9 0 247 KB
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DENGAN KANTOR AGEN DAN KANTOR CABANG DONSEN PENGAMPU : AMRIANI ZAEN, SE Oleh :
YE’ HAERI NAJIB
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
STKIP HAMZANWADI SELONG 2011
Disusun Oleh Kelompok II
1
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan kantor pusat dengan kantor agen dan kantor cabang merupakan suatu pembahasan yang memberikan kita gambaran tentang kantor agen dan kantor cabang dalam melaksanakan kegiatannya dan proses pencatatan atas kegiatannya. Dan berhubungan kita sudah duduk di bangku kuliah yang akan diproses untuk menjadi output sebagai pengajar dan tidak menutup kemungkinan untuk terjun di perusahaan, maka tidak menutup kemungkinan juga kita akan menemukan pokok permasalahan ini dalam mengajar maupun bekerja di suatu perusahaan. Untuk itu dalam hal ini kami mencoba memeberikan gambaran umum tentang kantor agen dan kantor cabang yang mungkin bisa memberikan penjelasan ke pada kita yang bisa kita jadikan dasar kedepannya apabila kita menemukan pokok permasalahan yang seperti ini sehingga kita tidak menemukan kesulitan. B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana perbedaan kantor agen dan kantor cabang ?
2.
Bagaimana perbedaan akuntansi kantor agen dan cabang ?
3.
Bagaiman proses pembuatan Laporan keuangan konsolidasi ?
4.
Bagaimana poses perekonsiliasian R/K – kantor cabang dengan R/K
– kantor pusat ? C. Tujuan 1. Untuk memberikan gambaran bagimana perbedaan kantor agen dan kantor cabang beik dalam kegiatannya mupun akuntansinya. 2. Untuk memberikan gambaran tentang penyusunan laporan keuangan konsolidasi. 3. Untuk memberikan gambaran tentang proses perekonsiliasian R/K – kantor cabang dengan R/K – kantor pusat.
Disusun Oleh Kelompok II
2
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
BAB II PEMBAHASAN A.
PERBEDAAN AGEN DAN CABANG Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya, untuk mencapai tujuan tersebut volume penjualan harus ditingkatkan yaitu dengan memperluas daerah pemasaran. Beberapa alternatif langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daerah pemasaran yaitu dengan konsinyasi, membuka agen penjualan dan dengan membuka kantor cabang. Adapun perbedaan dari kantor agen dan kantor cabang yaitu dilihat dari 2 hal yakni dari setruktur organisasi dan kegiatan. Keterangan Agen Dari sisi struktur Berada di luar organisai. organisasi perusahaan (bendiri sendiri). Dari sisi kegiatan : Penjualan kepada Tidak melaksanakan pihak ketiga. tetapi dilaksanakan oleh kantor pusat. Persediaan barang Tidak memiliki, tetapi dagang. tersedia barang contoh. Penentuan syarat Tidak menentukan penjualan. melainkan ditentukan oleh kantor pusat. Penanggungan beban Tidak menanggung, operasional dan tetapi ditanggung oleh modal kerja. kantor pusat.
B.
Cabang Bagian dari prusahaan.
Melaksanakan penjualan Memiliki persediaan. Dapat menentukan. Cabang mengelola penjualan dan beban operasional termasuk kas.
PERBEDAAN AKUNTANSI AGEN DAN CABANG 1.
Akuntansi Kantor Agen Kantor
agen
tidak
menyelenggarakan
akuntansi
terhadap
kegiatannya tetapi diaksanakan oleh perusahaan yang diageni, kegiatannya hanya terbatas pada usaha untuk mencari calon pembeli biasanya dilakukan dengan menggunakan modal kerja yang berasal dari kantor pusat. Sebagai pertanggung jawabannya atas penggunaan modal kerja tersebut dengan
Disusun Oleh Kelompok II
3
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
mengumpulkan bukti-bukti pemakaiannya yang akan digunakan sebagai dasar pencatatan oleh kantor pusat. Untuk mencatat kegiatan kantor agen tersebut, kantor pusat dapat menggunakan 2 metode yaitu : a)
Rugi-laba kantor agen tidak dipisahkan
Dalam metode ini pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kantor agen tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan dan biaya kantor pusat atau dengan kata lain rekeningnya digabungkan. b)
Rugi-laba kantor agen dipisahkan
Dalam metode ini diadakan pemisahan antara pendapatan dan biaya kantor pusat dan kantor agen. Untuk pencatatan kantor agen diberi tanda nama agen. Pada umumnya rekening buku besar yang berhubungan dengan kantor agen terbatas pada 5 rekening saja, yaitu :
Modal kerja kantor agen.
Penjualan kantor agen.
Harga pokok penjualan agen.
Biaya pemasaran kantor agen.
Biaya administrasi dan umum kantor
agen. 2.
Akuntansi Kantor Cabang
Ada 2 sitem yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan akuntansi terhadap kantor cabang, yaitu : a)
Sitem sentralisasi
Didalam sistem ini akuntansi terhadap kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat, sedangkan kantor cabang hanya mencatat kas kecil. Sitem ini cocok dipakai apabila kantor cabang dekat dengan kantor pusat dan kegiatan kantor cabang masih terbatas. b)
Sistem desentralisasi
Didalam sistem ini semua transaksi keuangan kantor cabang akan dicatat oleh kantor cabang. Berdasarkan pihak yang terkait teransaksi keuangan kantor cabang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
Disusun Oleh Kelompok II
4
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
1. Transaksi kantor cabang yang tidak ada hubungannya dengan kantor pusat sehingga pencatatannya hanya dilakukan oleh kantor cabang. 2. Transaksi kantor cabang yang ada hubungannya dengan kantor pusat sehingga dalam hal ini keduanya melakukan pencatatan. Di dalam sitem desentralisasi hubungan antara kontor pusat dengan kantor cabang adalah hubungan antara investor dengen investee. Untuk menunjukkan hubungan tersebut masing-masing pihak menyelenggarakan rekening timbal balik, yaitu kantor pusat akan menyelenggarakan rekening koran kantor cabang dan kantor cabang akan menyelenggarakan rekening korang kantor pusat. Transaksi yang mempengaruhi saldo kedua rekening tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a.
Transaksi
yang
berakibat saldo rekening timbal balik bertambah. Dilihat dari kantor pusat transaksi kelompok ini berakibat hak terhadap kantor cabang bertambah. Oleh karena itu R/K kantor cabang akan didebet. Dilihat dari kantor cabang transaksi kelompok ini berakibat kewajiban kepada kantor pusat bertambah, oleh karena itu R/K kantor pusat akan dikredit. Adapun transaksi yang termasuk dalam hal ini diantaranya : 1)
Pengiriman kas atau aktiva selain barang dagangan oleh kantor
pusat. - Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : R/K-kantor cabang ...........................................
xxxx
Kas (aktiva) .............................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : Kas (aktiva) ..................................................... R/K-kantor pusat ..................................... 2)
xxxx xxxx
Pengiriman berang dagangan oleh kantor pusat ke kantor cabang.
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : Dengan sistem fisik
Disusun Oleh Kelompok II
5
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
R/K-kantor cabang ...........................................
xxxx
Pengiriman barang ke kantor cabang ......
xxxx
Dengan sistem perpetual R/K-kantor cabang ...........................................
xxxx
Persediaan barang dagangan ...................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : Dengan sistem fisik Pengiriman barang dari kantor pusat................
xxxx
R/K-kantor pusat .....................................
xxxx
Dengan sistem perpetual Persediaan barang dagangan.............................
xxxx
R/K-kantor pusat ..................................... 3)
xxxx
Pembebanan biaya oleh kantor pusat kepada kantor cabang.
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : R/K-kantor cabang ...........................................
xxxx
Biaya ......................................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : Biaya ...............................................................
xxxx
R/K-kantor pusat ..................................... 4)
xxxx
Perhitungan bunga atas investasi kantor pusat di kantor cabang.
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : R/K-kantor cabang ...........................................
xxxx
Pendapatan bunga ..................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : Biaya bunga ....................................................
xxxx
R/K-kantor pusat ..................................... 5)
xxxx
Pengakuan laba kantor cabang.
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : R/K-kantor cabang ........................................... Rugi-laba-kantor cabang ........................
xxxx xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang :
Disusun Oleh Kelompok II
6
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Rugi-laba .........................................................
xxxx
R/K-kantor pusat .....................................
6)
xxxx
Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabang.
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : R/K-kantor cabang ...........................................
xxxx
Piutang ...................................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : Kas ..................................................................xxxx R/K-kantor pusat ..................................... b.
xxxx Transaksi yang
berakibat saldo rekening timbal balik berkurang. Dilihat dari kantor pusat transaksi kelompok ini berakibat hak terhadap kantor cabang berkurang. Oleh karena itu R/K kantor cabang akan dikredit. Dilihat dari kantor cabang transaksi kelompok ini berakibat kewajiban kepada kantor pusat berkurang. Oleh karena itu R/K kantor pusat akan didebit. Adapun transaksi yang termasuk kelompok ini adalah : 1)
Pengiriman
kas atau aktiva selain barang dagangan oleh kantor cabang kekantor pusat. - Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : Kas ..................................................................xxxx R/K-kantor cabang ..................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : R/K-kantor pusat ..............................................
xxxx
Kas ......................................................... 2)
xxxx Pengembalian
barang dagangan dari kantor cabang ke kantor pusat.
Disusun Oleh Kelompok II
7
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : Dengan sistem fisik Pengiriman barang ke kantor cabang................
xxxx
R/K-kantor cabang...................................
xxxx
Dengan sistem perpetual Persediaan barang dagangan.............................
xxxx
R/K-kantor cabang ..................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : Dengan sistem fisik R/K-kantor pusat...............................................
xxxx
Pengiriman barang dari kantor pusat ......
xxxx
Dengan sistem perpetual R/K-kantor pusat...............................................
xxxx
Persediaan barang dagangan....................
xxxx
3)
Pembelian
aktiva oleh kantor cabang yang akuntansinya diselenggarakan oleh kantor pusat. - Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : Aktiva ...............................................................
xxxx
R/K-kantor cabang ..................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : R/K-kantor pusat ..............................................
xxxx
Kas (utang) ..............................................
xxxx
4)
Pengakuan
rugi kantor cabang - Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : Rugi-laba kantor cabang ..................................
xxxx
R/K-kantor cabang ..................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : R/K-kantor pusat ..............................................
Disusun Oleh Kelompok II
xxxx
8
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Rugi-laba .................................................
xxxx
5)
Penagihan
piutang kantor cabang oleh kantor pusat. - Pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat : Kas ..................................................................xxxx R/K-kantor cabang ..................................
xxxx
- Pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang : R/K-kantor pusat .............................................. Piutang ................................................... C.
xxxx xxxx
Laporan Keungan Pada akhir periode akuntansi, cabang melaporkan hasil kegiatan
operasi kepada kantor pusat. Laporan keungan cabang oleh kantor pusat dicatat pendapatan/kerugian operasi cabang. a)
Kantor Cabang 1.
Perhitungan Laba-Rugi PT ABC – KANTOR CABANG SEMARANG Laporan Rugi-Laba Tahun 1992
Penjualan ..................................................
Rp. 750.000
Harga Pokok Penjualan : - Pembelian ................................................ Rp. 250.000 - Pengiriman dari kantor pusat ...................
325.000 +
Barang tersedia dijual ............................. Rp. 575.000 Persediaan akhir ...................................... Harga pokok penjualan ........................ Laba kotor ................................................ Biaya komersial ......................................... Laba bersih ...............................................
Disusun Oleh Kelompok II
75.000 – 500.000 Rp. 250.000 160.000 Rp. 90.000
9
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
2.
Neraca PT ABC – KANTOR CABANG SEMARANG Neraca Tahun 1992 AKTIVA
Kas .............................................................
Rp. 130.000
Piutang dagang (neto) ................................
150.000
Persediaan .................................................. Jumlah aktiva............................................
75.000 Rp. 355.000
PASIVA Utang dagang ............................................. R/K – Kantor Pusat .................................... Jumlah pasiva ...........................................
Disusun Oleh Kelompok II
Rp. 130.000 225.000 + Rp. 355.000
10
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
b)
Kantor Pusat
1. Perhitungan Laba-Rugi PT ABC – KANTOR PUSAT Laporan Rugi-Laba Tahun 1992 Penjualan .........................................
Rp.1.500.000
Harga Pokok Penjualan : - Persediaan awal .............................. - Pembelian .......................................
Rp. 275.000 1.250.000 Rp.1.525.000
- Pengiriman ke cabang .....................
325.000 –
Barang tersedia dijual .......................
Rp.1.200.000
- Persediaan akhir ..............................
200.000
Harga pokok penjualan ............... Laba kotor .......................................
1.000.000 Rp. 250.000
Biaya komersial ................................ Laba bersih operasi ........................
Disusun Oleh Kelompok II
265.000 Rp.
235.000
11
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
2. Neraca PT ABC – KANTOR PUSAT Neraca Per 31 Desember 1991 AKTIVA Kas .............................................................
Rp. 225.000
Piutang dagang (neto) ................................
225.000
Persediaan ..................................................
200.000
Aktiva tetap (neto) .....................................
310.000
Aktiva tetap – kantor cabang .....................
90.000
R/L – kantor cabang ...................................
225.000 +
Jumlah aktiva............................................
Rp.1.275.000
PASIVA
D.
Utang dagang .............................................
Rp. 150.000
Modal saham ..............................................
500.000
Laba ditahan ...............................................
625.000+
Jumlah pasiva ...........................................
Rp.1.275.000
Laporan Keungan Konsolidasi
Disusun Oleh Kelompok II
12
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Kantor pusat dan kantor cabang bagian dari satu kesatuan ekonomi, sehingga perlua adanya laporang keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan yang mencakup dari kantor pusat dan kantor cabang. Ada 2 sumber yang dapat digunakan dalam penyusunan laporan keungan konsolidasi, yaitu : a.
Neraca
saldo
kantor
pusat dan kantor cabang. b.
Laporan
keuangan
kantor pusat dan kantor cabang. Adapun langkah-langkah untuk melakukan penggabungan adalah : 1.
Membuat Jurnal Eliminasi
2.
Membuat Kertas Kerja
3.
Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi
Membuat Jurnal Eliminasi Eliminasi merupakan penghapusan saldo semua rekening timbal balik, dengan cara mendebit rekening timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit rekening timbal balik yang bersaldo debit. Adapun perkiraan yang dieliminasi terdiri atas : 1)
Rekening
Koran kantor pusat dan kantor cabang. 2)
Perkiraan
pengiriman barang kecabang dengan perkiraan pengiriman barang dagang kekantor pusat. 3)
Perkiraan
pendapatan bunga dan beban bunga yang berhubungan dengan kantor pusat dan cabang. 4)
Perkiraan laba
kotor yang belum direalisasikan pada cabang dengan perkiraan persediaan barang dagang yang ada di cabang. Membuat kertas kerja
Disusun Oleh Kelompok II
13
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Pembuatan
kertas
kerja
bertujuan
untuk
mempermudah
dan
mempercepat penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Adapun bahan penyusunan dari laporan keuangan kertas kerja adalah :
Laporan keuangan atau neraca saldo kantor pusat dan kantor cabang.
Jurnal eliminasi. Prosedur penyusunan kertas kerja adalah sebagai berikut :
1)
Memasukkan
angka-angka dari neraca saldo atau laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang. 2)
Memasukkan
angka-angka dari jurnal eliminasi kedalam rekening dan debit-kredit yang seuai. 3)
Menghitung
angka-angka yang disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasi, yang merupakan hasil kompilasi dari langkah a dan b. Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi Setelah penyusunan kertas kerja langkah selanjutnya yaitu angkaangka di dalam kertas kerja kolom laporan keuangan konsolidasi dipindahkan ke laporan keuangan konsolidasi, sesuai dengan jenis rekening masing-masing. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan contoh penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi : PT BAMOL .COM Neraca Saldo Per 31 Desember 1992 Rekening
Kantor Pusat Rp.
Kantor Cabang Rp.
Debet - Kas .................................................................
225.000
130.000
- Piutang dagang (neto) ....................................
225.000
150.000
- Persediaan awal .............................................
275.000
---------
- Aktiva tetap (neto) .........................................
310.000
---------
Disusun Oleh Kelompok II
14
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
- Aktiva tetap-kantor cabang ............................
90.000
---------
- Pembelian ......................................................
1.250.000
250.000
- Pengiriman barang dari kantor pusat .............
---------
325.000
- Biaya operasi .................................................
265.000
160.000
- R/K-kantor cabang .........................................
135.000
---------
Jumlah debit ..........................................
2.775.000
1.015.000
- Utang dagang .................................................
150.000
130.000
- Modal saham ..................................................
500.000
---------
- Laba ditahan ..................................................
300.000
---------
- Penjualan .......................................................
1.500.000
750.000
- Pengiriman barang ke kantor cabang .............
325.000
---------
- R/K- Kantor pusat ..........................................
----------
135.000
Jumlah kredit ........................................
2.775.000
1.015.000
Kredit :
Dari perhitungan fisik persediaan diketahui bahwa besernya persediaan adalah : -
Kantor pusat Rp. 200.000
-
Kantor cabang Rp. 75.000
⇒
Jurnal Eliminasi : 1.
Untuk mengeliminasi rekening Koran kantor cabang
dan rekening korang kantor pusat : R/K- Kantor pusat ................................
Rp. 135.000
R/K- Kantor cabang .................... 2.
Rp. 135.000
Untuk mengeliminasi pengiriman barang dari kantor
pusat ke kantor cabang : Pengiriman barang ke cabang .............. Pengiriman barang dari pusat ...... ⇒
Rp. 325.000 Rp. 325.000
Kertas kerja
Dari neraca saldo dan jurnal eliminasi tersebut dapat dibuat kertas kerja sebagai berikut :
Disusun Oleh Kelompok II
15
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
PT ABC Kertas Kerja Tahun 1992 (dalam 000 rupiah)
Keterangan Debit - Kas - Piutang dagang (neto) - Persediaan awal - Aktiva tetap (neto) - Aktiva tetapkantor cabang - Pembelian - Pengiriman ba-
Neraca saldo Kaantor Kantor pusat Rp Cabang Rp
Jurnal eliminasi Debet Kredit Rp
Rp
R/L konsolidasi Debet Kredit Rp
Neraca konsolidasi Debet Kredit
Rp
Rp
Rp
225.000 225.000
130.000 150.000
-
-
-
-
355.000 375.000
-
275.000 310.000
-
-
-
275.000 -
-
310.000
-
90.000
-
-
-
-
-
90.000
-
1.250.000 -
250.000 325.000
-
325.000
1.500.000 -
-
-
-
Disusun Oleh Kelompok II
16
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”. rang dari pusat - Biaya operasi - R/K- kantor cabang - Persediaan akhirneraca
265.000 135.000
160.000 -
-
135.000
425.000 -
-
-
-
200.000
75.000
-
-
-
-
275.000
-
2.975.000
1.190.000
150.000 500.000 300.000 1.500.000 325.000
130.000 750.000 -
325.000
-
-
2.250.000 -
-
280.000 500.000 300.000 -
200.000
135.000 75.00
-
-
-
275.000
-
-
3.075.000 Laba bersih konsolidasi
1.190.000
460.000
460.000
2.200.000 325.000 2.525.000
2.525.000 2.525.000
1.405.000
325.000 1.405.000
Kredit : - Utang dagang - Modal saham - Laba ditahan - Penjualan - Pengiriman barang kecabang - R/K- kantor pusat - Persediaan akhirrugi-laba
⇒
Laporan keuangan konsolidasi
Berdasarkan kertas kerja diatas kita dapat menyusun laporan keuangan konsolidasinya adalah sebagai berikut :
1.
Laporan rugi-laba konsolidasi PT ABC Laporan Rugi-Laba Konsolidasi Tahun 1992
Penjualan .........................................
Rp.2.250.000
Harga Pokok Penjualan : - Persediaan awal .............................. - Pembelian ....................................... - Barang tersedia dijual ..................... - Persediaan akhir .............................. Harga pokok penjualan ..................
Disusun Oleh Kelompok II
Rp. 275.000 1.500.000 Rp.1.775.000 275.000 1.500.000 -
17
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Laba kotor .......................................
Rp. 750.000
Biaya operasi ..................................... Laba bersih ..................................... 2.
425.000 Rp.
325.000
Laporan perubahan laba ditahan konsolidasi PT ABC Laporan Perubahan Laba Ditahan Tahun 1992
Laba ditahan 1 Januari 1992 .................................... Laba bersih ................................................................
Rp.2.250.000 325.000 – Rp. 725.000
Pembagian dividen .................................................... Laba ditahan 31 Desember 1992 ...............................
3.
100.000 – Rp. 625.000
Neraca konsolidasi PT ABC Neraca Konsolidasi Per 31 Desember 1992 AKTIVA
Kas .............................................................
Rp. 355.000
Piutang dagang (neto) ................................
375.000
Persediaan ..................................................
275.000
Aktiva tetap (neto) .....................................
400.000 +
Total aktiva................................................
Rp. 1.405.000
Disusun Oleh Kelompok II
18
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
PASIVA
E.
Utang dagang .............................................
Rp. 280.000
Modal saham ..............................................
500.000
Laba ditahan ...............................................
625.000+
Jumlah pasiva ...........................................
Rp.1.405.000
REKONSILKIASI
R/K
KANTOR
CABANG
DENGAN
R/K
KANTOR PUSAT Di dalam sistem desentralisasi
semua transaksi yang berhubungan
dengan kantor pusat dan kantor cabang akan dicatat oleh kantor pusat dan kantor dengan jumlah yang sama, akan tetapi dengan debit-debit yang berlawanan. Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan saldo. Dengan demikian diperlukan Rekonsiliasi sebelum menyusun laporan keuangan komsulidasi. Adapun prosedurnya adalah: 1.
Mengecek kembali perhitungan saldo R/K – kantor cabang
2.
Mengecek kembali perhitungan saldo R/K – kantor pusat
3.
Mencari penyebab perbedaan Pencarian
penyebab
perbedaan
ini
dilakukan
dengan
cara
membandingkan pencatatan (entri) terhadap R/K kantor cabang dengan pencatatan (entri) terhadap R/K kantor pusat. Perbandingan tersebut dilakukan sebagai berikut: a.
Membandingkan pendebitan terhadap R/K – kantor
cabang dengan pengkreditan pendebitan terhadap R/K – kantor pusat. Perbandingan ini akan menemukan dua kelompok penyebab, yaitu: 1)
pendebitan terhadap R/K – kantor cabang
belum diikuti pengkreditan terhadap R/K – kantor pusat. Termasuk didalamnya kelompol ini misalnya: a)
pengiriman
aktiva
(biasanya
barang
dagangan) dari kantor pusat ke kantor cabang yang masih dalam perjalanan
Disusun Oleh Kelompok II
19
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
b)
pembebanan biaya oleh kantor pusat
kepada kantor cabang. 2)
Pengkreditan terhadap R/K – kantor pusat
belum di ikuti pendebitan terhadap R/K – kantor cabang. Termasuk didalam kelompok ini misalnya: a)
Laba kantor cabang yang bekum/kurang diakui oleh kantor
pusat. b)
Penagihan piutang kantor pusat oleh kantor cabaang
b.
Membandingkan pengkreditan terhadap R/K – kantor
cabang dengan pendebitan terhadap R/K – kantor pusat. Pembandingan ini akan menemukan 2 kelom[ok penyebab, yaitu: 1)
Pengkreditan terhadap R/K – kantor cabang belum di ikuti
pendebitan terhadap R/K – kantor pusat. Termasuk didalam kelompok ini misalnya penaguhan piutang kantor cabang oleh kantor pusat. 2)
Pendebitan terhadap R/K – kantor pusat belum di ikuti
pengkreditan terhadap R/K – kantor cabang. Termasuk didalam kelompok ini misalnya pengiriman aktiva (biasanya kas) dari kantor cabang kekantor pusat yang masih dalam perjalanan. 4.
Menganalisa penyebab perbedaan Berdasarkan pengaruhnya terhadap R/K- kantor cabang dan R/K-
kantor pusat penyebab perbedaaan tersebut dikelompokkan lagi menjadi 4, yatu: a
Penyebab yang berakibat saldo R/K- kantor cabang terlalu besar,
termasuk dalam kelompok ini antara lain: 1)
pengiriman kas dari kantor pusat yang masih dalam
perjalanan 2)
pengembalian barang dagangan dari kantor cabang yang
masih dalam perjalanan 3)
pengiriman kas atau aktiva lain ke kantor cabang yang
dicatat terlalu besar oleh kantor pusat
Disusun Oleh Kelompok II
20
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
4)
pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat
terlalu besar oleh kantor pusat 5)
pengakuan laba kantor cabang yang terlalu besar atau rugi
yang terlalu kecil b
penyebab yabg berakibat saldo R/K – kantor cabang terlalu kecil.
Termasuk dalam kelompok imi adalah: 1) penagihan piutang kantor pusat yang dilakukan oleh kantor cabang 2) laba kantor cabang yang belum diakui atau diakui terlalu kecil oleh kantor pusat 3) pembebanan biaya kepada kantor cabang yang dicatat terlalu kecil kantor pusat 4) pengiriman aktiva dari kantor pusat kekantor cabang yang dicatat terlalu kecil oleh kantor pusat. 5) Pengiriman aktiva dari kantor cabang kekantor pusat yang dicatat terlalu besar oleh kantor pusat 6) Rugi kantor cabang yag dicatat terlalu besar oleh kantor pusat c
Penyebab yang berakibat saldo R/K – kantor pusat terlalu besar,
termasuk dalam kelompok ini adalah: 1) penagihan piutang kantor cabang yang dilakukan oleh kantor pusat 2) pengiriman aktiva dari kantor pusat kekantor cabang yang dicatat terlalu besar oleh kantor cabang 3) pembebanan biaya oleh kantor pusat yang dicatat terlalu besar oleh kantor cabang 4) pengiriman aktiva dari kantor cabang ke kantor pudat yang dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang d
penyebab yang berakibat saldo R/K – kantor pusat terlalu kecil.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain: 1) pengiriman barang dari kantor pusat yang masih dalam perjalanan 2) pengiriman barang dari kantor pusat yang di catat terlalu kecil oleh kantor cabang
Disusun Oleh Kelompok II
21
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
3) pembebanan biaya oleh kantor pusat yang dicatat terlalu kecil oleh kantor cabang 4) pengiriman aktiva ke kantor pusat yang dicatat terlalu besar oleh kantor cabang 4.
Mencari saldo yang benar untuk masing-masing rekening
Besarnya saldo yang benar dapat di hitung sebagai berikut: -
saldo per catatan…………………………………………..xxx
-
ditambah: penyebab yang berakibat saldo terlalu rendah……………..xxx ----- + xxx
-
Dikurangi : Penyebab yang berakibat saldo terlalu besar………………..xxx ----- −
-
Saldo yang benar
5.
………………………………………xxx
Membuat jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian Setelah saldo yang benar dihitung, maka saldo per catatan harus
disesuaikan dengan saldo yang benar melalui jurnal pentesuian dan/atau jurnal koreksi tergantung pada penyebab terjadinya selisih tersebut. Perlu diperhatikan bahwa yang membuat rekonsiliasi adalah kantor pusat, yang tentunya hanya menyelenggarakan R/K – kantor cabang. Oleh karma itu perlakuan selanjutnya terhadap penyebab tersebut akan tergantung pada akibat yang di timbulkan, yang dalam hal ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu: a
Yang berakibat saldo R/K – kantor cabang terlalu besar atau terlalu
kecil. Yang membuat rekonsiliasi adalah kantor pusat. Oleh karna itu penyebab perbedaan yang memerlukan jurnal koreksi dan/atau jurnal penyesuian adalah hanya penyebab yang mempengaruhi saldo R/K – kantor cabang
Disusun Oleh Kelompok II
22
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
saja (yang diselenggarakan oleh kantor pusat). Jurnal penyesuaian/jurnal koreksi ini diposting ke rekening yang bersangkutan. b
Yang berakibat saldo R/K – kantor pusat terlalu besar atau terlalu
kecil. Untuk penyebab yang mempengauhi saldo R/K – kantor pusat (yang diselenggarakan oleh kantor cabang), kantor pusat tidak akan membuat urnal penyesuaian atau koreksi. Penyebab yang termasuk kelompok ini akan diberitahukan kepada kantor cabang. Hanya untuk keperluan penyusunan laporan keuangan konsulidasi (kertas kerja) saja pos-pos ini juga dibuat urnal koreksi atau urnal penyesuaian agar saldo kedua rekening timbale balik menjadi sama. Contoh PT BAMOL yang berkedudukan di yogyakarta mempunyai sebuah kantor cabang disemarang . Mutasi Rekening Kantor Cabang dan Rekening Kantor Pusat untuk suatu periode adalah sebagai berikut:
Rekening Kantor Cabang (Diselenggarakan kantor pusat) Saldo awal ................................................................................
Rp. 40.000.000 (D)
Pendebitan : - Pengiriman barang ke cabang................
Disusun Oleh Kelompok II
Rp. 30.000.000
23
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
- Pembebanan biaya pada cabang ...........
2.000.000
- Pengiriman barang ke cabang ...............
17.500.000
- Laba kantor cabang ...............................
6.500.000 +
Jumlah pendebetan ...............................
56.000.000 + Rp. 96.000.000
Pengkreditan : - Pengiriman kas dari cabang .................. - Penagihan piutang cabang ....................
Rp. 25.000.000 5.000.000 +
Jumlah pengkreditan ............................
30.000.000 –
Saldo akhir R/K – kantor cabang ............
Rp. 66.000.000 (D)
Rekening Kantor Pusat (Diselenggarakan kantor cabang) Saldo awal ................................................................................
Rp. 40.000.000 (K)
Pengkreditan : - Pengiriman barang dari pusat ...............
Rp. 30.000.000
- Penagihan piutang pusat .......................
7.500.000
- Pembebanan biaya kantor pusat ...........
2.000.000
- Laba ......................................................
5.600.000 +
Jumlah pengkreditan ............................
45.100.000 + Rp. 85.100.000
Pendebitan : - Pengiriman kas ke pusat ....................... - Pengiriman kas ke pusat ....................... Jumlah pendebitan ............................... Saldo akhir R/K – kantor pusat ...............
Rp. 25.000.000 15.000.000 + 40.000.000 Rp. 45.100.000(K)
Keterangan lain-lain : Sepanjang mengenai pengakuan laba kotor cabang maka catatan menurut kantor cabang yang benar. a. Penyabab terjadinya perbedaan
Disusun Oleh Kelompok II
24
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Penyebab terjadinya perbedaan dapat dicari dengan cara membandingkan pendebitan dan pengkreditan terhadap R/K – kantor cabang dengan pengkreditan dan pendebitan terhadap R/K – kantor pusat sebagai berikut : Transaksi
Pencatatan
Keterangan
Rekening Cabang (oleh kantor Pusat)
Rekening Pusat (oleh kantor Cabang)
Saldo awal ....................... 40.000.000 Pendebitan Pengiriman barang kecabang ............................. 30.000.000 Pembebanan biaya padacabang ............................. 2.000.000 Pengiriman barang kecabang ............................. 17.500.000 Laba kantor cabang ......... 6.500.000 Penagihan piutang pusat . Kredit Pengiriman kas dari cabang 25.000.000 Penagihan piutang cabang 5.000.000
40.000.000 Pengkreditan
sudah cocok
30.000.000
sudah cocok
Pengiriman kas ke pusat ..
-
2.000.000 5.600.000 7.500.000 Debit 25.000.000 15.000.000
sudah cocok cabang belum mengkredit belum cocok pusat belum mendebit sudah cocok cabang belum mendeBit pusat belum mengkreDit
Keterangan : -
Pengiriman dari kantor pusat = pengiriman ke kantor cabang
-
Pengiriman dari kantor cabang = pengiriman ke kantor pusat
Dari perbandingan pendebitan dan pengkreditan menurut kantor pusat dengan pengkreditan dan pendebitan menurut kantor cabang tersebut dapat diketemukan penyebab perbedaan saldo kedua rekening sebagai berikut : 1.
Pengiriman barang ke cabang sebesar Rp. 17.500.000 yang sudah
dicatat oleh kantor pusat belum dicatat oleh kantor cabang karena belum diterima (masih dalam perjalanan). Hal ini berarti R/K – kantor pusat kurang dikredit sebesar Rp. 17.500.000 sehingga saldo R/K – kantor pusat terlalu kecil Rp. 17.500.000.
Disusun Oleh Kelompok II
25
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
2.
Laba kantor cabang sebesar Rp. 5.600.000 adalah dicatat sebesar Rp.
6.500.000 oleh kantor pusat. Hal ini berarti R/K – kantor di debet terlalu besar Rp. 900.000 sehingga saldo R/K – kantor cabang terlalu besar Rp. 900.000. 3.
Penagihan piutang kantor pusat sebesar Rp. 7.500.000 yang
dilakukan oleh kantor cabang belum dicatat oleh kantor pusat. Hal ini berarti R/K – kantor cabang kurang didebet sebesar Rp. 7.500.000 sehingga saldo R/K – kantor cabang terlalu kecil Rp. 7.500.000. 4.
Penagihan piutang kantor cabang sebesar Rp. 5.000.000 yang
dilakukan oleh kantor pusat belum dicatat oleh kantor cabang. Hal ini berarti saldo R/K – kantor pusat kurang didebet sebesar Rp. 5.000.000 sehingga saldo R/K – kantor pusat terlalu besar Rp. 5.000.000. 5.
Pengiriman kas ke pusat sebesar Rp. 15.000.000 belum diterima dan
belum dicatat oleh kantor pusat. Hal ini berarti saldo R/K – kantor cabang kurang dikredit sebesar Rp. 15.000.000 sehingga saldo R/K – kantor cabang terlalu besar Rp. 15.000.000.
b. Penyusunan Rekonsiliasi Keterangan
Disusun Oleh Kelompok II
R/K Kantor Cabang
R/K Kantor Pusat
26
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
(Rp)
(Rp)
Saldo per catatan ........................................... 66.000.000
45.100.000
Ditambah : - Barang dalam perjalanan ............................ - Penagihan piutang kantor pusat ..................
-
17.500.000
7.500.000 +
- +
73.500.000
62.600.000
900.000)
-
-
( 5.000.000)
- Kas dalam perjalanan ..................................(15.000.000)
-
Saldo yang benar ........................................... 57.600.000
57.600.000
Dikurangi : - Laba yang dicatat terlalu besar ................... ( - Penagihan piutang kantor cabang ...............
c. Membuat jurnal yang diperlukan 1) Untuk mencatat pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang sebesar Rp. 17.500.000 yang masih dalam perjalanan : Pengirman barang dari pusat
Rp. 17.500.000
R/K – kantor pusat
Rp. 17.500.000
(Jurnal ini hanya dimasukkan ke kertas kerja, dan diberitahukan kepada kantor cabang, tidak perlu diposting). 2) Untuk mengoreksi laba dari kantor cabang yang dicatat terlalu besar : Laba kantor cabang
Rp. 900.000
R/K – kantor cabang
Rp. 900.000
(Jurnal ini perlu diposting ke rekening yang bersangkutan). 3) Untuk mencatat penagihan piutang kantor pusat sebesar Rp. 7.500.000 yang dilakukan oleh kantor cabang belum dicatat oleh kantor pusat : R/K – kantor cabang
Rp. 7.500.000
Piutang dagang
Rp. 7.500.000
(Jurnal ini diposting ke rekening yang bersangkutan) 4) Untuk mencatat penagihan piutang kantor cabang sebesar Rp. 5.000.000 yang dilakukan oleh kantor pusat belum dicatat oleh kantor cabang. R/K – kantor pusat
Disusun Oleh Kelompok II
Rp. 5.000.000
27
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Piutang dagang
Rp. 5.000.000
(Jurnal ini hanya dimasukkan ke kertas kerja, dan diberitahukan kepada kantor cabang, tidak perlu diposting). 5) Untuk mencatat pengiriman kas ke pusat sebesar Rp. 15.000.000 belum diterima dan belum dicatat oleh kantor pusat. Kas
Rp. 15.000.000 R/K – kantor cabang
Rp.15.000.000
(Jurnal ini diposting ke rekening yang bersangkutan).
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Disusun Oleh Kelompok II
28
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Pembentukan Agen dan kantor cabang merupakan salah satu langkah perusahaan utuk meningkatkan volume penjualan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Perbedaan dari Agen dan kantor cabang dapat dilihat dari setruktur organisasi perusahaan dimana Agen bukan bagian dari perusahaan pusat sedangkan kantor cabang bagian dari perusahaan pusat dan dilihat dari kegiatan diman Agen hanya mencari order saja sedangkan kantor cabang kegiatannya deri mencari order sampai proses transaksi terjadi. Akuntansi untuk kantor agen tidak dilaksanakan sendiri oleh kantor agen
tetapai
dilaksanakan
oleh
perusahaan
yang
diageni,
untuk
penyelenggaraannya perusahaan yang diageni dapat memilih dua metode yaitu rugi-laba kantor agen tidak dipisahkan dengan kata lain pencatatannya dengan rekening yang sama dan rugi-laba kantor agen dipisahkan atau pencatatannya dengan rekening yang berbeda. Sedangkan akuntansi untuk kantor cabang dapat menggunakan salah satu dari dua sistem yaitu sistem sentralisasi yang diselenggarakann oleh kantor pusat dan desentralisasi yang diselenggarakan oleh kantor cabang itu sendiri, namun didalam sistem desentralisasi di mana kantor pusat dan kantor cabang melakukan pencatatan sehingga perlu adanya penggabungan laporan keuangan dan rekonsiliasi guna menyelesaikan masalah perbedaan pencatatan. B. Saran-saran Dengan adanya makalah ini, penyusun mengharapkan kepada pembaca untuk benar-benar mempelajari objek permasalahan dari makalah ini kerena tidak menutup kemungkinan kita akan terjun kedunia yang hubungannya dengan kantor agen dan cabang.
Disusun Oleh Kelompok II
29
Akuntansi Keuangan Lanjutan “Hubungan Kantor Pusat Dengan Kantor Agen dan Kantor Cabang”.
Disusun Oleh Kelompok II
30