4 Januari 2021 - Dimas Agil Prasetyo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL STUDI KASUS PENGELOLAAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DENGAN TERAPI OKUPASI



KARYA TULIS ILMIAH



DIMAS AGIL PRASETYO NIM. P1337420218065



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2020 i



PROPOSAL STUDI KASUS PENGELOLAAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DENGAN TERAPI OKUPASI



KTI Disusun guna memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto



DIMAS AGIL PRASETYO NIM. P1337420218065



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2020



ii



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Dimas Agil Prasetyo NIM



: P1337420218065



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal studi kasus ini yang saya tulis ini adalah benar benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal studi kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.



Purwokerto, 14 November 2020 Yang membuat pernyataan,



Dimas Agil Prasetyo



iii



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Proposal studi kasus oleh Dimas Agil Prasetyo NIM. P1337420218065 dengan judul Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Okupasi telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.



Purwokerto, 14 November 2020 Pembimbing I



Pembiming II



Dyah Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kep. NIP. 19760331 199803 2 001



Herry Prasetyo, MN NIP. 19730613 199803 1 001



iv



LEMBAR PENGESAHAN



Proposal studi kasus oleh Dimas Agil Prasetyo, NIM. P1337420218065 dengan judul Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah Dengan Terapi Okupasi, telah



dipertahankan di depan dewan penguji tanggal 07 Desember 2020.



Dewan Penguji : Mukhadiono, SST, MH NIP. 19590121 198403 1 001



Ketua Penguji



(



)



Herry Prasetyo, MN NIP. 19630613 199803 1 001



Penguji I



(



)



Dyah Wahyuningsih, S.Kep., Ns, M.Kep NIP.19760331 199803 2 001



Penguji II



(



)



Mengetahui Ketua Prodi DIII Keperawatan Purwokerto



Walin, SST, M.Kes NIP. 19650423 198803 2 002



v



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Studi Kasus “Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Okupasi” Penulis menyadari bahwa kegiatan ini dapat terselesaikan berkat adanya dukungan dari berbagai pihak, maka penulis pada kesempatan ini menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1.



Bapak Marsum, BE, S.Pd., MHP. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang



2.



Bapak Suharto, S.Pd., MN. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang



3.



Ibu Walin, SST., M. Kes. selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Purwokerto



4.



Ibu Dyah Wahyuningsih, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing I Karya Tulis Ilmiah yang luar biasa sabar dan pengertian dalam membimbing



5.



Bapak Herry Prasetyo, MN. selaku Dosen Pembimbing II Karya Tulis Ilmiah yang banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Proposal Pengelolaan Kasus Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III



6.



Kepada Orang Tua yang sangat luar biasa dalam membimbing penulis sampai saat ini.



7.



Kepada Semua Teman dimanapun berada. Dalam pembuatan studi kasus ini kami menyadari masih banyak kekurangan



dan jauh dari sempurna. Oleh karenaitu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.



vi



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i HALAMAN JUDUL................................................................................................ii HALAMAN KEASLIAN TULISAN......................................................................iii HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................iv HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...............................................................v KATA PENGANTAR..............................................................................................vi DAFTAR ISI.............................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix DAFTAR TABEL.....................................................................................................x BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................3 C. Tujuan Penelitian...................................................................................3 D. Manfaat Pnelitian...................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengkajian..............................................................................................6 B. Diagnosis keperawatan..........................................................................7 C. Perencanaan............................................................................................8 D. Pelaksanaan............................................................................................10 E. Evaluasi...................................................................................................10 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian............................................................................11 B. Subjek Penelitian....................................................................................11 C. Fokus Studi.............................................................................................12 D. Definisi Operasional...............................................................................12 E. Tempat dan Waktu................................................................................12



vii



F. Pengumpulan Data.................................................................................12 G. Penyajian Data.......................................................................................13 H. Cara Pengolahan Data...........................................................................13 I. Etika Penelitian......................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14



viii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1



: Lembar Bimbingan Penulisan KTI 



Lampiran 2



: Berita Acara Ujian Sidang 



Lampiran 3



: Informed Consent 



Lampiran 4



: SOP (Standar Operasional Prosedur) Terapi okupasi membuat kerajinan tangan



Lampiran 5



: Lembar Evaluasi



ix



DAFTAR TABEL 



Tabel  1. Kriteria hasil dan skala dalam perencanaan menurut Tim Pokja DPP PPNI (2019). 8 Tabel  2 - Perencanaan tindakan keperawatan sesuai teori Tim Pokja DPP PPNI (2018).



x



9



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan hal penting bagi manusia, individu yang sehat jiwanya secara mental dapat berfungsi secara normal dalam melaksanakan aktifitas sehari harinya.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana individu mampu berkembang dalam segi fisik,mental, spiritual dan social sehingga setiap individu mampu mengerti tentang kemampuanya sendiri dan mampu memberikan bantuan kepada individu lainya atau kelompoknya. Sebaliknya, orang yang kesehatan jiwanya terganggu maka akan mengalami hambatan perkembangan secara fisik, mental, spiritual dan social sehingga individu tidak dapat mengatasi tekanan dan tidak dapat bekerja secara produktif. Kesehatan jiwa menurut WHO adalah ketika seseorang merasa sehat secara keseluruhan dan mampu menghadapi tantangan hidupnya serta dapat menerima orang disekitar sebagaimana mestinya. Pada tahun 2020 di Indonesia sudah banyak penderita gangguan jiwa baik dari kalangan anak-anak sampai lansia dan menjadi masalah kesehatan yang serius. Menurut data Riskedas 2018 prevalensi gangguan jiwa pada tahun 2013 yaitu 1,7% dan meningkat menjadi 7% pada tahun 2018. Selain itu prevalensi depresi pada usia diatas 15 tahun yaitu 6,1% dan pasien yang melakukan pengobatan hanya 9%. Di Indonesia terdapat bermacam-macam gangguan jiwa denang penderita yang kerap kali dikucilkan, mendapatkan perlakuan diskriminasi di isolasi bahkan hingga di pasung. Ada banyak ganguan jiwa di indonesia seperti simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan salah satunya adalah gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah kronik merupakan penilaian negative atau tentang dirinya atau tentang 1



kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri dan berlangsung minimal 3 bulan (Herdman, 2018). Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri, kepercayaan diri menurun dan merasa gagal dalam melakukan sesuatu atau impian (Muhith, 2015). Harga diri rendah merupakan suatu masalah psikologi yang diderita individu di karenakan ketidakmampuan dalam menghadapi tekanan yang ada sehingga individu mengalami penurunan harga diri rendah. Menurut Nurhalimah, (2016:111) tanda dan gejala harga diri rendah ada beberapa seperti mengkritik tentang dirinya, memiliki perasaan tidak mampu dan selalu merasa pesimis, produktifitas terhadap dirinya selalu menurun, kurang memperhatikan perawatan dirinya dan berpakaian diri, makan selalu kurang, jika berbicara tidak berani untuk menatap lawan bicaranya cenderung membuang muka, nada berbicara lemah dan bersuara lembut. Harga



diri



rendah



tidak



secepatanya



ditangani



maka



akan



menyebabkan depresi bagi lansia sehingga lansia tersebut menarik diri dan berlanjut ke perilaku kekerasan bahkan resiko bunuh diri. Harga diri rendah pada lansia bisa disebabkan banyak hal salah satunya adalah kehilangan teman hidupnya, kehilangan kasih sayang atau merasa terancam oleh perlakuan orang lain yang menyebabkan individu tersebut menarik diri dan merasa mempunyai harga diri rendah (Yosep, 2010). Harga diri bisa meningkat dengan adanya perlakuan atau pendekatan dari seseorang sekitar seperti keluarga, sahabatnya, atau perawat yang bisa mengerti tentang keadaanya yang dialaminya serta bisa memberikan solusi agar pasien tersebut merasa memiliki harga diri yang tinggi. Seseorang yang memiliki harga diri rendah cenderung menarik diri dari lingkungan karena merasa keberadaan seseorang atau kelompok merupakan sebuah ancaman atau merasa minder akan keberadaan dirinya sedangkan seseorang yang memiliki harga diri tinggi cenderung aktif didalam kelompok dan mudah menerima keberadaan seseorang dan aktif beraktifitas didalam kesehariannya.



2



Dalam penanganan kasus harga diri rendah dapat menggunakan kombinasi terapi yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi, ada beberapa banyak contoh terapi non farmakologi untuk harga diri rendah seperti terapi kognitif, terapi bercocok tanam, terapi aktifitas kelompok , terapi kreasi seni dan salah satunya adalah terapi okupasi. Beberapa peneliti sudah pernah membuktikan keefektifan terapi okupasi diantaranya adalah ria dewi irawan dan Mamnu’ah. Terapi okupasi adalah suatu benuk psikoterapi yang berupa support aktivitas-aktivitas yang membuat individu untuk membangkitkan kemandirian secara edukasi dan kreatif agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat meningkatkan harga dirinya kembali. (Ponto, Bidjuni dan Karundeng, 2015:6) Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan melalui kegiatan atau pekerjaan terhadap anak yang mengalami gangguan kondisi sensori motor. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak di dalam mengembangkan kekuatan dan koordinasi otaknya (E. Kosasih, 2012;13) Terapi okupasi tidak hanya dapat meringankan harga diri rendah tetapi dapat menyembuhkan penderita serta terapi okupasi memiliki manfaat diantaranya seperti mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan atau mengupayakan/ mengadaptasi untuk melakuka aktifitas-aktifitas seharihari, produktivitas dan waktu luang dimanfaatkan melalui pelatihan, remidiasi stimulasi dan fasilitasi. Terapi okupasi meningkatkan kemampuan individu untuk terlibat dalam bidang kinerja antara lain aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan instrumental hidup sehari- hari serta bertujuan untuk membentuk seseorang agar mandiri. (ponto, Bidjuni dan Karundeng, 2015:6) .Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat karya tulis ilmiah dengan judul “Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Okupasi” B. Rumusan Masalah



3



Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan penelitan ini adalah “Pengelolaan pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Okupasi” C. Tujuan Penelitian 1.



Tujuan Umum Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa harga diri rendah dengan terpai okupasi.



2.



Tujuan Khusus a.



Melakukan pengkajian keperawatan pada klien gangguan jiwa harga diri rendah dengan terapi okupasi.



b.



Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien gangguan jiwa harga diri rendah dengan terapi okupasi.



c.



Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gangguan jiwa harga diri rendah dengan terapi okupasi.



d.



Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien gangguan jiwa harga diri rendah dengan terapi okupasi.



e.



Melakukan evaluasi pada klien gangguan harga diri rendah dengan terapi okupasi.



D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Pasien Menggunakan kegiatan terapi okupasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan harga diri dan aspek positif yang dimiliki oleh klien. 2. Masyarakat Sebagai salah satu informasi untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pengelolaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa harga diri rendah dengan menggunakan terapi okupasi sebagai salah satu intervensinya. 3. Penulis



4



Memperoleh pengalaman dalam melaksanakn aplikasi riset keperawatan di tatanan pelayanan keperawatan, khususnya penelitian tentang asuhan keperawatan pada klien harga diri rendah dengan terapi okupasi.



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Pengkajian Menurut Herdman (2018) pengkajian merupakan langkah pertama dalam mengumpulkan informasi subjektif dan objektif serta riwayat pasien/ rekam medik yang ada. Didalam pengkajian juga harus mendapat kekuatan dan risiko dari pasien agar dapat ditarik kesimpulan apa yang salah dari pasien dan tindakan apa yang dilakukan kepada pasien. Pengkajian keperawatan pada pasien harga diri rendah menurut Deden (2013) yaitu : a. Faktor Predisposisi 1.



Faktor yang memengaruhi identitas diri seperti orang tua yang tidak percaya kepada anaknya dan tekanan teman sebayanya



2.



Faktor yang memengaruhi penampilan peran seperti peran yang sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.



3.



Faktor yang memengaruhi harga diri seperti penolakan orang tua atau keinginan orang tua yang tidak realistik



b. Faktor Presipitasi 1. Situasi transisi peran yaitu bertambahnya atau berkurangnya orang yang dirasa penting dalam hidup pasien 2. Transisi peran sehat-sakit yaitu peran yang diakibatkan dalam keadaan sehat atau sakit seperti kehilangan bagian tubuh, perubahan fisik, perubahan ukuran, ancaman fisik (penggunaan oksigen,kelelahan dll) 3. Factor presipitasi yang diebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar seperti : a) ketegangan peran (frustasi) b) Konflik peran (Tidak tercapainya keinginan) c) Peran yang tidak jelas (Kurang pengetahuan tentang peranya)



6



d) Peran berlebihan (Kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan peran yang kompleks) e) Perkembangan transisi ( perubahan norma yang berkaitan untuk menyesuaikan diri) B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan harga diri rendah kronis (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) Definisi



Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berate, tidak berharga, tidak berdaya yang beralngsung dalam waktu lama dan terus menerus



Penyebab



1. Kegagalan berulang 2. Kurangnya pengakuan dari orang lain 3. Ketidakefektifan



mengatasi



masalah



kehilangan 4. Penguatan negative berulang Gejala



dan



mayor



tanda Subjektif : 1. Menilai diri negatif 2. Merasa bersalah 3. Merasa tidak mampu melakukan apapun 4. Meremehkan



kemampuan



masalah 5. Merasa tidak memiliki kelebihan Objektif : 1. Enggan mencoba hal baru 2. Berjalan menunduk Gelaja



dan



3. Postur tubuh menunduk tanda Subjektif :



7



mengatasi



minor



1.



Merasa sulit konsentrasi



2.



Sulit tidur



3.



Mengungkapkan keputusasaan



Objektif : 1. Kontak mata kurang 2. Lesu dan tidak bergairah 3. Berbicara pelan dan lirih Kondisi klinis terkait



4. Pasif 1. Cedera traumatis 2. Pembedahan 3. Kehamilan 4. Stroke



C. Perencanaan Perencanaan harga diri rendah merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan dan menetapkan target yang ingin dicapai dalam rencana tindakan yang dibuat (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019). Tabel 2.1 Kriteria dan hasil dalam perencanaan harga diri rendah (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) No. 1. 2.



Skala Awal



Kriteria Penilaian diri positif Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan



positif 3. Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri 4. Minat mencoba hal baru 5. Berjalan menampakan wajah 6. Konsentrasi Keterangan : 1. Menurun 2. Cukp Menurun 3. Sedang



8



Tujuan 5 5 5 5 5 5



4. Cukup Meningkat 5. Meningkat Tabel 2.2 Perencanaan harga diri rendah dengan terapi okupasi membuat kerajinan tangan (Tim Pokja, SIKI DPP PPNI, 2018) Terapi aktifitas menggunakan aktifitas fisik, kognitif, social dan spiritual tertentu untuk memulihkan keterlibatan, frekuensi atau durai aktivitas individu atau kelompok. No Intervensi 1. Ciptakan ruangan yang nyaman dan tenang 2. Ciptakan hubungan terapeutik dan kolaboratif yang aktif 3. Tujukan keterbukaan, empati, dan kesediaan mendengarkan pikiran dan 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.



perasaan pasien Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu Fasilitiasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami Berikan terapi okupasi membuat kerajinan tangan Jelaskan strategi dan proses terapi okupasi membuat kerajinan tangan Libatkan keluarga dalam aktivitas Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas



D. Pelaksanaan Penatalaksanaan terdiri atas melakukan dan mendekomentasikan tindakan



keperawatan



yang



dilakukan.



Perawat



melakukan



atau



mendokumentasikan tindakan keperawatan untuk disusun dan mencatat tindakan keperawatan dan respon dari klien (Kozier & at al, 2011). Penatalaksanaan pada klien harga diri rendah yaitu terapi okupasi agar pasien mempunyai aktifitas dan kreatifitas baru. Menurut dari penelitan yang dilakukan Mamnu’ah (2014) bahwa pasien dengan harga diri rendah dapat meningkatkan harga dirinya dengan cara terapi okupasi karena dapat membuat klien mempunyai kegiatan baru, mempunyai aktifitas baru serta klien dapat



9



termotivasi dan bisa lebih percaya diri setelah mempunyai kegiatan atau ketrampilan baru. E. Evaluasi Evaluasi adalah proses kelanjutan yang bertujuan untuk menilai perkembangan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus sesuai respon klien pada saat tindakan dilakukan. Menurut Keliat (2010) evaluasi perlu melibatkan keluarga agar dapat melihat perubahan pada klien dan dapat berupaya untuk mempertahankan serta memelihara perkembangan klien agar selalu berkembang. Klien dan keluarga perlu dimotivasi untuk penguatan diri klien (Keliat, 2010).Adapun evaluasi pasien harga diri rendah: a.



Dapat melakukan bina hubungan saling percaya



b.



Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik



c.



Menerima perubahan pada dirinya



d.



Dapat beradaptasi



10



BAB III METODE PENELITIAN



A. Rancangan Penelitian Dalam penyusunan laporan kasus in, penulis menggunakan rancangan kasus. Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan peristiwa yang terjadi pada masa sekarang. (Nursalam, 2015) Kemudian studi kasus ini yaitu studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien harga diri rendah menggunakan terapi okupasi. B. Subjek Penelitian Studi penelitian adalah pasien gangguan jiwa dengan masalah keperawatan harga diri rendah. Adapun kriteria klien yang dijadikan responden adalah sebagain berikut : 1



Kriteria Inklusi a. Pasien harga diri rendah berumur 20 hingga 60 tahun. b. Pasien dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik. c. Pasien dan keluarga bersedia menjadi partisipan.



2



Kriteria Eksklusi a. Pasien tidak sanggup mengikuti penelitian (mempunyai hambatan komunikasi, mengalami masalah pendengaran dan masalah lainya yang bisa mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh data). b. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau sakit



C. Fokus Studi Fokus studi pada penelitian ini adalah pengelolaan pada pasien harga diri rendah dengan terapi okupasi. D. Definisi Operasional 11



a. Harga diri rendah menurut Keliat (2010) yaitu kondisi dimana individu merasa dirinya lebih rendah dibandingan orang lain dan berfikir negative tentang dirinya sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi b. Terapi okupasi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada klien dengan gangguan fisik atau mental dengan menggunakan aktifitas bermakna yang bertujuan untuk mendirikan kemandirian individu agar mempunyai kegiatan dan ketrampilan pada kehidupan sehari hari serta mengisi waktu luang (Menkes.2014) E. Tempat dan Waktu Lokasi yang dipilih penulis dalam laporan studi kasus “Pengelolaan pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Okupasi” yaitu di puskesmas X, Waktu penelitian yaitu selama 3 hari dimulai sejak kunjungan pertama F. Pengumpulan Data Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan cara : 1. Wawancara Dalam penelitian ini penulis mengambil metode utama yaitu wawancara. Data yang diperlukan dari wawancara yaitu identitas, keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,riwayat kesehatan keluarga dan pengetahuan keluarga tentang harga diri rendah. Data tersebut didapat dari pasien dan keluarganya serta tenaga medis yang bersangkutan dengan pasien. 2. Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung pada klien dan respon klien pada saat sebelum dan sesudah tindakan terapi okupasi. Pengamatan tersebut dilakukan guna mendapatkan data objektif yang dilakukan secara langsung untuk melengkapi data yang diperlukan. 3. Studi Pustaka



12



Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan mencari referensi seperti jurnal, buku, artikel dan internet yang berkaitan dengan kasus yangdikelola. G. Penyajian Data Data yang disajikan secara tekstur sesuai dengan desain penelitian studi kasus dan dapat disertai dengan table, grafik dan gambar sesuai data yang diperoleh. H. Cara Pengolahan dan Analisa Data Pada penelitian studi kasus ini, data yang diperoleh mengguanakan aturan yang disesuaikan dengan desain penelitian studi kasus dan dapat disertai dengan ungkapan verbal dari subyek penelitian yang menjadi data pendukung. I. Etika Penelitian Dalam penelitian ini etika penelitian sangat penting agar dalam melakukan penelitian, peneliti tidak membuat kesalahan yang dapat klien terganggu dan menyebabkan data kurang faktual. Menurut Hidayat (2014) Beberapa etika yang harus diperhatkkan dalam penelitian adalah : 1. Informed Consent (Lembar Persetujuan menjadi klien) Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada klien, Kemudian peneliti memberikan informasi mengenai tujuan dilakukan penelitian dan memberikan hak dan kewajian klien. Penulis memberikan kesempatan klien untuk mengambil keputusan antara menolak atau mau menerima sebagai partisipasi. 2. Anonimity (Tanpa Nama) Penulis menjamin akan menjaga kerahasiaan klien dengan cara mencantumkan nama pasien dengan inisial 3. Confidentiality (Kerahasiaan)



13



Penulis menjamin kerahasiaan, seperti informasi responden di simpan di laptop pribadi dan data akan dimusnahkan atau dihapus setelah satu tahun penulisan.



14



DAFTAR PUSTAKA



Barimbing, M. A. (2020). Koping Sebagai Faktor Protektif Resiliensi Keluarga Yang Memiliki Remaja Dengan Gangguan Jiwa (Pendekatan Teori Keperawatan “Resilience” Haase&Peterson). NURSING UPDATE: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN: 2085-5931 e-ISSN: 2623-2871, 11(3), 17-24. Dermawan, D. & Rusdi. (2013). Keperawatan jiwa: konsep dan kerangka kerja asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and classification 2018-2020. Jakarta: EGC Hidayat. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika Keliat, B. (2010). Perawatan Pasien Gangguan jiwa Dirumah. Jakarta :UI. Kementrian Kesehatan RI. (2014). Undang-undang tentang kesehatan jiwa. (Online) Tersedia : https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5421550be624e/undangundang-nomor-18-tahun-2014?r=0&q=UU%20no%2018%20tahun %202014&rs=1847&re=2020 diakses 16 September 2020 Pukul 07:00 WIB) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peran Keluarga dukung kesehatan jiwa masyarakat. (Online) Tersedia : https://www.kemkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukungkesehatan-jiwa-masyarakat.html diakses 16 September 2020 Pukul 08:23 WIB) Kosasih, E. (2012). Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya Kozier,B.,Glenora Erb, Audrey Berman dan Shirlee J.Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ( Alih bahasa : Esty Wahyu ningsih, Devi yulianti, yuyun yuningsih. Dan Ana lusyana ). Jakarta :EGC Kozier, & et al. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, & praktik volume 1 (7th ed.; D. Widyarti, ed.). Jakarta: EGC Mamnu’ah. (2014). Terapi Okupasi Terhadap Harga Diri Klien Gangguan Jiwa, Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 : 193-196. 15



Menkes RI. (2014). Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 76 tahun 2014, Peraturan mentri kesehatan tentang Pelayanan Terapi Okupasi. Nurhalimah. (2016).Modul Mata Kuliah Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan Nursalam. (2015). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika Ponto, D., L., Bidjuni, H., dan Karundeng, M. (2015). Pengaruh Penerapan Terapi Okupasi Terhadap Penurunan Setres pada Lansia di Panti Wardha Damai Ranomuut Manado. eJournal Keperawatan, 3.



16



Lampiran 1



LEMBAR BIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO JURUSAN KEPERAWATAN- POLTEKKES KEMENKES SEMARANG



Nama



: Dimas Agil Prasetyo



NIM



: P1337420218065



Nama Pembimbing



: Dyah Wahyuningsih S.Kep.,Ns.,M.Kep



Judul KTI



: Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah Dengan Terapi Okupasi



No



HARI/



MATERI



SARAN



TANGGAL BIMBINGA



TANDA TANGAN MNTR PEMBIMBING



KAPRODI



N



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Ketua Program Studi DIII



Purwokerto,…………………….



17



Keperawatan Purwokerto



Pembimbing



Walin SST.,M.Kes. NIP. 19650423 198803 2 002



Dyah Wahyuningsih S.Kep.,Ns.,M.Kep NIP. 19760331 199803 2 001



18



Lampiran 2



BERITA ACARA UJIAN SIDANG (PROPOSAL KTI/LAPORAN KTI) Pada



hari……………tanggal……………bulan……………tahun……………,



mahasiswa :  Nama Mahasiswa



: Dimas Agil Prasetyo



NIM



: P1337420218065



Prodi



: DIII Keperawatan Purwokerto 



Jurusan



: Keperawatan 



Dengan judul proposal KTI/laporan KTI* :  “Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah Dengan Terapi Okupasi” Dinyatakan :  LULUS/LULUS DENGAN REVISI* LAYAK/TIDAK LAYAK* Dalam Ujian Sidang Proposal KTI/Laporan KTI dengan nilai……….(……………), Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan perbaikan sesuai dengan saran-saran dari Tim Penguji. Apabila berdasarkan hasil penelitian dari Tim Penguji proposal KTI/laporan KTI dianggap tidak sah maka keputusan ini akan ditinjau kembali.    *Coret yang tidak perlu Purwokerto, ……………… Mahasiwa



Ketua Penguji 



Dimas Agil Prasetyo NIM.P1337420218065



Mukhadiono, STT, MH.  NIP. 1959012 1198403 1 001 19



Tim Penguji :  NO . 1. 2. 3.



TANDA TANGAN



JABATAN



NAMA



Ketua Penguji Penguji 1 



Mukhadiono, SST., MH.



Penguji 2 



Dyah Wahyuningsih, M.Kep.



1.



Herry Prasetyo, MN



20



2. S.Kep.,



Ns.,



3. 



Lampiran 3



INFORMED CONSENT Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama (Inisial)



:



Alamat



:



Setelah mendapatkan keterangan dan informasi secukupnya mengenai manfaat dan risiko dari penelitian yang berjudul “Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah Dengan Terapi Okupasi”, Saya menyatakan bersedia/ tidak bersedia menjadi responden dengan tetap menjaga segala data dan privasi saya.



…..,…./…./2021



Responden



21



Lampiran 4



SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) “TERAPI OKUPASI MEMBUAT KERAJINAN TANGAN"



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TERAPI OKUPASI PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH Topik Pengertian



Terapi okupasi pada klien harga diri rendah Terapi okupasi adalah suatu benuk psikoterapi yang berupa support aktivitas-aktivitas yang membuat individu untuk membangkitkan kemandirian secara edukasi dan kreatif agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat meningkatkan harga dirinya kembali. (Ponto, Bidjuni dan Karundeng, 2015:6)



Tujuan



1. Pasien mampu mengetahui kemampuan positif yang dimiliki 2. Pasien



mampu



menerapkan



dan



mengembangkan



kemampuan positif tersebut agar dapat meningkatkan rasa percaya diri Indikasi



3. Pasien dapat memanfaatkan waktu luang Indikasi dari terapi okupasi adalah klien dengan kelainan tingkah laku, seperti klien harga diri rendah yang disertai



Alat dan bahan



dengan kesulitan berkomunikasi. 1. Kain flannel 2. Gunting 3. Lem 4. Benang dan jarum jahit 5. Kertas potong bundar



22



6. Tutup botol bekas Prosedur



7. Ring untuk gantungan 1. Pra Interaksi a. Melihat dan mengkaji data klien. b. Mengkaji riwayat kesehatan klien. 2. Orientasi a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan. d. Melakukan



kontrak



topik,



waktu



dan



tempat



pertemuan. e. Menjelaksan prosedur f. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien g. Menanyakan



apa



yang



menyebabkan



klien



mengalami harga diri rendah h. Menyebutkan aspek positif yang dimiliki klien i. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan j. Membantu pasien menetapkan kemampuan yang akan dilatih (terapi okupasi) 3. Kerja a. Memberikan arahan apa yang akan dibuat b. Mengobservasi alat dan bahan yang sudah disiapkan apakah sudah lengkap atau belum c. Mendampingi mulainya keterampilan kerja dan ajak bicara klien dengan memberikan arahan d. Menilai hasil yang sudah dibuat apakah sudah benar atau belum 4. Terminasi a. Melakuakan evaluasi tindakan apa yang sudah dibuat



23



b. Mengobservasi perasaan klien setelah melakukan tindakan keterampilan kerja c. Melanjutkan kegiatan tersebut untuk meningkatkan Evaluasi



kepercayaan diri Evaluasi mengenai ketepatan hasil pelaksanaan terapi khususnya tahap kerja, keaktifan pasien, proses pelaksanaan secara keseluruhan, dan peningkatan kepercaya diri pasien.



24



Lampiran 5



FORMAT EVALUASI TINDAKAN TERAPI OKUPASI Nama



:



Tempat/ Tanggal



:



A. Evaluasi Proses



DILAKUKAN YA TIDAK



NO



ASPEK YANG DINILAI



1.



Memperkenalkan Diri



2.



Mengungkapkan Perasaan



3.



Mampu menyebutkan aspek positif yang dimiliki



4.



Mampu menilai kemampuan yang masih bisa digunakan



5.



Mampu menetapkan kemampuan yang akan dilatih



6.



Mampu memahami apa yang akan dibuat



7.



Mampu memahami tujuan dan prosedur yang akan dilakukan



8.



Mampu mengobservasi alat dan bahan yang sudah disiapkan apakah sudah lengkap atau belum



25



9.



Mampu melakukan ketrampilan kerja sesuai arahan



10.



Mampu Menilai Hasil Total



B. Evaluasi Hasil NO 1.



2.



DILAKUKAN YA TIDAK



ASPEK YANG DINILAI Menjelaskan prosedur ketrampilan yang dibuat Menyampaikan melakukan



perasaan



kegiatan



setelah



terapi



okupasi



sampai selesai Menyampaikan manfaat yang dicapai 3.



4.



(dirasakan) setelah melakukan terapi okupasi sampai selesai Menyampaikan harapan dan rencana kegiatan setelah terapi selesai



26