9 0 75 KB
ANALISIS MATERI UNTUK PROBLEM BASED LEARNING
Nama Mahasiswa
: ERLIS YULIDA
Kelompok Mapel
: PAI
Judul Modul
: Struktur Keilmuan PAI
Judul Masalah
: Menurunnya toleransi di Indonesia di tengah kemajemukan bangsa. Komponen
No
Deskripsi 1. Toleransi
yang
semakin
berkurang
di
Indonesia di tengah-tengah kemajemukan bangsa. Identifikasi Masalah (berbasis 1.
masalah yang ditemukan di lapangan)
2. Hilangnya rasa hormat diantara sesama masyarakat. 3. Menuntut ilmu agama semakin ditinggalkan oleh
masyarakat,
terutama
di
kalangan
pelajar, dikarenakan kemajuan teknologi yang membuat agama semakin dilupakan. 1. Perbedaan yang ada di Indonesia, ras, suku, budaya, terutama agama menjadi penyebab toleransi di Indonesia semakin memburuk keadaannya. Penyebab Masalah 2.
(dianalisis) apa yang menjadi akar masalah yang menjadi pilihan masalah)
2. Gaya hidup serta ego dari masyarakat sekarang yang menganggap dirinya selalu benar. 3. Meningkatnya perilaku bully di kalangan pelajar, sehingga toleransi antar sesama semakin dilupakan. 4. Teknologi yang berkembang sekarang ini membuat masyarakat melupakan tugasnya sebagai manusia yang beragama.
3.
-
Al - Qur’an yang merupakan pedoman hidup manusia khususnya untuk orang Islam juga banyak
menyinggung
terkait
moderasi
beragama yang didalamnya adalah ajakan untuk selalu bisa saling menghargai, saling membantu, dan juga saling bertoleransi. Diantara surat - surat dalam Al-Qur’an yang membahas tentang hal tersebut, salah satunya adalah surat Al-Baqarah ayat 143 yang
Solusi
berbunyi: ك َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو َسطًا لِّتَ ُكوْ نُوْ ا ُشهَد َۤا َء َ َِو َك ٰذل
1. Dikaitkan dengan teori/dalil yang relevan
ۤ َاس َويَ ُك[[وْ ن َ َِو َك ٰذل ِ َّك َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو َسطًا لِّتَ ُكوْ نُوْ ا ُش [هَدَا َء َعلَى الن ال َّرسُوْ ُل َعلَ ْي ُك ْم َش[ ِه ْيدًا ۗ َو َم[[ا َج َع ْلنَ[[ا ْالقِ ْبلَ[ةَ الَّتِ ْي ُك ْنتَ َعلَ ْيهَ[[ٓا اِاَّل
2. Sesuaikan dengan langkah/prosedur yang sesuai
ْ َّس[[[وْ َل ِم َّم ْن يَّ ْنقَلِبُ ع َٰلى َعقِبَيْ[[[ ۗ ِه َواِ ْن َك[[[ان َت ُ لِنَ ْعلَ َم َم ْن يَّتَّبِ[[[ ُع الر هّٰللا هّٰللا ُض ْي َع اِ ْي َمانَ ُك ْم ۗ اِ َّن ِ لَ َكبِ ْي َرةً اِاَّل َعلَى الَّ ِذ ْينَ هَدَى ُ ۗ َو َما َكانَ ُ لِي هّٰللا ٌ ْاس لَ َرءُو َّح ْي ٌم ِ فر ِ ََّ بِالن
dengan masalah yang akan dipecahkan
Artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan
kamu
(umat
Islam)
”umat
pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia
dan
agar
Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu -
Ayat di atas secara gambalang menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia untuk mempunyai sifat moderat atau pertengahan. Boleh mempunyai dan mempercayai suatu keyakinan seorang
namun yang
tidak
terlalu
lantas
menjadi
fanatis
dengan
kepercayaan tersebut. Terlebih lagi jika kemudian karena kefanatisannya membuat menjadi antipati kepada keyakinan orang lain
yang malah akan menimbulkan perpecahan dan juga permusuhan. Selain itu ada ayat lain di dalam Al-Qur’an yang juga bisa menjadi pegangan kehidupan kita bermasyarakat agar dalam menjalani sebuah langkah kehidupan semuanya berjalan damai dan seimbang. Dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 40 yang berbunyi: ك اَ ْعلَ ُم َ َُّو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يُّْؤ ِمنُ بِ[ ٖ[ه َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن اَّل يُ [ْؤ ِمنُ بِ[ ٖ ۗ[ه َو َرب َبِ ْال ُم ْف ِس ِد ْين Artinya: “Dan di antara mereka ada orangorang yang beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak
beriman
kepadanya.
Sedangkan
Tuhanmu lebih mengetahui tentang orangorang yang berbuat kerusakan”. -
Dalam ayat tersebut bisa dipahami bahwa tidak semua orang memegang keyakinan yang sama. Ada yang beriman kepada Allah dan ada juga yang beriman kepada selain Allah. Kemudian dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah lebih mengetahui manusia yang berbuat kerusakan. Maksudnya adalah tidak diperbolehkan menilai orang dari keyakinannya saja karena bisa saja penolakan atas keimanan terhadap Al-Qur’an itu bukan berdasarkan keyakinan yang kukuh karena pemahamannya tetapi adalah karena hanya ikut - ikutan saja atau bahkan bisa jadi orang
yang sebenarrnya menolak atas keyakinan terhadap Al-Qur’an hanya keluar di mulut saja
dan
dalam
hati
kecilnya
terbesit
keyakinan yang benar terhadap Al-Qur’an. Intinya, keberagaman yang ada ini, bukanlah menjadi persoalan yang lantas kemudian menjadikan
timbulnya
perpecahan
dan
permusuhan, namun heterogenitas ini malah mejadi sebuah keyakinan dan keniscayaan yang utuh bahwa perbedaan akan menjadi rahmat bagi orang - orang yang mampu memahami. -
Sebagai masyarakat yang bersifat majemuk, masyarakat Indonesia tentu sangat perlu memaksimalkan
interaksi
maupun
komunikasi dengan baik yang tujuannya adalah menumbuhkan sikap hubungan yang baik dan juga rasa toleransi antar satu dengan yang lainnya. Perbedaan Agama, budaya, bahasa, maupun suku yang ada bukan menjadi persoalan untuk kemudian timbulnya gesekan namun justru membuat keterikatan emosional akan lebih kuat karena yang menjadi acuan adalah Kesatuan dan keutuhan Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI). Jika tidak dilandasi dengan rasa kasih sayang perbedaan yang ada ini akan menjadi perpecahan antar umat bergama. Dengan
demikian,
bahwa
konflik
dan
perbedaan yang terjadi bisa teratasi jika setiap dari kita saling menjunjung tinggi sikap
moderasi beragama. -
Dalam prakteknya, moderasi beragama yang dilakukan di tengah masyarakat adalah : 1)
Pengajian
di
masjid-mesjid
lebih
ditingkatkan. 2)
Saling menghargai perbedaan yang ada di sekitar.
3)
Pentingnya belajar agama dimulai sejak dini dan menanamkan sikap dan budi pekerti yang baik terhadap generasi anak bangsa.
4)
Pendalaman
agama
di
bulan
Ramadhan 5)
Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
6)
Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang sangatlah penting dalam mendidik dan mengarahkan siswa agar menjadi generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt..