2.4 Dampak Penting Hipotetik 2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2.4 Dampak Penting Hipotetik 2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana kegiatan. Pada tahapan ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting atau tidak. Matrik identifikasi dampak potensial kegiatan tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi disajikan pada Tabel 2.1.



Tabel 2.1 Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan TPA Kabupaten Jombang A No 1.



Jenis Kegiatan



A 1



A 2



A 3



A 4



A 5



B A6



A7



A 8



B1



C B 2



b. Sosialisasi dan koordinasi



√ √



c. Perijinan







d. Pengadaan lahan







C 3



C 4



C 5



















D 1



D 2



D 3



E 1



E2



E3



E4



















Tahap Konstruksi a. Perekrutan tenaga kerja konstruksi b. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan bahan c. Pengoperasian basecame







e. Pembangunan gedung dan sarana penunjang















d. Pematangan lahan



3.



C2



E



Tahap Pra-Konstruksi a. Survey



2.



C 1



D



√ √



√ √



















√ √























Operasional a. Perekrutan tenaga kerja operasional b. Operasional TPA



Keterangan :



√ √















A



= Geo-Fisika-Kimia



A7



= Fungsi Lahan



C



= Sosial Ekonomi Budaya



D



A1



= Debu dan Kualitas Udara



A8



= Daya Dukung Lingkungan



C1



= Keresahan Masyarakat



D1



A2



= Intensitas Kebisingan



C2



= Peluang Usaha dan Kerja



D2



A3



= Frekuensi Banjir



B



= Biologi



C3



= Pendapatan



D3



A4



= Kualitas Air Permukaan



B1



= Biota air



C4



= Jumlah Penduduk



E



A5



= Kenyamanan Lingkungan



B2



= Ruang Terbuka Hijau



C5



= Keamanan dan Ketertiban



E1



A6



= Timbulan Sampah



E2 E3 E4



= Kesehatan Masyarakat = Kesehatan Masyarakat = Estetika Lingkungan = Kecelakaan Kerja = Transportasi = Kemacetan Lalulintas = Kerusakan Jalan = Kecelakaan Lalulintas = Kenyamanan Lalulintas



2.4.2 Prakiraan Pentingnya Dampak Penilaian terhadap sifat penting dampak dilakukan dengan merujuk kepada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Tabel 2.2 kriteria dampak penting No 1



2



3



4



Ukuran Dampak Kriteria Dampak Penting Penting Jumlah manusia Manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena yang akan terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati dampak manfaat dari proyek, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati. Luas wilayah Rencana kegiatan menimbulkan adanya wilayah persebaran Dampak yang mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak. Lamanya dampak Rencana kegiatan mengakibatkan timbulnya Berlangsung perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak, yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan. Intensitas dampak  Rencana kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.  Rencana kegiatan akan menyebabkan perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui berdasarkan pertimbangan ilmiah.  Rencana kegiatan akan mengakibat kan spesies- spesies yang langka,pidemik,dan dilindungi menurut peraturan perundangundangan yang berlaku terancam punah,atau habitat alaminya mengalami kerusakan.  Rencana kegiata nmenimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung yang telah ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan.  Rencana kegiatan akan merusak atau memusnahkan benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi.  Rencana kegiatan akan mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan atau dikalangan masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat,kalangan masyarakat.



4



5



Banyaknya komponen lingkungan yang



6



7



lain terkena



Rencana kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.



dampak Sifat kumulatif  Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus ,sehingga pada kurun waktu dampak tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.  Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu,sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alamatau sosial yang menerimanya.  Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling memperkuat (sinergetik). Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan berbalik nya kembali walaupun dengan intervensi manusia. dampak Pembuatan batasan penilaian terhadap masing-masing kriteria dimaksudkan untuk memudahkan penilaian terhadap penting nya dampak. Dengan ketentuan bahwa dampak yang terjadi akibat adanya kegiatan dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu dikelola, apabila memiliki skala minimum 3 dari 7 kriteria yang diberikan, akan diambil skala terbesar. Skala kepentingan masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 2.3.



Tabel 2.3 Skala Kepentingan Masing-Masing Kriteria Dampak No



Kriteria



2 Tidak Penting < 15 % penduduk 15-30 %



30 - 45 %



4 Penting 45 - 60 %



yang terkena



di dalam batas



penduduk di



penduduk di



penduduk di di dalam batas



dampak



studi (sangat



dalam batas



dalam batas



dalam batas



sedikit)



studi (sedikit)



studi (sedang) studi (banyak) banyak)



1 Jumlah manusia



1



Skala 3



5



5 >60% penduduk studi(sangat



2 Luas wilayah sebaran dampak



3 Lamanya dampak berlangsung 4 Intensitas dampak 5 Sifat kumulatif



3 tahun(sangat



(sangat singkat)



(singkat)



(sedang)



(panjang)



panjang)



sangat ringan



ringan



sedang



Berat



sangat berat



Tidak kumulatif



Kumulatif lama



Kumulatif



Kumulatif



Kumulatif sangat



sedang



singkat



singkat



dampak 6 Berbalik tidak nya



30 - 45 % 45 - 60 %



2 tahun (berbalik



(tidak berbalik)



berbalik)



(cepat berbalik) sedang)



lama)



Banyaknya



Tidak ada



Sedikit



sedang



banyak



Komponen lain



(0 komponen)



(1komponen)



(2komponen)



(3komponen) ( > 3 komponen)



yang terkena dampak



6



sangat banyak



Tabel 2.78 Diagram Alir Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan TPA Kabupaten Jombang



7



2.4.3 EVALUASI DAMPAK POTENSIAL Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan/tidak penting, sehingga diperoleh dampak penting hipotetik yang perlu ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Dampak penting hipotetik yang muncul dari proses pelingkupan dari interaksi rencana kegiatan dan komponen lingkungan untuk masing-masing disajikan pada Tabel 2.4. Sedangkan untuk diagram alir pelingkupan dapat dilihat pada Gambar 2.1.



8



Gambar 2.94 Matrik Rencana Pembangunan TPA Kabupaten Jombang



9



2.4



DAMPAK HIPOTETIK



No Rencana Pengelolaan Kegiatan Lingkungan yang yang Sudah Berpotensi Direncanakan Menimbul Sejak Awal kan Sebagai bagian Dampak dari Rencana Lingkunga Kegiatan n I Tahap Pra Konstruksi Melakukan survey ke 1 Survey



Kompo nen Lingku ngan Terken a Dampa k



Masyara



lokasi pembangunan kat TPA Kabupaten Jombang dan area sekitarnya dengan tujuan untuk mengetahui rona lingkungan awal.



2



Sosialisasi dan koordinasi



Melakukan sosialisasi Masyara dan koordinasi untuk kat memberikan penjelasan secara umum tentang kegiatan pembangunan yang



Pelingkupan Evaluasi Dampak Potensial



Dampak Potensial



Timbu lnya keresa han masya rakat



Timbu lnya keresa han masya rakat



Dampak Penting Hipotetik (DPH)



Kegiatan survey dilakukan di lokasi kegiatan dan sekitar wilayah kegiatan untuk mengetahui informasi rona awal lingkungan atau komponen-komponen lingkungan. Kegiatan ini tidak menimbulkan keresahan karena pada pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Kegiatan sosialisasi dan koordinasi dilakukan secara intensif kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah kegiatan untuk memberikan informasi secara transparan mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan 10



Wilayah Studi



Batas Waktu Kajian



Dampak yang ditimbulkan dikategori kan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Selama 1 (satu) bulan



Dampak yang ditimbulkan dikategori kan tidak termasuk sebagai



Selama bulan



3



akan dilakukan kepada masyarakat sekitar dan instansi terkait atas rencana Kegiatan Pembangunan TPA Kabupaten Jombang



3



Perijinan



Melakukan perijinan Masyara dengan dinas atau kat instansi pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan.



Timbu lnya keresa han masya rakat



dari tahap pra konstruksi hingga tahap operasi sebelum kegiatan konstruksi dimulai. Memberikan penjelasan kepada masyarakat sekitar bahwa dampak negatif yang ditimbulkan akibat rencana pembangunan TPA Kabupaten Jombang dapat dan akan dikelola dengan baik. Kegiatan ini memberikan dampak positif terhadap persepsi masyarakat, sehingga tidak menimbulkan keresahan karena informasi rencana kegiatan dapat diterima dengan jelas oleh masyarakat. Kegiatan perijinan dilakukan sebelum dimulainya kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk memastikan bahwa lahan yang digunakan aman untuk dilakukan kegiatan pembangunan. Proses perijinan juga memberikan dampak positif terhadap persepsi masyarakat bahwa kegiatan pembangunan TPA Kabupaten Jombang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.



11



Dampak Penting Hipotetik



Dampak yang ditimbulkan dikategori kan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Selama (empat) bulan



4



Melakukan sertifikasi Masyara Sertifikat Hak Milik kat (SHM) pada seluruh lahan yang telah dibebaskan.



4



Pengadaan Lahan



II 1



Tahap Konstruksi Perekrutan a. Melakukan sosialisasi. Tenaga b. Melakukan Kerja pemasangan Konstruksi



pengumuman penerimaan tenaga kerja. c. Melakukan Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh kontraktor dalam pemenuhan tenaga kerja dan dilakukan secara



Masyara kat



Timbul nya keresah an masyar akat



Pening katan Peluan g usaha dan kerja bagi masyar akat



Kegiatan pengadaan lahan akan berdampak timbulnya keresahan masyarakat akan namun dampak tersebut dapat diatasi karena pengadaan tanah sebanyak 30 Ha yang sudah di bebaskan semuanya. Kegiatan Pengadaan tanah ini diperkirakan akan berdampak bagi pemilik lahan dan akan dilakukan proses musyawarah dan perundingan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku yang dilakukan oleh pihak pemrakarsa kegiatan.



Dampak yang ditimbulkan Dikategori kan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk konstruksi adalah sekitar ±300 orang, tenaga kerja yang dapat direkrut dari masyarakat sekitar adalah tenaga kerja untuk keahlian non skill seperti buruh kasar dan tenaga keamanan (security) dengan jumlah sekitar 20 orang. Adanya kegiatan



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting pembangunan TPA Kabupaten Hipotetik Jombang akan memberikan peluang usaha bagi warga sekitar untuk berusaha di sektor informal, misalnya menyediaan kebutuhan sehari-hari,



12



Selama kegiatan pengadaan lahan 5 bulan



Selama 3 (tiga) bulan proses perekruta n tenaga kerja dan pengguna an tenaga kerja selama tahap konstruks i (4,5



menyediakan rumah sebagai kosan untuk para tenaga kerja yang berasal dari luar wilayah.



transparan. d. Mengutamakan tenaga kerja lokal yang memenuhi spesifikasi dan kualifikasi yang dibutuhkan.



Masyara kat



Pening katan penda patan



Dengan adanya Peluang usaha dan kerja pada rencana kegiatan pembangunan TPA Kabupaten Jombang akan meningkatkan pendapatan bagi warga sekitar untuk berusaha di sektor informal, dan untuk para tenaga kerja yang berasal dari dalam atau luar wilayah.



Masyara kat



Penin gkatan jumla h pendu duk



Masyara kat



Gangg uan keama nan



Jumlah tenaga kerja yang untuk konstruksi adalah sekitar 300 orang yang berasal dari dalam maupun luar kelurahan. Tenaga kerja yang berasal dari luar kelurahan akan tinggal sementara waktu di Kelurahan selama kegiatan konstruksi berlangsung. Kekhawatiran masyarakat terhadap gangguan keamanan dan ketertiban selama konstruksi. 13



tahun)



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak



-



-



dan keterti ban 2



Mobilisasi a. Melakukan Kebisin sosialisasi Alat dan gan adanya rencana Bahan Kegiatan Pembangunan TPA Kabupaten Jombang b. Pengaturan kecepatan kendaraan tidak melebihi 40 km/jam di daerah permukiman c. Melakukan penyiraman pada jalan yang dilalui mobilisasi alat dan bahan terutama yang dekat pemukiman d. Menutup



Pening katan intensi tas kebisi ngan



Kecenderungan bising yang terjadi pada lokasi rencana kegiatan disebabkan karena adanya kebisingan yang berasal dari suara mesin kendaaan dan knalpot dari kendaraan yang melintasi area sekitar proyek. Bangkitan lalulintas akibat kegiatan cenderung besar dan berdampak pada meningkatnya intensitas bising ke lingkungan sekitar akibat adanya suara mesin kendaraan yang melintas pada area pemukiman. Dampak ini



berlangsung ketika kendaraan melintas dan tidak terusmenerus berada di satu lokasi. Mobilisasi peralatan menuju lokasi pembangunan dari dalam Kabupaten Jombang, sedangkan jika berasal dari luar Kabupaten Jombang akan melewati ke lokasi rencana kegiatan.



14



termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik Dampak yang ditimbulkan dikategorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH) dan akan dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL



-



kendaraan pengangkut bahan material (bak terbuka) dengan terpal atau lembar plastik e. Menjaga kondisi mesin kendaraan proyek agar selalu dalam kondisi yang prima f. Memasang rambu-rambu pembatasan kecepatan kendaraan g. Perbaikan jalan setiap ada kerusakan pada akses kendaraan h. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian setempat i. Pengaturan ritasi



15



Masyara kat



Penur unan kenya manan lingku ngan



Kualitas udara ambien



Debu dan penur unan kualita s udara



Lalulint as



Kegiatan mobilisasi alat dan bahan berpotensi untuk menurunkan kenyamanan lingkungan sekitar.



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk Dampak penting Hipotetik Dampak yang ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Kecenderungan parameter pencemaran disekitar kegiatan didominasi pencemaran dari aktifitas pergerakan kendaraan yang memastikan CO, NOx, SOx, debu dan HC, akibat pergerakan roda kendaraan. Adanya bangkitan lalulintas akibat adanya kegiatan ini cenderung besar dan berpengaruh pada kontribusi penurunan kualitas udara ambient meliputi parameter CO, NOx, SOx, debu dan HC di lokasi sekitar. Oleh karena itu, dilakukan penutupan bak kendaraan angkut dengan cover penutup sebagi antisipasi adanya material yang menimbulkan debu. Pening Ritasi yang terjadi akibat adanya Dampak yang katan mobilisasi alat dan bahan dapat ditimbulkan



16



-



-



-



kemac etan lalu lintas



Lalulint as



menyebabkan kemacetan lalu lintas karena jalan yang ada tidak sesuai dengan peruntukannya. Gangguan lalulintas yang terjadi akibat kegiatan ini cenderung besar, kondisi ruas jalan pada jalan antarkota memiliki lalu lintas yang tergolong ramai lancar. Namun pada jalan menuju ke lokasi pembangunan tergolong lancar. Mobilisasi peralatan menuju lokasi pembangunan dari dalam Kabupaten Jombang akan melewati Jalan menuju Jalan, sedangkan jika berasal dari luar Kabupaten Jombang akan melewati Jalan sesuai dengan arah datangnya material menuju Jalan menuju Jalan hingga sampai ke lokasi rencana kegiatan. Pening Adanya kegiatan mobilisasi katan akan menyebabkan kerusakan kerusa jalan oleh alat berat dan kan kendaraan pengangkut karena jalan jalan yang ada tidak sesuai dan dengan peruntukannya. sarana lainny 17



dikategorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH) dan akan dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL



Dampak yang ditimbulkan dikategorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH) dan



a.



Masyara kat



3



Pengoperasi a. Melakukan sosialisasi an tentang adanya Basecamp rencana kegiatan Pembangunan TPA



Kabupaten Jombang b. Menjaga kondisi mesin peralatan



Kebisin gan



Pening katan gangg uan kenya manan dalam berlalu lintas di jalan dan lingku ngan sekitar Pening katan intensi tas kebisi ngan



Adanya kegiatan mobilisasi akan menyebabkan peningkatan aktivitas di jalan dan berpotensi menggangu kenyamanan pengguna jalan dalam berlalu lintas dan lingkungan.



Kecenderungan bising yang terjadi pada lokasi rencana kegiatan disebabkan karena adanya kebisingan yang berasal dari suara mesin kendaaan dan knalpot dari kendaraan yang melintasi area sekitar proyek. Bangkitan lalulintas akibat kegiatan cenderung besar dan berdampak pada meningkatnya intensitas bising ke lingkungan sekitar akibat adanya suara mesin kendaraan yang melintas pada area 18



akan dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



-



-



-



proyek agar selalu dalam kondisi yang baik c. Dilokasi tapak proyek akan disediakan sarana persampahan (TPS) d. Sampah bekas konstruksi akan dikumpulkan dan dipilah. Sampah yang dapat didaur ulang akan dikumpulkan untuk dijual ke pengepul, sedangkan sampah yang tidak bisa didaur ulang dan sudah tidak berguna akan diangkut menuju TPA



pemukiman.



Masyara kat



Penuru nan kenya manan lingku ngan sekitar



Adanya kegiatan pengoperasian base camp diperkirakan akan mengganggu kenyamanan lingkungan di dekat lokasi dimana terdapat kelompok pekerja yang berasal dari luar dianggap melanggar normanorma sosial yang berlaku. Norma-norma tersebut meliputi sopan santun dan ketertiban, ‘utang-piutang’ kebutuhan akomodasi, menimbulkan kebisingan dan lain-lain.



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



-



Lingkun gan



Pening katan timbul an



Pengoperasian basecamp menyebabkan peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan dari sisa makanan dan kepentingan individual pekerja.



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk



-



19



Pekerja proyek yang berjumlah sebanyak 300 orang diperkirakan menghasilkan timbulan sampah mencapai kg/hari. Akan disediakan tempat penampungan sementara pada beberapa kontainer beroda dan beberapa fiber dengan volume 6 m3. Penuru Dalam kegiatan Pembangunan nan TPA Kabupaten Jombang ini kualita diperkirakan akan menghasilkan s air limbah cair dari aktivitas tenaga permu kerja selama proses konstruksi kaan berlangsung sehingga hal ini dapat berpotensi menurunkan kualitas air permukaan. Sebelum melaksanakan kegiatan konstruksi telah disiapkan rencana pengelolaan berupa penyediaan tempat mandi cuci dan kakus (MCK) dengan memasang septic tank untuk limbah cair dari toilet dan limbah cair bukan toilet diolah dengan menggunakan septictank portable sehingga pengoperasian base camp tidak berpotensi menimbulkan dampak sampa h



Kualitas air permuka an



20



sebagai Dampak Penting Hipotetik



Dampak yang ditimbulkan dikategorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH) dan akan dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL



-



4



Kegiatan Pematangan Lahan



Masyara kat



penurunan kualitas air permukaan. Pening Pada kegiatan pematangan lahan katan di lokasi proyek akan intensi menyebabkan adanya perubahan tas terhadap fungsi lahan yang kebisi semula sebagai lahan terbuka ngan hijau menjadi lahan untuk penyediaan fasilitas pendidikan



Potensi Banjir



Pening katan frekue nsi banjir



RTH



Penur unan RTH sebaga i daerah resapa



Pada kegiatan pematangan lahan ini juga akan melakukan kegiatan penimbunan lahan setinggi 2 m dari eksisting, penimbunan ini menyebabkan berkurangnya luas wilayah resapan air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan terganggunya sistem drainase serta mengakibatkan banjir/ genangan. Lokasi rencana kegiatan pembangunan TPA Kabupaten Jombang merupakan lahan persawahan yang ditanami padi dan lainnya serta ditumbuhi semak belukar di area pinggiran sawah. Adanya kegiatan 21



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Lokasi rencana pemban gunan



Selama tahan konstruk si (± 5 tahun)



Lokasi rencana pemban gunan



Selama tahan konstruk si (± 5 tahun)



Dampak yang ditimbulkan dikategorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik



Lokasi rencana pemban gunan



Selama tahan konstruk si (± 4,5 tahun)



n



pematangan lahan berpotensi menimbulkan dampak berkurangnya luasan lahan ruang terbuka hijau yang disebabkan adanya pembangunan di atas lahan rencana kegiatan.



Kuantita s dan kualitas air permuka an



Penuru nan kualita s dan kuantit as air permu kaan



Selama kegiatan pematangan lahan berlangsung, diperkirakan berpotensi menimbulkan sedimen sehingga dapat berakibat pada menurunnya kualitas air permukaan.



Biota air



Penuru Kegiatan



22



pembangunan



(DPH) dan akan dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL



Dampak yang ditimbulkan dikategorikan sebagai Dampak Penting Hipotetik (DPH) dan akan dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL TPA Dampak



Lokasi rencana pemban gunan



Selama tahan konstruk si (± 4,5 tahun)



Badan



Selama



dan gedung serta sarana penunjang ini diperkirakan akan menghasilkan limbah cair berupa ceceran material konstruksi yang digunakan dalam pembangunan dimana ceceran tersebut mengandung zat kimia yang mempercepat pengeringan bahan sehingga akan berpotensi menurunkan kualitas air permukaan. Dampak sekunder dari penurunan kualitas air permukaan adalah gangguan terhadap biota air. Kegiatan pembangunan TPA dan gedung serta sarana penunjang ini mengakibatkan dampak gangguan pada biota air permukaan Peruba Pada kegiatan pematangan lahan han di lokasi proyek akan fungsi menyebabkan adanya perubahan lahan terhadap fungsi lahan yang semula sebagai lahan terbuka hijau menjadi lahan untuk TPA. nan jumlah biota air



Lahan



Lingkun gan



Penuru Lokasi rencana kegiatan nan pembangunan TPA Kabupaten



23



ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik Dampak ditimbulkan



air penerim a (BAP)



tahan konstruk si (± 4,5 tahun)



-



-



-



-



keseim banga n daya dukun g



5



Pembangun an Gedung dan Sarana Penunjang



a. Melakukan sosialisasi adanya Rencana Pembangunan TPA Kabupaten Jombang b. Tenaga kerja yang terlibat dilengkapi dengan alat safety c. Di lokasi tapak proyek akan disediakan sarana persampahan



Kebisin gan



Jombang merupakan lahan persawahan yang ditanami padi dan lainnya serta ditumbuhi semak belukar di area pinggiran sawah. Adanya kegiatan pematangan lahan berpotensi menimbulkan dampak penurunan keseimbangan daya dukung lingkungan yang disebabkan adanya perubahan yang terjadi pada suatu wilayah Pening Kecenderungan bising pada lokasi rencana kegiatan katan dipengaruhi oleh adanya intensi kebisingan dari suara mesin tas kebisi kendaraan dan knalpot dari kendaraan yang melintas ngan disekitar area tapak proyek dan pengoperasian peralatan konstruksi crane, bulldozer dan lain-lain. Kegiatan Pembangunan TPA Kabupaten Jombang berpotensi menimbulkan dampak dengan pertimbangan pelaksanaan kegiatan konstruksi cukup dekat dengan permukiman sehingga intensitas bising ke lingkungan cukup tinggi.



24



dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Area rencana Pemban gunan TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap konstruk si (± 4,5 tahun)



(TPS). Sampah bekas konstruksi akan dikumpulkan dan dipilah. Sampah yang masih bisa didaur ulang akan dikumpulkan untuk dijual ke lapk-lapak pengumpul, sedangkan sampah yang sudah tidak berguna akan diangkut ke TPA



Kenyam anan lingkung an



Penuru nan kenya manan lingku ngan



Kegiatan pembangunan TPA dan gedung serta sarana penunjang ini diperkirakan akan mengganggu kenyamanan lingkungan karena lokasi proyek pembangunan dekat dengan masyarakat dimana masyarakat berpresepsi kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak penurunan kualitas udara, bau menyengat, kualitas air tanah,



25



Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Area rencana Pemban gunan TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap konstruk si(± 4,5 tahun)



Kualitas udara ambien



Kesehat an masyara kat



kebisingan, limbah cair serta padat Penuru Data kualitas udara ambient di nan wilayah studi (data sekunder) kualita menunjukkan bahwa kualitas s udara disekitar wilayah studi udara masih memenuhi baku mutu, parameter ambie kecenderungan pencemaran di sekitar kegiatan n didominasi oleh pencemaran dari aktifitas pergerakan kendaraan yang menghasilkan kadar CO, NOx,SOx, debu dan Ozon, dsb. Kegiatan pembangunan TPA Kabupaten Jombang akan berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara karena pengoperasian peralatan konstruksi crane, bulldozer dan lain-lain. Kegiatan berlangsung selama kegiatan pembangunan TPA Kabupaten Jombang berlangsung. Tergan Adanya kegiatan pembangunan gguny TPA dan sarana penunjang a berpotensi meningkatkan kadar keseha debu yang dapat mempengaruhi tan kesehatan masyarakat sekitar masya 26



Area rencana Pembangunan Kampus III UIN Sunan Ampel Surabaya



Area rencana Pemban gunan TPA Kabupat en Jomban g



Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk



Kelurah an



Selama tahap konstruk si (± 4,5 tahun)



rakat



Timbula n sampah



Adany a timbul an sampa h



area kegiatan. Meningkatnya kadar debu ini tidak akan berdampak signifikan terhadap masyarakat sekitar karena akan dilakukan penyiraman jalan pada jalur mobilisasi material, peralatan dan bahan sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. Timbulan sampah yang berasal kegiatan pembangunan TPA dan gedung serta sarana penunjang diperkirakan mencapai kg/hari. Pekerjaan struktur bangunan utama dan penujang ini menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang berasal dari sampah sisa konstruksi berupa material sisa, kertas, plastik bekas kemasan material, maupun kemasan peralatan yang dipasang. Maka Pengelolaan yang direncanakan adalah melakukan pemilahan sampah dari sumber dan menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), serta menampung sampah yang tidak dapat



27



sebagai Dampak Penting Hipotetik



Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Area rencana Pemban gunan TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap konstruk si (± 4,5 tahun)



dimanfaatkan lagi pada bak penampungan sampah kemudian diangkut ketempat pemrosesan akhir (TPA). Kegiatan pematangan lahan tidak berpotensi menimbulkan dampak dengan pertimbangan bahwa sampah yang ditimbulkan dari kegiatan ini dapat dikelola secara baik dengan disediakannya sarana persampahan di lokasi tapak proyek Estetika Penuru Kegiatan pembangunan TPA dan lingkung nan gedung serta sarana penunjang an estetik ini diperkirakan akan a menghasilkan berbagai limbah lingku cair/ padat material yang dapat ngan menyebabkan penurunan estetika lingkungan.



28



Dampak ditimbulkan dikategorikan tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Area rencana Pemban gunan TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap konstruk si (± 4,5 tahun)



I 1



Tahap Operasi Penggunaan a. Tenaga b. Kerja Operasional



Melakukan sosialisasi Melakukan pemasangan pengumuman penerimaan tenaga kerja c. Perekrutan tenaga kerja dilakukan secara transparan d. Mengutamakan tenaga kerja lokal



Kegiatan pembanguanan TPA dan gedung serta sarana penunjang ini berpotensi dapat menimbulkan terjadinya risiko kecelakaan kerja bagi para pekerja proyek yang ada di dalam kawasan proyek



Dampak yang ditimbulkan dikategorika n tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



Area rencana Pemban gunan TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap konstruk si (± 4,5 tahun)



Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap operasional adalah sekitar orang, terdiri dari pekerja di TPA sebanyak orang, tenaga administrasi sebanyak orang, administrasi. Dan peluang usaha bagi warga sekitar untuk berusaha di sektor informal, misal; menyediakan kebutuhan sehari-hari, menyediakan kebutuhan rumah kos-kosan untuk para tenaga kerja yang berasal dari luar wilayah. Pening Kegiatan operasional TPA dan perkantoran di TPA Kabupaten katan timbul Jombang akan menyebabkan peningkatan timbulan sampah



Dampak yang ditimbulkan dikategorian tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap operasio nal



Pekerja



Adany a risiko kecela kaan kerja



Masyara kat



Terbu kanya Pelua ng usaha dan kerja



Timbula n sampah



29



Dampak yang ditimbulkan dikategorian tidak



Selama tahap operasio



2



Operasional • Menggunakan genset pada saat TPA dan kondisi darurat perkantoran



• •



• •



di mana tidak ada aliran listrik dari PLN Perawatan genset secara rutin Menyalurkan limbah domestik ke dalam IPAL Melakukan penghijauan di area TPA Mengelola sampah dengan TPS3R



Potensi banjir



an sampa h



dari TPS-TPS yang membuang termasuk atau menimbun sampah di TPA sebagai tersebut. Dampak Penting Hipotetik



Pening katan frekue nsi banjir dan kecepa tan run off



Kegiatan operasional TPA dan perkantoran diperkirakan akan mengurangi luas tanah resapan di TPA Kabupaten Jombang. Operasional TPA dan perkantoran ini dapat mengakibatkan peningkatan air larian serta mengakibatkan banjir/genangan



30



Dampak yang ditimbulkan dikategorian tidak termasuk sebagai Dampak Penting Hipotetik



nal



TPA Kabupat en Jomban g



Selama tahap operasio nal



Gambar 2.1 Bagan Alir Pelingkupan Kegiatan TPA Kabupaten Jombang



31



Tabel 2.5 Dampak Penting Hipotetik Pembangunan TPA Kabupaten Jombang A N o



Jenis Kegiatan



1.



Tahap Pra-Konstruksi



A 1



A 2



A 3



A 4



A 5



B A 6



A 7



A 8



B 1



B 2



a. Survey c. Perijinan d. Pengadaan lahan



C 2



C 3



C 4



C 5



TDP H



TDP H



TDP H



TDP H



D 1



D 2



E D 3



E 1



E 2



E 3



E 4



DP H



DP H



TDP H



TDP H



Tahap Konstruksi a. Perekrutan tenaga kerja konstruksi b. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan bahan c. Pengoperasian basecame



TDP H



e. Pembangunan gedung dan sarana penunjang



TDP H



TDP H



DPH TDP H TDP H



d. Pematangan lahan



3.



C 1



D



TDP H TDP H TDP H TDP H



b. Sosialisasi dan koordinasi



2.



C



TDP H



DPH TDP H



TDP H



TDP H TDP H



TDP H TDP H



TDP H



TDP H



TDP H



TDP H



DPH



TDP H



TDP H



Operasional a. Perekrutan tenaga kerja operasional



TDP H



32



TDP H



TDP H



b. Operasional perkuliahan dan perkantoran



TDP H



TDP H



Keterangan :



33



A



= Geo-Fisika-Kimia



C = Sosial Ekonomi Budaya



D



A 1



= Debu dan Kualitas Udara



A = Fungsi Lahan 7



C 1



A 2



= Intensitas Kebisingan



A = Daya Dukung Lingkungan 8



C 2



A 3



= Frekuensi Banjir



A 4



= Kualitas Air Permukaan



A 5 A 6



= Kesehatan Masyarakat



TD PH



= Tidak Dampak Penting Hipotetik



= Keresahan Masyarakat



D1



= Kesehatan Masyarakat



= Peluang Usaha dan Kerja



D2



= Estetika Lingkungan



C 3



= Pendapatan



D3



= Kecelaaan Kerja



B = Biologi



C 4



= Jumlah Penduduk



E



= Transportasi



= Kenyamanan Lingkungan



B = Biota air 1



C 5



E1



= Kemacetan Lalulintas



= Timbulan Sampah



B = Ruang Terbuka Hijau 2



E2



= Kerusakan Jalan



E3



= Kecelakaan Lalulintas



E4



= Kenyamanan Lalulintas



= Keamanan dan Ketertiban



34



D P H



= Dampak Penting Hipotetik



BAB 3 METODE STUDI



3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi wilayah studi dan sekitar wilayah studi yang diperkirakan akan terkena sebaran dampak, sehingga kondisi atau rona lingkungan hidup awal pada lokasi-lokasi masyarakat yang kemungkinan terkena dampak dapat terukur/teramati, maka besaran dampak di wilayah studi dapat diprakirakan. Pengumpulan dan analisis data berupa parameter-parameter dari berbagai komponen lingkungan perlu dilakukan dengan tujuan untuk : a. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek b. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang dipekirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek c. Menelaah,



mengamati,



dan mengukur



komponen rencana



kegiatan



yang



diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya d. Memperkirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan proyek



35



Pengumpulan data dan informasi tentang :



-Rencana usaha dan/atau kegiatan -Rona lingkungan hidup



-Kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan -Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat



Proyeksi perubahan rona lingkungan sebagai hidupakibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan



Penentuan besaran dan sifat penting dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh rencana usaha dan/atau kegiatan 0,4



Evaluasi dampak penting terhadap lingkungan hidup



Rekomendasi/saran tindak lanjut pengambil keputusan, perencanaan dan pengelola lingkungan hidup berupa :



-Alternatif komponen usaha dan/atau kegiatan -Rencana pengelolaan lingkungan hidup -Rencana pemantauan lingkungan hidup



Gambar 3.1 Diagram Alir Pendekatan Studi ANDAL Komponen yang harus dikumpulkan meliputi komponen geo-fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sekunder, yaitu dengan menggunakan data-data yang telah ada tentang proyek-proyek pembangunan/pengembangan Tempat Pembuangan Akhir. Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur, dan dicatat beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut :



36



3.1.1 Komponen Geo Fisik Kimia Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini meliputi : 1. Kualitas udara Ambien 2. Kebisingan 3. Potensi Banjir 4. Kualitas Air Permukaan 3.1.1.1 Kualitas Udara Ambien a. Metode Pengumpulan Data Penentuan lokasi pengambilan sampel kualitas udara didasarkan atas pertimbangan yang termuat di dalam SNI 19-7119.6-2005 tentang Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara Ambien. Parameter kualitas udara ambien yang akan dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber tidak Bergerak. Pengambilan contoh kualitas udara (sampel) didasarkan pada pergerakan dan arah angin .pengambilan contoh udara ambien dilakukan dengan mengaplikasikan impinger untuk gas dan dust sampler untuk pengukuran debu. Larutan gas dan contoh udara yang diperoleh kemudian akan dianalisis di laboratorium dengan menggunakan spektrofotometer dan kromatografi gas untuk mendapatkan konsentrasi gas-gas.



Pengambilan



contoh



partikel



debu



dilakukan



dengan



menggunakan pompa udara berkekuatan tinggi atau high volume air sampler (HVAS) dengan dilengkapi filter khusus, kemudian dianalisis secara gravimetri. Ringkasan parameter dan metode analisis kualitas udara dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Parameter, Metode, dan Peralatan Analisis Kualitas Udara Paramater



Metode Analisis



Alat Analisis



Temperatur



Direct Reading



Termometer



Kecepatan Angin



Analisis Wind Rose



Anemometer



Arah Angin



Analisis Wind Rose



Wind Vane



Kelembapan



Analisis rata-rata



Hygrometer



37



Tipe Iklim



Schimdt & Ferguson



Curah Hujan



Analisis rata-rata



Obrometer



Nitrogen Dioksida,



SNI 7119-2.2017



Spektrofotometer



NO2 Sulfur Dioksida, SO2



(Griess Saltzman) SNI 7119-7.2017



Spektrofotometer



(Pararosanilin) Karbon CO



Monoksida, SNI 19-7117.10-2005 NDIR Analyzer



Hidrokarbon, HC



(NDRI) SNI 19-4843-1998



Flame Ionization



(Kromatografi Gas) Paramater



Metode Analisis



Alat Ukur



Ozon, O3



SNI 7119-8:2017



Spektrofotometer



(Neutral Kalium PM10 Timbal/ Pb



Buffer



Iodida) SNI 7119-15.2016



Timbangan



(Gravimetri)



analitis



SNI



Spektrofotometer



7119-4.2017



(Destruksi



Basah



dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom) b. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh dari hasil sampling udara ambien dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber tidak Bergerak kemudian dianalisis dilaboratorium. Gambaran kualitas udara disekitar lokasi kegiatan didapat dari sampling udara dilokasi kegiatan dan daerah disekitarnya. Titik lokasi sampling udara ditentukan berdasarkan SNI 19-7119.6-2005 tentang penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien. Titik pengambilan sampel terdiri dari 3 titik, 1 titik berada dalam lokasi kegiatan dan 2 titik lainnya berada di sekitar lokasi kegiatan 38



letaknya di daerah pemukiman warga. Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan tahun 2020 bulan maret. Hasil pengukuran kualitas udara diarea rencana proyek masih memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. Data rona kualitas udara ambien dan air di sekitar lokasi terdekat rencana studi adalah pada Tabel 3.2 dan penentuan titik sampling udara dan air pada Gambar 3.2. Tabel 3.2 Kualitas Udara Ambien di Lokasi Proyek N o



Paramet er



Satuan



Lama Penguk ur Titik A



1



SO2



2



CO



3



NO2



4



O3



5



HC



6



Pb



7



Dustfall



µg/N m3 µg/N m3 µg/N m3 µg/N m3 µg/N m3 µg/N m3 µg/N m3



Titik Samplin g Titik Titik B C



1an Jam



Baku Mutu *



262



1 Jam



22600



1 Jam



22,5



1 Jam



200



1 Jam



160



1 Jam



60



1 Jam



260



Keterangan: Baku Mutu : Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur 3.1.1.2 Tingkat Kebisingan a. Metode Pengumpulan Data Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan alat Sound



Level



Meter



di



lokasi



yang



sama



dengan



lokasi



pengukuran/pengambilan sampel udara ambien dan di lokasi pemukiman penduduk sekitar TPA Kabupaten Jombang. Metode pengukuran tingkat kebisingan disesuaikan dengan metode SNI 8427.2017 tentang Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan. b. Metode Analisis Data



39



Hasil sampling kebisingan dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup: Kep-48/MENKLH/11/1996. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif.



Gambar 3.2 Peta Titik Sampling Udara



40



3.1.1.3 Gambar 3.3 Peta Titik Sampling Air



41



3.1.1.4 3.1.1.3 Potensi Banjir a. Metode Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan mengenai aspek air meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi pola aliran dan debit air sungai secara langsung sebagai badan air penerima dari rencana kegiatan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait. Selain itu dikumpulkan data lainnya berupa data curah hujan 5 tahun terakhir yang diperoleh dari stasiun pengamat terdekat dengan lokasi rencana kegiatan. b. Metode Analisis Data Analisa data berdasarkan jaringan drainase berupa saluran-saluran pembuangan air hujan dimana dimensi saluran dihitung berdasarkan metoda rasional sebagai berikut: Q = 0.278 C.I.A Dimana: Q = Debit air hujan (m3/detik) C = Koefisien aliran I = Curah hujan maksimum (mm/m2/jam) A = Luas area (km2) Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Koefisien Aliran (Run Off Coefficient) Area



Koefisian Aliran



Padang rumput / taman



0,05 – 0,10



Pedesaan



0,10 – 0,25



Permukiman



0,25 – 0,50



Daerah sedang



0,50 – 0,70



Daerah padat



0,70 – 0,90



Jalan aspal



0,25 – 0,60



Atap



0,70 – 0,95



Selanjutnya dimensi saluran air hujan, khususnya pipa tegak, dihitung berdasarkan hubungan sebagai berikut : 42



Q = AV Q= b=n+h Dimana: A = Luas basah saluran, m2 V = Kecepatan aliran, m/detik R = Jari-jari hidrolis, m S = Kemiringan saluran, % n = Koefisien Manning b = Lebar saluran, m h = Tinggi saluran, m 3.1.1.5 Kualitas Air Permukaan a. Metode Pengumpulan Data Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada lokasi penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air permukaan. Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air sungai berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Golongan II : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air sama dengan kegunaan tersebut. Serta Kep Men LH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan. Parameter-parameter kualitas air permukaan yang akan diukur disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.4 Parameter, Metode, Spesifikasi Pengujian Analisis Kualitas Air Permukaan No Parameter Analisis Metode Analisis Spesifikasi Metode Pengujian Fisika 1



Suhu



Termometer



SNI 06-6989.23-2005



2



Zat Padat Tersuspensi



Gravimetri



SNI 06-6989.3-2004



(TSS)



43



Kimia 3



pH



pH meter



SNI 06-6989.11-2004



4



DO



Titrimeter



SNI 06-6989.14-2004



5



Minyak-lemak



Gravimetri



SNI 06-6989.10-2004



6



Sulfida (H2S)



Spektrofotometri Serapan



SNI 6989.70-2009



Atom 7



BOD5



Inkubasi pada Temperatur



SNI 6989.72-2009



20˚C, 5 hari 8



COD



Refluks secara tertutup



SNI 6989.2-2009



Mikrobiologi 9



Fecal Coliform



Tabung fermentasi



SNI 06-4158-2009



10



Total Coliform



Tabung fermentasi



SNI 06-4158-2009



Lokasi pengambilan sampel ditetapkan pada lokasi tapak proyek dan sekitarnya yang diprakirakan akan terkena dampak kegiatan proyek. Penetapan lokasi ini juga mempertimbangkan:  Arah aliran sungai b. Metode analisis data Studi komponen lingkungan hidrologi meliputi komponen-komponen fisika dan kimia air sungai. Pengambilan sampel di sungai yang berdekatan dengan wilayah studi. Pelaksanaan pengambilan sampel ini, sangat berpengaruh terhadap keakuratan hasil analisis laboratorium. Mengingat kesalahan pada saat pengambilan sampel akan mempengaruhi struktur dan komposisi fisika-kimia air sampel tersebut, maka ketelitian dalam pengambilan sampel sangatlah mutlak. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: peralatan, bahan penolong, sarana pengambilan sampel, volume contoh, pola kerja, cara pengawetan, dan waktu pengambilan. Keseluruhan metode tersebut akan disesuaikan dengan SNI. 06 – 2412 – 1991. Sampel dianalisis di laboratorium dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Kota Surabaya No 2 tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 3.2 44



3.3.1.5 Potensi Banjir Jaringan drainase ini berupa saluran – saluran pembuangan air hujan dimana dimensi saluran dihitung berdasarkan metoda rasional sebagai berikut : Q = 0.278 C.IA Dimana: Q



= Debit air hujan, m3/detik



C



= Koefisien aliran



I



= Curah hujan maksimum, mm/m2/jam



A



= Luas area, km2



Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah sebagai berikut: Padang rumput / taman



0,05 – 0,10



Pedesaan



0,10 – 0,25



Permukiman



0,25 – 0,50



Daerah sedang



0,50 – 0,70



Daerah padat



0,70 – 0,90



Jalan aspal



0,25 – 0,60



Atap



0,70 – 0,95 Selanjutnya dimensi saluran air hujan, khususnya pipa tegak,



dihitung berdasarkan hubungan sebagai berikut: Q = AV Q= b=n+h Dimana: A



= Luas basah saluran, m2



V



= Kecepatan aliran, m/detik



R



= Jari-jari hidrolis, m



S



= Kemiringan saluran, %



n



= Koefisien Manning



b



= Lebar saluran, m



h



= Tinggi saluran, m



45



Sebelum dialirkan ke saluran saluran, air hujan dapat meresap terlebih dahulu ke dalam tanah melalui suur resapan, baru limpasannya disalurkan. 3.3.1.6 Kualitas Air Permukaan Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Sementara teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan pengambilan sampel air sungai untuk diuji dan dianalisis di laboratorium dan dibandingkan degan baku mutu berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya No 2 tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Perkiraan dampak terhadap penurunan kualitas air akan dilakukan dengan menggunakan metode informal yaitu membandingkan kondisi kualitas air saat ini dengan perubahan yang akan terjadi akibat kegiatan, dari mulai kegiatan konstruksi hingga operasi. Untuk menghitung peningkatan konsentrasi suatu parameter air akibat suatu kegiatan, menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh Metcalf, yaitu:



Dimana: Cr = Konsentrasi parameter di hilir (mg/l) Cw = Konsentrasi parameter dalam limbah (mg/l) Cu = Konsentrasi parameter di hulu (mg/l) Qr = Debit air di hilir (l/detik) Qw = Debit air limbah (l/detik) Qu = Debit air di hulu (l/detik)



46



3.3.1



Telaahan terhadap Dampak Penting Telaah terhadap dampak penting dilakukan dengan mengevaluasi kecenderungan dampak yang terjadi pada setiap tahapan kegiatan dan dampak yang ditimbulkan pada komponen lingkungan. Evaluasi dilakukan secara holistik terhadap semua dampak besar dan penting yang bersifat negatif maupun positif sebagai satu kesatuan sehingga dapat dilihat pertimbangan dampak penting yang bersifat negatif dengan yang bersifat positif. Evaluasi dampak besar dan penting dilakukan dengan menggunakan metode matriks. Penilaian terhadap besar dan pentingnya dampak terhadap komponen lingkungan dituliskan di dalam kolom hubungan antara komponen lingkungan dan jenis dampak. Setelah dilakukan evaluasi secara holistik dengan menggunakan metode matriks, selanjutnya ditentukan bahwa kegiatan yang akan dilakukan pengelolaan dan pemantauan adalah kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap komponen lingkungan. Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diprakirakaan mengalami perubahan mendasar sebagimana dikaji pada prakiraan dampak penting, dengan menggunakan kriteria dalam pedoman mengenai ukuran dampak penting sesuai dengan undang-undang no.32 tahun 2009 pasal 22 ayat 2 ditentukan berdasarkan kriteria:



1.



Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan



2.



Luas wilayah penyebaran dampak



3.



Intensitas dan lamanya dampak berlangsung



4.



Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak



5.



Sifat kumulatif dampak



6.



Berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan/atau



7.



Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak penting lingkungan yang dimaksud pada uraian prakiraan dampak penting, dengan sumber usaha ataau kegiataan penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena dampak penting tersebut (positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhui, sehingga diketahui sejauh mana “perimbangan” dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Dampak penting yang dihasilkaan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola.



47



3.3.2 Telaah Dasar Pengelolaan a. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul. b. Ciri dampak ini akan dikemukakan dengar jelas, dalam arti apakah dampak penting positif atau negatif akan berlangsung terus selama rencana usaha/ kegiatan berlangsung. Atau antara dampak yang satu dengan dampak lainnya akan terdapat hubungan timbal balik yang antagonistik atau sinergistis. c. Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok masyarakat yang akan terkena dampak positif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang dinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat usaha/ kegiatan pembangunan. d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena oleh dampak penting iri, apakah hanya akan dirasakan dampaknya secara lokal atau regional. Karena itu akan diuraikan pula usulan pengendaliannya ditinjau dari segi tingkat kemampuan pemerintah untuk bisa mengatasi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif. Komponen lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak penting akan dievaluasi derajat kepentingan dampaknya dengan metoda yang relevan antara lain melalui rapat telaahan pustaka dan pertimbangan pakar (expert judgement)



48