Anemia HD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “A” DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE ) ANEMIA DI RUANG HEMODIALISA RSUP SANGLAH,DEMPASAR,BALI



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan ASKEP dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis Anemia Pada Pasien Hemodialisa’dengan baik dan tepat waktu. Adapun pembutan ASKEP ini dilakukan sebagaian pemenuhan tugas pelatihan hemodialisa yang bertujuan memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Penulis mengucapkan terimkasih pada semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam pembuatan ASKEP sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan lancer.Selain itu,penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna.Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.



Penulis



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia (Rasmaliah,2004). Anemia dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Anemia kurang besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Konsumsi zat besi dari makanan sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang rendah absorbsi zat besinya (Rasmaliah,2004). Anemia merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease=CKD). Prevalensi anemia mencapai 58,5% pada penderita CKD derajat 3 sampai 5 yang tidak menggunakan dialisis (Cases-Amenos et al., 2014). Penyebab utama anemia pada CKD adalah defisiensi dan hiporesponsif terhadap eritropoietin. Pasien anemia mengalami penurunan penghantaran oksigen akibat rendahnya hemoglobin yang berperan sebagai penghantar oksigen menyebabkan iskemia pada ginjal. Anemia juga merupakan faktor risiko dari hipertrofi ventrikel kanan (Left Ventricle Hypertrophy=LVH), gagal jantung, dan mortalitas kardiovaskular (Mehdi dan Toto, 2009). Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat pada negara maju dan berkembang (WHO, 2008). Penderita anemia diperkirakan mencapai 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan di Indonesia. Prevalensi anemia berdasarkan kelompok usia 12-59 bulan sebanyak 28,1%, 25-34 tahun sebanyak 16,9% dan >75 tahun sebanyak 46% (Riskesdas, 2013). Sebanyak 20-30% kasus anemia merupakan anemia karena penyakit kronis (Oliveira et al., 2014).



Cronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi irreversible dimana fungsi ginjal menurun dari waktu ke waktu. CKD biasanya berkembang secara perlahan dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak menyadari bahwa kondisi mereka telah parah. Kondisi fungsi ginjal memburuk, kemampuan untuk memproduksi erythropoietin yang memadai terganggu, sehingga terjadi penurunan produksi baru sel-sel darah merah dan akhirnya terjadi anemia (Denise, 2011). Sebagian



besar



pasien



GGK



mengalami



kematian



akibat



komplikasi



kardiovaskular, hanya sebagian kecil yang mencapai tahap terminal (stadium V) yang memerlukan pengobatan pengganti ginjal. Hemodialisis (HD) masih merupakan terapi pengganti ginjal utama disamping peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal di sebagian besar negara di dunia. HD dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemisahan



atau penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu membran



semipermeabel yang dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal baik yang kronik maupun akut (Setiati, 2014). Pada proses Hemodialisis terjadi difusi larutan antara darah dan dialisat yang mengalir kearah berlawanan, dan dipisahkan oleh membran semipermeabel. Masalah yang paling sering muncul adalah instabilitas kardiovaskuler selama dialisis, dan sulitnya mendapatkan akses vaskular. Selain itu, pada proses hemodialisis dapat terjadi defisiensi erythropoietin, dan terjadi kehilangan darah yaitu terjadinya retensi darah pada dialiser atau tubing pada mesin hemodialisa sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb dalam darah (Muttaqin, 2012). Hemoglobin (Hb) adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah. Molekul Hb terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Hb adalah protein yang kaya akan zat besi.



Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah (Evelyn, 2009). B. Metode 



Tanya Jawab



C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan tentang asuhan keperawatan anemia pada pasien yang melakukan hemodialisa . 2. Tujuan Khusus 2.1. Mengidentifikasi anemia pada pasien yang hemodialisa 2.2. Mengetahui tindakan pada pasien anemia yang hemodialisa D. Manfaat 1. Bagi Rumah Sakit Dapat bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pasien tentang anemia. Dan juga bisa meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien anemia yang melakukan hemodialisa. 2. Bagi Masyarakat Dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang anemia pada pasien yang akan melakukan memodialisa. 3. Bagi pasien Dapat memberikan informasi sebagai acuan dalam mengontrol Hb agar tidak terjadi Anemia. 4. Bagi Perawat Bisa digunakan untuk dokumen dan bahan masukan yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dan juga dapat digunakan sebagai bahan acuan tindakan keperawatan selanjutnya



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Penyakit I.



ANEMIA 1. Pengertian Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan hematokrit dibawah normal, secara fisiologis, anemia terjadi apa bila terdapat kekurangan jumlah haemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. (Smeltzer,Suzanne C, 2001) Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen akibat penurunan produksi sel darah merah, dan / atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam darah. Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb dalam darah sampai di bawah rentang normal 13,3 gr% (pria), 11,5 gr% (wanita dan 11 gr% (anak-anak) (Fraser, Diane M, 2009). Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen; hal tersebut dapat terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan / atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam darah. (Fraser Diane dan Cooper A Margaret, 2009) Sesuai dengan pengertian anemia menurut para ahli, penulis dapat menyimpul kananemia adalah menurunnya jumlah sel darah merah ataukonsentrasihemoglobin dalam sirkulasi darah menurun.



2. Anatomi dan Fisiologi 2.1. Anatomi sistem hematologi Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa.Darah adalah organ khusus



yang



berbeda



dengan



organ



lainkarena



berbentuk



cairan.Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orangtidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut : 1) Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. 2) Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut ini. 3) Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ± red blood cell).



Gambar 2.1 Sel Darah



4) Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih



± white blood cell). 5) Trombosit : butir pembekuan darah ± platelet. Tabel 2.1 Kriteria kadar / nilai HB pada Anemia No 1 2



Jenis kelamin/ usia laki-laki perempuan dewasa tidak hamil



Kadar hemoglobin Hb