Antropologi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu



1



penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian antropologi kesehatan ? 2. Bagaimana pemahaman konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat ? 3. Bagaimana hubungan budaya dan kesehatan ? 4. Bagaimana hubungan kesehatan dan system pengobatan tradisional ? 5. Bagaimana system medis sebagai strategi adaptasi sosial-budaya ? 6. Solusi Peranan pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian antropologi kesehatan 2. Untuk mengetahui pemahaman konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat. 3. Untuk mengetahui hubungan budaya dan kesehatan 4. Untuk mengetahui hubungan kesehatan dan system pengobatan tradisional 5. Untuk mengetahui system medis sebagai strategi adabtasi social budaya 6. Untuk mengetahui solusi peranan pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Antropologi Kesehatan Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang



berarti



manusia



dan Logos yang berarti ilmu.



Dengan



begitu



Antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk !isik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya. Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia, seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi, dan sebagainya. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar ma salah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana, pembukaan praktik klinik pengobatan medis, dan sebagainya.



3



B. Pemahaman Konsep Sehat dan Sakit Menurut Budaya Masyarakat Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor–faktor lain diluar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lainlain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.



4



C. Hubungan Budaya dan Kesehatan Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dari budaya pula, hidp sehat dapat ditelusuri melalui keomponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan dipercaya serta diyakini itu, sesuai dengan pemahaman masyarakat sesuai dengan kebudyaan dan teknologi yang masyarakat miliki. Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit dan “tude bombang” sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Contoh yang lainnya adalah pengklaiman “poppo” sebagai penyebab kematian pasien yang menderita diare akut. Kemudian contoh



5



lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Cretans, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan. D. Hubungan Kebudayaan dan Pengobatan Tradisional Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan anggota masyarakatnya yang sakit. Berbeda dengan ilmu kedokteran yang menganggap bahwa penyebab penyakit adalah kuman, kemudian diberi obat antibiotika dan obat tersebut dapat mematikan kuman penyebab penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua penyakit itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadangkala mereka menghubunghubungkan dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat atau iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan sakit. Kebudayaan mempunyai hubungan dengan kesehatan dalam hal pencegahan serta pengobatan penyakit, meskipun dalam prakteknya masih dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional yang barbau mistis. Banyak suku di Indonesia menganggap bahwa penyakit itu timbul akibat guna-guna. Orang yang terkena guna-guna akan mendatangi dukun untuk meminta pertolongan. Masing-masing suku di Indonesia memiliki dukun atau tetua adat sebagai penyembuh orang yang terkena guna-guna tersebut. Cara yang digunakan juga berbeda-beda masing-masing suku. Begitu pula suku-suku di dunia, mereka menggunakan pengobatan tradisional masing-masing untuk menyembuhkan anggota sukunya yang sakit.



6



Suku Azande di Afrika Tengah mempunyai kepercayaan bahwa jika anggota sukunya jari kakinya tertusuk sewaktu sedang berjalan melalui jalan biasa dan dia terkena penyakit tuberkulosis maka dia dianggap terkena serangan sihir. Penyakit itu disebabkan oleh serangan tukang sihir dan korban tidak akan sembuh sampai serangan itu berhenti. Orang Kwakuit di bagian barat Kanada percaya bahwa penyakit dapat disebabkan oleh dimasukkannya benda asing ke dalam tubuh dan yang terkena dapat mencari pertolongan ke dukun. Dukun itu biasa disebut Shaman. Dengan suatu upacara penyembuhan maka Shaman akan mengeluarkan benda asing itu dari tubuh pasien. E. Sistem Medis Sebagai Adaptasi Sosial Budaya Strategi adaptasi social budaya melahirkan sistem-sistem medis, tingkah laku, bentuk-bentuk kepercayaan yang berdasarkan budaya, yang timbul sebagai respon terhadap ancaman-ancaman yang disebabkan oleh penyakit. Sifat adaptif dari suatu system medis Nampak jelas dari definisi Dunn yang baru: “pola-pola dari pranata-pranata social dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut perilaku yang sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku tersebut belum tentu menghasilkan kesehatan yang baik”. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa system medis merupakan hasil dari adanya gagasan yang melekat dalam diri masyarakat untuk merespon suatu penyakit, mereka menggunakan berbagai cara untuk menghilangkan sebuah penyakit yang diderita seseorang.



7



Seperti dalam salah satu suku di Kalimantan yang ketika salah satu anggota suku terkena suatu penyakit misalnya “stroke” dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, maka keluarga dan warga sekitar akan melakukan suatu upacara penyembuhan penyakit. Upacara ini dilakukan karena mereka menganggap si pasien yang tidak bisa menggerakan anggota tubuhnya (stroke) adalah karena ada sebagian jiwa dalam dirinya yang hilang, dan untuk memanggil jiwa itu kembali kepada si pasien maka perlu dilakukan upacara pemanggilan jiwa tersebut. Upacara ini melibatkan banyak orang dan banyak sesaji, untuk memanggil jiwa yang hilang mereka akan melakukan tarian-tarian khusus untuk memanggil roh-roh nenek moyang dan meminta restu. Sejatinya meskipun secara medis modern upacara ini tidak menyembuhkan pasien secara total, tetapi dalam suatu komunitas tersebut sudah menunjukan adanya solidaritas, serta upacara yang dilakukan memberikan dampak bagi kondisi psikis si pasien, setidaknya ia merasa lebih nyaman setelah diadakan upacara penyembuhan penyakitnya. Secara singkat, system medis adalah mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan, dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun ketrampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung system tersebut. Kita semua dapat melihat bagaimana suatu masyarakat menciptakan suatu strategi untuk menghadapi penyakit. Dalam usahanya untuk menanggulangi penyakit, manusia mengembangkan suatu kompleks yang luas dari pengetahuan, kepercayaan, teknik, adat-istiadat, ideology dan lambing-lambang yang saling berkaitan dan membentuk suatu system yang saling menguatkan dan saling



8



membantu. Kompleks yang luas tersebut dan hal-hal yang lain membentuk suatu system medis. F. Solusi Peranan pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan. Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan kesehatan, yaitu : 1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer. 2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya



bangsa,



namun



perlu



membatasi



praktek-praktek



yang



membahayakan kesehatan. 3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obatan dan car-cara pengobatan tradisional. 4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin, namun perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya. Masalah pendaftaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut. 5. Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiologik, setelah diteliti, diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan kesehatan primer. Contoh : dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang. Sedangkan cara-cara psikologik dan supranatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.



9



6. Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh masyarakat dapat dilibatkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya sebagai komunikator antara pemerintah dan masyarakat.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesehatan merupakan aspek penting yang harus dimiliki seseorang untuk melangsungkah kehidupan sehari-hari, dengan banyaknya sosialisasi mengenai pola hidup sehat, banyaknya model pelayanan medis, seharusnya tidak ada lagi alasan bagi seseorang untuk tidak hidup sehat. Karena dengan kondisi sehat secara fisik, psikis, dan social, seseorang dapat beradaptasi dengan baik di lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan social. Pengobatan ilmiah ,baik dari aspek-aspek preventif dan , klinisnya, serta semua kekurangan dalm perawatan kesehatannya maka pengobatan tradisional adalah cara kurang memuaskan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dari penduduk masa kini. B. Saran Pembaca mampu menjadikan makalah ini sebagai refrensi pembelajaran, namun tak lupa untuk tetat mengimbangi dengan berbagai refrensi yang ada karena sejatinya makalah ini masih membutuhkan saran maupun kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sekalian.



11



DAFTAR PUSTAKA http://akira-fkm-uh.blogspot.com/2010/05/hubungan-antara-kebudayaandengan.html http://sitirohmie.blogspot.com/2013/04/makalah-pengaruh-sosial-budaya.html http://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/11/12/hubungan-kebudayaan-dengankesehatan-dan-pengobatan-penyakit/ https://www.academia.edu/11904318/ANTROPOLOGI_KESEHATAN_doc



12