1 1 1 1 1 2 Ix d cos 2 d 4 sin 2 2 4 4 0 2 0 0 0 2 r
3
Ix
2
1 4 1 1 r 0 0 sin sin 0 4 4 2 2
1 1 1 Ix r4 0 0 4 4 4 Ix
1 4 r 16
Ix0 Ix A. y ' Ix0
1 4 r2 r 16 4
Ix0
2
...
4 26
r2 4r ; A y' 4 9
4r 2 1 4 r2 16r2 1 4 4 4 r r r 2 9 3 16 4 9 16
1 4 4 4 4 1 4 r r r 0.055r4 16 9 9 16
... 4 27
Terhadap sumbu y , dengan cara yang sama diperoleh: Iy
1 4 r 16
I y0 0.055r4
...
4 28
...
4 29 90
Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Momen inersia polar I p0 I y0 Ix0 ... 4 30
I p0 I y0 0.055r4 I y0 0.055r 4 I y0 0.11r 4
Contoh soal 4-1: Hitunglah momen inersia pada penampang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4a di bawah ini:
Gambar 4a: Penampang segiempat berlobang Dengan Gambar 4a dapat ditentukan ukuran masing-masing penampang, yaitu:
Ax cm3
50 x 44 2200
21
25
46200
55000
18 x20 360
21
20
7560
7200
38640
47800
1840
Ay cm3
Posisi titik berat dari penampang adalah: y
Ay 47800 cm3 25,98 cm A 1840 cm2
x
y cm
Padat
Total
x cm
Luas, A cm2
Berlubang
Penampang
Ax 38640 cm3 21cm A 1840 cm2
Momen inersia penampang padat terhadap sumbu x dan y bh3 44 cm 50 cm 45,8 x104 cm4 12 12 3
Ix 0 1
Mekanika Bahan Teknik Mesin
91
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
b3h 44 cm 50 cm 35,5 x104 cm4 12 12 3
Iy0 1
Momen inersia penampang berlubang terhadap sumbu x dan y bh3 18cm 20 cm 1, 2 x104 cm4 12 12 3
Ix 0 2
b3h 18 cm 20 cm 0,97 x104 cm4 12 12 3
Iy 0 2
Momen inersia penampang gabungan terhadap sumbu x dan y Ix0 Ix 0 Ix 0 45,8 x104 cm4 1, 2 x104 cm4 44, 6 x104 cm4 1
2
I y0 I y 0 I y 0 35,5 x104 cm4 0,97 x104 cm4 34,5 x104 cm4 1
2
Ay2 b x h y y
2
Ay12 50 x44 25 25,98 0, 211x104 cm4 2
2 Ay22 18 x 20 20 25,98 1, 29 x104 cm4
Ay2 0,211x104 cm4 1,29x104 cm4 1,08x104 cm4
Ax2 b x h x x
2
Ax12 Ax22 0
Momen inersia penampang gabungan terhadap sumbu x yang melalui titik berat Ix Ix0 Ay2 44, 6 x104 cm4 1, 08 x104 cm4 43,52 x104 cm4
Momen inersia penampang gabungan terhadap sumbu y yang melalui titik berat I y I y0 Ax2 34, 5 x104 cm4 0 34, 5 x104 cm4
Contoh soal 4-2: Tentukan momen inersia terhadap sumbu x dan y pada penampang struktur seperti pada Gambar 4b di bawah ini.
92 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Gambar 4b: Penampang segiempat gabungan berbentuk T Penampang
Luas, A cm2
x cm
y cm
Ax cm3
Horisontan, I
48 x10 480
24
52,5
11520
25200
Vertikal, II
10 x52 520
24
26
12480
13520
24000
38720
1000
Total
Ay cm3
Momen inersia terhadap sumbu x penampang I bh3 48 10 Ix 0 0, 40 x104 cm4 1 12 12 3
Momen inersia terhadap sumbu y penampang I b3h 48 10 9, 22 x104 cm4 12 12 3
Iy0 1
Momen inersia terhadap sumbu x penampang II bh3 10 52 11, 72 x104 cm4 12 12 3
Ix 0 2
Momen inersia terhadap sumbu y penampang II b3h 10 52 0, 43x104 cm4 12 12 3
Iy 0 2
Mekanika Bahan Teknik Mesin
93
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Jarak rata-rata (titik berat) penampang gabungan (komposit) terhadap sumbu x x
A.x 480 24 520 24 24 cm 1000 A
x1 x2 x x 24 24 0
Jarak rata-rata (titik berat) penampang gabungan (komposit) terhadap sumbu y y
A. y 480 52,5 520 26 38, 72 cm 1000 A
y1 y y 52,5 38,72 13,78cm y2 y y 26 38,72 12,72cm
y y1 y2 1,06 cm
Momen inersia terhadap sumbu X penampang gabungan (melalui titik berat) Ix Ix0 Ay2 Ix0 Ay2
Ix 0, 40 x104 cm4 11, 72 x104 cm4 1000cm2 1, 06cm 12, 23 x104 cm4
2
Momen inersia terhadap sumbu Y penampang gabungan (melalui titik berat) I y I y0 Ax2 I y0 Ax2
I y 9, 22 x104 cm4 0, 43x104 cm4 1000cm2 0 9, 65 x104 cm4 2
Contoh soal 4-3: Tentukan momen inersia perkalian pada penampang struktur seperti pada Gambar 4c di bawah ini.
94 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
x cm
Benda
Luas, A cm2
I
14 x32 224 2
II
12 x42 504
III
32x14 448
Total
1176
1 x32 12 3
22,6
2 6
12
Ax cm3
-5062,4
8355,2
42 2 21
-3024
10584
14 2 7
-12544
3136
-20630,4
22075,2
y cm
32 12 28 2
2 3 x14 28
Ay cm3
37,3
Momen inersia terhadap sumbu x penampang I bh3 32 14 Ix 0 0, 24 x104 cm4 1 36 36 3
Momen inersia terhadap sumbu y penampang I b3h 32 14 1, 27 x104 cm4 36 36 3
Iy0 1
Momen inersia terhadap sumbu x penampang II bh3 12 42 Ix 0 7, 4 x104 cm4 1 12 12 3
Momen inersia terhadap sumbu y penampang II b3h 12 42 0, 6 x104 cm4 12 12 3
Iy0 1
Mekanika Bahan Teknik Mesin
95
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Momen inersia terhadap sumbu x penampang III bh3 32 14 Ix 0 0, 73x104 cm4 1 12 12 3
Momen inersia terhadap sumbu y penampang III b3h 32 14 3,8 x104 cm4 12 12 3
Iy0 1
Jarak rata-rata (titik berat) penampang gabungan (komposit) terhadap sumbu x x
A.x A1 x1 A2 x2 A3 x3 5062, 4 3024 12544 17,54cm A1 A2 A3 1176 A
Jarak rata-rata (titik berat) penampang gabungan (komposit) terhadap sumbu y y
A. y A1 y1 A2 y2 A3 y3 8355, 2 10584 3136 18,77cm A1 A2 A3 1176 A
Momen inersia perkalian penampang I terhadap sumbu x-y Ixy0 Ixy A.x ' y '
Ix y Ixy0 A1.x1 ' y1 ' 1 1
Ix y 1 1
1 2 2 b h 224 22,6 37,3 72
1 32 2 14 2 224 22,6 37,3 72
Ix y 2787,5 188827,5 19, 2 x104 cm4 1 1
Momen inersia perkalian penampang II terhadap sumbu x-y
Ix y Ixy0 A2 .x2 ' y2 ' 0 504 6 31 9,3x104 cm4 2 2
Momen inersia perkalian penampang III terhadap sumbu x-y
Ix y Ixy0 A3 .x3 ' y3 ' 0 448 28 7 8,8 x104 cm4 3 3
96 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Momen inersia perkalian penampang komposit terhadap sumbu x-y
Ixy Ix y Ix y Ix y 19, 2 x104 cm4 9,3x104 cm4 8,8 x104 cm4 1 1
2 2
3 3
Ixy 37,3x104 cm4
Momen inersia perkalian penampang komposit terhadap sumbu
xo yo
Ixy0 Ixy A.x ' y ' I xy A.x. y 37, 3x104 cm4 1176 17, 54 18, 77
I xy0 Ixy0 1, 42 x104 cm4
Mekanika Bahan Teknik Mesin
97
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
Soal – Soal Latihan 4.1
Tentukan titik berat G penampang komposit di bawah ini
4.2
Tentukan titik berat G penampang komposit di bawah ini
4.3
Tentukan titik berat G penampang komposit di bawah ini
4.4
Tentukan titik berat, momen inersia terhadap sumbu x dan y dari gambar penampang di bawah ini:
Jawab :G 4,24cm; 8,16cm ; I 28759,81cm4 ; I 24902,48cm4 x y
98 Marthen PALOBORAN
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
4.5
Hitunglah momen inersia Ix , I y , I , Ixy terhadap sumbu x dan y pada penampang baja siku di bawah ini:
Jawab :1,40x104 cm4;1,15x104 cm4;2,55x104 cm4;5,52x104 cm4 4.6
Hitunglah momen inersia perkalian komposit yang melewati titik berat
xo , yo pada penampang di bawah ini:
Jawab : Ixy
o
4.7
0,76 x104 cm4
Tentukan titik berat dan hitung momen inersia penampang berbentuk Z
yang melewati sumbu titik berat global (komposit) Ix , I y , Ixy , dan Ixyo
seperti gambar di bawah ini:
Jawab :G 9,71cm; 17, 23cm ; I 3,05 x104 cm4 ; I 3,97 x104 cm4 ; x y I p 7,02 x104 cm4 ; I xy 22,03 x104 cm4 ; I xy0 13,73 x104 cm4
Mekanika Bahan Teknik Mesin
99
Bab 4 Titik Berat & Momen Inersia
4.8
Hitung momen inersia Ix , I y , Ixy , dan Ixyo penampang berbentuk Z yang melewati sumbu titik berat global (komposit) seperti gambar di bawah ini:
Jawab : Ix 139,88x104 cm4; I y 331,6x104 cm4; Ixy 142,65x104 cm4; Ixy
o
4.9
36,45 x104 cm4
Tentukan momen inersia perkalian dari penampang di bawah ini:
4.10 Tentukan momen inersia perkalian dari penampang di bawah ini:
100 Marthen PALOBORAN