Aldino Tri Nugroho (180307026) - Evaluasi Dampak Potensial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wilayah Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, sebagian wilayahnya berupa perairan yang di dalamnya terdapat sumber daya laut yang melimpah. Dengan demikian, wilayah perairan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan secara optimal, terutama untuk sub sektor perikanan. Apabila pengelolaan pembangunan sub sektor perikanan dilakukan secara tepat dan profesional, maka sub sektor perikanan tersebut dapat menjadi keunggulan kompetitif yang dapat menopang kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Produksi perikanan Indonesia secara umum berasal dari perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta, produksi ikan di Indonesia hingga tahun 2007 masih didominasi sektor penangkapan yang mencapai 61,53% dari total produksi. Berikut data yang dapat disajikan mengenai produksi ikan di Indonesia. Kabupaten Cilacap merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan luas 2.142,59 km² dan terletak di pesisir Selatan Pulau Jawa. Letaknya yang berada di pesisir Selatan Pulau Jawa menjadikan Kabupaten Cilacap sebagai salah satu daerah pelabuhan ikan di Pulau Jawa. Di wilayah kabupaten Cilacap merupakan penghasil ikan laut terbesar di bagian selatan pulau Jawa dikarenakan berbatasan langsung dengan laut Indonesia. Perkembangan produksi / nilai ikan laut dan udang di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 1. Perkembangan produksi / nilai ikan laut dan udang di kabupaten Cilacap Tahun



Ikan Produksi (kg) Nilai (Rp) 1991 7.647.112,20 4.896.198.107 1992 4.371.872,51 2.849.571.138 1993 9.328.494,30 7.503.076.830 1994 14.986.429,50 12.332.698.400 1995 12.104.018,62 11.854.520.065 Sumber : KUD Mino Saroyo Cilacap.



Udang Produksi (kg) Nilai (Rp) 1.749.635,75 8.385.755.522 896.091,80 5,717.248.435 2.170.912,00 9,717.248.435 4.564.114,93 12.117.787.915 1.660.900,37 11.137.636.840



PT Jui Fa International Foods merupakan perseroan terbatas dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) yang bergerak di bidang pengalengan ikan. Kantor pusatnya berkedudukan di Jakarta, sedangkan kegiatan proses produksi berada di cilacap. PT Jui Fa International Foods didirikan pada tahun 1999. Pengukuran tanah di lakukan pada bulan januari 1999 dan pembangunan di mulai pada bulan maret 1999. Proses produksi di mulai pada bulan januari 2000, meskipun pembangunanya telah selesai pada bualan Agustus 1999. PT Jui Fa International Foods telah mempunyai nomor wajib pajak (NPWP) no.1.886.481.9.042, dan surat ijin usaha (SIUP) yaitu: 1. SIUP No 523.5 / 05 / PI / IV 1999. Untuk usaha pengumpulan dan pengangkutan /eksport 2. SIUP No.523 / PH / IV/ 1999, Untuk jenis usaha pengolahan modern. Perusahaan pengalengan ini khusus ditujukan untuk memenuhi permintaan luar negeri / eksport. Akan tetapi, sekarang mulai memproduksi Sambal Goring Tuna  (SGT) sebagai penambahan nilai ekonomis (added value) dengan memanfaatkan daging merah yang tidak dapat di gunakan dalam pengalengan ikan yang di eksport. Sambal tuna yang di produksi hanya untuk pasar local. Pengembangan



perikanan



di



Kabupaten



Cilacap



diharapkan



dapat



meningkatkan kesejahteraan masyarakat (petani dan nelayan), penyerapan tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan. Kebijakan yang akan dilakukan tentunya membangun



komoditas



atau



produk



andalan,



unggulan,



rintisan,



serta



meningkatkan produktivitas dan produksi perikanan, meningkatkan pengelolaan sumber daya ikan serta kelestarian ekosistem perairan, pesisir dan daratan, meningkatkan lapangan kerja, ekspor, dan meningkatkan konsumsi makan ikan. Cara yang dilakukan dalam upaya pengembangan bidang perikanan di Kabupaten Cilacap antara lain optimalisasi potensi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, pemberdayaan masyarakat, penguatan modal, peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan, dan modernisasi sarana dan prasarana. Tujuan Lahan Pembangunan Usaha Dan Atau Kegiatannya Lokasi perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan produksi. Karena lokasi perusahaan akan mempengaruhi biaya produksi dan juga proses produksi. PT Jui Fa International Foods berada di kota cilacap, jawa tengah ,tepatnya di : Jalan: Lingkar Timur no 53



Kelurahan : Tegal Kamulyan Kecamatan : Cilacap Selatan Kabupaten : Cilacap Propinsi : Jawa Tengah Luas lahan PT Jui Fa International Foods adalah sekitar 50.000 M2 atau 5 Hektar. 2. Tahapan Pelaksanaan Usaha Dan Atau Kegiatan Ikan tuna merupakan salah satu ikan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di bandingkan dengan ikan jenis lain. Seringkali kita menjumapi ikan tuna dalam kaleng di pasaran, bahkan banyak pula produk ikan yang merupakan hasil produksi luar negeri. Sebenarnya bila kita mau melihat, banyak produk produk dari luar negeri yang bahan bakunya di dapatkan dari Indonesia dan mereka menjual kembali dalam bentuk produk jadi, dengan harga yang relative tinggi. PT. Jui Fa International Foods memanfaatkan ikan tuna dengan memproduksi sambel goring tuna ( SGT ) alasan PT. Jui Fa International Foods adalah untuk meningkatkan nilai ekonomis dengan memanfaatkan daging merah sebagai hasil sampingan proses pengalengan ikan tuna. Rencana kegiatan dan komponen kegiatan proyek pengembangan PT Pengalengan Juiva dapat menimbulkan dampak penting apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk mencegah kemungkinan timbulnya dampak penting tersebut maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan. Rencana pengelolaan lingkungan PT Pengalengan Juiva dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain pendekatan teknologi, sosial ekonomi, institusi atau dengan kombinasi. Perusahaan memiliki komitmen tinggi dalam pengelolaan lingkungan. Dalam



upaya



mencapai



kelayakan



lingkungan,



Perusahaan



tetap



memperhatikan kelayakan teknis dan ekonomi. Rencana pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan untuk mencegah dan mengatasi dampak penting terhadap komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.



1.3.1 Tahapan Pra-Konstruksi a. Presepsi Masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Berkoodinasi dengan pemerintah setempat seperti RT-RW,Kelurahan, Kecamatan & Polsek







Mengumumkan rencana, usaha atau kegiatan kepada masyarakat sekitar







Menanggapi dan mempertimbangkan pendapat dari masyarakat sekitar



1.3.2 Tahapan Konstruksi a. Perluasan dan pelebaran tata ruang di lokasi pembangunan Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Mengumumkan rencana perluasan dan pelebaran kepada warga sekitar







Berkoordinasi



dengan



pemerintah



setempat



supaya



tidak



terjadi



kesalahpahaman antara pemrakarsa dengan masyarakat sekitar b. Peningkatan Jumlah dan Jenis Tanaman Penghijauan dan Fauna Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Kegiatan penghijauan berupa penanaman tanaman penghijauan dan tanaman hias, berupa tanaman peneduh antara lain beringin, akasia, angsana dan lainnya



c. Kesehatan dan kenyamanan warga setempat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Memperjakan warga disekitar lokasi pembangunan







Memberikan jaminan kesehatan kepada pekerja, seperti BPJS dan sejenisnya







Menjaga kenyamanan dan kesehatan warga di sekitar pembangunan proyek



1.3.3 Tahapan Pasca Konstrksi a. Penurunan kualitas udara, gangguan lalu lintas, kerusakan jalan, penurunan kesehatan masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Truk Pengangkut Peralatan dan dilengkapi dengan perizinan yang berlaku di Jawa Tengah berdasarkan kapasitas mapan dan uji emisi yang standar. Jalan



yang dilewati truk pengangkut peralatan dan material disesuaikan dengan kelas kendaraan b. Kebutuhan alat untuk pembangunan belum mewadahi Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Membeli/mengganti alat yang rusak dengan alat yang baru untuk produksi







Mencari ide pembuatan pola perwatan yang efisien



c. Komponen sosial dan keselamatan kerja Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Sosialisasi mengenai pemutusan kontrak dengan tenaga kerja konstruksi







Memberikan konpensasi yang layang kepada tenaga kerja sesuai dengan peraturan







Sosialisasi kepada masyarakat tentang berakhirnya proyek



d. Hilangnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang bekerja Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :



1.3.4







Melakukan sosialisasi pada saat akan penerimaan tenaga kerja berlangsung







Mengenai lamanya bekerja (waktu kontrak kerja)







Memberikan pesangon bagi pekerja yang telah habis masa kerjanya



Tahapan Operasi a. Dampak Lingkungan : Perubahan kualitas udara dan perubahan tekstur tanah Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Mengamankan lokasi pembangunan pabrik dan membatasi zona aman untuk penduduk sekitar.







Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pekerja







Pada lokasi dipasangkan alat untuk memantau saat proses konstruksi







Pada musim kemarau menyirami jalanan secara teratur supaya tidak menyebabkan jalan disekitar pabrik terlalu berdebu







Pemasangan tanda-tanda keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan, ligkungan dengan SOP



b. Kebisingan Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Menerapkan area bufer zona bising, pemakaian alat pelindung pendengaran bagi pekerja disekitar lokasi produksi



c. Kualitas Air Permukaan Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : Mengendalikan aliran permukaan yang berasal dari hujan.. Misalnya : 



Membuat parit untuk untuk mengarahkan aliran hujan menuju Catch pond







Mengendalikan erosi secara teknis dan vegetative







Sedapat mungkin melakukan pekerjaan tanah saat musim kemarau



d. Komponen Biologi - Biota Air Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Upaya meminimalkan gangguan terhadap biota air adalah melalui pengendalian terhadap kualitas air permukaan



e. Komponen Sosial Ekonomi Budaya - Kesempatan Kerja Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Penyampaian informasi tentang keberadaan lowongan kerja dan kualifikasi kebutuhan tenaga kerja







Seleksi calon tenaga kerja dan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan







Program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk pekerja pembangunan pabrik pengalengan ikan juiva



f. Kesempatan Berusaha Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Memfasilitasi dan membantu penduduk disekitar pabrik untuk mendirikan usaha baru







Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan serta kegiatan pemberdaya masyarakat bagi penduduk disekitar pabrik







Melakukan pelatihan tenaga kerja dalam bidang industri yang menyerap banyak tenaga kerja sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional



g. Pendapatan Masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Penetapan tingkat upah atau gaji sesuai denganKHL atau kehidupan hidup layak







Melakukan kegiatan pemberdaya ekonomi masyarakat



h. Nilai dan Norma Sosial Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Mensosialisasikan kepercayaan masyarakat terhadap komitmen perusahaan untuk memprioritaskan penerimaan tenaga kerja setempat yang bersentuhan langsung dengan proyek pembangunan pabrik pengalengan ikan juiva







Menjalankan dan menerapkan penerimaan tenaga kerja berdasarkan standar dan ketentuan yang berlaku di perusahaan







Menjalankan komitmen penerimaan berasal dari daerah yang bersentuhan langsung dengan kegiatan pembangunan pabrik juiva



i. Presespsi Masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Memberikan pelatihan keterampilan kepada tenaga kerja yang diberhentikan untuk dapat bersaing dalam mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik







Memberikan dan menyediakan informasi peluang kerja kepada pekerja yang diberhentikan



karena



berakhirnya



kegiatan



pembangunan



pabrik



pengalengan ikan juiva j. Komponen Kesehatan Masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Menyediakan fasilitas-fasilitas yang layak seperti : jamban, wc, dan tempat sampah disekitar area proyek







Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kesehatan lingkungan melalui penyuluhan secara langsung dan tidak langsung.



1.3.5



Tahapan Pasca Operasi a. Komponen Fisika Kimia Erosi dan Sedimentasi Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Mengendalikan erosi secara teknis dan vegetatif misalnya dengan melakukan penanaman pohon tegak lurus aliran atau sejajar kontur atau pada area terbuka yang rawan erosi







Melanjutkan pengelolaan erosi dan sedimentasi yang telah dilaksanakan pada tahap konstruksi dan operasi



b. Laju Lintasan Air Permukaan Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Mengendalikan erosi secara teknis dan vegetatif misalnya dengan melakukan penanaman pohon tegak lurus aliran atau sejajar kontur atau pada area terbuka yang rawan erosi







Melanjutkan pengelolaan erosi dan sedimentasi yang telah dilaksanakan pada tahap konstruksi dan operasi



c. Kualitas Air Permukaan Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Mengendalikan erosi secara teknis dan vegetatif misalnya dengan melakukan penanaman pohon tegak lurus aliran atau sejajar kontur atau pada area terbuka yang rawan erosi







Melanjutkan pengelolaan erosi dan sedimentasi yang telah dilaksanakan pada tahap konstruksi dan operasi



d. Komponen Biologi Flora dan Fauna Darat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Melakukan revegetaasi dengan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat pada lahan kosong







Penghijauan daerah kegiatan dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan satwa







Melarang adanya kegiatan perburuan dan penangkapan satwa serta pengambilan flora yang dilindungi



e. Biota Air Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Upaya meminimalkan gangguan terhadap biota air melalui pengendalian erosi tanah dan sedimentasi







Pengolahan laju lintasan air permukaan dan pengelolaan kualitas air permukaan



f. Komponen Sosial dan Ekonomi Budaya Keselamatan Kerja Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu :







Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penerapan proyek







Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja







Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan Peraturan yang berlaku







Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek



g. Kesempatan Berusaha Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penutupan proyek







Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja







Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan Peraturan yang berlaku







Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek



h. Pendapatan Masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penutupan proyek







Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja







Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan Peraturan yang berlaku







Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek



i. Persepsi Masyarakat Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana penutupan proyek







Mensosialisasikan rencana pelepasan tenaga kerja







Memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja sesuai dengan Peraturan yang berlaku







Sosialisasi kepada masyarakat mengenai berakhirnya kegiatan proyek



j. Pengelolaan Dampak Lainnya Bentuk Upaya Pengelolaan LH tehadap Jenis Dampak yaitu : 



Limbah padat domestik membuang limbah padat di TPA







Limbah cair, mengolah limbah cair domestik dari seluruh aktivitas di wilayah proyek diinstalasi pengolahan limbah cair domestic







Limbah B3 dikelola seperti sepihan - serpihan didalam lumpur ditampung didalam sumpit







Melakukan pemanfaatan lumpur bor setelah proses ijin pemanfaatan didapat dari instalasi yang berwenang







Menetralkan air aki dan menyimpan aki bekas dengan aman







Mengumpulkan minyak bekas dan menampungnya kedalam drum dan menyerahkan kepada perusahaan pengolah limbah B3 yang terdaftar untuk dikelola lebih lanjut







Memasang pelapis sekunder disekitar bahan-bahan yang mudah terbakar dan berbahaya sesuai kebutuhan







Skala berkala memberikan pelatihan kepada karyawan dalam penanganan limbah B3



BAB II IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL 2.1



Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL



Pemrakarsa rencana kegiatan dan konsultan studi AMDAL untuk rencana kegiatan pengembangan dan pemrosesan pengalengan ikan di PT Jui Fa Kabupaten Cilacap adalah sebagaimana disebutkan berikut ini : 2.1.1



Identitas Pemrakarsa



Nama Perusahaan



: PT. JUIFA INTERNATIONAL FOODS



Jenis Perusahaan



: Pengalengan Ikan



Alamat Kantor



: Jl. Lingkar Timur No. 53 Tegalkamulyan, Cilacap- Central



Java Indonesia Jawa Tengah Telepon/Fax



:  62-282-521007



Penanggung Jawab Kegiatan



: Steven roger



Jabatan



: Manager



2.1.2 Identitas Penyusun AMDAL Nama



: PT. Angkasa Langit



Alamat



: Plaza Cibinong Permai B-1,C-4 Jl. Cibinong raya, Jakarta 1300



Telepon/Fax : (021) 679 2678 Direktur



: Ir. Ferdinan Siregar



Tim Pelaksana Studi AMDAL Sesuai kesepakatan yang terdapat didalam Kerangka Acuan, tim pelaksana studi AMDAL terdiri dari ketua tim, coordinator bidang geofisik-kimia beserta beberapa orang anggota, coordinator bidang biologi dengan beberapa orang anggota, coordinator bidang social ekomoni dan budaya dengan beberapa anggota, serta coordinator bidang kesehatan masyarakat.



Dalam penyusunan studi AMDAL ini, Tim Pelaksana studi AMDAL dibantu oleh beberapa narasumber dari PT. Jui Va Internasional Food dengan berbagai latar belakang pengalaman kerja terkait dengan studi ini maupun dari masyarakat local. Susunan tim pelaksana studi AMDAL selengkapnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Tim pelaksana studi AMDAL. Jabatan Ketua Tim



Nama Keahlian Drs, Aris wicaksono, Biologi Lingkungan



Geofisika-Kimia



MS,M.Sc. Ir. Candra Adi MT



Kulifikasi/Sertifikasi AMDAL A dan B



Teknik Transportasi AMDAL A dan B Darat



Dr. Dian Sulistiawati Kimia Lingkungan



AMDAL A dan C



M.Si. Drs. Soemarno Ari



Geografi-Fisik



AMDAL A



Amanda Anggi, S.Si, Geografi-Tata Ruang M.Si Ir.



-



Gunawan Teknik



Nusanto, MT



Pertambangan AMDAL A dan B



Dr. Biologi



Ir.



Haryono Ahli Tanah



Supri, M.Agr.Sc. Drs. Bambang Supri, Biologi Lingkungan



AMDAL A dan B



Ms, M.Sc. Muhamad S.Si. Sosial, Ekonomi & Dra. Bella Budaya



Erawan Biologi Lingkungan



-



Sintya, Sosial-Budaya



AMDAL A dan B



Sukeji, Ekonomi



-



M.Hum Ahmad SE,M.Si Drs. Hadi Susanto, Sosial



Kesehatan



MS Prof.DR.dr.KRT Adi Kesehatan



Masyarakat



Heru Suteja., M.Sc., Keselamatan Kerja DCN., DLSHTM.,PKK



& AMDAL A dan B



Adapun nara sumber yang membantu tim pelaksana studi AMDAL untuk pelaksanaan studi ini dapat dilihat dalam Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 Tabel 2.2 Nara sumber studi AMDAL dari PT. Jui Va Internasional Food No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Nama Roy Prabowo Anastasia Wibawa Stevanus Graha S. Muhamad Abidin Setyo Purnomo Adi Sucipto Panji Herlambang Nurul Wigati Bambang Ir. Danang Aji, MES,PhD Ir. Eva Suci Dr. Asep Nugroho



Keahlian/Pengalaman Kerja Teknik Metalurgi Teknik Pengembangan Teknik metalurgi Teknik Geodesi/KTT Pengembangan Masyarakat Teknik Elektro Teknik Sipil Teknik Geodesi Teknik Metalurgi Peer review, URS Peer review, URS Pemodelan Kualitas Udara, URS



Selain nara sumber dari PT. Jui Va Internasional Food, tim pelaksana studi AMDAL juga dibantu dengan masyarakat local untuk mendukung kelancaran studi. No



Nama



Keahlian/Pengalaman



. 1



Budi Agung SP



kerja Pengusaha



Petani,



Keterangan Penduduk



dan alumni Fakultas 2



3



Ir Sarimin



Drs. Muklish Subnan



Pertanian UNS Petani, alumni Fakultas



Pertanian



UNDIP Petani,



perangkat



desa



dan



alumni



Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM



Penduduk



Penduduk



BAB III EVALUASI DAMPAK POTENSIAL KOMPONEN GEO FISIK KIMIA 1.       Iklim a.   



Pengambilan data : data parameter komponen iklim untuk suhu, kelembapan



nisbi, dan curah hujan yang dipergunakan data sekunder, sumber data dalah Kantor Badan Meterorolgi b.



dan Geofisika (BMG) kota Cilacap.



Metode Analisis Data: Data parameter suhu udara, kelembapan nisbi dan



curah hujan



dihitung untuk memperoleh data rata-rata tahunan dari pamameter



tersebut,



sedangkan analisis tipe iklim diperoleh dari perhitungan menggunakan



klasifikasi



iklim menurut Schmith DAN Fergusson, yaitu rata-rata jumlah bulan



basah dibagi dengan rata-rata jumlah bulan kering. 2.   Kualitas Udara dan Kebisingan Data kualitas udara yang diteliti adalah kualitas parameter kebisingan, debu, CO (karbondioksida), CO2 (karbondioksida, nox (oksida nitrogen, dan CxHy (hidrokarbon). Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari. b.



Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah studi rencana usaha.



c.



Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi tersebut.



d.



Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi cuaca buruk.



e.    



Kualitas udara baik pada sumber  maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha.



f.  



Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya. 3. Ruang, Tanah dan Lahan a.



Tingkat Bahaya Erosi : Data tingkat erosi lahan diperoleh dari sampling tanah



pada



lokasi rencana penambangan.



d.



b. 



Fisioterapi Lahan : Data morfologi lahan diperoleh dari pengamatan langsung



di



lokasi rencana kegiatan tambang, sedangkan data topografi lahan diperoleh



dari



pengamatan langsung.



c.



Inventarisai tata guina lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha



yang



diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.



Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.



e.



Rencana tata ruang guna tanah SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.



f.



Kemungkinan adanya konflik yang timbul anatara rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha. 4. Hidrologi



Data hidrologi yang diteliti adalah kualitas air permukaan a.



Lokasi Sampling : lokasi pengambilan sample data kualitas air permukaan adalah pada aliran air badan air yang berada dan keluar dari lokasi Pengalengan Ikan Juiva



b.



Peralatan pengambilan sample adalah stop watch, meteran, pH meter dan jerigen. Sedangkan penelitian pola/arah aliran air permukaan dilakukan oleh tim studi AMDAL. 5. Fisiografis a.



Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.



b.



Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.



c.



Keunikan,



keistimewaan,



bantuan secara



geologis.



6. Hidrooseanografi Pola hidrodinamika kelautan seperti: a.    Pasang surut b.    Arus dan gelombang c.    Morfologi pantai



dan



kerawanan



bentuk-bentuk



lahan



dan



d.    Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian. KOMPONEN BIOLOGI 1.       Flora Darat a.



Lokasi Sampling : lokasi sampling untuk komponen lingkungan biologi adalah



daerah hutan b.



Metode Analisis Data : metode analisis sample adalah analisis jumlah dan



jenis



vegetasi



c.



Peralatan Pengambilan Sample : kompas, tali, pita ukur, hagameter, kamera,



kantong,



plastic dan alcohol



2.       Satwa Liar a.



Lokasi Sampling : lokasi sampling untuk satwa liar sama dengan lokasi



sampling



biologi (fauna) dengan asumsi bahwa hutan merupakan habitat satwa



liar b.



Metode Analisis Sample Data : metode analisis sample adalah analisis jumlah



dan



jenis vegetasi



c.



Peralatan Pengambilan Sample : kamera dan binokuler



3.       Biota Perairan a.



Lokasi Sampling : lokasi sampling untuk biota perairan sama dengan lokasi



hidrologi b.



Metode Analisis Sample Data : analisis data dengan perhitungan jumlah



populasi per c.



volume air



Peralatan Pengambilan Sample : plankton net dan dradge



Keberadaan organisme di dalam suatu lingkungan dapat dijadikan sebagai parameter (tolak ukur) kualitas lingkungan. Biota yang dapat memberi petunjuk bagaimana keadaan suatu lingkungan itu disebut bioindikator atau indikator biologi. Bioindikator dapat dibedakan menjadi tiga kelompok organisme, yaitu :



1.



Organisme Indikator, ialah ada atau tidaknya species tertantu di suatu



lingkungan. Dalam hal ini indeks keragaman (indeks diversitas) dan indeks dominan digunakan sebagai parameter penentu kualitas lingkungan.   2.



Organisme pemantau (organisme monitor), ada dua macam :



a. Pasif, mengamati organsime yang sudah ada di alam dan mengukur tingkat kerusakan alat yang dialami organisme itu, atau akumulasi substansi kimia pada alat. b. Aktif,menempatkan organisme di alam, kemudian mempelajari kerusakan alat dan akumulasi substansi kimia di dalam alat.  3.



Organisme uji, yaitu organisme yang digunakan untuk menguji akumulasi dan



reaksi suatu substansi kimia di dalam laboratoriu atau lapangan. Uji biologi (bioassay) atau uji toksisitas menggunakan organisme uji mulai dari bakteri, plankton, protozoa dan avertebrata lainnya serta vertebrata mulai ikan sampai mamalia. Gangguan pada ekosistem perairan antara lain karena limbah kegiatan manusia. 



BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Dokumen AMDAL dapat menjadi acuan dalam studi semacam di wilayah lain dalam studi proyek yang lain. Dokumen AMDAL. Beberapa hal yang dikaji agar pembangunan proyek tidak hanya berhasil pada proyek saja, namun terhadap pembangunan lingkungan juga. Dampak penting yang ditelaah dalam studi AMDAL Tambahkan pelingkupan dan hasil proses pelingkupan. Sementara dalam batas wilayah studi menerbitkan batas-batas proyek, ekologis, sosial, administrasi, dan wilayah studi. Dokumen AMDAL dalam Kapasitas Ruang Lingkup Studi AMDALBerikut beberapa hal yang termasuk dalam dokumen AMDAL dalam kapasitas Ruang Lingkup Studi AMDAL. Dokumen AMDAL - Pelingkupan Pelingkupan adalah proses untuk menemukan atau menentukan penting atau masalah utama dari suatu kegiatan terhadap lingkungannya. Proses pelingkupan dilakukan sejak awal kegiatan yang ditentukan untuk menentukan pertimbangan dan pembaharuan penting Hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Langkah awal mengevaluasi potensi adalah menyusun daftar komponen kegiatan sebagai sumber pengaruh dalam bentuk daftar uji coba sederhana (Daftar Periksa Metoda). Untuk mengetahui interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen Lingkungan yang dapat digunakan matrik interaksi antara rencana kegiatan dengan komponen Lingkungan. Proses Timbul Dampak dengan Bagan Alir Dokumen AMDAL - Hasil Proses Pelingkupan Penentuan dampak hipotetik, Penentuan dampak hipotetik, dengan penilaian kepentingan pelapupan dan dilakukan juga oleh informal, melalui penilaian para ahli, tokoh masyarakat dan lembaga yang terkait, serta dengan melihat kegiatan lain yang sejenis. Hasil Penarikan hipotetik adalah sebagai berikut:







Kualitas Udara dan Debu



 Intensitas Kebisingan  Kualitas Badan Air Penerima  Kuantitas Badan Air Penerima  Air larian (Run-Off)  Erosi  Bangkitan/Tarikan Lalu lintas.  Kelancaran Lalu – Lintas  Aksesibilitas Antar Daerah  Penurunan Biaya Transportasi  Perubahan Tata Guna Lahan  Berkurangnya Vegetasi  Mata Pencaharian  Kesempatan Kerja  Kesempatan Berusaha  Kecemburuan Sosial  Pendapatan Masyarakat  Persepsi Masyarakat  Keresahan Masyarakat  Hilangnya Mata Pencaharian dan Tempat Tinggal  Kenyamanan dan Ketenangan  Kesehatan Masyarakat. Dokumen AMDAL – Klasifikasi dan Prioritas



Klasifikasi dan prioritas merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji Keterkaitan dan tingkat besaran



dan



kepentingan



antara



dampak-dampak



hipotetik.



Klasifikasi



dan



prioritas



dampak



penting







Perubahan Tata Guna Lahan







Kelancaran Lalu Lintas







Peningkatan Aksesibilitas Antar Daerah







Penurunan Kualitas Udara dan Debu







Peningkatan Intensitas Kebisingan







Air Larian (Run Off)







Erosi







Persepsi Masyarakat



hipotetik



adalah



sebagai



berikut: