Akupresur Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ISSUE AKUPRESUR PERSALINAN DALAM EVIDENCE BASED “Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mandiri Askeb Persalinan dan BBL“



DOSEN PEMBIMBING: Suci Ridmadhanti, SST, M. KES



DISUSUN OLEH: Wiwik Wahyuni (526080619015)



INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA D-III KEBIDANAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya penulis diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “AKUPUNTUR PERSALINAN” dapat selesai dalam jangka waktu yang singkat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas “Askeb Persalinan dan BBL”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.



Batam, 03 Oktober 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...........................................................1 1.1 Latar Belakang...........................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.....................................................................3 1.3 Tujuan.........................................................................................3



BAB II PEMBAHASAN.............................................................4 2.1 Persalinan...................................................................................4 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan..................................4 2.3 Lama Persalinan Kala I.............................................................11 2.4 Penatalaksanaan........................................................................15 2.5 Titik Akupresur Untuk Mempercepat Proses Persalinan.....16 2.5.1 Pengertian Akupresur........................................................16 2.5.2 Teori Dasar Akupresur......................................................17 2.5.3 Titik Akupresur Untuk Induksi Persalinan Murni.............17 2.5.4 Teknik Manipulasi Pijat Akupresur...................................20 2.5.5 Manfaat Akupresur............................................................22 2.5.6 Mekanisme Teknik Akupresur Titik SP6 dan L14............22 2.6 Efektifitas Teknik Akupresur Titik SP6 dan L14 Untuk Mempercepat Persalinan Kala I............................................23



BAB III PENUTUP....................................................................26 3.1 Kesimpulan.................................................................................26 3.2 Saran...........................................................................................26



DAFTAR PUSTAKA ................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005). Pada persalinan kala I, lamanya persalinan pada ibu primipara 6-18 jam dan ibu multipara 2-10 jam (Yunitasari, 2009) Proses persalinan kala I disertai nyeri yang merupakan suatu proses fisiologis. Proses persalinan kala I merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi, dan penipisan serviks (Arifin, 2008). Nyeri yang dirasakan berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha (Bobak, 2005). Sebuah studi pada wanita dalam persalinan kala I dengan memakai McGill Pain Questionnare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60% primipara melukiskan nyeri akibat kontraksi uterus sangat hebat (intolerable, unberable, extremely severe), 30% nyeri sedang. Pada multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Acute Pain Services (APS), 2007). Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi bersifat non intrusif, non invasif, murah, sederhana, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya (Burn & Blarney, 1994 ; Cook & Wilcox, 1997 dikutip oleh Arifin, 2008).



1



Metode nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara lain teknik relaksasi, imajinasi, pergerakan dan perubahan



2



2



posisi, umpan balik biologis, effleurage, hidroterapi, hipnoterapi, homeopati, terapi bola-bola persalinan, terapi musik, akupresur, akupunktur, dan aromaterapi (Mander, 2004). Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur berasal dari Cina yang telah ada sejak lima ribu tahun lalu dan merupakan kumpulan dari pengalaman dan penelitian dari abad ke abad yang dikembangkan sampai sekarang. Perkembangan akupresur tidak saja di negeri Cina, tetapi berkembang di Asia Timur sampai Eropa dan di Indonesia sudah ada sebelum perang dunia kedua, dan sampai saat berkembang lebih banyak di kalangan pengobatan tradisional karena merupakan pengobatan yang murah dan mudah (Turana, 2004). Akupresur disebut juga akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur. Teknik ini menggunakan teknik penekanan, pemijatan, dan pengurutan sepanjang meridian tubuh atau garis aliran energi. Tekanan atau pijatan sepanjang garis meridian dapat menghilangkan penyumbatan yang ada dan memperbaiki keseimbangan alami tubuh. Akupresur lebih menitikberatkan pada



keseimbangan



semua



unsur



kehidupan



dengan



memberikan



perangsangan pada titik-titik tertentu dengan menggunakan jari tangan, telapak tangan, siku, lutut, dan kaki. Akupresur berguna untuk bermacammacam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan, kelelahan, dan penyakit (Adriansyah, 2008). Dalam persalinan kala I akupresur dapat digunakan ketika kontraksi terasa nyeri. Nyeri ini muncul ketika terjadi blokade arus energi sepanjang meridian tertentu dalam tubuh. Dengan melepaskan blokade tersebut melalui teknik akupresur, keserasian dan fungsi halus akan dikembalikan (Simkin & Ruth, 2005). Dari survey pendahuluan peneliti, yaitu di klinik bersalin Sari, diketahui bahwa jumlah ibu bersalin rata-rata 25 orang perbulan dan belum pernah dilakukan teknik akupresur untuk menangani nyeri persalinan kala I, baik pada ibu primipara maupun ibu multipara.



3



Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.



1.2 Rumusan Masalah Sejauh mana pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan ? 1.3 Tujuan Mengetahui pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Persalinan Persalinan merupakan proses fisiologis pengeluaran janin, plasenta, dan ketuban melalui jalan lahir. Persalinan secara alami adalah persalinan yang dilakukan pada proses persalinan dan kelahiran tanpa intervensi medis serta obatobatan penghilang rasa sakit, namun juga membutuhkan dukungan. Melahirkan secara alami merupakan harapan bagi setiap ibu hamil, dalam beberapa kasus intervensi medis minimal diperlukan (Indrayani, 2016). Menurut IBI persalinan normal merupakan persalinan yang meliputi presentasi janin belakang kepala yang dapat berlangsung spontan dengan lama persainan dengan batas waktu yang normal, sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah persalinan dengan persentasi janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama persalinan dalam batas normal, beresiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan masa gestasi 3742 minggu. Proses dinamika dari persalinan meliputi empat faktor utama yaitu power, passage, passanger, psikis dan juga tidak kalah pentingnya faktor Penolong persalinan. Jika terdapat masalah pada salah satu faktor tersebut maka dapat menyebabkan kesulitan selama persalinan (Purwaningsih, 2010). 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Menurut (Indrayani, 2016) Terdapat 5 faktor penting yang berpengaruh dalam proses persalinan, biasa disebut “5Ps” yaitu 3 faktor utama: power, passanger, passage way, kemudian 2 faktor lainnya: position dan psyche. Berikut uraian penjelasannya. 1. Power Power adalah sumber kekuatan ibu yang membantu mendorong janin keluar, yang terdiri dari : 1) His (Kontraksi Otot) His merupakan kontraksi otot rahim ketika persalinan yang terdiri dari kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, atau biasa disebut 4



5



kekuatan mengejan dan kontraksi ligamentum rotundum.Adanya his ketika melahirkan dipengaruhi oleh peran hormon yang meningkat guna menjalankan proses yang dialami setiap wanita. Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini berfungsi menyiapkan kondisi rahim supaya dapat di tempati calon janin. Pada awal kehamilan, progesteron sangat dibutuhkan agar tidak terjadi keguguran. Akan tetapi, menjelang persalinan fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi sehingga produksinya menurun. Namun, disisi lain produksi hormon estrogen, oksitosin, dan prostaglandin meningkat pesat sehingga memperbaiki kekuatan his menjadi lebih adekuat. Peningkatan tersebut juga dipengaruhi hormon lain dari hipofise seperti somatomamotropin, luteinizing hormone, relaksin, dan lainnya (Adrian, 2017). Kontraksi uterus terdiri dari kontraksi involunter dan volunteer, kontraksi uterus involunter disebut kekuatan/kontraksi primer, menandai dimulainya persalinan disebut juga his. His dimulai pada bulan terakhir kehamilan sebelum persalinan disebut his pendahuluan atau his palsu merupakan reaksi peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan bersifat tidak teratur, tidak mengakibatkan nyeri dibagian perut dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri, akan bertambah sering dan sakit seiring bertambahnya waktu yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah, tidak bertambah kuat dan seiring berjalannya waktu (makin lama makin sering dan sakit). Kontraksi involunter berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada lapisan otot di segmen uterus bagian atas, kemudian dihantarkan ke bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Kontraksi involunter mengakibatkan servik menipis (effacement) dan berdilatasi, serta mengakibatkan janin turun (Kostania, 2012) Kontraksi volunter (Kekuatan Sekunder) bersifat mendorong keluar dan menimbulkan perasaan ibu ingin mengejan, timbul setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul. Kontraksi volunter tidak dipengaruhi dilatasi servik, namun setelah dilatasi/pembukaan lengkap, kekuatan ini penting untuk mendorong janin keluar dari uterus dan vagina, sifat kekuatan reflek sekunder



6



tanpa disadari otot diafragma dan abdomen, berkontraksi dan mendorong janin keluar menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar. Reflek mengejan akan timbul saat bagian terendah janin sudah turun ke dasar panggul, mengakibatkan tekanan bagian terendah janin pada reseptor regang dasar panggul sehingga mengakibatkan hipofisis posterior melepaskan hormon oksitosin. 2) Hormon-hormon yang mempengaruhi proses persalinan : a. Estrogen Bersama hormon lainnya estrogen meningkat menjelang persalinan bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan kontraksi rahim. Hormon dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan sampai persalinan. b. Oksitosin Hormon ini banyak diproduksi menjelang persalinan, menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong turunnya kepala bayi. Hormon oksitosin bertugas menyiapkan laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara. Produksi hormon ini akan bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu. Cara ini dilakukan jika kontraksi rahim tidak adekuat. Jika cara tersebut tidak juga membantu maka dapat dilakukan cara yang lebih efektif yaitu melakukan teknik pemijatan akupresur pada titik SP6 dan LI4. Menurut (Helena Laksmi Dewi, 2017) gangguan yang paling sering terjadi saat persalinan adalah adanya hambatan dalam meridian. Dengan merangsang acupoints sepanjang saluran, menggunakan akupresur dapat membantu menghindari penghalang, memulihkan hambatan pada meridian, dan membantu mengembalikan kesehatan. Beberapa ilmuwan telah menunjukan bahwa mengapa akupresur dapat berpengaruh terhadap nyeri dan lamanya persalinan kala I, ada hal yang mengganggu meningkatkan rangsangan nyeri dan memungkinkan meningkatnya kadar hormon endorphin dalam darah. Akupresur juga dapat merangsang pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis, yang dapat secara



7



langsung ikut merangsang kontraksi rahim, oleh karenanya jika proses persalinan lambat, kontraksinya juga lemah atau leher rahim yang lambat membesar dapat merangsang acupoint membantu mengatur kontraksi serta mengembalikan keseimbangan proses persalinan. c. Prolaktin Hormon yang dihasilkan dari kelenjar hipofise anterior bertugas menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon dipacu oleh estrogen. Menjelang persalinan, prolaktin juga bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah dilahirkan. d. Prostaglandin Hormon ini bekerja untuk merangsang otot polos yang dihasilkan oleh rahim dan produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan seksual, sehingga pada akhir persalinan disarankan untuk melakukan hubungan seksual (Adrian, 2017). Power yang membantu mendorong bayi keluar kontraksi uterus akibat otot-otot polos rahim yang bekerja secara sempurna dengan sifat-sifat : a, Kontraksi simetris b. Fundus yang dominan c. Relaksasi yang baik dan benar d. Terjadi diluar kesadaran/kehendak e. Terasa sakit f. Terkoordinasi dengan baik g. Terkadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia, dan psikis. 2. Passanger Pada passanger meliputi janin, plasenta, serta air ketuban, berikut uraiannya: 1) Janin Janin bergerak pada sepanjang jalan lahir yang diakibatkan oleh interaksi beberapa faktor, antara lain : jenis ukuran kepala janin, posisi,



letak,



8



presentasi, juga plasenta dan air ketuban harus melewati jalan lahir yang dianggap sebagai bagian dari passanger yang mengikuti janin. 2) Tali Pusat Plasenta pada umumnya dapat terbentuk sempura pada usia kehamian kirakira 16 minggu, dimana amnion telah mengisi seliruh rongga rahim. Tali pusat (cord umbilicalis) atau foeniculus terbentuk pada minggu ke lima, terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta. 3) Plasenta Dalam minggu ketiga kehamilan setelah konsepsi, sel tropoblast dari villi chorionic berlanjut untuk ber-invasi di desidua basalis. Ketika kapiler uteri terbentuk, kemudian berlanjut dengan arteri andometrial yang membentuk posisi seperti spiral, lalu ruang yang telah terbentuk diisi darah maternal. Villi chorionic yang telah tumbuh di dalam rongga dengan dua lapisan sel terluar bernama syncitium dan bagian dalamnya disebut cytotropoblast. Lapisan ketiga berkembang dalam septa yang membagi desidus masuk ke dalam area yang terpisah yang disebut cotyledon merupakan 1 unit fungsional. Strukturnya secara keseluruhan yang menghubungkan pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya disebut plasenta (Indrayani, 2016). 4) Air Ketuban Pada Kehamilan cukup bulan, volume air ketuban kira-kira 1000-1500 cc, berwarna putih keruh, bebau cukup amis, dan berasa manis. Reaksinya alkalis atau netral, dengan berat jenisnya 1,008. Terdiri dari komposisi 90% air, lainnya albumin, urea, asam uric, kreatininsel-sel epitel, verniks caseosa, rambut lanugo, dan garam an-organik. Kadar protein didalamnya kira-kira 2,6%g/l terutama albumin. Cavum amnion yang menerima cairan dengan difusi dari darah maternal. Fetus akan menelan cairan tersebut dan kemudian mengalirkannya ke dalam dan keluar paru fetal. Urine dari fetus juga ikut mengalir masuk ke dalam cairan tadi yang kemudian akan mempengaruhi tingginya volume cairan amnion. Minimalnya kurang dari 300 ml cairan amnion dihubungkan dengan abnormalitas oleh ranal fetal. Cairan yang lebih



9



tinggi dari dua liter cairan amnion (hydramnion) dihubungan dengan malformasi gastrointestinal juga malformasi lainnya. (Indrayani, 2016) 3. Passage Way Passage way adalah jalan lahir pada saat persalinan yang berkaitan dengan segmen atas dan segmen bawah rahim. Segmen atas mempunyai peran yang aktif karena berkontraksi ketika persalinan bertambah maju maka dindingnya akan semakin menebal, sedangkan segmen bawah mempunyai peran pasif sehingga semakin bertambah maju persainan akan semakin tipis akibat dari peregangan (Indrayani, 2016). 4. Position Posisi ibu juga sangat berpengaruh terhadap adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak memberikan beberapa keuntungan. Merubah posisi memberikan kenyamanan, membuat rasa letih berkurang, dan melancarkan sirkulasi darah. Pada posisi tegak meliputi duduk diatas gym ball (pelvic rocking), berdiri, jongkok, berjalan. Posisi tegak memungkinkan untuk penurunan bagian terbawah janin. Kontraksi uteus yang lebih kuat dan efisien untuk membantu penipisan serta dilatasi serviks sehingga persalinan akan lebih cepat. (Indrayani, 2016) Dengan posisi duduk tegak diatas Birthing Ball memiliki banyak kegunaan pada akhir kehamilan, karena Anda akan merasa lebih nyaman. Posisi duduk tegak rileks diatas gym ball (pelvic rocking) efektif untuk melonggarkan daerah pengeluran bayi sehingga dapat mempercepat proses kelahiran bayi, juga sangat membantu ibu merasa lebih rileks, mengurangi ketegangan dengan mengalihkan fokus fikiran saat bersalin sehingga berkurang rasa sakit. Dalam proses persalinan, bola bisa menjadi alat penting, dan dapat digunakan dalam berbagai posisi. Duduk tegak diatas bola sambil mendorong seperti melakukan ayunan atau membuat gerakan memutar panggul, dapat membantu proses penurunan janin. Bola memberikan dukungan pada perineum tanpa banyak tekanan dan membantu menjaga janin sejajar di



10



panggul. Posisi duduk diatas bola, diasumsikan mirip dengan berjongkok membuka panggul, sehingga membantu mempercepat proses persalinan. Gerakan lembut yang dilakukan diatas bola sangat mengurangi rasa sakit saat kontraksi. Dengan bola ditempatkan di tempat tidur, klien bisa berdiri dan bersandar dengan nyaman diatas bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi (Hypnobirthing, 2014) Mobilisasi persalinan kala I dengan pelvic rocking adalah salah satu latihan yang sangat efektif dan memberikan beberapa manfaat utama. Goyangan panggul meningkatan kelenturan otot-otot perut dan otot-otot dasar panggul. Mampu mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah area rahim, serta tekanan pada kandung kemih ibu. Dilakukan pada trimester ke 3 (>34 minggu) atau pada saat kala I persalinan untuk mempercepat proses persalinan, dilakukan setiap hari/setiap waktu secara bertahap sesuai kebutuhan(Hypno-birthing, 2014). Dengan bola dilantai atau ditempat tidur, klien dapat berlutut dan membungkuk dengan berat badan tertumpu diatas bola, bergerak mendorong panggul yang dapat membantu bayi berubah ke posisi yang benar (belakang kepala), sehingga memungkinkan kemajuan proses persalinan menjadi lebih cepat (Hypno-birthing, 2014) 5. Psychology Psychology yaitu respon psikologis ibu tentang proses persalinan. Faktor ini terdiri dari persiapan fisik maupun mental pada saat melahirkan, nilai serta kepercayaan



sosialbudaya,



pengalaman



melahirkan,



harapan



tehadap



persalinan, kesiapan ketika melahirkan, tingkatan pendidikannya, dukungan orang disekitar dan status emosional. Kepercayaan beragama dan spiritual dapat mempengaruhi ibu terhadap pemilihan penyedia asuhan layanan kesehatan, penyebab nyeri, dan terhadap penyembuhan. Kepercayaankepercayaan tersebut dapat menjadi salah satu sumber kekuatan dan rasa nyaman ibu pada saat keadaan kritis maupun tidak. Faktor psikologis ibu



11



merupakan faktor utama saat menghadapi persalin karena tingkat kecemasan perempuan selama bersalin akan semakin meningkat. Perilaku dan penampilan perempuan serta pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang dukungan yang diberikan. Dukungan dari orang-orang terdekat akan semakin membantu memperlancar proses persalinan. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan membuat suasana yang nyaman, memberikan asuhan sayang ibu dengan sentuhan, massase punggung (Indrayani, 2016). 2.3 Lama Persalinan Kala I Kala I persalinan dimulai dari terjadinya kontraksi uterus atau yang lebih dikenal dengan “his” yang teratur dan meningkat (baik frekuensi juga kekuatannya) sehingga serviks membuka hingga 10 cm (bukaan lengkap). Pada awal kala I, his yang akan timbul tidak begitu kuat sehingga ibu masih bisa koopratif dan mampu berjalan-jalan. Kala I persalinan dibagi kedalam dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. a. Fase Laten pada kala I persalinan 1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. 2) Dimulai dari awal terjadinya pembukaan sampai pembukaan serviks mencapai 3 cm atau kurang dari 4 cm. Biasanya fase laten berlangsung hampir atau mencapai 8 jam (Indrayani, 2016). b. Fase Aktif pada kala I persalinan Terdapat 2 peristiwa penting yang menjadi indikator kemajuan pada saat prosese persalinan kala I fase aktif yaitu power (pembukaan) dan position (penurunan kepala). Frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat secara bertahap (kontraksi diangkap adekuat/mencukupi jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik bahkan lebih). Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) akan terjadi dengan kecepatan rata-ratanya 1 cm sampai 2 cm (multipara). Terjadinya



12



penurunan kepala (bagian terbawah janin) dilakukan dengan pemeriksaan ke dalam rongga panggul dengan mengukur dinding abdomen atau dengan cara melakukan peregangan rongga panggul untuk memperluas area jalan lahir lebih efektif memberikan tingkat kenyamanan dibandingkan dengan periksa dalam. Selain hal tersebut juga dapat memberikan hasil yang relatif sama baiknya dari hasil periksa dalam tentang kemajuan persalinan atau penurunan bagian terbawah janin serta mencegah dari infeksi akibat periksa dalam yang berlebihan atau yang tidak diperlukan. Pelaksanaan penilaian turunnya kepala janin dapat dikerjakan dengan menghitung proporsi bagian terbawah dari janin yang berada di atasnya tepi atas simpisis dan dapat diukur menggunakan 5 jari tangan pemeriksa (bidan) atau disebut juga perlimaan. Pada bagian diatas simfisis merupakan proporsi yang belum masuk pintu atas panggul kemudian sisanya tidak teraba menunjukkan sejauh mana bagian terbawah janin yang sudah masuk ke dalam rongga panggul (Indrayani, 2016). Penurunan bagian terbawah janin dapat diukur dengan melakukan periksa dalam, dan perlimaan. 1. Pemeriksaan dalam Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci area genitalianya (jika ibu belum melakukannya). Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama persalinan. Anjurkan ibu rileks dan pastikan privasi ibu terjaga selama dilakukannya pemeriksaan. Gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggu (DTT) sebelum melakukan tindakan periksa dalam, lakukan penilaian genetalia luar terlebih dahulu, bagaimana pengeluaran dan apakah terdapat kelainan pada genetalia luar, kemudian lakukan lakukan pemeriksaan dalam, evaluasi bagaimana keadaan portio, dilatasi serviks, presentase, penurunan kepala, ketuban, dan apakah teraba bagian-bagian kecil.



13



Lakukan penilaian (pengeluaran dan kelainan) dan pemeriksaan dalam meliputi kondisi perineum, portio, pembukaan serviks, presentase, penurunan kepala dengan hodge atau station, molase, ketuban dan bagian-bagian lain (Indrayani, 2016). Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun ke panggul pada proses persalinan. Bidang hodge tersebut antara lain : a) Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium; b) Hodge II : bidang yang sejajar dengan Hodge I setinggi bagian bawah simfisis; c) Hodge III : bidang yang sejajar dengan Hodge II setinggi spina ischiadika; d) Hodge IV : bidang yang sejajar dengan Hodge III setinggi tulang koksigis (Sulistyawati A, 2010). 2. Perlimaan 5/5 : Apabila bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis. 4/5 : Apabila seperlima bagian terbawah janin telah memasuki PAP. 3/5 : Apabila sebagian 2/5 bagian terbawah janin sudah memasuki rongga panggul. 2/5 : Apabila hanya sebagian dari yang bagian terbawah janin tetap berada diatas simfisis dan 3/5 bagiannya telah menurun lewat bidang tengah panggul (tidak dapat bergerak).



14



1/5 : Apabila hanya satu dari lima jari masih bisa meraba bagian terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian sudah turun ke rongga panggul. 0/5 : Apabila bagian terbawah janinnya sudah tidak mampu diraba dari dilakukannya pemeriksaan luar maka seluruh bagian terbawah janin sudah masuk rongga panggul (Indrayani, 2016). Pada fase aktif dapat berlangsung hingga atau hampir 6 jam. Fase aktif juga dibagi menjadi tiga fase, yaitu : 1. Fase akselerasi, pembukaan 3 menuju 4, dalam selang waktu 2 jam. 2. Fase kemajuan maksimal/dilatasi maksimal, pembukaan dapat berlangsung lebih cepat bahkan sangat cepat yaitu dari pembukaan 4 cm menuju 9 cm dalam kurun waktu 2 jam. 3. Fase deselerasi, mulai dari pembukaan 9 cm hingga 10 cm dalam waktu 2 jam. Fase-fase diatas terjadi pada primigravida Pada multigravida juga begitu, namun fase-fasenya terjadi lebih pendek. Dengan pehitungan tersebut maka waktu dapat diperkirakan dan dipantau menggunakan lembar partograf (Indrayani, 2016). Lama persalinan kala I adalah tempo waktu yang di perlukan untuk bersalin yaitu dari awal pembukaan servik sampai lengkap yaitu 10 cm. c. Tanda-tanda Lama Persalinan (persalinan macet) Pada Kala I 1) Ketika dilakukan palpasi abdomen, periksa kegagalan bagian presentasi. 2) Serviks yang terdilatasi dengan lambat. 3) Bagian presentasi yang tetap berada longgar ke serviks. 4) Forwaters presentasi dapat terjadi rupture dini atau berbentuk kantong longgar sebelum bagian presentasi.



15



Pada kala I akhir atau Tanda Akhir Obstruksi 1) Pireksia maternal serta nadi yang sangat cepat 2) Nyeri ansietas maternal 3) Dehidrasi dan buruknya salura urin, ketosis, kadang juga urin bercampur darah 4) Hasi pemeriksaan DJJ yang tidak reaktif 5) Kontraksi tonik 6) Cincin retraksi jarang terlihat per abdomen dan tanda sambungan antara segmen bagian bawah yang teregang serta segmen atas (cincin Band). Pada hasil VT, vagina teraba panas serta kering, bagian presentasi tinggi dan kaput seksesdaneum atau terjadi molase pada tengkorak janin (Janet Medforth, 2014). 2.4 Penatalaksanaan 1. Pendekatan Farmakologi a. Pemberian Nitrogen Monksida dan Oksigen Metode : Suatu campuran N2O 50% dan O2 50% diberian melalui sebuah silinder dengan perlengkapan Entonox. Metode ini sangat baik dipakai dalam praktik karena : a) Dapat tersedia untuk semua bidan b) Wanita (ibu) dapat mengontrolnya sendiri c) Bekerja dengan cepat biasanya dalam 3-4 kontraksi d) Efek dapat menghilang lebih cepat jika zat berhenti di berikan e) Aman digunakan bersamaan dengan pereda nyeri lainya f) Berguna sebagai bantuan untuk meningkatkan strategi koping saat melewati situasi yang sulit , atau saat menunggu efektivitas



16



dari pereda nyeri lainnya sehingga mempercepat proses persalinan (Janet Medforth, 2014). 2. Pendekatan Non Farmakologi Menurut Diah Tepi Rahmawati (2016) mengenai metode nonfarmakologi



yang



digunakanuntuk



menghilangkan



nyeri



dan



mempercepat proses persalinan. Metode tersebut antara lain relaksasi (latihan nafas dalam), teknik pernapasan, fokus perhatian, pelvic rocking, music atau murotal, dukungan dan informasi, stimulasi cutaneus, massage, akupresur dan TENS (ranscutaneous electrical nerve stimulation). Diantara metode-metode yang disebutkan diatas, akupresur merupakan salah satu metode yang paling efektif mengurangi nyeri dan mempercepat durasi persalinan. Akupresur adalah metode akupuntur tanpa jarum yang berasal dari pengobatan tradisional China. Metode akupresur menggunakan tangan untuk memijat bagian-bagian tubuh tertentu pada titik-titik akupuntur. Titiktitik yang berhubungan dengan persalinan adalah SP6 dan LI4. 2.5 Titik Akupresur Untuk Mempercepat Proses Persalinan 2.5.1 Pengertian Akupresur Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum dan menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan dalam memberikan rangsangan (stimulasi) titik akupunktur dengan teknik penekanan. Penekanan dilakukan sebagai pengganti penusukkan jarum yang dilakukan pada akupunktur dengan tujuan untuk melancarkan aliran energi vital (Qi) pada seluruh tubuh (Kemenkes, 2015: 5). Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan metode pengobatan/penyembuhan dengan melakukan pemijatan/menekan dengan jemari dipermukaan kulit, dimana pemijatan/tekanan tersebut akan mengurangi ketegangan sehingga menjadi lebih rileks, meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh dan menstimulasi kekuatan energi dalam tubuh untuk mengobati/menyehatkan tubuh.



Meskipun akupresur merupakan metode terapi yang lebih



17



terdahulu, namun dengan menggunakan kepekaan tangan manusia, akupresur menjadi metode alami yang paling tepat dan efektif terutama untuk terapi diri sendiri, menghilangkan ketegangan otot, mengurangi stress dan keluhan akibat gangguan-gangguan tertentu (Helena Laksmi Dewi, 2017). 2.5.2 Teori Dasar Akupresur Falsafah yang mendasari akupresur adalah : a. Taoisme Falsafah ini mengatakan bahwa jagad raya kehidupan atau mahluk hidup termasuk manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur yin dan yang, merupakan yang mempengaruhi kesehatan. Manusia yang sehat memiliki kedua unsur yin dan yang seimbang. Jika salah satu lebih dominan berarti kesehatan terganggu atau bisa dikatakan tidak sehat.Terapi akupresur bertujuan untuk menyeimbangkan yin dan yang (Sukanta, 2003: 4). b. Teori Lima Unsur (U Sing) Setiap fenomena di seluruh semesta dibentuk dari hasil pergerakkan dari lima unsur yang memiliki sifat “kayu, api, tanah, logam, dan air”. Kelima unsur tadi memiliki hubungan menghidupi dan membatasi. Menerangkan hubungan antara organ dan bagian lain di dalam tubuh, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Organ padat seperti hati, jantung, perikardium, limpa, paru, dan ginjal, organ tersebut bersifat yin. Organ berongga meliputi kandung empedu, usus kecil, lambung, usus besar dan kandung kemih dianggap organ luar bersifat yang, seluruh organ tersebut mempunyai hubungan (Helena Laksmi Dewi, 2017) 2.5.3 Titik Akupresur Untuk Induksi Persalinan Murni a. Titik Lompa 6



18



Umum digunakan sebagai titik akupresur dalam segala kondisi termasuk untuk mempercepat. Menurut Zeta West dalam bukunya The Essential Guide to Acupuncture in Childbirth and Pregnancy, akupresur pada titik SP6 bermanfaat untuk merangsang kontraksi rahim serta mengurangi rasa sakit selama kontraksi berlangsung . Titik yang juga dikenal dengan sebutan Sanyinjiao atau persimpangan tiga yin ini terletak di atas pergelangan kaki bagian dalam, tepatnya di belakang tulang kering (betis bawah). Para terapis atau doula lebih sering fokus pada titik ini dan melakukan teknik pijatan selama 60 sampai 90 menit untuk merangsang kontraksi sehingga mempercepat proses persalinan (Yusra, 2018). b. Titik Kandung Kemih 60 (bladder 60 point / BL60



Titik ini terletak di antara pergelangan kaki dan tendon Achilles (jaringan ikat yang menghubungkan otot betis di belakang kaki bawah ke tulang tumit. Titik Kunlun ini bemanfaat untuk meringankan nyeri persalinan dan mengurangi penyumbatan atau hambatan saat persalinan. (Yusra, 2018) c. Titik Perikardium 8 (pericardium 8 point)



19



Titik Perikardium 8 (PC8) atau biasa disebut juga Laogong terletak di pusat telapak tangan, kepalkan tangan maka temukan dimana letak ujung jari tengah menyentuh telapak tangan, disitulah letak PC8 (Yusra, 2018). d. Titik Kandung Kemih 67 (bladder 67 point)



Titik kandung kemih 67 (BL67) dipercaya dapat mengubah posisi janin dan merangsang kontraksi rahim. Titik BL67 terletak di bagian kaki, tepatnya diluar ujung jari kelingking dekat dengan tepi kuku kaki (Yusra, 2018). e. Titik Usus Besar 4 (large intestine 4 point)



20



Titik Usus Besar 4 (LI4) dikenal dengan nama Hoku, titik ini terletak pada sudut anyaman antara jari jempol dan jari telunjuk. Titik LI4 dapat menginduksi persalinan dan menyebabkan bayi masuk ke rongga panggul, tidak hanya itu, titik LI4 juga dapat meringankan rasa sakit akibat kontraksi yang datang (Yusra, 2018).



f. Titik kandung kemih 32 (bladder 32 point)



Titik BL32 disebut juga dengan Ciliao, terletak di punggung bawah antara lesung bokong. Pijatan di titik ini dapat bermanfaat memicu kontraksi dan membantu meringankan masalah sistem reproduksi wanita (Yusra, 2018). 2.5.4 Teknik Manipulasi Pijat Akupresur Dikutip dari modul (Helena Laksmi Dewi, 2017), teknik manipulasi atau biasa dikenal dengan tehnik rangsangan pada pijat akupresur merupakan teknik pemijtan berdasarkan hasil pemeriksaan pasien dan diagnosa yang ditegakkan. Adapun tehnik manipulasi pijat atau perangsang dibagi menjadi dua: 1. Teknik Penguatan (Tonifikasi)



21



a). Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang ditentukan maksimal 30 putaran atau tekanan sesuaikan dengan kebutuhan pasien. b). Arah putaran mengikuti jarum jam c). Tekanan sedang, tidak terlalu kuat d). Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur e). Jika dilakukan pemijatan pada titik meridian arah pijatan harus searah dengan jalur perjalanan meridian. 2. Tehnik Pelemahan (Sedasi) a). Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dikeluhkan pasien antara 40-60 kali tekanan atau putaran b). Laju putaran tidak searah jarum jam c). Tekanan dapat dilakukan secara sedang sampai kuat sesuai kebutuhan d). Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan keluhan pasien e) Jika dilakukan pada area jalur meridian,jalur pemijatan harus berlawanan arah dengan jalur perjalanan meridian 3. Cara Memijat Ada beberapa cara memijat titik acupoint dengan menggunakan anggota tubuh jemari tangan, telapak tangan, dan siku. Berikut penjelasan singkatnya a. Memijat tengkuk pada titik kantung empedu 20. Tekan perlahan titik tersebut dengan ibu jari sesuai kebutuhan berdasarkan dari keluhan pasien.



22



b. Menekan dan memutarkan jemari pada area bahu atau punggung, searah jarum jam atau berlawanan sesuaikan dengan keluhan pasien. c. Gunakan telapak tangan untuk daerah yang lebar seperti punggung, dengan kekuatan disesuaikan dengan kenyamanan pasien. Biasanya ditekan naik turun dengan lembut, diputar searah jarum jam atau sebaliknya sesuai keluhan pasien. d. Pijatan dengan ujung jari yang ditekuk, biasanya digunakan untuk mencapai titik dalam otot tebal/gemuk. e. Memijat dengan kedua pangkal tangan digeser kiri kanan atau naik turun secara bersamaan disesuaika dengan kebutuhan dan keluhan pasien. f. Pijat menggunakan siku untuk daerah yang keras dan tebal supaya efek pijatan dapat tercapai. g. Menggunakan dua jempol pada dua titik depan dan belakang persendian. h. Menggunakan jari jampol untuk titik usus besar 4 dengan cara naik turun maupun mengurut sesuai keperluan dan keluhan pasien. i. Memijat lembut pada titik pelipis, bisa dilakuan searah jarum jam atau berlawanan disesuaikan dengan kebutuhan dan keluhan pasien. j. Memijat dan mengurut lokasi meridian di daerah punggung kaki dengan jemari tangan naik turun, mengurut searah meridian atau berlawanan sesuai kebutuhan pasien. (Helena Laksmi Dewi, 2017) 2.5.5 Manfaat Akupresur Secara umum akupresur tidak hanya efektif untuk mengobati berbagai macam penyakit, akupresur yang berguna untuk pencegahan penyakit, menjaga kesehatan dan memperpanjang usia, dapat diterapkan tanpa memandang jenis kelamin dan usia, serta tidak menyebabkan



23



sakit. Terapi akupresur dapat diterapkan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas serta anak-anak dalam mengatasi masalah kesehatan. Salah satunya yaitu untuk mempercepat proses persalinan kala I pada ibu bersalin (Helena Laksmi Dewi, 2017). 2.5.6 Mekanisme Teknik Akupresure Titik SP6 dan LI4 Titik Sanyinjiao (SP6) merupakan tempat pertemuan tiga Yin yaitu meridian limpa, hati, ginjal. Akupunktur meyakini bahwa titik Sanyinjiao mempengaruhi cara kerja yaitu dengan menguatkan limpa dan lambung terkait dengan produksi energi (qi) dan darah, mengurangi kelembaban, mengharmonisasi kerja hati, berikut dampak pengaturan induksi persalinan. Kemampuan mengharmonisasi berdampak pada pengaturan kemih dan genetalia, selain itu juga mempunyai efek menenangkan



mental/spiritual,



serta



membantu



memperlancar



peredaran darah yang terletak pada tiga meridian Yin sehingga mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Titik LI4 atau Hegu merupakan salah satu titik yang termasuk dalam meridian Yang ming Usus Besar yang mana dimulai dari ujung jari telunjuk sampai diantara pertemuan tulang metacarpal 1 dan 2, ke atas masuk ke dalam lekukan tendon M ekstensor posisi longus dan brevis, berjalan terus sisi radial lengan bawah sampai di lateral sudut lipat siku, berjalan lagi menyusuri tepi lateral lengan atas menuju bahu lalu berjalan ke belakang berjumpa dengan meridian-meridian di titik ta cui (Gv 14) kembali lagi ke dalam berhubungan dengan paru-paru kemudian menembus diafragma dan tiba pada usus besar merangsang hormon endorphin dalam tubuh. LI4 memiliki peranan sebagai penenang sehingga digunakan dalam kondisi yang menyakitkan baik meridianmaupun organ, khususnya pada lambung, usus, dan uterus sehingga efektif digunakan dalam mempercepat proses persalinan.



24



2.6 Efektivitas Teknik Akupresur Titik SP6 dan LI4 Untuk Mempercepat Persalinan Kala I Titik akupresur yang berkaitan dengan persalinan adalah SP6 dan LI4. Menurut Dibble et al. titik SP6 dan titik LI4 merupakan titik rahim. Penekanan pada kedua titik ini akan memperbaiki ketidakseimbangan energi, memperlancar aliran darah yang tersumbat disepanjang meridian (Diyah Tepi Rahmawati, 2016). Menurut Dibble et al. titik SP6 dan titik LI4 merupakan titik rahim. Penekanan pada keduatitik ini akan memperbaiki ketidakseimbangan energi, memperlancar aliran darah yang tersumbat disepanjang meridian. Akupresur pada acupoint SP6 dan LI4 dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin untuk induksi persalinan dan pengelolaan nyeri selamapersalinan (Lee et al



,2001).



Penekanan



terhadaporgan



padaacupoint



reproduksi,



SP6



memperlancar



memiliki proses



pengaruh



persalinan



kuat



dengan



membantu dilatasi servik (Lian,et al, 2000). Penekanan pada acupoint LI4 memiliki efek mengurangi rasa sakit dan merangsang kontraksi uterus. Penggunaan akupresur pada acupoint SP6 dan LI4 secara bersama dilaporkan efektif dalam induksi persalinan dan pengurangan nyeri persalinan (Sujiyatini, 2016). Berdasarkan hasil penelitian (Neneng Siti L, 2018) peningkatan kontraksi sebelum dilakukan pemijatan L14 terhadap ibu Inpartu kala I fase aktif di BPM Lia Maria Bandar Lampung Tahun 2018. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kontraksi pada ibu yang belum dilakukan pemijatan L14 pada kala I persalinan fase aktif adalah 3,3810 (3 kali dalam 10 menit) dengan skor kontraksi minimal 3 kali dalam 10 menit dan maksimal 4 kali dalam 10 menit. Peningkatan kontraksi sesudah dilakukan pemijatan L14 terhadap ibu Inpartu kala I fase aktif di BPM Lia Maria Bandar Lampung Tahun 2018. Hasil penelitian di dapatkan bahwa rata-rata peningkatan kontraksi sesudah



25



dilakukan pemijatan pada titik L14 terhadap ibu Inpartu kala I fase aktif adalah 4,5952 (5 kali dalam 10 menit) skor kontraksi minimal 4 kali dalam 10 menit dan maksimal 5 kali dalam 10 menit, maka hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000< 0,05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara peningkatan kontraksi sebelum pemijatan L14 dan sesudah pemijatan L14 pada ibu Inpartu kala I fase aktif. Hasil didukung oleh penelitian yang dilakukan Budiarti (2011) hasil pengukuran persalinan lama pada kelompok ibu yang mendapatkan akupresur pada titik L14 menunjukkan 60,4% lama persalinan ≤6 jam dan 39,6% pada kelompok yang tidak mendapat akupresur. Menurut peneliti peningkatan kontraksi merupakan akibat dari respon tubuh yang seimbang, dimana tubuh dapat memproduksi hormon dengan baik sehingga memicu terjadinya peningkatan kontraksi yang cukup besar. Selain itu peningkatan kontraksi juga dapat terjadi akibat respon sentuhan dari luar, seperti dilakukanya pemijatan pada titik L14 secara teratur yang terletak antara tulang metacarpal pertama dan kedua pada bagian distal lipatan pada kedua tangan yang di lakukan disela-sela waktu kontraksi. a. Manfaat Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chung, Hung, Kuo, dan Hung (2003) yang bertujuan untuk mengetahui tentang efek titik akupresur SP6 dan LI4 dalam mengurangi nyeri dan kontraksi uterus pada kala I persalinan. Hasil dari penelitian ini menunjukan



dari 3 kelompok yang mendapat



perlakuan akupresur, rangsang cahaya, percakapan didapat bahwa manfaat akupresur secara signifikan mampu menghasilkan hormon endorphin yang berpengaruh terhadap pengurangan rasa nyeri dan menghasilkan hormon oksitosin terhadap kontraksi uterus. Akupresur/penekanan pada titik SP6 dan LI4 diyakini dapat membantu energi tubuh mendorong bayi bergerak turun melewati jalan lahir.



26



Cara melakukan pijat titik SP6 dan titik LI4 dengan melakukan teknik pijatan tehnik pelemahan (sedasi) yaitu pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dikeluhkan pasien antara 40-60 kali tekanan atau putaran, laju putaran tidak searah jarum jam, tekanan dapat dilakukan secara sedang sampai kuat sesuai kebutuhan, titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan keluhan pasien, jika dilakukan pada area jalur meridian ,jalur pemijatan harus berlawanan arah dengan jalur perjalanan meridian. Para terapis atau doula lebih sering fokus pada titik ini selama 60 sampai 90 menit untuk merangsang kontraksi untuk mempercepat proses persalinan (Yusra, 2018).



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Nyeri merupakan kondisi yang paling dicemaskan oleh wanita selama persalinan. Pemilihan metode ini disebabkan karena murah, mudah dipelajari, dan cukup efektif untuk mengurangi nyeri selama persalinan. Dari



beberapa



studi



tentang



efektivitas



akupresur,



penggunaan metode ini sangat menjanjikan karena banyaknya wanita yang memilih metode ini. Namun studi lanjutan mengenai efektifitas akupresur perlu dilakukan untuk hasil yang lebih valid. 3.2 Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan bidan



pada ibu bersalin dalam memberikan



kenyamanan selama proses persalinan yaitu dengan memberikan akupresure sebagai alternative dalam mengurangi nyeri persalinan pada inpartu dalam rangka mewujudkan Gerakan Sayang Ibu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu bersalin terutama pada ibu bersalin yang fisiologis bahwa akupresure sangat efektif dalam mengurangi nyeri persalinan.



26



DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, S. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan. Yogyakarta: ArRuz Media. Basuki, I. (2008). Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Non Farmakologi . Bandung: Bayu Media Publishing. Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur. Yogyakarta: Corp Circle Corp. Lee, M., Chang, S. & Kang, D. (2004). Effect of SP6 Acupressure on labor Pain and Lengt of Delivery Time in Women During Labor. The Journal of Alternative and Complementary Medicine, Vol 10. Ratri, R. K. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan: Konsep dan Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Sujiyatini, D. (2011). Asuhan Kebidanan (Persalinan).Yogyakarta: Rohima Press. Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri . Jakata: EGC. Winkjosastro., Hanifa et.al.(2005). Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo