Analisis Karakteristik Dan Pengembangan Obyek Wisata Di Wilayah Kabupaten Jombang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 9 MATA KULIAH GEOGRAFI PARIWISATA



Analisis Pengembangan Obyek Wisata di Wilayah Kabupaten Jombang Erfina Yulia Rahmawati1, Drs. I Komang Astina, M.S Ph.D 1 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia [email protected], [email protected] Abstract Jombang Regency is an area that has a lot of tourism potential, one of which is in Wonosalam District. This district has a variety of tourism potential, both natural and artificial. This can be seen through the characteristics, problems, SWOT analysis, along with the impacts that occur in the tourism development process. To explain further, this article was compiled using a qualitative method which in its data analysis used various supporting sources such as ebooks, journals, and articles. The data analysis technique used is data collection from various sources, data processing, data presentation in the form of discussion, and drawing conclusions Keyword : tourism, characteristics, impact Abstrak Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak potensi pariwisata, salah satunya berada di Kecamatan Wonosalam. Kecamatan ini memiliki beragam potensi wisata baik alam maupun buatan. Hal tersebut dapat dilihat melalui karakteristik, permasalahan, analisis SWOT, beserta dampak yang terjadi pada proses pengembangan pariwisata tersebut. Untuk menjelaskan lebih lanjut, artikel ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif yang dalam analisis datanya menggunakan berbagai sumber pendukung seperti ebook, jurnal, dan artikel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data dari berbagai sumber, pengolahan data, penyajian data berupa pembahasan, serta penarikan kesimpulan Keyword : pariwisata, karakteristik, dampak 1. Pendahuluan Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang didukung dengan berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Pariwisata ini biasana memberikan jasa hiburan bagi pengunjung atau mewujudkan suatu rasa ingin tahu serta memberikan sebuah wawasan terhadap anak-anak sampai dewasa pula. Pada umumnya terdapat banyak daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang cukup berpotensial untuk dikembangkan menjadi tempat kepariwisataan serta memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu pariwisata yang dapat dikembangkan sehingga dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satunya berada di daerah Kabupaten Jombang. Suatu pengembangan pariwisata ditujukan untuk memperkenalkan, melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata dalam



pembangunan dengan tetap memperhatikan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Pengembangan pariwisata harus didasari oleh situasi kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian suatu tujuan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat serta adanya sistem berkelanjutan pada daya dukung lingkungan pada masa mendatang. Oleh karena itu, perlu diadakan strategi pengembangan pariwisata yang tepat supaya dapat menarik wisatawan untuk datang ke wisata tersebut. Potensi pariwisata di Kabupaten Jombang sangat potensial untuk dilakukan pengembangan, baik ditinjau dari karakteristiknya, permasalahan lingkungannya yang di sekitar obyek wisata, analisis SWOT, dan lain-lain. Karena pada dasarnya pariwisata merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat daerah atau pemerintah daerah. Dari adanya latar belakang tersebut, artikel ini akan membahas tentang pengembangan pariwisata yang berada di wilayah Kabupaten Jombang dengan dilihat dari karakteristik aktivitas pariwisata, potensi obyek wisatanya, permasalahan lingkungan apa saja yang terjadi di sekitar obyek wisatanya, analisis SWOT yang digunakan untuk membantu proses pengembangan pariwisata di Kabupaten Jombang, serta bagaimana dampak-dampak dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat setelah adanya potensi pariwisata tersebut. Tujuan dari artikel ini adalah supaya para pembaca dapat mengetahui terkait potensi, karakteristik, dan dampak apa saja yang dapat mempengaruhi pengembangan pariwisata di Kabupaten Jomabang, sehingga dengan adanya pengembangan potensi salah satunya di bidang pariwisata tersebut, Kabupaten Jombang diharapkan dapat mampu mengurangi tingkat urbanisasi, mengurangi tingkat pengangguran, serta meningkatkan keuntungan dalam bidang ekonomi di wilayah tersebut. 2. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun artikel ini adalah metode kualitatif yang mana dalam penyusunannya dilakukan dengan menganalisis dari berbagai sumber pendukung seperti ebook, jurnal, dan artikel. Hal tersebut termasuk dalam cara pengumpulan data yang secara ilmiah sebagai metode studi pustaka. Dengan adanya metode tersebut kemudian dikembangkan melalui pendekatan analisis kualitatif yang dapat dilakukan untuk memperoleh data serta mengembangkan teori yang secara deskripsi terkait dengan realita yang berada di Kabupaten Jombang. Dengan adanya penjelasan metode diatas maka teknik analisis data yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah pengumpulan data dari berbagai sumber, pengolahan data, penyajian data berupa pembahasan, serta penarikan kesimpulan



2



3. Hasil dan Pembahasan 2.1 Karakteristik Aktivitas Pariwisata di Kabupaten Jombang Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak potensi pariwisata, salah satunya berada di Kecamatan Wonosalam. Kecamatan ini memiliki beragam potensi wisata baik alam maupun buatan. Hal tersebut dikarenakan lokasi ini berada di daerah dataran tinggi yaitu di wilayah kaki Gunung Anjasmara dengan ketinggian mencapai 500 sampai 600 meter diatas permukaan laut. Kecamatan Wonosalam bisa dibilang sebagai daerah administrative Jombang yang dikelilingi daerah pegunungan. Kecamatan ini juga memiliki kawasan hutan yang dapat membuat suasana disekitar menjadi lebih sejuk. Hutan tersebut sebenarnya dikelola oleh Dinas Perhutani, namun pada saat ini Karang Taruna desa setempat telah mengambil alih untuk dikelola dan dijadikan sebagai objek wisata. Obyek Wisata yang berada di Kabupaten Jombang sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan karena lokasinya yang dekat dengan wisata yang satu dengan lainnya seperti Wisata Hutan Pinus, Wonosalam Training, kebun rojo, alun-alun kota dan Wisata Kampung Djawi yang dikenal sebagai tempat outbond atau sarana edukasi. Selain dekat dengan objek wisata yang lainnya, ada beberapa faktor yang membuat lokasi disini menjadi daya tarik utama di Kabupaten Jombang, yaitu banyaknya obyek wisata di Jombang yang memiliki keindahan yang dapat dilihat dari sisi alamnya, seperti suasana panorama alam yang terlihat indah dan asri, memiliki hawa yang sejuk dan nyaman, serta suasana yang tenang dengan ditambah dengan adanya aliran air yang jernih mengalir secara alami disetiap lokasi wisatanya. 2.2 Obyek Wisata di Kabupaten Jombang Objek wisata di Kabupaten Jombang tentunya banyak sekali diantaranya : Objek Wisata Banyu Mili Objek Wisata Banyu Mili yang terletak di Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan karena lokasinya yang dekat dengan Wisata Hutan Pinus, Wonosalam Training, dan Wisata Kampung Djawi yang dikenal sebagai tempat outbond atau sarana edukasi. Selain dekat dengan objek wisata yang lainnya, ada beberapa faktor yang membuat lokasi ini menjadi daya tarik utama di Kabupaten Jombang, yaitu keindahan alamnya yang memiliki suasana panorama alam yang terlihat indah dan asri, memiliki hawa yang sejuk dan nyaman, serta suasana yang tenang dengan ditambah adanya aliran air yang jernih mengalir secara alami di lokasi wisata ini.



3



Untuk mencapai lokasi wisata ini tidak terlalu sulit, karena akses jalannya sangat lancar, dan dapat dilewati oleh berbagai jenis kendaraan mulai dari motor, mobil, maupun bus dapat melewati jalanan tersebut dengan mudah. Selain itu dengan kondisi jalanan yang aman dan nyaman, seperti jalanan di sekitar lokasi pegunungan dapat terlihat cukup terkelola dengan baik serta adanya papan petunjuk di sepanjang jalan membuat para wisatawan seakan diberitahu secara perlahan supaya tidak tersesat ketika menuju lokasi objek wisata tersebut. Selain mudahnya lokasi tersebut diakses, Fasilitas yang memadai juga merupakan faktor lokasi ini banyak diminati oleh wisatawan. Wisata Banyu Mili Wonosalam memiliki luas lahan kurang lebih sekitar 2,5 ha dengan 70-75% terdapat berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh wisatawan seperti; ruang indoor yang dapat berupa gazebo atau pendopo dengan kapasitas maksimum 40 orang yang biasanya digunakan sebagai ruangan karaoke atau bersantai lainnya. Selain adanya ruangan indoor, terdapat fasilitas yang cukup memadai lainnya seperti tempat ibadah (mushola), tempat makan atau kantin dan terdapat spot lokasi yang dapat digunakan untuk berfoto seperti rumah hobbit, perahu danau buatan, taman kelinci, serta wahana hammock yang tentunya dapat memberikan kesan santai ketika akan menikmati keindahan alam di sekitar. Di tempat wisata ini juga terdapat Sungai Wonosalam yang aliran airnya cukup jernih dengan panjang sungai sekitar kurang lebih 500 meter dan lokasi ini digunakan sebagai tempat pengenalan hewan-hewan sungai, penelitian, atau untuk kegiatan outbound seperti susur sungai. Untuk memasuki objek wisata ini, wisatawan akan diarahkan ke tempat pembayaran tiket masuk. Wisatawan hanya perlu membayar Rp 5.000,-/orang supaya bisa menikmati pemandangan serta wahana yang berada di objek wisata ini. Harga tiket ini tergolong cukup terjangkau baik dari kalangan remaja maupun dewasa. Taman Tirta Wisata Keplak Sari Selain objek wisata Banyu Mili, terdapat objek wisata yang berlokasi di Nglungge, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang yang juga cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan yaitu Taman Tirta Wisata Keplaksari. Wisata Keplaksari merupakan salah satu wisata berupa taman dengan dilengkapi oleh berbagai fasilitas berupa taman ruang terbuka hijau, kolam renang, kolam pemacingan, lapangan tenis, serta replica atau kerajinan berupa bentuk hewan yang berasal dari koran, kreatifitas dari ban bekas, dan lain-lain. Selain itu, dibeberapa acara kesenian tertentu, lokasi wisata ini dijadikan sebagai tempat pagelaran seni seperti seni Ludruk. Wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dikarenakan lokasinya yang cukup menarik karena memang lokasinya terletak di pinggir jalan raya namun untuk kebersihan disekitar taman cukup membuat wisatawan yang berkunjung merasa nyaman. Tempat taman terbukanya yang cukup luas membuat wisatawan dapat menggunakannya sebagai tempat outbond atau camping baik bersama teman, sahabat, atau keluarga. Di dalam taman ini 4



juga mengandung unsur sejarah baik berdirinya taman kebon ratu dan kebon rojo atau sejarah pesawat tempur yang ada di tempat wisata tersebut. Selain itu, wisatawan yang masih berusia balita tentunya dapat mengenal hewan tanpa adanya rasa takut karena di tempat ini terdapat puluhan patung hewan yang ukurannya sesuai dengan besarnya ukuran hewan sebenarnya. Patung-patung tersebut terbuat dari bahan daur ulang sehingga lokasi ini menerapkan konsep ramah lingkungan atau eco green. Disamping itu terdapat danau buatan beserta dermaga yang memiliki ukuran sedang dan dipenuhi oleh ikan hias air tawar sehingga lokasi ini cukup menarik untuk dikunjungi. Taman keplak sari dibangun dengan tujuan mengembangkan potensi lokasi tersebut serta menyediakan area untuk jogging track beserta media untuk pengenalan sosial dan alam bagi anak-anak. Fasilitas di tempat wisata ini terbilang cukup lengkap, mulai dari kamar mandi, mushola, tempat makan, spot foto, lokasi parkir yang cukup luas dan menjamin keamanan kendaraan wisatawan dan lain-lain. Wisata Sumber Biru Wisata yang tidak kalah menariknya dari wisata-wisata lain yang berada di Kabupaten Jombang adalah Wisata Sumber Biru. Wisata Sumber Biru berada tepat di Dusun Ngembak, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam. Wisata ini memiliki legenda yang sudah menjadi rahasia umum, yaitu adanya satu lokasi aliran air yang memiliki warna sangat biru serta kejernihan airnya melebihi jernihnya aliran yang lain. Wisata Sumber Biru merupakan objek wisata yang memiliki nuansa lokasi alam, karena pada dasarnya wisata ini terletak diantara lereng pegunungan, sehingga di lokasi ini wisatawan akan mendapatkan suasana yang sejuk, asri serta nyaman untuk dijadikan sebagai tempat bersantai. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan lokasi wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan diantaranya dari segi fasilitasnya. Disini wisatawan dapat beristirahat atau menikmati keindahan alamnya melalui homestay yang sudah disediakan oleh pihak pengelola, selain dari pihak pengelola banyak penduduk dari lokasi tersebut menyewakan beberapa kamar mereka untuk wisatawan yang ingin menginap di lokasi tersebut guna menikmati keindahan alam di malam hari. Selain itu, terdapat banyak spot foto yang cukup menarik seperti spot jembatan cinta, replica kapal, rumah bamboo, rumah pohon dan masih banyak yang lainnya. Dari segi fasilitas terkait tempat makan, di wisata Sumber Biru, wisatawan dapat memesan makanan serta minuman yang tentunya memiliki suasana ciri khas masakan pedesaan jaman dahulu seperti nasi jagung, nasi tiwul, urap-urap, serta aneka penyetan, dan kopi arabika wonosalam. Tempat makan disini menggunakan meja serta kursi yang terbuat dari bambu dan diletakkan diatas sungai yang mengalir cukup jernih. Wisata ini dibangun dan dikelola oleh Kelompok Karang Taruna dan Kelompok Sadar Wisata, yang memiliki tekad untuk mengembangkan serta mengelola sumber biru tersebut supaya tidak lagi digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, mengingat lokasi tersebut 5



memiliki potensi wisata yang cukup memadai untuk dijadikan sebagai sektor pariwisata. Wisatawan hanya perlu membayar Rp 5.000,-/orang supaya bisa menikmati pemandangan serta fasilitas yang berada di objek wisata ini. Harga tiket ini tergolong cukup terjangkau baik dari kalangan remaja maupun dewasa. Bagi wisatawan yang membawa kendaraan, sudah disediakan area parkir yang cukup luas dengan biayanya juga yang cukup terjangkau sehingga para wisatawan tidak akan khawatir tentang keamanan kendaraannya. Goa Jepang Alas Gedangan Goa Jepang Alas Gedangan merupakan objek wisata yang terletak di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Tepatnya lokasi ini berada pada jalur kearah menuju Wonosalam. Dari bukit hutan pinus lokasi ini berjarak sekitar 8 km. Jika dilihat dari sisi sejarah, keunikan di objek wisata ini dijelaskan bahwa konon di lokasi ini merupakan pintu masuk ibukota kerajaan Majapahit pada bagian timur. Selain itu, objek wisata ini dilengkapi oleh berbagai spot foto dan rumah kayu serta banyaknya infrastruktur lain yang cukup memadai sehingga lokasi ini memberikan kesan menarik bagi para wisatawan. Pada wisata Goa Jepang Alas Gedangan ini memiliki ciri khas lokasi yang terletak di lereng serta suasana alamnya yang membuat para wisatawan menjadi nyaman, salah satunya karena adanya pemandangan hutan pegunungan Anjasmoro. Selain adanya view tersebut, lokasi ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti gazebo, parkir, rumah makan yang tentunya dengan harga cukup terjangkau, serta berbagai spot-spot foto yang terbilang cukup unik. Namun ketika akan memilih spot foto alangkah baiknya untuk tetap berhati-hati karena spot-spot foto yang cukup menarik berada cukup dekat dengan hamparan jurang. Ketika hujan, Lokasi ini memiliki karakteristik tanah yang cukup licin sehingga wisatawan diharapkan untuk tetap waspada supaya tidak terperosok. Air Terjun Tretes Air Terjun Tretes merupakan objek wisata yang terletak di Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Ujung selatan Kabupaten Jombang, tepatnya di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Air Terjun ini memiliki ketinggian sekitar 158 meter dan dinyatakan sebagai salah satu air terjun tertinggi yang ada di Provinsi Jawa Timur. Yang menjadi daya tarik pada lokasi ini adalah pemandangan alamnya yang sudah memanjakan mata ketika mulai memasuki desa Galengdowo. Menuju lokasi air terjun ini harus ditempuh dari rumah penduduk yang berjarak sekitar 4 km dari air terjun dan 1 km dari pos pertama. Tracking lokasi ini masih berupa jalanan tanah sehingga wisatawan harus ekstra hati-hati. Ketika mendekati lokasi air terjunnya, wisatawan akan melewati jembatan bambu pada sebuah sungai dengan kondisi air yang cukup jernih. Yang menjadi daya tarik utamanya adalah view



6



pegunungan, perkebunan the, kopi, atau coklat, sungai yang mengalir, serta sejuknya udara pegunungan membuat lokasi ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Air Terjun Tretes memiliki tipe air terjun yang tidak berundak sehingga view yang didapatkan oleh wisatawan berupa pemandangan air yang mengalir dari tebing batu dengan ukuran yang cukup tinggi dan menukik lurus kearah bawah. Di sini wisatawan juga dapat bermain air , bersepeda, joglo atau gazebo untuk bersantai serta hunting foto dengan pemandangan alamnya yang sangat terjaga dengan baik. Harga tiket untuk masuk lokasi ini cukup terjangkau dan hal tersebut terbayarkan dengan suasana serta view pemandangan alamnya yang cukup memuaskan ketika melakukan perjalanan menuju kearah air terjun atau ketika berada di lokasi utamanya.



2.3 Analisis Permasalahan Lingkungan Pariwisata di Kabupaten Jombang Suatu pengembangan pariwisata ditujukan untuk memperkenalkan, melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata dalam pembangunan dengan tetap memperhatikan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Pengembangan pariwisata harus didasari oleh situasi kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian suatu tujuan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat serta adanya sistem berkelanjutan pada daya dukung lingkungan pada masa mendatang. Di wilayah Kabupaten Jombang tentunya banyak ditemukan objek wisata, dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri, bahwa adanya objek wisata pada kabupaten tersebut menimbulkan adanya permasalahan lingkungan baik dilihat dari segi aksesbilitas maupun dampaknya. Permasalahan lingkungan yang terjadi akibat adanya pariwisata di Kabupaten Jombang diantaranya : • Segi Aksesbilitas. Adanya segi aksesbilitas, dapat digunakan oleh wisatawan sebagai penunjuk dalam sulit atau mudahnya medan jalan untuk mencapai suatu objek wisata, dengan menghitung jarak tempuh, biaya, dan waktu tempuh. Seperti yang dapat dilihat diatas, Kabupaten Jombang memiliki akses lokasi wisata yang terbilang cukup mudah untuk dijangkau oleh motor atau mobil, dengan lokasi wisatanya yang didukung oleh pemandangan alamnya. Hal tersebut tentunya dapat menarik para wisatawan untuk mengunjungi objek wisata di Kabupaten Jombang. Namun, dengan kondisi aksesbilitas yang memiliki topografi dataran tinggi, mengakibatkan sebagian besar lokasi wisatanya akan berada di sekitaran jurang yang cukup curam, serta jalanan yang menuju ke lokasi utama objek wisata memiliki karakteristik tanah yang cukup licin, bahkan ketika musim hujan tidak jarang bahwa wisatawan yang kurang mengerti atau kurang berhati-hati di 7



jalanan tersebut akan terperosok atau terpeleset. Oleh karena itu, ketika berada di lokasi objek wisata di Kabupaten Jombang, terutama wilayah dataran tinggi, diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati ketika melakukan perjalanan menuju lokasi utama objek wisatanya, supaya nantinya tidak akan terperosok serta terpeleset. • Segi Dampak Lingkungan Dari ketiga objek wisata diatas dapat dijelaskan bahwa dampak pariwisata tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya adalah : a)



b)



c)



d)



e)



Adanya penebangan hutan yang digunakan untuk membangun pendukung infrastruktur pariwisata, yang mana hal tersebut dipastikan dapat menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor atau banjir Banyaknya pembangunan ruko, shopping center, serta tempat makan yang berada di lokasi objek wisata, menyebabkan adanya degradasi lahan atau erosi tanah Pada lokasi-lokasi tertentu dalam objek wisata tersebut, terdapat penumpukan sampah plastik dan kertas yang tentunya dapat merusak ekosistem di sekitarnya Adanya musik disekitar lokasi wisata dapat mengakibatkan suatu polusi kebisingan dan hal tersebut dapat mengganggu satwa liar yang berada di objek wisata tersebut Ketika lokasi wisata tersebut memiliki sumber daya yang kurang memadai, maka flora dan fauna pada objek tersebut akan dihilangkan guna menopang kehidupan mereka. Hal tersebut juga dapat menurunkan kualitas serta volume air yang tersedia untuk penduduk sekitar, tumbuhan, dan hewan di sekitar objek wisata tersebut.



2.4 Analisis SWOT Obyek Wisata di Kabupaten Jombang Analisis SWOT merupakan salah satu metode yang mana bertujuan untuk mengembangkan suatu kondisi serta mengevaluasi suatu masalah atau konsep baik dalam bidang bisnis atau pariwisata yang mendasarkan pada faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu : a) Kekuatan : dalam bidang pariwisata, faktor ini dapat digunakan untuk menganalisis kekuatan apa saja yang dimiliki suatu bidang pariwisata, sehingga dengan adanya faktor kekuatan, bidang pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasaran serta memiliki kemampuan untuk maju dan bersaing guna mengembangkan obyek wisata tersebut b) Kelemahan : dalam bidang pariwisata, faktor ini digunakan untuk menganalisis suatu faktor yang mana berkaitan dengan hal yang dapat 8



merugikan serta tidak menguntungkannya suatu bidang pariwisata dalam proses pengembangan obyek wisata. c) Peluang : dalam hal ini, bidang pariwisata dapat menggunakan peluang yang ada untuk melakukan proses pengembangan dalam obyek wisata yang ada pada wilayah sekitarnya d) Ancaman : dalam bidang pariwisata, ancaman ini dapat dijadikan sebagai faktor penghambat yang dapat mengganggu berjalannya proses pengembangan pada obyek wisata. Kabupaten Jombang tentunya memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikembangkan dengan menggunakan metode Analisis SWOT, sehingga obyek wisata di Kabupaten Jombang dapat dianalisis dengan hasil sebagai berikut : a. Kekuatan Ketiga obyek pariwisata tersebut memiliki aksebilitas yang cukup mudah sehingga aksesbilitas (berupa papan penunjuk jalan) dapat digunakan oleh wisatawan sebagai penunjuk dalam sulit atau mudahnya medan jalan ketika hendak mencapai suatu objek wisata, dengan menghitung jarak tempuh, biaya, dan waktu tempuh. Seperti yang dapat dilihat diatas, Kabupaten Jombang memiliki akses lokasi wisata yang terbilang cukup mudah untuk dijangkau oleh motor atau mobil, dengan lokasi wisatanya yang didukung oleh pemandangan alamnya. selain itu, terdapat faktor lainnya yang dapat digunakan ketiga wisata tersebut yaitu daerah Wonosalam untuk mengembangkan sektor pariwisatanya, yaitu : 1)



2) 3)



4) 5)



Goa Jepang Alas Gedangan, Air Terjun tretes, Wisata Sumber Biru dan wisata alam atau buatan lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Jombang, memiliki lahan yang cukup luas sehingga cocok untuk dijadikan sebagai budidaya tanaman. Seperti contoh daerah Wonosalam. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik untuk dijadikan sebagai budidaya kopi karena lokasinya yang terletak pada jenis dataran tinggi Adanya ketersediaan sarana prasarana baik dari pihak pengelola atau pihak masyarakat sekitar Adanya sistem promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola atau pengunjung untuk menarik wisatawan supaya mengunjungi lokasi wisata di kabupaten Jombang tersebut Terdapat sikap konsistensi terhadap tujuan pengembangan pariwisata di ketiga wisata baik alam maupun buatan tersebut Adanya kerja sama yang cukup baik antara masyarakat kabupaten Jombang termasuk masyarakat daerah Wonosalam untuk berperan aktif dalam mengembangkan potensi wisata di daerah mereka



9



b. Kelemahan Dengan kondisi aksesbilitas yang memiliki topografi dataran tinggi, mengakibatkan sebagian besar lokasi wisatanya akan berada di sekitaran jurang yang cukup curam, serta jalanan yang menuju ke lokasi utama objek wisata memiliki karakteristik tanah yang cukup licin, bahkan ketika musim hujan tidak jarang bahwa wisatawan yang kurang mengerti atau kurang berhati-hati di jalanan tersebut akan terperosok atau terpeleset. Oleh karena itu, ketika berada di lokasi objek wisata di Kabupaten Jombang, terutama wilayah dataran tinggi, diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati ketika melakukan perjalanan menuju lokasi utama objek wisatanya, supaya nantinya tidak akan terperosok serta terpeleset. Selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya, seperti : •







Segi umum a) Kurangnya modal untuk membuat atau menunjang ketiga obyek wisata tersebut menjadi lebih baik lagi b) Kurangnya pengetahuan masyarakat daerah lokasi wisata tentang pengelolaan barang jadi atau hasil potensi masyarakat pada bidang pertanian atau perkebunan di wilayah sekitar c) Masih terbatasnya atau rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia di wilayah tersebut Segi Dampak Lingkungan Dari ketiga objek wisata diatas dapat dijelaskan bahwa dampak pariwisata tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya adalah : a) Banyaknya pembangunan ruko, shopping center, serta tempat makan yang berada di lokasi objek wisata, menyebabkan adanya degradasi lahan atau erosi tanah b) Pada lokasi-lokasi tertentu dalam objek wisata tersebut, terdapat penumpukan sampah plastik dan kertas yang tentunya dapat merusak ekosistem di sekitarnya c) Adanya musik disekitar lokasi wisata dapat mengakibatkan suatu polusi kebisingan dan hal tersebut dapat mengganggu satwa liar yang berada di objek wisata tersebut d) Ketika lokasi wisata tersebut memiliki sumber daya yang kurang memadai, maka flora dan fauna pada objek tersebut akan dihilangkan guna menopang kehidupan mereka. Hal tersebut juga dapat menurunkan kualitas serta volume air yang tersedia untuk penduduk sekitar, tumbuhan, dan hewan di sekitar objek wisata tersebut.



10



c. Peluang Dalam perkembangan pariwisata di Kabupaten Jombang, tentunya harus memiliki peluang dalam upaya mengembangkan obyek wisata yang ada di wilayah tersebut, diantaranya : 1)



Lokasi wisata yang berada di daerah wonosalam tentunya dekat dengan pasar buah atau wisata-wisata alam yang lainnya, sehingga wisatawan dapat sekaligus membeli oleh-oleh di wilayah tersebut serta wisatawan dapat mengunjungi 2 – 3 lokasi wisata alam di sekitarnya 2) Adanya antusias para wisatawan yang tinggi untuk mengeksplorasi atau mengunjungi lokasi wisata yang berada di alam atau buatan 3) Adanya dukungan dari pihak pengelola atau pemerintah Kabupaten Jombang untuk mengembangkan sektor pariwisata di daerah Wonosalam sehingga bidang sektor pariwisata di daerah ini cenderung semakin berkembang dan banyak diminati oleh wisatawan bahkan masyarakat sekitar d. Tantangan atau Ancaman 1) Adanya penebangan hutan yang digunakan untuk membangun pendukung infrastruktur pariwisata, yang mana hal tersebut dipastikan dapat menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor atau banjir. secara singkat, dalam upaya pengembangan sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang, tepatnya di Wonosalam mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang akan berdampak dengan timbulnya bencana alam di sekitar lokasi tersebut 2) Banyaknya persaingan pada sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang ,membuat obyek wisata lainnya harus benar-benar memperhatikan suatu ide supaya obyek wisata tersebut memiliki daya tarik tersendiri dan membuat wisatawan menjadi tertarik untuk mengunjungi lokasi tersebut 3) Adanya perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan hasil potensi pertanian dan perkebunan yang ada di sekitar daerah lokasi wisata menjadi menurun



2.5 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi di sekitar Obyek Wisata A.



Kondisi Sosial Adanya sektor pariwisata di Kabupaten Jombang, dapat menyebabkan timbulnya interaksi sosial antara masyarakat di sekitarnya dengan para wisatawan, sehingga dapat mengakibatkan adanya perubahan pola atau tata cara hidup pada masyarakat lokal. Kegiatan pariwisata tersebut dapat berkembang dan memberikan dampak baik secara langsung atau secara tidak langsung terhadap kehidupan sosial di sekitarnya. Salah satu daerah yang



11



memiliki letak dekat dengan sekitar obyek wisata di Kabupaten Jombang adalah Wonosalam. Masyarakat di daerah ini memiliki potensi yang cukup baik dalam bidang pertanian dan perkebunan yang terletak di lereng gunung Anjasmara. Dalam bidang pertanian dan perkebunan, masyarakat disini mengembangkan hasil bumi berupa cengkeh, teh, salak, kopi, kako, dan durian. Disisi lain masyarakat di daerah Wonosalam juga mengembangkan potensinya dalam bidang peternakan yang berupa kambing, etawa, sapi perah, dan lebah untuk diambil madunya sebagai ciri khas dari wisata Wonosalam selain kopi. Dalam bidang pariwisata masyarakat daerah kabupaten Jombang berusaha untuk bekerja sama dalam mengembangkan obyek wisata di sekitarnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya mekanisme operasional berupa pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan DISPORABUDPAR. Pengelolaan secara manual dilakukan oleh masyarakat sekitar dan remaja-remaja karang taruna daerah tersebut, sedangkan Kerjasama dengan instansi pariwisata serta promosi potensi wisata dilakukan oleh DISPORABUDPAR melalui seminar alam atau internet (media sosial). Selain itu, masyarakat disini memiliki tingkat partisipasi stakeholder yang tinggi untuk membantu berjalannya proses pengembangan pariwisata. Partisipasi stakeholder dilakukan oleh travel agent dan BPPD dengan membantu mengelola serta mempromosikan potensi wisata yang ada di Kecamatan Wonosalam, serta karang taruna dan pihak lembaga desa memiliki tugas partisipasi sebagai peran utama dalam proses pengembangannya. Dalam hal pendidikan, wilayah ini memiliki tingkat yang cukup bagus dari tahun ke tahun. Masyarakat di sekitar Jombang memiliki tingkat pendidikan dari jenjang SMP – SMA, bahkan ada juga yang sampai jenjang perguruan tinggi. Dari adanya ilmu yang didapat dalam bidang pendidikan tersebut, kondisi sosial masyarakat disekitar dapat dikatakan menjadi lebih maju dari sebelumnya serta masyarakat dapat terus mengupayakan strategi guna perencanaan pembangunan kepariwisataan di wilayah Kabupaten Jombang. Selain dalam bidang pendidikan, masyarakat di wilayah ini tetap terus mengusahakan untuk menjaga kelestarian serta kenyamanan desa setempat guna menarik wisatawan. Hal tersebut diupayakan dengan mengadakan kerja bakti yang dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk membersihkan sampahsampah yang berada di lokasi wisata serta lingkungan sekitarnya, pembersihan aliran air yang diarahkan menuju lokasi wisata atau irigasi, serta tetap melakukan reboisasi baik di daerah perkebunan, persawahan maupun di lokasi wisata guna tetap menjaga ekosistem alam di sekitarnya. B.



Kondisi Ekonomi Kecamatan Wonosalam memiliki pengaruh yang cukup penting terhadap sumber daya air dan potensi alam serta keanekaragaman hayatinya. Hal



12



tersebut dapat dilihat dari adanya partisipasi masyarakat yang menggunakan lokasi ini sebagai obyek wisata guna bertujuan untuk menjaga kelestarian sumber mata air, pelestarian hutan, dan keanekaragamannya. Selain itu, dengan adanya sektor pariwisata di lokasi ini dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat yang berada di sekitarnya. Dalam lokasi wisata ini, dapat ditemukan enam kegiatan yang dilakukan dalam pengimplementasian inovasi obyek wisata yaitu biomonitoring, adopsi mata air, pengamatan hewan di sekitar obyek wisata, mempelajari keanekaragaman hayati, penyediaan kuliner lokal, dan adanya wisata edukasi pembelajaran tentang reboisasi dan lain-lain di sekitar obyek wisata. Berdasarkan data yang ada pada kondisi ekonomi di wilayah Kecamatan Wonosalam, tingkat pengangguran di daerah Kecamatan Wonosalam memiliki tingkatan yang cukup rendah dan sudah berkurang. Upaya itu dilakukan oleh masyarakat disini dengan menciptakan lapangan kerja yang didukung dengan adanya potensi wisata di sekitar wilayah tersebut seperti membangun fasilitas pariwisata berupa penginapan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk menginap di lokasi wisata tersebut, menyediakan tempat atau depot makan dilokasi tersebut, bahkan menyediakan tempat yang cukup lapang dihalaman rumah mereka untuk dijadikan sebagai lapak dagang atau edukasi kreativitas di sekitar lokasi tersebut. Berdasarkan inovasi-inovasi tersebut dapat memberikan manfaat yang cukup nyata bagi masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungannya. Secara bertahap keterlibatan masyarakat dalam pengembangan potensi wisata serta pelestarian lingkungan akan semakin tinggi dan tingkatan dalam bidang ekonomi di sekitarnya dapat bertambah melalui adanya kegiatan jasa pendamping wisata, adanya peran yang cukup banyak dalam pemberian fasilitas pariwisata serta adanya peran penyiapan akomodasi dan konsumsi yang berada di wilayah lokasi wisata tersebut.



2.6 Analisis Pengembangan Pada Kawasan Sekitar Obyek Wisata Kebijakan suatu pengembangan dalam bidang pariwisata tentunya masih menitikberatkan pada usaha pariwisata yang sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan. Hal ini menyebabkan kegiatan pariwisata menjadi cenderung banyak diminati oleh masyarakat, karena dengan adanya kegiatan tersebut bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha baik dalam bidang pertanian, obyek wisata, perkebunan dan lain-lain. Kabupaten Jombang merupakan kabupaten yang memiliki berbagai potensi dari obyek wisata diantaranya :



13



▪ ▪ ▪ ▪



Wisata Umum : Tirta Wisata, Pujasera Kebonrojo, Monumen Pesawat Tempur Alun-Alun, dan lain-lain Wisata Sejarah : Sendang Made, Candi Arimbi, dan lain-lain Wisata Alam : Sumber Boto, Panglungan Pariwisata, Air Terjun Tretes, Goa Sigolo-golo, Goa Sriti, Kedung Cinet, dan lain-lain Wisata Religi : Pondok Pesantren, Makam K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wachid Hasyim, Makam Sayid Sulaiman, Candi Hong San Kiong, dan lainlain



Salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata baik mulai dari sumber daya alamnya, pertanian, perkebunan, peternakan bahkan produk unggulan hasil kreativitas warga masyarakat terletak di wilayah Kecamatan Wonosalam. Namun dalam pengembangannya, Kecamatan Wonosalam tentunya masih banyak menghadari kendala. Masalah yang paling utama terletak pada bidang media promosi, infrastruktur, dan transportasi. Selain itu, untuk pengelolaan daya tarik wisatawan juga masih belum terlalu berkembang. Oleh karena itu, masyarakat sekitar kecamatan Wonosalam beserta pemerintah daerah bekerja sama untuk mengolah atau menambah hal yang dapat digunakan sebagai daya tarik untuk wisatawan seperti pembangunan fasilitas yang cukup lengkap, menambah atraksi-atraksi di sekitar obyek wisata, pemberian voucher diskon, mengadakan event lomba di wilayah tersebut, dan hal lainnya sehingga dengan adanya pengolahan yang didukung dengan kreativitas masyarakat dapat membuat wisatawan menjadi tertarik untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Pengembangan obyek wisata di Kecamatan Wonosalam dilakukan dengan mekanisme operasional, yang mana mekanisme ini berkaitan dengan pola, cara/metode dan prosedur serta proses pelaksanaan dalam implementasi praktis. Pengelolaan pengembangan ini dapat dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pemereintah daerah. Pengelolaan secara manual dilakukan oleh masyarakat sekitar dan remaja-remaja karang taruna daerah tersebut, sedangkan Kerjasama dengan instansi pariwisata serta promosi potensi wisata dilakukan oleh DISPORABUDPAR melalui seminar alam atau internet (media sosial). Selain itu, masyarakat disini memiliki tingkat partisipasi stakeholder yang tinggi untuk membantu berjalannya proses pengembangan pariwisata. Partisipasi stakeholder dilakukan oleh travel agent dan BPPD dengan membantu mengelola serta mempromosikan potensi wisata yang ada di Kecamatan Wonosalam, serta karang taruna dan pihak lembaga desa memiliki tugas partisipasi sebagai peran utama dalam proses pengembangannya.



14



2.7 Analisis Dampaknya Pada Kawasan Sekitar Obyek Wisata a. Dampak Positif a) Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang turut serta memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang memerlukan jasanya sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di wilayah tersebut b) Mendorong pembangunan yang berupa perbaikan sarana dan prasarana dilingkungan daerah karena pemeintah mendapatkan income yang dapat digunakan untuk sarana dan prasarana yang kurang memadai c) Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relative cukup besar itu d) Dapat meningkatkan pendapatan nasional, serta mendorong peningkatan investasi dari sektor industry pariwisata dan sektor ekonomi lainnya. b. Dampak Negatif a) Banyaknya pembangunan ruko, shopping center, serta tempat makan yang berada di lokasi objek wisata, menyebabkan adanya degradasi lahan atau erosi tanah b) Pada lokasi-lokasi tertentu dalam objek wisata tersebut, terdapat penumpukan sampah plastik dan kertas yang tentunya dapat merusak ekosistem di sekitarnya c) Adanya musik disekitar lokasi wisata dapat mengakibatkan suatu polusi kebisingan dan hal tersebut dapat mengganggu satwa liar yang berada di objek wisata tersebut d) Ketika lokasi wisata tersebut memiliki sumber daya yang kurang memadai, maka flora dan fauna pada objek tersebut akan dihilangkan guna menopang kehidupan mereka. Hal tersebut juga dapat menurunkan kualitas serta volume air yang tersedia untuk penduduk sekitar, tumbuhan, dan hewan di sekitar objek wisata tersebut. 4. Simpulan Pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh wilayah Kabupaten Jombang dapat menghasilkan berbagai efek yang menguntungkan pendapatan daerah dan lingkungan masyarakat setempat. Selain itu, dengan adanya kegiatan pengembangan pariwisata tersebut dapat bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha baik dalam bidang pertanian, obyek wisata, perkebunan dan lain-lain. Adanya sektor pariwisata di Kabupaten Jombang, dapat menyebabkan timbulnya interaksi sosial antara masyarakat di sekitarnya dengan para wisatawan, sehingga dapat mengakibatkan adanya perubahan pola atau tata cara hidup pada masyarakat lokal. Kegiatan pariwisata tersebut dapat berkembang dan memberikan dampak baik secara langsung atau secara tidak langsung terhadap kehidupan sosial di sekitarnya. sedangkan dengan adanya sektor 15



pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran yang berada di sekitarnya. Dalam lokasi wisata ini, dapat ditemukan enam kegiatan yang dilakukan dalam pengimplementasian inovasi obyek wisata yaitu biomonitoring, adopsi mata air, pengamatan hewan di sekitar obyek wisata, mempelajari keanekaragaman hayati, penyediaan kuliner lokal, dan adanya wisata edukasi pembelajaran tentang reboisasi dan lain-lain di sekitar obyek wisata. Selain itu, dalam proses pengembangannya juga akan terdapat berbagai dampak baik positif maupun negative yang harus diperhatikan baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.



Daftar Rujukan Ariadi, Septi dan Sudarso. 2005. Pengembangan Pengelolaan Wisata Alam : Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Jawa Timur. Surabaya Arifana, Putra Ibnu. 2013. Studi Kelayakan Geografis Obyek Wisata Air Terjun Tretes Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Malang Cahyadi, Siska. 2017. BAB II Tinjauan Pustaka. Universitas Sumatera Utara. https://anzdoc.com/download/bab-ii-tinjauanpustaka77bf7158567de6a3bd7d6c1e0c8f03ca51464.html diakses pada 21 Oktober 2021, pukul 09.08 AM Hasibuan, Rinaldi M N. 2018. Skripsi “Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kota Sibolga”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara. Medan Masria, Nani. 2012. Pengembangan Kawasan Desa Wisata Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Portal Artikel Tugas Akhir. Universitas Trunojoyo Madura. https://pta.trunojoyo.ac.id > welcome, diakses pada 8 Oktober 2021, pukul 20.24 WIB Novitasari, Dian. 2013. Analisis Kebijakan Terhadap Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Airlangga. Surabaya Rohimah, Afifatur, dkk. 2021. Kearifan Lokal Sebagai Salah Satu Model Komunikasi Pariwisata di Desa Carangwulung, Kabupaten Jombang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Tujuh Belas Agustus. Surabaya Shantika, Budi, dkk. 2018. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Pulau Nusa Lembongan. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol 6 (1). Universitas Udayana. Denpasar



16