Analisis RPP Dan Silabus EUIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Euis Siti Masitoh



NIM



: 2280142536



Jurusan



: Pendidikan Fisika



TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN



ANALISIS RPP DAN SILABUS FISIKA DI SMA/MA Kurikulum merupakan suatu sistem rencana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu kurikulum dapat berperan penting terhadap proses pembelajaran. Maka dari itu, untuk mengembangkan sistem dari suatu kurikulum itu, maka perlu adanya pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang biasa disebut RPP. Berbicara mengenai RPP, maka tidak luput dari yang namanya silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Silabus dan pengembangan RPP sangat urgen untuk kita pelajari karena dengan mengetahui kedua hal tersebut bisa lebih memudahkan pendidik untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat (3) menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya



proses



pembelajaran



yang



efektif



dan



efisien.



Selanjutnya



pada



pasal



20



disebutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Untuk mengembangkan Silabus maupun RPP dengan baik kita memerlukan pedoman-pedoman. Misalnya untuk Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sudah pasti kita harus menyiapkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi. Pengembangan materi ajar kita perlu membaca panduan pengembangan bahan ajar. Dalam menentukan metode pembelajaran kita harus paham jenis metode, kelebihan dan kekurangannya. Pengembangan penilaian hasil belajar kita perlu membaca



Permendinas 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dan pedoman penilaian hasil belajar. Agar Silabus dan RPP yang disusun para guru sesuai standar maka perlu dibuat instrumen penilaiannya. Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007 tertanggal 23 November tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa pengembangan RPP dijabarkan dari Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan. Berikut ini ada contoh silabus dan RPP Fisika dari 2 sekolah yang berbeda: Contoh Silabus kelas X di MAN 2 Kota Serang yang menggunakan Kurikulum 13 (Lampiran 1) Revisi Silabus kelas X di MAN 2 Kota Serang (Tidak ada Lampiran) Contoh RPP kelas IX di SMA Keramatwatu yang menggunakan KTSP (Lampiran 2) Revisi RPP kelas IX di SMA Keramatwatu (Lampiran 3) A. Analisis RPP Dari RPP Contoh di SMAN 1 Keramatwatu masih terdapat kesalahan baik pada format penulisan dan bagian-bagian dari RPP. Dari segi penulisannya harus lebih dirapihkan lagi, agar pembaca maupun pendidik dapat melihat/membacanya dengan mudah. Format penulisan yang benar dan rapihnya dapat dilihat pada RPP yang sudah saya revisi. Sedangkan dari komponen-komponen RPP masih ada yang tidak sesuai, seperti SKKD. Dari segi Standar Kompetensi (SK) sudah sesuai standar. Akan tetapi, untuk Kompetensi Dasar (KD) kurang sesuai standar, harusnya “Mendeskripsikan sifat elastisitas bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.”. dalam pembuatan RPP, sebaiknya membuatnya untuk setiap kali pertemuan bukan per bab mata pelajaran Fisika. Karena sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. Kemudian pembagian sub-bab dari bab elastisitas haruslah diperhatikan untuk setiap kali pertemuan. Jadi, pembagian sub-bab elastisitas untuk setiap kali pertemuan, meliputi pengertian Elastisitas dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; Tegangan dan Regangan serta Modulus Young; Hukum Hooke; Susunan Pegas; dan Osilasi. Misalkan pertemuan ketiga membahas tentang Hukum Hooke, lalu guru Fisika tersebut seharusnya membuat RPP itu untuk setiap kali pertemuan. Pada kesempatan ini, saya ingin menganalisis RPP untuk pertemuan ketiga mengenai Hukum Hooke. Adapun untuk setiap komponennya, seperti yang pertama indikator dari contoh RPP yang saya dapatkan indikator tersebut cenderung kurang kompleks. Jadi, masih ada beberapa indikator yang harus diketahui siswa, tetapi tidak ada diindikator RPP contoh. Terutama dari segi indikator tentang Hukum Hooke, dapat dilihat indikator yang tidak ada RPP contoh pada RPP revisi. Kedua, dari komponen tujuan pembelajaran, karena tujuan tersebut merupakan harapan dari pembelajaran yang ingin dicapai pada



indikatornya. Maka dari itu, tujuan pembelajarannya bergantung pada indikator yang ingin dibahas pada materi Hukum Hooke dipertemuan ketiga itu. Ketiga, dari materi ajar yang akan disampaikan oleh guru haruslah fakta, konsep, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Jadi, materi ajarnya harus dimasukkan kedalam RPP tersebut. Karena materi tersebut merupakan acuan si guru dalam menyampaikan materinya ke peserta didik secara menyeluruh, tidak ada yang tertinggal atau lupa tersampaikan materinya. Keempat, metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Mungkin apabila dari strateginya, menggunakan strategi tatap muka. Akan tetapi, strategi itu masih umumnya. Jadi, kita menggunakan metode pembelajaran dalam penyampaian materinya, supaya lebih efektif dan efisien. Disini saya menambahkan metode yang sekiranya sesuai dengan karakter peserta didik, seperti virtual eksperimen, latihan, ceramah dan diskusi. Virtual eksperimen ini dapat dilakukan ketika alat-alat peraga atau percobaan (praktikum) tidak tersedia (kurang memadai). Sehingga, dengan adanya virtual eksperimen ini siswa dapat bereksperimen secara tidak langsung dengan melihat eksperimen dari video itu. Kelima, media pembelajaran yang akan digunakan guna menunjang proses pembelajaran. Karena, pada metode pembelajaran terdapat virtual eksperimen maka media yang dibutuhkan, yaitu laptop, proyektor, dsb yang sekiranya dapat membantu proses Kegiatan Pembelajaran. Tidak perlu yang bentuknya elektronik dalam media pembelajaran itu, tetapi benda-benda seperti karet, kertas, dll dapat dijadikan sebagai media juga. Keenam, sarana dan sumber belajar, seperti buku paket Fisika, LKS Praktikum Hukum Hooke, dan power point. Semua yang dapat dijadikan sumber ilmu atau materi tidak harus berupa buku, tapi buku elektronik, internet, dll juga bisa dijadikan sumber belajar. Ketujuh, kegiatan pembelajaran yang merupakan strategi pembelajaran apa dan bagaimana dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara terarah, aktif, efektif, bermakna dan menyenangkan. Strategi atau skenario pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu. Jadi, jika tidak sistematis dalam penyampaian materinya, maka akan terjadi miskonsepsi pada peserta didik. Akan tetapi, pada RPP contoh kurangnya penyampaian untuk kegiatan awal (apersepsi, motivasi dan informasi), inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan penutup (refleksi dan informasi). Sehingga kurang lengkap, padahal kegiatan pembelajaran yang terdapat di RPP merupakan bayangan guru untuk mengajar. Jadi, setiap apa yang dilakukan dan dikatakan guru itu terdapat dan berpedoman pada RPP itu (RPP ialah cerminan guru pada proses pembelajaran). Maka dari itu, pentingnya pembuatan kegiatan pemnelajaran agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan terarah. Kedelapan, penilaian sebagai proses tindak lanjutnya dalam sejauh mana materinya dapat diterima oleh peserta didik. Tuliskan system penilaian dan prosedur yang digunakan untuk menilai



pencapaian belajar siswa berdasarkan sistem penilaian yang telah dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non-tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Dari RPP contoh tidak terdapat bentuk soal-soalnya, seharusnya dituliskan soal-solanya baik yang tugas PR maupun soal latihan siswa. B. Analisis Silabus Berdasarkan hasil temuan Silabus di MAN 2 Kota Serang, silabus tersebut sudah memenuhi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) untuk satuan pendidikan menengah atas baik dari segi penulisan silabus maupun isi/komponen dari silabus tersebut. Menurut Wkamad di MAN 2 Kota Serang, salah satu perbedaan yang cukup signifikan antara Kurikulum 2006 (KTSP) dengan Kurikulum 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2006, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Meski tidak lagi direpotkan membuat silabus sendiri (diambil alih kewenangan guru?), seorang guru tetap saja dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Karena di sekolah MAN 2 Kota Serang menerapkan Kurikulum 13, maka Kompetensi Inti (KI) dengan Kompetensi Dasar (KD) sudah saling beritegrasi. Maksudnya, antara KI dan KD memiliki keterkaitan. Sekarang, tinggal bagaimana implementasinya kedalam proses pembelajarannya saja. Sehingga, dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hasil yang diinginkan.