811 Pengantar Daftar Bacaan Semester II 2023  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR



(GBM GPI dan Anggota PGI) MAJELIS SINODE



Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182, E–mail: , Website:



Nomor : 811/GMIT/I/F/Jun/2023 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Pengantar Daftar Bacaan GMIT Semester II Juli - Desember 2023 Kepada



7 Juni 2023



: Yang Terhormat, 1. MKH se-GMIT 2. MJH se-GMIT Masing-masing di Tempat



Salam dalam Kasih Yesus Kristus, Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera. Dengan penuh sukacita kami kirimkan Daftar Bacaan GMIT Semester II Juli – Desember 2023. Daftar bacaan ini untuk menjawab kebutuhan pelayanan jemaat di tahun 2023 dan kami berharap dapat menjadi pedoman yang dapat dipakai dalam pelayanan jemaat. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama kami syukuri dengan doa dan ucapan limpah terima kasih



Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor Ketua,



Sekretaris,



Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon



Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th



Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 : Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th; Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM, Anggota-Anggota: Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM



Daftar Bacaan Alkitab GMIT Semester II (Juli–Desember 2023)



2



Saudara-saudari seluruh anggota Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang dikasihi Tuhan! Daftar Bacaan Alkitab GMIT ini disusun untuk memandu semua penyelenggaraan ibadah minggu, hari raya gerejawi dan hari raya khusus di GMIT selama tahun pelayanan 2023, bulan Juli sampai dengan Desember. Sehubungan dengan terbitnya Daftar Bacaan Alkitab GMIT semester II Tahun 2023 ini, maka kami mohon perhatian saudara-saudari terhadap hal-hal berikut: 1. Dalam Daftar Bacaan ini, tema periode pelayanan tahun 2020-2023 dan Sub Tema tahun 2023, dijabarkan dalam tema bulanan serta tema mingguan. Dengan demikian, semua bentuk pelayanan, termasuk ibadah, di jemaat-jemaat GMIT dapat berjalan bersama-sama mencapai tujuan sub tema, yang merupakan turunan dari tema periodik kita “Roh Kudus Menjadikan dan Membaharui Segenap Ciptaan”. Sedangkan subtema adalah Roh Kudus Menguatkan Persekutuan dan Memimpin Gereja Menjadi Berkat Bagi Semesta (bdk Efesus 3:16-17). 2. Daftar bacaan ini berisi masa raya, nas bacaan, serta tema dan pokok-pokok khotbah stola dan simbol liturgi. Masa raya menunjukkan pada ibadah hari raya gerejawi, hari raya khusus di GMIT, dan ibadah minggu. Nas bacaan ada dua, yaitu mazmur dan bahan khotbah. 3. Dalam daftar ini juga diatur pelaksanaan pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus Triwulan II, III dan IV. Pencantuman tanggal tersebut mempertimbangkan juga pelayanan di jemaat yang bermata jemaat. 4. Daftar bacaan ini dipedomani untuk kebaktian minggu, dan jika ada pelayanan khusus di jemaat, pada hari Minggu, maka dapat disesuaikan. 5. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menata dan melayani kehidupan iman warga jemaat se-GMIT. Roh Kudus kiranya terus menguatkan persekutuan kita dan memimpin GMIT untuk menjadi berkat bagi semesta.



3



Tema Bulan Juli (Bulan Pendidikan): Persekutuan yang Belajar Menjadi Berkat Ibadah



Tema Dan Pokok-Pokok Khotbah



Tanggal: Minggu, 2 Juli 2023



Pengajaran Menuntun kepada Kebijaksanaan



 Masa Raya : Minggu Biasa IV Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 119:1-16 2. Khotbah: Mazmur 119:97-112 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi  (merah, kuning, hijau)



Bijaksana dapat diartikan sebagai kepandaian untuk membedakan yang baik dari yang jahat, yang adil dari yang tidak adil, yang benar dari yang tidak benar. Seseorang yang diajar oleh hukum Tuhan akan lebih bijaksana daripada lawannya (ay 98), pengajar (ay 99), tua-tua bijak yang terkenal (ay 100), rayuan-rayuan dosa (ay 101). Melalui firmanNya, Tuhan adalah Guru (ay 102), dan hasilnya adalah kasih (ay 97), kerinduan (ay 103) dan pengertian moral yang kukuh (ay 104). Seseorang yang ingin memiliki hikmatNya, harus hidup seturut firmanNya.







Melalui mazmur ini kita disadarkan tentang pentingnya proses menghayati pengajaran, yaitu mencerna, merenung, dan menerapkan Firman Tuhan dalam praktek hidup setiap hari. Manfaat belajar adalah agar kita menjadi lebih bijaksana, tidak sekedar meniru cara hidup orang lain atau larut dalam perkembangan dunia sekitar. Keluarga, gereja dan masyarakat sebagai persekutuan yang bertanggung jawab terhadap pengajaran perlu mendorong agar tiap orang bertumbuh dalam pengajaran dengan cara mendengar Firman dengan sungguh, merenungkan secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan setiap hari. Pada akhirnya orang terlihat menjadi pribadi yang menujunkkan integritas Kristiani yang mumpuni dan kehadirannya menjadi berguna bagi kehidupan bersama.



Tanggal : 3-8 Juli 2023







Pemazmur menceritakan bagaimana dia mempelajari Taurat Tuhan dan dia menjadi lebih bijaksana daripada para musuhnya, para pengajarnya, dan orang-orang yang lebih tua. Penekanannya pada Taurat sebagai sumber pengetahuan. Pemazmur mengasihi Tuhan sehingga ia senantiasa merenungkan TauratNya. Ia bukan saja membaca kitab Taurat, tetapi juga mencerna apa yang dibacanya di dalam pikirannya, dan kemudian menerapkannya kepada diri sendiri. Dengan cara demikian pemazmur mengalami manfaat pengajaran yaitu ia menjadi lebih bijaksana daripada musuh-musuhnya.



Perjamuan Kudus Mempersatukan Kita dengan Yesus Perjamuan Kudus diwajibkan oleh Yesus kepada kepada para murid-Nya. Tujuan merayakan Perjamuan Kudus adalah supaya pada murid terus mengingat akan Yesus, karya dan pengajaran-Nya. Kewajiban itu diwariskan kepada gereja sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sampai 4



Masa Raya : Persiapan Perjamuan Kudus Triwulan II



sekarang kita terus menyelenggarakan Perjamuan Kudus dengan maksud tersebut. 



Teks kita berbicara tentang model persekutuan antara orang percaya yang merayakan Perjamuan Kudus dengan Kristus. Seperti makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh untuk memberi kekuatan, daya hidup. Makanan dan minuman yang masuk ke tubuh mengalami penyatuan dengan diri orang yang makan dan minum. Penyatuan itu berdampak bagi kehidupannya. Di dalam Perjamuan Kudus, roti yang dimakan dan anggur yang diminum bersama merupakan simbol tubuh dan darah Kristus. Perjamuan Kudus memberi penyatuan antara kita dengan Kristus. Penyatuan itu menimbulkan kekuatan dan daya hidup untuk melanjutkan karya iman, sebagaimana Tuhan Yesus teladankan. Penyatuan kita dengan Kristus melalui Perjamuan Kudus memampukan kita menjalani kehidupan sekarang ini dan memberi jaminan kehidupan kekal. Dengan kata lain, di dalam Perjamuan Kudus, orang-orang yang makan dan minum bersama, dipersatukan satu dengan yang lain, dan dipersatukan juga dengan Kristus untuk melakukan karya Allah dalam kehidupan sekarang ini, sambil menyongsong kehidupan kekal.







Perjamuan Kudus kita selenggarakan dengan tiga makna yaitu: Pertama, sebagai momen penyatuan kita dengan Yesus yang mempersatukan kita. Kedua, momen penguatan iman. Dengan menikmati PK, iman kita dikuatkan untuk menjalani kehidupan dan menyongsong kehidupan kekal bersama Yesus. Ketiga, hidup yang ditunjukkan adalah hidup yang memperlihatkan dengan nyata bahwa Kristus di dalam kita dan kita di dalam Kristus. Orang lain harus melihat itu dengan jelas dalam diri setiap orang Kristen.



Nas bacaan: Yohanes 6:48-59 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal 3-8 Juli 2023 Perjamuan Kudus Triwulan II Nas Bacaan: Petunjuk Hidup Baru Matius 22:34-40 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau) Tanggal: Minggu, 9 Juli 2023 Masa Raya: Minggu Biasa V Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 113 2. Khotbah: Yeremia 18:1-12











Beri Diri untuk Diproses Tuhan Hasil tidak akan pernah mengkhianati proses. Artinya, proses yang baik akan berujung pada hasil yang baik. Hidup yang lebih baik tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan berproses melalui berbagai pengalaman suka-duka. Belajar dari seorang tukang periuk, sebagaimana pesan bacaan kita, maka proses untuk menjadi sesuatu yang diharapkan merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus, bahkan terkadang berulang. Tuhan membentuk umat5 Israel seperti pola kerja seorang tukang periuk. Apabila bejana yang sedang



Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal: Minggu, 16 Juli 2023 Masa Raya: Minggu Biasa VI Nas Bacaan: 1. Mazmur : Mazmur 111 2. Khotbah: 2 Tawarikh. 17:1-9, Efesus 4:17-24 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak maka tukang periuk itu menghanncurkannya lalu membentuknya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya, dengan cara yang lebih dinamis sesuai dengan harapan. Prosesnya menyakitkan tapi memungkinkan untuk mencapai tujuan Tuhan. 



Tantangan pendidikan dan pengajaran hari ini adalah orientasi hidup yang serba instan (mudah dan murah), enggan berusaha dengan sungguh-sungguh, apalagi berkorban demi dapat proses yang berangsur dan bertahap menuju kedewasaan dan keahlian yang berkualitas. Akibat dari proses asal-asalan mengakibatkan generasi yang kurang percaya diri, rapuh dan mudah putus asa. Tantangan tersebut perlu dihadapi bersama di dalam keluarga, gereja dan masyarakat untuk membangun budaya pendidikan dan pengajaran yang memerdekakan kita dari budaya instan. Belajar bukanlah aktivitas satu kali seumur hidup atau pun kegiatan sewaktu-waktu. Generasi masa depan yang lebih baik bertumbuh melalui proses belajar yang kreatif, terus menerus, berulang. Memberi diri untuk terlibat dalam setiap proses dimulai dengan penyerahan diri, ketaatan untuk berproses dan kesediaan untuk mengalami jatuh bangun. Pasti menyakitkan namun itu perlu sehingga pada akhirnya kita bisa berhasil mencapai tujuan Tuhan atas kita. 







Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan Pengembangan SDM merupakan syarat utama kemajuan gereja dan bangsa. Data statistik GMIT sementara yang dirilis BP4S per 7 Mei 2023 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan warga GMIT didominasi tamatan SD (31,35%) dan SMA (23,84%). Jemaat yang berpendidikan diploma I-IV hanya mencapai 1,74%, Sarjana sebanyak 5,40%, S2 sebesar 0,29% dan S3 berjumlah 0,02%. Dalam situasi ini selayaknya Perayaan Bulan Pendidikan tidak hanya bermakna ritual dan seremonial tapi perlu di dorong pada upaya konkrit untuk meningkatkan sumber daya manusia GMIT. Bacaan pertama berbicara tentang pembaruan yang dilakukan oleh Yosafat. Ia mengutamakan pengajaran umat dengan mengutus para guru yang terdiri dari para pembesar dan imam dengan cara demikian, dia mendidik umat Israel untuk mengenal jalan Tuhan serta aktif beribadah. Para pengajar yang diutus raja mengelilingi kota di Yehuda untuk mengajar rakyat tentang kitab Taurat. Bacaan kedua, rasul Paulus menasehatkan jemaat di Efesus supaya mereka meninggalkan pola hidup manusia lama, dan mengenakan pola hidup manusia baru. Untuk menjadi manusia baru, diperlukan kecerdasan spiritualitas dan juga cerdas intelektual. Rasul Paulus mengingatkan bahwa manusia baru itu mengalami pembaharuan roh dan pikiran, artinya ia beriman tapi ia juga berintelektual.







GMIT sementara bergumul untuk meningkatkan kualitas pendididikan antara lain melalui sekolahsekolah GMIT. Upaya itu memerlukan kerjasama semua pihak, gereja pemerintah dan berbagai pihak lainnya. Dalam konteks GMIT, kehadiran sekolah GMIT merupakan alat kesaksian gereja di bidang 6 pendidikan demi memperbaiki kualitas sumber daya manusia di masa depan. Peningkatan kualitas



SDM, bukan saja tugas gereja tetapi merupakan tugas semua pihak. Tanggung jawab gereja seperti Yosafat, mengutus para pengajar, tapi juga mendukung dan mengapresiasi semua orang yang bekerja di bidang pendidikan. Hal sederhana dapat kita lakukan, mendoakan pekerjaan para pendidik dan keberlangsungan sekolah-sekolah GMIT. Jemaat juga memberi apreasiasi dengan memberi tepukan tangan bagi anak-anak yang belajar, memberi tepukan tangan bagi para guru, para pekerja di bidang pendidikan, baik itu, guru, dosen, pegawai, penjaga sekolah, anak-anak sekolah, para penjual jajanan sekolah. Tanggal: Minggu, 23 Juli 2023 Masa Raya: Minggu Biasa VII Nas Bacaan: 1. Mazmur : Mazmur 19:8-15 2. Khotbah: Titus 2:110











Rasul Paulus menasehati Titus sebagai anak rohaninya yang akan melanjutkan karya pelayanannya. Isi nasehat dapat dikelompokkan dalam dua kategori yakni aspek pengajaran dan keteladanan. Kata-kata yang terkait dengan pengajaran yaitu ajaran yang sehat, cakap mengajarkan hal-hal yang baik, mendidik orang-orang muda, menasehati orang muda untuk menguasai diri dalam segala hal, jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaran, sehat dan tiak bercelah dalam pemberitaan. Hal yang terkait keteladanan adalah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, kasih dan ketekunan. Hidup beribadah, jangan memfitnah, jangan jadi hamba anggur, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangga, baik hati, jadikan diri teladan berbuat baik, jadi hamba yang taat, jangan berbantah, jangan curang, tulus dan setia. Dengan demikian kita dapat simpulkan bahwa pengajaran dan keteladanan merupakan dua hal yang berkaitan erat. Dengan demikian seseorang tidak hanya dilengkapi dengan kognisi, tapi juga afeksi dan psikomotorik.







Pengajaran memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan, pemahaman dan perilaku. Pengetahuan memperlengkapi kemampuan berpikir, aspek pemahaman berkaitan dengan kemampuan mengolah emosi dan perilaku untuk melatih ketrampilan bertingkah laku agar sesuai dengan norma-norma pengetahuan. Dengan demikian pengajaran tidak hanya mencakup pengetahuan intelektual yang dipercakapkan melainkan juga melalui praktek hidup sehari-hari, dalam keluarga, dalam lingkungan dan interaksi dengan orang lain dan dalam masyarakat.



Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal: Minggu, 30 Juli 2023 Masa Raya: Minggu Biasa VIII Nas Bacaan 1. Mazmur : Mazmur 49:1-16 2. Khotbah : Amsal 2:1-22



Pengajaran Keteladanan Pengajaran dan keteladanan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Pengajaran bukan hanya melalui ucapan, tetapi melalui praktek hidup yang sesuai dengan pengajaran yang diucapkan. Teori dan praktek mesti seimbang. Apalagi manusia lebih mudah belajar dari teladan dibanding teori dan kata-kata nasehat.







Pendidikan untuk Memperoleh Hikmat Kemajuan dalam berbagai bidang hidup, membawa dampak postitif tetapi jika tidak dikelolah dengan baik akan berdampak7 negative, yaitu menjauhkan manusia dari Allah. Kemajuan Iptek seringkali menempatkan manus sebagai subyek utama, karena mengandalkan daya pikir dan penguasaan ia



teknologi. Kecenderungan seperti ini membuat manusia mengabaikan hubungan dengan Tuhan. Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)







Amsal 2:1-22 hendak menegaskan bahwa hikmat mesti membawa manusia pada rasa takut akan Tuhan dan kebenaran. Hikmat melindungi dan menjauhkan manusia dari kecelakaan dan kejahatan. Dengan demikian hikmat memastikan orang untuk hidup dengan baik dan panjang umur. Pendidikan juga mesti melahirkan manusia yang menyadari bahwa "mendapatkan hikmat, mendapatkan hidup, membenci hikmat, mencintai maut” (Amsal 8:35-36). Pengembangan ilmu dan sains tidak boleh mengancam kehidupan manusia dan alam ciptaan Tuhan.







Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengharuskan kita untuk siap menghadapi perubahan dunia terutama dalam bidang pendidikan. Sehebat apapun perkembangan ilmu dan teknologi, pendidikan harus tetap berpusat pada manusia yang memiliki spiritualitas atau ketergantungan pada Allah. Prinsipnya adalah segala sesuatu, termasuk teknologi, ilmu pengetahuan berasal dari Allah maka mesti diperuntukkan untuk kemuliaan Allah dan keberlangsungan kehidupan.



Tanggal



Tema Bulan Agustus (Bulan Kebangsaan): Semakin Bersekutu, Semakin Terlibat, Semakin Menjadi Berkat : Minggu, 6 Agustus 2023 Berdoa dan Berkarya untuk Keselamatan Bangsa



Masa Raya



:Minggu Biasa IX







GMIT menetapkan bulan Agustus sebagai bulan Kebangsaan. Tujuan perayaan bulan kebangsaan dimaksudkan untuk meningkatkan semangat kebangsaan warga gereja, agar menjadi warga negara yang aktif dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Keterlibatan dalam membangun kehidupan berbangsa yang baik dilakukan melalui doa dan karya yang benar dan sungguh-sungguh.







Sodom hendak dihukum akibat kejahatannya. Tetapi Abraham berdoa dan melakukan negosiasi dengan Allah agar hukuman dibatalkan. Abraham menawarkan syarat bahwa bila ada 50, 45, 40, 30, 20, bahkan 10 saja orang benar di Sodom, kiranya Allah tidak memusnahkan kota itu. Artinya orang-orang benar menjadi prasyarat keselamatan satu kota, betapa pun di situ banyak orang jahat. Sebab Allah memperhitungkan keberadaan orang benar.







Orang Kristen dipanggil berdoa dan berkarya bagi bangsa. Itu dimulai dengan memiliki hidup benar di tengah bangsa Indonesia. Hidup benar artinya hidup selaras firman Tuhan, berperilaku lurus, jujur, bertanggungjawab, setia, dan rela berkorban, tidak melakukan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) demi kemajuan bangsa. 8



Nas Bacaan 1. Mazmur: 102:13-23 2. Khotbah: Kejadian 18 :16-33 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Hiduplah secara benar dalam masyarakat dan di tempat kita bekerja. Bekerja dengan jujur dan benar di mana pun kita berkarya, agar kita berkontribusi bagi pembangunan bangsa, sehingga bangsa kita diselamatkan dari ketertinggalan dalam segala bidang kehidupan. Tanggal 2023 Masa Raya Nas Bacaan 1. 2.



: Minggu, 13 Agustus 



Dalam konteks gereja dan bangsa, kita tidak dapat menyangkali adanya kemajemukan. Di gereja kita punya berbagai ragam karunia atau kemampuan dan dalam kehidupan berbangsa, kita beragam secara, agama, etnis, bahasa, dialek, keahlian, dll. Perbedaan-perbedaan ini mesti dikelolah untuk merawat persatuan, demi keutuhan gereja dan bangsa. Sebab Allah menciptakan segala sesuatu sejak semula dalam perbedaan namun dengan tujuan saling memperlengkapi.



Khotbah: Efesus 4:1-16 



Dalam jemaat Efesus, terbentuk kelompok-kelompok kecil yang sulit dipersatukan karena perbedaan latar belakang etnis dan karunia. Jemaat yang berlatar belakang Yahudi memandang rendah mereka yang beratar belakang Yunani sehingga persekutuan jemaat sangat rapuh. Paulus menegaskan bahwa darah Kristus menyatukan mereka semua, apapun latar belakangnya. Yesus adalah Sang Damai Sejahtera yang telah menyatukan semua jemaat. Karena itu, Paulus meminta jemaat agar memelihara kesatuan Roh sebab mereka semua memiliki satu Allah, satu Bapa, satu iman, satu baptisan.



:Minggu Biasa X Mazmur: 95



Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal



Rawat Persatuan di tengah Perbedaan







Kita pun diajak untuk merawat persekutuan sebagai orang percaya. Sesama warga jemaat, sesama warga GMIT, sesama warga Kristen, meskipun ada perbedaan etnis/suku/budaya, kita adalah satu di dalam Kristus. Dalam konteks berbangsa, ada begitu banyak keanekaragaman (perbedaan), baik etnis/suku/agama/golongan/kelas sosial dll, tetapi kita semua terikat oleh NKRI. Pancasila menjadi perekat kita semua. Karena itu, kita mesti bersedia hidup di tengah perbedaan, saling menerima dan mau bekerja sama dengan sesama anak bangsa yang lain, sehingga bangsa kita bisa maju. Kita mesti menjunjung tinggi semboyan “Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu”, walaupun kita berbeda dalam banyak hal, tapi kita satu sebagai bangsa. Persatuan mesti dijaga dan dirawat.



:17-18 Agustus 2023



Masa Raya: Syukuran Kemerdekaan RI Nas Bacaan: 1. Mazmur



:mazmur 77:12-21



2. Khotbah



: Galatia 5:1-15



Kebebasan yang Bertanggungjawab 



Allah menciptakan manusia dengan kebebasan memilih. Dan kebebasan itu merupakan hak semua orang. Dalam konteks hidup bernegara, semua warga negara memiliki hak yang sama untuk bertanggungjawab merawat kehidupan bersama untuk mencapai masa depan. Dalam hal ini maka kebebasan mesti dipakai secara bertanggunjawab agar tidak menimbulkan kekacauan hidup berbangsa dan bernegara.







Guru-guru palsu yang menyesatkan jemaat bahwa sunat harus dikenakan bagi mereka yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Dalam konteks itu Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah membebaskan manusia 9



Stola



: Merah



Tanggal 2023 Masa Raya



dari segala adat-istiadat yang mengekang. Dalam Kristus ada kemerdekaan sejati. Namun kemerdekaan kristen tidak berarti bebas melakukan dosa dan kejahatan. Kemerdekaan bukanlah kesempatan untuk saling membinasakan. Sebaliknya, kebebasan itu mesti dimanfaatkan untuk saling melayani, menolong, peduli terhadap sesama. 



Kita dipanggil untuk merayakan kemerdekaan dengan cara berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Kebebasan yang kita miliki mesti kita gunakan untuk melakukan hal-hal konstruktif, kreatif, dan bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak. Hidup Sebagai Hamba Allah







Negara merupakan alat kesejahhteraan bagi seluruh warga negara. Pemerintah sebagai alat negara memiliki kekuasaan untuk mengelola negara demi kesejahteraan seluruh rakyat. Ketaatan kepada Allah tidak boleh dipertentangkan dengan kewajiban hidup sebagai warga Negara yang baik karena karya Allah harus disaksikan dalam semua bidang kehidupan. Hamba Allah dituntut untuk menyaksikan karya Allah dalam kehidupan bernegara.







Surat Petrus ditujukan kepada jemaat Kristen mula-mula yang sedang hidup dalam tekanan penganiayaan oleh karena iman kepada Kristus. Di tengah penderitaan jemaat dinasehati agar tetap berpengharapan kepada kasih Allah dan hidup sebagai hamba Allah yang setia. Kesetiaan kepada Allah menghasilkan cara hidup yang benar demi menyongsong harapan damai sejahtera yang dianugerahkan Allah di masa depan.







Nasehat surat Petrus kepada jemaat mendorong kita agar hidup sebagai hamba Allah di tengah pergumulan hidup di dunia. Hamba Allah diberkati dengan berbagai kemampuan untuk berbuat kebaikan bagi sesama dan bagi lingkungan sekitar dengan ketekunan bekerja, kedisplinan hidup, dan kesetiaan kepada pemerintah dan kepada semua pihak yang memiliki kuasa untuk mengelola kehidupan bernegara demi kesejahteraan bersama. Umat yang Menyebarkan Sukacita







Sukacita adalah salah satu buah Roh Kudus dalam kehidupan umat Allah. Umat patut bersukacita atas kasih Allah yang sempurna. Sukacita itu tidak untuk kehidupan pribadi namun juga untuk kehidupan bersama. Sukacita iman harus disebarkan agar semua orang merasakan dan menyukuri kasih Allah kepada semua orang dan segenap ciptaan.







Paulus bersukacita atas pertumbuhan iman jemaat Filipi oleh pelayanan bersama antara Paulus dan kawan-kawan sepelayanannya. Pelayanan jemaat tidak berhenti walaupun Paulus sedang berada di dalam penjara. Pelayanan tidak berhenti karena ada kawan-kawan sepelayanan yang terus melayani dengan tekun. Paulus tidak melayani sendirian. Karya Allah dinyatakan sebagai pelayanan bersama. Kesulitan dan penderitaan pun ditanggung bersama. Paulus mengajak jemaat agar bersukacita atas pelayanan bersama dan 1a0tas capaian pelayanan bersama. Sukacita itu bukan untuk diri mereka sendiri melainkan untuk disebarkan melalui kehidupan bersama yang penuh sukacita. Sukacita iman harus



: Minggu, 20 Agustus :Minggu Biasa XI



Nas Bacaan 1. Mazmur : Mazmur 102:13-29 2. Khotbah : 1 Petrus 2:11-17 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal 2023 Masa Raya



: Minggu, 27 Agustus :Minggu Biasa XII



Nas Bacaan 1. Mazmur



: Mazmur 16



2.Khotbah



: Filipi 4:2-9



Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning,



hijau)



disebarkan agar dialami dan disyukuri semua orang dan segala makhluk. 



Di tengah masyarakat yang menunjukkan potret suram, karena pergumulan dengan beragam soal dan kesukaran, orang percaya dipanggil untuk menghidupi syalom Allah, bersukacita dan menyebarkan sukacita. Menghadirkan sukacita melalui kehidupan persekutuan orang percaya yang aktif melayani demi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang lebih baik.



11



Tema Bulan September: Persekutuan Menjadi Sarana Berkat Tanggal: Minggu, 3 September 2023 Masa Raya



: Minggu Biasa XIII



Nas Bacaan 1. Mazmur



: Mazmur 37:34-40



2. Khotbah



: Roma 12:9-21



Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Jika Itu Bergantung Kepadamu, Hiduplah dalam Damai dengan Semua Orang! 



Semua orang menghendaki hidup dalam damai. Allah pun menghendaki kedamaian di dunia maka kehadiran Yesus Kristus adalah kehadiran yang membawa damai. Dan Allah memanggil kita untuk ikut mewujudkan kedamaian. Namun bukan berarti damai diperoleh ketika hidup tanpa masalah. Damai hanya akan diperoleh dengan berusaha mewujudkan damai. Dan hal itu menuntut tindakan iman yang aktif dan kreatif. Turut serta dalam berbagai upaya untuk menghindar dari kecelakaan, kekacauan dan biang masalah yang dapat mengganggu persaudaraan, kerukunan dan kerja sama dengan semua orang demi kebaikan bersama.







Jemaat di Roma merupakan minoritas waktu itu. Sebagai minoritas, mereka kadang-kadang mengalami diskriminasi, penolakkan bahkan penganiayaan. Dalam konteks itu, Paulus menasihati mereka untuk tetap hidup dalam kasih, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan mengusahakan perdamaian dengan semua orang. Tuhan Yesus telah menjadi teladan dalam hal ini.







Hidup dalam perdamaian dengan semua orang berarti harus memelihara kasih Kristus dalam hati, sehingga mudah memaafkan, tidak menyimpan kesalahan sesama, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi mau mengampuni dan menerima sesama. Kita dituntut untuk mengasihi, memaafkan, dan mau berdamai dengan siapapun yang merugikan kita, atau bahkan memusuhi kita. Berhati-hati dengan Kata-kata







Kata-kata memiliki kekuatan yang mempengaruhi seseorang dan sesuatu. Semua orang memerlukan kata-kata untuk mengungkapkan pikiran, ide dan gagasan kepada orang lain. Kata-kata yang baik demi kebaikan relasi. Namun kata-kata yang buruk dapat merusak hubungan baik. Kata-kata dapat disampaikan dengan verbal, melalui percakapan. Kata-kata juga dapat disampaikan melalui media nonverbal, seperti tulisan, bahasa tubuh, bahasa gerak, dan lain-lain.







Surat Yakobus ditujukan kepada jemaat-jemaat perantauan waktu itu. Kehidupan iman jemaat biasabiasa saja. Ada juga persoalan akhlak/moral yang mengganggu. Dalam bacaan ini, Yakobus berbicara tentang pentingnya pengendalian lidah yang dapat mencelakakan. Lidah ibarat api, atau binatang buas yang dapat menghancurkan apabila tidak dikendalikan. Dalam konteks bacaan ini, maksud dari pengendalian lidah adalah mengendalikan kata-kata. Hari ini kata-kata dapat disampaikan melalui berbagai media, baik media konvensional maupun media digital. Kata-kata yang disampaikan melalui media apa pun haruslah sesuai dengan pikiran yang bersih, hati yang tulus, dan tutur yang baik untuk disampaikan kepada orang lain.







Berhati-hatilah dalam berkata-kata. Gunakan kata-kata positif, membangun dan menghibur. Sebab katakata manusia punya kuasa. Dengan kata-kata, berilah berkat.



Tanggal: Minggu, 10 September 2023 Masa Raya :Minggu Biasa XIV Nas Bacaan 1. Mazmur



: Mazmur 149



2. Khotbah



: Yakobus 3:1-12



Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



12



Tanggal: Minggu, 17 September 2023 Masa Raya



:Minggu Biasa XV



Nas Bacaan 1. Mazmur



: 37:1-11



2. Khotbah



: Matius 20:1-16



Bekerja dengan Tulus 



Di dunia kerja, upah pekerja ditentukan dengan mempertimbangkan masa kerja dan waktu atau durasi orang bekerja. Pekerja dengan masa kerja yang lebih lama mempunyai hak untuk mendapatkan upah yang lebih besar daripada yang baru bekerja. Upah pekerja juga ditentukan oleh lama jam berkeja.







Cara perekrutan dan pembayaran upah pekerja kebun anggur sepintas dianggap soal karena pekerja dari jam pagi-pagi benar, pukul 9, pukul 12, pukul 3 petang dan 5 petang, mendapatkan pembayaran yang sama sesuai dengan janji saat perekrutan. Hal itu diprotes oleh pekerja yang telah bekerja lebih lama. Pembayaran diberi terlebih dahulu kepada pekerja yang baru bekerja pada pukul 5 petang, lalu kapada mereka yang mulai bekerja pada pukul 3 petang dan seterusnya membuat pekerja yang bekerja lebih lama merasa pembayaran tidak adil. Pertanyaan dari pemilik kebun anggur penting untuk diperhatikan. “Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?”. Pertanyaan itu menunjukkan bahwa protes para pekerja (yang lebih lama bekerja) disebabkan mereka iri hati. Perumpamaan ini menekankan nilai Kerajaan Sorga tentang motivasi bekerja karena anugerah Allah. Seperti seorang pekerja, kita tidak saja diberi upah karena bekerja, tapi juga dianugerahkan kesempatan, kemampuan, hikmat dan kecakapan serta kepercayaan dari Allah sehingga kita mampu bekerja. Upah yang diterima pun adalah bagian dari tanda kemurahan hati Allah.







Bacaan ini mengingatkan agar kita memberi diri, melakukan pekerjaan dengan baik. Optimal dalam bekerja, tanpa membanding-bandingkan pekerjaan kita dengan pekerjaan orang lain untuk tujuan mendapatkan upah atau penghargaan yang lebih besar. Kita diminta untuk mewaspadai bahaya iri hati dalam bekerja. Kita harus rendah hati sehingga tidak merasa diri telah bekerja lebih banyak dari orang lain. Sibuk dengan pikiran yang demikian membuat relasi kita dengan orang lain menjadi terganggu, juga relasi dengan Tuhan yang memiliki pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan. Kerjakan tugasmu dengan baik, dan serahkanlah kepada Tuhan untuk mengerjakan bagian-Nya. Biarlah upah dan masa depan kita ditentukan oleh Tuhan, Pemilik kerja dan pelayanan. Estafet Kepemimpinan







Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya. Tidak ada yang abadi. Setiap orang datang dan pergi, demikian pula setiap orang yang dipercayakan untuk tugas untuk memimpin. Seperti kata Pengkhotbah, “segala sesuatu ada waktunya”.







Hal yang sama terjadi dalam bacaan tadi. Musa telah memimpin bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Namun Musa tidak diperkenankan Tuhan untuk melanjutkan



Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal: Minggu, 24 September 2023 Masa Raya :Minggu Biasa XVI Nas Bacaan 1. Mazmur 2. Khotbah



: Mazmur 90 : Bilangan 27:12-23



13



Stola : Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



kepemimpinannya. Tuhan meminta Musa memilih penggantinya, yaitu Yosua, untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Musa tidak menolak permintaan Tuhan. Musa mendengar permintaan Tuhan, lalu menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Yosua yang telah dipersiapkan untuk tanggung jawab kepemimpinan masa selanjutnya. 



Masa hidup kita terbatas. Begitu pula masa jabatan dan tugas kita. Oleh karena itu, kita belajar untuk tidak memaksakan diri melampaui batas waktu yang sewajarnya. Ada waktunya kita memimpin, ada waktunya kita merelakan kepemimpinan kepada orang lain, dan kita siap dipimpin. Ada waktunya kita bekerja dan memimpin, ada waktunya kita berhenti bekerja dan mendukung dengan ikhlas orang yang memimpin. Kedewasaan iman seperti Musa akan membuat kita rela dan mampu menerima setiap perubahan hidup. Tema Bulan Oktober (Bulan Keluarga GMIT): Memperkuat Persekutuan Keluarga dan Belajar Bertumbuh dalam Kebiasaan Positif Taat dalam Kata dan Tindakan



Tanggal: Minggu, 1 Oktober 2023 Masa Raya: Minggu Biasa XVII







Keluarga adalah miniatur gereja. Ungkapan itu mengandung pemahaman bahwa tugas dan tanggung jawab gereja adalah juga tugas dan tanggung jawab masing-masing keluarga. Sebagaimana Tuhan menghadirkan gereja ke tengah dunia untuk menjadi berkat bagi semesta, demikian pula tugas keluarga. Sebagaimana gereja dipanggil untuk mengajar dan mendidik anggotanya, demikian pula keluarga.







Pada perumpamaan ini diceritakan tentang dua karakteristik anak dalam keluarga. Figur anak yang pertama, yang merasa mampu melakukan perintah ayahnya tetapi kemudian tidak melakukan perintah itu. Figur ini merefleksikan tipe pemuka agama Yahudi di Bait Allah yang sedang bercakap-cakap dengan Yesus. Mereka sangat berminat menerima perintah Allah menganggap diri tahu banyak hal tentang Allah tetapi tidak melakukan kehendak Allah. Figur anak kedua hidup jauh dari ritual agama, seperti para pemungut cukai dan perempuan sundal. Mereka minim pengetahuan tentang ajaran agama. Mereka diibaratkan dengan seorang anak yang tidak mampu melakukan perintah Tuhan, namun kemudian berusaha melakukan perintah itu.







Perumpamaan ini memberi perspektif baru tentang relasi keluarga yang merangkul kedua tipe umat. Pemimpin agama Yahudi di satu pihak, para pemungut cukai dan perempuan sundal di pihak lain. Keduanya adalah anak-anak Allah. Lebih baik melakukan perintah Allah daripada sekedar mengiyakan dalam ucapan. Dengan pandangan itu maka Tuhan Yesus memberi perspektif baru tentang cara pandang keagamaan Yahudi pada zaman itu, bahwa semua orang memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama untuk melakukan perintah Allah. Semua keluarga punya kemampuan dan peluang yang sama 14 untuk menjadi berkat bag i semesta.



Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 78:1-16 2. Khotbah: Matius 21:28-32 Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal: 1-7 Oktober 2023



Hidup dalam Roh agar Berkenan bagi Allah



Masa Raya: Persiapan Perjamuan Kudus  Triwulan III/Perjamuan Kudus Sedunia Nas Bacaan: Roma 8:1-8



Dalam hidup sehari-hari, sering kita menemukan hal-hal yangsaling bertentangan dan kita harus memilih salah satu dari pilah-pilihan yang bertentangan itu. Misalnya, baik dan buruk. Dalam hal rohani, Rasul Paulus menyebut tentang pilihan untuk hidup dalam daging dan hidup dalam Roh.







Bacaan kita membedakan dua cara hidup. Hidup menurut Roh dan hidup menurut daging. Rasul Paulus mendorong kepada jemaat di Roma agar hidup menurut Roh karena mereka telah dimerdekakan dari cara hidup menurut daging yang dikendalikan oleh hukum Taurat. Hukum Taurat bersifat mengekang kebebasan untuk bertindak dan bekerja agar tidak menuruti keinginan daging. Sebaliknya, hidup menurut Roh memberi kebebasan untuk bertindak dan bekerja menurut keinginan Roh. Paulus mengingatkan agar orang yang percaya pada Kristus mengalami hidup oleh roh.







Hal ini mesti menjadi perhatian kita saat mempersiapkan diri untuk Perjamuan Kudus. Sekalipun kita manusian berdosa tetapi Allah melayakan kita untuk ikut merayakan perjamuan kudus. Karena itu kita patut memilih dan mengusahakan cara hidup menurut keinginan Roh.



Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal: 2-7 Oktober 2023 Masa Raya: Perjamuan Kudus Triwulan III/Perjamuan Kudus Sedunia Nas Bacaan: Sesuaikan dengan Tema Perjamuan Kudus Sedunia Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau) Tanggal: Minggu, 8 Oktober 2023 Masa Raya:Minggu Biasa XVIII Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 127 2. Khotbah: Efesus 6:1-9



Keluarga yang Saling Menghormati  Kualitas keluarga ditentukan oleh kualitas relasi timbal balik di antara orang-orang dalam keluarga. Kondisi keluarga di masa Paulus terdiri dari orang tua dan anak, suami dan istri, hamba dan tuan. Bagi Paulus masih ada satu pihak yang perlu disebutkan lagi sebagai bagian dari keluarga Tuhan. Kehidupan keluarga yang baik ditentukan oleh sejauhmana kita melibatkan Tuhan dalam membangun relasi dalam



15



Stola: Hijau keluarga. Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-  Paulus mengemukakan bahwa relasi dalam keluarga dibangun dengan iman, ketaatan, janji setia kepada ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Allah, dan ketulusan melayani sebagai anak-anak Allah. Hal-hal itu mendasari pola hubungan di antara Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi anggota keluarga. Setiap anggota keluarga: orang tua, anak-anak dan para hamba, dalam berinteraksi (merah, kuning, hijau) satu terhadap yang lain dengan merefleksikan kesadarannya tentang kehadiran Allah di antara mereka. Kesadaran itu membuat masing-masing orang dalam keluarga membangun kebiasaan saling menghormati. Sikap dan kata-kata yang penuh hormat seorang kepada yang lain, apapun posisi dan peran dalam keluarga. Rasa hormat itu berlandaskan sikap hormat kepada Tuhan.  Setiap hari kita bergumul dengan fakta di mana rasa hormat tidak lagi menjadi kebiasaan sehari-hari dalam keluarga. Kita tidak memilih keluarga kita. Tuhanlah yang menentukan dengan siapa kita sedang hidup dalam keluarga. Atas kesadaran itu kita saling menghormati. Dengan membangun kebiasaan saling menghormati maka ketaatan dan kasih bertumbuh dalam keluarga dan kita menjadi keluarga Kristus. Tanggal: Minggu, 15 Oktober 2023 Aku dan Seisi Rumahku akan Menyembah Allah  Manusia adalah makluk sosial maka ia terhubung dengan orang lain. Dan lingkaran paling dekat adalah keluarga. Penyelamatan yang dilakukan Allah tidak hanya berlaku secara pribadi, bagi tiap individu, melainkan terjadi di dalam persekutuan. Persekutuan yang paling dekat adalah keluarga maka seharusnya iman dan penyembahan kepada Allah dimulai dan dibiasakan dalam keluarga. Masa Raya: Minggu Biasa XIX  Yosua, di akhir masa tugasnya, mengumpulkan semua orang Israel, dan menegaskan satu hal penting yaitu beribadah kepada Allah. Panggilan untuk beribadah kepada Allah bukan hanya jadi komitmen Nas Bacaan pribadi Yosua, melainkan komitmen keluarganya. Yosua menyuruh Israel memilih, apakah mereka akan 1. Mazmur: Mazmur 128 beribadah kepada Allah. Tetapi Yosua beserta seisi rumahnya hanya beribadah kepada Allah. 2. Khotbah: Yosua 24:14-28  Kita perlu mengusahakan relasi pribadi dengan Tuhan melalui ibadah bersama keluarga. Dan Stola: Hijau membangun relasi dalam keluarga di dalam Tuhan. Belajar dari komitmen Yosua bahwa ia dan seisi Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) rumahnya telah diselamatkan Allah maka ia dan keluarganya berkomitmen untuk menyembah Allah diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan secara bersama. Hal itu perlu juga menjadi komitmen orang Kristen pada masa kini. Jadikan rumah Pelangi (merah, kuning, hijau) sebagai mesbah doa bersama setiap hari. Tanggal : Minggu, 22 Oktober 2023 Masa Raya :Minggu Biasa XX Nas Bacaan 1. Mazmur : Mazmur 30 2. Khotbah. : 2 Raja-raja 4:1-7







Mengutamakan Komunikasi yang Melahirkan Solusi Salah satu tantangan serius dalam kehidupan keluarga adalah masalah komunikasi. Ketika media komunikasi semakin canggih, justru orang makin cenderung mencari informasi untuk diri sendiri, makin egois dan materialis. Ada orang yang dapat mengelola media komunikasi canggih untuk mengembangkan karier, dan mendapatkan manfaat hidup yang lebih besar dan lebih berdampak luas. Tetapi ada juga orang



16



Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Tanggal : Minggu, 29 Oktober 2023



Masa Raya: Minggu Biasa XXI Nats Bacaan: Mazmur: Mazmur 108 Khotbah: Kisah Para rasul 18:1-11 Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Rantingranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau) Tanggal: Selasa, 31 Oktober 2023



dan keluarga yang digilas kecanggihan teknologi komunikasi. Teknologi justru menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, hoax bertebaran merusak relasi dan mengancam katahanan keluarga.  Perikop kita bercerita tentang pengalaman perjumpaan antara nabi Elisa dengan seorang janda. Janda itu dalam keadaan sulit, terlilit hutang dan tidak punya banyak hal yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Bahkan sudah ada ancaman bahwa anak-anak janda tersebut akan dijadikan budak oleh orang-orang yang berpiutang. Pertemuan dengan nabi Elisa membuka ruang percakapan yang menyingkapkan pergumulan sang janda. Ketika mendengar pergumulan sang janda, Elisa menanyakan tentang apa yang dapat dilakukan Elisa untuk membantunya, apa yang dipunyai yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan. Percakapan yang dialogis melahirkan solusi terhadap masalah yang dihadapi.  Dua hal dapat dipetik sebagai pembelajaran iman untuk membangun keluarga di era ini. Pertama, kita belajar menghindarkan diri dari gaya hidup konsumtif yang menggiring kita kepada perilaku suka berhutang sehingga menimbulkan beban yang terlampau berat. Bisa jadi, anak-anak dipaksa bekerja untuk melunasi hutang atau kredit yang terlampau besar. Kedua, kita belajar untuk membenahi komunikasi dalam keluarga dan dalam komunitas agar menjadi dialog yang memberdayakan dan melahirkan solusi terhadap berbagai masalah kehidupan. Keluarga yang Menopang Pelayanan  Relasi dalam jemaat bukan semata relasi personal antaranggota gereja tetapi juga relasi antarkeluarga anggota gereja. Karena itu pelayanan gereja membutuhkan topangan keluarga-keluarga dalam gereja. Jadilah pribadi dan keluarga yang menopang pelayanan.  Paulus datang ke kota Korintus untuk memberitakan Injil. Perikop kita menceritakan tentang beberapa keluarga di Korintus yang menopang pelayanan Paulus. Keluarga Akwila dan Priskila, keluarga Titius Yustus, dan keluarga Krispus. Pengalaman Paulus melayani di Korintus tidak lolos dari masalah tetapi berkat dukungan orang-orang dan keluarga-keluarga yang menopang maka Paulus dapat melayani di sana hingga waktu yang cukup lama.  Mari kita pastikan bahwa keluarga-keluarga kita adalah keluarga yang menopang pelayanan, dengan melibatkan semua anggota keluarga sebagai bagian aktif dalam gerakan pelayanan bersama.







Roh Kudus Meneguhkan Persekutuan dan Memimpin Gereja Menjadi Berkat bagi Semesta Hari ini GMIT genap berusia 76 tahun. Ibarat seseorang yang berusia 76 tahun, sudah saatnya GMIT menjadi persekutuan yang memiliki kedewasaan dan kepenuhan untuk berkarya menghadirkan 17



Masa Raya: HUT GMIT ke-76



pelayanan yang membawa berkat bagi semesta.  Paulus menghadapi persoalan persekutuan oleh karena perbedaan etnik dalam jemaat. Terjadi ketegangan antara orang Kristen belatar belakang Yahudi dan orang Kristen yang berlatar belakang Yunani. Orang Yahudi dari kelompok Zelot membenci orang Romawi yang mereka pandang sebagai Nats Bacaan: Mazmur: Mazmur 133 penjajah dan musuh yang harus diusir dari Palestina. Kedua pihak sulit berintegrasi karena pengalaman Khotbah: Efesus 3:14-21 perang antara orang Yahudi dengan tentara Romawi.  Perikop bacaan kita berisi doa Paulus agar Roh menguatkan persekutuan jemaat sehingga jemaat dapat Stola: Hijau memahami dan mengenal kasih Kristus. Jemaat yang mengalami kepenuhan Allah dapat berkarya Burung Merpati (Putih) dengan Rantingsebagaimana Allah berkarya. Begitu luasnya karya Allah, melampaui apa yang didoakan dan dipikirkan ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, oleh jemaat. Karya pelayanan yang seluas semesta itu hanya dimungkinkan jika tiap-tiap anggota jemaat Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi memberi diri dipimpin oleh Roh dari dalam hatinya. (merah, kuning, hijau)  Dalam suasana merayakan HUT ke 76 GMIT, firman Tuhan menasehati kita agar tidak jenuh berdoa dan berupaya membangun persekutuan jemaat demi menghadirkan pelayanan yang bermakna bagi kehidupan semesta. Tantangan pelayanan sangat kompleks, namun karya pelayanan adalah karya Allah Tritunggal. Roh Kudus sedang menguatkan kita untuk berdoa dan berkarya terus menerus demi kemuliaan Allah. Tema Bulan November (Bulan Lingkungan GMIT): Gereja yang Merawat Kehidupan dan Menjadi Berkat bagi Semesta Merawat Alam Sebagai Ketaatan kepada Tuhan



Tanggal: Minggu, 5 November 2023 Masa Raya: Minggu Biasa XXII Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 148 2. Khotbah: 2 Raja-Raja 2:19-22 Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)







Tugas yang Allah berikan kepada manusia pertama adalah merawat bumi ciptaan Allah. Untuk itu Allah memberikan manusia kuasa. Dengan Kuasa yang diberikan Allah maka manusia dapat melaksanakan tugasnya bagi semua manusia dan segala ciptaan pada segala zaman.  Dalam Kitab Raja-raja, raja dan bangsa Israel dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan. Kesetiaan melahirkan kemakmuran, tetapi ketidaksetiaan mendatangkan kesulitan. Peran nabi sangat penting dalam kitab ini, yakni sebagai juru bicara Allah. Elisa, sebagai abdi Allah yang melanjutkan tugas Nabi Elia, berseru agar bangsa Israel taat kepada Allah. Kehidupan Israel (baik ekonomi, politik, sosial maupun lingkungan) sangat erat kaitannya dengan ketaatan mereka kepada Tuhan. Di Yerikho, air yang telah tercemar disehatkan kembali. Upaya itu berawal dari ketaatan bangsa Israel atas Firman Allah.







Dalam konteks bencana dan potensi bencana di sekitar wilayah pelayanan GMIT, kita dilatih untuk terampil meminimalisir risiko bencana dan cerdas bermitigasi. Seperti yang dilakukan Elisa. Alam adalah tempat di mana Allah menempatkan manusia untuk mengusahakannya. Alam adalah rumah bersama semua mahluk.18Alam ini harus dijaga. Sumber-sumber air harus dijaga; baik kebersihannya maupun ketersediaannya, sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan.



Tanggal: Minggu, 12 November 2023 Masa Raya: Minggu Biasa XXIII Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 150 2. Khotbah: Mazmur 19: 1-15 Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Menemukan Jejak Karya Allah pada Semesta 



Jejak karya Allah dapat ditemukan di tengah alam ciptaanNya. Sumber air yang terus mengalir, udara bersih yang terus berhembus, cahaya matahari dan awan di langit adalah hasil karya Allah. Hikmat untuk merawat alam semesta pun berasal dari Allah. Alam yang baik dan kemampuan merawat kebaikan alam adalah pemberian Allah kepada manusia. Jejak karya Allah dapat ditemukan di dalam alam.







Mamur 19:1-15 dibagi dalam dua bagian besar berdasarkan dua syair yang berbeda, namun sinergis, yaitu syair pertama dalam ayat 1–7, dan syair kedua dalam ayat 8–15. Sinergisnya kedua syair ini membahas tentang pujian-pujian kepada Allah. Secara terpisah namun berkaitan. Syair pertama membahas tentang keagungan dan kebesaran Allah dalam karya penciptaan semesta. Sedangkan syair kedua membahas tentang keagungan dan kebesaran penyataan Allah secara khusus dalam Hukum Taurat.







Manusia bisa belajar dari alam tentang kemahakuasaan Tuhan. Pemazmur menyatakan bahwa melalui refleksi atas relasi dengan alam semesta, manusia dapat menemukan pekerjaan Allah yang tidak terbatas. Allah Bekerja dalam Segala Sesuatu







Tuhan berkarya melalui hal menyukakan manusia maupun mendebarkan. Kita dapat menemukan kasih Allah di dalam segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Allah.







Rasul Paulus dalam perjalanan sebagai tawanan, bertemu dengan berbagai peristiwa alam yang mencekam. Teks kita menceritakan pengalaman Paulus di atas kapal. Badai dahsyat dan gelombang besar menerpa kapal. Para tawanan hendak dibunuh agar tidak melarikan diri. Menghadapi situasi itu, Paulus tetap tenang karena percaya bahwa Allah ada dalam badai dan Allah akan menyelamatkan. Dengan ketenangan Paulus awak kapal dapat bertahan sampai mereka terdampar di Pulau Malta. Cerita lainnya adalah tangan Paulus digigit ular. Kita dapat memaknai dua peristiwa itu sebagai bagian dari rencana Allah. Badai menyebabkan mereka karam di Malta sehingga terbuka kesempatan bagi pertobatan penduduk Malta. Gigitan ular membuka kesempatan bagi penduduk Malta dapat melihat Paulus sebagai sosok dengan wibawa sehingga mudah bagi Paulus untuk memberitakan Injil.



Tanggal: Minggu, 19 November 2023 Masa Raya:Minggu Biasa XXIV Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 50



2. Khotbah : Kisah Para Rasul 27:3328:10 Stola : Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)  Tanggal : Minggu, 26 November 2023 Masa Raya : Minggu Kristus Raja Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 24 2. Khotbah: Ibrani1:1-4







Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Allah bekerja melalui badai di lautan. Allah bekerja melalui gigitan ular. Allah bekerja melalui sakit ayah Gubernur Malta dan orangorang sakit di Malta. Allah juga bekerja di dalam semua peristiwa dan persoalan kehidupmu. Kristus Dasar Penciptaan Alam Semesta Dalam tradisi gereja, hari ini kita rayakan sebagai Minggu Kristus Raja. Perayaan ini menolong kita untuk memahami Kuasa Kristus atas alam semesta. Kuasa Kristus melingkupi alam semesta. Hal itu telah terjadi sejak alam diciptakan oleh Allah. Sebagaimana kuasa Kristus memerintah atas alam sejak penciptaan, demikian pula keberlangsungan kehidupan alam semesta ada dalam kuasa pemerintahan 19



Stola: Hijau Burung Merpati (Putih) dengan Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih) dan Pelangi (merah, kuning, hijau)



Kristus. 



Pandangan yang diterima secara umum adalah surat kepada Orang-orang Ibrani ditujukan untuk orangorang Kristen di Italia (Ibrani 13:24) yang membutuhkan nasihat, bimbingan, dan penghiburan. Puncak dari karya Allah untuk menyelamatkan manusia berlangsung dalam karya penebusan oleh Anak-Nya, Yesus Kristus. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta.







Kita bersyukur pada Allah yang menganugerahkan alam sebagai rumah bagi kita untuk ditempati. Beriman kepada Kristus menuntut sikap ramah terhadap alam demi merawat keberlangsungan kehidupan di alam semesta. Keterlibatan kita dalam merawat alam adalah wujud dari pengakuan kita akan kedaulatan kuasa Kristus yang sedang memerintah atas alam semesta.



Tema Bulan Desember (Masa Raya Advent, Natal dan Tahun Baru): Sesuaikan dengan tema Natal PGI & KWI Tanggal: Minggu, 3 Desember 2023 Masa Raya: Advent, Minggu I Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 18:31-43 2. Khotbah: Lukas 1:5-25  Stola: Ungu (Salib Jangkar)



 







Tanggal: Minggu, 10 Desember 2023 Masa Raya: Advent, Minggu II  Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 107:10-22  2. Khotbah: Yesaya 40:1-11 Stola: Ungu (Salib Jangkar)



Tetap Berpengharapan dan Nantikan Janji Tuhan Sesulit apa pun hidup, orang bertahan karena berpengharapan. Dan pengharapan di dalam Kristus memberi jaminan kepastian bahwa Allah selalu menepati janji kasih dan pemeliharaan-Nya. Zakharia mendapatkan pemberitahuan tentang anak yang dikandung oleh Elisabeth di hari tua. Jawaban doa yang diterima pada saat yang melampaui pengalaman hidup menusia. Zakharia dan Elisabeth sudah sangat tua sehingga tidak mungkin dapat melahirkan seorang anak dari dalam keluarga mereka. Namun, Tuhan menjawab doa mereka pada usia yang tidak lagi produktif. Elisabeth melahirkan seorang anak lakilaki sebagai penggenapan nubuat nabi Yesaya (Yesaya 40:3). Pekerjaan Tuhan di dalam keluarga Zakharia dan Elisabeth menggambarkan tentang kasih Allah yang jauh melampaui daya pikir manusia. Allah terbukti menjawab doa lebih dari yang diinginkan dan diharapkan manusia. Kita yang hidup karena janji Allah dipanggil untuk membangun pengharapan yang tanpa batas. Kapan pun Allah berkehendak, kita dapat memperoleh jawaban dari apa yang diharapkan dan nantikan. Belajar dari penggenapan doa keluarga Zakharia dan Elisabeth, pengharapan di dalam Tuhan tidak akan sia-sia. Pengharapan kepada Tuhan perlu dirayakan dengan doa dan karya yang terus menerus. Allah berjanji akan terus mengasihi dan memberkati dan Ia akan menjawab setiap harapan yang terus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, tanpa henti. Proaktif Menyiapkan Jalan Bagi Tuhan Allah terus-menerus bekerja dalam dunia untuk memberikan kelepasan, penghiburan dan kekuatan bagi setiap manusia dan segenap ciptaan. Allah melibatkan manusia dalam karya itu. Berita kelepasan yang disampaikan oleh Yesaya menggambarkan keyakinan umat bahwa Allah sendiri yang memimpin kepulangan Yehuda dari Babel. Nabi Yesaya mengajak umat mempersiapkan diri untuk menyambut karya pembebasan Allah yang akan segera berlangsung. Umat di semangati agar tidak 2 0 berkeluh kesah dan pasif, m elainkan mempersiapkan diri menyongsong karya pembebasan Allah. Mereka







yang sedang menghadapi kesulitan hidup sebagai umat yang terbuang digerakkan oleh pemberitaan nabi Yesaya tentang pembebasan Allah. Pemberitaan itu dimaksudkan agar umat aktif mempersiapkan diri bagi pelaksanaan karya pembebasan Allah. Karya Allah untuk pembebasan dan kehidupan menuntut sikap aktif orang percaya untuk menyambutnya. Orang percaya digerakkan oleh janji keselamatan dan kehidupan dari Allah agar proaktif mempersiapkan diri dan persekutuan serta lingkungan sekitar demi pelaksanaan janji keselamatan kepada dunia ini. Menyiapkan jalan bagi Tuhan berarti menyiapkan segenap keberadaan hidup kita agar menjadi berkat bagi dunia yang Allah selamatkan. Kehadiran Tuhan Membawa Perayaan dan Kegembiraan



Tanggal : Minggu, 17 Desember 2023 Masa Raya : Advent, Minggu III  Masa raya Advent minggu ke-3 berfokus pada tema sukacita. Kita patus bersukacita karena kehadiran Allah Nas Bacaan melenyapkan ketakutan dan membuka pintu ke masa depan yang baru. 1. Mazmur : Mazmur 40:10-18  Zefanya menyampaikan tentang tibanya Hari Tuhan di mana Allah akan bertindak untuk memulihkan 2. Khotbah : Zefanya 3:14-20 keadilan dan memberi penghakiman pada bangsa-bangsa lain yang tidak percaya dan berdosa. Namun khusus dalam bacaan kita, nada sang nabi berubah secara dramatis di mana kehadiran Tuhan membawa perayaan dan kegembiraan. Ini adalah pembalikan besar karena penghakiman yang diharapkan malah berubah menjadi Stola : Ungu (Salib Jangkar) belas kasihan yang ditunjukkan Allah yang menuntun pada kehidupan baru. Kehadiran Allah membawa perubahan yang sangat diharapkan oleh orang-orang kecil yang menderita dan terabaikan. Dengan demikian, nubuat tentang kehadiran Allah menunjukkan komitmen Allah untuk membawa perayaan, pemulihan dan kehidupan baru bagi mereka yang menderita dan terabaikan.  Sukacita orang percaya terjadi karena Allah tidak berdiam diri terhadap berbagai permasalahan kehidupan manusia. Allah berpihak kepada kaum yang lemah dan terabaikan. Kita merayakan Advent dengan sukacita sambil menghadirkan karya Allah yang berpihak kepada orang-orang kecil, menderita dan terabaikan. Tanggal: Minggu, 24 Desember 2023 Menjawab ‘Ya’ pada Kehendak Tuhan Masa Raya: Advent, Minggu IV  Rencana Allah tidak selalu sama dengan rencana manusia. Allah berdaulat menyatakan rencana dan jalanNya kepada manusia secara luas bahkan kepada semua ciptaan. Manusia cenderung membuat rencana Nas Bacaan berdasarkan kebutuhan dan keinginannya. Di titik ini diperlukan kesediaan umat untuk menundukkan 1. Mazmur: Mazmur 33:10-22 kehendak dan rencananya dibawah kehendak Tuhan dan berserah pada kehendak Allah. 2. Khotbah : Injil Lukas 1:26-38 Stola : Ungu (Salib Jangkar)  Maria menerima rencana Allah bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Sang Mesias. Maria menyadari keterbatasannya, namun menjawab ‘Ya’ terhadap rencana Allah baginya. Dengan rendah hati Maria menyambut kehendak Allah demi keselamatan dunia secara luas. Kesadaran akan keterbatasan dirinya tidak menjadi alasan menolak kehendak Allah. Ia memberi dirinya untuk pelaksanaan rencana Allah bagi dunia.  Allah menghendaki seluruh dunia mengalami damai sejahtera. Rencana Allah itu melibatkan semua orang, tanpa kecuali. Seperti Maria, semua kita terpanggil untuk ikut serta dalam karya keselamatan, menjawab “Ya” terhadap kehendak Tuhan agar kita ikut menyatakan damai Allah di tengah kehidupan sehari-hari. 21



Tanggal : Minggu, 24 Desember 2023 Masa Raya : Malam Natal  Nas Bacaan 1. Mazmur : Mazmur 98  2. Khotbah : Lukas 2:1-20 Stola : Putih Palungan



Tanggal : Senin, 25 Desember 2023 Masa Raya : Natal Nas Bacaan 1. Mazmur : 2. Khotbah : Stola : Putih (Palungan) Tanggal : Selasa, 26 Desember 2023 Masa Raya :Syukur Natal Nas Bacaan 1. Mazmur : Mazmur 98 2. Khotbah : Injil Yohanes 1:1-14 Stola : Putih (Palungan)



Natal: Allah yang Merangkul Di tengah hidup penuh krisis, baik krisis keuangan, krisis lingkungan, krisis sosial dan berbagai krisis lain, rasanya kebutuhan akan damai sejahtera sangat diperlukan. Dan Natal adalah pernyataan Allah kepada manusia dan segenap ciptaan bahwa damai sejahtera telah diberi. Kelahiran Yesus, Sang Raja Damai, terjadi di tengah pergumulan dimana tidak ada lagi tempat yang wajar bagi Maria untuk melahirkan bayi Yesus. Keadaan itu membuat Yesus lahir sebagai bahagian dari kelompok kaum gembala yang sehari-harinya bekerja menggembalakan ternak. Kelahiran Yesus di kadang domba bukanlah peristiwa yang biasa terjadi. Bahkan dikalangan para gembala sendiri palungan bukanlah tempat yang dipakai untuk membaringkan bayi yang baru lahir. Kedatangan malaikat untuk memberitakan kelahiran Yesus kepada para gembala di padang, menunjukkan rangkulan kasih Allah kepada para gembala yang merupakan kaum terendah dalam status sosial ekonomi masyarakat Yahudi-Palestina. Para gembala dipanggil untuk menyaksikan peristiwa Allah menjadi manusia yang terjadi di tengah-tengah lingkungan mereka sendiri. Dengan peristiwa ini para gembala dijangkau untuk mengalami damai sejahtera dan ikut menyatakan damai sejahtera bagi dunia. Para gembala mengalami pembaruan, orientasi kerja para gembala diperluas hingga menjangkau semua orang dan segenap ciptaan.  Perayaan Natal merangkul semua orang untuk menjadi bahagian dari persekutuan yang utuh. Merayakan Natal dalam konteks dunia yang terkotak-kotak dalam berbagai perbedaan status sosial, ekonomi, kepentingan politik, kelahiran Yesus menjangkau semua orang untuk bekerja bagi terwujudnya damai sejahtera bersama. Bacaan dan tema disesuaikan dengan tema natal PGI dan KWI



 







Firman Menjadi Manusia dan Diam di antara Kita Peristiwa Natal adalah mengisahkan tentang Allah menjadi manusia dan diam di antara manusia. Ini adalah berita sukacita bagi manusia dan segenap ciptaan. Allah mengalami kehidupan manusia dan merasakan segala kenyataan hidup dan risiko kerentanan manusia. Yohanes memberi kesaksian tentang kehadiran Firman yang berkuasa mencipta di dunia. Firman itu telah menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Dengan kehadiran Tuhan Yesus di dunia maka Firman Allah dialami sebagai Firman yang bekerja sebagai manusia. Firman menjadi sesama bagi semua orang. Allah turut mengalami dan merasakan situasi hidup sebagai manusia. Dengan menjadi manusia Allah langsung terlibat dengan segala pergumulan hidup manusia. Karya penyalamatan menyentuh segenap aspek kehidupan nyata manusia. Allah merangkul kita semua menjadi sesama yang hidup dan berkarya bagi keselamatan dunia. 22 Hidup orang percaya dicirikan oleh ucapan syukur atas kasih karunia Allah untuk menyelamatkan kita



Tanggal: 27-30 Desember 2023 Masa Raya: Perjamuan Triwulan IV (Akhir Tahun) Nas Bacaan 1. Mazmur 2. Khotbah: 1 Yohanes 1:5-10



dan menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya. Ucapan syukur itu dinyatakan dengan saling menerima dan saling menopang seorang terhadap yang lain. Persekutuan dengan Kristus Menuntun Hidup dalam Terang 







Stola: Putih (Palungan)







Tanggal: 27-30 Desember 2023



Allah menghendaki kita hidup dalam terang, yaitu terang yang menghidupkan. Walau kita sedang hidup di tengah dunia yang gelap, Allah menghendaki kita menjadi penerang. Dunia yang tidak mengenal Allah akan diterangi oleh cahaya kehidupan oleh karena persekutuan kita dengan Kristus, yaitu persejutuan yang menghasilkan kebenaran. Persekutuan berarti keintiman dan penyelarasan kehidupan kita dengan kehendak Allah. Orang berdosa yang menolak untuk mengatur hidupnya sesuai dengan kehendak Allah tidak mengalami persekutuan dengan Allah. Seperti penganut ajaran Gnostik, mereka berkata, ”Kami mempunyai persekutuan dengan Allah”, tetapi mereka terus berjalan di dalam kegelapan, mengejar segala kesenangan hidup dengan berbagai kesenangan dosa. Mereka memisahkan kata dari perbuatan. Mereka menghidupkan kebohongan. Dosa menjauhkan manusia dari Allah dan dari sesamanya – dari persekutuan menjadi permusuhan. Oleh karena Allah adalah terang, maka seorang Kristen tidak dapat mengklaim ia bersekutu dengan Allah apabila ia hidup dalam kegelapan. Jika kita masih hidup dalam kegelapan, bertobatlah dan masukilah hidup dalam terangNya. Perjamuan Kudus kita rayakan sebagai syukur atas penyertaan Tuhan dan peringatan akan pengorbanan Yesus bagi keselamatan kita. Kiranya perayaan Perjamuan Kudus kali ini menuntun kita untuk mengalami persekutuan dengan Kristus dan menuntun kita supaya hidup dalam terang.



Masa Raya: Perjamuan Kudus Triwulan IV (Perjamuan Kudus Akhir Tahun). Nats Petunjuk Hidup Baru: Mazmur 23 Tanggal: Minggu, 31 Desember 2023 Masa Raya: Minggu I Sesudah Natal



Kita adalah Anak-anak yang Dipelihara Bapa 



Nas Bacaan 1. Mazmur: Mazmur 124 2. Khotbah : Galatia 4:1-11







Pengangkatan orang percaya sebagai anak Allah menegaskan suatu hubungan baru dengan Allah untuk selama-lamanya. Hubungan baru tersebut terjadi dalam persekutuan dengan Kristus (Gal 3-26; 4:4-5). Di dalam Kristus kita diterima sebagai anak-anak Allah dan Allah memberi diriNya untuk menjadi Bapa bagi kita. Allah memelihara kita sebagai anak-anakNya. Bacaan kita menegaskan pandangan Paulus tentang status orang percaya sebagai anak-anak Allah. Status sebagai anak Allah merupakan anugerah Allah, dan bukan hasil usaha manusia. Allah berinisiatif 23



Stola: Putih (Palungan)



mendekatkan diriNya kepada manusia dan membuka relasi yang dekat dan akrab. Seperti relasi antara seorang bapak dengan anak-anakNya, sedemikian akrabnya kita dengan Allah. Menurut Rasul Paulus relasi itu mengharuskan kita untuk menjalani kehidupan dengan cara baru, cara hidup anak-anak Allah yang mengasihi Allah dan melakukan kehendakNya. Status sebagai anak-anak Allah meyakinkan kita bahwa Bapa memelihara dan memahami pergumulan kita. Status sebagai anak-anak Allah membuat semakin mendekatkan diri kepadaNya dan selalu bersyukur dalam persekutuan.







Tanggal: Minggu, 31 Desember 2023 Masa Raya: Syukur Akhir Tahun Nas Bacaan 1. Mazmur 2. Khotbah Stola



Yesus Memberi Terang Hidup Bagi Orang percaya Akhir tahun adalah kesempatan bagi setiap orang percaya untuk menyukuri dan merenungkan perjalanan hidupnya yang dituntun oleh Allah. Teks bacaan bercerita tentang perdebatan Tuhan Yesus dan orang Farisi. Perdebatan itu terjadi di dalam Bait Allah, ketika Tuhan Yesus sedang mengajar. Pada waktu itu Tuhan Yesus mengajar tentang terang hidup bagi orang-orang yang mengikutiNya. Terang yang bersumber dari Allah terwujud dalam diri Yesus sehingga orang yang mengikutiNya dalam arti mendengar ajaranNya, meneladani HidupNya akan mewarisi terang hidup yang dari Allah itu. Melalui perdebatan itu, Tuhan Yesus mempertahankan kebenaran pemberitaanNya bahwa Ia datang ke dalam dunia untuk menolong manusia mengenal Allah dan menunjukan hidup baru yang Allah berikan kepada semua orang. Yesus adalah terang dunia. Terang yang terpencar dari Yesus menolong kita untuk melihat rekam jejak hidup sepanjang satu tahun dan memastikan arah hidup ke depan. Pergantian tahun menjadi kesempatan untuk setiap orang percaya memastikan perjalanan hidupnya sudah sampai tahap mana dan ke mana tujuan hidupnya. Di situlah dia membutuhkan terang yang menghidupkan.



 



: Mazmur 91 : Yohanes 8:12-20 : Putih (Palungan) 



Tanggal



: Senin, 1 Januari 2024



Masa Raya



:Kebaktian Tahun Baru



Nas Bacaan 1. Mazmur 2. Khotbah Stola



: Mazmur 121



 



: Yakobus 4:13-17 : Putih Palungan







Melibatkan Tuhan dalam Perencanaan Semua orang menginginkan keberhasilan dan tidak menghendaki kegagalan. Kegagalan bisa membuat orang kecewa dan putus asa, terlebih jika berkaitan dengan sesuatu yang penting dan mendesak baginya. Apakah kita pernah bertanya adakah maksud Tuhan di balik keberhasilan dan kegagalan? Yakobus memberi nasehat agar umat tidak melihat semua perencanaan dan pekerjaan berkaitan dengan diri sendiri. Jika hanya melihat pada kepentingan dan kapasitas mereka semata, mereka bisa saja putus asa berhadapan dengan kegagalan. Sebagai jalan keluar, bahwa selain pertimbangan mereka untuk melakukan apa pun, satu hal yang terpenting adalah bagaimana pertimbangan Tuhan. Yakobus menekankan pertimbangan Tuhan Allah harus menjadi dasar pijak orang percaya melakukan sesuatu. Kita bisa gagal dan bisa berhasil, tetapi satu hal yang jauh lebih penting kita mesti pastikan bahwa apa yang kita kerjakan merupakan agenda Tuhan Allah. Hal ini menolong kita, sehingga ketika berhasil kita bersyukur dan berucap puji Tuhan, tetapi jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki, kita mesti melakukannya supaya pekrjaan Tuhan menjadi sempurna dalam hidup kita. 24