7 1 32 1 10 20181113 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Migasian ISSN-p 2580-5258 Vol. 1 No. 1 : Juni 2017



PENERAPAN DAN INSPEKSI PERALATAN PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN SERANG Yenny Frisca Madhona*), Rahmad Siwu Program Studi Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kebakaran, Diploma III Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu *) email: [email protected]



ABSTRAK Di indonesia, hingga saat ini kebakaran merupakan bahaya potensial yang masih kerap terjadi baik di tempat kerja maupun pemukiman penduduk. Data kasus kebakaran yang di kutip dari pusat laboratorium fisika forensic mabes polri dari tahun 1990-2001. Kebakaran merupakan suatu kejadian yang tidak di inginkan oleh pihak manapun. kebakaran dapat terjadi dimana saja termasuk di tempat kerja. Tidak ada tempat kerja yang dapat di jamin bebas resiko dari bahaya kebakaran. terjadinya kebakaran ini dapat di sebabkan oleh faktor manusia, kondisi lingkungan maupun manajemen. Sumber-sumber pemicu terjadinya kebakaran di tempat kerja antara lain listrik, sambaran petir, pengelasan, pemakaian bahan dan cairan mudah terbakar, reaksi bahan kimia, percikan/bunga api, gesekan, rokok, dan lain-lain. Tujuan dilaksanakan kerja praktek ini untuk mengetahui program, prosedur, implementasi dan tindak lanjut Penerapan dan implementasi inspeksi pada peralatan kebakaran aktif di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang. Metodologi pelaksanaan kerja praktek adalah metode interview, metode observasi, metode literature. Kerja praktek dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang.Prosedur yang ada telah memenuhi kebutuhan inspeksi dimana prosedur yang ada telah menjelaskan kapan dilakukan inspeksi dan tahapan inspeksi yang dilakukan, tetapi untuk prosedur yang mengkhususkan ke alarm kebakaran masih dibuat secara umum belum ada prosedur yang mengkhususkan kepada alarm kebakaran.Tindak lanjut alat yang rusak ataupun dalam kondisi yang kurang baik maka tim EHS akan melakukan open PR ( Purcahase Request ) untuk penggantian peralatan sistem kebakaran proteksi dan open WO ( Work Order ) untuk perbaikan peralatan sistem kebakaran. Hasil inspeksi yang sudah dilakukan di informasikan kepada head/ departemen menggunakan form inspeksi ataupun dokumentasi soft copy hasil inspeksi. Kata kunci : Penerapan, inspeksi, peralatan, proteksi, kebakaran aktif



ABSTRACT In Indonesia, up to now the fire is a potential danger that still often occur both in the workplace and residential population. The fire case data quoted from the center of the forensic physics laboratory of Polri Headquarters from 1990-2001. Fire is an event that is not desired by any party. fires can occur anywhere including at work. No workplace can be guaranteed risk free from fire hazard. the occurrence of these fires can be caused by human factors, environmental conditions and management. Sources of the triggers of fire in the workplace include electricity, lightning strikes, welding, use of materials and flammable liquids, chemical reactions, sparks / sparks, friction, cigarettes, and others. The purpose of this practical work to know the program, procedures, implementation and follow-up Implementation and implementation of inspection on active fire equipment at PT. Multimas Nabati Asahan - Serang. Methodology of implementation of practical work are interview method, observation method, literature method. Practical work done at PT. Multimas Nabati Asahan - Serang.Prosedur already meet the needs of the inspection where the existing procedures have explained when the inspection and inspection stage is done, but for procedures that specialize to fire alarms are still made in general there is no procedure that specializes in fire alarms. further damaged equipment or in poor condition then EHS team will do open PR (Purcahase Request) for replacement of fire protection system equipment and open WO (Work Order) for repair of fire system equipment. The results of inspections that have been done inform the head / department using the inspection form or soft copy of the inspection results. Keywords: Implementation, inspection, equipment, protection, active fires



1.



PENDAHULUAN



Pada tahun 2012, kejadian kebakaran terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tello Makassar, Sulawesi Selatan. Kebakaran terjadi pada pukul 23.10 wita. Penyebab kebakaran tersebut tidak diketahui pasti, namun yang diketahui api berasal dari PLTD yang terkoneksi dengan gardu. (Anonim, 2012).



Di Indonesia, hingga saat ini kebakaran merupakan bahaya potensial yang masih kerap terjadi baik di tempat kerja maupun pemukiman penduduk. Data kasus kebakaran yang di kutip dari pusat laboratorium fisika forensic mabes polri dari tahun 1990-2001 adalah sebagai berikut: tahun 1990-1996, jumlah kejadian 2,033 kasus (80% kasus di tempat kerja, 20% kasus bukan di tempat kerja) dan tahun 1997-2001 jumlah kejadian: 1,121 kasus (76,1% terjadi di tempat kerja 23,9% bukan tempat kerja), dari data tersebut ternyata tempat kerja lebih besar peluangnya terjadi kebakaran, karena semua unsur yang dapat memicu kebakaran terdapat di tempat kerja. (Depnakertans)



Pada tahun yang sama, kebakaran juga terjadi pada dua unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di PLN Rayon Langsa yang terdapat di Pulau Pusong, Gampong Teulaga Tujoh, Kecamatan Langsa Barat. (Anonim, 2012). Kebakaran Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi di



30



Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 1 No. 1: Juni 2017



Penerapan Dan Inspeksi Peralatan Proteksi Kebakaran Aktif PT. Multimas Nabati Asahan Serang tengah masyarakat khususnya di daerah pemukiman, tempat kerja dan perkantoran. Bencana kebakaran ini menimbulkan kerugian yang besar, baik korban jiwa atau cidera serta kerugian material. (Ramli S, 2010) Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang di sertai dengan timbulnya api. Dasar Hukum Sebagai acuan ada beberapa peraturan yang saya gunakan sebagai berikut: 1) Undang - Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. 2) Permen No. 04 Tahun 1980 Tentang Tentang Syarat - Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan APAR. 3) INS 11/M/BW Tahun 1997 Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran. 4) Permen No. 02/Men/1983 Tentang Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik. Berdasarkan peraturan diatas, kewajiban perusahaan dalam menjamin keselamatan pekerja serta menyediakan sarana proteksi kebakaran telah diatur sebagai dasar dan standar dalam pemenuhan peralatan proteksi kebakaran. Proses Terjadianya Api Api adalah suatu reaksi kimia cepat (oksidasi) yang terdiri dari tiga unsur yaitu panas, udara, dan bahan bakar yang menghasilkan panas dan cahaya. Api dapat terjadi jika suatu bahan bakar, udara dan panas bertemu dan bereaksi serta didukung oleh tingkat kemampuan terendah dan tertinggi suatu bahan dapat menyala. Udara (O₂) Baha n



API



Kelas C



Instalasi Listrik



Breaker Listrik Dan Alat Rumah Tangga, MCC, TRAFO Kelas D Logam Magnesium, Almunium, Natrium, Kalium. Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04/MEN/1980 Tabel 2. Klasifikasi Kebakaran NFPA Inspection Manual Seventh Edition:1997 KELAS JENIS CONTOH Kelas A



Padat Bukan Logam Cair Atau Gas Listrik



Kebakaran Dengan Bahan Bakar Padat Biasa Kelas B Kebakaran Bahan Cair Atau Yang Sejenis Kelas C Kebakaran Listrik (MCC/TRAFO) Kleas D Logam Magnesium, Potassium, Titanium Sumber : Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran (Soehatman Ramli, 2010) Metode Penanggulangan Kebakaran Untuk menangulangi kebakaran terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam praktik dilapangan, Metode yang digunakan bertujuan untuk memutus salah satu reaksi dari unsur segitiga API :



Panas



Gambar 2. Segitiga Api Sumber: Pengantar Kebakaran I (Madoeretno, 2013)



Gambar 1. Segitiga Api Sumber: (Madoeretno, 2013) Klasifikasi Kebakaran Klasifikasi Kebakaran menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 04/MEN/1980 Bab 1 pasal 2, ayat 1 mengklasifikasikan kebakaran menjadi 4, yaitu: Tabel 1. Klasifikasi Kebakaran Permen No.04/MEN/1980 KELAS Kelas A



JENIS Padat



Kelas B



Cair



CONTOH Kebakaran Kayu, Kertas, Kain, Plastik Kerosene, Solar, Premium, Minyak Goreng



Adapun penangulangannya maupun motede yang digunakan seperti : a. Smothering : Proses yang menghilangkan atau mengurangi oksigen dalam proses pembakaran. b. Dilution : Proses ini untuk memisahkan zat kimia aktif pada reaksi nyala api atau juga memutus reaksi nyala api c. Cooling : Proses yang umumnya untuk memadamkan kebakaran dengan cara menurunkan temperature bahan bakar sampai tidak dapat menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. d. Starving : Proses pemindahan bahan bakar untuk memadamkan kebakaran. Peralatan Proteksi Kebakaran



©Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258



31



Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 1 No. 1: Juni 2017



Penerapan Dan Inspeksi Peralatan Proteksi Kebakaran Aktif PT. Multimas Nabati Asahan Serang Peralatan proteksi kebakaran adalah alat ataupun instalasi yang disiapkan untuk mendeteksi dan atau memadamkan kebakaran atau yang biasa disebut sistem proteksi kebakaran aktif. Berikut adalah beberapa contoh peralatan proteksi kebakaran aktif (APAR, Hydrant, Alarm Kebakaran, Pompa Kebakaran Inspeksi Inspeksi merupakan penilaian secara rinci terhadap tempat-tempat kerja khusus, departemen, unit area, mesin atau proses untuk mencari dan memastikan setiap potensi bahaya agar dapat teridentifikasi secara dini dan dilakukan perbaikan (Madoeretno, 2013). Tahapan pelaksanaan inspeksi peralatan dilakukan dengan konsep manajemen PDCA ( Plan – Do – Check – Action). Manfaat inspeksi untuk melakukan pengecekan apakah ada suatu penyimpangan / pertentangan dari program yang sudah ditentukan, menggairahkan kembali (interest) terhadap keselamatan kerja, mengevaluasi kembali semua safety standar yang ada, sebagai bahan untuk safety meeting, guna memeriksa fasilitas-fasilitas baru dan menilai tingkat kesadaran keselamatan kerja pada karyawan. Jenis inspeksi berkala (Periodic Inspections), tidak teratur (Intermittent Inspections), berlanjut, atau teratur (Continuous Inspections), khusus (Special Inspections). 2.



METODOLOGI Orientasi Lapangan



Pelaksanaan



Pengambilan Data



Data 1.



Interview/wawancara dengan operator 2. Pengamatan langsung dilapangan 3. Dokumentasi dan referensi



Pengolahan Data



Hasil



Pembahasan



Kesimpulan



Program Inspeksi peralatan proteksi kebakaran aktif Berdasarkan hasil observasi langsung, Program inspeksi peralatan proteksi kebakaran aktif di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu : a. Continuous Inspections (berlanjut, atau teratur) Inspeksi yang dilakukan secara teratur di PT. Multimas Nabati Asahan-Serang adalah kegiatan inspeksi dengan checklist yang ada dan dilakukan berulang sesuai dengan jadwal, seperti beberapa inspeksi berikut : Tabel 3. Kegiatan Inspeksi Teratur di PT. MNA Serang (PT.MNA – Serang) No Kegiatan Inspeksi Frekuensi PIC 1 APAR 1 Bulan ALL HoD 2 Hydrant 1 Bulan Engineering, P2K3 & EHS 3 Pilar Hydrant 1 Bulan Engineering, P2K3 & EHS 4 Smoke Detector 6 Bulan Engineering, P2K3 & EHS 5 MCFA 6 Bulan Engineering, P2K3 & EHS 6 Head Detector 6 Bulan Engineering, P2K3 & EHS 7 Alarm System 6 Bulan Engineering, P2K3 & EHS Inspeksi ini di lakukan oleh tim engineering, perwakilan P2K3 seksi keselamatan serta tim EHS, kegiatan inspeksi ini di lakukan di seluruh area perusahaan, yang di mana inspeksi ini lebih mengutamakan pengecekan visual terhadap kondisi alat fire protection/proteksi kebakaran aktif, sesuai dengan program yang telah disusun. b. Special Inspections (khusus) Inspeksi khusus yang ada di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan dengan metode tambahan dari inspeksi rutin yang dilakukan, atau dilakukan bersama dengan tim, maupun dengan pihak ke 3. Adapun contoh kegiatanya seperti pada tabel di bawah ini: Inspeksi khusus ini di lakukan oleh tim engineering, dan beserta tim EHS, maupun pihak ke 3, pada kegiatan inspeksi khusus ini, lebih mengutamakan terhadap instalasi fire protection aktif dan pengecekan fungsi dari fire protection aktif, (pompa, valve, jalur instalasi, dan fire alarm system).



Gambar 3. Diagram Alir Penelitian



3.



HASIL DAN PEMBAHASAN



Prosedur Inspeksi PT. Multimas Nabati Asahan – Serang Prosedur Inspeksi APAR dan hydrant di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang merujuk pada SOP-MNA/EHS-446-12, kegiatan inspeksi di lakukan oleh perwakilan P2K3 seksi keselamatan dan di dampingi oleh tim EHS atau orang yang sudah dilatih dan berkompeten di bidangnya. ©Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258



32



Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 1 No. 1: Juni 2017



Penerapan Dan Inspeksi Peralatan Proteksi Kebakaran Aktif PT. Multimas Nabati Asahan Serang



Tabel 4. Kegiatan Inspeksi Khusus di PT. MNA Serang. No Kegiatan Frequensi PIC Keteranga Inspeksi n 1 APAR 1-5 Tahun EHS Refill 2 APAR 5 - 12 Pihak Hydrostat Tahun Ke3 ic test 3 Springkler 1 Tahun Engineer lubricate, ing & drain test EHS 4 Pressure 1 Tahun Engineer Kalibrasi Gauge ing & EHS Performan 1 Tahun Engineer Testing 5 ce hydrant ing & EHS Prosedur Inspeksi Alarm Kebakaran di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang di lakukan oleh tim Engineering dan didampingi oleh EHS, Prosedur Inspeksi Pompa Kebakaran di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang merujuk pada SOPMNA/EHS-446-13 Implementasi Penerapan Inspeksi Sistem Proteksi Kebakaran Aktif Di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang Implementasi Penerapan Inspeksi Sistem Proteksi Kebakaran Aktif Di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang Pelaksanaan inspeksi APAR dilakukan setiap 1 bulan, dan 1 tahun. Di perusahaan ini memiliki 3 jenis APAR seperti :Dry powder A B C(46 Buah APAR), CO2 (12 Buah APAR), Halotron / Clean Agent (14 Buah APAR). Inspeksi dilakukan setiap 1 bulan sekali, 1 tahun sekali, inspeksi bertujuan untuk memastikan kondisi dan kesesuain APAR, adapun yang di inspeksi visual setiap bulan yaitu selang, tabung, handle, media isi apar, segel, manometer, segitiga APAR. Inspeksi 1 tahun sekali ini mengkhususkan terhadap perbaikan APAR rusak dengan yang baru ataupun merefill APAR. Inspeksi ini di lakukan agar tidak memunculkan kemungkinan kerusakan dan ketidaksesuaian terhadap APAR. Metode inspeksi di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang sebagai berikut: pastikan kondisi tabung tidak ada karat/retak/bocor, bagian bawah tabung/base plate tidak ada karat/retak/bocor, handle dalam kondisi baik, tidak rusak/deformasi karena terbentur, Pin tersedia dan memiliki segel, hose/selang tidak ada yang bocor, nozzle tidak ada yang tersumbat kotoran, APAR mempunyai pressure dan terdapat isi media didalamnya, segitiga APAR terpasang dan lihat manometer untuk melihat pressure APAR, jika menunjukan warna hijau berarti normal, jika menunjukan warna merah keatas berarti themperatur naik, jika menunjukan warna merah kebawah berarti tidak ada pressure. angkat tabung dan turunkan posisi tabung untuk memastikan media pemadamanya tidak menggumpal, bersihkan seluruh bagian tabung, selang, handle dari seluruh kotoran dan debu, periksa tanda pemeriksaaan



APAR sesuai dengan area penempatan, catat hasil inspeksi pada tabel kolom yang tersedia, isi tanggal inspeksi, diparaf oleh tim EHS, di isi keteragan kondisi APAR Dari jenis APAR (Dry powder A B C, CO2, Halotron/Clean Agent ) tersebut telah memenuhi ketentuan untuk penanggulang kebakaran di perusahaan, penempatanya pun di sesuaiakan dengan krateria tempat dan jenis pemadamanya. Apabila dalam pelaksanaan inspeksi terdapat ketidak sesuaian di lapangan maka tim EHS akan mencatat pada form rekapitulasi pemeriksaan APAR, hasil dari inspeksi di laporan kepada head departemen. Pelakasanaan inspeksi APAR di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang jika merujuk berdasar PER. 04/MEN/1980. Tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadaman api ringan, Pelaksanaan inspeksi hydrant dilakukan setiap bulan, inspeksi ini di lakukan oleh tim EHS dengan menggukan from checklist hydrant untuk mencatat hasil inspeksi tersebut. Di perusahaan ini memiliki 2, tipe hydrant yaitu: hydrant kelas 1(10 Hydrant ), hydrant kelas 2 (12 Hydrant). Inspeksi dilakukan setiap 1 bulan sekali dalam pemeriksaan 1 bulan sekali ini bertujuan untuk memastikan kondisi dan kesesuain Hydrant, adapun yang di inspeksi setiap bulan yaitu kondisi fisik, pilar hydrant, nozzle, hose, dan tools yang ada didalam kotak hydrant. Inspeksi ini di lakukan agar tidak memunculkan kemungkin kerusakan dan ketidaksesusaian terhadap Hydrant . Metode inspeksi hydrant di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang sebagai berikut : Pastikan cabinet dalam kondisi baik dan tidak rusak: kondisi box hydrant, kunci box, kaca box, nozzle dalam kondisi baik dan tidak rusak, berkarat, kondisi nozzle, kondisi bracing nozzle, kondisi gasket tidak kaku, kondisi hose dalam keadaan baik, gulungan hose rapi, hose tidak retak, gasket tidak kaku, copling tidak berkarat, pressure gauges selalu ada dalam tekanan yang sudah ditentukan (5 bar), cap pilar tidak bocor, dan terhalang oleh benda-benda apapun, hose conection selalu baik dalam keaadan baik atau tidak berkarat, cap gasket dalam tempatnya dan tidak kaku ataupun putus, kondisi valve dalam kondisi yang baik dan tidak rusak, rantai cap pilar selalu terpasang diarea tersebut tidak ada benda, maupun barang yang menghalangi kinerja hydrant. Untuk hydrant kelas 1 berukuran selang 2,5 inci X 30 m dengan jenis selang rubber , pilar hydrant 2,5 inci dengan 2 koneksi, di pasang di halaman area perusahaan, untuk hydrant kelas 2 ini berukuran selang 1,5 inci X 30 m dengan jenis rubber dan di tempatkan di dalam area gedung. Dan pada saat penempatan hydrant di sesuaikan dengan potensi bahaya dan kebakaran yang ada di area perusahaan. Apabila terdapat ketidak sesuaian maka tim EHS akan melaporkan kepada head departemen, agar mendapatkan tindak lanjut bagi alat-alat yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan inspeksi hydrant di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang jika merujuk berdasar INS.11/M/BW/1997 tentang petunjuk pengawasan sistem proteksi kebakaran. Pelaksanaan inspeksi alarm kebakaran di lakukan setiap 6 bulan sekali, hanya saja pelaksanaan program tidak berjalan dengan baik, di karenakan belum adanya peralatan yang sesuai untuk melakukan inspeksi



©Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258



33



Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 1 No. 1: Juni 2017



Penerapan Dan Inspeksi Peralatan Proteksi Kebakaran Aktif PT. Multimas Nabati Asahan Serang ini dan terkendala akses yang sulit di jangkau oleh inspector. Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian dan kondisi alarm kebarakan, adapun inspeksi yang dilakukan 6 bulan sekali ini dilakukan pengecekan visual seperti, cek kondisi panel, cek batterai, membersikan semua alarm kebakaran, inspeksi 1 tahun sekali ini mengkhusukan terhadap pengecekan fungsi alarm kebakaran. Inspeksi ini di lakukan agar tidak memunculkan kemungkin kerusakan dan ketidaksesusaian terhadap alarm kebakaran. Metode inspeksi alarm kebakaran di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang seperti berikut: Cek batterai dan kondisi panel, bersihkan smoke detector, heat detector dari kotoran dan debu, pastikan aliran listrik selalu ada, Uji coba terhadap smoke detector, heat detector (simulasi). Dalam pelaksanaan Inspeksi alarm kebakaran di PT Multimas Nabati Asahan - Serang menggunakan Formulir checklist. Pada saat melakukan pemasangan atau penetuan penempatan disesuaiakan dengan pontensi bahaya yang ada pada perusahaan. Untuk pelakasaan tindak lanjut terhadap fire alarm sistem ini belum di lalukan tindak lanjut, di sebabkan pelakasanaan inspeksi ini belum berjalan dengan program yang ada, dan masih dalam tahap pembangunan. Pelaksanaan inspeksi alarm kebakaran di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang jika merujuk bedasar Permen No. 02/Men/1983 Tentang Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automati. Pelaksanaan inspeksi terhadap pompa kebakaran ini di lakukan setiap satu minggu sekali, tetapi untuk saat ini pompa kebakaran ini masih dalam tahap pembangunan dan juga masih dalam commissioning. Di perusahaan ini memiliki 3 jenis pompa seperti (Pompa Jockey, Pompa Utama (Electrik), Pompa Cadangan (Diesel) Inspeksi di lakukan setiap 6 bulan sekali. adapun yang di inspeksi seperti, memastikan transfer switch pilot light dapat menerangi, memastikan phase reverse alarm pilot light dalam keadaan off atau normal phase pilot light dalam keadaan on, Pemeriksaan tangki bahan bakar terisi ¾ penuh, Periksa kontroler dan verifikasi tombol selector pada posisi otomatis, Periksa untuk memastikan level air pendingin normal. Inspeksi ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan kerusakan atau tidak beroperasinya pompa pada saat terjadi kebakaran. Adapun metode inspeksi pompa kebakaran di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang seperti berikut: Pompa Utama (periksa untuk memastikan transfer switch pilot light dapat menerangi, Pastikan tombol isolasi tertutup untuk memastikan phase reverse alarm pilot light dalam keadaan off atau normal phase pilot light dalam keadaan on) Pompa Cadangan (Periksa tangki bahan bakar terisi ¾ penuh, kontroler dan verifikasi tombol selector pada posisi otomatis, untuk memastikan pembacaan voltage pada kedua set baterai normal, periksa dan pastikan permbacaan aliran listrik normal dari kedua set baterai. level oil berada pada sudut kanan gear drive dan pastikan level crankcase oil dan level elektrolit di baterai benar. untuk memastikan terminal baterai bebas korosi dan sambungan telah erat, periksa untuk memastikan level air pendingin normal. Bila disediakan, periksa untuk memastikan



jaket pemanas air beroperasi agar antifreeze pada sistem pendingin heat exchanger telah tercukupi seluruh selang, jalur bahan bakar, dan sambungan jalur pendingin untuk setiap kebocoran dan untuk memastikan mereka pada kondisi yang baik). Pompa jockey (Pengecekan pompa jockey dilakukan di panel pompa jockey, dimana pengecekan ini untuk memastikan tekanan selalu tetap normal). Pompa diperusahaan ini telah memenuhi kapasitas untuk penanggulan kebakaran, untuk kapasitas pompa jockey ini memiliki kapasitas 40 GPM, pompa utama memiliki kapasitas 1500 GPM, untuk pompa diesel memiliki kapasitas 2000 GPM. Pelaksanaan inspeksi pompa kebakaran di PT. Multimas Nabati Asahan - Serang jika merujuk berdasarkan Interuksi Menteri Tenaga Kerja No INS.11/M/BW/1997 tentang evaluasi pompa harus mempunyai karakteristik tekanan minimal 4,5 kg/cm dengan laju aliran 500 GPM. Pompa kebakaran yang dimiliki PT. Multimas Nabati Asahan – Serang sudah memenuhi ketentuan yang berlaku dan melebihi peraturan yang ada. Pompa kebakaran yang ada di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang ini masih dalam tahap commissioning, tetapi untuk perencanaan inspeksi sudah di buatkan dan prosedur inspeksi sudah ada di SOP-MNA/EHS-446-13. Laporan hasil inspeksi di PT. Mulitmas Nabati Asahan Serang memiliki tahapan seperti di bawah: Hasil inspeksi yang terdapat dalam kolom checklist akan dilaporkan kepada head/departemen. Form checklist inspeksi di dokumentasikan dalam bentuk soft copy dan hard copy. Data soft copy di kirimkan kepada departemen yang terkait.



Form checklist



Inspeksi



Approval Head Dep



Follow up Gambar 4. Alur laporan hasil inspeksi Jika terdapat ketidaksesuain dalam pelaksanaan hasil inspeksi maka tindak lanjut pelaksanaan akan dilakukan oleh departemen terkait baik dalam bentuk PR ( Purchase Request ) maupun WO (Work Order) . 4.



KESIMPULAN



Program inspeksi peralatan kebakaran aktif di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang sudah tersedia meliputi, program inspeksi berlanjut atau teratur, dan inspeksi khusus. Prosedur inspeksi peralatan kebakaran aktif di PT. Multimas Nabati Asahan – Serang merujuk pada SOP yang ada. Implementasi inspeksi peralatan kebakaran aktif di PT. Multimas Nabati Asahan – serang masih di lakukan oleh tim



©Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258



34



Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 1 No. 1: Juni 2017



Penerapan Dan Inspeksi Peralatan Proteksi Kebakaran Aktif PT. Multimas Nabati Asahan Serang EHS dan belum di lakukan secara optimal.



5. 1. 2. 3.



[10]



Suma’mur, Keselamatan Kerja Kecelakaan, 1981



Dan



Pencegahan



SARAN Membuatkan SOP kepada peralatan yang belum mempunyai prosedur inspeksi di peusahaan Meningkatkan inspeksi terhadap peralatan kebakaran aktif yang ada Memastikan tanggung jawab terhadap program, prosedur yang ada pada pelaksanaan isnpeksi



6. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada PT. Mulitmas Nabati Asahan - Serang atas kesempatan untuk pengambilan data dan berbagi ilmu pengetahuan.



REFERENSI [1] Intruksi Menteri Tenaga kerja No:INS.11/M/BW tahun 1997 Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulan Kebakara [2] Maduretno, Amiroel Pribadi. Active Fire Protection. Diktat Kuliah, Akamigas Balongan. [3] Maduretno, Amiroel Pribadi. Fire Equipment Test and Inspection. Diktat Kuliah, Akamigas Balongan. [4] National Fire Protection Association (NFPA) 10, Fire Extinguisher and Installations. [5] National Fire Protection Association (NFPA) 14, standard Instalation Of Stand Pipe And Hose System [6] Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 02 tahun 1983 Tentang Intalasi Kebakaran Automatik. [7] Undang-undang No.01 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. [8] Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.01 tahun 1980 Tentang kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Kontruksi Bangunan. [9] Ramli, Soehatman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kerja, 2010



©Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258



35