Air Tanah Sebagai Sumber Air Bersih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Air Tanah sebagai Sumber Air Bersih



PENGERTIAN AIR TANAH Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dari keseluruhan air tawar yang ada di planet kita ini lebih dari 97% terdiri atas air tanah. Ia dapat ditemukan di bawah gurun yang sangat kering maupun di bawah tanah yang tertutup lapisan salju.



KARAKTERISTIK AIR TANAH 1. Jenis-jenis air tanah berdasarkan asalnya  vadose water Air tanah yang berasal dari curahan hujan  connate water (air tanah tubir) Sudah ada sejak lama dan tersimpan dalam batuan sedimen.  juvenile water (air juvenil atau air magma). Air tanah yang belum pernah berwujud air di atmosfer atau di permukaan. Air ini berasal dari aktivitas magma. 2. Berdasarkan letaknya air tanah dibedakan menjadi :  Air Tanah Dangkal Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air yang akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.



 Air Tanah Dalam Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Jika air tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.



KUALITAS AIR TANAH Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Kualitas air tanah ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu: sifat fisik, kimia, dan sifat biologi/bakteriologi. 1. Sifat Fisik Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan, suhu (Hadipurwo, 2006). a. Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik berupa suspensi maupun terlarut. b. Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai aroma yang terkandung dalam air. c. Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang terkandung dalam air tersebut, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut. d. Kekentalan air dipengaruhi oleh partikel yang terkandung di dalamnya. Semakin banyak yang dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila suhunya semakin tinggi maka kekentalannya akan semakin kecil (encer).



e. Kekeruhan air disebabkan oleh adanya tidak terlarutkan zat yang dikandung. Sebagai contoh adalah adanya partikel lempung, lanau, juga zat organik ataupun mikroorganisme. f. Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, seperti musim, cuaca, siang-malam, tempat ataupun lokasinya.



2. Sifat Kimia Termasuk dalam sifat kimia adalah kesadahan, jumlah garam terlarut (total dissolved solids atau TDS), daya hantar listrik (electric conductance atau DHL), keasaman, dan kandungan ion. a. Kesadahan atau Kekerasan Kesadahan atau kekerasan (total hardness), adanya kandungan Ca dan Mg. Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan non karbonat. Air dengan kesadahan tinggi sukar melarutkan sabun, oleh karenanya air tersebut perlu dilunakkan lebih dahulu (Tabel 3-1). Tabel 3-1 Klasifikasi air berdasarkan kesadahan (Hem, 1959; Sawyer dan Mc.Carty, 1994) Kesadahan (mg/l CaCo3) Kelas Air Hem (1959)



Sawyer dan Mc. Carty (1994)



0 – 60



0 - 75



Lunak



61 – 120



75 - 150



Menengah



121 – 180



150 - 300



Keras



> 180



> 300



Sangat keras



Jumlah garam terlarut adalah jumlah garam yang terkandung di dalam air. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem (1959) tertera seperti pada Tabel 3–2, sedangkan menurut David dan De Wiest (1966) tertera seperti pada Tabel 3–3. Tabel 3-2 Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut (Hem, 1959) Jumlah garam terlarut (mg/l)



Macam Air



< 3000



Tawar



3000 - 10.000



Asin (moderate saline)



10.000 - 35.000



Sangat asin (very saline)



> 35.000



Asin sekali (briny)



Tabel 3-3 Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut (Davis dan DeWiest, 1966) Jumlah garam terlarut (mg/l)



Macam Air



< 1000



Tawar



1000 - 10.000



Payau (brackish)



10.000 - 100.000



Cukup asin (moderate saline)



> 100.000



Asin sekali (briny)



Sebagai gambaran adalah air laut mengandung garam-garaman terlarut sekitar 34.000 mg/l. b. Daya Hantar Listrik Daya Hantar Listrik adalah sifat menghatarkan listrik dari air. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau μmhos/cm atau μsiemens/cm sering ditulis μS/cm. Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 - 5000 μmhos. Besaran DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10 m3 μmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 mmhos/cm (1,56 μS/cm) Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang terlarut secara tepat perlu banyak koreksi seperti temperatur pengukuran, maupun tergantung juga dengan jenis garam yang terlarut, tetapi secara umum angka tersebut di atas sedikit banyak dapat mewakili. Hubungan antara harga DHL dan macam air seperti terlihat Tabel 3-4. Tabel 3-4 Klasifikasi air berdasarkan harga DHL (dalam Hadipurwo, 2006)



c. Keasaman Air



DHL (mmhos/cm pada 25°C)



Macam Air



0,055



Air murni



0,5 - 5,0



Air suling



5 - 30



Air hujan



30 - 2000



Air tanah



35.000 - 45.000



Air laut



Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1-14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat atau magnesium karbonat, bersifat basa (pH 7,5 - 8), sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam, sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya mempunyai kandungan besi (Fe) tinggi. Pengukuran pH air di lapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus (Hadipurwo, 2006).



d. Kandungan Ion Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air diukur banyaknya, biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF, NH4, NO3, NO2, KMn O4, SiO2, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006). 3. Sifat Biologi/Bakteri Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan banyaknya bakteri coli. Untuk standar air minum ada batas maksimum kandungan coli yang diperbolehkan. Standard Kualitas Air tanah Seperti telah diuraikan, air tanah mempunyai 3 (tiga) fungsi bagi manusia (Toth, 1990) yaitu : 1. sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia; 2. bagian dari hidrologi dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus hidrologi global; 3. sebagai anggota/ agen dari geologi. Fungsi pertama air tanah bagi manusia adalah untuk memenuhi berbagai keperluan manusia, misalnya untuk minum, memasak, mandi, mencuci, irigasi, dan juga dibutuhkan dalam beberapa proses industri. Untuk masing-masing keperluan/penggunaan, ada standar kualitas air tanah yang harus dipenuhi, sebagai contoh syarat kualitas air tanah untuk air minum jelas berbeda dengan air tanah untuk proses industri.



DEFINISI AKUIFER Berdasarkan perlakuan batuan atau material dalam menyimpan dan atau mengalirkan air tanah terutama pada sifat fisik berupa tekstur dari batuan dapat dibedakan menjadi (Buddemeier, Macfarlane, Misgna, 2004): a.



Akuifer, yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang berarti di bawah kondisi lapangan. Dengan demikian batuan ini berfungsi sebagai lapisan pembawa air yang bersifat permeabel. Contoh: Batu pasir, batu gamping, batuan beku yang berkekar, dan lain-lain.



b. Akuitar, yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah yang terbatas. Dengan demikian batuan ini bersifat semi permeabel. Contoh: Batu lempung, batu lempung pasiran. c.



Akuiklud, yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti. Dengan demikian batuan ini bersifat impermeabel. Contoh: Lanau, Serpih dan tufa halus.



d. Akuifug, yaitu suatu tubuh batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air. Dengan demikian batuan ini bersifat kebal air. Contoh: Batuan beku yang kompak dan padat. Pada dasarnya air tanah mengisi lubang-lubang pori dalam suatu tubuh atau lapisan batuan yang disebut sebagai akuifer atau disebut juga lapisan pembawa air, berdasarkan hubungan batuan dengan batuan lainnya, akuifer terbagi atas : a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer. b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Pada akuifer ini terdapat Bidang Piezometric.



c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air. d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan. e. Fungsi Lapisan Akuifer : meliputi dua fungsi yaitu 1. Berfungsi sebagai aliran : fungsi aliran berhubungan dengan sifat permeabilitas , yaitu kapasitas untuk memindahkan / mengalirkan air dibawah gaya berat atau tekanan hidrostatis. Bila pada lapisan yang permiabel maka air akan dapat mengalir. 2. Berfungsi sebagai Penyimpanan : ada dua sifat penting yang terdapat pada lapisan akuifer untuk memenuhi fungsi penyimpanan , yaitu porositas dan specific yield. f.



Istilah dalam akuifer meliputi :



-



Water table/muka air tanah : adalah tempat kedudukan permukaan air tanah bebas.



-



Bidang Piezometric : yaitu suatu bidang bayangan/imajiner dimana muka air tanah akan naik sampai titik/bidang tersebut bila dibuat suatu lobang/sumuran.



-



Lapisan Permeable : Lapisan permeable adalah lapisan tanah atau batuan yang tembus air karena kadar pori-pori cukup besar sehingga air hujan akan mudah meresap ke bawah. Contoh : pasir, padas, kerikil, kapur, dan batu apung.



-



Lapisan Impermeable : Lapisan impermeable adalah lapisan tidak tembus air karena pori – porinya sangat kecil seperti geluh, napal, lempung.



PENGERTIAN POROSITAS Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa didalam tanah (Hakim ,1996)



Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air yang erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air.



Tetapi jika



porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah. Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: 1. pori makro atau pori besar 2. pori meso atau pori sedang 3. pori mikro atau pori kecil Masing-masing kelompok ini menempati lapisan-lapisan tanah yang berbeda. Pada lapisan pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada. Lapisan kedua umumnya banyak pori meso, ada juga pori mikro dan pori makro tetapi tidak terlalu banyak. Yang menempati pori-pori tanah ini tergantung musim. Hampis semua musim dipengaruhi oleh udara, walaupun ditempati udara sebagian kecil masih terdapat air, terutama pada musim hujan banyak terdapat pori mikro.



porositas tanah = (1- berat volume tanah/berat jenis partikel) x 100%



PENGERTIAN PERMEABILITAS Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk mengalirkan air atau udara dinyatakan dalam cm/jam. (Handayanto,2009)



Kualitas tanah untuk meloloskan air atau udara yang diukur berdasarkan besarnya aliran melalui satuan tanah yang telah dijenuhi terlebih dahulu persatuan waktu tertentu. (Susanto,1994) Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009) Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1). (N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008)



Faktor yang mempengaruhi permeabilitas a. Tekstur tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam tanah b. Struktur Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan sulit di tembus oleh air daru pada berstruktur remah c.



Porositas Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut



d. Viskositas Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut e. Gravitasi Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi



Faktor yang dipengaruhi oleh permeabilitas



a. Drainase Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya b.



Infiltrasi Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah itu baik



c.



Pengolahan Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin mudah



d. Perkolasi Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik e. Erosi Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam tanah, maka erosi akan minimum f.



Evaporasi Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik



g. Konduktifitas Saat menghitung kejenuhan tanah dalam air untuk membuktikan permeabilitas itu cepat atau tidak. Jika konduktifitas tinggi maka permeabilitas tinggi. h. Run off Air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, Jika run off tinggi maka permeabilitas rendah.



DEBIT AIR Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002). Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan Rata-rata V, sehingga debit aliran adalah:



Dengan : Q=AxV Q = Debit Aliran (m3/s) A = Luas Penampang (m2) V = Kecepatan Aliran (m/s) Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk trapesium, persegi, dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit air pada masing-masing saluran drainase.



Faktor Penentu Debit Air 1. Intensitas hujan. Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki komponen musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang menyebabkan bertambahnya debit air. 2. Penggundulan Hutan Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut tertahan dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah. Air tanah di daerah hulu merupakan cadangan air bagi sumber air sungai. Oleh karena itu hutan yang terjaga dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-sumber air pada musim kemarau. Sebaiknya hutan yang gundul akan menjadi malapetaka bagi penduduk di hulu maupun di hilir. Pada musim hujan, air hujan yang jatuh di atas lahan yang gundul akan menggerus tanah yang kemiringannya tinggi. Sebagian besar air hujan akan menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi tanah longsor dan atau banjir bandang yang membawa kandungan lumpur. 3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian



Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan penggundulan hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain akan meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dalam air sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak memperhatikan faktor konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras dan lain-lain.



4.



Intersepsi Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah, tertahan bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(”hilang”) ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan jatuh di daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting dalam penentu faktor debit air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air intersepsi dapat mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis vegetasi menjadi jenis vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat mempengaruhi hasil air di daerah tersebut.



5. Evaporasi dan Transpirasi Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok yang dapat menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS, mengapa dikatakan salah satu komponen penentu debit air, karena melalu kedua proses ini dapat membuat air baru, sebab kedua proses ini menguapkan air dari per mukan air, tanah dan permukaan daun, serta cabang tanaman sehingga membentuk uap air di udara dengan adanya uap air diudara maka akan terjadi hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan bertambah juga. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu (Arsyad,1989): a. Pengukuran volume air sungai b. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai c. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam sungai d. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.