5D Kel.12 (Pan, Pap Dan Ketuntasan Individu Klasikal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PAN, PAP DAN KETUNTASAN INDIVIDU DAN KLASIKAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di MI/SD Dosen Pengampu : Onwardono Rit Riyanto,M.Pd.



Disusun oleh kelompok 12: 1. 2. 3. 4.



Ladia Megianna Permani Fatimah Zahro Elya Maliyatul Jannah Ajid



(1908107133) (1908107153) (1908107161) (1908107166)



PGMI 5/D



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON 2020/2021



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Media Pembelajaran yang berjudul “ PAN, PAN dan Ketuntasan Individu klasikal.” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Cirebon, 04 September 2021



penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................................................i BAB I....................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................1 A.



Latar Belakang........................................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah......................................................................................................................2



C.



Tujuan........................................................................................................................................2



BAB II...................................................................................................................................................3 PEMBAHASAN...................................................................................................................................3 A.



Pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN)...........................................................................3



B.



Kelebihan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian Acuan Patokan (PAP)...........................5



C. Menentukan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian Acuan Patokan (PAP), Ketuntasan Individu Klasikal...............................................................................................................................6 BAB III................................................................................................................................................12 PENUTUP...........................................................................................................................................12 A.



Kesimpulan..............................................................................................................................12



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan dan menilai hasil belajar. Kemampuan guru dalam memilih dan menyusun instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan penilaian, mengolah dan menafsirkan hasil penilaian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas data hasil penilaian sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengolah dan menafsirkan hasil penilaian memerlukan sebuah acuan standar penilaian atau asesmen. Dalam melakukan penilaian ada 2 jenis standar yang dapat digunakan oleh guru dalam mengolah hasil penilaian yaitu : Penilaian Acuan Norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP). Kedua acuan ini menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan seseorang yang akan menghasilkan informasi yang berbeda maknanya.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian acuan patokan (PAP) dan ketuntasan Individu klasikal 2. Apa Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian acuan patokan (PAP) dan ketuntasan Individu klasikal 3. Bagaimana cara menentukan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian acuan patokan (PAP) dan ketuntasan Individu klasikal C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian acuan patokan (PAP) dan ketuntasan Individu klasikal 2. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian acuan patokan (PAP) dan ketuntasan Individu klasikal 3. Mengetahui cara menentukan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian acuan apatokan (PAP) dan ketuntasan Individu klasikal



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN) Penilaian acuan norma (PAN) merupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil belajar siswa pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi, dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas/ kelompok di pakai sebagai dasar penilaian. Pengertian lain PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai sekelompok siswa dalam satu proses pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan pada kelompok tersebut artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan skor pada kelompok itu. Dalam hal ini yang dimaksud dengan norma adalah kapasitas atau prestasi kelompok, sedangkan yang dimaksud dengan kelompok adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kata kelompok yang dimaksud adalah sejumlah siswa dalam satu kelas, sekolah dan provinsi atau wilayah.1 Jadi kesimpulannya bahwa Penilaian acuan norma (PAN )adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok, nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk dalam kelompok itu.  Pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP) Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria pencapaian tujuan (TKP) yang telah ditetapkan sebelumnya. PAP merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan. Bilamana siswa telah memenuhi patokan tersebut maka dinyatakan berhasil. Tetapi bila siswa belum memenuhi patokan maka dikatakan gagal atau belum menguasai bahan pembelajaran tersebut. Nilai-nilai yang diperoleh siswa



1



M. Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.



3



dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan siswa tentang materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda.2 Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional . Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP. Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran. Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara pandang yang harus diterapkan. PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning).3  Pengertian Ketuntasan Individu Klasikal Ketuntasan individu klasikal adalah Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.



Maramis. W. F. dan Sukardi. E, Penilaian Keberhasilan Belajar, Jakarta : Erlangga: university Press,1986. 3 Bistok Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang : Press, 1985. 2



4



Menurut Trianto, (2009:241) yaitu suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Ketuntasan belajar (daya serap) merupakan pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran. Ketuntasan belajar dapat dianalisis dari dua segi yaitu ketuntasan belajar pada siswa dan ketuntasan belajar pada materi pelajaran/tujuan pembelajaran, keduanya dapat dianalisis secara perorangan atau perkelas siswa. 4 B. Kelebihan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian Acuan Patokan (PAP)  Kelebihan Penilaian Acuan Norma (PAN) 



Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di pendidikan tinggi.







Asumsi bahwa tingkat kinerja yang sama diharapkan terjadi pada setiap kelompok siswa.







Hasil kelompok tengah (mean group) cocok dengan persentase untuk setiap tahun.







Bermanfaat untuk membandingkan sisw dalam lintas mata pelajaran/ dan memberikan hadiah atau penghargaan utama untuk sejumlah siswa tertentu.



 Kekurangan Panilaian Acuan Norma (PAN) Yaitu : 



Sedikit menyebutkan tujuan atau kompetensi siswa/mahasiswa apa yang mereka ketahui atau dapat mereka lakukan.







Sedikit menyebutkan kualitas pembelajaran







Tidak dapat diandalkan siswa/mahasiswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus pada tahun berikutnya







Referensi ini dapat menyebarkan peringkat, memperbesar-besarkan perbedaan dalam prestasi, dan menekan berbagai perbedaan







Kurang transparan, karena hasil penilaian akhir tidak diketahui para siswa.



 Kelebihan Penilaian Acuan Patokan (PAP) 



Dapat membantu guru merancang program dan tidak membutuhkan perhitungan statistic yang rumit.



 4



Dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.



Anas ,Sudjiono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Prees,2009.



5







Nilainya bersifat tetap selama standar yang digunakan sama.







Hasil penilaian dapat digunakan untuk umpan balik atau untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.







Banyak digunakan untuk kelas dengan materi pembelajaran berupa konsep dan mudah menilai karena ada patokan.







Dengan PAP guru dapat mengetahui perkembangan peningkatan kualitas pembelajaran setiap peserta didik.



 Kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu : 



Peserta didik betapa kurang pintarnya akan mendapatkan nilai tinggi jika butirbutir soal yang diberikan berbobot rendah.







Peserta didik betapa pintarnya akan mendapat nilai rendah, jika butir-butir soal yang diberikan terlalu sulit.







Tidak cocok digunakan untuk penilaian tes sumatif, Jika penilaian tes sumatif menggunakan PAP maka akan banyak peserta didik yang dinyatakan tidak lulus.







Tidak cocok digunakan untuk penilaian dalam rangka mengisi rapot .







Tidak cocok digunakan dalam rangka mengisi ijazah atau penentuan kelulusan.



C. Menentukan Penilaian Acuan Norma (PAN), Penilaian Acuan Patokan (PAP), Ketuntasan Individu Klasikal  Menentukan Penilaian Acuan Norma (PAN), Menurut M. Ngalim Purwanto, (2009:29) penyusunan penilaian acuan norma sebagai berikut: 1. Penggunaannya tidak ditekankan untuk mengukur penampilan eksak dari perilaku objektif. 2. Guru lebih banyak melakukan penilaian nilai norma saat proses belajar. 3. Seorang guru dapat menggunakan acuan norma nasional. 4. Penekanan dalam penilaian yang dilakukan dapat mengacu pada ketentuan atau norma yang berlaku di sekolah. Untuk dapat melakukan penyusunan, guru dapat membandingkan hasil belajar di kelas dengan acuan norma yang ada, termasuk pencapaian lulusan siswa dengan standar nasional yang besarnya 4,26. Apabila ternyata hasil pencapaian belajar di kelas tidak bebeda secara signifikan berarti dapat dikatakan siswa memiliki kemampuan baku (M. Sukardi, 2008:22) 6



Contoh cara untuk menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa: Sebelum akhir tahun ajaran, setiap sekolah akan mengadakan UAS (Ujian Akhir Semester), panitia ujian akan menentukan hasil nilai dengan patokan presentase yang menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan atau penguasaan terhadap materi yang diujikan. Nilai UAS adalah hasil dari PAP (Pernilaian Acuan Patokan) yang menentukan apabila sangat rendah maka dapat dinyatakan tidak lulus. Setelah itu nilai-nilai tersebut akan diolah dalam PAN (Penilaian Acuan Norma) agar nilai tersebut dapat diperbesar. Adapun rumus yang digunakan : PAN = (p + q +nR)/ (2+n) Keterangan : p = nilai rapot semester ganjil q = nilai rata-rata subsumatif semester genap R = nilai UAS n = koefisien dari nilai UAS / koefisisen R



Contoh : Seorang siswa MI di Kota Surabaya dengan koefisien R(n) ditentukan oleh disdik Kota Surabya adalah 0,75 memperoleh nilai p = 5 dan   q =8 dan hasil UASnya R(n) = 4. Dengan rumus yang berlaku makan nilai anak tersebut menjadi N = (p + q +nR)/ (2+n) N= (5+8+ (0,75 x 4) / (2+),75) N= 16 / 2,75 N= 5,82 Dari data rumus tersebut maka nilai yang dicantumkan di rapot adalah 5,82.  Menentukan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Penentuan nilai hasil tes belajar itu digunakan acuan kriterium (menggunakan PAP), maka hal ini mengandung arti bahwa nilai yang akan diberikan kepada testee itu harus didasarkan pada standar mutlak (standar absolute), artinya, pemberian nilai kepada testee itu dilaksanakan dengan jalan membandingkan antara skor mentah dengan skor maksimum ideal (SMI) yang mungkin dapat dicapai testee, kalau saja seluruh soal tes 7



dapat dijawab dengan benar. Karena itu maka pada penentuan nilai yang mengacu kepada kriterium atau patokan ini, tinggi rendahnya atau besar kecilnya nilai yang diberikan kepada masing-masing testee, mutlak ditentukan oleh besar kecil atau tinggi rendahnya skor yang dapat dicapai oleh masing-masing testee yang bersangkutan. Itulah sebabnya mengapa penentuan nilai dengan mengacu pada kriterium sering disebut sebagai penentuan nilai secara mutlak (absolute), atau penentuan nilai secara individual. Seorang dosen merencanakan tes hasil belajar dalam bidang studi nahwu sharaf. Soal-soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut terdiri atas 76 butir soal dengan skor maksimum idealnya (SMI) adalah 120. Misalkan tes hasil belajar bidang studi nahwu sharaf itu diikuti oleh 20 orang siswa dan dalam tes tersebut ke 20 orang siswa itu berhasil meraih skor-skor hasil tes tersebut :5 No urut siswa Skor 1



60



2



40



3



80



4



30



5



75



6



52



7



59



8



71



9



41



10



58



11



61



12



56



13



53



14



63



15



85



16



54



17



60



Nana, Sudjana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2005. 5



8



18



49



19



55



20



43



Apabila skor-skor mentah hasil tes yang dicapai oleh 20 orang siswa tersebut dalam penentuan nilai standarnya digunakan standar mutlak. Apabila skor-skor mentah tersebut kita ubah atau dikonversikan menjadi nilai standar maka nilai-nilai standar yang berhasil dicapai oleh masing-masing siswa adalah sebagai berikut : No urut siswa



Nilai



1



60/120 x100 = 55



2



40/120 x100 = 53



3



80/120 x100 = 67



4



30/120 x100 = 25



5



75/120 x100 = 62



6



52/120 x100 = 43



7



59/120 x100 = 49



8



71/120 x100 = 59



9



41/120 x100 = 34



10



58/120 x100 = 48



11



61/120 x100 = 51



12



56/120 x100 = 47



13



53/120 x100 = 44



14



63/120 x100 = 52



15



85/120 x100 = 71



16



54/120 x100 = 45



17



60/120 x100 = 50



18



49/120 x100 = 41



19



55/120 x100 = 46 9



20



43/120 x100 = 36



Seperti dapat diamati pada tabel diatas, maka dengan mengunakan standar mutlak, maka nasib seorang siswa mutlak ditentukan oleh dirinya sendiri secara individual, tanpa melibatkan atau mempertimbangkan sama sekali skor-skor yang dicapai oleh siswa lainnya. Selanjutnya patut diperhatikan, bahwa nilai yang berwujud angka, yang penentuannya didasarkan pada standar mutlak itu sebenarnya adalah merupakan angka persentase (%) mengenai tingkat kedalaman / tingkat penguasaan testee terhadap materi tes yang dihadapkan kepada mereka. Dalam pernyataan tersebut terkadang makna, bahwa nilai yang penentuannya didasarkan pada standar mutlak itu menunjukkan berapa persen dari 100% tujuan intruksional khusus yang telah ditentukan, telah dapat dicapai atau dipahami testee. Jadi, jika seorang siswa memperoleh nilai 50 maka hal itu merupakan petunjuk bahwa siswa tersebut hanya mampu memahami sebagai 50% dari tujuan intruksional khusus yang ditentukan. Demikianlah seterusnya. Karena nilai hasil tes ditentukan dengan mengacu pada patokan (PAP) itu sebenarnya merupakan angka persentase, maka guru akan dapat segera mengetahui, siswa manakah penguasaannya tergolong tinggi, sedang rendah. Itulah terutama kebaikan yang dimiliki oleh penilaian beracuan patokan (PAP). Penilaian beracuan patokan (PAP) sangat cocok diterapkan pada tes-tes formatif, dimana guru ingin mengetahui sejauh mana siswanya telah terbentuk setelah mereka mengikuti program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan mengunakan PAP dimana guru dapat mengetahui berapa orang siswa yang tingkat penguasaannya tinggi, rendah dan cukup,maka guru tersebut akan dapat melakukan upaya-upaya/ ikhtiar yang dipandang perlu agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Namun penilaian acuan patokan ini sebaiknya jangan digunakan pada penenmtuan nilai hasil tes sumatif seperti pada ulangan umum dalam rangka mengisi nilai rapot, atau pada ujian akhir dalam rangka mengisi nilai ijazah atau STTB, sebab sebagai mana telah disinggung dalam pembicaraan dimuka karena PAP sama sekali tidak mempertimbangkan kemampuan kelompok rata-rata, maka dengan menerapkan PAP dalam tes sumatif biasa terjadi bahwa sebagian besar siswa tidak dapat dinyatakan lulus atau tidak naik kelas.6 6



http://anis-permata.blogspot.com/2012/09/penentuan-nilai-dengan-acuan-patokan.html?m=1



10



 Menentukan Ketuntasan Individu Klasikal Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut KB = x 100% Di mana: KB = ketuntasan belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = jumlah skor total Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. 7



7



Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2010.



11



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu



pada norma kelompok, nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilainilai siswa yang lain yang termasuk dalam kelompok itu. Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan.  Kelebihan Penilaian Acuan Norma (PAN) 



Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di pendidikan tinggi.







Asumsi bahwa tingkat kinerja yang sama diharapkan terjadi pada setiap kelompok siswa.



 Kekurangan Panilaian Acuan Norma (PAN) 



Sedikit menyebutkan tujuan atau kompetensi siswa/mahasiswa apa yang mereka ketahui atau dapat mereka lakukan.







Sedikit menyebutkan kualitas pembelajaran



 Kelebihan Penilaian Acuan Patokan (PAP) 



Dapat membantu guru merancang program dan tidak membutuhkan perhitungan statistic yang rumit.







Dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.



 Kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) 



Peserta didik betapa kurang pintarnya akan mendapatkan nilai tinggi jika butirbutir soal yang diberikan berbobot rendah.







Peserta didik betapa pintarnya akan mendapat nilai rendah, jika butir-butir soal yang diberikan terlalu sulit.



 Menentukan Penilaian Acuan Norma (PAN) PAN = (p + q +nR)/ (2+n)  Menentukan Penilaian Acuan Patokan Nilai = Skor mentah                x 100                      Skor maksimum ideal 12



 Menentukan Ketuntasan individu klasikal : KB = x 100%



DAFTAR PUSTAKA M. Ngalim Porwanto, Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi pengajaran,(Bandung. PT. Remaja Rosdakarya,2000), Cet Ke-9,hlm.29. Maramis. W. F. Dan Sukardi. E, Penilaian Keberhasilan Belajar, Jakarta : Erlangga: university Press,1986. Bistok Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang : Press, 1985. Anas ,Sudjiono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Prees,2009. Nana, Sudjana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2005. http://anis-permata.blogspot.com/2012/09/penentuan-nilai-dengan-acuan-patokan.html?m=1 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2010.



13