Antibiotik Kloramfenikol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANTIBIOTIK KLORAMFENIKOL Nama Nim Kelas



: Risky Olipiya : D1A200182 : III B Konversi Reguler Pagi



Antibiotik ?



Sejarah Antibiotik dan Antibiotik Kloramfenikol



Penemuan Antibiotik pertama baru terjadi pada tahun 1910 dimana Paul Erlich menemukan antibiotik untuk infeksi mikroba yang disebut sebagai magic bullet. Antibiotik pertama itu merupakan salvarsan untuk melawan sipilis.



Antibiotik Kloramfenikol ? Kloramfenikol merupakan antibiotik yang ditemukan pada tahun 1947 dari kultur Streptomyces venezuelae yang tidak diproduksi secara sintetik. Kloramfenikol merupakan antibakteri pertama yang berspektrum luas, dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein dan bersifat bakteriostatik.



Asal dan Kimia Kloramfenikol merupakan Kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya sngat pahit. Semula diperoleh dari sejenis Streptomyces (1947), tetapi kemudian dibuat secara sintesis.



Mekanisme Kerja Kloramfenikol Mekanisme kerja kloramfenikol menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat secara terbalik ke subunit 50S ribosom sehingga menghambat pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol merupakan antibiotik broad-spectrum yang berkhasiat bakteriostatik terhadap gram positif aerob maupun anaerob dan bakteri gram negatif. Kloramfenikol dapat bersifat bakterisid terhadap H. influenza, Neisseria meningitides, dan beberapa jenis Bacteroides.



Antibiotik Kloramfenikol



Farmakologi Kloramfenikol Farmakologi chloramphenicol adalah efek bakteriostatik dengan mengganggu sintesis protein bakteri.



Antibiotik Kloramfenikol



Farmakodinamik Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat padaribosom subunit 50s dan menghambat enziim peptidil transferase sehingga ikatan peptide tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. Efek toksis Kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada sistem hemopoetik/darah dan diduga berhubungan dengan mekanisme kerja Kloramfenikol.



Antibiotik Kloramfenikol



Farmakokinetik Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dengan cepat. Kadar puncak dalam darah tercapai dalam 2 jam. Untuk anak biasanya diberikan bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat yang rasanya tidak pahit. Bentuk ester ini akan mengalami hidrolisis dalam usus dan membebaskan kloramfenikol. Untuk pemberian secara parenteral digunakan kloramfenikol suksinat yang akan dihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol. Masa paruh eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam, pada bayi berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam, Kira-kira 50% kloramfenikol dalam darah terikat dengan albumin. Obat ini di distribusikan secara baik ke berbagai jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.



Antibiotik Kloramfenikol



Farmakokinetik Di dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi dengan asam glukuronat oleh enzim glukuronil transferase. Oleh karena itu waktu paruh kloramfenikol memanjang pada pasien gangguan faal hati. Dalam waktu 24 jam , 80-90% kloramfenikol yang diberikan oral telah diekskresi melalui ginjal. Dari seluruh kliramfenikol yang diekskresi melalui urin, hanya 5-10% dalam bentuk-bentuk aktif. Sisanya terdapat dalam bentuk glukuronat atau hidrosilat lain yang tidak aktif. Bentuk aktif kloramfenikol diekskresi terutama melalui filtrate glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus. Pada gagal ginjal, masa paruh kloramfenikol bentuk aktif tidak banyak berubah sehingga tidak diperlukan pengurangan dosis. Dosis perlu dikurangi bilaterdapat gangguan fungsi hepar



Antibiotik Kloramfenikol



Penggunaannya Berhubung risiko anemia aplastis fatal, kloramfenikol di Negara barat sejak tahun 1970-an jarang digunakan lagi per oral untuk terapi manusia. Dewasa ini hanya dianjurkan pada beberapa infeksi bila tidak ada kemungkinan lain, yaitu pada infeksi tifus (Salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae), j u g a p a d a i n fe k s i a n e r o b y a n g s u k a r d i c a p a i obat,khususnya abces otak oleh B. fragilis. Untuk infeksi tersebut juga tersedia antibiotika lain yanglebih aman dengan efektifitas sama



Antibiotik Kloramfenikol



Efek Samping Efek samping umum berupa antara lain gangguan lambung-usus, neuropati optis dan perifer,radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi, yang sangat berb ahaya a d a l a h d e p r e s i s u m s u m t u l a n g (Myelodepresi) yang dapat tampak dalam dua bentuk anemia, yaitu sebagai : 1. Penghambatan pembentukan sel-sel darah (eritrosit, trombosit, dan granulosit) yang timbul dalam waktu 5 hari sesudah dimulainya terapi. Gangguan ini tergantung dari dosis serta lamanya terapi dan bersifat reversible. 2. Anemia aplastis, yang dapat timbul sesudah beberapa minggu sampai beberapa bulan pada penggunan oral, parenteral, dan okuler, maka pada tetes mata tidak boleh digunakan lebih lama dari 10 hari



Antibiotik Kloramfenikol



Kehamilan dan Laktasi Penggunaannya tidak dianjurkan, khususnya selama minggu-minggu terakhir dari kehamilan,karena dapat menimbulkan cyanosis dan hypothermia pada neonati (grey baby syndrome). Berhubung melintasi plasenta dan mencapi air susu ibu, maka tidak boleh diberikan selama laktasi.



Antibiotik Kloramfenikol



Resistensi Mekanisme resistensi terhadap kloramfenikol terjadi melalui inaktivasi obat oleh asetil transferase yang diperantarai oleh factor-R. Resistensi terhadap P. aeruginosa, Proteus, dan Klebseilla terjadi karena perubahan permeabilitas membrane yang mengurangi masuknya obat kedalam sel bakteri. Beberapa strain D.pneumoniae, H. influenza dan N. meningitides bersifat resisten; S. aureus umumnya sensitive, sedang Enterobactericeae banyak yang telah resisten. Obat ini juga efektif terhadap kebanyakan strain E. coli, K. pneumonia, dan P. mirabilis. kebanyakan strain Serratia, Providencia dan Proteus rettgerii resisten, juga kebanyakan strain P.aeruginosa dan strain tertentu S. typhi.



Antibiotik Kloramfenikol



Interaksi Dalam dosis terapi, kloramfenikol menghambat biotransfortasi tolbutamid, fenitoin,dikumarol, dan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar. Dengan demikian toksisitas obat-obat ini lebih tinggi diberikan bersama kloramfenikol. Interaksi obat dengan fenobarbital dan rifampisin akan memperpendek waktu paruh dari kloramfenikol sehingga kadar obat ini dalam darah menjadi subterapeutik.



Antibiotik Kloramfenikol Kapsul 250 mg



Kloramfenikol Palmitat atau Stearat



Dengan cara pakai untuk dewasa 50 mg/kg BB atau 1-2 kapsul 4 kali sehari. Untuk infeksi berat dosis dapat ditingkatkan 2 x pada awal terapi sampai didapatkan perbaikan klinis



Biasanya berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5 l mengandung Kloramfenikol palmitat atau stearat setara Kloramfenikol Terbagi dalam dengan 125 mg kloramfenikol). Dosis bentuk sediaan : ditentukan oleh dokter



Salep Mata 1% Obat Tetes Mata 0,5% Salep Kulit 2% Obat Tetes Telinga 1-5% Keempat Sediaan di atas dipakai beberapa kali sehari.



Sediaan



Kloramfenikol Natrium Suksinat Vial berisi bubuk kloramfenikol natrium suksinat setara dengan 1 g kloramfenikol yang harus dilarutkan dulu dengan 10 ml aquades steril atau dektrose 5 % (mengandung 100 mg/ml.



Tiamfenikol Terbagi dalam bentuk sediaan : 1. Kapsul 250 dan 500 mg. 2. Botol berisi pelarut 60 ml dan bubuk Ttiamfenikol 1.5 g yang setelah dilarutkan mengandung 125 mg Tiamfenikol tiap 5 ml



Antibiotik Kloramfenikol



Dosis Pada tifus permulaan 1-2 g (palmitat), lalu 4 dd 500-750 mg p.c. Neonati maksimum 25mg/kg/hari dalam 4 dosis, anak-anak di atas 2 minggu 25-50 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis. Pada infeksi parah (meningitis, abces otak) i.v 4 dd 500-1500 mg (Nasuksinat).



TERIMA KASIH