Artikel Museum Sri Baduga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MUSEUM SRI BADUGA Oleh: Afrania Fitri Aisyah Bahasa dan Sastra Arab 3A



A. SEJARAH MUSEUM SRI BADUGA Sejarah awal berdirinya Museum Sribaduga tepatnya pada tahun 1974, lalu diresmikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 5 Juni 1980. Lokasi Museum Sri Baduga bertepatan di jalan B.K.R. 185 atau jalan lingkar selatan ,museum ini lebih tepatnya berdekatan dengan lokasi lapangan yang sangat bersejarah di Bandung. Awal mula berdirinya nama dari museum ini bukan lah Sri Baduga melainkan Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Nama Sejarah Museum Sri Baduga diambil dari nama seorang raja Sunda yang bernama Sri Baduga . Nama lainnya yaitu Sang Ratu Jayadewata. Dia adalalah Raja Agung dari kerjaan besar di tanah Sunda yang beragama Hindu. Kerajaan tersebut adalah Pakuan Pajajaran yang berkuasa dari tahun 1482 – 1521. Raja Jayadewata sering dihubungkan dengan raja Siliwangi. Raja Siliwangi merupakan raja besar dari Sunda meski kisahnya sedikit berbau legenda. Tapi beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa Sri Baduga bukan orang yang sama dengan Raja Siliwangi catatan sejarah Sri Baduga ditulis si Prasasti Batutulis yang ditemukan di Bogor. Nama lainnya yaitu Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Prasasti ini



ditulis bukan di era Sri Baduga tapi di era anak Sri Baduga yaitu King Surawisesa. B. KOLEKSI MUSEUM SRI BADUGA Museum yang dibangun sejak 1974 ini menggunakan areal dan bangunan bekas rumah tinggal Wadana Tegalega. Sebagian bangunan bekas kewadanaan tetap dipertahankan sebagai cagar budaya yang difungsikan sebagai ruang perkantoran, untuk melengkapi kebutuhan fasilitas museum kemudian dibangun beberapa bangunan arsitektur baru dengan model tradisional Jawa Barat. Seperti ruang pemaeran tetap, auditorium, dan ruang penyimpanan koleksi . Museum yang diperuntukan untuk masyarakat umum ini memiliki banyak koleksi benda bersejarah seperti Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Seni Rupa , Teknologi dan banyak macamnya lagi. Tercatat keseluruhan benda koleksi di Museum Sri Baduga ini mencapai 6.947 buah yang tidak ternilai harganya. Koleksi yang paling banyak dimiliki oleh museum ini adalah koleksi rumpun Etnografika yang berhubungan dengan benda-benda budaya daerah. Koleksi tersebut tidak terbatas pada bentuk realia (asli) tetapi dilengkapi dengan koleksi replika, miniatur, foto dan maket.



C. FASILITAS MUSEUM SRI BADUGA Berikut merupakan fasilitas dari museum Sri Baduga yang terdiri dari 3 lantai bangunan museum yang bertujuan agar pengunjung dapat memperoleh gambaran singkat tapi menyeluruh tentang perjalanan sejarah alam dan budaya masyarakat Jawa Barat, corak dan ragamnya ,serta fase-fase perkembangan serta perubahannya. 1. Lantai Satu merupakan tampilan perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini digambarkan sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat ,anatar lain dengan menampilkan benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga jaman Hindu-Buddha 2. Lantai Kedua meliputi materi pameran budaya tradisonal berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdangangan, dan transportasi. Serta ada pula pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa, dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat. 3. Lantai Tiga memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing. 4. Ruang Perpustakaan selain ruan pameran,museum ini memiliki ruang perpustakaan yang dapat dikunjungi oleh pengunjung dan berisikan buku-buku serta naskah-naskah kuno tanah Sunda dan sekitarnya pada jaman dahulu. 5. Ruang Auditorium ruangan ini digunakan sebagai ruang audio visual dan tempat digelarnya pertunjukan sebagai kesenian khas Sunda dan kesenian berbagai daerah Jawa Barat baik kesenian tradisional maupun kesenian yang berkembang pada saat sekarang.



6. Ruangan Pameran Khusus yang digunakan untuk menampilkan segala penampilan-penampilan yang diselenggarakan di museum Sri Baduga. Ruangan ini dapat pula disewakan untuk masyarakat umum. 7. Ruang Seminar runagan ini digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan seminar , saresahan, ceramah, dan juga kegiatan rapat yang diadakan oleh pengelola museum maupun disewakan untuk yang lain.