Alokasi Biaya Departemen Pendukung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 2 PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM ALOKASI BIAYA Biaya bersama adalah biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam output dua, lebih jasa, atau produk. Contoh: upah yang dibayarkan kepada penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda yang diproduksi di pabrik tersebut.  Jenis-Jenis Departemen a. Departemen produksi Secara langsung, departemen produksi bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Departemen produksi secara langsung mengerjakan produk yang diproduksinya. Overhead yang berhubungan dengan departemen produksi secara langsung, seperti perakitan dalam suatu pabrik pembuatan furniture meliputi utilitas, gaji supervisor, dan penyusutan peralatan yang digunakan. b. Departemen pendukung Departemen ini menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan departemen produksi, berhubungan dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut secara tidak langsung, misalnya pemeliharaan, permesinan, personalia, dan penyimpanan.  Pengalokasian Biaya Dari Departemen Ke Produk Biaya departemen pendukung tidak akan dibebankan pada produk karena berdasarkan definisinya, produk tidak pernah melewati Departemen Pendukung. Akan tetapi, biaya penyediaan jasa pendukung adalah bagian dari biaya total produk dan harus dibebankan pada produk. Oleh karena itu, biaya Departemen Pendukung harus dialokasikan ke Departemen Produksi. Langkah-langkah pengalokasian: a. Membagi perusahaan dalam departemen-departemen. b. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen produksi. c. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau departemen produksi. d. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi. e. Menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya untuk departemen produksi. f. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya.  Jenis-Jenis Alokasi Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. Oleh karena itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor penyebab (casual factor)



adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selain itu, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung secara lebih baik. Untuk mengilustrasikan jenis penggerak biaya yang dapat digunakan, pertimbangkanlah tiga departemen pendukung berikut : listrik, personalia, dan penanganan bahan baku. Untuk biaya listrik, dasar alokasi yang logis adalah jam penggunaan listrik yang dapat di ukur dengan meteran terpisah untuk tiap departemen. Jika meteran terpisah tidak ada, jam mesin yang digunakan tiap departemen mungkin akan menjadi penggganti atau pengerak yang baik. Untuk biaya personalia, baik jumlah karyawan departemen produksi maupun penggantian tenaga kerja (contohnya, jumlah tenaga kerja baru) adalah penggerak biaya yang mungkin digunakan. Penanganan bahan baku, jumlah perpindahan bahan, lamanya jam penanganan bahan, dan jumah bahan yang dipindahkan dapat menjadi penggerak biaya.  Tujuan Alokasi Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi, dan akhirnya ke produk tertentu. Tujuan-tujuan utama berikut telah diidentifikasi oleh IMA, : 1. 2. 3. 4. 5.



Memperoleh harga yang disepakati bersama Menghitung profitabilitas lini produk Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian Menilai persediaan Memotivasi para manajer. Penentuan harga yang kompetitif mensyaratkan pemahaman atas biaya. Dengan hanya mengetahui biaya tiap jasa atau produk, perusahaan dapat membuat penawaran yang baik. Jika biaya tidak dialokasikan secara akurat, biaya beberapa jasa bisa terlalu tinggi hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi bisnis. Sebaliknya, penawaran akan terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini jika biaya terlalu rendah dari yang sebenarnya. Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya Departemen Pendukung tidak dialokasikan ke Departemen Produksi, para manajer dapat memberlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Pada kenyataannya, harga marginal sebuah jasa tentu lebih besar dari nol. Mengalokasikan biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi



mendorong para manajer Departemen Produksi untuk mengawasi kinerja Departemen Pendukung.  Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lain Biaya departemen pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui penggunaan tarif pembebanan : 1. Tarif Pembebanan Tunggal Contoh kasus : Suatu perusahaan mengembangkan Departemen Fotokopi Internal untuk melayani tiga Departemen Produksi (Audit, Pajak, dan MAS). Biaya Departemen Fotokopi meliputi biaya tetap sebesar $26.190 pertahun (gaji dan sewa mesin) dan biaya variabel sebesar $0,023 per halaman yang dikopi (kertas dan tinta). Berikut perkiraan penggunaan (dalam jumlah halaman) oleh ketiga departemen tersebut : Departemen Audit Departemen Pajak Departemen MAS Total



94.500 67.500 108.000 270.000



Jika tarif pembebanan tunggal digunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan dikombinasikan dengan perkiraan biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). Biaya total sebesar $32.400 dibagi dengan perkiraan 270.000 halaman yang akan difotokopi untuk mendapatkan tarif sebesar $0,12 per halaman. Jumlah yang dibebankan pada Departemen Produksi semata-mata adalah fungsi dari jumlah halaman yang difotokopi. Anggaplah penggunaan aktual Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen Pajak 65.000 halaman, dan MAS 115.000 halaman. Total beban Departemen Fotokopi akan menjadi seperti ini.



Jumlah Halaman Audit Pajak MAS Total



92.000 65.000 115.000 272.000



x



Beban Per Halaman $0,12 $0,12 $0,12



=



Total Pembebanan $11.040 $7.800 $13.800 $32.640



Perhatikanlah bahwa penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya tersebut merupakan biaya variabel. Bahkan dalam Departemen Produksi, fotokopi benar-benar merupakan biaya variabel. Apakah Departemen Fotokopi memerlukan



$32.640 untuk memfotokopi 270.000 halaman? Tidak, departemen tersebut hanya memerlukan $32.446 [$26.190 + (272.000 x $0,023)]. Jumalah tambahan yang dibebankan adalah akibat dari perlakuan terhadap biaya tetap yang seakan-akan menjadi biaya variabel. Perhatikan bahwa Departemen Fotokopi akan membebankan biaya yang lebih rendah jika jumlah halaman yang dikopi lebih sedikit dari jumlah halaman yang dianggarkan. Misalnya menghitung biaya total yang dibebankan untuk jumlah total 268.000 halaman ($0,12 x 268.000 = $32.160) dan bandingkan dengan biaya yang muncul sebesar $32.354 [$26.190 + (268.000 x $0,023)].  Tarif Pembebanan Ganda Departemen Fotocopy di Hamilton & Barry adalah contoh yang bagus. Kita melihat tariff pembebanan tunggal didasarkan pada jumlah halaman yang di fotocopy. Kemudian, biaya setiap halaman yang difotocopy seolah – olah $0,12. Akan tetapi, angka ini tidak benar. Sebagaian besar biaya Departemen Fotocopy adalah biaya tetap; biaya tersebut tidak disebabkan oleh jumlah halaman yang difotocopy. Biaya yang dikeluarkan untuk upah dan sewa mesin fotocopy per tahun adalah sebesar $26.190. Ketika Hamilton & barry mendirikan Departemen Fotocopy, Hamilton & Barry pasti telah meneliti departemen Audit, Pajak, dan MAS untuk menentukan pemakaian tertinggi bulana setiap departemen. Di asumsikan Departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hamper sama dalam setahun. Dengan kata lain, kedua departemen ini mengantisipasi kebutuhan sebanyak 202.500 (94.500 + 108.000) halaman per tahun dan rata – ratanya akan sebesar 16.875 per bulan. Kareba tidak satu bulan yang penggunaannya lebih tinggi dari bulan lainnya, penggunaan bulanan tertinggi bagi kedua departemen ini juga 16.875 halaman. Akan tetapi, Departemen Pajak mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67.500 halaman tahunan yang dianggarkan, departemen tersebut diperkirakan membutuhkan sepertiganya atau 22.500 halaman dalam bulan april. Oleh karena itu, penggunaan tertinggi dalam satu bulan diperkirakan menjadi 39.375 halaman. Penggunaan inilah yang didsarkan desain ukuran Departemen Fotocopy. Tarif pertama adalah tarif variable untuk tinta dan kertas. Tarif ini dapat dihitung dengan mudah, yaitu sebesar $0,023 per halaman. Tarif kedua adalah tarif untuk biaya tetap sewa peralatan dan upah. Biaya ini dibebankan pada Departemen Produksi berdasarkan pada rencana penggunaan tertinggi Departemen Produksi. Jumlah



Proporsi



Total



Halaman



Penggunaan



Tetap



Tertinggi



Tertinggi



Biaya Jumlah yang Dialokasikan ke



Tiap



Departemen Audit Pajak MAS Total



7.875 22.500 9000 39.375



0,20 0,57 0,23



$26.190 26.190 26.190



$ 5.328 14.928 6.024 $ 26.190



Jumlah yang dibebankan pada Departemen Produksi sekarang adalah fungsi dari jumlah halaman yang difotocopy dan penggunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah penggunaan actual Departemen Audit 92.000 halaman, Pajak 65.000 halaman, dan MAS 115.000 halaman. Total beban Departemen Fotocopy akan menjadi seperti berikut ini Jumlah Audit Pajak MAS Total



Halaman Alokasi Biaya Tetap Total



x50.023 $ 2.116 1.495 2.645 $ 6.256



+



= $ 5.328 14.928 6.024 $ 26.190



Pembebanan $ 7.354 16.423 8.669 $ 32.446



Departemen Fotocopy menjadi sangat berbeda jika dua tariff pembebanan digunakan. Dalam kasus ini, Departemen Pajak menyerap proporsi biaya yagn lebih besar karena penggunaan tertingginya adalah dasar untuk ukuran Departemen Fotocopy. Jumlah yang dibebankan adalah $32.446 sangat dekat dengan biaya actual dalam menjalankan Departemen Fotocopy Dengan dua tariff pembebanan, setiap tarif pembebanan didasarkan pada factor penyebab yang kuat, alokasi biaya pada departemen yang menggunakan tariff pembebanan didasarkan pada jumlah biaya sebenarnya yang dii timbulkan Departemen Pendukung. Akan tetapi, jika perusahaan membagi sumber daya Departemen Pendukung dan factor – factor penyebab secara lebih baik, hal ini hamper mirip dengan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Tarif – tarif pembebanan yang kebih akurat teresbut harus diimbangi dengan biaya untuk menetapkan dan menerapkan tarif tersebut. Seperti biasanya, perusahaan harus mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.  Penggunaan Yang Dianggarkan Versus Penggunaan Aktual Terdapat dua alasan dasar pengalokasian biaya depertemen pendukung. Alasan pertama adalah menghitung biaya produk yang diproduksikan. Dalam kasus ini biaya



depertemen pendukung yang dianggarkan dialokasikan ke depertemen produksi sebagai langkah awal dalam pembentukan tarif overhead. Ingatlah, tarif overhead dihitung pada awal periode ketika biaya aktual belum diketahui. Jadi biaya yang dianggarkan harus digunakan. Para manajer depertemen pendukung dan produksi biasanya bertanggung jawab atas kinerja unit mereka. Kemampuna ini biasanya diukur dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya yang direncanakan atau dianggarkan. Jika biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan, departemen tersebut mungkin beroperasi secara tidak efisien dengan perbedaan antara dua biaya tersebut sebagai ukuran ketidakefisiensian. Jika biaya aktual lebih kecil dari biaya yang dianggarkan, unit tersebut mungkin dioperasikan secara efisien. Ketika alokasi dilakukan untuk tujuan menganggarkan biaya departemen produksi, biaya yang digunakan tentu adalah biaya depertemen pendukung yang dianggarkan. Dalam sebuah pabrik manufaktur, alokasi biaya depertemen pendukung yang dianggarkan ke depertemen produksi akan mendahului perhitungan tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu.  Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan menggunakan metode langsung maka alokasi biaya departemen pendukungnya hanya dialokasikan ke departemen produksi. Perusahaan sebenarnya memiliki beberapa departemen pendukung yang saling berinteraksi. Diantaranya ; personalia dan kafetaria yang saling melayani selain di departemen pendukung itu sendiri dan



juga di departemen



produksi Dalam menetapkan metode yang digunakan untuk mengalokasikan suatu biaya pada departemen pendukung, perusahaan harus menentukan besar interaksi antar departemen pendukung dan harus menimbang antara biaya dan manfaat yang saling berhubungan dalam hal pengalokasian biaya.  Metode Alokasi Langsung Ketika perusahaan mengalokasikan biya depertemen pendukung hanya ke depertemen produksi, mereka menggunakan metode metode biaya langsung. Metode biaya langsung adalah metode yang paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasiakan biaya depertemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan secara langsung ke depertemen produksi sesuai proporsi pengggunaan jasa depertemen tersebut. Biaya tetap juga dialokasikan secara langsung ke depertemen produksi, tetapi sesuai dengan proporsi kapasitas normal atau praktis depertemen produksi.  Metode Alokasi Berurutan



Metode alokasi berurutan mengakui adanya interaksi antar Departemen Pendukung, tetapi tidak sepenuhnya mengakui interaksi tersebut. Dan biasanya Departemen Pendukung ditentukan dengan me-ranking sesuai urutan jumlah pelayanan yang diberikan dari urutan terbanyak hingga yang paling sedikit. Tingkat pelayanan biasanya diukur dengan biaya langsung tiap Departemen Pendukung, dimana departemen yang dengan biaya tertinggi dianggap sebagai pemberi layanan terbaik. Dalam metode alokasi berurutan ini, setelah biaya Departemen Pendukung dialokasikan pada semua Departemen Pendukung dibawahnya secara berurutan dan semua departemen produksi, biaya ini tidak akan pernah lagi menerima alokasi berikutnya dari Departemen Pendukung lain. Dalam arti, biaya dari Departemen Pendukung tidak pernah dialokasikan ke Departemen Pendukung diatasnya. Biaya yang dialokasikan dari Departemen Pendukung adalah biaya langsung ditambah biaya yang diterimannya dari alokasi Departemen Pendukung lainnnya. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen yang bersangkutan.  Metode Alokasi Timbal Balik Dalam metode ini, pemakaian suatu departemen pendukung oleh departemen menentukan biaya total tiap departemen pendukung yang biaya totalnya mencerminkan interaksi antar departemen pendukung. Metode ini memperhitungkan semua interaksi antar departemen pendukung Biaya total departemen pendukung Untuk menentukan biaya total departemen pendukung agar mencerminkan iteraksi dengan departemen pendukung lainnya., suatu system persamaan linear yang simultan harus dipecahkan. Setiap persamaan yang merupakan suatu persamaan biaya



bagi sebuah



departemen pendukung, didefinisikan sebagai jumlah biaya langsung departemen ditambah proporsi jasa yang diterima dari departemen pendukung lainnya.



Biaya total = Biaya langsung + Biaya yang dialokasikan



Alokasi ke departemen produksi



Setelah biaya total tiap departemen pendukung diketahui, alokasi ke departemen produksi dapat dilakukan. Alokasi ini berdasarkan pada proporsi output yang digunakan tiap departemen produksi. Dari metode-metode yang sudah ada dapat kita bandingkan. Manajer departemen perakitan tentu akan lebih menyukai metode langsung, sedangkan manajer departemenperakitan akan menyukai metode berurutan. Karena metode alokasi dapat memepengaruhi tanggung jawab manajer atas biaya, akuntan harus memahami berbagai konsekuensi yang ditimbulkan. Mempertahankan perpektif biaya manfaat dalam pemilihn metode alokasi merupakan hal yang penting. Akuntan harus menimbang manfaat alokasi yang lebih baik dibandingkan dengan peningkatan biaya karena penggunaaan metode yang secara teoritis lebih disukai seperti metode timbal balik.  Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Harga Pokok Produk Setelah mengalokasikan semua biaya pendukung ke departemen produksi, tarif overhead dapat dihitung untuk setiap departemen. Tarif ini dihitung dengan menambahkan biaya departemen pendukung yang dialokasikan dengan biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri ke departemen produksi dan membagi jumlah total ini dengan berbagai ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Sebagian besar akurasi biaya produk bergantung pada akurasi pembebanan biaya overhead, sebaliknya akurasi pembebanan biaya overhead tergantung pada tingkat korelasi antara factor yang digunakan untuk mengalokasikan biaya jasa ke departemen dan factor yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead departemen ke produk. Untuk memastikan keakuratan biaya produk, perhatian yang besar harus diberikan dalam pengidentifikasikan dan penggunaan faktor-faktor penyebab pada kedua tahap pembebanan overhead.  Alokasi Biaya Patungan Produk Patungan (Join Products) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simulatan dengan proses yang sama pada titik pemisahan. Titik Pemisahan (Split Of Point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi. Contoh : minyak dan gas alam adalah produk patungan. Ketika suatu perusahaan mengebor minyak, perusahaan tersebut juga akan mendapatkan gas alam. Biaya eksplorasi perolehan hak atas mineral, dan pengeboran terjadi pada awal hingga titik pemisahan.



Akuntansi untuk Biaya Proses Patungan Akuntansi untuk seluruh biaya patungan dari produksi (bahan baku langsung,tenaga kerja langsung dan overhead) tidak berbeda untuk akuntansi untuk produk secara umum. Alokasi dari biaya patungan ke setiap produk adalah sumber kesulitannya. Alokasi harus dilakukan untuk tujuan pajak penghasilan dan pelaporan keuangan (untuk menilai persediaan yang dimasukkan ke neraca dan menentukan laba) Berbagai metode digunakan untuk



mengalikasokan biaya patungan. Metode ini



mencakup unit fisik,nilai penjualan saat pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan. Metode Unit Fisik Berdasarkan metode unit fisik (physical units methods), biaya patungan didistribusikan ke produk berdasarkan ukuran fisik. Ukuran fisik ini biasa dinyatakan dalam unit seperti pon, ton, gallon, kaki persegi, berat atom, atau suhu. Secara perhitungan metode unit fisik mengalokasikan ke setiap produk patungan proporsi yang sama dari biaya patungan unit yang mendaasarinnya. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan (sales value at split off method) mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada nilai penjualan pada titik pemisahan. Berdasarkan metode ini semakin tinggi nilai pasar,semakin besar bagian dari biaya patungan yang dibebankan terhadap produk tersbut. Asalkan harga saat pemisahan stabil atau fluktuasi harga dari berbagai produk disinkronisasi (tidak harus pada jumlahnya, tetapi juga bisa pada tingkat perubahan), biaya yang dialokasikan akan tetap konstan. Metode Nilai Bersih yang dapt Direalisasikan Ketika nilai pasar digunakan untuk mengalokasikan biaya patungan , harus menggunakan nilai pasar saat titik pemisahan. Akan tetapi, harga pasar untuk produk tertentu terkadang tidak ada yang tersedia saat titik pemisahan. Tentukan nilai penjualan hipotesis untuk setiap produk bersama dengan pengurangan semua biaya pemrosesan yang dipisahkan dari nilai pasar akhir, metode nilai bersih yang



dapat direalisasikan bisa digunakan untuk memproratakan biaya patungan berdasarkan bagian dari setiap produk atas nilai penjualan hipotesis. Produk Sampingan Proses produksi patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan. Produk patungan atau utama memiliki nilai penjualan yang relative signifikan. Produk sampingan memiliki nilai penjualan yang relative kurang signifikan.Produk sampingan umumnya tidak dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dimasukkan dalam pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai kredit untuk barang dalam proses dari produk utama.



KESIMPULAN Departemen pendukung merupakan salah satu departemen yang dibutuhkan dalam sebuah perusahaan karena departemen pendukung melaksanakan aktifitas yang berhubungan dengan produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan secara tidak langsung dalam proses pembebanan biaya produk atau jasa. Biaya departemen pendukung tidak akan dibebankan pada produk karena berdasarkan definisinya, produk tidak pernah melewati Departemen Pendukung. . Akan tetapi, biaya penyediaan jasa pendukung adalah bagian dari biaya total produk dan harus dibebankan pada produk atau jasa. Oleh karena itu, biaya Departemen Pendukung harus dialokasikan ke Departemen Produksi.Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. Oleh karena itu, biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor penyebab (casual factor) adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selain



itu, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung secara lebih baik.Beberapa metode alokasi biaya departemen pendukung yang bisa menjadi alternatif antara lain metode alokasi langsung, metode alokasi berurutan, dan metode alokasi timbal balik