ADBI4443 Perencanaan Dan Pengembangan Bisnis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3 Nama Mahasiswa



: Muhammad Irzal



Nomor Induk Mahasiswa/NIM



: 042894337



Kode/Nama Mata Kuliah



: ADBI4443/Perencanaan dan Pengembangan Bisnis



Kode/Nama UPBJJ



: 21/UPBJJ-UT Jakarta



Masa Ujian



: 2020/21.1 (2020.2)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA



NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2020.21.1 Fakultas Program Studi Kode/Nama MK Tugas No. 1.



: FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Ilmu Administrasi Bisnis-S1 : ADBI4443/Perencanaan dan Pengembangan Bisnis :3



Soal Untuk mengembangkan suatu usaha tentu diperlukan tambahan modal, baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Coba Anda jelaskan: a. Sumber-sumber modal internal maupun eksternal perusahaan (masing-masing 2 (dua) sumber)! b. Bentuk-bentuk sumber dana jangka pendek dan jangka panjang (masing-masing 2 (dua) saja!



2.



Setiap bentuk usaha pasti akan berhadapan dengan risiko dengan segala variasinya. Risiko bisnis yang dihadapi perusahaan harus dikelola dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kerugian bahkan “kehancuran” terhadap perusahaan. Pengelolaan atau manajemen risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jelaskan alternatif cara yang ada dalam mengelola risiko!



3.



“Dalam jangka waktu Januari sampai dengan Oktober 2018 saja, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sudah melikuidasi lima BPR. Sementara kalau dihitung dari tahun 2006 hingga 2018, ada 90 BPR yang telah dilikuidasi LPS” (Sumber: https://keuangan. kontan.co.id/news/sejak2016-lps-sudah-melikuidasi-90-bpr). Coba Anda identifikasi faktor-faktor penyebab utama yang mengakibatkan banyaknya BPR tidak mampu bertahan dan akhirnya harus dilikuidasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau LPS! Berikan penjelasan secara singkat!



JAWABAN TUGAS MATA KULIAH ADBI4443/PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS 1.



Dalam mengembangkan suatu usaha tentu diperlukan tambahan modal, Perusahaan



dapat mengambil beragam sumber untuk memperoleh dana. Perusahaan baru biasanya mengandalkan suntikan dana dari pemilik. Karena risiko tinggi, mereka mungkin kesulitan untuk mengakses pendanaan dari pasar modal atau bank.



SUMBER DANA INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN



Sumber dana yang ditinjau dari asalnya pada dasarnya dibedakan menjadi sumber internal (internal sources) dan sumber dana eksternal (external sources).



a.



Dana Internal (Sumber Internal)



Dana (modal) yang berasal dari sumber internal adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penyusutan (depreciation). Besarnya laba ditahan /cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, devident policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahan. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai deviden, maka bagian laba yang ditahan akn kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan cenderung besar kalau perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang besar.



Sumber internal selain berasal dari laba ditahan/cadangan juga berasal dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai pada penggantian aktiva tetap tersebut. Selama waktu itu, depresiasi merupakan sumber dana atau modal didalam perusahaannya sendiri. Dari uraian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dana (modal) yang berasal dari internal didapat dari laba ditahan dan depresiasi.



b.



Dana Eksternal (Sumber Eksternal)



Sumber ekstern (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur disebut sebagai modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt financing).



Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini akan menjadi modal sendiri dalam perusahaan tersebut. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian maka dana yang berasal dari sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.



Modal eksternal bisa didapatkan suatu perusahaan dari dua sumber berikut yaitu: 1)



Modal saham. Perusahaan meminta pemilik untuk menambahkan modal ke



perusahaan. Atau, perusahaan dapat menerbitkan saham di pasar modal untuk mengumpulkan dana. 2)



Line of credit. Ini adalah pinjaman bank tanpa jaminan. Bank menentukan jumlah



maksimum pinjaman yang dapat ditarik oleh perusahaan selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Perusahaan harus membayar fee tertentu atau persentase tertentu dari pinjaman di rekening koran (checking account) di bank. BENTUK-BENTUK SUMBER DANA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG Sumber dana jangka pendek adalah pendanaan yang harus dilunasi atau dibayar pada waktu yang cepat dalam tempo satu tahun atau kurang untuk memenuhi kegiatan operasional rutin perusahaan. Alasan perusahaan membutuhkan pendanaan jangka pendek umumnya karena beberapa kondisi berikut: a.



Perusahaan membutuhkan dana segar untuk keperluan pembayaran modal kerja atau



kebutuhan jangka pendek yang harus dipenuhi dalam tempo satu tahun atau kurang.



b.



Laba ditahan tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.



c.



Sumber dana jangka pendek tersedia cukup banyak, mudah dan biaya yang mengiringi



lebih rendah. d.



Manajemen keuangan lebih memilih untuk mengambil utang dibandingkan menunggu



dana dari sektor lain. Jenis jenis pendanaan jangka pendek yang menjadi akan sumber keuangan perusahaan umumnya dikelompokkan kedalam dua jenis. Pendanaan spontan dan pendanaan tidak spontan. a.



Pendanaan Spontan



Pendanaan spontan adalah tipe pendanaan yang bisa menyesuaikan secara otomatis terhadap perubahan perubahan yang terjadi pada kegiatan perusahaan. Pendanaan dari utang yang timbul akibat adanya kegiatan atau transaksi oleh perusahaan. Jika tidak ada transaksi, maka tidak akan muncul pendanaan spontan. Contohnya adalah utang dagang dan utang pajak.



1) Utang Dagang.



Utang dagang bisa muncul karena perusahaan membeli pasokan barang dagang atau bahan baku kepada supplier secara kredit. Jika tidak membeli secara kredit maka utang dagang tidak akan muncul. Pendanaan spontan tidak akan terjadi.



Setelah perusahaan mendapatkan barang secara kredit, maka sejak tanggal tersebut perusahaan telah berhutang kepada supplier (penjual). Kredit utang dagang ini umumnya harus dilunasi tidak lebih dari satu tahun.



Utang dagang berarti menunda pembayaran pembelian barang kepada supplier. Utang dagang adalah berutang barang kepada supplier. Pendanaannya berupa barang, bukan uang.



Utang dagang pun umumnya memiliki biaya. Perusahaan yang membeli barang secara kredit umumnya mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga pasarnya, tidak akan



mendapatkan diskon pembelian walau membeli dalam jumlah yang masif dan adanya bunga atau denda apabila pembayaran yang tidak tepat waktu.



2) Utang Pajak.



Utang pajak terjadi karena pajak yang muncul akibat aktivitas perusahaan yang menghasilkan pendapatan atau laba dan harus dibayar oleh perusahaan pada tanggal tertentu disetiap periode.



Utang pajak otomatis muncul ketika perusahaan berhasil melakukan penjualan dan mendapatkan laba. Besar kecilnya tergantung pada seberapa besar penjualan yang dihasilkan. b.



Pendanaan Tidak Spontan



Pendanaan tidak spontan adalah tipe pendanaan yang tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. Manajemen membutuhkan waktu dan negosiasi untuk mendapatkan, mengubah (menambah atau mengurangi) dana yang diinginkan.



Contoh pendanaan tidak spontan adalah pinjaman kredit dan Commercial Paper.



1) Pinjaman kredit adalah pinjaman utang yang berasal dari bank atau lembaga keuangan bukan bank. Pinjaman kredit umumnya ada 2 jenis, kredit transaksi dan kredit lini. Kredit transaksi merupakan kredit yang khususkan untuk tujuan yang spesifik, sedangkan kredit lini memungkinkan peminjam bisa berutang pada nominal tertentu yang tidak melebihi plafon pinjaman (batas maksimum pinjaman)



2) Commercial Papper adalah utang jangka pendek tanpa jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual kepada calon investor. Umumnya jangka waktu pengembaliannya maksimal 3 bulan (90 hari) dan commercial papper biasanya berbunga rendah.



2.



Setiap bentuk usaha pasti akan berhadapan dengan risiko dengan segala variasinya.



Risiko bisnis yang dihadapi perusahaan harus dikelola dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kerugian bahkan “kehancuran” terhadap perusahaan. Pengelolaan atau manajemen risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jelaskan alternatif cara yang ada dalam mengelola risiko!



MANAJEMAN RESIKO PERUSAHAAN



Pengertian Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata untuk meminimalkan bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di dalamnya ada kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan dan evaluasi terhadap hal-hal negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha. Bisa dibilang juga jenis manajemen ini adalah satu metode untuk mencegah perusahaan mengalami masalah. Seperti kolaps, kerugian yang besar, gulung tikar, dijauhi klien dan semacamnya. Tentu strategi sistematis ini perlu dijalankan terutama untuk pebisnis pemula. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses manajemen risiko untuk membantu organisasi merancang dan mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang efektif dan proaktif. Berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan, yaitu: a.



Risk Identification.



Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses selanjutnya. b.



Risk Assessment



Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap risiko – risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.



c.



Risk Response



Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko. Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut: 1)



Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat



menyebabkan risiko terjadi 2)



Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau



dampak



atau



keduanya,



biasanya



melalui



pengandalian



di



bagian



internal



perusahaan/organisasi 3)



Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko



melalui asuransi, outsourcing atau hedging. 4)



Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi



risiko, melainkan menerima risiko tersebut terjadi. d.



Create a Risk Management Plan.



Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko. Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai. e.



Implementation.



Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada. f.



Evaluate and Review.



Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.



3.



Faktor-faktor penyebab utama yang mengakibatkan banyaknya BPR tidak mampu



bertahan dan akhirnya harus dilikuidasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau LPS!



Otoritas Jasa Keuangan OJK maupun Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) menyatakan bahwa kebanyakan BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang dicabut izin usahanya bukan karena kalah dalam persaingan, melainkan lebih disebabkan fraud yang dilakukan pengurus BPR. Fraud dalam Kegiatan Perbankan Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.03/2019 Tahun 2019 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum (“POJK 39/2019”), fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Fraud banyak terjadi salah satunya karena BPR tidak melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). Selain itu tidak adanya penerapan GCG dan manajemen risiko membuat banyak BPR melakukan kecurangan atau fraud sehingga banyak BPR yang ditutup operasinya. Penerapan GCG dan manajemen risiko yang baik tidak hanya menghindarkan BPR dari potensi fraud, tapi juga dapat meningkatkan kinerja keuangan BPR. Penerapan tata kelola penting dilakukan karena risiko dan tantangan yang dihadapi BPR tak hanya berasal dari eksternal, tapi juga internal BPR itu sendiri. Selain itu, penerapan GCG sangat diperlukan agar perbankan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang makin ketat serta dapat menerapkan etika bisnis sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat dan transparan. Penerapan praktik GCG dan manajemen risiko tak sebatas tuntutan regulasi, tapi sudah menjadi kebutuhan yang mendesak terhadap perkembangan BPR pada masa yang akan datang. Komitmen BPR terhadap penerapan GCG akan menjauhkan BPR dari berbagai masalah yang berisiko tinggi. Tanpa didukung praktik GCG, BPR berpotensi menjadi tidak sehat.