Alat Ukur Skala Resiliensi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Beranda



About Us



News dan Artikel



Hubungi Kami



Alat Ukur Skala Resiliensi  



0



 



0



 



0



Artikel Terbaru  



1



 



1



ISLAM, NASIONALISME, DAN BELA NEGARA Hikmah



Skala Resiliensi             Banyak skala yang sudah dikembangkan untuk mengukur resiliensi. Namun skala­skala ini tidak bisa digunakan secara luas  karena itu buku teks pengukuran



AKHLAK ISLAM DAN PERANANNYA DALAM PEMBINAAN MASYARAKAT (Makalah)



psikiatrik milik Asosiasi Psikiater Amerika memuat tidak hanya satu macam pengukuran



MASJID AYA SHOFIA



resiliensi. Salah satu alat yang dikembangkan pada beberapa tahun terakhir ini adalah



MASJID JAMI’ SULTAN AHMET



CD­RISC. Alat ini dikembangkan sebagai suatu asesmen ringkas untuk membantu



KEBANGKITAN BAHASA ARAB DI TURKI



mengukur resiliensi dan pengukuran di klinik untuk melihat respon dari suatu treatmen



Contoh Teks MC Bahasa Arab



(Connor & Davidson, 2003).



Ibadah Karena Takut Neraka



            Isi skala telah diambil dari banyak sumber. Salah satunya dari Kobasa (Farber,



Istilah­istilah Khusus bhs arab yg



Jennifer Schwartz, 2000), item­item resiliensi menggambarkan tentang kontrol yaitu



berkaitan dgn Aplikasi Whatsap



perasaan/tanggapan seseorang tentang makna dan tujuan hidup dengan kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain, komitmen yaitu perasaan/tanggapan  seseorang mengenai otonomi dan kemampuan untuk mempengaruhi jalan hidup/pola hidup



Ada Pelangi di bola matamu Cakupan Bahasan Linguistik Ilmi Bahasa



sendiri, tantangan yaitu perasaan/tanggapan seseorang dimana ia memaknai



Filosofi Bilangan Jawa pada Umur



tantangan sebagai bagian alami dari kehidupan, yang menyediakan kesempatan untuk



LAPORAN HASIL DISKUSI HUKUM



tumbuh. dan perubahan yang dipandang sebagai tantangan juga dimasukkan.



ISLAM DAN PERBEDAAN MAZHAB



Sementara dari Rutter (Connor&Davidson, 2003), menggambarkan bahwa karakteristik



Zona Waktumu



orang yang resiliensi adalah sebagai berikut :memiliki strategi pengembangan dengan arah yang jelas/realistik dalam menentukan pilihan, adanya suatu orientasi dalam tindakan, adanya suatu keyakinan yang kuat/efikasi diri, kemampuan beradaptasi



PERBEDAAN ADALAH KEMESTIAN KESEMPURNAAN ISLAM



ketika berhadapan dengan perubahan, memiliki keterampilan dalam memecahkan



PERBEDAAN PENDAPAT DALAM FIQH



masalah sosial, humor dalam menghadapi stres, kuat/tegar dalam menghadapi stres,



ISLAM



memiliki perasaan yang stabil, memiliki pengalaman keberhasilan di masa lalu (dua



DIANTARA SEBAB KERUSAKAN MORAL



pernyataan yang terakhir merupakan inti dari resiliensi). Lyons (Connor&Davidson,



BALASLAH KEJELEKAN DENGAN



2003) mengatakan bahwa karateristik dari orang yang resilien adalah sabar , memiliki



KEBAIKAN



daya toleransi terhadap perasaan yang negatif, dapat beradaptasi terhadap perubahan. Namun untuk saat ini, resiliensi mengacu pada sikap optimis dan yakin.             Skala CD­RISC, terdiri dari 5 aspek yaitu : 1.   Kompetensi personal, standar yang tinggi dan keuletan Memperlihatkan bahwa seseorang merasa sebagai orang yang mampu mencapai tujuan dalam situasi kemunduran atau kegagalan 1.  Percaya pada diri sendiri, memiliki toleransi terhadap afek negatif dan kuat/tegar dalam menghadapi stres       Ini berhubungan dengan ketenangan , cepat melakukan coping terhadap stress, berpikir secara hati­hati dan tetap fokus sekalipun sedang dalam menghadapi masalah 3.   Menerima perubahan secara positif dan dapat membuat hubungan yang aman (secure) dengan orang lain Ini berhubungan dengan kemampuan beradaptasi atau mampu beradaptasi jika menghadapai perubahan 1.  Kontrol/pengendalian diri dalam mencapai tujuan dan bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan dari orang lain 2.  Pengaruh spiritual, yaitu yakin yakin pada Tuhan atau nasib.      



SELESAIKAN PERSOALAN DENGAN MUDAH



              Ke­5 aspek tersebut diturunkan menjadi 25 aitem sebagai berikut : No item



Deskripsi



01



Kemampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan



02



Menjalin hubungan yang dekat dan aman dengan orang lain



03



Terkadang nasib atau Tuhan dapat menolong



04



Dapat berkompromi dengan apapun yang terjadi



05



Keberhasilan masa lalu memberi keyakinan dalam menghadapi tantangan yang baru



06



Melihat sisi lucu dari sesuatu



07



Melakukan coping terhadap stress



08



Cenderung segar kembali setelah sembuh dari penyakit



09



Sesuatu terjadi karena suatu alasan



10



Berusaha dengan maksimal, walau apapun yang terjadi



11



Mampu mencapai tujuan



12



Pada saat sesuatu tampak tidak memberikan harapan lagi, saya tidak akan menyerah



13



Tahu kapan harus meminta pertolongan



14



Walaupun berada dalam suatu tekanan, tetap bisa fokus dan berpikir dengan jernih



15



Lebih cenderung untuk memimpin/mengawali dalam pemecahan masalah



16



Tidak mudah berkecil hati karena kegagalan



17



Merasa diri sendiri adalah orang yang kuat



18



Berani membuat keputusan yang sulit dan tidak biasanya



19



Dapat mengatasi perasaan tidak nyaman



20



Harus melakukan sesuatu terhadap suatu dugaan/firasat



21



Peka terhadap maksud yang disampaikan oleh orang lain



22



Dapat mengendalikan hidup



23



Menyukai tantangan



24



Bekerja untuk mencapai tujuan



25



Bangga terhadap hasil/prestasi yang sudah dicapai.



                        Skala tersebut, dibuat dalam 5 rentang pilihan respons, yaitu : 0 = Tidak ada sama sekali pada diri saya, 1 = jarang terjadi pada diri saya, 2 = kadang­kadang ini terjadi/ada pada diri saya, 3 = sering terjadi pada diri saya, 4 = hampr selalu terjadi dalam diri saya. Ini dilihat dari keadaan 1 bulan terakhir dan total nilai bergerak dari 1­ 100.             Skala ini juga pernah diterapkan pada orang­orang cina oleh 2 orang akademisi sains cina yaitu Xiaonan & Zhang (2007). Koefisien reabilitas versi Cina dari CD_RISC adalah 0,91. Begitupun dengan validitasnya tergolong memuaskan.             Walaupun konsep tentang resiliensi itu satu dan universal, namun karena manusia hidup dalam kultur yang berbeda, maka secara realitas, kesulitan yang dihadapi oleh orang pun akan berbeda­beda. Masyarakat yang bukan dari barat akan beradaptasi dengan cara yang berbeda dari orang­orang barat. Dan kebanyakan



perbedaan kultural hampir tidak disentuh oleh penelitian­penelitian yang membahas mengenai resiliensi (Wagnild & Young 1993 dalam Xiaonan & Zhang, 2007). Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti mencoba memodifikasi skala resiliensi sebagai berikut :   No 1



Aspek



Favorable



Kompetensi personal,



10, 13, 18, 20,



standar yang tinggi dan



28, 37, 43



Unfavorable



Jumlah butir



5, 12, 25, 32, 36



12



1, 3, 4, 6, 11, 37



12



21, 22, 26, 39, 42



11



keuletan 2



Percaya pada diri sendiri,



15, 24, 33, 34,



memiliki toleransi terhadap 38, 40 afek negatif dan kuat/tegar dalam menghadapi stres 3



Menerima perubahan



8, 9, 16, 23, 29,



secara positif dan dapat



35



membuat hubungan yang aman (secure) dengan orang lain 4



Kontrol/pengendalian diri



2, 14, 17, 27, 44 12, 19, 44



7



7, 41



4



dalam mencapai tujuan dan bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan dari orang lain 5



Pengaruh spiritual, yaitu



43, 45



yakin yakin pada Tuhan atau nasib                 Aspek­aspek tersebut diuraikan dalam aitem­aitem sebagai berikut : No. aitem 1.



                 Pernyataan Sejak saya mengetahui penyakit yang saya derita, hari­hari saya lalui dengan kesedihan



2.



Menurut saya, pasien dalam keadaan tertentu boleh didahulukan penanganannya



3.



Saya ragu apakah saya mampu menjalani pengobatan yang berat ini



4.



Penyakit saya menjadi parah karena kesalahan dokter dalam mengambil tindakan



5.



Saya ragu apakah penyakit saya bisa disembuhkan



6.



Ketika saya tidak suka obat yang diberikan, saya tidak meminumnya



7.



Menurut saya, penyakit yang saya derita ada hikmahnya



8.



Saya menganggap bahwa penyakit yang saya derita merupakan sesuatu yang harus dihadapi



9



Ada pelajaran yang saya dapatkan dari penyakit saya



10.



Dalam menyelesaikan masalah, saya menggunakan satu cara saja



11.



Saya sering bertindak spontan, tanpa berpikir panjang



12.



Tindakan saya seringkali terbawa perasaan



13.



Menurut saya, membuat rencana itu penting



14.



Saya bisa mengatur perasaan saya



15.



Saya yakin, saya mampu memperbaiki kesehatan saya



16.



Ketika melihat  raut muka seseorang, saya tahu perasaannya                                                                 



17.



Saya menyukai pengalaman baru



18



Saya yakin, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya



19.



Saya mudah marah jika ada yang menyinggung perasaan saya



20.



Dalam menyelesaikan masalah, saya bisa mencari pokok permasalahan yang sebenarnya



21.



Jika mengingat keadaan saya, saya tidak berani menemui teman­teman saya



22.



Dalam keadaan sakit, saya tidak perlu memikirkan perasaan teman­ teman saya



23.



Saya tidak mencemaskan penyakit saya



24.



Dalam keadaan sedih, saya masih bisa berpikir dengan baik



25.



Saya khawatir, kelak tidak bisa melakukan kegiatan saya lagi



26.



Saya takut perubahan, karena saya harus menyesuaikan diri lagi



27.



Ketika pasien lain sedih atau menangis, saya mengerti perasaan mereka



28.



Saya yakin, saya mampu menyelesaikan kegiatan saya yang tertunda



29.



Saya sakit karena saya kurang memperhatikan kesehatan saya



30.



Penyakit ini merupakan akhir dari semua proses hidup yang saya jalani



31.



Ketika saya ditawari pengobatan altenatif, saya langsung setuju



32.



Sepertinya susah mengembalikan semangat saya untuk melakukan kegiatan seperti semula



33.



Masih banyak hal atau kegiatan lain yang bisa saya lakukan selain kegiatan yang kemarin saya lakukan



34.



Ketika seseorang mengecewakan saya, saya mampu menahan diri untuk mendengarkan penjelasannya, sebelum saya bertindak



35.



Ketika saya mengetahui tentang penyakit yang saya derita, saya berpikir saya akan mampu menghadapinya



36.



Penyakit yang saya derita membuat saya harus menghapus semua impian saya



37.



Saya sudah membayangkan apa yang akan saya lakukan setelah saya sembuh



38.



Sekalipun saya berada dalam suatu tekanan, saya tetap akan berpikir dengan jernih untuk menemukan alternatif dari pemecahan masalah



39.



Tidak mudah bagi saya untuk menerima penyakit yang saya derita



40.



Saya ingin berbuat lebih baik lagi sekalipun saya dalam keadaan sakit



41.



Penyakit yang saya alami merupakan ujian dari Tuhan



42.



Penyakit saya menghapuskan seluruh kebahagiaan saya



43



Saya masih tidak dapat mengerti kenapa Tuhan memberikan penyakit ini kepada saya



44.



Saya kesal jika dokter mendahulukan pasien lain



43.



Sekalipun orang melihat hidup saya sudah tidak ada harapan lagi, saya tidak akan menyerah



44.



Ketika saya memerlukan bantuan, saya tahu kemana saya akan meminta pertolongan



45.



Saya tidak percaya dengan pertolongan Tuhan untuk menyembuhkan penyakit yang saya alami



Skala resiliensi pada penderita kanker menggunakan skala model Likert yang terdiri dari    butir aitem, yang terdiri dari aitem favourable dan unfavourable.  Pada aitem favourable skor bergerak dari angka 1 untuk pernyataan sangat tidak sesuai (STS), skor 2 untuk tidak sesuai (TS), skor 3 untuk sesuai (S), dan skor 4 untuk sangat sesuai (SS).  Pada aitem unfavourable skor bergerak dari 4 untuk penyataan sangat tidak sesuai (STS), skor 3 untuk tidak sesuai (TS), skor 2 untuk sesuai (S), dan skor 1 untuk sangat sesuai (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala resiliensi, berarti semakin besar resiliensi pada penderita kanker, semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah pula resiliensi pada penderita kanker, 2. Skala Dukungan Sosial             Skala ini disusun sendiri mengacu pada aspek­aspek yang telah diuraikan oleh Sarafino (1997). Tujuannya adalah untuk mengetahui dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita kanker. Dukungan sosial yang dirasakan penderita kanker ditunjukkan oleh jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan pernyataan yang diajukan. Berikut distibusi butir skala dukungan sosial : No



Aspek



Sumber



Fav



Unfavo



Dukungan 1.



Dukungan



­   Tenaga  



Emosional



Medis ­   Keluarga



Butir 1, 14



22, 23, 31, 33



6



 



2, 5, 12, 24



 



3, 4, 6, 7, 17,



 



 



26, 36



­   Teman



20, 25, 29, 38, 30, 37



8, 12, 13, 17,



39, 40 2.



Dukungan Informasi



3.



Dukungan Alat/Materi



Jumlah



­      Medis



19



­      Teman



15



­      Medis



9, 27



­      Keluarga



10



10   12



11, 21



4



32



4



28



2



­      Teman   4.



Dukungan Penghargaan



­      Keluarga



 



­      Teman



16



  Aspek­aspek tersebut diuraikan dalam aitem­aitem sebagai berikut : No. aitem 1



Pernyataan Kesabaran tim medis terhadap saya membuat saya lebih tenang dalam menghadapi penyakit yang saya derita



2



Keluarga saya sering merasa bosan mendengar keluhan saya tentang penyakit yang saya derita



3



Ketika saya merasa sedih dengan penyakit yang saya derita, keluarga saya menemai saya



4



Saya merasa keluarga dan teman begitu perhatian kepada saya



5



Keluarga saya kelihatan acuh dengan apa yang saya alami



6



Keluarga saya mencintai saya



7



Perhatian dari keluarga dapat membuat saya merasa tenang



8



Saya merasa beban saya tidak berkurang meskipun teman saya sudah mencoba menghibur saya



9



Bantuan materi yang diberikan keluarga cukup meringankan beban yang saya rasakan



10



Ketika saya membutuhkan biaya untuk pengobatan, teman saya berusaha memberikan pinjaman uang kepada saya



11



Informasi yang kurang lengkap dari tim medis membuat saya khawatir



12



Kehadiran teman saya justru membuat saya tambah sedih



13



Ketika saya bersedih keluarga saya meninggalkan saya sendirian



14



Ketika saya mengeluh sakit para perawat berusaha mengurangi rasa sakit yang saya rasakan



15



Ketika kondisi kesehatan saya tak kunjung membaik, teman saya mencari informasi tentang cara penyembuhan penyakit yang saya alami



16



Ketika saya tidak mampu memenuhi tanggung jawab pekerjaan saya maka teman membantu dengan cara mengambil alih tugas saya



17



Ketika saya menjalani pengobatan alternatif, keluarga saya mendukung



18



Hubungan saya dengan pasien lain acuh tak acuh



19



Ketika kondisi saya tidak kunjung membaik, sikap dokter terhadap saya adalah berusaha mencari jalan keluar



20



Teman saya selalu ada saat saya membutuhkan bantuan mereka



21



Dokter tidak banyak memberikan informasi yang berharga tentang penyakit yang saya derita



22



Ketika saya merasa sakit, perawat tidak peduli dengan apa yang saya rasakan



23



Ketika melakukan kunjungan rutin, dokter tidak menanyakan keluhan yang saya rasakan



24



Ketika saya mengeluh sakit di seluruh tubuh saya, keluarga justru memarahi saya



25



Ketika di rumah sakit, teman­teman saya menjenguk saya



26



Ketika kondisi saya tidak kunjung membaik, keluarga saya berkonsultasi dengan dokter



27



Ketika saya membutuhkan alat penunjang kesehatan, keluarga saya membelikan alat yang saya butuhkan



28



Dalam kondisi sakit, keluarga saya tidak mengajak saya turut serta dalam memecahkan masalah



29



Saya sering bertukar cerita dengan pasien lain tentang penyakit yang kami alami



30



Sikap orang­orang di lingkungan sosial saya setelah saya sakit adalah mengucilkan saya



31



Ketika saya menjalani pengobatan alternatif, sikap dokter menyalahkan



saya 32



Ketika saya kesulitan memenuhi kebutuhan biaya pengobatan saya, maka perawat akan mencibir



33



Ketika saya mengeluh sakit, sikap perawat tidak mau tahu



34



Ketika saya bertanya tentang cara menjaga kondisi kesehatan saya perawat memberikan penjelasan yang kurang memuaskan



35



Ketika saya bertanya tentang perkembangan kesehatan saya, dokter menjawab seperlunya



36



Ketika saya merasa sehat, keluarga mengajak saya jalan­jalan



37



Saya dengan pasien yang lain tidak saling bertegur sapa



38



Teman­teman saya sangat memaklumi kondisi yang saya alami



39



Ketika saya memikirkan penyakit saya, teman­teman saya mencoba mengibur saya



40



Dalam kondisi apapun, keluarga tetap memberikan kasih sayang kepada saya



  Skala dukungan sosial pada penderita kanker menggunakan skala model Likert yang terdiri dari    butir aitem, yang terdiri dari aitem favourable dan unfavourable.  Pada aitem favourable skor bergerak dari angka 1 untuk pernyataan sangat tidak sesuai (STS), skor 2 untuk tidak sesuai (TS), skor 3 untuk sesuai (S), dan skor 4 untuk sangat sesuai (SS).  Pada aitem unfavourable skor bergerak dari 4 untuk penyataan sangat tidak sesuai (STS), skor 3 untuk tidak sesuai (TS), skor 2 untuk sesuai (S), dan skor 1 untuk sangat sesuai (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala dukungan sosial, berarti semakin besar dukungan sosial yang diberikan pada penderita kanker, semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin kecil pula dukungan sosial pada penderita kanker.