Aki Dan Akb Kelompok 1 Buzaki [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KEMATIAN IBU DAN BAYI



Disusun oleh kelompok 7: 1. Ajrina Hidayati



(19153020001)



2. D. Masyita Nurul Ichwan



(19153020010)



3. Fitriana



(19153020018)



4. Marwiyah



(19153020027)



5. Mariana



(19153020036)



6. Siti Maisaroh



(19153020045)



7. Ulumiyah



(19153020053)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA 2020



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari matakuliah Asuhan Kebidanan Komunitas tentang “ Kematian Ibu Dan Bayi ”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Bangkalan, 12 Februari 2020



Kelompok1



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi permasalahan di dunia sampai saat ini. AKI dan AKB merupakan salah satu indikator derajat kesehatan di suatu negara yang menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program tersebut menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas dalam pembangunan kesehatan. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya-upaya yang nyata dan realistis. Salah satunya adalah melalui pembangunan di bidang kesehatan masyarakat dengan melibatkan peran aktif masyarakat. Ada banyak potensi masyarakat di bidang kesehatan, satu di antaranya adalah organisasi kemasyarakatan. Potensi organisasi ini perlu mendapat perhatian karena kegiatannya sampai pada tingkat operasional yang dikerjakan oleh kader kesehatan. Kader sebagai pemimpin masyarakat harus mampu mengoordinasikan dan menggerakkan masyarakatnya/komunitasnya, dengan kata lain harus mampu menjadi manajer



bagi



komunitasnya



sehingga



bersama-sama



masyarakatnya



mampu



mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi program kesehatan terutama program KIA. Karena itu kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) dari mata kuliah kebidanan komunitas merupakan proses pendidikan yang wajib dilakukan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk memberikan asuhan kebidanan komunitas dengan memperlihatkan aspek budaya yang berfokus pada upaya preventif, promotif, deteksi dini dan rujukan serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan bersinergi dengan permasalahan yang terjadi. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kematian ibu?



2. 3. 4. 5. 6.



Apa penyebab kematian ibu? Bagaimana upaya memperbaiki kematian ibu ? Apa yang dimaksud dengan kematian bayi? Apa penyebab kematian Bayi? Bagaimana upaya memperbaiki kematian bayi/



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Definisi Kematian Ibu



Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu selama periode waktu tertentu per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari pengakhiran kehamilan, terlepas dari durasi dan tempat kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan dari penyebab kecelakaan atau insidental (WHO, 2010). Berdasarkan definisi WHO tersebut menggambarkan adanya hubungan akibat dan sebab antara kehamilan dan kematian maternal.Ibu yang hamil mungkin mengalami keguguran atau kehamilan ektopik terganggu, atau ibu yang hamil mungkin meninggal dunia sebelum melahirkan atau ibu yang hamil telah melahirkan seorang bayi dalam keadaan hidup atau mati yang diikuti dengan komplikasi kehamilan persalinan dan nifas yang menyebabkan kematian maternal.Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan menjadi faktor utama mortalitas perempuan pada masa puncak produktivitasnya 2.2



Penyebab Kematian Ibu Penyebab kematian secara global (Say L et al, 2014) sekitar 28% disebabkan oleh pendarahan hebat, 27 % oleh penyakit yang sudah ada sebelum kehamilan, 11% oleh infeksi, 14% oleh hipertensi dalam kehamilan, 9% oleh persalinan macet, serta aborsi yang tidak aman (8 %. Penyebab kematian ibu di Indonesia 80% disebabkan oleh penyebab langsung obstetrik seperti perdarahan, sepsis, abortus tidak aman, preeklampsia-eklampsia, dan persalinan macet. Sisanya 20 % terjadi oleh karena penyakit yang diperberat oleh kehamilan. Situasi kematian ibu di Indonesia tahun 20102013(Fig.6), penyebab perdarahan juga masih tinggi walaupun cenderung menurun (35,1% menjadi 30,3%), sementara penyebab kematian ibu baik di dunia maupun di Indonesia masih berputar pada 3 masalah utama (perdarahan, preeklampsia-eklampsia dan infeksi ) , sehingga pencegahan dan penanggulangan masalah ini seharusnya difokuskan melalui intervensi pada ketiga masalah tersebut, melalui peran petugas kesehatan. Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu – sekitar 75% dari total kasus kematian ibu – adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang



tidak aman (WHO, 2014). Untuk kasus Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan (30.3% pada tahun 2013) dan hipertensi (27.1% pada tahun 2013). Hal ini sangat ironis, mengingat berbagai penyebab kematian ibu di atas sebenarnya dapat dicegah, jika sang ibu mendapatkan perawatan medis yang tepat.



Berdasarkan trias penyebab kematian ibu (preeklampsia, perdarahan dan infeksi) maka intervensi kunci yang dapat dilakukan oleh peran petugas kesehatan adalah: a. Preeklampsia-eklampsia: 1. Pencegahan preeklampsia melalui penguatan asuhan antenatal yang terfokus, antara lain dengan mendeteksi kemungkinan risiko, edukasi pengenalan dini tanda bahaya kehamilan. 2. Penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia dengan penatalaksanaan awal dan manajemen kegawatdaruratan(dengan penggunaan magnesium sulfat). b. Perdarahan pasca persalinan: 1. Identifikasi risiko perdarahan pasca persalinan: anak besar, kehamilan multipel, polihidramnion, riwayat seksio sesar, partus lama, partus presipitatus, anemia. 2. Pencegahan komplikasi dengan manajemen aktif kala III ( uterotonika, masase fundus dan peregangan tali pusat terkendali). 3. Manajemen kegawatdaruratan perdarahan persalinan



( kompresi bimanual,



uterotonika, tamponade balon kateter hingga penatalaksanaan bedah). c. Infeksi intrapartum: 1. Pencegahan partus lama melalui penggunaan partograf. 2. Penggunaan antiobiotik secara rasional. 3. Manajemen ketuban pecah dini. 4. Manajemen pasca persalinan.



2.3



Upaya memperbaiki kematian Secara profesional dokter dan bidan dalam praktek klinik mempunyai peran menurunkan angka kematian ibu. Dokter dan bidan adalah garda terdepan dalam mendeteksi kemungkinan risiko, mendorong program KB, melakukan asuhan antenatal terfokus, pencegahan abortus tidak aman, pertolongan persalinan oleh tenaga terampil, rujukan dini tepat waktu kasus gawat darurat obstetri dan pertolongan segera – adekuat



kasus gawat darurat obstetri di rumah sakit rujukan. Penolong yang terampil pada saat sebelum, selama dan sesudah persalinan telah terbukti mempunyai peran dalam menurunkan kematian ibu. 1. Safe Motherhood Initiative dan Gerakan Sayang Ibu (GSI) Tingginya angka kasus kematian ibu sebenarnya bukanlah masalah yang terbilang baru. Upaya penanganan kasus kematian ibu merupakan diskursus level global yang telah diperbincangkan sejak abad ke 17. Dalam penelitiannya yang berjudul “Death in Childbed from the Eighteent Century to 1935,” Loudon menjelaskan bahwa catatan-catatan terkait kasus kematian ibu mulai muncul pada awal abad ke-17, seiring dengan berkembangnya praktik kebidanan di masyarakat Inggris (Loudon, 1986).Akan tetapi, komitmen masyarakat global terkait penanganan kasus kematian ibu agaknya baru hadir di akhir abad ke-20. Pada tahun 1987, kekhawatiran terkait dampak dari tingginya kasus kematian ibu mendorong WHO dan organisasi-organisasi internasional lain untuk melahirkan The Safe Motherhood Initiative (Women & Children First, 2015). Konsep safe motherhood sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima layanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu, janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan (USAID, 2005). Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project (2003), konsep safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu: 1. Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan. 2. Perawatan Antenatal– Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik. 3. Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk



mendukung persalinan yang aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan komplikasi kehamilan. 4. Perawatan Postnatal– Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak. 5. Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta memberikan layanan keluarga berencana jika dibutuhkan. 6. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS – mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi; menghitung risiko infeksi di masa yang akan datang; menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV dan AIDS untuk mendorong upaya pencegahan; dan – jika memungkinkan – memperluas upaya kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS, HIV dan AIDS dari ibu ke bayinya. The Safe Motherhood Initiative inilah yang kemudian digunakan sebagai basis Program Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI.Program Gerakan Sayang Ibu merupakan sebuah “gerakan” untuk mengembangkan kualitas perempuan – utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu – yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Tujuan utama dari Program GSI adalah peningkatan kesadaran masyarakat, yang kemudian berdampak pada keterlibatan mereka secara aktif dalam program-program penurunan AKI; seperti menghimpun dana bantuan persalinan melalui Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), pemetaan ibu hamil dan penugasan donor darah pendamping, serta penyediaan ambulan desa (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Berbeda dengan The Safe Motherhood Initiative yang terkesan sangat struktural, program GSI justru menekankan keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya-upaya untuk menurunkan AKI. 2. PKBI dalam Konteks Penurunan AKI



Sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempelopori gerakan Keluarga Berencana di Indonesia, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) terlibat secara aktif dalam upaya penurunan AKI; khususnya melalui poin pertama, kelima, dan terakhir dari The Safe Motherhood Initiative, yaitu akses program keluarga berencana, perawatan pasca aborsi, dan kontrol IMS, HIV dan AIDS. Sejak didirikan pada tahun 1957, PKBI percaya bahwa keluarga merupakan pilar utama untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang bertanggung jawab – baik dalam dimensi kelahiran, pendidikan, kesehatan,



kesejahteraan,



dan



masa



depan.



Nilai



inilah



yang



kemudian



dimanifestasikan dalam Program Layanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi (Kespro) PKBI. Melalui Program Layanan KB dan Kespro, PKBI menyediakan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (termasuk kelompok difabel dan kelompok marjinal lain). Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh PKBI dalam program tersebut adalah program keluarga berencana – senada dengan poin pertama dari enam pilar utama The Safe Motherhood Association. Selain program KB, PKBI juga menyediakan pelayanan penanganan kehamilan tidak diinginkan yang komprehensif, sesuai dengan poin kelima dari enam pilar utama The Safe Motherhood Association. Terakhir, dalam rencana strategisnya, PKBI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan upaya pencegahan dan penanggulangan IMS, HIV dan AIDS. – sejalan dengan pilar terakhir The Safe Motherhood Initiative. Hingga saat ini PKBI memiliki kantor di 26 Provinsi mencakup 249 Kabupaten/Kota di Indonesia. PKBI akan terus berkomitmen untuk menyediakan layanan KB dan Kespro yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, demi mendukung penurunan Angka Kematian Ibu Indonesia. 2.4



Definisi Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada saat bayi lahir sampai satu hari sebelum hari ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi dibedakan oleh faktor endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen (kematian neonatal) adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama sejak bayi dilahirkan, umumnya disebabkan oleh faktor yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan. Sedangkan kematian eksogen



(kematian post neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan atau sampai satu tahun disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan 2.5



(Sudariyanto,2011 dalam Kusuma, 2012). Penyebab Kematian Bayi 1. Cacat lahir Pada tahun 2014, 4.716 bayi di Amerika Serikat meninggal akibat cacat lahir. Ini mencakup hingga 20,4 persen dari total semua kematian bayi. Bayi cacat lahir adalah masalah yang terjadi saat janin masih berkembang di dalam rahim. Kondisi ini dapat mulai terjadi pada setiap tahap kehamilan. Cacat lahir biasanya sudah terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan. Ketika organ-organ bayi mulai terbentuk. Bayi cacat lahir merupakan suatu keadaan di mana struktur dan fungsi tubuh bayi tidak normal saat lahir yang menyebabkan keterbatasan fisik dan mental. Beberapa kasus bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi sebelum menginjak usia satu tahun. Cacat lahir struktural berhubungan dengan masalah pada bagian tubuh, seperti bibir sumbing atau celah pada langit-langit mulut. Kelainan tersebut dapat dengan mudah mendapat perawatan. Cacat lahir lainnya mungkin memerlukan perawatan seumur hidup dan bahkan bisa menyebabkan kematian, seperti sindrom Down dan kelainan jantung. 2. Kelahiran prematur dan berat lahir rendah Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Pada umumnya, bayi yang dilahirkan prematur memiliki berat lahir yang lebih rendah dari bayi normal. Bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah apabila memiliki berat badan kurang dari 2,5 kg. Sedangkan bayi tergolong berat lahir sangat rendah jika di bawah 1,5 kg, dan berat lahir rendah ekstrem jika di bawah 1 kg. Pada tahun 2005, 4.173 bayi meninggal akibat kelahiran prematur atau berat lahir rendah (18 persen dari total kematian). 3. Komplikasi kehamilan Komplikasi kehamilan adalah masalah yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi dan berakibat buruk pada bayi antara lain diabetes gestasional, preeklampsia, infeksi saluran kencing, anemia, hiperemesis gravidarum dan lainnya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyaknya perubahan dalam tubuh ibu hamil. Misalnya perubahan hormon, perubahan kerja tubuh, dan perubahan pada bentuk tubuh ibu.



Pada tahun 2005, 1.574 bayi (6,8 persen dari total) meninggal akibat komplikasi kehamilan. 4. Sindrom kematian bayi mendadak Sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) adalah kematian bayi secara tiba-tiba saat sedang tidur tanpa diketahui penyebabnya dan dalam kondisi sehat. SIDS telah menjadi penyebab utama kematian pada bayi usia 30 hari pertama setelah kelahiran. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab bayi meninggal mendadak. Ada yang menguhubungkannya dengan kelainan di bagian otak yang mengatur pernapasan bayi, kondisi tidur bayi yang menghambat pernapasannya, dan hal lain. Pada tahun 2005, 1.545 bayi meninggal karena SIDS (6,7 persen dari kematian bayi). 5. Penyebab lainnya Selain empat penyebab yang telah dijelaskan di atas, ada juga beberapa penyebab kematian bayi lainnya yang cukup sering dilaporkan. Berikut adalah kemungkinankemungkinan penyebab lainnya. a) Kecelakaan atau luka yang tidak disengaja b) Infeksi saluran pernapasan bawah (flu, pneumonia) c) Komplikasi infeksi tali pusar dan plasenta d) Sepsis bakteri 2.6



Upaya memperbaiki Bayi Program juga harus didukung mekanisme yang memadai dan efektif mencapai lapisan terbawah. Yang ketiga, pemberdayaan masyarakat, partisipasi masayarakat harus digalakkan kembali.Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF:



a. Growth Monitoring b. Oral Rehidration c. Breast Feeding d. Imuzation e. Family Planning f. Food Supplement g. Female Education



Ketujuh hal tersebut dilakukan baik dalam kegiatan posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat. Growth monitoring adalah upaya melihat perkembangan berat balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi kesehatannya. Oral rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun yang sudah tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit diare yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bayi dan anak. Breast feeding Menyusui, juga dikenal sebagai menyusui, adalah memberi makan bayi dan anak-anak muda dengan ASI dari payudara wanita. Ahli kesehatan merekomendasikan bahwa menyusui dimulai dalam satu jam pertama kehidupan bayi dan berlanjut sesering dan sebanyak yang diinginkan bayi. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita terkena penyakit pada masa mendatang. Family Planning penting karena secara tidak langsung, jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak.Semakin banyak anak semakin tinggi tingkat kompetisi antar anak untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai. Pemberian makanan tambahan penting untuk meningkatkan gizi balita maupun ibu. Jika gizi bagus, balitas tidak akan mudah terkena penyakit, dan akan menunmkan tingkat kematian. Disamping itu gizi bagus juga baik untuk pertumbuhan. Pendidikan ibu, merupakan salah satu hal ang tidak akan lepas peranannya dalam segala bentuk perawatan anak maupun perawatan diri. Berbagai hasil penelitian menunjukkan tingginya peran pendidikan ibu dalam kelangsungan hidup anak.



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu selama periode waktu tertentu per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari pengakhiran kehamilan, terlepas dari durasi dan tempat kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan dari penyebab kecelakaan atau insidental (WHO, 2010). Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada saat bayi lahir sampai satu hari sebelum hari ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi dibedakan oleh faktor endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen (kematian neonatal) adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama sejak bayi dilahirkan, umumnya disebabkan oleh faktor yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan. Sedangkan kematian eksogen (kematian post neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan atau sampai satu tahun disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan. The Safe Motherhood Initiative inilah yang kemudian digunakan sebagai basis Program Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI.Program Gerakan Sayang Ibu merupakan sebuah “gerakan” untuk mengembangkan kualitas perempuan – utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu – yang



dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Tujuan utama dari Program GSI adalah peningkatan kesadaran masyarakat, yang kemudian berdampak pada keterlibatan mereka secara aktif dalam program-program penurunan AKI. Program juga harus didukung mekanisme yang memadai dan efektif mencapai lapisan terbawah. Yang ketiga, pemberdayaan masyarakat, partisipasi masayarakat harus digalakkan kembali.Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF: Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast Feeding, Imuzation, Family Planning, Food Supplement, Female Education.



3.2 SARAN Untuk menurunkan AKI dan AKB diperlukan Kualitatif Program Promosi Kesehatan untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)) pada bab sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : Program promosi kesehatan Kelas Ibu Hamil bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil. Dan untuk AKB perlu dilakukan Kelas bayi dan balita serta pemberian imunisasi yang lengkap .



DAFTAR PUSTAKA Anonim. “A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality” Jurnal. www.researchgate.net (Diakses pada tanggal 26 Maret 2015). Anonim.http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/24277/7096d9d25a21f2a6307e0547e2f cc78b. (Diakses pada tanggal 28 Maret 2015) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2015). Profil Kesehatan Indonesia. Loudon.(1986). Death in Childbed from the Eighteent Century to 1935. Medical History, 30(1), 1-41. Media Indonesia.(2016). Angka Kematian Ibu Masih Tinggi.Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 di http://mediaindonesia.com/read/detail/83701-angka-kematian-ibu-masih-tinggi1. Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah Pusat Kesehatan Reproduksi. “Kajian Angka Kematian



Bayi



di



Kabupaten



Donggala



Sulawesi



Tengah”.



UGM. http://pskespro.chnrl.net/wp-content/uploads/LAPORAN-KAJIAN-AKBSULTENG.pdf (Diakses pada tanggal 28 Maret 2015)



FK



Policy Project. (2003). The Six Pillars of Safe Motherhood. Diakses pada tanggal 18 Maret 2018



di



http://www.policyproject.com/pubs/advocacy/MaternalHealth/AM_MH_16Sec3-2.pdf. Priyadi



dkk.(2013).



Pengaktifan



Gerakan



Sayang



Ibu



(GSI).Jurnal



Inovasi



dan



Kewirausahaan, 2(1), 5-8. Tempo.(2018). Angka Kematian Ibu di Indonesia Tinggi, Masih Jauh Dari Target.Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 di https://gaya.tempo.co/read/873758/angka-kematian-ibudi-indonesia-tinggi-masih-jauh-dari-target. WHO.(2004). Maternal Mortality Ratio.Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 di http://www.who.int/healthinfo/statistics/indmaternalmortality/en/. Women & Children First. (2015). What is the Safe Motherhood Initiative. Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 di https://www.womenandchildrenfirst.org.uk/our-work/howwe-do-it/34-maternal-mortality/264-what-is-the-safe-motherhood-initiative