Amoxicillin [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ratna
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Amoxicillin a. Sediaan b. Dosis



:250 mg , 500 mg ; 125 mg/ 5 ml :







dosis lazim dewasa untuk Actinomycosis : 500 mg 3 x sehari secara oral atau 875 mg 2 x sehari secara oral. Pengobatan dilakukan selama 6 bulan.







dosis lazim dewasa untuk pencegahan bakterial endokarditis : 2 gram secara oral, diberikan 2 jam sebelum dilakukan prosedur operasi.







Dosis lazim dewasa untuk pengobatan infeksi klamidia : 500 mg 3 x sehari secara oral selama 7 hari.







Dosis lazim dewasa untuk cystitis,infeksi saluran kemih: 250-500 mg 3 x sehari secara oral selama 3-7 hari.







Dosis lazim dewasa untuk infeksi Helicobacter pylori : 1 gram 2-3 x sehari selama 14 hari. Pengobatan dilakukan secara kombinasi dengan metronidazol dan bismuth subsalicylate atau dengan klaritromisin dan proton-pump inhibitor seperti omeprazole atau lansoprazole.







Dosis lazim dewasa untuk lyme disease-Arthritis, lyme disease-carditis : 500 mg 3 x sehari secara oral selama 14-30 hari.







Dosis lazim untuk otitis media,sinusitis: 250-500 mg 3 x sehari selama 10-14 hari.







Dosis lazim dewasa untuk infeksi kulit,jaringan lunak,saluran pernafasan atas, bronchitis,pneumonia: 250-500 mg 3 x sehari selama 7-10 hari.







dosis lazim dewasa untuk tonsilitis / faringitis : Immediate-release : 250-500 mg 3 x sehari secara oral 7-10 hari. Extended-release : 775 mg 1 x sehari secara oral selama 10 hari. Obat diberikan 1 jam setelah makan.







Dosis lazim anak untuk pencegahan endokarditis :50 mg/kg BB secara oral. Pemberian dilakukan 1 jam sebelum prosedur operasi dilakukan.







Dosis lazim anak untuk otitis media : Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam. Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.







Dosis lazim anak untuk infeksi kulit dan jaringan lunak :



Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam. Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam. 



Dosis lazim untuk infeksi saluran kemih : Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam. Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam.







Dosis lazim anak untuk pneumonia : 40-50 mg/kg BB/hari secara oral, dibagai dalam 2-3 x dosis setiap 8 jam.







Dosis lazim anak untuk tonsilitis/faringitis : Usia 4 minggu – 3 bulan : 20-30 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 12 jam. Usia 4 bulan – 12 tahun : 20-50 mg/kg BB/hari dalam 2-3 x dosis terbagi setiap 8-12 jam. Usia > 12 tahun : Immediate-release : 250-500 mg 3 x sehari secara oral 7-10 hari. Extended-release : 775 mg 1 x sehari secara oral selama 10 hari. Obat diberikan 1 jam setelah makan.



c. Indikasi : 1) Kegunaan amoksisilin (Amoxicillin) adalah untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman yang peka terhadap amoksisilin (Amoxicillin) seperti otitis media akut, faringitis yang disebabkan streptococcus, pneumonia, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi Salmonella, Lyme disease, dan infeksi klamidia. 2) amoksisilin (Amoxicillin) juga digunakan untuk mencegah endokarditis yang disebabkan bakteri pada orang-orang berisiko tinggi saat perawatan gigi, untuk mencegah infeksi oleh Streptococcus pneumoniae dan infeksi bakteri lainnya. 3) amoksisilin (Amoxicillin) sangat umum digunakan untuk infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi saluran kemih, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak. d. Kontra indikasi amoksisilin (Amoxicillin) harus dihindari pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitifitas pada amoksisilin (Amoxicillin) dan antibiotik betalaktam lainnya seperti penisillinum dan cephalosporin.



2. Ciprofloxacin a. Sediaan : 250 mg , 500 mg b. Dosis : 1) Untuk infeksi saluran kemih : - Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari - Berat : 2 x 500 mg sehari - Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari 2) Untuk infeksi saluran cerna : - Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari 3) Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak : - Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari - Berat : 2 x 750 mg sehari - Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka pemberian tidak boleh kurang dari2 x 750 mg sehari - Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi separuh bila diberikan 2 x sehari. - Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit. Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang. c. Indikasi : Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada : - Saluran kemih termasuk prostatitis,Uretritis dan serpisitis gonore. - Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid. - Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus . - Kulit dan jaringan lunak. - Tulang dan sendi.



d. Kontra Indikasi: 1) Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya 2) tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan. 3) Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut 4) Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.



3. Levofloxacin a. Sediaan



:-



Tablet : 250 mg, 500 mg Vial: 5 mg/ml, 100 ml



b. Dosis : 1) Per Oral (diminum): - Sinusitis akut: 500 mg/hari selama 10 – 14 hari. - Bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut: 250 – 500 mg perhari selama 7 – 10 hari. - Pneumonia komuniti: 500 mg satu atau dua kali sehari selama 7 – 14 hari. - Infeksi saluran kemih terkomplikasi: 250 mg perhari selama 7 – 10 hari (3 hari pada infeksi tanpa komplikasi). - Prostatitis kronik: 500 mg selama 28 hari. - Infeksi kulit dan jaringan lunak lainnya: 250 mg perhari atau 500 mg satu sampai dua kali perhari selama 7 – 14 hari. 2) Melalui infus intravena (minimal 60 menit untuk 500 mg): - Pneumonia komuniti: 500 mg, satu sampai dua kali sehari. - Infeksi saluran kemih dengan komplikasi: 250 mg perhari. - Infeksi kulit dan jaringan lunak lainnya: 500 mg 2 kali sehari. c. Indikasi : Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap Levofloxacin, seperti : - Sinusitis maxilaris akut - Eksaserbasi akut bronkitis kronik - Community acquired pneumonia - Infeksi saluran kemih terkomplikasi - Prostatitis kronik - Infeksi kulit dan jaringan kulit yang tidak terkomplikasi. d. Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap levofloxacin, antimikroba golongan kuinolon dan komponen dari obat ini.



4. Metronidazole a. Sediaan : 250 mg , 500 mg b. Dosis : 1) Trikomoniasis: Pasangan seksual dan penderita dianjurkan menerima pengobatan yang sama dalam waktu bersamaan. Dewasa : Untuk pengobatan 1 hari : 2 g 1 kali atau 1 gram 2 kali sehari. Untuk pengobatan 7 hari : 250 mg 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut. 2) Amebiasis: Dewasa : 750 mg 3 kali sehari selama 10 hari. Anak-anak : 35 - 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3, selama 10 hari. 3) Giardiasis: Dewasa : 250 - 500 mg 3 kali sehari selama 5 - 7 hari atau 2 g 1 kali sehari



selama 3 hari. Anak-anak: 5 mg/kg BB 3 kali sehari selama 5-7 hari. c. Indikasi : 1) Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. 2) Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh E. histolytica. 3) Sebagai obat pilihan untuk giardiasis. d. Kontra Indikasi :Penderita yang hipersensitif terhadap metronidazole atau derivat nitroimidazol lainnya dan kehamilan trimester pertama. 5. Cotrimoxazole (antibiotik yang merupakan kombinasi Sulfamethoxazole dan Trimethoprim dengan perbandingan 5 : 1) a. Sediaan :  Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan Sulfamethoxazole 400 mg.  Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800 mg.  Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. b. Dosis :  Bayi usia 6 minggu – 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari.  Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari.  Anak usia 6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari.  Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari. c. Indikasi : 1) Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris. 2) Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. 3) Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. 4) Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei. 5) Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii. 6) Diare yang disebabkan oleh E. coli. d. Kontra indikasi : 1) Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil, wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan 2) Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat. 3) Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan obat-obat golongan sulfonamida. 6. Clindamycin a. Sediaan : 150 mg , 300 mg b. Dosis : 1) Dewasa : Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam 2) Infeksi yang lebih berat 300-450 mg tiap 6 jam 3) Anak-anak : Infeksi serius 8-16 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4 4) Infeksi yang lebih berat 16-20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4 Untuk menghindari kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, maka obat harus ditelan dengan segelas air penuh.



Pada infeksi streptokokus beta hemolitik,pengobatan harus dilanjutkan paling sedikit 10 hari. c. Indikasi : Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh bakteri anaerob, streptokokus, pneumokokus dan stafilokokus, seperti : Infeksi saluran pernafasan yang serius. Infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius. Septikemia. Abses intra-abdominal. Infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin. d. Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap klindamisin dan linkomisin. 7. Griceofulvin a. sediaan b. Dosis



: 125 mg, 500 mg :



Dewasa, pada umumnya 4 kali sehari 1 tablet sudah cukup. Untuk kasus tertentu mungkin diperlukan dosis awal yang lebih tinggi yaitu 8 tablet sehari. Anak-anak, sehari 10 mg/kg BB. Lama pengobatan dilakukan paling sedikit 4 minggu. Untuk kasus tertentu misalnya infeksi kuku, pengobatan dapat berlangsung selama 6 - 12 bulan. Terapi dihentikan sekurang-kurangnya 2 minggu setelah infeksi hilang. c. Indikasi : Untuk pengobatan infeksi jamur (ring-worm) pada kulit, rambut dan kuku yang disebabkan oleh Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton. d. Kontra Indikasi: Pasien yang menderita penyakit porfiria, gangguan sel hati dan pasien yang hipersensitif terhadap griseofulvin. Jangan digunakan pada penderita yang sedang hamil, menyusui dan penderita lupus erythematosus sistemik. 8. Gentamicin a. Sediaan : Tiap gram salep mengandung gentamisina sulfatsetara dengan gentamisina 1 mg. b. Dosis : Oleskan pada lesi kulit 3 - 4 kali sehari. c. Indikasi : Untuk pengobatan infeksi kulit primer maupun sekunder seperti impetigo kontagiosa, ektima, furunkulosis. pioderma, psoriasis dan macam-macam dermatitis lainnya. d. Kontra Indikasi :Alergi terhadap gentamisina. 9. Ketoconazole a. Sediaan b. Dosis



:tab. 200 mg/g ; tube krim 5g :



Tidak boleh digunakan untuk anak dibawah umur 2 tahun. Pengobatan kuratif: Dewasa: - Infeksi kulit, gastrointestinal dan sistemik: 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet (400 mg sehari). - Kandidosis vagina: 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan. Anak-anak: - Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg: 20 mg 3 kali sehari pada waktu



makan. - Anak dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekali sehari pada waktu makan. - Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg sama dengan dewasa. Pada umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua simptom hilang dan sampai kultur pada media menjadi negatif. Pengobatan profilaksis: 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan. Krim : Tinea versicolor oleskan sehari 1 x pada kulit yang terinfeksi.Dermatitis sebaroik : 1-2 x / hr. Lama pengobatan: - Kondidosis vaginal 5 hari. - Mikosis pada kulit yang disebabkan oleh dermatosis: kurang lebih 4 minggu. - Pityriasis versicolor: 10 hari. - Mikosis mulut dan kulit yang disebabkan oleh kandida: 2 - 3 minggu. - Infeksi rambut 1 - 2 bulan. - Infeksi kuku: 3 - 6 bulan, bila belum ada perbaikan dapat dilanjutkan hingga 12 bulan. - Dipengaruhi juga dengan kecepatan pertumbuhan kuku,sampai kuku yang terinfeksi diganti oleh kuku yang normal. - Parakoksidioidomikosis, histoplasmosis, coccidioidomycosis: lama pengobatan optimum 2 - 6 bulan. c. Indikasi : - Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan atau ragi (dermatophytosis, onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis versicolor, pityriasis capitis, pityrosporum, folliculitis, chronic mucocutaneus candidosis), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak dipermukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal. Infeksi ragi pada rongga pencernaan. - Vaginal kandidosis kronik dan rekuren kandidosis. Pada terapi lokal penyembuhan infeksi yang kurang berhasil. - Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, paracoccidioidomycosis, histoplasmosis, coccidioidomycosis, blastomycosis. - Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun (keturunan, disebabkan penyakit atau obat), berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi jamur. Ketoconazole tidak dipenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena itu jamur meningitis jangan diobati dengan oral ketoconazole. d. Kontra Indikasi : - Penderita penyakit hati yang akut atau kronik. - Hipersensitif terhadap ketoconazole atau salah satu komponen obat ini. - Pada pemberian peroral ketoconazole tidak boleh diberikan bersama-sama dengan terfenadin, astemizol, cisaprid dan triazolam. - Wanita hamil. 10. Acyclovir a. Sediaan : 200 mg, 400 mg/tab ; dus 25 tube 5 g. b. Dosis :  Herpes genitalis dewasa sehari 5 x 200 mg, selama 5-10 hari; anak < 2 thn ½ dosis dewasa  Herpes zooster dan Varicella sehari 5 x 800 mg selama 7-10 hari;anak 2-12 thn sehari 4 x 400-800 mg selama 5 hari; anak < 2 thn sehari 4 x 20 mg/kg BB selama 5 hr. c. Indikasi :



-Pengobatan virus herpes simplex pada kulit dan selaput lender, termasuk herpes genitalis inisial dan rekuren. -Pengobatan infeksi herpes zoster dan varicella. d. Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap acyclovir. 11. Thiamphenicol a. Sediaan : 500 mg b. Dosis :  dewasa anak bayi > 2 minggu 50 mg / kg BB / hari dalam 3 – 4 dosis bagi  bayi < 2 minggu dan prematur 25 mg / kg BB / hari dalam 4 dosis. c. Indikasi : tiamfenikol (thiamphenicol) digunakan untuk demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H. influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia, Lympogranulloma psittacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis, infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain.antibiotik ini sangat umum digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih misalnya gonore d. Kontra indikasi 1) tiamfenikol (thiamphenicol) dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf terhadap tiamfenikol (thiamphenicol) dan antibiotik derivat chloramphenicol lainnya. 2) Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati. 3) jangan menggunakan antibiotik ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus. 12. Cloramphenicol a. Sediaan : 250 mg b. Dosis : Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4. Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4. c. Indikasi



:



1) Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya. 2) Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya. d. Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol. Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.