ALL Skripsi Fera New (Vita) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RS SUCI PARAMITA TAHUN 2021



Oleh : FERAYULITA 200401013013



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA 2021



1



HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RS SUCI PARAMITA TAHUN 2021



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Pendidikan Profesi bidan Program Sarjana Kebidanan. (S.Keb) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia dan untuk memperoleh gelar S.Keb Oleh : FERA YULITA 200401013013



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA 2021



LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RS SUCI PARAMITA TAHUN 2021 Telah diuji dan dipertahankan didepan penguji dan dinyatakan memenuhi syarat Dihadapan TIM Penguji Program Studi Pendidikan Bidan Program Sarjana Kebidanan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA



Jakarta, 1 Agustus 2021



Pembimbing I



Pembimbing II



Dr.Hj Ella Nurlelawati,S.SiT.,SKM,MKes



Vepti Triana Mutmainah.S.SiT,MKes



NIDN : 9990474198



NIDN 0318078501



Mengetahui Ketua STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia



Vepti Triana Mutmainah.S.SiT., MKes NIDN 0318078501



LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RS SUCI PARAMITA TAHUN 2021 Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan Dihadapan TIM Penguji Program Studi Pendidikan Bidan Program Sarjana Kebidanan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA Jakarta, 28 Agustus 2021 Penguji I



Penguji II



Dr.Hj Rosmiati.SST.,SKM.,M.Kes NIDN ; 0313045501



Vepti Triana Mutmainah.S.SiT., MKes NIDN :0318078501



Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Muuchlisin Nalahudin, S.Kep.,MPH NIIDN : 0302077808



PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS



Yang bertandatangan dibawah ini saya : Nama



:



Fera Yulita



NPM



:



200401013013



Bidang Studi



:



Angkatan



:



Alih Jenjang



Jenjang



:



Sarjana



Pendidikan Profesi Bidan



Menyatakan bahwa menyatakan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penulisan skripsi saya dengan judul : HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RS SUCI PARAMITA TAHUN 2021 Apabila dikemudian hari saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan, demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.



Jakarta,



Agustus 2021



Yang menyatakan



Fera Yulita 200401013013



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Hubungan Senam Hamil Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Proses Persalinan di RS Suci Paramita Tahun 2021” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb) pada Program Studi Pendidikan Sarjana Kebidanan di STIKes Bhakti Pertiwi.Indonesia Tahun 2021. Dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat: 1.



Ibu Dr Hj Lilik Susilowati,S.SiT.MKes, selaku Pembina Yayasan Bhakti Pertiwi Indonesia



2.



Ibu Dr Hj Maemunah.,S.SiT.,SKM.M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Bhakti Pertiwi Indonesia



3. Bapak Muuchlisin Nalahudin, S.Kep.,MPH selaku Ketua STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia. 4.



Ibu Vepti Triana Mutmainah.S.SiT., MKes, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.



5.



Ibu



Dr.Hj



Ella



Nurlelawati,



S.SiT.,SKM.,MKes



,



selaku



pembimbing 1 yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi penelitian ini. 6.



Ibu Vepti Triana Mutmainah.S.SiT., MKes, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi penelitian ini.



7.



Seluruh dosen, karyawan, dan civitas akademika STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia, atas bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi penelitian ini.



8. Suami tercinta Almarhum Barly.SE , Almarhum Papa Effendi dan Mamaku., Adikku Kiki serta kedua anakku tersayang Arfelino dan Marcelino yang telah memberikan banyak bantuan, doa, dukungan, motivasi dalam penyusunan skripsi penelitian ini. 9.



Teman-teman seperjuangan yang sudah berjuang dan senantiasa memberikan dukungan, bantuan, dan motivasi.



10.



Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi penelitian, yang tanpa mengurangi rasa hormat tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan yang telah diberikan, senantiasa



mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa hasil dari skripsi penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Namun demikian, penulis telah berupaya



dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan baik, untuk itu penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi penelitian ini. Akhir kata, saya berharap semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.



Jakarta, Agustus 2021



Penulis



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM SARJANA KEBIDANAN SKRIPSI, Jakarta.21 Agustus 2021 Fera Yulita 200401013013 Hubungan Senam Hamil Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Proses Persalinan Di RS Suci Paramita, Tahun 2021 ….Hal,…. Tabel,…. Gambar,…. Lampiran



ABSTRACK



Latar Belakang : Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari–hari, sehingga stres akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan Pada studi pendahuluan pada tahun 2019 didapatkan 10 orang ibu hamil TR III , 8 diantaranya mengaku cemas menghadapi persalinan dan 2 diantaranya mengaku biasa saja karena mengikuti senam hamil. . Tujuan Penelitian : Mengetahui Hubungan Senam Hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan di RS Suci Paramita ,Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi analitik, dengan desain case control. Sampel pada penelitian ini adalah 36 ibu hamil yang sebelumya rutin mengikuti senam hamil, dan 36 ibu hamil yang belum pernah mengikuti senam hamil. Tingkat kecemasan wanita hamil ini akan diukur dengan Hamilton Anxiety Rating Scale. Hasil Penelitian : Hasil Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada kelompok yang rutin mengikuti senam hamil dengan kelompok yang tidak pernah mengikuti senam hamil sebelumnya (P= 0,007). Ada pengaruh senam hamil terhadap menurunnya tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan pada ibu hamil di RS Suci Paramita .Kesimpulan :Saran : Agar tenaga kesehatan dapat meningkatkan lagi pelayanan senam hamil untuk dapat membantu angka kesakitan Ibu. Kata Kunci : Kecemasan, Senam Hamil, Kehamilan. Daftar Pustaka :……



DAFTAR ISI



HALAMAN



HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PENGAJUAN ................................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v ABSTRAK....................................................................................................... viii ABSTRACK .................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................



1.1 Latar Belakang................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... ….. 1.3Tujuan Penelitian............................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... …..



BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1 SENAM HAMIL 2.1.1



Definisi senam hamil



2.1.2 Manfaat senam hamil 2.1.3 Syarat-syarat melakukan senam hamil 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk senam hamil 2.1.5 Gerakan-gerakan senam hamil 2.2. KECEMASAN 2.2.1



Definisi kecemasan



2.2.2



Stressor timbulnya kecemasan



2.2.3



Respon terhadap kecemasan



2.2.4



Tingkat Kecemasan



2.2.5



Alat ukur tingkat kecemasan



2.3 HUBUNGAN



SENAM HAMIL TERHADAP



PENURUNAN



TINGKAT KECEMASAN SAAT PERSALINAN 2.4 KERANGKA TEORI BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ................................... 3.1. Kerangka Konsep ..................................................................... 3.2. Hipotesis................................................................................... BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 4.1. Rancangan Penelitian ............................................................... 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 4.2.1. Tempat penelitian ............................................................... 4.2.2. Waktu penelitian................................................................. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 4.3.1. Populasi penelitian.............................................................. 4.3.2. Sampel penelitian ............................................................... 4.4. Alur Penelitian.......................................................................... 4.5. Variabel Penelitian ................................................................... 1. Identifikasi variabel............................................................ 2. Definisi operasional variabel..............................................



4.6. Prosedur Penelitian................................................................... 4.7 Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 4.8 Masalah Etika .......................................................................... BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 5.1. Hasil Penelitian......................................................................... 5.2 Pembahasan .............................................................................. 5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................ BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 6.1 Kesimpulan............................................................................... 6.2 Saran......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………. Gambar 3.2 Kerangka Konsep…………………………



DAFTAR LAMPIRAN



1.



Data Riwayat Diri



2.



Penjelesan Sebelum Persetujuan(PSP)



3.



Informed Consent Responden Senam hamil



4.



Skala HARS



5.



Surat Komisi Etik



6.



Surat Perizinan Penelitian



7.



Surat Balasan Telah Melaksanakan Penelitian



8.



Lembar Konsultasi Skripsi



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam hal ini salah satunya adalah perihal kesejahteraan ibu dan anak (Profil Kesehatan RI, 2015). Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alami dan menimbulkan rasa sakit. Banyak wanita yang merasakan rasa sakit tersebut melebihi dari yang seharusnya karena dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Hal ini disebut fear – tension – pain concept (takut – tegang – sakit), rasa takut dapat menimbulkan ketegangan atau kepanikan yang dapat menyebabkan otot menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan rasa sakit (Larasati & Wibowo, 2012). Proses kehamilan ini menyebabkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu hamil yang berkaitan erat antara anatomi dan fisiologi serta fenomena psikologi dan perilaku yang terbentuk baik karena perubahan fisik maupun lingkungan.Pada ibu hamil Trimester III tingkat kecemasan semakin serius dan intensif seiring dengan mendekatnya proses kelahiran. Perasaan cemas dapat mengakibatkan



1



ketegangan pada pikiran, fisik, otot panggul dan otot segmen bawah Rahim, ketegangan ini nantinya akan dapat menganggu pada saat proses persalinan Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang normal yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan yang diakhiri dengan proses persalinan, penelitian Nisrina, 2017 mendapati hasil bahwa terdapat 53.06% ibu mengalami kecemasan ringan, 26.53% ibu mengalami kecemasan sedang, dan 20.41% tidak mengalami kecemasan. Pada penelitian Istiqomah, 2016 mendapati hasil bahwa masih terdapat ibu hamil trimester III yang tidak siap menghadapi persalinannya yaitu sebesar 36.70%.. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil masih mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Menurut Mardjan (2016) ada empat upaya meredakan kecemasan yaitu, dukungan suami, konseling, emotional freedom techniques , dan senam hamil. Senam hamil yang merupakan salah satu bentuk dari kebidanan komplementer adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil dalam rangka mengencangkan sistem tubuh dan menyiapkan otot-otot yang diperlukan selama kehamilan. (Fauziah, 2012 : 124). Senam hamil di lakukan di setiap akhir sessi kelas ibu hamil sebagai materi pelengkap pengetahuan akan kehamilan dan persiapan persalinan. Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam



kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan



ibu-ibu mengenai



kehamilan, perawatan kehamilan,



persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir (Depkes, 2009). Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari–hari, sehingga stres akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan (Indiarti,M.T. 2008 : 80).



Jika tidak melakukan senam hamil dapat mengakibatkan perasaan tegang saat kehamilan atau persalinan dapat timbul, system tubuh akan terhalang dan berhubungan persediaan oksigen untuk otot-otot maupun organ tubuh dan bayi. Perasaan tegang menghadapi persalinan juga dapat



membuat



proses



persalinan



terhambat.



(Roseneil,2013:75).



Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berhubungan terhadap kesehatan bayi yang dikandungan. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen yang mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya kedalam aliran darah bayi di dalam kandungan. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah diseluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lebih lancar.



i



3



Dikalangan wanita hamil yang melakukan senam hamil juga lama persalinan kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak melakukan senam hamil. Secara statistik resiko relatifnya 0,125; artinya resiko partus lama pada ibu yang melakukan senam hamil 0,125 kali dibandingkan Dengan melakukann latihan atau gerakan yang dilakukan dalam senam hamil akan memiliki tujuan dan manfaat tertentu seperti yang dikemukakan oleh Mellyna Huliana ,2004 menyatakan bahwa senam hamil mempunyai tujuan mempersiapkan mental ibu hamil yaitu tercapainya ketenangan rohani dan terbentuknya kepercayaan diri. Berdasarkan penelitian



dari Nuristiara 2019 didapatkan hasil



P=0,0001 bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hubungan senam hamil terhadap kecemasan yang terjadi pada menghadapi persalinan diPuskesmas Cempaka putih dan Rs suci paramita Kemayoran. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil masih mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Choudhury, dkk (2017), terdapat empat komplikasi pengebab langsung kematian ibu didunia yang tertinggi adalah karna partus lama sebanyak 1270 kasus kejadian (24,5%), perdarahan 601 kasus (11,6 %), infeksi 485 kasus (9,3%), dan kejang 166 kasus (3,2%). Sebagian kematian maternal dan perianal banyak terjadi pada menghadapi persalinan. Salah satu penyebabnya di Indonesia adalah kala II lama (37%). Penyebab kala II lama diantaranya tingkat kecemasan ibu yang membuat ibu gelisah, menjadiakn ibu melakukan kesalahan



dalam mengejan dan membuat ibu kelelahan.



Berdasarkan hasil study pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 20 Januari 2019 dengan mewawancarai 10 ibu hamil trimester III di RS Suci Paramita didapatkan hasil bahwa tingkat kecemasan ibu menghadapi proses persalinan masih tinggi, delapan dari sepuluh ibu mengatakan merasa ketakutannya menjelang persalinan semakin besar, Berdasarkan hasil wawancara tersebut para ibu hamil mengalami tingkat kecemasan menghadapi proses persalinannya, khawatir kalau nanti tidak dapat melahirkan secara normal. Dari sepuluh ibu hamil hanya 2 orang yang mengaku bahwa merasa biasa saja menghadapi proses persalinan nanti disebabkan ibu hamil tersebut mengikuti senam hamil. Berdasarkan data study pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti, peneliti tertarik melakukan penelitian di RS Paramita dengan judul “Hubungan senam hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan di RS Suci Paramita Tahun 2021”



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara senam



i



3



hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan pada menghadapi persalinan di RS Suci Paramita Tahun 2021?”



1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1



Tujuan Umum Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Senam Hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan di RS Suci



Paramita tahun 2021



1.3.2



Tujuan Khusus



1.3.2.1 Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil di Rumah Sakit Suci Paramita 1.3.2.2 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penurunan tingkat kecemasan



pada menghadapi persalinan antara



kelompok kasus yang mengikuti senam hamil dan kelompok yang tidak pernah mengikuti senam hamil.



1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1



Manfaat Teoritis



Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. 1.4.2



Manfaat Praktis Bagi lembaga pelayanan kesehatan dapat memperoleh informasi mengenai hubungan senam senam hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi persalinan



1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meneliti tentang hubungan senam hamil terhadap penurunan tingkat kecemasanan pada menghadapi persalinan di RS Suci Paramita Tangerang. Penelitian ini merupakan



penelitian Deskriptif



Naratif Dalam penelitian ini, kelompok yang sudah pernah mengikuti senam hamil sebelumnya diberikan kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan.. Dari hasil kuesioner untuk mengetahui sejauh mana hubungan senam hamil terhadap penurunan tingkat kecemasan menghadapi persalinannya.



i



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



SENAM HAMIL Definisi senam hamil



2.1.1



Senam hamil merupakan suatu gerakan tubuh berbentuk latihanlatihan dengan aturan, sistematika, dan prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil, bertujuan agar ibu hamil siap mental dan jasmani dalam menghadapi proses persalinan. (Widianti, 2009). Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu menghadapi persalinan (Jannah, 2012). 2.1.6



Manfaat senam hamil Bila dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam gerakan senam hamil terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan kecemasan dan mengurangi rasa takut dengan cara relaksasi fisik dan mental, serta mendapatkan informasi yang mempersiapkan mereka untuk



mengalami apa yang akan terjadi salama persalinan dan kelahiran. (Wibowo & Larasati, 2012). Senam hamil yang teratur dapat mengurangi ketidaknyamanan dan keluhan- keluhan ibu dalam menghadapi kehamilan, seperti; nyeri punggung, mual, kejang tungkai, konstipasi, sesak nafas, serta kecemasan (Kusmiyati dkk, 2009). Senam hamil juga berguna melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak (Sulistyawati, 2009) Sedangkan menurut Jannah (2012), manfaat senam hamil secara teratur dan terukur ialah sebagai berikut: a.



Memperbaiki sirkulasi darah



b.



Mengurangi pembengkakan



c.



Memperbaiki keseimbangan otot



d.



Mengurangi



resiko



gastrointerstinal,



termasuk sembelit



e.



Mengurangi kejang kaki atau kram



f.



Menguatkan otot perut



g.



Mempercepat melahirkan



i



gangguan



3



proses



penyembuhan



setelah



2.1.7



Syarat-syarat melakukan senam hamil Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil yaitu : a)



Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan (Sulastri, 2012)



b)



Latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang(Huliana, 2008)



c)



Berpakaian cukup longgar (Huliana, 2008)



d)



Menggunakan kasur atau matras (Huliana, 2008)



e)



Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin (Sulastri, 2012)



f)



Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil (Sulastri, 2012) Indivara (2009) menjelaskan ada beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus diperhatikan, antara lain: a. Kontra Indikasi Absolut atau Mutlak bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks inkompeten,



kehamilan



kembar,



riwayat



perdarahan



pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta, seperti plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.



b. Kontra Indikasi Relatif Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama



jantung tidak teratur, paru bronchitis kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedi dan perokok berat. Menurut Yuliarti (2010), dalam beberapa kondisi senam hamil harus dihentikan. Ada beberapa tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan, antara lain: a. Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepada dan nyeri pada persendian b. Kontraksi rahim yang lebih sering (interval kurang dari 20 menit) c. Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban d. Nafas pendek yang berlebihan e. Denyut jantung yang meningkat (lebih dari 140 kali per menit) f. Mual dan muntah yang menetap g. Kesulitan berjalan h. Pembengkakan yang menyeluruh i. Aktifitas janin yang berkurang Ada beberapa gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up



i



3



dengan kaki tetap lurus. Gerakan ini sangat beresiko tinggi untuk dilakukan siapa pun dan dapat mengakibatkan cidera kompresi pada diskus vertebralis dan kerusakan otot serta ligamen terutama pada ibu hamil karena adanya peregangan otot dan ligamen yang lentur. Ibu hamil dianjurkan menghindari posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring dengan kaki menyilang agar sirkulasi tidak terganggu (Brayshaw, 2007). 2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk senam hamil a.



Usia Kehamilan Senam hamil pada kehamilan normal dapat dimulai pada



kehamilan kurang lebih 16-38 minggu (Jannah, 2012). Pada sumber lain dikatakan senam hamil biasanya bisa mulai diberikan setelah keluhan-keluhan yang biasa timbul pada periode kehamilan muda seperti mual sampai muntah, tidak ada perdarahan dalam kehamilan atau kehamilan sudah memasuki mid trimester, yaitu sekitar usia 20 minggu kehamilan, karena pada usia kehamilan ini plasenta telah terbentuk sempurna sehingga kemungkinan untuk terjadinya ancaman keguguran lebih kecil (Wagey, 2011). b.



Pendidikan dan pengetahuan Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi



keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil, maka makin tinggi pula minat ibu dalam melakukan senam hamil (Sa‟adah,2013).



c.



Status kesehatan ibu Ibu yang dapat melakukan senam hamil adalah ibu dengan



status kesehatan yang baik dan memenuhi syarat untuk senam hamil. Maka dari itu, sebelum melaksanakan senam hamil ibu terlebih dahulu diperiksa kesehatannya, apakah ibu memiliki kondisi yang kontraindikasi dengan senam hamil atau tidak (Yuliasari,2010)



d.



Status Sosial Peneliatian Widiantari (2015) menunjukkan hasil bahwa



terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dan keikutserataan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil. Dukungan sosial suami merupakan faktor yang paling berperan untuk berpartisipasi. Dukungan tersebut berupa dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informational, dan dukungan ekonomi bagi ibu untuk mengikuti senam hamil.



2.1.9



Gerakan-gerakan senam hamil Gerakan-gerakan pada senam hamil memiliki ciri khas nya sendiri. Adapun gerakan-gerakan tersebut manurut Wagey (2011) yaitu sebagai berikut: a. Pemanasan dan pendinginan 1) Pengaturan pernafasan Sambil jalan ditempat tarik nafas dari



i



3



hidung dan keluarkan lewat mulut. Saat menarik nafas, tangan diangkat ke atas, waktu membuang nafas tangan diturunkan. 2) Peregangan leher Tetap jalan ditempat, pegang perut dengan kedua tangan, tunduk tegakkan kepala miring kekanan dan kekiri serta tengok kanan kiri. 3) Memutar bahu kebelakang. Dengan posisi kangkang dan lutut sedikit ditekuk atau sambil duduk, bahu diputar ke belakang bergantian kanan dan kiri. 4) Peregangan otot samping. Dengan panggul ke kanan dan ke kiri, regang otot samping sambil menarik satu tangan bergantian. Pada saat peregangan dipertahankan beberapa detik. 5) Peregangan lengan, punggung dan pinggang. Dengan posisi membungkuk kita lempar-tarik lengan ke depan dan selanjutnya ke bawah untuk meregang pinggang. 6) Peregangan kencang panggul Dengan satu kaki jinjit miring bergantian, rasakan peregangan panggul dan tarik dubur maupun perut bagian bawah ke dalam. 7) Ayun tungkai kedepan disertai ayunan lengan. b. Latihan kebugaran 1) Langkah depan, lengan depan atas Dengan posisi berdiri tungkai kanan melangkah maju satu kali diikuti tungkai kiri merapat. Bersamaan dengan itu dorong kedua lengan lurus ke



depan setinggi bahu, selanjutnya lakukan langkah mundur satu kali bersamaan dengan gerakan kedua lengan atas. 2) Langkah depan, lengan bawah samping Gerakan tungkai seperti latihan pertama, hanya kedua tangan diayun ke bawah pada saat langkah mundur keduatangan dibuka kesamping. 3) Langkah samping, ayun lengan depan Gerakan tungkai melangkah ke kanan satu kali, dengan tungkai kiri merapat, bersamaan dengan itu kedua lengan diangkat lurus ke depan setinggi bahu dan diturunkan kembali, dilanjutkan gerakan dengan arah sebaliknya. 4) Langkah samping, ayun lengan samping Langkah sama dengan langkah tiga, namun kedua lengan diayunkan ke samping kemudian diturunkan. 5) Langkah kebelakang, lengan depan atas Gerakan sama dengan latihan pertama, hanya variasi langkah tungkai ke belakang. 6) Langkah belakang, lengan bawah samping Gerakan sama dengan latihan dua, hanya variasi langkah ke belakang. 7) Langkah samping, tangan atas. Langkahkan kaki ke kanan, dan ikuti dengan kaki kiri. Langkah ke kiri kembali ke posisi semula. Sambil melangkah, naikkan kedua lengan ke atas dan ke bawah. 8) Langkah samping, tangan bawah Langkahkan kaki seperti



i



3



pada latihan tujuh, namun lengan bawah diayun kebelakangdepan dengan posisi lengan atas ke belakang. 9) Langkah depan tegak anjur Langkahkan tungkai kanan ke depan, dan ikuti dengan langkah tungkai kiri posisi membuka (tegak-anjur). Ulangi langkah maju sekali lagi, dan teruskan dengan langkah mundur ke posisi semula. Lakukan gerakan lengan seperti memompa, baik pada saat maju maupun mundur. Teruskan dengan mengangkat kaki ke atas bergantian kanan dan kiri. 10) Langkah samping, putar lengan Lakukan gerakan dua langkah ke kanan dan ke kiri dengan satu lengan diputar bergantian. Kombinasikan dengan gerakan memutar kedua lengan dan membuka lengan pada posisi tekuk siku. Variasikan pula dengan gerakan kaki jinjit. c. Latihan penguatan dan peregangan 1) Penguatan otot leher Satu tangan menyangga kepala, yang lain berkacak pinggang. Dorongkan kepala ke tangan dan dorongkan tangan ke kepala. Lakukan bergantian dengan sisi yang lain. 2) Penguatan otot bahu Tekuk satu tangan di atas bahu, dengan tangan lain lurus ke samping, lakukan gerakan ngeper baik pada tangan maupun kaki. Lakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri.



3) Penguatan otot lengan depan Tekuk kedua lengan di depan badan bersama-sama, sambil angkat dan tekuk kaki bergantian ke atas. 4) Penguatan otot Kaitkan kedua lengan lurus dibelakang badan, gerakkan naik turun dengan posisi kaki berdiri tegak. 5) Penguatan otot perut Dengan posisi kaki kangkang dan lutut sedikit ditekuk, gerakkan satu tangan lurus dan atas sampai kedepan badan bersamaan dengan mengkontraksikan otot peru maupun otot dasar panggul. 6) Penguatan otot kaki Ambil posisi duduk dengan kedua tangan menyangga di belakang badan, luruskan kaki ke depan ke belakang bergantian dan teruskan dengan kedua kaki bersama-sama. Variasikan gerakan ini dengan gerakan kaki ke samping maupun memutar. 7) Penguatan otot samping panggul Dengan posisi duduk seperti latihan enam, tarik satu tungkai menyilang tungkai yang lain, tarik kembali sehingga lurus dan ulangi gerakan ini beberapa kali, bergantian kanan dan kiri. 8) Penguatan otot dasar panggul Dengan posisi duduk bersila, tekan lutut dengan kedua tangan, bungkukkan badan. 9) Penguatan otot bahu Dengan posisi duduk bersilang letakkan kedua tangan di atas bahu. Putar siku ke depan alas, belakang dan bawah berulang kali



i



3



. 10) Penguatan otot lengan Dengan posisi merangkak, julurkan satu lengan ke depan setinggi bahu. Lakukan gerakan ini bergantian kanan dan kiri. 11) Penguatan otot punggung Dengan posisi merangkak naik turunkan punggug secara perlahan dan berulang kali. 12) Penguatan otot panggul Dengan posisi merangkak, goyangkan panggul ke kanan dan ke kiri dengan gerakan ngeper. Ulangi gerakan ini beberapa kali. 13) Penguatan otot lengan Dengan posisi merangkak ayunkan badan ke depan dan ke belakang, kemudian tahan pada posisi panggul di atas tumit beberapa saat. Ulangi gerakan ini beberapa kali. 14) Penguatan otot belikat Dengan posisi tidur telentang kaitkan kedua tangan di belakang kepala. Tekan kedua lengan ke lantai tahan beberapa detik, kemudian kendorkan. Ulangi gerakan ini beberapa kali. 15) Penguatan otot tubuh bagian atas Dengan posisi tidur telentang dan kedua lutut ditekuk angkat panggul sampai badan lurus membentuk segitiga antara kedua tungkai bawah dengan lantai. 16) Penguatan otot perut bagian atas Dengan posisi tidur telentang tarik kedua kaki mendekati perut angkat kepala dan tahan beberapa saat untuk kemudian dikendorkan kembali. Pada



saat mengangkat kepala nafas harus ditahan. 17) Penguatan otot panggul dan perut bagian bawah Dengan posisi tidur telentang tekuk kedua lutut dan kemudian gerakkan kedua lutut bersama-sama ke arah lantai, kembali ke posisi semula dan gerakkan kedua lutut kearah yang lain. Ulangi gerakan ini beberapa kali. d. Latihan relaksasi 1) Relaksasi otot muka Kerutkan otot muka, tahan 1 sampai 2 detik, kemudian lepaskan sehingga betul-betul terasa relaksasi. Ulangi latihan ini beberapa kali. Posisi tidur terlentang, lutut ditekuk. 2) Relaksasi lengan-tangan Dengan posisi tidur terlentang angkat lengan bawah 900 dari lantai. Genggam tangan dan kerutkan lengan kuatkuat pertahankan 1-2 detik, dan lepaskan kembali. Ulangi beberapa kali . 3) Relaksasi otot perut dan dasar panggul Dengan posisi terlentang atau miring, kerutkan otot perut, tahan 1-2 detik, lalu lepaskan. Ulangi beberapa kali, tarik juga dan perut bawah ke dalam. 4) Relaksasi kaki dan tungkai Dengan posisi tidur terlentang atau miring luruskan ujung kaki menghadap ke bawah tahan beberapa detik kemudian lepaskan. 5) Relaksasi seluruh tubuh Dengan posisi tidur terlentang atau



i



3



miring, kontraksikan seluruh otot dan ambil nafas teratur, relaks.



Bayangkan



sesuatu



yang



menyenangkan



dan



nikmatilah relaksnya tubuh. e. Latihan pernapasan 1) Pernafasan perut Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan, dan relaks, letakkan tangan kiri di atas perut. Tarik nafas dalam melalui hidung, sampai perut menggelembung dan tangan kiri terangkat. Tahan sampai beberapa detik dan hembuskan nafas lewat mulut. Ulangi dengan frekuensi 8 kali per menit. Teknik pernafasan ini digunakan untuk mempercepat relaksasi, mengatasi stress dan mengatasi nyeri his palsu maupun his permulaan kala I. 2) Pernafasan dada dalam Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan relaks, letakkan tangan di atas dada. Tarik nafas dalam melalui hidung dengan mengembangkan dada sehingga tangan kanan terangkat. Tahan satu sampai dua detik, dan hembuskan nafas lewat celah bibir sehingga tangan kanan turun mengikuti surutnya badan. Frekuensi yang dianjurkan 8 kali per menit. Teknik pernafasan ini menggantikan pernafasan perut apabila nyeri his kala I sudah cukup . 3) Pernafasan dada cepat Dengan sikap berbaring terlentang,



kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan relaks tarik nafas cepat melalui hidung dan hembuskan cepat melalui mulut, mulailah dengan frekuensi 30 kali per menit yang makin lama makin dipercepat hingga 60 kali per menit, penrlambat lagi sedikit demi sedikit hingga kembali menjadi 30 kali per menit. 4) Pernafasan kombinasi perut dan dada Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping dada dan relaks, katubkan kedua tangan pada batas antara dada dan perut. Lakukan pernafasan perut selama 30 detik. Teknik pernafasan ini digunakan untuk mengatasi nyeri his pertengahan kala I. 5) Pernafasan kombinasi perut, dada dalam, dan dada cepat Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping dada dan relaks. Lakukan pernafasan perut selama 15 detik, lanjutkan dengan pernafasan dada dalam 15 detik, kemudian pernafasan dada cepat yang makin lama makin



dipercepat



untuk



kemudian



diperlambat



dan



dilanjutkan pernafasan dada dalam dan diakhiri pernafasan perut Teknik pernafasan ini digunakan untuk mengatasi rasa nyeri his pertengahan dan akhir kala I dan juga mengatasi keinginan mengejan yang belum boleh dilakukan



i



3



2.2. KECEMASAN 2.2.1 Definisi kecemasan Menurut Kaplan, kecemasan merupakan respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi



menyertai



perkembangan,



perubahan,



serta



dalam



menemukan identitas diri dan arti hidup. Seringkali kecemasan juga ditandai dengan perasaan tegang, mudah gugup, kewaspadaan berlebih, dan terkadang menyebabkan keringat pada telapak tangan (Arindra, 2012). Kecemasan merupakan bagian dari respon emosional, dimana ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Dimana ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. (Stuart, 2006). Para ahli mendefinisikan bahwa kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas normal. Sementara ahli lain menyatakan bahwa kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak



memiliki objek yang spesifik (Stuart, 2007)



2.2.2 Stressor timbulnya kecemasan Ada dua macam stresor pada kecemasan, yaitu stresor internal dan stresor eksternal. a) Stressor internal Stresor



internal



meliputi



kecemasaan,



ketegangan,



ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orangtua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, dan kehilangan pekerjaan (Kusmiyati dan Wahyuningsih, 2013). Stresor Internal meliputi faktor-faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan



gangguan



perkembangan



bayi



yang



nantinya akan terlihat ketika bayi lahir (Sulistyawati, 2009). b) Stressor eksternal Sedangkan pemicu stres yang berasal dari luar (stresor eksternal) bentuknya sangat bervariasi (Sulistyawati, 2009), misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan dan masih banyak kasus yang lain (Sulistyawati, 2009).



i



3



2.2.3 Respon terhadap kecemasan Menurut Daradjat, aspek-aspek kecemasan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu fisiologis dan psikologis (Noerma, 2010). 2.2.3.1 Fisiologis Bentuk



reaksi



fisiologis



berupa



detak



jantung



meningkat, pencernaan tidak teratur, keringat yang berlebihan, ujung-ujung jari terasa dingin, sering buang air kecil, tidur tidak nyenyak, kepala pusing, nafsu makan hilang, dan sesak nafas (Neorma, 2010). Beberapa keluhan yang sering dikemukakan juga ialah rasa sakit pada otot, tulang dan pendengaran berdenging (tinnitus) dan gangguan pola tidur (Hawari, 2011). b. Psikologis Pada aspek psikologis, kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) Aspek kognitif Termasuk dalam aspek ini adalah tidak mampu memusatkan perhatian (Noerma, 2010). b) Aspek afektif Termasuk dalam aspek ini antara lain, takut,



merasa akan ditimpa bahaya, kurang mampu memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya, tidak tentram, kurang percaya diri, ingin lari dari kenyataan hidup (Noerma, 2010), gangguan daya ingat, mudah terkejut, merasa tegang (Hawari, 2011). Kecemasan merupakan suatu perasaan khawatir yang erat kaitannya dengan keadaan perasaan yang tidak pasti atau tidak berdaya, serta keadaan emosi yang belum jelas objek spesifiknya. Keadaan cemas banyak terjadi pada ibu hamil yang telah mendekati masa persalinan. Beban psikologi pada seorang wanita hamil, lebih banyak terjadi pada umur kehamilan trimester III. Wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak



mengalami



persalinan



abnormal



bahkan



dapat



berkomplikasi pada kematian. Cara yang efektif dalam menanggulangi masalah yang berkaitan dengan masih tingginya angka kematian ibu hamil serta kesakitan ibu hamil yang dipicu oleh kecemasan adalah dengan melakukan latihan fisik, seperti senam hamil. Berlatih senam hamil merupakan solusi yang tepat untuk menolong ibu hamil sendiri yang bisa membantu dalam proses kehamilan,



i



kelahiran



dan



3



bahkan



memudahkan



kegiatan



pengasuhan anak nantinya yang bisa didapat dengan mengikuti kelas antenatal/ kelas ibu hamil. 2.2.4 Tingkat Kecemasan Menurut Videbeck (2008), ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu: a.



Kecemasan ringan Berhubungan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.



b.



Kecemasan sedang Individu terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.



c.



Kecemasan berat Kecemasan ini sangat mengurangi persepsi individu. Cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan



untuk



mengurangi



ketegangan.



Individu



tersebut memerlukan banyak arahan atau perintah untuk berfokus pada area lain.



d.



Panik Individu kehilangan kendali diri. Karena hilangnya control,



maka



tidak



mampu



melakukan



apapun



meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik,berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain,, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidka mampu berfungsi secara efektif. 2.2.5 Alat ukur tingkat kecemasan Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrument Hamilton Ansietas Rating Scale (HARS), Analog Ansietas Scale, Zung Self- Rating Ansietas Scale (ZSAS), dan Trait Ansietas Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I). Zung Self-Rating Ansietas Scale (ZSAS) dirancang untuk meneliti kecemasan secara kuantitatif. Instrument ZSAS dikembangkan oleh William W.K Zung pada tahun 1997 (Astria, 2009).



i



3



2.3 HUBUNGAN



SENAM HAMIL TERHADAP



PENURUNAN



TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN Perubahan psikis yang terjadi selama kehamilan sangat menetukan. O‟Hara dan kawan-kawan menyatakan bahwa ibu hamil dengan latar belakang kelainan psikologik akan memerlukan perhatian khusus untuk meringankan beban psikologik yang dideritanya (Saifuddin, 2010). Psikodinamik faktor psikis pada kehamilan berperan penting terhadap timbulnya gangguan psikodinamik ansietas. Psikodinamik timbulnya ansietas berhubungan dengan stresor psikis yang sering didapatkan pada kehamilan yaitu rasa khawatir akan perkembangan dan kesehatan janin, keraguan akan kemampuan untuk menjadi ibu yang baik, kemampuan finansial, proses kelahiran dan keadaan pasca kelahiran (Laksmi dkk., 2008) Menurut Astria (2009), bahwa ibu hamil yang mengalami kecemasan tingkat tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur bahkan keguguran. Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kecemasan yang tinggi ketika hamil akan meningkatkan risiko hipertensi pada kehamilan. Salah satu solusi untuk mengatasi kecemasan pada ibu hamil yang sudah banyak diteliti ialah senam hamil. Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olah raga yang aman bagi kehamilannya. Olahraga ini bisa bersifat individual seperti jalan-jalan di pagi hari atau olahraga yang bersifat kelompok seperti



senam hamil. Salah satu aktivitas fisik yang sangat sesuai dilakukan ibu hamil adalah senam hamil. Latihan dalam senam hamil terdiri dari pemanasan,



latihan



inti,



latihan



pernafasan



dan



pendinginan



(Wulandari, 2016). Gerakan-gerakan dalam latihan pemanasan bermanfaat untuk meningkatkan oksigen yang diangkut ke otot dan jaringan tubuh, memperlancar peredaran darah, serta mengurangi risiko terjadinya kejang atau luka. Sedangkan tujuan gerakan dalam latihan inti adalah pembentukan sikap tubuh, meregangkan dan menguatkan otot terutama otot yang berperan dalam persalinan serta memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah, dan paru dalam mengedarkan nutrisi dan oksigen keseluruh tubuh (Wulandari, 2006). Saat ibu melakukan latihan pernapasan, khususnya pernapasan dalam, ibu merasakan napasnya menjadi lebih teratur, ringan, tidak tergesa-gesa, dan panjang. Latihan pernapasan akan membuka lebih banyak ruangan yang dapat dipakai dalam paru-paru sehingga kapasitas total paru-paru akan meningkat dan volume residu paru-paru akan menurun, serta melatih otot-otot sekeliling paru-paru untuk bekerja dengan baik. Di samping itu, latihan penguatan dan peregangan otot juga berdampak pada berkurangnya ketegangan ibu hamil (Yuliassari, 2010)



i



3



Latihan pernafasan dan pendinginan dalam senam hamil merupakan suatu metode relaksasi. Dimana relaksasi dalam latihan pernafasan dilakukan dengan cara latihan nafas perut (menaikkan perut saat menarik nafas dan mengempiskan perut saat membuang nafas dari mulut secara perlahan), latihan nafas diafragma/iga (hirup nafas melalui hidung sampai iga terasa mengembang, kemudian hembuskan nafas melalui mulut), dan latihan nafas dada (hirup nafas melalui hidung sampai dada terasa mengembang, kemudian hembuskan nafas melalui mulut) (Wulandari, 2006). Latihan menarik napas dalam yang teratur dapat menolong mengurangi ketegangan otot dan membantu ibu hamil untuk tidur lebih baik (Riswati dan Yuliantin, 2008) Latihan pendinginan dilakukan melalui penegangan otot-otot tertentu selama beberapa detik untuk kemudian dilepaskan. Bila ibu hamil melakukan latihan tersebut dengan benar, akan terasa efek relaksasi pada ibu hamil yang berguna untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang ia rasakan selama kehamilan berlangsung (Wulandari, 2006). Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan nyaman. Menurut Sulastri (2012), senam hamil bermanfaat bagi ibu hamil agar ibu menguasai teknik pernapasan. Teknik pernapasan ini dilatih agar ibu lebih siap menghadapi persalinan.



Dengan teknik pernapasan yang baik maka pola napas pada ibu hamil pun menjadi lebih baik dan teratur sehingga dapat memberikan perasaan relaks pada ibu hamil. Relaksasi akan menghambat peningkatan kerja saraf otonom simpatetik, sehingga sistem saraf parasimpatetik yang memiliki fungsi kerja berlawanan dengan saraf simpatetik. Hal ini kemudian dapat menurunkan hormone adrenalin sehingga terjadi penurunan detak jantung, irama napas, tekanan darah, ketegangan otot, tingkat metabolisme dan produksi hormon penyebab stress yang menyebabkan



ibu hamil menjadi



lebih tenang seiring dengan



menurunnya gejala kecemasan (Hindun, 2012) Ketika tingkat kecemasan pada ibu hamil menurun maka akan memberikan semangat untuk menghadapi proses persalinan pada ibu hamil. (Agustin, 2012) 2.4 KERANGKA TEORI Gambar 2.4 Kerangka Teori 2.3



Tingkat



Ibu Hamil



Pendidikan Usia ibu Usia kehamilan Gestasi Status Sosial Status kesehatan



i



Senam Hamil



kecemasan menghadapi persalinan



Sikap tubuh



Latihan Pernapasan



Ketegangan fisik



Latihan otot



ketidaknyamanan



rileksasi



3



BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL



3.1 KERANGKA KONSEP Kerangka konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan



variable yang satu



dengan yang lin.(Notoadmojo,2010).



TABEL 3.1 KERANGKA KONSEP



Variabel bebas/ Independent



Variabel terikat/ Dependent



Tingkat Kecemasan menghadapi persalinan



SENAM HAMIL



Variabel Penelitian



1. 2. 3. 4.



Usia ibu Usia kehamilan Gestasi pendidikan



Soekidjo Notoatmodjo (2010:103) mendefinisikan variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. 1.



Variabel Bebas Variabel



bebas



(independen)



adalah



variabel



yang



mempengaruhi atau dianggap menentukan variabel terikat, variabel ini dapat merupakan faktor risiko, prediktor, kausa/penyebab (Saryono dan Mekar D.A, 2013: 145). 2.



Variabel Terikat Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4).



i



3



3.2 DEFINISI OPERASIONAL Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel independen Variabel Senam hamil



Definisi Operasional Latihan



prenatal



Cara Ukur



Alat Ukur



Wawancara Wawancara



1 . mengikuti



Nom



Lamanya hidup di



2. tidak mengikuti



Wawancara



kuesioner



1. Resiko rendah al (20-35 tahun ) 2. Resiko tinggi (35 Tahun)



Ordin



Wawancara



Kuesioner



1.Primigravida



Ordin



Hitung dari lahir Hingga saat ini



Gestasi



Skala Ukur inal



untuk kesehatan fisik maupun psikis dengan aturan yang tepat bagi wanita hamil Usia ibu



Hasil ukur



Jumlah kehamilan



al Hingga saat ini Usia



Panjang waktu



2.Multigravida Wawancara



Kuesioner



1.Trimester 2



Ordin al



Kehamilan



Kehamilan di Hitung Setelah hari pertama Periode menstruasi Terakhir



Pendidikan



Suatu kegiatan / Proses pembelajaran Untuk meningkatkan Pengetahuan



2.Trimester 3



Wawancara



Kuesioner



Pendidikan 1. TinggiMenengah 2. Dasar



Ord inal



Variabel Tingkat Kecemasan



Definisi Operasional



Tingkat perasaan takut atau khawatir akan proses persalinanny a yang dipikirkanny a yang dapat membebani atau menjadi tekanan secara psikologi



Cara Ukur Wawancara



Variabel independen



i



3



Alat Ukur Kuesi oner HARS



Hasil UKur Rentang Scor 0-56



Skala Ukur Rasio



3.3 HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak (Notoadmojo, 2010). Berdasarkan kerangka konsep, maka peneliti membuat hipotesis berikut “Ada pengaruh senam hamil terhadap tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan di RS Suci Permata Tahun 2021.”







i



3



BAB IV METODE PENELITIAN



4.1 DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi analitik, dengan desain case control. Case control adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus kontrol dilakukan dengan mengindentifikasi kelompok kasus dan kelompok kontrol, kemudian secara retrospektif diteliti faktor-faktor resiko yang mungkin dapat menerangkan apakah kasus dan kontrol dapat terkena paparan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan senam hamil terhadap tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan di RS Suci Permata tahun 2021.



4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung dan untuk membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini akan dilakukan di RS Suci Paramita Tahun 2021 yang beralamatkan di Komplek CCM Balaraja Tangerang. Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto,2003). Penelitian ini akan dilakukan pada periode bulan April - Mei 2021.



4.3 POPULASI DAN SAMPLING 4.3.1



Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah 80 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Suci Paramita



4.3.2



Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RS Suci Paramita Tahun 2021 bulan Maret – Mei 2021 a. Kriteria Sampel Kemudian



ditentukan



inklusi



daeksklusi



dengan kriteria sebagai berikut: 1. Inklusi kelompok case a) Kehamilan tunggal b) Ibu



hamil



mengikuti i



yang



pernah



senam



hamil



selama kehamilannya sebanyak ≥ 2 kali selama kehamilan ini. c) Usia kehamilan 20-38 minggu 2. Inklusi kelompok control a) Kehamilan tunggal b) Ibu hamil yang tidak pernah mengikuti senam hamil selama kehamilan ini. c) Usia kehamilan 20-38 minggu. 3. Eksklusi a) Ibu yang mengatakan mengundurkan diri secara



tiba-



tiba



sebagai



kelompok



eksperimen b) Memiliki penyakit bawaan, Menderita kelainan jantung, anemia berat, asma, atau masalah paru paru kronik, servik inkompeten, kelainan letak plasenta



4.3.3



Besar Sampel Perhitungan besar sampel minimal berdasarkan perhitungan sebagai berikut :



Keterangan : n



: Jumlah sampel pada kelompok kasus dan kontrol



Z1-α2 : nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05 adalah 1,96) Z1 – β : nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power) sebesar diinginkan (untuk β = 20% adalah 0,84) P0



: proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak mengikuti senam hamil (73%= 0,73)



P1



: proporsi paparan pada kelompok kasus atau yang mengikuti senam hamil (27% = 0,27)



q0



: 1 – P0 dan



q1



: 1 – P1 Berdasarkan rumus tersebut didapatkan sampel 36 orang. Jadi besar sampel penelitian ini untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 36 orang. Sampel minimal tersebut ditambah 10% untuk mengantisipasi drop out sehingga besar sampel



minimal



yang



diperlukan



pada



masing-masing



kelompok kasus dan control menjadi 40 responden.



4.3.4



Tehnik Pengambilan Sampel Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden dan tingkat kecemasan pada ibu. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik,



i



matang



dimana



respon



tinggal



memberikan



jawaban



(Notoadmojo,2010). Kuesioner yang terkait dengan karakteristik responden meliputi: usia, Pendidikan, Pekerjaan. Kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida menggunakan kuesioner dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)) yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing- masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skor antara 0-4. Tehnik pengambilan sampling dengan menggunakan metode teknik purposive



sampling adalah teknik pengambilan sampel yang



didasarkan atas suatu pertimbangan, seperti ciri-ciri atau sifat-sifat suatu populasi. (Notoatmojo2010) data



variabel independen diperoleh melalui data



sekunder yang diperoleh dari catatan laporan kegiatan pemeriksaan ANC, sedangkan data variable dependen melalui wawancara melalui daftar check list yaitu menilai tingkat kecemasan ibu 4.4 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret dan Mei 2021. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari narasumber langsung dengan kuesioner HARS untuk mengetahui skala tingkat kecemasan yang ibu alami. Data primer diperoleh melalui hasil lembar kuesioner yang diisi oleh ibu hamil kelompok case dan kelompok kontrol. Dimana ibu hamil kelompok case adalah kelompok yang mengikuti senam hamil selama kehamilannya sebanyak ≥ 2 kali. Dan ibu hamil kelompok



control adalah ibu hamil yang tidak pernah mengikuti senam hamil selama kehamilannya. Lalu ibu hamil kelompok case dan kelompok control diberikan kuesioner yang sama. Dan hamil perhitungan kuesioner dari dua kelompok tersebut adalah untuk membedakan apakah benar terdapat hubungan senam hamil terhadap tingkat kecemasan menghadapi proses persalinan pada ibu hamil di. 4.5 ANALISIS DATA Pada penelitian ini penulis melakukan analisa data secara bertahap meliputi dengan analisa univariat dan analisa bivariat untuk melihat ada atau tidaknya faktor-faktor yang berhubungan pelaksanaan senam hamil dengan penurunan tingkat kecemasan dan motivasi ibu dalam kesiapan menghadapi persalinan normal.



4.5.1



Analisis Univariat Menurut Notoatmodjo (2017), analisi univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Teknis analisis yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data antara lain: 1)



Analisis deskripsi Beberapa teknik penjelasan kelompok yang telah diobservasi



dengan data kuantitatif, selain dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai pemusatan (dalam nilai



i



rata-rata) dan nilai dispersi (standar deviasi dan koefisien variasi) serta diintervensikan analisis satu variabel dengan variabel lainnya tidak membandingkan antar variabel. Rumus yang digunakan untuk distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:



P=



F x 100% N



Keterangan: P



= Persentase



F



= Frekuensi



N



= Jumlah responden



100% = Bilangan tetap



(Notoatmodjo, 2017) Mean yaitu nilai rata-rata yang didapatkan dari hasil penjumlahan seluruh nilai dari masing-masing data, lalu dibagi dengan banyaknya data yang ada (Sugiyono, 2017). Mean atau rata-rata hitung merupakan nilai yang mewakili suatu data. Nilai mean dihitung dengan rumus:



n



´x =



∑ xi i=1



n Keterangan : ´x = mean n=¿banyaknya data x i = nilai data ke - i 2)



Ukuran penyebaran data Menurut Hidayat (2017), ukuran penyebaran data digunakan



untuk melengkapi deskripsi dari sifat-sifat sekelompok data, terutama



dalam membandingkan sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data terhadap kelompoknya atau sifat-sifat sekelompok data dengan kelompok data lainnya. Penyebaran kelompok data dapat dilakukan dengan melihat rentang data, varians dan simpangan baku. 4.5.2



Analisis Bivariat Menurut Sugiyono (2017) analisa bivariat yaitu analisis yang



dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan satu sama lain. Analisis bivariat juga ditujukan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yang meliputi uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. 1)



Uji Normalitas



Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data penelitian menggunakan teknik Shapiro-Wilk karena memiliki kurang dari 50 subjek atau responden. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk p dan diasumsikan normal. Jika nilainya diatas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal. Rumus dari perhitungan uji Shapiro- Wilk sebagai berikut:



D ai



i



= Berdasarkan rumus di bawah = koeffisient test Shapiro Wilk



X n-i+1



= Angka ke n – i + 1 pada data



Xi



= Angka ke i pada data



Keterangan : Xi = Angka ke i pada data yang X = Rata-rata data



Keterangan : G



= Identik dengan nilai Z distribusi normal



T3



= Berdasarkan rumus di atas



bn, cn, dn



=



Konversi



Statistik



Shapiro-Wilk



Pendekatan Distribusi Normal. 2)



Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditentukan



berdasarkan hasil dari uji normalitas data, berdasarkan hasil uji normalitas data maka akan dapat ditentukan alat uji apa yang paling sesuai digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan uji parametrik T-Test Independent, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal



perhitungannya menggunakan uji non-parametrik yaitu uji Mann Whitney. (1)



T-test Independent



Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling



berpasangan



dapat



diartikan



bahwa



penelitian



dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda. Atas dasar kenyataan tersebut maka data dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan uji t dua sampel tidak berhubungan dengan uji independent t-test, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: t=







X 1−X 2 ( n 1−1 ) s 1+ ( n2−1 ) s 2 1 1 ( + ) n 1+n 2−2 n1 n 2



Keterangan : n1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 atau 2 S1 atau S2 standar deviasi sampel kelompok 1 dan 2 Syarat yang diperlukan sebelum melakukan Uji Independent Sample T-test: (1) Data yang duji adalah data kuantitatif (data interval atau rasio) (2) Data harus di uji normalitas dan hasilnya harus berdisitribusi normal. (3) Data harus sejenis atau homogeny (4) Uji ini dilakukan dengan jumlah data yang sedikit (kurang dari 30)



i



Jika dalam kasus tertentu ternyata data tidak berdisitribusi normal, maka solusianya bisa dengan metode statistik non parametrik yaitu uji Mann Whitney. (2) Uji Mann-Whitney Apabila data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji nonparametrik yaitu Uji Mann-Whitney. Uji Mann Whitney dapat digunakan pada dua sampel yang berukuran tidak sama (Sugiono, 2015). Penelitian ini menggunakan taraf signifikan 5% jika p value < 0,05 maka hipotesis Ha diterima, dan sebaliknya jika p value > 0,05 maka hipotesis Ha ditolak 4.6



Pengolahan Data



Menurut Notoadmojo (2010), pengolahan data melalui langkahlangkah sebagai berikut: 1. Editing Lembar observasi diisi oleh peneliti saat pengambilan data. Data yang telah terkumpul kemudian disesuaikan dengan jumlah responden yang telah dijadikan sampel penelitian. Hasil editing didapatkan semua data tersebut terisi lengkap dan benar. 2. Coding Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan.



3. Scoring Memberikan penilaian terhadap item- item yang perlu diberikan penilaian atau skor 4. Entry data Proses pemasukan data yaitu kode responden dan tingkat kecemasan menghadapi persalinan yang telah diukur baik pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan senam hamil maupun kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan senam hamil. Kode tersebut dimasukkan ke dalam program atau software computer berupa SPSS for window. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari orang yang melakukan „entry data‟, apabila tidak teliti maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja (Notoadmojo, 2010). 5. Cleaning Melakukan pengecekan setelah semua data telah dimasukkan ke dalam software. Hal ini ditujukan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pengoreksian. Proses ini disebut pembersih data (Notoadmojo, 2010).



i



proses



ini



dituntut



ketelitian



dari



orang



yang



melakukan „entry data‟, apabila tidak teliti maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja (Notoadmojo, 2010). 6. Cleaning Melakukan pengecekan setelah semua data telah dimasukkan ke dalam software. Hal ini ditujukan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pengoreksian. Proses ini disebut pembersih data (Notoadmojo, 2010).



BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN



5.1 Profil Tempat Penelitian RS Suci Permata adalah RS yang terletak dijalan Raya Serang KM 28,5 Kel Cangkudu, Kec Balaraja Kabupaten Serang. Kode pos 15610 no telp 021 5953353 , dengan luas tanah , 8.663 m3 dan luas bangunan 5.197 m2 (Bangunan)-3.465 m3 (penghijauan), dengan berdiri tanggal 15 januari 1998, jenis RS ini adalah tipe D dengan BOR/LOS/TOI Bor sebanyak 34,3%, LOS 3 Hari, TOI 7,7 Hari.Nama Direktur



Dr Henrikus Chandra L dengan



Yayasan Kepedulian Suci Paramita surat izin no : 445/T/7708-DINKES /2015. Akreditasi pada RS ini adalah Perdana/Program Khusus (KARSSERT/689/I/2018). Fasilitas RS : a. Kamar bayi : 6 Bayi sehat. b. Perinatologi:2 Bayi Sakit c. Kalas I



:4



d. Kelas II



:16



e. Kelas III



: 22



f. HCU



:1



g. Ruang isolasi : 1



i



h. Ruang IGD 4 umum , 1 Maternitas i. Ruang bersalin : 3 j. Ruang Operasi : 2 Keterssesdiaan Tenaga medis : a. Dr Spesialis anak : b. Dokter SpPD



: 1 Orang



c. Dokter Spesialis Patologi : 1 Orang d. Bidan



: DIV : 3, Bidan DIII : 8



e. Perawat S1 : 1, Perawat DIII



:20



f. Apoteker : 1 Asisten Apoteker 3 g. Radiografer : 2 h. Analis Kesehatan : 4 i. Rekam Medis : 2 5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Penelitian Uni Variat Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di RS Suci Permata Tahun 2021 VARIABEL KASUS F



KELOMPOK KONTROL % F %



Usia ibu Resiko rendah Resiko tinggi Jumlah



30 10 40



75 25 100



22 18 40



Usia kehamilan Trimester II Trimester III Jumlah



16 24 40



40 60 100,0



15 25 40



TOTAL N



%



55 45 100,0



52 28



65 35



37,5 62,5 100,0



31 49



38,8 61,2



Gestasi Primigravida Multigravida Jumlah Pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah – tinggi Jumlah



30 10 40



75 25 100,0



27 13 40



67,5 32,5 100



57 23



71,2 28,8



4 36



10 90



10 30



25 75



14 66



17,5 82,5



40



100



40



100



80



100



Sumber : Data Primer, April 2021 Berdasarkan tabel 5.2.1 karakteristik responden di RS. Suci Paramita, dari pasien yang mengikuti senam hamil (kelompok kasus) ada sebanyak 30 orang (75%) yang berusia 20-35 tahun (usia resiko rendah). Sedangkan pada kelompok yang tidak mengikuti senam hamil (kelompok kontrol), ada sebanyak 22 orang (55%) yang berusia 20-35 tahun (usia resiko rendah). Dilihat dari usia kehamilan, dari pasien yang mengikuti senam hamil (kelompok kasus) ada sebanyak 24 orang (60%) pada trimester III. Sedangkan pada kelompok yang tidak mengikuti senam hamil (kelompok kontrol), hampir sama dengan kelompok kasus yaitu sebanyak 25 orang (62,5%) pada trimester III. Apabila dilihat dari gestasi, dari pasien yang mengikuti senam hamil (kelompok kasus) ada sebanyak 30 orang (75%) primigravida. Sedangkan pada kelompok yang tidak mengikuti senam hamil (kelompok kontrol), ada sebanyak 27 orang (67,5%) primigravida. Kemudian untuk variabel pendidikan, dari pasien yang mengikuti



i



senam hamil (kelompok kasus) ada sebanyak 36 orang (90%) berpendidikan menengah dan tinggi. Sedangkan pada kelompok yang tidak mengikuti senam hamil (kelompok kontrol), ada sebanyak 30 orang (75%) berpendidikan menengah dan tinggi. 5.2.2 Hasil Penelitian Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan senam hamil di RS. Suci Permata. Namun sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan terlebih dahulu uji normalitas untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak normal. Sebelum dilakukan dilakukan uji bivariat dengan uji t independent, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan saphiro wilk. Tabel 5.2.3 Hasil Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk



Tingk at Kece masa n



Senam Hamil



St ati sti c



D f



Si g



Mengikut i



0, 82 0



4 0



0,0 00



Tidak Mengikut i



0, 80 3



4 0



0,0 00



Setelah dilakukan uji normalitas Shapiro-wilk maka didapatkan p value pada kelompok kasus maupun kontrol adalah 0,000 (p value < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data tingkat kecemasan tidak



berdistribusi normal (syarat uji t independen tidak terpenuhi). Oleh karena data tidak berdistribusi normal maka peneliti menggunakan uji mann whitney.



5.3 Analisis Penelitian Tabel 5.3.1 Analisis Perbedaan Hubungan Senam Hamil terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RS Suci Permata Tahun 2021 Senam Hamil



N



Mean



SD



SE



Mean Rank



P v a l u e



M



6



0,



en



,



37



,



gi



6



4



0



ku



3



0



ti



1



7



Tidak



40



40



Mengikuti



26,78



30,13



33,68



0



4



0,



4



,



37



7



5



4



,



1



3



9



3



Berdasarkan tabel 5.3.1 didapatkan pada ibu hamil yang mengikuti senam hamil nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasannya adalah 26,78



i



lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang tidak mengikuti senam hamil rata-rata (mean) tingkat kecemasan 30,13.



Hasil uji mann whitney



didapatkan nilai p value sebesar 0,007 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan tingkat kecemasan pada ibu yang mengikuti senam hamil (kelompok kasus) dengan ibu yang tidak mengikuti senam hamil (kelompok kontrol). Sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh senam hamil terhadap tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan di RS Suci Permata.



BAB VI PEMBAHASAN



6.1



Pembahasan 6.1.1. Usia ibu Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia antara 20-35 tahun(65%), menurut teori dalam masa reproduksi sehat, usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35 tahun, dan usia diatas 35 tahun dan dibawah 20 tahun menjadi usia yang rawan Usia untuk kelahiran dan persalinan.Usia ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas. Dalam penelitian Asri, 2014 didapati hasil bahwa terdapat hubungan umur dengan kecemasan ibu hamil ,menurut Badudu, 2012 wanita berusia 20-35 tahun secara fisik sudah siap hamil karena organ reproduksinya sudah tetrbentuk sempurna, dibandingkan . perkembangan, sehingga tingkat kecemasan lebih berat, sedangkan wanita



yang usia >35 tahun sebagian



digolongkan dalam kehamilan berisiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan penyulit persalinan. Maka menurut peneliti usia ibu saat hamil merupakan salah satu karakteristik yang dapat berpengaruh pada tingkat kecemasan ibu selama keahamilan.



6.1.2 usia kehamilan Hasil penelitian mendapati bahwa sebagian besar responden dalam usia kehamilan trimester III (61,3%). Menurut penelitian Priharyanti, 2018 distribusi responden ibu hamil berdasarkan usia kehamilan pada penelitiannya lebih banyak ibu hamil trimester III(57,1%) hal ini dikarenakan beban psikologi pada wanita hamil, lebih banyak pada usia kehamilan trimester III dibanding usia kehamilan trimester I dan II. Menurut peneliti hal ini dikarenakan pada ibu hamil trimester I dan II kecemasan masih dalam



batas fisik yang menyebabkan



ketidaknyamanan selama kehamilan, sedangkan trimester III sudah sangat dekat dengan persalinan, selain yang dirasakan ketidaknyamanan fisik namun ditambah dengan dekatnya masa persalinan yang merupakan hal yang membuat ibu semakin memiliki beban psikologis yang berat, terlebih kalau ibu tersebut tidak menyiapkan psikologisnya dalam menghadapi persalinan. 6.1.3 Gestasi Hasil penelitian mendapati bahwa sebagian besar responden merupakan primigravida(57%%), namun, hasil penelitian Debora, 2013 mendapati hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kecemasan antara ibu hamil primigravida dan multigravida. Hal ini dikarenakan kecemasan pada kehamilan yang dialami oleh primipara maupun multipara dipengaruhi juga oleh faktor biologis yaitu berfluktuasinya hormon kehamilan dan faktor stressor dari luar yang mendukung cemasnya ibu saat hamil.



Maka menurut peneliti, hasil penelitian tersebut dapat dipengaruhi oleh bias dari beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan selama kehamilan itu



sendiri. 6.1.4. Pendidikan Hasil



penelitian



menunjukkan



bahwa



sebagian



besar



responden



berpendidikan tinggi(66%). Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pendidikan merupakan faktor predisposisi atau faktor pemudah yang mempengaruhi perilaku seseorang. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap pengetahuannya mengenai kesehatan dan perilaku hidup sehat. Dalam penelitian Asri, 2014 didapati hasil bahwa terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan kecemasan ibu hamil. Tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek sosial yang dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam merespon terhadap sesuatu yang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan repon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan tidak mampu menghadapi suatu tantangan dengan rasional37 sebaliknya, rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stress, dimana stress dan kecemasan yang terjadi disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut. Maka menurut peneliti pendidikan merupakan salah satu karakteristik yang memiliki pengaruh terhadap kecemasan pada masa kehamilan yang telah didukung oleh teori dan hasil penelitian.



6.1.5. Pengaruh Senam Hamil terhadap kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan Kecemasan pada ibu hamil adalah suatu keadaan psikologis yang unik, namun hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh peningkatan hormon saat kehamilan, dan juga diperburuk oleh stressor dari luar. Hal ini dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak diatasi dengan baik. Menurut penelitian Miguel A. Diego, 2006 mendapati hasil bahwa ibu hamil yang mengalami kecemasan selama kehamilan dapat meningkatkan level kortisol selama kehamilan yang dapat berhubungan dengan rendahnya berat janin6. Menurut Sulastri (2012), senam hamil bermanfaat bagi ibu hamil agar ibu menguasai teknik pernapasan. Teknik pernapasan ini dilatih agar ibu lebih siap menghadapi persalinan. Dengan teknik pernapasan yang baik maka pola napas pada ibu hamil pun menjadi lebih baik dan teratur sehingga dapat memberikan perasaan relaks pada ibu hamil. Relaksasi akan menghambat peningkatan kerja saraf otonom simpatetik, sehingga sistem saraf parasimpatetik yang memiliki fungsi kerja berlawanan dengan saraf simpatetik. Hal ini kemudian dapat menurunkan hormone adrenalin sehingga terjadi penurunan detak jantung, irama napas, tekanan darah, ketegangan otot, tingkat metabolisme dan produksi hormon penyebab stress yang menyebabkan ibu hamil menjadi lebih tenang seiring dengan menurunnya gejala kecemasan.



Ketika tingkat kecemasan pada ibu hamil menurun maka akan memberikan semangat untuk menghadapi proses persalinan pada ibu hamil. (Agustin, 2012). Kemudian pada penelitian Keshavarzi F, 2014 mendapati hasil bahwa ibu hamil yang mengalami kecemasan meningkatkan level kortisol pada darah tali pusat janin dan dapat mengatur pertumbuhan. Menurut penelitian Alfie Ardiana Sari dan Dian Puspitasari, 2016 mendapati hasil bahwa senam hamil dapat membantu ibu hamil dalam mempersiapkan fisik dan psikologis selama persalinan. Hasil penelitian Haryanto, 2015 mendapatkan hasil bahwa senam hamil berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di praktik Bidan Mandiri Kabupaten Boyolali. Senam hamil sangat bermanfaat untuk mengurangi stress atau kecemasan saat kehamilan. Namun, senam hamil bukanlah penyembuhan ajaib yang dapat membebaskan seseorang dari segala bentuk stress, namun senam hamil dapat memperkecil pengaruh stress terhadap individu. Manfaat olahraga sendiri ditemukan dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi, dan juga menunjukkan sebagai antrdepresan dan psikoterapi dalam jangka panjang. Pada hasil analisis bivariate pun didapati perbedaan rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil yang mengikuti senam hamil dengan ibu hamil yang tidak pernah mengikuti senam hamil sebelumnya. Hasil uji mann whitney menunjukkan median kelompok kasus 33,18 dan mean kelompok kontrol 47,33. Dan didapati P value 0,007 (p value =