7 Manfaat Doa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

7 MANFAAT DOA Saudaraku … do’a itu memiliki banyak sekali fadhilah atau keutamaan. Berikut beberapa di antaranya: Pertama: Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ُ ‫الدُّ َعا ُء ه َُو ْال ِعبَادَة‬ “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin Basyir) Kedua: Do’a adalah sebab untuk mencegah bala’ bencana. Ketiga: Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah. Manfaat do’a ada dalam tiga keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut, َ ‫ْس ِفي َها إِثْ ٌم َوالَ قَ ِطيعَةُ َر ِح ٍم إِالَّ أ َ ْع‬ َّ ُ‫طاه‬ ٍ َ‫َّللاُ بِ َها إِحْ دَى ثَال‬ « ‫ث إِ َّما أ َ ْن تُعَ َّج َل َلهُ دَع َْوتُهُ َوإِ َّما أَ ْن‬ َ ‫ما ِم ْن ُم ْس ِل ٍم يَدْعُو بِدَع َْوةٍ لَي‬ َّ « ‫ قَا َل‬.‫ قَالُوا ِإذا ً نُ ْكثِ ُر‬.« ‫ُّوء ِمثْلَ َها‬ ‫َّللاُ أ َ ْكثَ ُر‬ ِ ‫ف َع ْنهُ ِمنَ الس‬ ِ ‫« يَد َِّخ َرهَا لَهُ فِى‬ ْ َ‫اآلخ َرةِ َو ِإ َّما أ َ ْنُُ ي‬ َ ‫ص ِر‬ “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid) Keempat: Do’a adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan menghadapi musuh. Kelima: Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang pada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak diibadahi semata tidak pada selainnya. Keenam: Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya. Ketujuh: Do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, َّ ‫َم ْن لَ ْم يَ ْسأ َ ِل‬ ‫ضبْ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫َّللاَ يَ ْغ‬ “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) Semoga faedah ilmu ini memberikan kita motivasi untuk terus berdo’a dan banyak memohon pada Allah. Setiap do’a pasti bermanfaat. Setiap do’a pasti akan diberi yang terbaik oleh Allah menurut-Nya. Jadi jangan putus untuk terus memohon.



10 PENYEBAB DOA TIDAK DIKABULKAN ALLAH SWT Dikisahkan bahwa suatu hari, Ibrahim bin Ad-ham melintas di pasar Bashrah, lalu orang-orang berkumpul mengerumuninya seraya berkata, “Wahai Abu Ishaq, apa sebab kami selalu berdoa namun tidak pernah dikabulkan.?” Ia menjawab, “Karena hati kalian telah mati oleh 10 hal: Pertama, kalian mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-Nya. Ke-dua, kalian mengaku cinta Rasulullah SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM tetapi meninggalkan sunnahnya. Ke-tiga, kalian membaca al-Qur’an tetapi tidak mengamalkannya. Ke-empat, kalian memakan nikmat-nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tetapi tidak pernah pandai mensyukurinya. Ke-lima, kalian mengatakan bahwa syaithan itu adalah musuh kalian tetapi tidak pernah berani menentangnya. Ke-enam, kalian katakan bahwa surga itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah beramal untuk menggapainya. Ke-tujuh, kalian katakan bahwa neraka itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak mau lari darinya. Ke-delapan, kalian katakan bahwa kematian itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah menyiapkan diri untuknya. Ke-sembilan, kalian bangun dari tidur lantas sibuk memperbincangkan aib orang lain tetapi lupa dengan aib sendiri. Ke-sepuluh, kalian kubur orang-orang yang meninggal dunia di kalangan kalian tetapi tidak pernah mengambil pelajaran dari mereka.” (SUMBER: Mi’ah Qishshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundi, Juz.II, hal.94)