9 0 232 KB
MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
DISUSUN OLEH RIRI ARGIATRI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA 2020
1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupak bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang mengandungelektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang terfikasi dalam tubuh danlingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M wilson: 2005 ) Spesimen darah sering digunakanuntuk pemeriksaan hematologi rutin. Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkapyang mencakup selsel darah dan bagianbagian lain dari darah) yang meliputi pemeriksaan haemoglobin,jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC,RDW, leukosit) hitung jenis dan trombosit (Niki Diagnostic Senter, 2011 ) Pada pemeriksaan hematologi rutin (darah lengkap'selalu menggunakan sampel darah segar. Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk pemeriksaan darahlengkap karena secara fisik dan biologi identik dengan material yang akan diperiksa (Vun Dun, 2007 ). Darah sebagai sistem transportasi tidak hanya mendistribusikan zat- zat nutrisi ke jaringan tubuh, lebih dari itu darah berfungsi mendistribusikan O2 dari paru-paru keseluruhtubuh dan sebaliknya membawa CO2 dari seluruh tubuh ke paruparu) serta membawa sisa-sisa metabolisme ke organ ekskresi. Fungsi ini dijalankan oleh elemen sel darah yang diseb uteritrosit. Elemen berikutnya,trombosit, berfungsi dalam sistem hemostasis yakni sistem pembekuan yang berfungsi mempertahankan tubuh dari resiko kehilanga n cairan akibat perdarahan. Elemen lainnya yakni lekosit berfungsi sebagai salah satu sistem imun yangmempertahankan tubuh dari serangan patogen dan lingkungan luar yang bersifat mengganggu. Kelainan pada setiap elemen darah dapat menimbulkan gangguan pada fungsi fungsi terkait di atas.
2
Pada
blok sistem hematologi ini mahasiswa akan
mempelajari lebih jauh
tentang
komposisi pembentukan dan fungsi dari setiap elemen darah termasuk berbagai gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh defisiensi atau malformasi elemen -elemen tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH 1.
Bagaimana anatomi pada sistem hematologi
2.
Bagaimana fisiologi pada sistem hematologi
3.
Bagaimana Patofisiologi pada sistem hematologi
C. TUJUAN 1.
Memahami anatomi pada sistem hematologi.
2.
Memahami fisiologi pada sistem hematologi.
3.
Memahami Patofisiologi pada sistem hematologi.
3
BAB II ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
A.
Definisi Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan
tubuh,
mengangkut
bahan-bahan
kimia
hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
B.
Komposisi Darah Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah). 1. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma
darah
memiliki
warana
kekuning-kuningan
yang
didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran. Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu: a. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik b. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
4
Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
C.
Korpuskuler (Bagian Padat Darah) Korpuskuler terdiri dari tiga bagian: 1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb) yaitu biomolekul yang mengikat oksigen.
Sedangkan
darah
yang
berwarna
merah
cerah
dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hb melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hb pada orang dewasa kirakira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa 5
berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit & tempat pembuatan eritrosit terganggu. Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah terdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta. Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
6
Gambar 1.2 gambar sel darah merah (eritrosit) 2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000 - 9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura). Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah. Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi: a. Leukosit Bergranula (Granulosit)
- Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula - mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
7
- Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa- sisa sel yang rusak. - Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin. b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
- Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi. - Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit. - Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
8
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam: 1) Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara
menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam: a) Neutrofil, terdapat dalam darah. b) Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk
kedalam jaringan atau rongga tubuh. 2) Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari: a) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar
timus (kelenjar limfa di dasar leher) b) B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh
sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel- sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel
tersebut akan menghasilkan interferon
suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya
kemampuan
ini
dapat
mencengah
terjadinya serangan virus. 3. Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 –300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses 9
pembekuan darah. Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
D.
Fungsi Darah Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut: 1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan,
oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air. 2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ
tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC. 3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam
tubuh oleh sel darah putih. 4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
E.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :
10
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah. Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat menyebabkan kelelahan,
kelemahan,
kurang
tenaga,
dan
kepala
terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah. 2. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan selsel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi. 3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku. 11
Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan bendabenda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum lakilaki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
12
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN 1.
Identitas Klien, meliputi : nama, umur , jenis kelamin biasanya pada anak
laki-
laki dan wanita sebagai carier , agama, suku/bangsa, alamat, tgl. MRS, danpenanggung jawab.
2.
Riwayat Kesehatan a.
Keluhan utama Nyeri pada sendi, adanya oedem pada sendi, sendi terasa hangat, akibat perdarahan jaringan lunak dan hemoragi pada sendi.
b.
Riwayat penyakit sekarang klien mengatakan nyeri pada kaki. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti tertusuk-tusuk dan nyeri bertambah saat berjalan
dan
berkurangbila dibuat istirahat. Pasien mengeluh terjadi perdarahan lama, epitaksis,bengkak yang nyeri, perdarahan spontan, perdarahan system GI track. c.
Riwayat penyakit dahulu Tanyakan apakah klien pernah mengalami perdarahan yang tidak henti-hentinya serta apakah klien mempunyai penyakit menular atau menurun seperti, hipertensi, TBC.
d.
Riwayat penyakit keluarga Biasanya Keluarga klien ada yang menderita hemofili pada laki-laki atau carrier pada wanita
3. Pemeriksaan fisik a.
Keadaan umum : lemah
b.
Kesadaran : compos mentis
c.
Tanda-tanda vital-Suhu: normal (36,5oC-37,5oC)-Nadi: takikardi (>110x/menit)-RR : normal/meningkat (>28x/menit)-TD : normal (120/80 mmHg)
13
Head to toe 1.
Wajah : wajah mengekspresikan nyeri
2.
Rambut : hitam, tidak ada ketombe, distribusi merata
3.
Mata : gangguan penglihatan, ketidaksamaan pupil
4.
Mulut : mukosa mulut kering, perdarahan mukosa mulut
5.
Hidung : epitaksis
Thorak/ dada : 1.
Jantung Inspeksi
: adanya tarikan intercostanalis Palpasi
pembesaran jantung (kardiomegali)Perkusi
:adanya
: suara jantung pekak paru
sonor. Auskultasi : tidak ada BJ tambahan. 2.
Abdomen: Inspeksi
: adanya distensi abdomen Palpasi
: terdapat
hepatomegaliPerkusi : timpani Auskultasi : bising usus meningkat- 3.
Anus dan genetalia : hematuria, eliminasi urin menurun, fesesberwarna hitam
A. Aktivitas / Istirahat Keletihan, kelemahan otot, malaise umum Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya Ataksia, tubuh tidak tegak Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang menunjukkan keletihan
B. Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI Palpitasi (takikardia kompensasi) Hipotensi postural
14
Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T Bunyi jantung murmur sistolik
C. Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku Sclera biru atau putih seperti mutiara Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonsriksi kompensasi) Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) Rambut kering, mudah putus, menipis
D.. Eliminasi Riwayat pielonefritis, gagal ginjal Flatulen, sindrom malabsorpsi Hematemesis, feses dengan darah segar, melena Diare atau konstipasi Penurunan haluaran urine Distensi abdomen
E.. Makanan / cairan Penurunan masukan diet Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring) Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia Adanya penurunan berat badan Membrane mukusa kering,pucat
15
Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic Stomatitis Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
F. Neurosensori Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis Tidak mampu berespon lambat dan dangkal Hemoragis retina Epistaksis Gangguan koordinasi, ataksia
G. Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen samar, sakit kepala
H. Pernapasan Napas pendek pada istirahat dan aktivitas Takipnea, ortopnea dan dispnea
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Nyeri berhubungan dengan reflek spasme otot sekunder.
2.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan yang aktif akibat perdarahan
3.
Gangguan
mobilitas
fisik
berhubungan
akibatperdarahan.
16
dengan
kerusakan
musculoskeletal
PERENCANAAN NO TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
DX KRITERIA HASIL 1
Lakukan
Setelah dilakukan tindakan
1.
keperawatanselama ...x24
pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri
secarakomprehensif
dapatberkurang atau
termasuk
hilang
lokasi,karakteristik,
Kriteria Hasil:
durasi,
-Klien
mengetahui
penyebab nyeri
diajarkan
faktor yang memperberattimbulnya
yangtelah leh
perawat
untukmengurangi
atau
menghilangkan rasanyeri
3.
Berikan
pengetahuan mengenaitimbulnya rasa
tidak
menunjukkantanda-tanda nyeri seperti meringis -
TTV
yang dilakukan
3. Pasien mengetahui apa penyebab darinyeri yang dirasakan dan cemas
atau bahkan hilang wajah
2Mengetahui respon
dapatmengurangi rasa
nyeri
.- Skala nyeri berkurang
-Ekspresi
mengatasi masalahpasien.
frekuensi,kualitas dan
-Klien mengetahui cara nyeri. untukmengurangi atau 2. Observasi menghilangkan rasa nyeri reaksi nonverbal -Klien dapat melakukan danketidaknyamanan. tindakan
1.Membantu dalam
4.
Gunakan
teknik komunikasiterapeutik dalam mengkaji
4.Komunikasi terapeutik dapatmenigkatkan hubungan antara pasiendengan perawat
dalam
batas tingkatnyeri pasien. normal (TD: 120/80mmHg,
5.Meningkatkan
Nadi: 80-100 x/mnt, RR:
vasokonstriksi,penumpukan
Berikan 16-24 x/mnt, Suhu: 36,5oC 5. kompres hangatpada - 37,5° lokasinyeri.
resepsi sensori yangselanjutnya akan menurunkan nyeri dilokasi yang dirasakan 6. Analgetik merupakan
17
obat untukpenghilang rasa 6. Kolaborasi dengan
sakit/nyeri
tim medis dalampemberian analgetik
2.
Setelah
dilakukan 1.
tindakan
Kaji tingkat
perdarahan
1. Dapat mengetahui tingkat perdarahanuntuk
keperawatanselama ...x24 danpembekuan
pemberian
jam
intervensiselanjutnya
diharapkan
tidak perdarahan pasien.
terjadikekurangan volume 2. Observasi cairan TTV setiap 4-6 jam.
2. Mengetahui
Kriteria Hasil :
3. Membantu mengontrol
-
Klien
3.
Ukur intake
mengetahui dan output cairan
penyebabkekurangan
pasien.
perkembangan pasien
keseimbangancairan tubuh pasien
volume cairan
4. Untuk meminimalkan
-Klien mengetahui cara 4. Anjurkan untukmengatasi untuk minum yang
terjadinyakekurangan
kekurangan volume cairan
5. Meminimalkan
-
banyak
Klien
volume cairan
dapat 5. Kolaborasi dalam melakukan cara yangtelah pemberian cairanyang
terjadinya
diajarkan
perdarahan yg
untuk adekuat mengatasikekurangan
dialamipasien
volume cairan -
Membran
mukosa
lembab- Turgor kulit kembali dalam 2 detik- Cairan masuk dan cairan keluarseimbang -TTV normal
dalam
kekurangancairan akibat
batas (TD:
120/80mmHg, Nadi: 8018
100x/mnt,
RR:
16-
24x/mnt, Suhu: 36,5oC 37,5°C 3.
Setelah
dilakukan 1.
tindakan
Pantau 1.
tingkat inflamasi atau atau latihantergantung dari
keperawatanselama ...x24 rasa sakit pada sendi. jam
diharapkan
tidak 2. terjadigangguan mobilitas dengan cara fisik
beradaptasi fungsional tubuhnya -Tonus otot pasien kuat -
4.
mencegah flexi
Gunakan leher
bantal yang tipis di bawah leher.
mampu 5.Ciptakan posisidengan lingkungan
5.menghindari
Pasien
berpindah mandiri
4.
mencegah
Ubah posisi kekakuan pada otot pasien
pasien setiap 4-6 jam
denganketerbatasan
meningkatkan
dan stamina umum 3.
mampu 3.
latihan fungsi sendi, kekuatanotot
aktif pasif
Pasien
proses inflamasi
Bantu 2.
Kriteria Hasil: -
Tingkat aktivitas
aman dannyaman
19
cedera
akibat kecelakaan/terjatuh yang
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah). Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari : 1. Sel Darah Merah (Eritrosit) 2. Sel Darah Putih (Leukosit) 3. Keping Darah (Trombosit) Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : a.
Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
b.
Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 37oC.
c.
Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
d.
Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, olehkarena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkandemi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalahini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya
20
DAFTAR PUSTAKA http://nuzulwahyudi10.blogspot.co.id/2013/11/makalah-sistemhematologi.html ( 29/02/2016, jam 10:10 ) Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2008). In Asuhan Keperawatan Pada KlienDengan Gangguan Sistem Hematologi (p. 119). Jakarta: Salemba Medika.Price, S. A., & Wilson, L. M. (1994). Pembekuan. In Patofisiologi Konsep KlinisProses-Proses Penyakit Edisi 4 (pp. 272-273). Jakarta: EGC Speer, Kathleen Morgan.2007.Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Edisi 3.Jakarta : EGC Staf Pengajar IKA FK-UI. 2002. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
21
22