Artikel Pengantar Akuntansi Dasar Secara Lengkap [PDF]

  • Author / Uploaded
  • LATIF
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Artikel Pengantar Akuntansi Dasar Secara Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Akuntan Dasar – Secara sederhana akuntansi ialah ilmu yang mempelajari aktivitas arus keuangan keluar masuk. Dalam arti luas akuntansi alah proses kegiatan (jasa) yang bertugas untuk mengolah data-data keuangan kemudian diolah menjadi sebuah informasi akurat yang berguna untuk pihak-pihak yang membutuhkannya misalkan bagian manajemen untuk dasar pengambilan kebijakan finansial. Jadi, intinya akuntansi adalah ilmu yang digunakan untuk mengolah data keuangan. Dalam proses pengolahan ini terjadi berbagai macam proses akuntansi seperti pengumpulan data (nota) keuangan keluar-masuk, pengelompokan, sehingga diharapkan menjadi sebuah informasi yang berharga dalam pengambilan keputusan. Lalu siapa saja yang membutuhkan informasi dari bagian akuntansi ?



Pihak-pihak yang Butuh Informasi Keuangan Akuntansi 1. Pihak Internal Yang pertama adalah pihak internal dari instansi/perusahaan itu sendiri. Pihak internal yang dimaksud ialah bagian manajemen perusahaan. Manajemen sangat membutuhkan informasi



keuangan dari pihak akuntansi untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan sehingga ia dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk kedepannya. Kedua bisa saja karyawan, hal ini sebagai maksud bahwa informasi keuangan / financial report digunakan sebagai dasar perusahaan untuk memberikan besaran gaji, bonus, fasilitas ataupun yang lainnya. Sehingga karyawan dapat memutuskan untuk tetap bekerja ataupun resign dari perusahaannya. 2. Pihak Eksternal Selain pihak internal, financial report juga dibutuhkan oleh pihak-pihak luar perusahaan yang terkait. Karena tidak hanya peran internal saja perusahaan bisa bertahan. Berikut ini pihak-pihak eksternal perusahaan yang membutuhkan laporan keuangan : 1. Pemilik Perusahaan. Biasanya pemilik perusahaan tinggal menerima laporan saja dari pihak internal perusahaan. Hal ini dijadikan dasar sang owner untuk mengetahui kesehatan perusahaannya (keuangan) sebagai dasar penilaian manajemen perusahaan. 2. Bank/Kreditur. Tidak sedikit perusahaan yang bertahan dengan dana talangan dari bank atau kreditur. Karena itulah, bank / kreditur berhak tau akan kesehatan keuangan perusahaan karena mereka juga memberikan kontribusi kepada perusahaan. Selain itu financial report juga diperlukan bank sebagai dasar untuk menilai tingkat kesanggupan debitur/peminjam dalam mengembalikan utang. 3. Investor, financial report dijadikan dasar utama seorang investor untuk tetap berinvestasi atau tidak. Jika laporan keuangannya bagus maka perusahaan itu termasuk profitable untuk disuntik dana investasi. 4. Pemerintah, terakhir adalah pemerintah. Laporan keuangan ini diperlukan pemerintah untuk menentukan seberapa besar pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan, serta kemampuan perusahaan untuk menggaji karyawannya minimal sebesar UMR yang telah ditetapkan serta memberikan hak-hak dan fasilitas-fasilitas untuk karyawan yang telah diatur dalam undang-undang. 5. Pihak-pihak Lain yang Membutuhkan Pihak-pihak lain misalnya adalah mahasiswa/pelajar yang membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk penyusunan skripsi, Lembaga Sosial yang digunakan sebagai dasar pengajuan donasi, calon pencari kerja, dll. 3. Pihak-pihak lain Pihak-pihak lainnya diantaranya mahasiswa yang membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan untuk menyusun skripsi, lembaga sosial sebagai dasar untuk menentukan suatu perusahaan yang akan dimintai untuk memberikan sumbangan atau donatur, dan calon relasi kerja untuk memutuskan apakah jadi bekerjasama atau tidak. Mengenal Laporan Keuangan Pada dasarnya informasi keuangan terdiri dari dua komponen pokok, yaitu laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya, berikut penjelasan dalam gambar:



Laporan keuangan (accounting statements) adalah hasil yang diperoleh dari proses akuntansi keuangan yang bermanfaat dalam memberikan informasi keuangan bagi pihak intern dan ekstern suatu perusahaan. Laporan keuangan juga sebagai penghubung antara data keuangan (aktivitas perusahaan) dengan pihak yang berkepentingan. Berikut beberapa daftar laporan keuangan: 1. Neraca (Balance Sheet) Adalah suatu daftar laporan yang sistematis yang berisi ringkasan aktiva (assets), utang/kewajiban (liabilities), dan modal (equity) dari suatu perusahaan yang ditutup pada tanggal terakhir periode akuntansi. 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Adalah laporan yang menunjukkan ringkasan penghasilan (pendapatan), biaya, rugi dan laba yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu. 3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Adalah laporan yang berhubungan dengan aliran kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam periode tertentu. 4. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan ini bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan, seperti tambahan informasi dalam neraca perhitungan laba rugi yang tidak bisa ditunjukan secara jelas, gunakanlah tanda kurung untuk menjelaskan secara langsung dalam laporan. Penyusunan Laporan Keuangan Siklus akuntansi adalah sebuah proses untuk menyediakan laporan keuangan suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu. Siklus ini menjelaskan dari awal terjadinya transaksi hingga proses penyajian laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Ada yang juga yang mengartikan bahwa siklus akuntansi adalah tahapan urutan transaksi serta proses peristiwa aktivitas akuntansi dari awal periode sampai akhir periode dengan tidak terputus, dalam artian berputar (siklus). Tahapan siklus akuntansi terdiri dari: - Tahap pencatatan, mulai dari pencatatan awal dokumen transaksi, pencatatan jurnal, pemindahan akun ke buku besar, dan pencatatan dalam neraca saldo. - Tahap pengikhtisaran, mulai dari pengikhtisaran dalam jurnal penyesuaian, jurnal pembalik dan neraca lajur. - Tahap pelaporan, terdiri dari laporan keuangan, jurnal penutup, dan NSSD (Neraca Saldo Setelah Penutupan) Berikut penjelasan siklus akuntansi dalam gambar: Keterangan Gambar: Langkah pertama proses akuntansi adalah melakukan survei untuk transaksi keuangan. Survei dilakukan terhadap bukti transaksi keuangan, diantaranya nota, memo, cek, bon, dll. Setelah melakukan survei kemudian melakukan perencanaan untuk menganalisa bukti transaksi. Langkah selanjutnya setelah melakukan analisa bukti transaksi adalah pencatatan transaksi dalam buku jurnal, dilanjutkan dengan pengelompokan transaksi keuangan pada buku besar (pemostingan), semua transaksi yang sudah dikelompokan akan dijumlah di dalam buku besar yang akan menghasilkan saldo debet dan kredit. Saldo inilah yang nantinya akan dimasukan ke dalam neraca saldo.



Langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan data penyesuaian pada jurnal penyesuaian. Kemudian setelah melakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian langkah berikutnya adalah menyusun neraca lajur yang di dalamnya dihasilkan perhitungan neraca saldo disesuaikan, laba rugi dan neraca. Kemudian setelah menyusun neraca lajur, langkah berikutnta adalah menyusun laporan keuangan. Setelah menyusun laporan keuangan, langkah berikutnya adalah menyusun penutupan buku. Penutupan buku adalah persiapan untuk memasuki periode akuntansi berikutnya. Langkah berikutnya adalah pemostingan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke dalam buku besar. Langkah terakhir setelah posting ke buku besar adalah pembuatan neraca saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik.



Cara Membuat Laporan Keuangan lengkap dengan contoh July 06, 2017 Materi Akuntansi



Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Berikut tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan:



1. Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan yang dapat dipercaya. 2. Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau neto (aktiva yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan. 3. Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk menaksirkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penyusunan laporan keuangan biasanya akan dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Berikut penjelasan masing-masing laporan keuangan tersebut: Laporan Laba Rugi Laporan mengenai kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Di dalam laporan ini akan disajikan seluruh pendapatan dan beban-beban atau pengeluaran suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Apabila pendapatan perusahaan lebih besar dari pengeluarannya, maka dapat dikatan perusahaan mengalami laba. Dan sebaliknya apablia perusahaan pengeluarannya lebih besar dari pendapatannya, maka dapat dikatakan perusahaan mengalami kerugian. Ada beberapa hal yang harus termuat dalam penyusunan laporan laba rugi: 1. Nama perusahaan harus dituliskan 2. Jenis laporan harus dituliskan, dalam hal ini jenis laporannya adalah laporan laba/rugi 3. Menyajikan atau menuliskan periode laporan 4. Menyajikan atau menuliskan seluruh pendapatan dan beban secara rinci dan lengkap. Penulisan beban diawali dari beban yang jumlahnya paling besar sampai yang terkecil, kecuali untuk beban lain-lain dituliskan paling bawah. Ada dua cara untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu dengan cara single step (bentuk tunggal/langsung) dan multiple step (bentuk ganda/bertahap). Berikut akan dibahas bentuk laporan keuangan single step:



Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal memiliki kaitan yang sangat erat dengan laporan laba rugi. Hal ini dikarenakan laba bersih yang terdapat pada laporan laba rugi akan menambahakun modal, sebaliknya jika rugi akan mengurangi modal. Yang dimaksud laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar perubahan modal yang terjadi dalam periode tertentu. Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi adalah: 1. Modal awal, modal yang dimiliki pada awal tahun



2. Tambahan investasi pemilik, setoran tambahan dari pemilik yang terjadi selama satu periode akuntansi. 3. Laba atau rugi, hasil yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi. 4. Pengambilan pribadi, uang yang diambil oleh pemilik untuk keperluan pribadi. 5. Modal akhir, modal yang terdapat di akhir tahun. Catatan: laba bersih yang terdapat dalam laporan perubahan modal harus sama dengan jumlah laba bersih yang ada pada laporan laba rugi. Berikut contoh penyusunan laporan perubahan modal: Neraca Neraca berisa tentang posisi harta, utang, dan modal perusahaan yang disusun dengan sistematis dalam suatu periode akuntansi. Ada dua macam bentuk penyajian neraca, yaitu bentuk skontro (horizonta) dan bentuk stafel (laporan). Berikut contoh penyajian neraca dalam bentuk skontro: Laporan Arus Kas Laporan ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan. Berikut contoh laporan arus kas: Keterangan: Untuk penerimaan kas dari pelanggan diperoleh dari pendapatan yang diterima perusahaan sebesar Rp. 4.000.000 yang dicatat di dalam jurnal umum, sedangkan saldo kas awal periode diperoleh dari setoran awal pemilik perusahaan sebesar Rp. 5.000.000 yang dicatat dalam jurnal umum. Bagi Anda yang kurang memahami tentang penyusunan jurnal umum,



Penjelasan Akuntansi Kas Beserta Contohnya Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Kas adalah bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas, uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat tukar yang memiliki dasar pengukuran akuntansi. Manajemen kas yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal yang bisa saja merugikan perusahan. Ini dikarenakan, kas adalah asset yang memiliki resiko paling tinggi dan paling lancar (likuid). Jadi, pengertian dari kas adalah alat pembayaran yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan umum atau operasional perusahaan. Pengendalian 1. Perencanaan untuk arus kas → Cash Budget 2. Pengendalian dari penerimaan kas 3. Pengendalian dari pengeluaran kas 4. Melakukan Rekonsiliasi bank 5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil



kas:



Prosedur penerimaan kas: 1. Adanya pembagian tugas, petugas yang menyimpan, menerima, dan mencatat penerimaan uang



2. Laporan kas dibuat setiap hari, untuk perusahaan kecil pembuatan laporan kas dibuat oleh pemilik perusahaan 3. Uang langsung disetorkan ke bank setelah uang diterima Prosedur pengeluaran kas: 1. Segala pengeluaran menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang jumlahnya kecil melalui kas kecil 2. Segala pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang 3. Dibentuk kas kecil dengan pengawasan yang ketat 4. penulisan cek harus didukung dengan bukti yang otentik, akurat atau memakai sistem voucher 5. Adanya pembagian tugas, antara yang menyetujui pengeluaran kas, menyimpan uang kas, mengeluarkan uang kas, dan yan melakukan pencatatan atas pengeluaran kas Definisi kas kecil Kas kecil adalah uang yang sengaja dicadangkan oleh perusahaan dalam rangka untuk membayar pengeluaran rutin yang nilai nominalnya relatif kecil. Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya: 1. Jumlahnya terbatas Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat operasionalnya. 2. Digunakan untuk membiayai transaksi rutin yang jumlahnya relatif kecil Tujuan dari kas kecil, sebagai persediaan untuk mendanai transaksi rutin yang jumlahnya kecil. Pihak manajemen memiliki hak untuk menentukan besarnya kas kecil, tentunya disesuaikan dengan operasional perusahaan. Metode Pencatatan Kas Kecil Metode pencatatan kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu sistem dana tetap (imprest fund system) dan sistem dana berubah (fluctuation fund system). Berikut penjelasannya: 1. Sistem dana tetap (imprest fund system) Di dalam metode ini, jumlah kas kecil yang akan dicadangkan bersifat tetap. Perubahan jumlah kas kecil akan dilakukan apabila pihak perusahaannya menghendakinya. Sebagai contoh, apabila perusahaan merasa bahwa jumlah kas kecil dianggap kurang dan perlu untuk menambahnya kembali. Kondisi ini akan menyebabkan adanya penyesuaian terhadap kas kecil yang mengalami penambahan atau pengurangan. 2. Sistem dana berubah (fluctuation fund system) Dalam metode ini, penetapan jumlah kas kecil disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai contoh, jumlah kas kecil pada awal kebijakan sebesar Rp. 2.000.000, setelah itu dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Setelah dimanfaatkan diisi kembali, pengisian dengan sistem dana tetap jumlah amountnya harus disesuaikan dengan saldo awal. Nah, jika menggunakan sistem fluktuasi jumlah pengisiannya tidak harus disesuaikan dengan jumlah saldo awalnya, jumlah pengisian bisa lebih atau kurang dari saldo awal. Perbedaan antara Jurnal Imprest Fund System dengan Jurnal Fluctuation Fund System Pengadaan Kas Kecil (metode imperest fund) Petty cash xxxx



Cash in bank



xxxx



Pengadaan Kas Petty cash xxxx Cash in bank xxxx Penyaluran Kas Tidak ada pencatatan



Kecil



Kecil



untuk



- Penyaluran Kas Kecil Beban air xxxx Beban telepon xxxx Kas kecil xxxx



untuk



Pengisian Kembali Beban-beban xxxx Cash in bank xxxx



Kas



Pengisian kembali Petty cash xxxx Cash in bank xxxx



kas



(metode



Bi Bi



Rutin Rutin



kecil



kecil



fluctuating



(metode (metode



(metode



(metode



fund)



imperest



fund)



fluctuating



fund)



imperest



fund)



fluctuating



fund)



Keterangan: perbedaan antara sistem imperest dan fluktuasi 1. Pembelanjaan kas kecil Pembelanjaan kas kecil dengan menggunakan metode imperest tidak memerlukan jurnal. Yang diperlukan hanyalah membuat bukti pembayaran yang akan dijadikan bukti pengeluaran kas. Sedangkan dengan menggunakan metode fluktuasi harus dibuat jurnal yang disesuaikan dengan biayanya. 2. Pengisian kembali Pengisian kembali menggunakan metode imperest disesuaikan dengan rekening buku besar, pengisian harus tepat dengan kebijakan perusahan dan dibuat sama dengan jumlah kas kecil ketika pertama dibentuk. Sedangkan pengisian dengan metode fluktuasi disesuaikan dengan kebutuhan. REKONSILIASI SALDO KAS Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka masing­masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di perkiraan (akun) cash  atau  cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank,   secara   berkala   bank   biasanya   mengirimkan   laporan   ke   nasabah   yang   lazim   disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank. Rekonsiliasi   adalah   tindakan   membandingkan   dua   data   untuk   mencari   kesesuaiannya.   Jika rekening   koran   bank   tersebut   dibandingkan   dengan   catatan   perusahaan,   kemungkinan   ada perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal­hal sebagai berikut: Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:











setoran   dalam   perjalanan   (deposit   in   transit),   yaitu   setoran   yang   dilakukan   oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut. Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh   perusahaan   kepada   penerima   tetapi   sampai   akhir   periode   cek   tersebut   belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.



Transaksi   sudah   dilaporkan   di   rekening   koran   bank,   tetapi   belum   dicatat   oleh   perusahaan, seperti:  Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo simpanan   nasabah.   Nasabah   biasanya   baru   mengetahui   hal   itu   pada   saat   menerima rekening koran.  Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan , kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran. Kesalahan,   baik   yang   dilakukan   oleh   perusahaan   maupun   oleh   bank,   misalnya   cek   untuk membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp 129.000.000,00.   Berikut adalah ikhtisar tindakan dalam proses rekonsiliasi:   



Transaksi sudah dicatat oleh salah satu pihak tetapi belum dicatat oleh pihak lain.



No. 



Item 



1.  Setoran dalam perjalanan  2.  Cek yang sedang beredar  3.  Biaya bank 



Keterangan



Perlakuan 



Perusahaan   sudah   mencatat   penambahan   kas tetapi   bank   belum   melaporkan   dalam   rekening Saldo bank ditambah  koran  Perusahaan   telah   mencatat   sebagai   pengeluaran Saldo bank dikurangi  kas tetapi bank belum mencatat Bank   telah   mengurangi   saldo   kas   perusahaan, Saldo   kas   menurut perusahaan dikurangi tetapi perusahaan belum mencatat 



Bank   telah   menambah   saldo   kas   perusahaan, Saldo   kas   menurut perusahaan ditambah tetapi perusahaan belum mencatat  Bank   telah   menambah   saldo   kas   perusahaan, Saldo   kas   menurut Debitur   perusahaan   menyetor   ke rekening perusahaan di bank tetapi perusahaan belum mencatat  perusahaan ditambah 



4.  Bunga/jasa giro  5. 



  



Adanya kesalahan oleh bank atau oleh perusahaan.



No. 



Item  Keterangan  Perlakuan  Penerimaan kas terlalu besar dicatat Saldo   kas   menurut Saldo kas menurut perusahaan terlalu besar  oleh perusahaan  perusahaan dikurangi  Penerimaan kas terlalu besar dicatat Saldo kas menurut bank terlalu besar Saldo bank dikurangi  oleh bank  Pengeluaran kas terlalu besar dicatat Saldo   kas   menurut Saldo kas menurut perusahaan terlalu kecil  oleh perusahaan  perusahaan ditambah  Pengeluaran kas terlalu besar dicatat Saldo   kas   menurut   rekening   koran   terlalu Saldo   kas   menurut   RK kecil oleh bank  ditambah  Debitur   perusahaan   menyetor   ke Bank telah menambah saldo kas perusahaan, Saldo   kas   menurut rekening perusahaan di bank tetapi perusahaan belum mencatat  perusahaan ditambah 



1.  2.  3.  4.  5. 



  1. ILUSTRASI AKUNTANSI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAN BANK Berikut ini adalah daftar transaksi antara bank dan perusahaan selama bulan tertentu: Perusahaan  Bank  Salon Eliza didirikan dan Eliza setor uang 1.  1.  Menerima setoran dari Eliza Rp 1.000 ke Bank Rp 1.000 Diterbitkan   cek   no.   1   untuk   membayar 2.  2.   Membayar cek no. 1  beban sewa Rp 100 Menerima pembayaran piutang Rp 500 dan 3.  3.  Menerima setoran dari Salon Eliza Rp 500 langsung disetor ke bank Diterbitkan   cek   no.   2   untuk   membayar 4.      honor  5. 



 



5. 



Menerima setoran dari Tn. A untuk Salon Eliza Rp 300



6. 



 



6. 



Akhir bulan bank memberi  jasa giro Rp 50 dan membebani Salon Eliza Rp 25 dan dibuat rekening koran. Bank   menerima   setoran   dari   Salon   Eliza   Rp   1.500   (belum masuk RK)



7.  Salon Eliza menyetor ke bank Rp 1.500



7. 



  Jurnal yang dibuat oleh perusahaan dan bank adalah sebagai berikut: Perusahaan  Bank  Kas di Bank 1.000 Kas 1.000 1.  1.  Modal Eliza 1.000 Giro­Salon Eliza 1.000 Beban Sewa 100 Giro­Salon Eliza 100 2.  2.   Kas di Bank 100  Kas 100  Kas di Bank 500 Kas 500 3.  3.  Piutang 500  Giro­Salon Eliza 500 Biaya Honor 100 4.  4.    Kas di Bank 100 



5.   



5. 



6.   



6. 



7. 



Kas di Bank 1.500 7.  Pendapatan 1.500



Kas 300 Giro­Salon Eliza 300 Biaya bunga 50 Giro­Salon Eliza 50 Giro­Salon Eliza 25 Pendapatan adm 25  Kas 1.500 Giro­Salon Eliza 1.500



  Buku besar Kas di Bank yang disusun oleh Eliza adalah sebagai berikut:   Kas di Bank Tgl  Uraian  Debet  Kredit  Saldo  D/K  2007            Des 1  Penyetoran  1.000   1.000 D  2  Cek No.1    100  900  D  10  Setoran 500    1.400 D  15  Cek No.2    100  1.300 D  31  Setoran  1.500   2.800 D    Buku besar Giro­Salon Eliza  dan rekening koran untuk Salon Eliza yang disusun oleh bank adalah sebagai berikut:     Tgl  2007  Des 1  2  10  15 31  



Uraian    Penyetoran Cek No.1  Setoran  Setoran Tn. A Jasa Giro Biaya Bank



Salon Eliza Debet  Kredit  Saldo  D/K            1.000 1.000 K 100    900  K   500  1.400 K   300 1.700 K   50 1.750 K 25   1.725 K



  1. ILUSTRASI REKONSILIASI Rekonsiliasi dilakukan dengan melakukan langkah­langkah sebagai berikut:



1. Transaksi yang dilaporkan di Rekening Koran sisi Kredit dibandingkan dengan transaksi yang dicatat di Buku Besar Kas di Bank sisi Debet. Maka akan didapat data sebagai berikut: 



setoran Tn. A Rp 300 dan jasa giro Rp 50 belum dicatat oleh perusahaan, sehingga harus ditambahkan ke saldo menurut perusahaan.







Perusahaan sudah mencatat setoran Rp 1.500 tetapi di Rekening Koran belum ada, sehingga harus ditambahkan ke saldo bank sebagai setoran dalam perjalanan.



1. Transaksi di sisi Debit Rekening Koran dibandingkan dengan sisi Kredit akun "Kas di Bank", maka akan menghasilkan: 



Cek No. 2 sebesar Rp 200 belum tampak di Rekening Koran, sehingga cek tersebut harus dikurangkan ke saldo menurut Rekening Koran.







Di Rekening Koran telah ada biaya bank Rp 25, sementara di akun "Kas di Bank" belum ada, saldo menurut perusahaan harus dikurangi dengan biaya bank tersebut.



1. ILUSTRASI BENTUK REKONSILIASI Hasil perbandingan di atas dituangkan sebagai berikut:  



Salon Eliza Rekonsiliasi Saldo Kas Untuk Bulan Desember 2007   Saldo menurut Rekening Koran                    Rp1,725 Ditambah: Setoran dalam Perjalanan                Rp1,500                                     Rp3,225



Dikurangi: Cek yang beredar                    Rp 100                                 Rp3,125            Saldo menurut Perusahaan                    Rp2,800 Ditambah: Setoran Tn. A                        Rp 300         Jasa Giro                        Rp 50                                     Rp3,150 Dikurangi: Biaya Bank                        Rp 25                                     Rp3,125   1. ILUSTRASI JURNAL UNTUK MENCATAT HASIL REKONSILIASI Transaksi yang harus dijurnal adalah transaksi yang belum dicatat oleh perusahaan, yaitu: Tanggal



 



Uraian



Debet  Kredit 



Kas di Bank 2007 Piutang Des 31 Jasa Giro 



350



Biaya Bank Kas di Bank 



25



  300 50   25



1. DANA KAS KECIL Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu: 1. Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap) Jika   metode   ini   yang   digunakan,   maka   di   dalam   buku   besar   disediakan   satu rekening   untuk   mempertanggungjawabkan   dana   kas   kecil.   Saldo   rekening   ini tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran kas kecil pengeluaran ini



tidak  dibuat  jurnal.  Jurnal  pengeluaran   dilakukan   pada  saat   pengisian   kembali (replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti­ bukti pengeluaran dari petugas kas kecil.  Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem   ini   pengeluaran   ini   tentu   belum   dicatat,   maka   pada   akhir   tahun   dibuat jurnal penyesuaian dengan men­debet biaya atau aset dan meng­kredit rekening "Kas   Kecil".   Selanjutnya   pada   awal   tahun   berikutnya   jurnal   penyesuaian   ini dijurnal   balik   (direverse),   agar   pembukuan   waktu   pengisian   kembali   atas pengeluaran tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain. Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang belum diisi kembali. 1. Misalkan perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah cek nominal Rp 500 kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas kecil. Jurnal yang dibuat adalah: Tgl.  Jan 31 



Tgl. 



Akun Kas Kecil Kas 



Debet  Kredit  500 



  500  1. Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil untuk membeli supplies kantor Rp 200, membayar  ongkos angkut barang yang dibeli Rp 150 serta biaya lain­lain Rp 75. petugas akan menerima bukti­bukti pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam catatan petugas tetapi tidak dalam bentuk jurnal. 2. Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran sebesar Rp 425 ke bagian keuangan, kemudian petugas menerima cek sebesar Rp 425. Tindakan ini disebut pengisian kembali (replenishment). Jurnal yang dibuat: Akun



Supplies Kantor Transportation­in Des 30  Biaya Lain­lain Kas  



Debet  Kredit 



200 150 75 



   



  425  1. Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp 50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian akuntansi sebagai berikut:



Tgl. 



Akun



Des 31 



Debet  Kredit 



Biaya Lain­lain Kas Kecil 



50



  50 



  1. Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal balik sebagai berikut: Tgl.  Des 31 



Akun



Debet  Kredit 



Kas Kecil Biaya Lain­lain



50



  50 



  Metode Saldo Berfluktuasi Jika  metode  ini yang  digunakan, maka  di  dalam  buku besar disediakan  satu rekening  untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat  jurnal dianalisis  dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil. Pada hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan (2) transaksi yang mengurangi Kas Kecil. Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau  replenishment. Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau pembelian harta tertentu.  Karena metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak  memberikan ilustrasi rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.



Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Persamaan akuntansi dipakai untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan. Jelas saja adanya transaksi akan berpengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan. Baik berupa penambahan atau pengurangan beberapa komponen persamaan akuntansi. Perubahan beberapa komponen dalam persamaan akuntansi dapat dikelompokan seperti berikut: 1. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah yang sama. 2. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang) atau sebaliknya dalam jumlah yang sama. 3. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan ekuitas (modal) dalam jumlah yang sama. 4. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang) dan ekuitas (modal) dalam jumlah yang sama. Pencatatan Transaksi Keuangan ke Dalam Persamaan Akuntansi Transaksi keuangan akan mengakibatkan perubahan pada beberapa komponen persamaan akuntansi. Perubahan tersebut setidaknya akan menyangkut dua komponen. Berikut penjelasan tentang pencatatan transaksi dalam persamaan dasar akuntansi: Tuan Victor pada tanggal 1 Januari 2013 mendirikan perusahaan jasa yang diberi nama PT. Victory Jaya. Berikut uraian transaksi yang terjadi selama bulan tersebut:



1. Tanggal 1 Januari Tuan Victor menyetorkan sejumlah uang tunai sebagai modal usaha sebesar Rp. 7.500.000,00 2. Tanggal 5 Januari Tn. Victor meminjam sejumlah uang dari BRI untuk tambahan modalnya sebesar Rp. 5.500.000,00 3. Tanggal 6 Januari Tn. Victor membayar dengan uang tunai untuk sewa gedung sebesar Rp. 400.000,00 4. Tanggal 7 Januari membeli perlengkapan sebanyak Rp. 2.500.000,00 5. Tanggal 9 Januari membeli secara tunai peralatan sebesar Rp. 7.000.000,00 6. Tanggal 10 Januari menerima pendapatan jasa atas pekerjaan yang sudah diselesaikan sebesar Rp. 4.000.000,00 7. Tanggal 12 Januari perlengkapan menjadi berkurang karena dipakai sebanyak Rp. 1.500.000,00 8. Tanggal 13 Januari dibayar gaji karyawan sebesar Rp. 200.000,00 9. Tanggal 15 Januari membayar beban angsuran pinjaman dari bank sebanyak Rp. 850.000,00 dan beban bunga sebesar Rp. 74.300,00 10. Tanggal 28 Januari Tn. Victor mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 475.000,00 Penyelesaian: Pada dasarnya soal persamaan dasar akuntansi di atas sangat mudah dipahami. Yang dibutuhkan hanyalah ketelitian dan kejelian dalam mengerjakan soal. Semoga contoh di atas dapat memberikan gambaran penyelesaian soal persamaan dasar akuntansi.



Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi Sebelum kita masuk ke latihan soal persamaan dasar akuntansi kalian pasti sudah tau kan cara menganalisis dokumen transaksi, kalau belum tau monggo dibaca dulu cara menganalisis atau menverifikasi bukti transaksi atau sobat bisa lihat postingan sebelumnya mengenai Persamaan Dasar Akuntansi disini juga dibahas secara lengkap mengenai cara-cara menganalisis dan menentukan akunakun yang terkait jadi pahami bener-bener yaa cara menganalisis bukti transaksi sebelum mempelajari contoh-contoh dibawah ini. kalau sudah faham mari langsung ke contoh-contoh soal persamaan dasar akuntansi dibawah ini.



1. Ahmad mendirikan bengel yang diberi nama ‘’Sido Makmur’’ dengan menyetor uang awal sebesar Rp. 800.000 . dan perlengkapan bengkel sebesar Rp. 200.000 a. Ahmad membeli perlengkapan bengkel secara tunai seharga Rp. 100.000. b. Membeli peralatan bengkel secara kredit sebesar Rp. 200.000 c. Membeli perlengkapan bengkel sebesar Rp.300.000. baru dibayar Rp. 100.000. sisanya dibayar seminggu lagi. d. Mendapatkan pinjaman uang Rp. 500.000 dari bank Mandiri e. Ahmad menerima pendapatan dari pelanggan atas jasa bengkel sebesar Rp. 200.000 f. Ahmad membayar sewa tempat sebesar Rp. 150.000 g. Membayar gaji karyawan bengkel sebesar Rp. 50.000 h. Diterima pendapatan atas jasa bengkel sebesar Rp. 100.000 i. Membayar utang pada transaksi c sebesar Rp 100.000 j. Membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 200.000



Diminta :  Buatlah persamaan dasar akuntansi dari transaksi­ transaksi diatas. ? Jawab :



Persamaan dasar akuntansi



2. Siti pada tanggal 1 agustus 2015 mendirikan salon yang diberi nama ‘’Siti cantik’’ dengan menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 500.000 . Selama bulan agustus terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut :



a. Siti membeli perlengkapan salon secara tunai dengan harga Rp. 400.000. b. Mendapatkan pinjaman uang sebesar Rp. 800.000 dari bank BRI c. Membeli peralatan salon secara kredit sebesar Rp. 300.000 d. Membeli perlengkapan salon sebesar Rp. 250.000. baru dibayar Rp. 100.000. sisanya dibayar seminggu lagi. e. Siti menerima pendapatan dari pelanggan atas jasa salonnya sebesar Rp. 250.000 f. Siti membayar sewa tempat sebesar Rp. 150.000 g. Membayar upah karyawan salon siti cantik sebesar Rp. 75.000 h. Diterima pendapatan atas jasa salon sebesar Rp. 150.000 i. Membayar utang pada transaksi d sebesar Rp 100.000 j. Membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 275.000 k. Siti mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000 Diminta a.



Buatlah persamaan dasar akuntansi dari transaksi- transaksi diatas.



Jawab :



Persamaan Dasar Akuntansi Sampai disini dulu sobat semoga bermanfaat. Jangan lupa komen yaa.....



Pengertian Analisis laporan keuangan, Tujuan , Penggunaan Secara Lengkap



July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Pengguna Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :







Investor



Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.  Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,  Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.  Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.  Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan  Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.  Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Pengertian Analisa Laporan Keuangan Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat. Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”.



Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: “Analisa laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Tujuan Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuranukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan: 1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p 2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan. 3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini. 4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau



Analisis laporan keuangan Laporan keuangan adalah suatu catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan, institusi, atau lembaga dalam suatu periode akuntansi yang dapat dijadikan acuan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang baik biasanya meliputi: 1. Neraca (Balance sheet) Neraca disebut juga posisi keuangan, berarti neraca berguna untuk menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu (a moment of time). Biasanya tanggal tertentu tersebut jatuh per 31 Desember. Posisi keuangan yang digambarkan adalah posisi harta, utang dan modal. AKTIVA = KEWAJIBAN (UTANG) + MODAL 2. Laporan laba/rugi (Income Statement)



Pada dasarnya laporan laba rugi adalah laporan yang berisi tentang kemampuan atau kinerja perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada suatu periode akuntansi. Unsur-unsur yang dijabarkan dalam laporan keuangan diantaranya unsur pendapatan dan beban-beban perusahaan yang nantinya akan menghasilkan laba atau rugi perusahaan. 3. Laporan arus kas (Cashflow) Laporan arus kas menunjukkan adanya arus kas masuk dan arus kas keluar dari suatu perusahaan. Laporan arus kas disajikan selama periode tertentu dan diklasifikasikan sesuai dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling tepat dengan bisnis perusahaan tersebut. Tujuan analisa Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan apabila telah diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan analisa lebih lajut untuk memperoleh data yang akan mendukung dalam pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan dengan melakukan penelaahan, mempelajari hubungan, serta tendensi atau kecenderungan (trend) yang akan membantu dalam menentukan posisi keuangan perusahaan dan hasil operasi perusahaan. Faktor utama yang memperoleh perhatian khusus dalam analisis adalah 1. Likuiditas Memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat dilakukan penagihan. Likuid diartikan suatu perusahaan dapat membayarkan kewajibannya dengan tepat waktu. Sedangkan illikuid diartikan suatu perusahaan yang tidak bisa dengan segera membayar kewajibannya ketika dilakukan penagihan. 2. Solvabilitas Ini menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat perusahaan dilikuidasi, baik dalam jangka pendek atau panjang. Istilah “solvabel” berarti perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya ketika dilikuidasi. Sedangkan “insovabel” berarti jumlah aktiva suatu perusahaan kurang dari atau lebih kecil dari jumlah hutangnya. 3. Rentabilitas atau profitability Penggunaan aktiva yang diperuntukan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Untuk mengetahui rentabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba dengan jumlah aktiva atau modal dalam suatu periode tertentu. 4. Stabilitas usaha



Menunjukkan kestabilan perusahaan dalam menjalankan usahanya, kestabilan ini dapat diukur dengan: - Kemampuan dalam membayar beban bunga yang timbul karena utang perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang tepat waktu. - Kemampuan dalam membayarkan deviden tanpa adanya hambatan atau krisis keuangan perusahaan. Metode dan Teknik Analisa Fungsi dari metode dan teknik analisa adalah untuk mengukur keterikatan atau hubungan akunakun yang ada pada laporan, hal ini membantu mengetahui perubahan yang terjadi pada masingmasing akun apabila diperbandingkan dengan: 1. Laporan yang diperoleh dari beberapa periode (analisis historis) 2. Laporan keuangan yang telah dibudgetkan (analisa variance) 3. Laporan keuangan pada perusahaan lainnya (analisa rata-rata industri) Setiap metode dan teknik analisa mempunyai tujuan untuk menyederhanakan data sehingga lebih mudah untuk dipahami. Beberapa macam metode analisa: 1. Analisa Horisontal (analisa dinamis) Metode ini menggunakan metode perbandingan laporan keuangan dalam beberapa periode, sehingga perkembangannya akan diketahui. 2. Analisa Vertikal (analisa statis) Metode ini akan menghasilkan analisa dalam satu periode saja dan tidak mengetahui perkembangannya. Analisa ini akan memperbandingkan antar akun pada laporan keuangan, oleh sebab itu yang akan diketahui hanya keadaan keuangan dan hasil operasi ketika periode itu saja. Berikut beberapa teknik analisa yang digunakan dalam analisis laporan keuangan: 1. Analisa perbandingan laporan keuangan Analisa ini akan melakukan perbandingan laporan keuangan dalam dua periode atau lebih dengan cara menunjukkan: - Data absolut (jumlah-jumlah satuan mata uang)



- Kenaikan dan penurunan pada satuan mata uang - Kenaikan dan penurunan pada persentase - Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio - Persentase total Metode ini akan membantu dalam mengetahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. 2. Trend atau Tendensi Untuk mengetahui tentang kemajuan perusahaan dan tendensi posisi perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk persentase atau tren percentage analysis, apakah posisi tendensi tetap, naik atau turun. 3. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja Digunakan untuk mengetahui sumber-sumber modal kerja, penggunaan dan perubahan modal kerja pada periode tertentu. 4. Laporan persentase per komponen (common size statement) Berguna untuk mengetahui besarnya persentase investasi di masing-masing aktiva, mengetahui komposisi beban, struktur permodalan yang dikaitkan dengan jumlah penjualannya. 5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) Matode analisa ini membantu mengetahui dari mana sumber-sumber dan uang kas digunakan, serta mengetahui perubahan dari jumlah uang kas pada periode tertentu. 6. Analisa Ratio Dengan metode analisa ini akan mengetahui hubungan antara akun-akun tertentu pada neraca. 7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya, atau perubahan laba kotor dalam periode tertentu dengan laba yang telah dibudgetkan dalam periode tersebut. 8. analisa titik impas (break even point)



Berguna untuk menganalisa pencapaian tingkat penjualan supaya perusahaan tidak mengalami kerugian, namun juga tidak mendapatkan keuntungan. Analisa BEP akan mengetahui berbagai tingkat kerugian atau keuntungan dalam berbagai tingkat penjualan.



Cara Mudah Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pengertian Laporan laba rugi adalah laporan yang dihasilkan pada satu periode buku yang menyajikan seluruh pendapatan dan biaya perusahaan dan menghasilkan laba bersih atau rugi. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk periode tersebut. Standar Akuntansi Keuangan menyarankan perusahaan dalam menyajikan laporan atau catatan keuangan agar di klasifikasikan berdasarkan sifat dan fungsi beban di perusahaan. Pembagian laba dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 1. Laba Kotor Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya selama satu periode akuntansi. Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan)



Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi biaya produknya.



2. Laba Operasi Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis utamanya.



3. Laba Sebelum Pajak Laba sebelum pajak adalah jumlah laba yang diperoleh perusahaan sebelum pajak penghasilan.



4. Laba Bersih Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan setelah dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.



Langkah Menyusun Laporan Laba Rugi



Laba rugi dibuat setelah neraca lajur (kertas kerja), mengapa demikian ? dikarenakan rujukan dalam penyusunan laporan laba rugi berasal dari kolom laba rugi neraca saldo . Langkah penyusunan laporan laba rugi pada umumnya adalah: 1. kemudian jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan 2. menuliskan tulisan di header dengan identitas perusahaan. 3. periode tahun laporan. Kemudian tepat dibawahnya memuat komponen utama laba rugi diantaranya: 1. Total beban (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi) 2. Total pendapatan (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi) 3. Laba atau rugi (selisih dari pendapatan dan total beban, apabila lebih besar pendapatan maka diakui sebagai laba)



Tujuan Penyusunan Laporan Laba Rugi



Penyusunan laporan laba rugi perusahaan bertujuan untuk: 1. Mengevaluasi perolehan laba dari kurun waktu tertentu. 2. Mengetahui jumlah pajak yang ditanggung 3. Menilai efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan biaya usaha.



Format Laporan Laba Rugi



Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan diantaranya:



1. Single Step Income Statement Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam unsure operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian yang termasuk kategori operasi. Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor, selisih laba kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih. UD. AKUN JAYA Laporan Laba Rugi 31 Desember 2016



2. Multiple Step Income Statement Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan makan akan terlihat perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil. UD. AKUN JAYA Laporan Laba Rugi 31 Desember 2016



Cara Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang Laporan laba-rugi dapat disusun dengan mudah dengan bantuan neraca lajur atau kertas kerja. Penyusunan laporan laba-rugi dilakukan dengan mengutip saldo-saldo akun nominal seperti pendapatan dan biaya-biaya yang berada pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Agar lebih jelas berikut ini akan dibahas proses penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira.



Klik gambar untuk memperjelas gambar. Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan saldo HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit dalam penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan potongan pembelian Rp 1.366.000. Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini: PD Zafira Laporan Laba-Rugi Periode 31 Desember 2012



I. PENDAPATAN Penjualan : Potongan Penjualan Penjualan Bersih Pendapatan Bungan :



Rp : : Rp 1.533.000 +



381.500.000 (Rp 20.700.000) Rp 360.800.000



TOTAL PENDAPATAN.................................................................................................. Rp 362.333.000



II. HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal barang Pembelian : Retur Pembelian Pot.pembelian : Pembelian Bersih : Barang Tersedia dijual : Persediaan Ahir barang dagang :



dagang



:



Rp Rp



:



(Rp (Rp Rp Rp



16.175.000 186.400.000 1.550.000) 1.366.000) 183.484.000+ 199.659.000



(Rp 28.125.000)



Harga Pokok Penjualan .........................................................................................Rp 171.534.000Laba Kotor............................................................................................................ Rp 190.799.000



III. BEBAN USAHA Beban listrik dan telpon : Beban Asuransi : Gaji Karyawan : Beban Pemeliharaan Gedung : Beban Peny. peralatan Kantor : Beban Peny. Peralatan toko : Beban Peny. Gedung : Rp 8.250.000 + TOTAL BEBAN



Rp Rp Rp Rp



6.250.000 Rp 275.000 25.550.000 16.325.000 Rp 7.825.000 16.500.000



RP 80.975.000-



LABA BERSIH.......................................................................................................... Rp 109.824.000



Keterangan : Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada neraca lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda.



Cara membuat Laporan Arus Kas dengan benar Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Deskripsi laporan Arus Kas sesuai Ilmu Akuntansi Dalam ilmu akuntansi dasar laporan arus kas dipelajari untuk pertama kali bagi setiap orang yang berminat mendalami ilmu akuntansi.Sebelum kita memahami cara membuat laporan Arus kas dengan tepat, maka perlu diketahui makna laporan arus kas, apa itu laporan arus kas?Laporan arus kas merupakan sebuah laporan keuangan yang menginformasikan arus kas yang masuk dan arus kas yang keluar dalam periode akuntansi tertentu pada sebuah entiti.Pengertian tersebut diperkuat dengan PSAK no 2 tentang arus kas, yang menyatakan bahwa laporan arus kas didalamnya harus melaporkan aliran kas dalam periode tertentu yang dikelompokan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.



Mengapa sebuah entiti atau perusahaan harus menyusun laporan arus kas?Perusahaan menyusun laporan arus kas, hal ini karena memiliki tujuan yaitu untuk menggambarkan kegiatan manajemen dalam



kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.Berdasarkan informasi dari ketiga kegiatan tersebut maka dapat dilakukan prediksi arus kas perusahaan untuk masa mendatang atau periodeperiode selanjutnya.



Cara menyusun Laporan Arus Kas secara tepat Laporan arus kas dapat disusun dengan dua buah metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.Diantara kedua metode tersebut yang sering digunakan dan dianjurkan dalam SAK adalah penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung, karena lebih lengkap dalam memberikan informasi tentang kondisi arus kas suatu perusahaan.Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diberikan ilustrasi dalam perusahaan jasa salo zhafira pada periode 2014. Diketahui bahwa dalam salon zhafira terdapat beberapa data tambahan sebagai berikut : a) Saldo kas salon zhafira pada awal periode 2014 sebagaimana yang tercantum dalam neraca awal adalah sebesar Rp 2.394.000 b) Pendapatan jasa salon sebagaimana tercantum dalam laporan laba-rugi periode 2014 yaitu sebesar 7.405.000,, ternyata yang telah diterima perkas sampai dengan akhir periode hanya sebesar 4.206.000 sedangkan sisanya masih berupa piutang jasa. c) Selama periode 2014 salon zhafira melakukan pengeluaran uang tunai untuk membayar 4 beban, yaitu beban upah dan gaji sebesar 586.000, beban penerangan sebesar 535.000, beban pemeliharaan sebesar 412.500 dan beban umum sebesar 690.000. d) Peralatan kantor yang dibeli dengan tunai selama periode 2014 yaitu sebesar 700.000 dan peralatan salon sebesar 600.000 e) Setoran modal tambahan selama periode 2014 oleh zhafira sebesar 1000.000 dan pengambilan prive 850.000. Berdasarkan kelima data tambahan di atas maka laporan arus kas yang disusun salon zhafira pada periode 2014 dengan metode langsung adalah sebagai berikut :



Berdasarkan laporan arus kas di atas terlihat bahwa saldo kas akhir periode jumlahnya sama dengan saldo kas yang disajikan dalam Laporan neraca atau balance sheet yang telah dibuat salon zhafira,hal ini menunjukan bahwa kas antara neraca dengan laporan arus kas saling terkait, dengan kata lain jika saldo akhir kas dalam laporan arus kas tidak sama dengan saldo kas yang ditampilkan di balance sheet (neraca) maka ada kekeliruan dalam penyusunannya.Perlu ditegaskan pula, bahwa dalam laporan arus kas hanya menyajikan arus kas yang keluar atau arus kas yang masuk,itulah sebabnya pendapatan jasa hanya ditampilkan dalam arus kas sebesar 4.206.000, padahal dalam laporan laba-rugi pendapatan tercatat 7.405.000.



Mengapa yang ditampilkan dalam arus kas hanya 4.206.000?hal ini karena salon zhafira hanya menerima kas masuk yang berasal dari pendapatan sebesar 4.206.000 sedangkan sisanya belum diterima secara tunai atau masih menjadi piutang.Begitu juga dengan akun-akun lainnya seperti beban-beban, akun beban yang ditampilkan dalam arus kas hanyalah akun beban yang telah dibayarkan secara tunai oleh zhafira salon, sedangkan yang masih menjadi hutang atau belum dibayar tidak ditampilkan dalam laporan arus kas.



Cara membuat Laporan Arus Kas dengan benar Salah satu cara penyusunan Laporan arus kas adalah dengan membandingkan neraca dua periode. Dari neraca dua periode yang dibandingkan maka dapat diketahui data perubahan dalam pos-pos neraca.



Cara untuk mendapatkan data hasil perubahan pos-pos neraca tersebut adalah dengan membandingkan data setiap pos neraca akhir suatu periode dengan pos yang sama dalam neraca akhir periode sebelumnya atau dapat juga dilakukan dengan membandingkan masing-masing pos dalam neraca awal dan neraca akhir suatu periode, hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya neraca akhir suatu periode akan menjadi neraca awal periode berikutnya.



Untuk memperjelas penjelasan di atas, berikut ini di ilustrasikan penyusunan laporan arus kas pada suatu perusahaan dagang, silahkan dipahami dengan baik. PD Surya sakti merupaka suatu perusahaan yang bergerak dalam perdagangan sepeda motor bekas. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 2010. Berdasarkan Neraca tahun 2010 dan tahun 2011 ini berikut, buatlah laporan arus kas untuk periode 31 desember 2011.



Berdasarkan neraca diperbandingkan seperti yang terlihat pada gambar di atas maka dapat dibuat laporan arus kas, tahap pertama untuk menyusun laporan arus kas berdasarkan neraca diperbandingkan adalah mencari perubahan terhadap pos-pos dalam neraca. Perubahan tersebut bisa naik (meningkat) atau turun. Perubahan naik artinya dalam neraca tahun berjalan terjadi kenaikan saldo akun dibandingkan neraca tahun sebelumnya sebaliknya perubahan menurun artinya terjadi penurunan saldo



akun dalam neraca tahun sekarang dibanding neraca tahun sebelumnya. Dari hasil perbandingan neraca tahun 2010 dan tahun 2011 PD Surya sakti maka didapat perubahan-perubahan masing-masing akun dalam neraca yang dilihat dalam gambar berikut ini:



Setelah dihitung perubahan saldo masing-masing akun dalam neraca diperbandingkan, maka laporan arus kas PD Surya Sakti tahun 2011 adalah sebagai berikut:



1. Laba bersih Rp 109.824.000, berasal dari perubahan kenaikan saldo modal dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar Rp 93.574.000 ditambah saldo prive Rp16.250.000 (saldo prive dapat diketahui dari buku jurnal saat terjadi transaksi) 2. Akumulasi penyusutan baik penyusutan gedung maupun penyusutan lainnya akan menambah laba bersih hal ini karena dua alasan yaitu, alasan pertama bahwa Akumulasi penyusutan tidak mengurangi kas tetapi hanya mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan misalya nilai gedung atau peralatan, sedangkan dalam laporan arus kas hanya akan menyajikan hal-hal yang menambah atau mengurangi kas. Nilai aktiva tersebut berkurang karena telah terpakai nilai ekonomisny. alasan kedua, ketika proses perhitungan laba bersih beban penyustan baik penyusutan gedung maupun peralatan telah mengurangi



laba bersih sehingga untuk menghilangkan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan laba bersih harus ditambahkan dengan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan.



3. Kenaikan utang menambah laba bersih, karena ketika perusahaan berhutang akan mendapat uang kas yang bersumber dari utang tersebut. Sehingga apabila utang naik maka akan menambah kas perusahaan. 4. Penurunan utang mengurangi laba bersih, karena ketika terjadi penurunan utang berarti telah terjadi pelunasan utang yang menyebabkan kas berkurang. 5. Kenaikan Piutang mengurangi laba bersih karena saat terjadi piutang berarti terjadi penjualan sepeda motor oleh PD Surya sakti tetapi PD Surya sakti tidak menerima kas hasil penjualan tersebut tetapi terjadi piutang, padahal dalam perhitungan laba bersih saldo piutang telah menambah laba bersih dalam bentuk penjualan, sehingga untuk menghilangkan saldo piutang tersebut dalam laporan arus kas piutang mengurangi laba bersih. 6. Pembelian barang dagang sebesar Rp3.125.000, dapat diketahui dari adanya peningkatan persediaan barang dagang atau dengan kata lain apabila persediaan barang dagang meningkat berarti telah terjadi pembelian barang dagang. 7. Pembelian peralatan kantor sebesar Rp11.000.000 dapat diketahui dari adanya peningkatan saldo peralatan kantor. 8. Pengambilan prive dapat diketahui dari jurnal umum saat terjadi transaksi prive.



Pengertian Jurnal Umum (Contoh, Fungsi dan Bentuk) Secara Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pengertian Jurnal Umum dalam Ilmu Akuntansi Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Jurnal umum menjadi buku harian dalam sebuah perusahaan yang berisi catatan segala transaksi yang terjadi selama periode berjalan. Pada umumnya jurnal umum familiar dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis ke dalam jurnal umum saja, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus dalam mencatat bukti transaksi yang timbul dari transaksi keuangan yang dilakukannya, meski demikian penggunaan jurnal umum juga diperlukan untuk mencatat bukti transaksi dari transaksi yang tidak bisa dicatat dalam jurnal khusus Perusahaan jasa melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang muncul dari transaksi keuangan yang dilakukannya ke dalam buku jurnal umum dengan tujuan untuk melakukan pengidentifikasian, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan pengaruh ekonomi yang ditimbulkan dari berbagai jenis transaksi keuangan yang terjadi terhadap keuangan perusahaan secara kronologis untuk memudahkan proses posting atau pemindahan ke dalam suatu akun tertentu. Agar lebih dekat dalam mengenal jurnal umum lihatlah format jurnal umum berikut ini:



Keterangan : Dalam format jurnal umum di atas terlihat ada 6 kolom, yaitu kolom tangga, kolom nomor bukti, kolom rekening atau keterangan, kolom referensi (ref), kolom debit dan kolom kredit. Kolom tanggal diisi dengan waktu terjadinya transaksi keuangan, dalam menulis tanggal harus secara urut sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom No bukti, diisi dengan memasukan no bukti dari bukti transaksi keuangan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Kolom rekening atau keterangan atau bisa juga di tulis kolom nama akun, dapat diisi dengan nama dari akun atau rekening yang terkait dengan transaksi yang terjadi. KolomRerensi dalam jurnal umum, diisi dengan menuliskan nomor akun atau kode akun yang sesuai dengan nama akun pada kolom keterangan atau kolom nama akun, kolom ref ini hanya boleh diisi jika telah dilakukan proses posting ke buku besar, jadi jika belum diposting ke buku besar biarkan saja kosong. Kolom Debit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di debit sedangkan kolom kredit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di kredit



Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5 buah fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa , adapun kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut 



Fungsi Pertama yaitu Fungsi Analisis



Funsi analisis maksudnya adalah bahwa jurnal umum memiliki fungsi untuk melakukan penentuan terhadap sebuah akun dan saldonya yang harus di debit atau harus dikredit  Fungsi Kedua yaitu Fungsi Pencatatan Fungsi Pencatatan maksudnya adalah bahwa jurnal umum berguna untuk melakukan pencatatan segala pengaruh yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bukti transaksi keuangan yang ada.  Fungsi ketiga yaitu Fungsi Historis



Fungsi Historis maksudnya bahwa jurnal umum dalam melakukan pencatatan dilakukan secara sistematis atau kronologis berdasarkan urutan terjadinya transaksi  Fungs Keempat yaitu Fungsi Instruktif Fungsi instruktif maksudnya bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam proses pempostingan ke buku besar  Fungsi kelima yaitu Fungsi Informatif Fungsi Informatif maksudnya bahwa jurnal umum berperan dalam memberikan informasi untuk melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.



Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum Dalam membuat jurnal umum harus berpedoman pada 5 langkah, adapun kelima langkah itu adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengidentifikasian Bukti Transaksi keuangan yang muncul dari transasksi keuangan yang dilakukan perusahaan, adapun contoh dari bukti transaksi keuangan antara lain , Faktur, Memo, Kuitansi, dll 2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan menggolongkannya dalam jenisnya apakah jenis Harta, atau Hutang, ataukah Modal dsb 3. Menetapkan Penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi, akibat dari transaksi yang dilakukannya 4. Menetapkan untuk mendebit ataukah harus mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang terjadi. jika anda masih binggung cara menentukan debit-kredit suatu akun, silahkan simak tips mudah menentukan debet dan kredit dan baca juga tips menguasai saldo normal akun dengan jari tangan 5. Mencatat transaksi kedalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang ditimbulkannya.



Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua transaksi ke dalam akun masing-masing. Sebagai contoh, Tuan Victor meyetorkan uang untuk modal PT. Victory. Dari kegiatan atau aktivitas ini akan berpengaruh pada dua akun yaitu akun kas (aktiva) dan modal Tuan Victor (ekuitas). Dari penjelasan di atas, jurnal mempunyai beberapa fungsi: 1. Fungsi Historis Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.



2. Fungsi Mencatat Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal. 3. Fungsi Analisis Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akunakun yang terpengaruh beserta jumlahnya. 4. Fungsi Instruktif Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal. 5. Fungsi Informatif Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.



Manfaat Jurnal Umum Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya: - Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih suatu perkiraan. - Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan. - Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit. - Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama. - Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.



Bentuk Jurnal Umum



Keterangan: 1 : Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan. 2 : Diisi nomor bukti transaksi 3 : Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan.



4 : Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar. 5 : Diisi nilai nominal akun yang didebet 6 : Diisi nilai nominal akun yang dikredit 7 : Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)



Kesimpulan Pengertian Jurnal Umum secara singkat adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pengarus yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan berdasarkan bukti transaksi keuangan yang ada. Perusahaan harus membuat jurnal umum dalam proses akuntansinya karena jurnal umum memiliki 5 fungsi pokok yaitu fungsi analisis, pencatatan, historis, instruktif, dan informatif. Dalam membuat jurnal umum maka harus berpedoman pada 5 prinsip atau pedoman dasar agar jurnal umum akurat dan teruji kebenarannya.



Pencatatan Perlengkapan sesuai prosedur akuntansi Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Perlengkapan dalam akuntansi diartikan sebagai barang atau benda habis pakai yang berfungsi sebagai penunjang keberhasilan operasional atau kegiatan usaha suatu perusahaan. Perlengkapan diartikan sebagai benda habis pakai karena perlengkapan dapat habis baik secara fisiknya maupun ekonomisnya, contohnya dalam   usaha  salon  kecantikan  Zhafira  terdapat   perlengkapan  shampo,   shampo  merupakan  salah  satu contoh   dari   perlengkapan   karena   shampo   mempunyai   fungsi   untuk   menunjang   usaha   jasa   salon kecantikan Zhafira dan shampo dapat habis ketika sudah dipakai. Secara umum perlengkapan mempunyai ciri harganya relatif terjangkai, barangnya berukuran kecil, pemakaiannya dalam satu periode dan dapat habis. Contoh perlengkapan lainnya misalnya tinta untuk ngeprin, lembaran kertas yang digunakan dalam operasional usaha dan sebagainya. Setelah tahu apa itu perlengkapan, sekarang pertanyaan saya bagaimanakah pencatatan perlengkapan secara tepat sesuai ilmu akuntansi? Jika anda sudah memahaminya maka silahkan memahami artikel berikutnya tentang pencatatan beban dibayar dimuka, jika anda belum memahami pencatatan perlengkapan maka silahkan pahami penjelasan berikut ini:



Pencatatan perlengkapan dalam jurnal umum saat pembelian Ketika membeli perlengkapan, maka kita akan mengeluarkan uang atau dapat juga utang terlebih dahulu. Nah ketika terjadi transaksi pembelian tersebut maka perusahaan dapat mengakuinya sebagai harta ataupun sebagai beban. Namun pada umumnya perusahaan mengakuinya sebagai harta yaitu perlengkapan, meskipun demikian tidak salah jika perusahaan mengakuinya sebagai beban yaitu beban perlengkapan. Lalu bagaimana mencatat pembelian perlengkapan dalam jurnal umum? Agar lebih jelas silahkan simak ilustrasi berikut ini:



Pada bulan januari 2014 tepatnya tanggal 1, Zhafira salon membeli beberapa shampo secara tunai seharga Rp 300.000 untuk keperluan usahanya selama bulan januari. Buatlah pencatatan perlengkapan (shampo) ke dalam jurnal umum dengan pendekatan harta (disebut juga pendekatan neraca) dan pendekatan laba-rugi (disebut juga pendekatan laba-rugi).



Jurnal pencatatan pembelian perlengkapan sebagai harta (Db) Perlengkapan Salon (Kr) Kas/utang......................................Rp 300.000



......................Rp



300.000



Jurnal pencatatan pembelian perlengkapan sebagai beban (Db) Beban perlengkapan (Kr) Kas/utang........................................Rp 300.000



.............Rp



300.000



Sekarang saya harap saudara sudah paham cara menjurnal perlengkapan, sekarang saatnya memahami penyesuaian untuk perlengkapan. Sebelum belajar menyusun jurnal penyesuaian khususnya jurnal penyesuaian terkait perlengkapan, maka perlu dipahami dalam logika anda mengapa harus menyesuaikan akun perlengkapan.



Alasan disusun penyesuaian untuk akun perlengkapan



Akun perlengkapan harus disesuaiakan saldonya pada akhir periode akuntansi, hal ini karena dua alasan utama, yang pertama apabila perlengkapan diakui sebagai harta saat pembelian maka seiring dilakukan pemakaian perlengkapan tersebut maka beberapa bagian dari perlengkapan yang terpakai harus diakui sebagai beban perlengkapan. Jadi jika pada 1 januari Zhafira salon mempunyai saldo perlengkapan senilai Rp 300.000, seiring berjalannya usaha salon dalam bulan itu telah dipakai perlengkapan untuk jasa pemeliharaan rambut pelanggannya sebesar 250.000 sehingga pada ahir periode bulan januari diketahui perlengkapan (shampo) tersisa Rp 50.000. Maka berdasarkan informasi tersebut Zhafira salon tidak dapat mengakui saldo perlengkapannya dalam laporan keuangan bulan januari sebesar Rp 300.000 tetapi saldo perlengkapan harus diakui sebesar Rp 50.000, hal ini karena perlengkapan yang terpakai sebesar Rp 250.000 tidak lagi diakui sebagai perlengkapan melainnkan harus diakui sebagai beban perlengkapan. Dengan demikian diperlukan suatu alat agar saldo perlengkapan dapat menunjukan saldo perlengkapan yang sebenarnya yaitu Rp 50.000 bukan Rp 300.000, nah dalam akuntansi alat itu dinamakan “jurnal penyesuaian”



Alasan yang kedua jika perlengkapan diakui sebagai beban perlengkapan ketika pembelian, maka perlengkapan yang "belum terpakai" selama periode bersangkutan tidak boleh diakui sebagai beban perlengkapan tetapi diakui sebagai perlengkapan. Jadi sesuai ilustrasi Zhafira salon yang diketahui ketika tanggal 1 januari dibeli perlengkapan dan dicatat dalam jurnal umum sebagai beban perlengkapan sebesar Rp 300.000. Nah... saldo beban perlengkapan tidak boleh dilaporkan dalam laporan laba rugi sebesar Rp 300.000 tetapi harus dilaporkan sebesar Rp 250.000 hal ini karena yang benar-benar telah terpakai dalam bulan januari sebesar Rp 250.000, sedangkan Rp 50.000 belum boleh diakui sebagai beban tapi harus diakui sebagai perlengkapan karena belum dipakai. Jadi diperlukan jurnal penyesuaian agar pelaporan beban perlengkapan dilaporkan dengan benar.



Penyesuaian yang disusun untuk akun perlengkapan Dalam Membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan Neraca dan pendekatan laba- rugi. Adapun Penyusunan jurnal penyesuaian untuk ilustrasi di atas dengan pendekatan neraca dan pendekatan laba-rugi adalah sebagai berikut :



Jurnal penyesuaian akun perlengkapan dengan pendekatan Neraca Beban perlengkapan Perlengkapan Salon.............................Rp 250.000



.........................Rp



250.000



Jurnal penyesuaiana akun perlengkapan dengan pendekatan laba-rugi Perlengkapan Salon.............................Rp 50.000 Beban perlengkapan.............................Rp 50.000 Demikianlah penjelasan prosedur akuntansi dalam pencatatan akun perlengkapan dari proses pembelian sampai penyesuaian



Cara Mudah Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pengertian Laporan laba rugi adalah laporan yang dihasilkan pada satu periode buku yang menyajikan seluruh pendapatan dan biaya perusahaan dan menghasilkan laba bersih atau rugi. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk periode tersebut. Standar Akuntansi Keuangan menyarankan perusahaan dalam menyajikan laporan atau catatan keuangan agar di klasifikasikan berdasarkan sifat dan fungsi beban di perusahaan. Pembagian laba dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 1. Laba Kotor Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya selama satu periode akuntansi. Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan) Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi biaya produknya.



2. Laba Operasi Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis utamanya.



3. Laba Sebelum Pajak



Laba sebelum pajak adalah jumlah laba yang diperoleh perusahaan sebelum pajak penghasilan.



4. Laba Bersih Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan setelah dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.



Langkah Menyusun Laporan Laba Rugi



Laba rugi dibuat setelah neraca lajur (kertas kerja), mengapa demikian ? dikarenakan rujukan dalam penyusunan laporan laba rugi berasal dari kolom laba rugi neraca saldo . Langkah penyusunan laporan laba rugi pada umumnya adalah: 1. kemudian jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan 2. menuliskan tulisan di header dengan identitas perusahaan. 3. periode tahun laporan. Kemudian tepat dibawahnya memuat komponen utama laba rugi diantaranya: 1. Total beban (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi) 2. Total pendapatan (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi) 3. Laba atau rugi (selisih dari pendapatan dan total beban, apabila lebih besar pendapatan maka diakui sebagai laba)



Tujuan Penyusunan Laporan Laba Rugi



Penyusunan laporan laba rugi perusahaan bertujuan untuk: 1. Mengevaluasi perolehan laba dari kurun waktu tertentu. 2. Mengetahui jumlah pajak yang ditanggung 3. Menilai efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan biaya usaha.



Format Laporan Laba Rugi



Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan diantaranya:



1. Single Step Income Statement Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam unsure operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian yang termasuk kategori operasi. Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor, selisih laba kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih. UD. AKUN JAYA Laporan Laba Rugi 31 Desember 2016



2. Multiple Step Income Statement Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan makan akan terlihat perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil. UD. AKUN JAYA Laporan Laba Rugi 31 Desember 2016



Cara Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang Laporan laba-rugi dapat disusun dengan mudah dengan bantuan neraca lajur atau kertas kerja. Penyusunan laporan laba-rugi dilakukan dengan mengutip saldo-saldo akun nominal seperti pendapatan dan biaya-biaya yang berada pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Agar lebih jelas berikut ini akan dibahas proses penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira.



Klik gambar untuk memperjelas gambar. Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan saldo HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit dalam penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan potongan pembelian Rp 1.366.000. Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini: PD Zafira Laporan Laba-Rugi Periode 31 Desember 2012



I. PENDAPATAN Penjualan : Potongan Penjualan Penjualan Bersih Pendapatan Bungan :



Rp : :



381.500.000 (Rp 20.700.000) Rp 360.800.000



Rp 1.533.000 +



TOTAL PENDAPATAN.................................................................................................. Rp 362.333.000



II. HARGA POKOK PENJUALAN



Persediaan awal barang Pembelian : Retur Pembelian Pot.pembelian : Pembelian Bersih : Barang Tersedia dijual : Persediaan Ahir barang dagang :



dagang



:



Rp Rp



:



(Rp (Rp Rp Rp



16.175.000 186.400.000 1.550.000) 1.366.000) 183.484.000+ 199.659.000



(Rp 28.125.000)



Harga Pokok Penjualan .........................................................................................Rp 171.534.000Laba Kotor............................................................................................................ Rp 190.799.000



III. BEBAN USAHA Beban listrik dan telpon : Beban Asuransi : Gaji Karyawan : Beban Pemeliharaan Gedung : Beban Peny. peralatan Kantor : Beban Peny. Peralatan toko : Beban Peny. Gedung : Rp 8.250.000 + TOTAL BEBAN



Rp Rp Rp Rp



6.250.000 Rp 275.000 25.550.000 16.325.000 Rp 7.825.000 16.500.000



RP 80.975.000-



LABA BERSIH.......................................................................................................... Rp 109.824.000



Keterangan : Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada neraca lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda.



Kelebihan, Manfaat dan Kelemahan Anggaran Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Apa yang dimaksud dengan Anggaran? Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran? 1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. 2. Data-data tahun sebelumnya 3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi 4. Pengetahuan tentang tak tik, sebagai pesaing dan gerak gerik pesaing 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah 6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan Apa saja tujuan disusunnya Anggaran? 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan



3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan 4. Merasionalkan sumber dana dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran, lebih jelas dan nyata terlihat 6. Menampung dan menganalisis serta memutusakan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Apa saja manfaat Anggaran? 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan dan kekurangan pegawai 3. Dapat memotivasi karyawan karena ada tujuan/sasaran yang akan dicapai 4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pegawai 5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu 6. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin Kelebihan Anggaran Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik. Beberapa keuntungan tersebut adalah : 1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan. 2. Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. 3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh. 4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. 5. Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.



Apa saja kelemahan Anggaran? 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data dan informasi yang diperoleh akurat. 3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap /cukup



Apa yang dimaksud dengan Pengaggaran Perusahaan? Pengaggaran perusahaan merupakan kegiatan dalam menghasilkan anggaran serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi budget seperti fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Bagaimana proses penyusunan Anggaran? 1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun anggaran. 2. Pengolahan data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk melakukan penaksiranpenaksiran. 3. Menyusun anggaran serta menyajikannya secara sistematis. 4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran 5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja dengan melakukan penilaian. 6. Pengolahan dan penganalisaan data untuk menghasilkan kesimpulan terhadap kegiatan kerja yang telah dilaksanakan serta menyusun kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut dari kesimpulan yang telah di ambil.



Definisi Actuating dalam Manajemen Serta Pentingnya Actuating dalam Manajemen June 18, 2017 Materi Akuntansi



Actuating dalam Manajemen Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha­usaha organisasi. Jadi   actuating   artinya   menggerakkan   orang­orang   agar   mau   bekerja   dengan   sendirinya   atau dengan   kesadaran   secara   bersama­sama   untuk   mencapai   tujuan   dikehendaki   secara   efektif. Dalam   hal   ini   yang   dibutuhkan   adalah   kepemimpinan.   Actuating   adalah   Pelaksanaan   untuk bekerja.   Untuk   melaksanakan   secara   fisik   kegiatan   dari   aktivitas   tesebut,   maka   manajer mengambil   tindakan­tindakannya   kearah   itu.   Seperti   :   Leadership   (pimpinan),   perintah, komunikasi dan conseling (nasehat). George   R.   Terry   (1986)   mengemukakan   bahwa   actuating   merupakan   usaha   menggerakkan anggota­anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan sasaran anggota­anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam   pelaksanan   (actuating)   ini   adalah   bahwa   seorang   karyawan   akan   termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika : 1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan, 2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya, 3. Tidak   sedang   dibebani   oleh   problem   pribadi   atau   tugas   lain   yanglebih   penting,   atau mendesak, 4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan



2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang­ orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti   dengan   penggerakan   seluruh   potensi   sumber   daya   manusia   dan   nonmanusia   pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing­masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. 3. Prinsip Actuating dalam Manajemen Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar   bersedia   mengerti   dan   menyumbangkan   tenaganya   secara   etektit   serta   efisien   dalam pencapaian   tujuan   suatu   organisasi.   Di   dalam   manajemen,   pengarahan   ini   bersifat   sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia­manusia itu sendiri.  Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda­beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu : 1. Prinsip mengarah kepada tujuan 2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan 3. Prinsip kesatuan komando Pentingnya Mencapai Actuating Managerial yang Efektif 4. Orientasi Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan  informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah­masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab­sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai­pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain: 1. Tugas itu sendiri 2. Tugas lain yang ada hubungannya 3. Ruang lingkup tugas 4. Tujuan dari tugas 5. Delegasi wewenang 6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja 7. Hubungan antara masing­masing tenaga kerja 1. Perintah Perintah   merupakan   permintaan   dari   pimpinan   kepada   orang­orang   yang   berada   dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal  dari   atasan,   dan   ditujukan   kepada   para   bawahan   atau   dapat   dikatakan   bahwa   arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain  yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa : 1. Perintah umum dan khusus



Penggunaan   perintah   ini   sangat   bergantung   pada   preferensi   manajer,   kemampuan   untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail. 2. Perintah lisan dan tertulis Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas­tugas yang relatif mudah. 3. Perintah formal dan informal Perintah   formal   merupakan   perintah   yang   diberikan   kepada   bawahan   sesuai   dengan tugas/aktivitas   yang   telah   ditetapkan   dalam   organisasi.   Sedangkan   perintah   informal   lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata­kata: “apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.   “marilah   kita   mulai   mengerjakan   pekerjaan   ini   lebih   dulu”,   dan   sebagainya.   Perintah formal   yang   banyak   dipakai   dibidang   militer   bersifat   kurang   fleksibel   dibandingkan   dengan perintah informal. 1. Delegasi Wewenang Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam   pendelegasian   wewenang   ini,   pemimpin   melimpahkan   sebagian   dari   wewenang   yang dimilikinya kepada bawahan. Mengendalikan Fungsi Manajemen 1. Definisi Controling Managemen Pengawasan   merupakan   suatu   proses   untuk   menjamin   bahwa   tujuan­tujuan organisasi   dan manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan   dengan   tujuan   perencanaan, membandingkan   kegiatan   nyata   dengan   tujuan­I perencanaan,   membandingkan kegiatan   nyata   dengan   standard   yang   ditetapkan   sebelumnya, menentukan   dan mengukur   penyimpangan­penyimpangan   serta   mengambil   tindakan   koreksi yang diperlukan   untuk   menjamin   bahwa   semua   sumber   daya   perusahaan   dipergunakan untuk menjamin  bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan  cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan­tujuan perusahaan. 2. Langkah­langkah Controling Management – Menentukan standar­standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian. – Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai. –  Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada. – Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana. – Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar­benar realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki. 3. Tipe­tipe dalam Management Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:



1.



Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait   dengan   perumusan   strategic   dan   perencanaan   strategic   yang   dijabarkan   dalam bentuk program­program. 2. Pengendalian   operasional   (Operational   control).   Dalam   tahap   ini   pengendalian manajemen   terkait   dengan   pengawasan   pelaksanaan   program   yang   telah   ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian. 3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan. 4. Menjelaskan Proses Kontrol Management Proses   Penegendalian   Manajemen   yang   baik   sebenarnya   formal,   namun   sifat   pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap­tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses: 1. Pemrograman (Programming) Dalam   tahap   ini   perusahaan   menentukan   program­program   yang   dilaksanakan   dan memperkirakan   sumber   daya   yang   akan   dialokasikan   untuk   setiap   program   yang   telah ditentukan. 2. Penganggaran (Budgeting) Pada   tahap   penganggaran   ini   program   yang   telah   direncanakan   secara   terperinci   dinyatakan dalam   satuan   moneter   untuk   suatu   periode   tertentu,   biasanya   satu   tahun.   Anggaran   ini berdasarkan pada kumpulan anggaran­anggaran dari pusat pertanggungjawaban. 3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting) Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan   penerimaan­penerimaan   yang   dihasilkan.   Catatan   dan   biaya­biaya   tersebut   digolongkan sesuai  dengan   program   yang  telah   ditetapkan   pusat­pusat  tanggung   jawabnya.   Penggolongan yang   sesuai   program   dipakai   sebagai   dasar   untuk   pemrograman   dimasa   yang   akan   datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer. 4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis) Tahap   ini  merupakan  tahapan   yang  paling  penting,   karena  menutup  suatu  siklus  dari   proses Pengendalian   Manajemen   agar   data   untuk   proses   pertanggungjawaban   akuntansi   dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa: – Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali – Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang. Kekuasaan dan Pengaruh 1. Definisi Kekuasaan Kekuasaan adalah   kewenangan   yang   didapatkan   oleh   seseorang   atau   kelompok   guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh   dijalankan   melebihi   kewenangan   yang   diperoleh   atau   kemampuan   seseorang   atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari   pelaku   (Miriam   Budiardjo,2002)   atau   Kekuasaan   merupakan   kemampuan   memengaruhi



pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992). Dalam   pembicaraan   umum,   kekuasaan   dapat   berarti   kekuasaan   golongan,   kekuasaan   raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert   Mac   Iver   mengatakan   bahwa   Kekuasaan   adalah   kemampuan   untuk   mengendalikan tingkah  laku  orang lain  baik  secara  langsung dengan  jalan  memberi  perintah  / dengan  tidak langsung   dengan   jalan   menggunakan   semua   alat   dan   cara   yg   tersedia.   Kekuasaan   biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan). Sumber­sumber Kekuasaan 1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power). Kekuasaan Formal (Formal  Power)  adalah  kekuasaan yang  didasarkan pada  posisi individual  dalam  suatu organisasi.   Kekuasaan   Personal   (Personal   Power)   adalah   kekuasaan   yang   berasal   dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. 2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan   istilah   inter­group   atau   inter­departmental   power   yang   merupa­kan   sumber kekuasaan kelompok. 3. Definisi Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa  pengaruh adalah kekuatan yang   muncul   dari   suatu   benda   atau   orang   dan   juga   gejala   dalam   yang   dapat   memberikan perubahan  terhadap apa­apa yang ada di sekelilingnya.  Jadi, dari pendapat­pendapat  tersebut dapat   disimpulkan   bahwa   pengaruh   merupakan   suatu   daya   atau   kekuatan   yang   timbul   dari sesuatu,   baik   itu   orang   maupun   benda   serta   segala   sesuatu   yang   ada   di   alam  sehingga mempengaruhi apa­apa yang ada di sekitarnya. 4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi     Taktik­taktik  mempengaruhi  (Influence  Tactics)  adalah  cara­cara  yang biasanya  digunakan oleh seseorang untuk mempen­garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau   bawahannya.   Dengan   mengetahui   dan   menggunakan   hal   ini,   maka   seseorang   dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Kipnis   dan   Schmidt   adalah   peneliti   yang   pertama   kali   meneliti   taktik­taktik   yang   biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun­jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu: – Persuasi   Rasional   (Rational   Persuasion),   terjadi   jika   seseorang   mempengaruhi   orang   lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti­bukti nyata agar orang lain tertarik.



– Daya­tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain  dengan   menggunakan   suatu  permintaan   atau   proposal   untuk  membangkitkan  antusiasme atau gairah pada orang lain. –  Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan. – Mengucapkan kata­kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata­kata yang membahagiakan. – Daya­tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal. –  Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu   keuntungan   tertentu   kepada   orang   yang   dijadikan   target,   sebagai   imbalan   atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu. – Koalisi  (Coalitions),  terjadi  jika  seseorang  meminta  bantuan  dan  dukungan dari orang  lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju. – Tekanan   (Pressure),   terjadi   jika   seseorang   mempengaruhi   orang   lain   dengan   menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang­ulang dalam meminta sesuatu. – Mengesahkan   (Legitimacy),   terjadi   jika   seseorang   mempengaruhi   orang   lain   dengan menggunakan   jabatannya,   kekuasaannya,   atau   dengan   mengatakan   bahwa   suatu   permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi Sumber : http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/definisi­kekuasaan­sumber­kekuasaan­dan.html http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian­dan­pentingnya­actuating.html http://alvi­novianty.blogspot.com/2013/10/pengorganisasian­actuating­dan.htm



Metode Penyusutan Aktiva Tetap Akuntansi Beserta Contohnya Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Penyusutan adalah salah satu konsekuensi akibat dari penggunaan aktiva tetap. Di mana aktiva tetap akan cenderung mengalami penurunan fungsi. Pengertian penyusutan menurut penalaran umum adalah cadangan yang akan diperuntukan untuk membeli aktiva baru guna menggantikan aktiva lama yang tidak produktif. Sedangkan pengertian menurut akuntansi, penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap ke dalam harga pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aktiva tetap tersebut.



Aktiva tetap akan mengalami penyusutan dari suatu periode ke periode berikutnya, jadi nilai kegunaan dari aktiva tetap akan terus berkurang dari suatu periode ke periode berikutnya, kecuali tanah. Misalnya adalah mesin yang dibeli untuk ektivitas operasi perusahaan seharga 12.000.000 dan setelah 6 tahun ke depan nilai dari mesin tersebut mengalami penyusutan menjadi Rp. 7.000.000.



Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan mengalami penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak akan berkurang, bahkan nilainya cenderung bertambah atau semakin tinggi adalah tanah. Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari sebidang tanah akan mengalami penambahan atau semakin tinggi.



Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai kegunaan dari aktiva tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal juga dengan istilah depresiasi yaitu pengalokasian aktiva tetap yang disebabkan adanya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi, diantaranya metode metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode menurun berganda, metode satuan jam kerja dan metode satuan hasil produksi.



Sebelum membahas lebih lanjut mengenai metode penyusutan aktiva tetap, sebaiknya Anda pahami dulu beberapa istilah berikut ini:



1. Harga perolehan (harga barang + biaya-biaya yang menyertainya)



2. Harga buku aktiva tetap (harga perolehan – akumulasi penyusutan aktiva tetap)



3. Nilai residu disebut juga dengan nilai sisa yaitu perkiraan nilai aktiva tetap setelah dipakai sesuai umur ekonomisnya.



4. Umur ekonomis adalah batas waktu penggunaan barang atau perkiraan usia barang.



Beberapa istilah di atas akan mempermudah dalam memahami metode penyusunan aktiva tetap. Berikut penjelasan dan pembahasan beeberapa jenis metode penyusutan aktiva tetap:



Metode Penyusutan Aktiva Tetap Garis Lurus



Istilah lain dari metode garis lurus adalah straigt line method, di dalam metode ini beban penyusutan aktiva tetap pertahunnya akan sama sampai akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.



Rumusnya:



Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu ----------------------------------umur ekonomis



Dapat juga dicari dengan cara lain:



- Menghitung tarif penyusutan tiap tahun



Tarif penyusutan =



100 % ----------------umur ekonomis



- Menghitung beban penyusutan tiap tahun



Beban penyusutan = tarif penyusutan x (harga perolehan – nilai residu)



- Menghitung nilai buku aktiva tetap



Harga buku aktiva tetap = harga perolehan – akumulasi penyusutan



Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurun Ganda Istilah lain dari metode ini adalah Double Declining Balance Methode. Di dalam metode ini, penyusutan aktiva tetap dapat ditentukan melalui persentase tertentu yang dicari dari harga buku pada tahun bersangkutan. Untuk menghitung persentase penyusutan dapat diperoleh dengan mengalikan persentase penyusutan yang diperoleh dengan metode garis lurus dikalikan angka 2. Jadi besarnya persentase penyusutan 2 kali dari persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus. Rumus:



Penyusutan = [2 x (100% : umur ekonomis)] x harga buku aktiva tetap.



Metode Penyusutan Aktiva Tetap Jumlah Angka Tahun Istilah dari metode ini adalah sum of the years digit method, besarnya penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode jumlah angka tahun mengalami penurunan jumlah tiap tahunnya. Rumus:



Penyusutan=



sisa umur penggunaan ---------------------------- x (harga perolehan - nilai residu) jumlah angka tahun



Keterangannya: - Sisa umur penggunaan diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka untuk tahun pertama sisa umur penggunaan berjumlah 5 (lima), sedangkan tahun kedua berjumlah 4 (empat), dan begitu seterusnya. - Jumlah angka tahun diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka perhitungan jumlah angka tahunnya 1+2+3+4+5=15 - Harga buku aktiva = harga perolehan dikurangi nilai residu



Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Jam Kerja



Istilah lainnya adalah Service Hours Method, penetapan beban penyusutan aktiva tetap dalam metode ini di dasarkan pada jam kerja yang bisa dicapai dalam periode yang bersangkutan.



Rumus:



- Beban penyusutan per tahun = jam kerja yang dapat dicapai x tarif penyusutan tiap jam



- Tarif penyusutan per jam = (harga perolehan - nilai residu) / jumlah total jam kerja penggunaan aktiva



Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Hasil Produksi



Istilah lainnya adalah Productive Output Method. Di dalam metode ini penetapan beban penyusutan aktiva tetap didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan.



Rumus:



- Beban penyusutan per tahun= jumlah satuan produk yang dihasilkan x tarif penyusutan per produk



- Tarif penyusutan per satuan produk = (harga perolehan – nilai residu) / jumlah total produk yang dihasilkan.



Dapat disimpulkan bahwa:



Penyusutan adalah proses pengurangan nilai aktiva tetap yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai akibat penggunaan aktiva tetap tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor usia. Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung besarnya beban penyusutan adalah metode garis lurus, metode menurun ganda, metode jumlah angka tahun, metode satuan jam kerja, dan metode satuan hasil produksi.



Setelah perhitungan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah mencatat beban penyusutan aktiva tetap. Proses pencatatan ini akan dilakukan di akhir periode akuntansi dengan dilengkapi bukti transaksi berupa memo yang di dalamnya memuat adanya ayat jurnal penyesuaian yang menjelaskan adanya penyusutan jumlah saldo periode tersebut. Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:



- Beban penyusutan aktiva tetap xxxx (debet) - Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxxx (kredit)



Atau



- Beban penyusutan aktiva tetap xxxx (debet) - Aktiva tetap yang bersangkutan xxxx (kredit)



Catatan:



Apapun metode dan jenis aktiva yang digunakan, yang paling penting adalah:



1. Terapkanlah dengan konsisten apapun metode yang digunakan.



2. Apabila perusahaan menganggap perlu adanya perubahan atas metode penyusutan yang dipakai, ada baiknya mencantumkan di dalam penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan dan disertai dengan alasannya.



Ilustrasi soal penyusutan aktiva tetap 1) Pada tanggal 1 desember 2012, PT jaya kusuma membeli sebuah mobil angkut bekas dengan harga perolehan Rp 85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun, dengan nilai residu Rp 10.000.000. Berdasarkan data dalam ilustrasi ini hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus!



2) Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!



3) Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari 2012. Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun. Hitunglah penyusutan tiap tahun dengan metode menurun berganda! 4) Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit dengan perincian sebagai berikut: tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000 unit. Hitunglah penyusutan perunit dan penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan unit produk!



5) Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000,umur ekonomis empat tahun. selama 4 tahun mesin tersebut digunakan sebanyak 10.000 jam,sedangkan kegiatan untuk tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan jam kerja!



Pembahasan soal penyusutan aktiva tetap



Pembahasan soal 1 Dalam soal 1 diketahui harga perolehan mobil Rp 85.000.000, Umur ekonomis 5 tahun, dan nilai residu Rp 10.000.000. Berdasarkan data tersebut dapat dicari besarnya penyusutan dengan metode garis lurus tiap tahun dengan perhitungan sebagai berikut: Penyusutan tiap tahun = (Harga perlehan-Nilai residu) : Umur ekonomis = (85.000.000 - 10.000.000) : 5 = Rp 15.000.000



Pembahasan soal 2 Dalam soal 2 dapat diketahui Harga perolehan mesin Rp 315.000.000, nilai residu Rp 15.000.000, dan umur ekonomis 5 tahun. Berdasarkan data tersebut besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode jumlah angka tahun dapat dicari dengan perhitungan sebagai berikut:



Langkah pertama mencari jumlah angka tahun umur aktiva; Jumlah angka tahun => 1+2+3+4+5 = 15 Setelah diketahui jumlah angka tahun selanjutnya dapat dicari penyusutan tiap tahun dengan rumus berikut ini: Penyusutan= Sisa umur penggunaan x (harga perolehan-nilai residu) Jumlah angka tahun Penyusutan tahun 1 = (5/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 100.000.000 Penyusutan tahun 2 = (4/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 80.000.000 Penyusutan tahun 3 = (3/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 60.000.000 Penyusutan tahun 4 = (2/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 40.000.000 Penyusutan tahun 5 = (1/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 20.000.000



Pembahasan soal 3 Dalam soal 3 dapat diketahui bahwa Harga perolehan Rp 165.000.000, nilai ekonomis 5 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode menurun ganda dengan perhitungan sebagai berikut:



Langkah pertama mencari besarnya besarnya persentase penyusutan tiap tahun; Jika dalam metode = 100% = 100% : 5 = 20%



garis



lurus



persentase :



penyusutan umur



tiap



tahun



adalah: ekonomis



Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan 2x dari persentase metode garis lurus maka besarnya persentase penyusutan metode menurun berganda adalah 40%.



Langkah berikutnya adalah menentukan besarnya penyusutan tiap tahun dengan perhitungan sebagai berikut:



Penyusutan = persentase penyusutan x Harga buku aktiva tetap Penyusutan tahun 1 => 40% x 165.000.000 = Rp 66.000.000 Penyusutan tahun 2 => 40% x 99.000.000 = Rp 39.600.000 Penyusutan tahun 3 => 40% x 59.400.000 = Rp 23.760.000 Penyusutan tahun 4 => 40% x 35.640.000 = Rp 14.256.000 Penyusutan tahun 5 => 40% x 21.384.000 = Rp 8.553.600



Note: Harga buku = Harga perolehan - Akumulasi penyusutan, Pada tahun 1 belum ada akumulasi penyusutan karena mobil masih baru sehingga Harga buku aktiva = Harga perolehan.



Pembahasan soal 4 Dalam soal 4 dapat diketahui Bebeara hal yaitu: Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000 Nilai Residu Rp 780.000 Umur ekonomis selama 4 tahun Jumlah total produk yang dapat dihasilkan oleh mesin tersebut selama umur ekonomis sejumlah 40.000 unit, dengan perincian tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000 unit.



Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mencari penyusutan mesin dari tiap unit produk yang dihasilkan maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut: Penyusutan mesin perunit produk = (Harga perolehan-Nilai residu) Total unit produk = (12.500.000-780.000) : 40.000 = Rp 293 Penyusutan mesin per tahun dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:



Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun Tahun 1 => 293 x 15.000 = Rp 4.395.000 Tahun 2 => 293 x 10.000 = Rp 2.930.000 Tahun 3 => 293 x 8000 = Rp 2.344.000 Tahun 4 => 293 x 7000 = Rp 2.051.000



Pembahasan soal 5 Dalam soal 5 dapat diketahui Bebeara hal yaitu: Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000 Nilai Residu Rp 780.000 Umur ekonomis selama 4 tahun Jumlah total jam penggunaan mesin dalam operasional perusahaan selama umur ekonomis sejumlah 41.000 jam, dengan perincian tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam.



Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mencari penyusutan mesin dalam tiap jam penggunaan mesin tersebut maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan penyusutan mesin dengan metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut: Penyusutan mesin perjam = (Harga perolehan-Nilai residu)/Total jam kerja = (12.500.000-780.000) : 10.000 = Rp 1.172 Penyusutan mesin per tahun dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut: Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah jam kerja pertahun Tahun 1 => 1.172 x 3500 = Rp 4.102.000 Tahun 2 => 1.172 x 2800 = Rp 3.281.000 Tahun 3 => 1.172 x 2000 = Rp 2.344.000 Tahun 4 => 1.172 x 1700 = Rp 1.992.000



Pengertian Jurnal Umum (Contoh, Fungsi dan Bentuk) Secara Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pengertian Jurnal Umum dalam Ilmu Akuntansi Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Jurnal umum menjadi buku harian dalam sebuah perusahaan yang berisi catatan segala transaksi yang terjadi selama periode berjalan. Pada umumnya jurnal umum familiar dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis ke dalam jurnal umum saja, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus dalam mencatat bukti transaksi yang timbul dari transaksi keuangan yang dilakukannya, meski demikian penggunaan jurnal umum juga diperlukan untuk mencatat bukti transaksi dari transaksi yang tidak bisa dicatat dalam jurnal khusus



Perusahaan jasa melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang muncul dari transaksi keuangan yang dilakukannya ke dalam buku jurnal umum dengan tujuan untuk melakukan pengidentifikasian, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan pengaruh ekonomi yang ditimbulkan dari berbagai jenis transaksi keuangan yang terjadi terhadap keuangan perusahaan secara kronologis untuk memudahkan proses posting atau pemindahan ke dalam suatu akun tertentu. Agar lebih dekat dalam mengenal jurnal umum lihatlah format jurnal umum berikut ini:



Keterangan : Dalam format jurnal umum di atas terlihat ada 6 kolom, yaitu kolom tangga, kolom nomor bukti, kolom rekening atau keterangan, kolom referensi (ref), kolom debit dan kolom kredit. Kolom tanggal diisi dengan waktu terjadinya transaksi keuangan, dalam menulis tanggal harus secara urut sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom No bukti, diisi dengan memasukan no bukti dari bukti transaksi keuangan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Kolom rekening atau keterangan atau bisa juga di tulis kolom nama akun, dapat diisi dengan nama dari akun atau rekening yang terkait dengan transaksi yang terjadi. KolomRerensi dalam jurnal umum, diisi dengan menuliskan nomor akun atau kode akun yang sesuai dengan nama akun pada kolom keterangan atau kolom nama akun, kolom ref ini hanya boleh diisi jika telah dilakukan proses posting ke buku besar, jadi jika belum diposting ke buku besar biarkan saja kosong. Kolom Debit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di debit sedangkan kolom kredit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di kredit



Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5 buah fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa , adapun kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut 



Fungsi Pertama yaitu Fungsi Analisis



Funsi analisis maksudnya adalah bahwa jurnal umum memiliki fungsi untuk melakukan penentuan terhadap sebuah akun dan saldonya yang harus di debit atau harus dikredit  Fungsi Kedua yaitu Fungsi Pencatatan



Fungsi Pencatatan maksudnya adalah bahwa jurnal umum berguna untuk melakukan pencatatan segala pengaruh yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bukti transaksi keuangan yang ada.  Fungsi ketiga yaitu Fungsi Historis Fungsi Historis maksudnya bahwa jurnal umum dalam melakukan pencatatan dilakukan secara sistematis atau kronologis berdasarkan urutan terjadinya transaksi  Fungs Keempat yaitu Fungsi Instruktif Fungsi instruktif maksudnya bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam proses pempostingan ke buku besar  Fungsi kelima yaitu Fungsi Informatif Fungsi Informatif maksudnya bahwa jurnal umum berperan dalam memberikan informasi untuk melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.



Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum Dalam membuat jurnal umum harus berpedoman pada 5 langkah, adapun kelima langkah itu adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengidentifikasian Bukti Transaksi keuangan yang muncul dari transasksi keuangan yang dilakukan perusahaan, adapun contoh dari bukti transaksi keuangan antara lain , Faktur, Memo, Kuitansi, dll 2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan menggolongkannya dalam jenisnya apakah jenis Harta, atau Hutang, ataukah Modal dsb 3. Menetapkan Penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi, akibat dari transaksi yang dilakukannya 4. Menetapkan untuk mendebit ataukah harus mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang terjadi. jika anda masih binggung cara menentukan debit-kredit suatu akun, silahkan simak tips mudah menentukan debet dan kredit dan baca juga tips menguasai saldo normal akun dengan jari tangan 5. Mencatat transaksi kedalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang ditimbulkannya.



Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua transaksi ke dalam akun masing-masing. Sebagai contoh, Tuan Victor meyetorkan uang untuk modal PT. Victory. Dari kegiatan atau aktivitas ini akan berpengaruh pada dua akun yaitu akun kas (aktiva) dan modal Tuan Victor (ekuitas). Dari penjelasan di atas, jurnal mempunyai beberapa fungsi:



1. Fungsi Historis Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. 2. Fungsi Mencatat Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal. 3. Fungsi Analisis Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akunakun yang terpengaruh beserta jumlahnya. 4. Fungsi Instruktif Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal. 5. Fungsi Informatif Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi untuk dilakukan pencatatan.



Manfaat Jurnal Umum Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya: - Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih suatu perkiraan. - Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan. - Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit. - Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama. - Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.



Bentuk Jurnal Umum



Keterangan: 1 : Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan. 2 : Diisi nomor bukti transaksi 3 : Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan. 4 : Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar. 5 : Diisi nilai nominal akun yang didebet 6 : Diisi nilai nominal akun yang dikredit 7 : Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)



Kesimpulan Pengertian Jurnal Umum secara singkat adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pengarus yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan berdasarkan bukti transaksi keuangan yang ada. Perusahaan harus membuat jurnal umum dalam proses akuntansinya karena jurnal umum memiliki 5 fungsi pokok yaitu fungsi analisis, pencatatan, historis, instruktif, dan informatif. Dalam membuat jurnal umum maka harus berpedoman pada 5 prinsip atau pedoman dasar agar jurnal umum akurat dan teruji kebenarannya.



Mudah Membuat Laporan Keuangan dalam Perusahaan Manufaktur July 06, 2017 Materi Akuntansi



Deskripsi Laporan Keuangan



Pengertian laporan keuangan ialah Suatu informasi mengenai keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang digunakan untuk menggambarkan kinera suatu perusahaan.Umumnya laporan keungan dikelompokkan menjadi 4 bagian yakni Laporan rugi/lugi (R/L), Neraca, Arus kas dan laporan perubahan perubahan modal. Untuk Menyusun suatu laporan keuangan hendaknya kita harus mengerti step by step misalkan dalam meng neraca, terlebih dahulu kita harus mengetahui dalam neraca terdari dari beberapa pos dan informasi yang dibutuhkan untuk mengisi pos tersebut kita juga harus ketehui. Laba



rugi/income



statement



Laporan keuagan rugi laba/income statement terdiri dari pendapatan – beban- = laba bersih sebelum pajak -pajak penghasilan = laba bersih atau net income



Macam-macam laporan keuangan perusahaan manufaktur Macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur secara umum meliputi, laproan harga pokok produksi merupakan laporan keuangan yang menginformasikan segala biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang terjual selama periode tertentu, laporan laporan laba-rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan jumlah penghasilan, beban yang terjadi dan laba



yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu atau rugi yang diderita perusahaan dalam periode tertentu, laporan keuangan neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, Laporan Perubahan modal merupakan laporan keuangan yang menjelaskan perubahan posisi modal suatu perusahaan dalam periode tertentu baik modal dalam bentuk modal saham apabila perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Modal pemilik apabila perusahaan berbentuk perusahaan perseorangan, firma dan CV.



Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, didalam perusahaan manufaktur atau industri terdapat empat jenis laporan keuangan yang utama yaitu Laporan Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Sold), laporan Laba/Rugi (Income Statement),laporan Perubahan Modal (Capital Statement) dan neraca (Balance Sheet).Secara lebih detail macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur dapat diuraikan berikut ini:



Laporan Keuangan Harga Pokok Produksi Laporan keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang terjual selama periode tertentu (biasanya selama satu tahun anggaran atau satu periode akuntansi). Harga Pokok Produksi terdiri dari lima (5) bagian utama, yaitu : a.Biaya bahan baku langsung. b.Biaya tenaga kerja langsung. c.Biaya over head pabrik (BOP). d.Biaya produk setengan jadi/produk dalam proses. d.Biaya produk jadi



Laporan Keuangan Laba-rugi Laba rugi Laporan laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.



Laporan Keuangan NERACA



Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu tertentu. Dalam laporan keuangan neraca terdapat dua bagian penting yaitu bagian aktiva dan bagian pasiva, aktiva ini merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan atau organisasi ekonomi sedangkan pasiva merupakan sumber kekayaan perusahaan atau dengan kata lain aktiva berasal dari pasiva atau pasiva merupakan sumber aktiva. Bagian aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan dapat berbentuk aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Aktiva lancar contohnya kas, piutang dan sebagainya, aktiva tetap contohnya tanah, mesin, gedung dan sebagainya, serta aktiva tak berwujud contohnya hak paten, goodwill dan sebagainya. Sedangkan bagian pasiva terdiri dari kewajiban atau hutang perusahaan dan modal perusahaan.



Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas merupakan suatu daftar yang dicatat secara sistematis, yang menjelaskan perubahan modal setelah perusahaan melakukan kegiatannya selama periode tertentu. Modal akan bertambah jika laba bersih lebih besar dari pada pengambilan prive dan modal akan berkurang jika laba bersih lebih kecil daripada pengambilan prive. Laporan perubahan modal dalam badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan hal ini.



Bentuk Laporan keuangan Perusahaan manufaktur Bentuk Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan manufaktur



Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan manufaktur Laporan laba-rugi dapat disusun dalam bentuk single step (langsung) dan multiple step (bertahap). Bentuk multiple Step (bertahap) adalah bentuk laporan rugi-laba di mana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan tertentu.



Pada bentuk laporan laba-rugi Single Step, beban operasi dan non-operasi tidak dibedakan didalam laporan, melainkan disatukan dalam kategori beban didalam laporan laba rugi. Begitu juga dengan pendapatan tidak dibedakan melainkan disatukan didalam kategori pendapatan didalam laporan laba rugi. Hanya terdapat dua seksi didalam laporan yaitu seksi pendapatan dan seksi beban. Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa. Contoh Laporan laba-rugi perusahaan manufaktur yang berbentuk perseroan dalam format multiple step adalah sebagai berikut:



Bentuk Laporan Perubahan Modal Perusahaan Manufaktur



Bentuk Laporan Neraca Perusahaan Manufaktur Bentuk Penyajian neraca dapat a)Bentuk Neraca Skontro atau Account Form



dibagi



dalam



dua



bentuk



sebagai:



Pada neraca bentuk skontro aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. Contoh bentuk Skontro dapat dilihat berikut ini:



b)Bentuk Neraca Staffel atau Report Form Neraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.



Demikianlah Pembahasan Bentuk Laporan keuangan perusahaan manufaktur, berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perusahaan manufaktur atau industri terdapat empat jenis laporan keuangan yang utama yaitu laporan harga pokok produksi, laporan laba-rigi, laporan perubahan modal dan Neraca.



Apa itu Biaya Produksi dan Bagaimana Cara Menghitung Biaya Produksi June 18, 2017 Materi Akuntansi



Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Antara lain mengenai kemampuan melihat peluang, kemampuan untuk menghadapi resiko, mengetahui bagaimana cara menghadapi dan menyelesaikan kendala / masalah dalam bisnis, serta bagaimana cara agar mampu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menyelesaikan permasalahan konsumen. Untuk memulai usaha, modal awal untuk memulai usaha memang merupakan hal utama yang harus dipikirkan. Namun selain itu, tentu masih banyak hal lain yang tidak dapat terlepas dari bagian memiliki usaha. Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun untuk mencapainya, tidak harus menggunakan cara yang salah demi memenuhi target keuntungan perusahaan. Banyak pelaku bisnis yang menerapkan prinsip mengutamakan kualitas produk maupun pelayanan kepada konsumen dengan baik sehingga mendapatkan profit bisnis yang diharapkan.Untuk mendapatkan keuntungan, tentu setidaknya jenis usaha tersebut tidak mengalami kerugian atau paling tidak minimal balik modal. Sebelum menjalankan bisnis, memang diperlukan business plann yang baik, terutama strategi dalam menjalankan usaha, serta menghadapi resiko untuk meningkatkan skala perusahaan menjadi cakupan



yang lebih besar (scale up).Untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang diharapkan, pelaku bisnis tentu sudah mengetahui bagaimana cara untuk mencapainya berdasarkan business plan yang telah dibuat sebelumnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memperhitungkan mengenai biaya produksi. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga menganggap remeh dan tidak menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha. Namun sebaliknya, biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang tepat dan kalkulasi yang akurat ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya keuntungan bisnis yang diharapkan. Berikut ini akan dibahas secara mendalam mengenai biaya produksi. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam perhitungan biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi, cara melakukan perhitungan biaya produksi, serta ulasan-ulasan lainnya mengenai biaya produksi yang disertai contoh.



Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal



Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang berbeda dengan biaya operasional. Bedanya dengan biaya operasional adalah biaya operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.



Biaya Produksi dan Biaya non Produksi



Biaya produksi berbeda dengan biaya non produksi. Perbedaannya adalah biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi umum dan pengembangan.



Teori Biaya Produksi Oleh Adam Smith



Lakukan Perhitungan dan Kontrol Biaya Produksi. Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya produksi. Diantaranya adalah analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi.



1. Analisa Biaya Produksi Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC). Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.



1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel. 2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan cara biaya total dibagi dengan jumlah produksi. 3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan cara membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi. 4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan cara Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi. 5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.



2. Buat Laporan Biaya Produksi Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu : 1. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode. 2. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik. 3. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi.



Cara Menyusun Jurnal Penyesuaian Dengan Pendekatan hpp Usaha Dagang Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP merupakan salah satu dari dua alternatif jurnal penyesuaian yang digunakan dalam perusahaan dagang.Dari kalimat tersebut bermakna bahwa dalam perusahaan dagang ada dua buah jenis pendekatan dalam menyusun jurnal penyesuaian yaitu pendekatan ikhtisar laba-rugi dan pendekatan HPP. Dari kedua jenis pendekatan tersebut sebuah perusahaan dapat memilih salah satunya sesuai dengan kebijakan perusahaan tersebut. Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekaan ikhtisar laba-rugi, sekarang akan dibahas Cara menyusun jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP.



Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengenal istilah HPP, Dalam akuntansi HPP atau Harga pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan perusahaan atau dapat juga diartikan sebagai harga perolehan barang yang terjual. Unsur-Unsur HPP antara lain Persediaan barang dagangan awal dan ahir, pembelian, beban angkut pembelian, Retur pembelian, beban angkut pembelian, dan potongan pembelian. Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan pendekatan HPP dalam penyusunan jurnal penyesuaian maka langkah yang diambil adalah menjurnal unsur-unsur HPP tersebut dengan memindahkan kedalam akun Harga pokok penjualan (HPP). Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:



1. Menjurnal akun persediaan barang dagangan a. Persediaan (mengurangi Persediaan) HPP...................Rpxxx Persediaan barang dagangan .......Rp xxx



barang



dagangan



awal



b. Persediaan (menambah atau memunculkan persediaan)



barang



dagangan



ahir



Persediaan barang dagangan........ Rp xxx HPP



.....................................................Rp xx



2. Menjurnal Pembelian (Menambah HPP) HPP ..........Rp xxx Pembelian........Rp xxx 3. Beban angkut Pembelian (menambah HPP) HPP ............Rp xxx Biaya angkut Pembelian......Rp xxx 4. Retur Pembelian (mengurangi HPP ) Retur Pembelian ............Rp xxx HPP ....................Rp xxx 5. Potongan Pembelian (mengurangi HPP ) Potongan pembelian .............Rp xxx HPP ...........................Rp xxx



Untuk memperjelas pemahaman tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP, silahkan perhatikan ilustrasi berikut ini:



Data penyesuaian per 30 September 2012: a. Persediaan barang dagangan Rp 7.900.000 b. Inventaris disusutkan 15% per tahun c. Perlengkapan yang terpakai Rp 192.000 d. Telah dibayar sewa gudang pada bulan ini untuk 2 bulan (september da oktober 2012) sebesar Rp 500.000 e. Iklan yang belum dibayar Rp 20.000



Analisis Jurnal Penyesuaian pendekatan HPP



1. Persediaan barang dagangan awal Persediaan barang sebesar Rp 7.500.000 yang terdapat pada neraca saldo merupakan persediaan barang awal. Pada ahir periode persediaan ini telah terjual dan menambah HPP sehingga harus dipindahkan ke dalam akun harga pokok penjualan dengan cara mendebetnya sebesar jumlah yang sama. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut: HPP



Rp 7.500.000 Persediaan barang dagang



2. Pembelian Barang Dagangan



Rp 7.500.000



Pembelian barang dagang sebesar Rp 24.950.000 berada diposisi kredit dalam jurnal penyesuaian karena akun pembelian mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama, Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: HPP



Rp 24.950.000



Pembelian



Rp 24.950.000



3. Retur Pembelian Akun retur pembelian sebesar Rp 1.350.000 berada diposisi debet, karena akun retur pembelian mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut: Retur Pembelian



Rp 1.350.000



HPP



Rp 1.350.000



4. Potongan Pembelian Potongan pembelian sebesar Rp 276.000, Berada diposisi kredit, karena akun potongan pembelian mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagi berikut: Potongan pembelian



Rp 276.000



HPP



Rp 276.000



5. Persediaan ahir barang dagangan Akun persediaan ahir barang dagangan didebet, karena persediaan ini belum dicatat dalam neraca saldo, akun ini juga akan mengurangi HPP sehingga dalam akun HPP dicatat disisi kredit. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagi berikut: Persediaan Barang dagangan HPP



Rp 7.900.000 Rp 7.900.000



6. Penyusutan inventaris Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akumulasi penyusutan inventaris dengan jumlah yang sama.



Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah: Penyusutan dalam 1 tahun: 15% x 4000.000 = Rp 600.000 Penyusutan dalam 1 bulan: Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000. Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut: Beban penyusutan Inventaris Rp 50.000 Akl. Penyusutan Inventaris



Rp 50.000



7. Penyesuaian Perlengkapan Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban, bukan lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo perlengkapan tersebut. Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut: Beban Perlengkapan Rp 192.000 Perlengkapan



Rp 192.000



8. Penyesuaian Sewa dibayar dimuka Beban sewa yang dibayarkan sebesar Rp 500.000, Namun beban sewa yang terjadi selama satu periode bejalan (1 bulan) adalah sebesar Rp 250.000, Hal ini berarti Saldo beban sewa dibayar dimuka berkurang sebesar jumlah saldo beban sewa yang telah terjadi, sehingga perlu dibuat penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebgai berikut: Sewa gudang dibayar dimuka Rp 250.000 Beban sewa gudang



Rp 250.000



9. Biaya Iklan yang belum dibayar Biaya iklan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut adalah Rp 20.000 karena belum dibayar, sehingga terjadi utang iklan dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:



Beban Iklan Rp 20.000 Utang iklan



Rp 20.000



Contoh soal penyusunan jurnal penyesuaian usaha dagang dengan pendekatan HPP Berdasarkan data neraca saldo periode 2014 diketahui data-data sebagai berikut :  



Persediaan barang dagang UD Fajri tercatat debit Rp 7.800.000 Perlengkapan tercatat debit Rp 1.500.000







Saldo akun peralatan tercatat debit Rp 3.500.000







Pembelian UD Fajri tercatat debit Rp 20.000.000







Saldo potongan pembelian UD Fajri tercatat kredit Rp 245.000







Retur pembelian UD Fajri tercatat kredit Rp 1000.000



Data penyesuaian pada akhir periode 2014 UD Fajri bulan desember menunjukan data penyesuaian sebagai berikut: 1. Diketahui bahwa Persediaan barang dagangan dalam gudang pada akhir periode sebesar 8.500.000 rupiah 2. Peralatan yang dimiliki UD Fajri ditetapkan penyusutannya sebesar 10% dalam setiap tahunnya. 3. Perlengkapan UD Fajri dalam akhir periode 2014 yang telah digunakan sebesar 900.000 rupiah 4. UD Fajri pada bulan november 2014 telah membayar beban sewa gudang untuk 12 bulan terhitung sejak bulan november 2014 hingga oktober 2015 sebesar 2400.000 rupiah. 5. Beban Iklan yang sampai dengan akhir periode 2014 belum dibayar oleh UD Fajri adalah sebesar 250.000 rupiah. Berdasarkan data dalam neraca saldo dan data penyesuaian pada akhir periode 2014, maka disusun jurnal penyesuaian tahun 2014 sebagai berikut:



Pembahasan dan Analisis jurnal penyesuaian Usaha dagang dengan pendekatan HPP Pembahasan dan analisis penyesuaian Unsur-unsur dalam HPP



a) Persediaan barang dagang Persediaan barang dagang disesuaikan dengan memindahkan persediaan awal ke akun HPP, dan memunculkan persediaan akhir untuk dilaporkan dalam laporan keuangan (dalam neraca) sehingga jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar diatas. b) Pembelian Pembelian disesuaikan dengan cara memindahkan saldo pembelian ke akun HPP, akibat dari penjurnalan ini maka saldo HPP Bertambah saldonya. Jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar. c) Retur pembelian Retur pembelian dijurnal dengan memindahkan saldo retur pembelian ke akun HPP, akibat dari pemindahan ini maka saldo HPP berkurang sebesar retur pembelian yang terjadi. Jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar. d) Potongan pembelian Potongan pembelian dijurnal dengan memindahkan saldo potongan pembelian ke akun HPP, akibat dari pemindahan ini maka saldo HPP berkurang senilai saldo potongan pembelian yang terjadi. Jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar. Jadi pada dasarnya dalam penyesuiana unsur-unsur dalam HPP yaitu mulai dari persediaan barang dagang, unsur, pembelian, unsur, retur pembelian, unsur potongan pembelian, semuanya hanya mentransfer atau memindahkan saldo-saldo unsur tersebut ke akun HPP sehingga setelah semua dipindahkan akan diketahui saldo akhir dari HPP tersebut.



Pembahasan dan analisis penyesuaian penyusutan peralatan Dalam neraca saldo UD Fajri telah diketahui bahwa saldo peralatan sebesar Rp 3.500.000 dan dalam data penyesuaian penyusutan peralatan ditentukan sebesar 10% sehingga penyusutan peralatan dalam 1 tahun dapat dihitung sebagai berikut: 10% x 3500.000 = 350.000 rupiah.



Pembahasan dan analisis penyesuaian pemakaian perlengkapan Pada neraca saldo diketahui bahwa saldo perlengkapan sebesar 1.500.000, dengan demikian dapat diartikan bahwa UD Fajri dalam mencatat perlengkapan menerapkan pendekatan neraca atau pendekatan harta dalam mencatat perlengkapan, sehingga jurnal penyesuaian yang harus disusun adalah mendebit akun beban perlengkapan sebesar 900.000 dan mengkredit akun perlengkapan 900.000.



Perlengkapan dikredit karena telah terjadi pengurangan perlengkapan selama periode berjalan akibat penggunaan perlengkapan tersebut. Beban perlengkapan didebit karena perlengkapan yang telah digunakan diakui sebagai beban perlengkapan, dengan demikian memunculkan atau menambah saldo beban, sesuai prosedur jika beban bertambah maka harus didebit.



Pembahasan dan analisis penyesuaian beban sewa dibayar dimuka Sewa gudang yang dibayarkan pada bulan November 2014 diperuntukan untuk 12 bulan yaitu sejak bulan november 2014 hingga bulan oktober 2015, dengan demikian UD Fajri sampai dengan akhir periode 2014 harus mengakui beban sewa untuk 2 bulan yaitu november dan desember 2014 sebesar Rp 400.000 dengan perhitungan 2/12 x 2400.000. Dalam hal ini UD fajri menggunakan pendekatan laba-rugi untuk menyesuaikan beban sewa, hal ini dapat diketahui dari data penyesuaiannya yang memberi tahu bahwa UD fajri telah “membayar beban sewa”, dengan demikian ketika pembayaran, UD Fajri mencatatnya dalam jurnal umum sebagai beban sewa gudang bukan sebagai beban sewa gudang dibayar dimuka. Adapun jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah seperti pada gambar. Dengan mengkredit beban sewa sebesar 2.000.000 maka saldo beban sewa pada periode 2014 akan menampilkan saldo yang sebenarnya yaitu 400.000 (ketika pencatatan telah tercatat beban sewa 2400.000 debit, lalu disesuaikan beban sewa 2000.000 kredit sehingga saldo akhirnya beban sewa 400.000 debit)



Pembahasan dan analisis beban yang belum terbayar (utang beban iklan) Beban iklan sebesar 250.000 belum terbayar hingga akhir periode tahun 2014 sehingga pada akhir periode harus disesuaikan dengan mendebit beban iklan dan mengkredit utang iklan. Beban iklan ditempatkan didebit karena dalam periode itu UD Fajri telah memakai jasa iklan sehingga harus mengakui (memunculkan) akun beban iklan, sedangkan utang iklan ditempatkan kredit, karena akun beban iklan belum dibayar oleh UD Fajri, sehingga harus diakui sebagai utang iklan pada periode itu, dengan kata lain utang telah bertambah dan jika utang bertambah maka harus dikredit.



Makalah Biaya Produksi (EKONOMI MIKRO)



June 18, 2017 Materi Akuntansi Materi Ekonomi



Biaya Produksi MATERI diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Mikro



Oleh : Ratna Irmayanti PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2014 BIAYA PRODUKSI 1. Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung untuk menyediakan



suatu



barang



agar



siap



dipakai



oleh



konsumen.



Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi. Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang / jasa. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian



tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan. Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.



Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi. Bahan-bahan pembantu atau penolong Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur. Penyusutan peralatan produksi. Uang modal, sewa. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya



keamanan dan asuransi g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan h. Pajak Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung, biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli ekonomi setiap sumberdaya adalah pembayaran yang diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya yang sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternative kesempatan penggunaannya yang terbaik (walter,1991). 2. Jenis-jenis Biaya Produksi Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi: a. Biaya bahan baku (direct material cost) Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan. b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud. c. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan. Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :



 Biaya Eksplisit : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang)  Biaya Implisit : Biaya Implisit daah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya penyusutan barang modal. Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni: 1. Jangka Waktu Pendek Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni: a. Biaya Total dan Jenis-jenis Biaya Total - Biaya total (Total Cost/TC) yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi. Rumus : TC=TFC+TVC - Biaya tetap total (Total Vixed Cost/TFC) yaitu biaya yang meliputi perbelanjaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang tetap jumlahnya, artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan, adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek TFC = TC-TVC - Biaya berubah total (Total Variabel Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dll. TVC = TC-TFC Tabel 1.1 Biaya Total (Ribuan Rupiah) Jumlah



Jumlah



pekerja



produksi (Q)



0 1 2 3 4 5 6 7 8



0 2 6 12 20 27 33 38 42



TFC



TVC



TC



50 50 50 50 50 50 50 50 50



0 50 100 150 200 250 300 350 400



50 100 150 200 250 300 350 400 450



9 45 50 450 500 10 47 50 500 550 Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh input- input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input produksi tersebut dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel. Pembiaayaan bersifat tetap di sebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC) Biaya tetap total (total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi. Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek. Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan. Jadi besar kecilnya biaya veriabel yang dikeluarka produsen sesuai dan tergantung pada skala proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi, biaya variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif kecil maka biaya varibel yang di keluarkan menjadi relatif kecil juga. a. Biaya Rata-rata Dan Marjinal - Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi



AFC = -



Biaya berubah rata- rata (Average Variabel Cost/AVC) biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi



AVC = - Biaya total rata-rata (Average Cost/AC) keseluruhan biaya yang digunakan untuk menghasilkan setiap unit produksi.



ATC = -



Q = total Output Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu unit output.



MCn = TCn – TCn-1



Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n; TCn adalah biaya total pada waktu jumlah produksi n; TCn-1 adalah biayatotal pada waktu jumlah produksi n-1. Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:



MCn = ∆TC/∆Q Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n; ∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total; ∆Q adalah pertambahan jumlah produksi. Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi, sebagai contoh, perhatikan tabel 1.2



Tabel 1.2 Biaya Rata-Rata (Ribuan Rupiah)” Jumlah pekerja



0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Jumlah produksi



TFC



(Q) 0 2 6 12 20 27 33 38 42 45 47



50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50



Jenis Biaya Biaya Total (TC) Biaya Marginal (MC) Biaya



Tetap



Rata-rata



(AFC) Biaya berubah rata-rata (avc) Biaya total rata-rata (AC)



TVC



TC



0 50 50 100 100 150 150 200 200 250 250 300 300 350 350 400 400 450 450 500 500 550 TABEL RUMUS



AFC



AVC



ATC



MC



25 12.5 8.3 6.25 7.1 8.3 10.0 12.5 16.7 25



25 16.7 12.5 10 9.3 9.1 9.2 9.5 10 10.6



50 25 16.7 12.5 11.1 10.6 10.5 10.7 11.1 11.7



25 12.5 8.3 6.25 7.1 8.3 10.0 12.5 16.7 25



Rumus Biaya Tetap Total+Biaya Berubah Total biaya totaln-biaya totaln-1 atau jumlah produksin-jumlah produksin-1



TFC+TVC TCn-TCn-1 Qn-Qn-1



Biaya tetp total/jumlah produksi



TFC/Q



Biaya berubah/jumlah produksi



TVC/Q



Biaya total/jumlah produksi



TC/Q



1. Jangka Waktu Panjang Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.



Jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah – ubah. Jadi dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor froduksi atau infut yang akan digunakannya. Teori – teori biaya jangka panjang diantaranya ialah : a.



Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel. Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel LTC=∆LVC LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost) ∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang



b. Biaya Marjinal jangka panjang Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable. Maka, LMC=∆LTC/∆Q Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost) ∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang ∆Q= Perubahan Output c.



Biaya Rata – rata Biaya total dibagi Jumlah Output LRAC=LTC/Q Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost) Q = Jumlah output



1. Faktor- faktor Produksi Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi yaitu : a. Sumber Daya Alam Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia/ persahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi. b. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia) Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jas. c. Sumber Daya Modal Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.



d. Sumberdaya Pengusaha Sumberdaya ini disebut



juga



kewirausahaan.



Pengusaha



berperan



mengatur



dan



mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai.



2. Cara Meminimumkan Biaya Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata atau Average Cost (AC). Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut : a. Tingkat produksi yang ingin dicapai b. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia



Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai.



DAFTAR PUSTAKA Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media Edi, Sugiartonos. 2013. Akntansi-Biaya-Penggolongan-Biaya (online) http://edisugiartonos.blogspot.com, diakses, 30 April 2014



Pengertian Pendapatan Yang Diterima Dimuka atau Uang Muka Penjualan (Prepaid Income) Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pendapatan diterima dimuka (Prepaid Income) dapat dimaknai sebagai suatu pendapatan (baik pendapatan dari usaha jasa maupun pendapatan dari hasil penjualan barang) yang sudah diterima oleh perusahaan, tetapi pendapatan tersebut belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan dalam periode tersebut. Pendapatan diterima dimuka dikatakan belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan hal ini karena secara umum pendapatan tersebut merupakan pendapatan untuk beberapa periode akuntansi baik dua periode maupun lebih.Atau dengan kata lain ketika perusahaan menerima pendapatan diterima dimuka dari peanggannya maka perusahaan telah menerima uang tetapi perusahaan belum memberikan pelayanan jasa atau penyediaan barang dagang kepada pelanggannya secara penuh dalam periode akuntansi tersebut. Misalnya Pak Kusrin adalah seorang pengusaha yang menyediakan jasa kontrakan dan rumah kos untuk disewakan kepada mahasiswa di sekitar universitas terkemuka di Indonesia. Ketika bulan September 2013 Pak kusrin menerima uang pembayaran dari mahasiswa yang mengontrak salah satu kontrakannya sebesar Rp 120.000.000 untuk satu tahun. Dari contoh ini maka dapat diketahui bahwa pak kusrin telah menerima pendapatan diterima dimuka sebesar 120.000.000 juta untuk satu tahun dimulai dari september 2013 hingga agustus 2014. Namun uang yang diterima pak kusrin sebesar 120 juta tersebut sampai dengan akhir periode yaitu 31 desember 2013 yang benar-benar menjadi pendapatan pak kusrin hanya sebesar 40.000.000, hal ini karena mahasiswa yang mengontrak rumah tersebut baru menempati kontrakan selama 4 bulan yaitu bulan september hingga desember 2013, sedangkan bulan januari sampai agustus 2014 belum menjadi pendapatan karena belum dirasakan manfaat jasa kontrak rumah tersebut oleh mahasiswa, sehingga tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi pak kusrin melainkan diakui sebagai pendapatan diterima dimuka atau disebut juga hutang pendapatan.



Pendapatan diterima dimuka harus disesuaikan setiap ahir periode dengan dibuatkan jurnal penyesuaian. Penyesuaian pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dicatat sebagai utang (pendekatan neraca) dan dicatat sebagai pendapatan (pendapatan laba-rugi). Penggunaan salah satu pendekatan dalam penyesuaian tersebut didasarkan pada catatan pada ketika melakukan pencatatan dalam jurnal umum. Untuk memudahkan pemahaman anda tentang pendekatan neraca dan pendekatan laba-rugi dalam penyesuaian pendapatan diterima dimuka, simaklah ilustrasi berikut: Sebuah perusahaan menyewakan sebuah ruangan kepada konsumennya untuk jangka waktu 1 tahun dengan tarif sewa senilai 12.000.000 rupiah. Pada 1 Oktober 2012 perusahaan tersebut menerima uang sewa dari konsumennya secara tunai untuk 1 tahun dari bulan oktober 2012 sampai bulan september 2014. Berdasarkan ilustrasi ini, bantulah perusahaan tersebut mencatat pendapatan diterima dimuka atas jasa sewa ruangan dari konsumennya tersebut untuk tahun 2013! Nah untuk mencatat pendapatan diterima dimuka dapat dilakukan dengan dua pendekatan sebagaimana sebutkan diatas. Silahkan pahami proses pencatatan pendapatan diterima dimuka dengan kedua pendekatan tersebut dibawah ini: Pengakuan/Pencatatan  Pendapatan Yang Diterima Dimuka/Uang Muka Penjualan  (Prepaid Income) dalam Akuntansi Keuangan / Akuntansi Komersial adalah sebagai  berikut : 







Pendapatan Yang diterima dimuka/ uang muka penjualan belum diakui sebagai  pendapatan perusahaan sehingga dicatat sebagai Kewajiban Jangka Pendek (Current  Liabilities) yang disajikan pada Laporan Neraca Perusahaan dalam posisi Pasiva.  Jurnal untuk mencatat transaksi Pendapatan Yang diterima dimuka adalah sebagai berikut :



Misalkan Kantor Akuntan Publik Aditya menerima menerima uang muka atas Jasa Audit Laporan Keuangan PT.Baja Jaya Abadi Tahun 2013 yang akan dilaksanakan pada mulai tanggal 22 Pebruari 2014 pada tanggal 25 Desember 2013 sebesar Rp.100.000.000,-. Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Kas 100.000.000 Pendapatan yang diterima dimuka 100.000.0000 Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Bank 100.000.000 Pendapatan yang diterima dimuka 100.000.0000   Jurnal untuk mencatat transaksi Uang Muka Penjualan adalah sebagai berikut : Misalkan CV.Aditya Mobilindo menerima menerima uang muka penjualan Mobil Truck dari  PT.Gunung Timur  sebesar Rp.50.000.000,­ pada tanggal 28 Desember 2013 untuk pembelian  Truck yang akan dilakukan dan dikirimkan pada tanggal 20 Januari 2013.



Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Kas 50.000.000 Uang Muka Penjualan 50.000.0000 Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Bank Uang Muka Penjualan



50.000.000 50.000.0000



Pengakuan/Pencatatan  Pendapatan Yang Diterima Dimuka/Uang Muka Penjualan  (Prepaid Income) dalam Akuntansi Pajak adalah sebagai berikut : 



Pendapatan Yang diterima dimuka / uang muka penjualan belum diakui sebagai  pendapatan perusahaan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak dan Pajak  Penghasilan (PPh) Terutang sehingga dicatat sebagai Kewajiban Jangka Pendek (Current  Liabilities) yang disajikan pada Laporan Neraca Perusahaan dalam posisi Pasiva.







Pendapatan Yang diterima dimuka/ uang muka penjualan sudah diakui sebagai Objek  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi Pengusaha Kena Pajak. Oleh karena itu atas  transaksi tersebut harus diterbitkan Faktur Pajak dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN  pada Masa Pajak terjadinya transaksi tersebut. 







 Jurnal untuk mencatat transaksi Pendapatan Yang diterima dimuka dalam Akuntansi  Pajak adalah sebagai berikut :



Apabila perusahaan yang menyerahkan Barang dan/atau Jasa atau yang menerima  penghasilan bukan Pengusaha Kena Pajak atau Barang dan/atau Jasa yang diserahkan  bukan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. Misalkan Hotel Asri (Bukan Pengusaha Kena Pajak) menerima menerima uang muka dari  PT.Radio Suara Indah sebesar Rp.30.000.000,­. pada tanggal 28 Desember 2013 atas biaya  penyelenggaraan pertemuan di Hotel tersebut yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 Januari s/d 20 Januari 2014.  Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi  tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Kas



30.000.000



Pendapatan yang diterima dimuka



30.000.0000



Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka  atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Bank 30.000.000 Pendapatan yang diterima dimuka



30.000.0000



Apabila perusahaan yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak  dan yang menerima penghasilan adalah Pengusaha Kena Pajak . Misalkan PT.Motorindo Sukses Jaya menerima uang muka penjualan Mobil dari  PT.Angin  Semangat Timur   sebesar Rp.55.000.000,­  termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada  tanggal 23 Desember 2013 untuk pembelian Mobil yang akan dilakukan dan dikirimkan pada  tanggal 16 Januari 2014. Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Kas Uang Muka Penjualan PPN Penjualan



55.000.000 50.000.0000 5.000.0000



Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi  tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Bank Uang Muka Penjualan PPN Penjualan



55.000.000 50.000.000 5.000.000



Perhitungan PPN adalah sebagai berikut : Harga Jual Termasuk PPN Dasar Pengenaan Pajak (DPP) (55.000.000 x 100/110 PPN 



55.000.000 50.000.000 5.000.000



(50.000.000 x 10 %) Atas PPN sebesar 5.000.000 merupakan Pajak Keluaran bagi PT.Motorindo Sukses Artikel Yang Perlu Diketahui : 



Kamus/Istilah­Istilah Yang Digunakan Dalam Akuntansi



Referensi :  



Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kamus Istilah Akuntansi (Dhanny R Cyssco)







Undang­Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan







Undang­Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM











Artikel Pengantar Akuntansi Jasa Beserta Contohnya July 06, 2017 Materi Akuntansi











 



Bila di jalan motor Anda mengalami macet atau mogok, maka Anda akan mencari jasa bengkel untuk memperbaiki motor Anda. Jasa bengkel merupakan salah satu bentuk perusahaan jasa. Produk yang diberikan oleh perusahaan jasa tidak dapat secara nyata dipegang atau di bawa pulang, namun produk perusahaan jasa adalah pelayanan yang dapat Anda rasakan manfaatnya, dapt dinikmati, dan Anda dapat merasakan adanya kepuasan dari pelayaan tersebut. Pengertian dan Ciri Perusahaan Jasa Pengertian perusahaan secara ekonomis, merupakan suatu lembaga atau perkumpulan dari beberapa orang (selaku pendiri) yang melakukan kegiatan bersifat ekonomi dan sosial pada suatu masyarakat dengan tujuan memperoleh laba. Jadi, perusahaan jasa adalah suatu usaha atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa. Ciri-ciri perusahaan jasa, yaitu: 1) Usahanya terus menerus; 2) Secara terang-terangan (mempunyai ijin usaha); dan 3) Yang dihasilkan berupa jasa. Perusahaan jasa, contohnya: akuntansi publik, servis atau reparasi sepeda motor, salon kecantikan, dan sebagainya.







Transaksi keuangan perusahaan jasa, meliputi: a) Investasi pemilik berupa setoran uang maupun barang habis pakai atau aktiva lainnya; b) Membeli aktiva tetap; c) Menerima pinjaman dan membayar utang; d) Menerima pelunasan piutang; e) Menggunakan aktiva yang ada; dan f) Membuat laporan pertanggungjawaban. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus demi kelangsungan usaha dengan tujuan mencari laba. Proses akuntansi berperan pada kegiatan ini, mulai terjadinya transaksi, mencatatnya, melaporkan, menganalisa sampai dengan meramalkan kegiatan mendatang.   



Berikut ada beberapa contoh bentuk perusahaan jasa beserta dengan produknya:



Nama Perusahaan Garuda Indonesia Bank Mandiri, Danamon, BRI, BNI, dll Telkom Lembaga Bantuan Hukum  



 







   



Produk Jasa transportasi udara (perhubungan) Jasa perbankan Jasa komunikasi Jasa advokasi



Berdasarkan penjelasan di atas, tentunya Anda sudah dapat mengetahui ciri dari perusahaan jas. Perusahaan jasa memperoleh laba dengan menjual jasa. Jasa merupakan produk yang tidak dapat terlihat, tapi dapat dirasakan manfaatnya. Semisal, jasa dokter, jasa pengetikan, jasa ojek, jasa pengiriman paket dan jasa penitipan anak. Untuk mengetahui apakah perusahaan jasa mengalami laba atau rugi, perlu melakukan proses siklus akuntansi dengan baik dan benar. Berikut gambaran secara umum siklus akuntansi, baik perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya. Transaksi => Pencatatan => Pengikhtisaran => Pelaporan Bukti Pencatatan Bukti pencatatan atau bukti transaksi berfungsi sebagai dasar untuk mencatat segala akitivitas transaksi keuangan ke dalam buku perusahaan. Setiap terjadi transaksi keuangan harus disertai dengan bukti transaksi. Berikut beberapa contoh bukti-bukti pencatatan transaksi: 1. Faktur Faktur merupakan bukti transaksi keuangan yang dilakukan secara kredit. Penjual atau produsen akan mengirimkan bukti faktur kepada pembeli atau pelanggan dengan merinci harga, dan jumlah total yang harus dibayar dari produk yang dibelinya. Biasanya faktur akan dikirimkan setelah barang terkirim. Berikut contoh faktur: 







  



2. Kuitansi Kuitansi berfungsi sebagai bukti bahwa produsen atau penjual sudah menerima pembayaran uang. 



   



 



3. Nota Debit dan Nota Kredit Nota debit adalah bukti transaksi yang menjelaskan bahwa telah terjadi penambahan atas hasil transaksi sebelumnya. Untuk nota kredit menjelaskan sebaliknya, bahwa telah terjadi pengurangan atas hasil transaksi sebelumnya. Contoh nota debit 



 



Contoh nota kredit 



 



 



  



       



Dengan adanya transaksi akan berpengaruh pada persamaan dasar akuntansi, baik berpengaruh terhadap aktiva, kewajiban dan modal. Walaupun terjadi perubahan, tapi keseimbangan persamaan akuntansi masih terjaga (jumlah aktiva sama dengan kewajiban ditambah ekuitas). Ini adalah pencatatan transaksi dengan sistem pembukuan berpasangan. Hal ini mengartikan bahwa setiap transaksi akan dilakukan pencatatan pada dua sisi yang berbeda, yaitu sisi debit dan kredit pada akun-akun yang terpengaruh. Dasar pemikiran dari persamaan dasar akuntansi adalah aktiva sama dengan kewajiban ditambah ekuitas. Jadi, jika aktiva bertambah akan diikuti dengan bertambahnya debit dan begitu juga sebaliknya. Sisi debit tidak selalu terjadi penambahan, tapi bisa saja terjadi pengurangan. Sama halnya dengan sisi kredit bisa terjadi penambahan atau pengurangan. Sebagai contoh: Pada tanggal 8 Februari Tuan Victor menginvestasikan uang sebanyak Rp. 10.000.000 dan satu buah kendaraan dengan harga Rp. 20.000.000 untuk mendirikan sebuah perusahaan jasa bengkel dengan nomor bukti 001. Berikut analisa dari transaksi tersebut: - Transaksi tersebut mempengaruhi akun kas (aktiva), kendaraan (aktiva) dan modal Tn. Victor (ekuitas). - Ketiga akun kas, kendaraan, dan modal Tn. Victor menjadi bertambah - Kas bertambah di catat di sisi debet, kendaraan bertambah dicatat di sisi debet, dan modal bertambah dicatat di sisi kredit. - Kas dicatat sebesar Rp. 10.000.000,- kendaraan sebesar Rp. 20.000.000 dan modal Tuan Victor sebesar Rp. 30.000.000,-



Jenis - Jenis Anggaran , Syarat Dan Sifat Anggaran Perusahaan July 06, 2017 Materi Akuntansi



Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda baik dari segi isi, bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut. Jenis



Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan menjadi anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek seringkali perusahaan dapat memilih antara dua alternatif di pandang dari segi ruang lingkup ataupun intensitas penyusunannya. Alternatif pertama menyusun budget dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Anggaran jenis ini disebut anggaran komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan tertib administrasi. Tetapi dalam kenyataannya seringkali perusahaan dengan sengaja tidak memilih cara ini karena berbagai pertimbangan praktis. Misalnya perusahaan hanya menyusun perencanaan produksi saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil produksi maupun di dalam pembiayaannya. Ataupun membatasi perencanaan segi keuangan saja, karena perusahaan sedang mengalami kesulitan di bidang ini. Alasan lain yang sering tidak diakui yakni



karena memang tidak memiliki kemampuan (teknis dan pembiayaan) untuk menyusun anggaran komprehensif. Jenis



Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu (Continuous bubget). Fixed budget adalah budget yang disusun untuk periode waktu tertentu di mana volumenya sudah tersebut direncanakan revenue, cost dan expenses. Dalam fixed budget tidak diadakan reviewing secara periodik. Penyusunan budget dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh perusahaanperusahaan. Cara ini baru mungkin dipakai apabila asumsi dasar yang dipakai oleh perusahaan dalam penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali. Padahal dalam kenyataannya, asumsi dasar tersebut selalu harus diubah, karena harus selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan yang ada. Penyusunan budget dengan cara continuos budget mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya : 1. Penyusunannya menurut periode tertentu, volume tertentu, dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana revenue, cost dan expenses. 2. Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak, maka secara periodik dilakukan penilaian kembali. Tentu saja bila sudah tidak reliable, maka asumsi harus dirubah. penilaian kembali, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan setiap kwartal. apabila dalam satu kwartal tertentu ternyata telah terjadi ketidak sesuaian, maka perlu dibuat anggaran baru untuk kwartal berikutnya. penilaian kembali dapat juga dilakukan enam bulan sekali, tergantung dari kebijaksanaan masing-masing perusahaan. Perusahaan yang merasakan sering terjadinya perubahan lingkungan , merasa perlu untuk mengadakan penilaian kembali relatif lebih sering, upamanya setiap kwartal. Sedangkan perusahaan yang merasa jarang menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kegiatannya, menganggap bahwa enam bulan sekali adalah jangka waktu paling tepat untuk mengadakan penilaian kembali. 3. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya dengan menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki. Pemanfaatan budget continuous memiliki syarat sebagai berikut : 1. Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus. Hal ini diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan. 2. memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dapat merekam, menganalisa serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran, maka akan diperoleh beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran strategis (Strategical budget ) yang merupakan anggaran jangka panjang, anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu periode akuntansi (melebihi 1 tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti misalnya kebijakan perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam



jangka



waktu



yang



panjang



dan



lain



sebagainya.



Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ). Syarat Sifat Anggaran Perusahaan Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut : 1. Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis. 2. Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana diperlukan. 3. Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentil.



A. Anggaran Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode yang dianggarkan. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi. B. Jenis-Jenis Anggaran 1. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual. Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua, regresi, dan lain-lain. 2. Anggaran Produksi



Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun. Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam: a. Pola produksi konstan Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain. b. Pola produksi bergelombang Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap. c. Pola produksi moderat Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut. 3. Anggaran Bahan Baku Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate. Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut. Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. 4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya, karena tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga pokok produksi. Tanpa adanya



pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok produksi atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan daya saing perusahaan. Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan di dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan terlebih dahulu satuan dasar yang akan dipergunakan untuk perhitungan tersebut. Satuan dasar ini penting artinya karena dengan adanya satuan dasar yang dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung, maka kesimpangsiuran di dalam penyusunan biaya tenaga kerja langsung tersebut akan dapat dihindarkan. Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per jam. Masing-masing sistem upah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sebelum mengadakan pemilihan sistem mana yang akan dipergunakan di dalam perusahaan maka perlu mempelajari terlebih dahulu sistem mana yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya. Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan mereka. 5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 6. Anggaran Persediaan Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi. 7. Anggaran Biaya Non Produksi Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan. 8. Anggaran Pengeluaran Modal



Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyakbanyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar. 9. Anggaran Kas Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam. 10. Anggaran Rugi-Laba Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan. 11. Anggaran Neraca Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik. 12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan. Jenis, Syarat Dan Sifat Anggaran Perusahaan Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda baik dari segi isi, bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan menjadi anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek seringkali perusahaan dapat memilih antara dua alternatif di pandang dari segi ruang lingkup ataupun intensitas penyusunannya. Alternatif pertama menyusun budget dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Anggaran jenis ini disebut anggaran komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan tertib administrasi. Tetapi dalam kenyataannya seringkali perusahaan dengan sengaja tidak memilih cara ini karena berbagai pertimbangan praktis. Misalnya perusahaan hanya menyusun perencanaan produksi saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil produksi maupun di dalam pembiayaannya. Ataupun membatasi perencanaan segi keuangan saja, karena perusahaan sedang mengalami kesulitan di bidang ini. Alasan lain yang sering tidak diakui yakni



karena memang tidak memiliki kemampuan (teknis dan pembiayaan) untuk menyusun anggaran komprehensif. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu (Continuous bubget). Fixed budget adalah budget yang disusun untuk periode waktu tertentu di mana volumenya sudah tersebut direncanakan revenue, cost dan expenses. Dalam fixed budget tidak diadakan reviewing secara periodik. Penyusunan budget dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh perusahaanperusahaan. Cara ini baru mungkin dipakai apabila asumsi dasar yang dipakai oleh perusahaan dalam penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali. Padahal dalam kenyataannya, asumsi dasar tersebut selalu harus diubah, karena harus selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan lingkungan yang ada. Penyusunan budget dengan cara continuos budget mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya : 1. Penyusunannya menurut periode tertentu, volume tertentu, dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana revenue, cost dan expenses. 2. Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak, maka secara periodik dilakukan penilaian kembali. Tentu saja bila sudah tidak reliable, maka asumsi harus dirubah. penilaian kembali, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan setiap kwartal. apabila dalam satu kwartal tertentu ternyata telah terjadi ketidak sesuaian, maka perlu dibuat anggaran baru untuk kwartal berikutnya. penilaian kembali dapat juga dilakukan enam bulan sekali, tergantung dari kebijaksanaan masing-masing perusahaan. Perusahaan yang merasakan sering terjadinya perubahan lingkungan , merasa perlu untuk mengadakan penilaian kembali relatif lebih sering, upamanya setiap kwartal. Sedangkan perusahaan yang merasa jarang menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kegiatannya, menganggap bahwa enam bulan sekali adalah jangka waktu paling tepat untuk mengadakan penilaian kembali. 3. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya dengan menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki. Pemanfaatan budget continuous memiliki syarat sebagai berikut : 1. Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus. Hal ini diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan. 2. memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dapat merekam, menganalisa serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi.



Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran, maka akan diperoleh beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran strategis (Strategical budget ) yang merupakan anggaran jangka panjang, anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu periode akuntansi (melebihi 1 tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti



misalnya kebijakan perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang dan lain sebagainya. Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ). Syarat Sifat Anggaran Perusahaan Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut : 1. Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis. 2. Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana diperlukan. 3. Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentil. Anggaran Induk (Master Budget) Anggaran induk (master budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu tahun atau kurang. Anggaran induk terdiri atas dua komponen utama, yakni : (1) Anggaran operasi, dan (2) Anggaran keuangan Anggaran operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana. Induk anggaran untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran berikut: Anggaran Operasi Anggaran Keuangan Angg. Penjualan Anggaran pengeluaran modal Angg. Produksi Anggaran Kas Angg. Bhn. Baku Langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan Angg. Tenaga Kerja Langsung Neraca Dianggarkan. Angg. Overhead Pabrik Angg. Persed. Akhir Barang Jadi. Angg. Beban Penjualan & Adm.



Aktiva Tetap Berwujud dan Aktiva Tetap Tidak Berwujud Lengkap July 06, 2017 Materi Akuntansi



Pengertian Aktiva Tetap Berwujud Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi di kelompokan sebagai aktiva tetap berwujud. menurut para ahli : tatement (1970:132) dikemukakan bahwa : Pengertian Aset atau Aktiva Menurut Para Ahli “kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.” Selanjutnya Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi Aset sebagai berikut: “asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.” Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokan



sebagai



berikut



:



· Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan. · Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan lain-lain. · Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat dianggap sebagai aset apabila di masa depan dapat memberikan manfaat ekonomi atau net cash inflow bagi perusahaan. Klasifikasi aktiva tetap secara umum terdiri atas: 1. Aktiva tetap berwujud (fixed asset) Adalah aktiva – kativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. atau Aktiva atau aset adalah harta atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang berfungsi dalam operasi perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Macam-macam aktiva diantaranya kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva tak berwujud, investasi jangka panjang, dll. Sedangkan definisi aktiva tetap menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) tahun 1985 yaitu “asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.” Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam – macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin – mesin dapat alat – alat, kendaraan, mebel dan lain – lain. Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan. 2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis 3.



Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis



Ini adalah beberapa pengertian aktiva tetap dari para ahli, sebagai berikut: Menurut IAI melalui PSAK No.16 (Revisi 2011) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:



“Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan (b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.” Pengertian Aktiva Tetap Menurut Haryono Yusuf dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”, bahwa “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”. (2001:153) Pengertian Aktiva Tetap Menurut Zaki Baridwan (2000;22) : “Aktiva Tetap adalah aktivaaktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain.” Pengertian Aktiva Tetap Menurut Slamet Sugiri (2009;137) Aset tetap adalah aset berwujud yang : a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode Pengertian Aktiva Tetap Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001:154) aktiva tetap adalah “Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.” Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “Aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik, digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.” 2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset) Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah barang-barang atau peralatan yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas operasi perusahaan dan masa kegunaannya relatif permanen. Adapun untuk aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya terbatas harus di depresiasi sesuai masa kegunaannya dan penyajian pada neraca sebesar nilai bukunya, nilai buku diperoleh dari harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasinya. Contoh dari aktiva tetap ini adalah mesin, bangunan, kendaraan, dll. Sedangkan untuk aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya tidak terbatas akan disajikan di dalam neraca sebesar dari harga perolehannya. Contoh dari aktiva ini adalah tanah yang digunakan untuk aktivitas perusahaan, pertanian, dan peternakan. Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud



Besarnya harga perolehan aktiva dapat ditentukan berdasarkan prinsip “semua pengeluaran dari awal pembelian hingga aktiva tersebut siap dipakai harus dikapitalisasi.” Berikut penjelasan harga perolehan dari beberapa jenis aktiva tetap berwujud: 1. Tanah Tanah yang dimanfaatkan untuk aktivitas atau operasional perusahaan akan dicatat pada rekening tanah. Tanah tersebut akan dicatat dalam rekening investasi jangka panjang apabila tanah tersebut tidak digunakan untuk usaha perusahaan. Berikut beberapa elemen harga perolehan tanah: a. Harga beli b. Biaya penelitian tanah c. Komisi pembelian d. Bea balik nama e. Biaya untuk merobohkan bangunan lama f. Iuran-iuran atau pajak tanah 2. Gedung atau Bangunan Untuk gedung yang diperoleh dengan cara dibeli, maka harga perolehannya harus dialokasikan ke dalam tanah dan gedung. Berikut biaya yang dikapitalisasi untuk memperoleh gedung tersebut: a. Harga beli b. Komisi pembelian c. Biaya perbaikan sebelum gedung dimanfaatkan d. Pajak-pajak pembelian yang menjadi tanggung jawab pembeli e. Bea balik nama 3. Mesin Harga perolehan dari mesin dan alat-alat, diantaranya: a. Harga beli b. Biaya angkut c. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli d. Biaya pemasangan e. Asuransi ketika dalam perjalanan f. Biaya-biaya pada saat percobaan mesin



dan



Artikel Lengkap Pengertian, Tujuan & Fungsi Akuntansi July 06, 2017 Materi Akuntansi



Alat-alat



Laporan keuangan dihasilkan di dalam proses akuntansi, dan tujuan dari akuntansi sendiri adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan beberapa aspek diantaranya posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi juga menyediakan cara untuk mengumpulkan serta melaporkan data ekonomi terhadap pihak-pihak dan individu yang membutuhkannya. Akuntansi membantu pemilik dan calon pemilik perusahaan mengetahui posisi keuangan perusahaan dan prospek perusahaan di masa datang. Dalam memberikan pinjaman, pihak bank juga akan mempertimbangkan posisi keuangan perusahaan dan mempertimbangkan segala risiko yang dapat terjadi di masa depan. Kualitas informasi akuntansi Bagaimana cara menentukan informasi akuntansi yang berkualitas? Apakah diperlukan syaratsyarat khusus untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas, diantaranya: 1. Dapat dipahami Diharapkan pemakai memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta mampu mempelajari informasi dengan wajar. 2. Relevan Untuk membantu pemakai dalam mengambil keputusan maka diperlukan informasi yang relevan. Informasi dianggap relevan apabila dapat membantu pemakai informasi dalam mengevaluasi peristiwa masa kini, masa lalu, dan masa depan serta dapat dijadikan koreksi untuk mengevaluasi hasil di masa lalu.



3. Material Informasi dianggap material apabila terjadi kesalahan ketika mencatat informasi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai yang di dasarkan pada laporan keuangan. 4. Keandalan Informasi yang dihasilkan harus andal, ini berarti bebas dari kesalahan material sehingga pemakai dapat menggunakan informasi sebagai penyajian yang tulus dan jujur. 5. Penyajian jujur Informasi yang andal adalah informasi yang menyajikan segala transaksi atau peristiwa secara jujur. Contohnya adalah neraca yang seharusnya menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal dengan jujur pada tanggal pelaporan. 6. Netralitas Informasi harus bersifat netral, harus sesuai dengan kebutuhan umum pemakai dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Tujuan



Akuntansi



Untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Fungsi



Akuntansi



Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi. Laporan



Dasar



Akuntansi



Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.



Profesi dan Bidang-Bidang Akuntansi Lengkap Materi Akuntansi July 06, 2017 Materi Akuntansi



Profesi & Bidang Akuntasi ~ Apakan yang dimaksud dengan akuntan? Apakah semua yang berhubungan dengan akuntansi disebut akuntan? Dengan berkembangnya jumlah, jenis, dan kompleksnya kegiatan perusahaan serta sistem perpajakan baru yang ditentukan pemerintah, makah bidang akuntansi juga berkembang pesat mengarah ke profesi. Apa saja kah profesiprofesi dan bidang-bidang dalam akuntansi? Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba membahasnya di sini. A. Profesi Akuntansi Akuntan adlah suatu profesi di bidang akuntansi yang dapat disejajarkan dengan dokter, ahli hukum, insinyur, notaris dan sebagainya. Profesi akuntan dibedakan atas beberapa macam, di antaranya adalah akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. 1. Akuntan Publik Akuntansi publik atau akuntasi ekstern adalah akuntan yang menyediakan jasa-jasa untuk kepentingan perusahaan yang membutuhkan dengan menerima pembayaran sebagai imbalan jasa. Jasa-jasa yang diberikan akuntan publik kepada perusahaan, o



Pemeriksaan laporan keuangan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi akuntansi utama yang diberikan kepada publik (umum). Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen bagi para investor, kreditur dan pihak luar



o



o



lainnya. Hasil pemeriksaan akuntan publik dituangkan dalam sebuah laporan yang disebut laporan hasil pemeriksaan akuntan. Akuntansi perpajakan adalah jasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan masyarakat dengan tujuan utamanya adalah 1) memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku; 2) menekan pajak seminimum mungkin. Akuntansi manajemen adalah pemeberian jasa yang meliputi aspek yang luas. Akuntan publik dapat memberikan pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.



2. Akuntansi Intern Akuntan perusahaan (intern) adalah akuntan yang bekerja di suatu perusahaan dan bertanggung jawab terhadap masalah akuntansi di perusahaan tersebut. Ruang lingkup tugas dari akuntan perusahaan o



o



Akuntan Umum bertanggungjawab dalam hal pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan manajemen dan laporan keuangan umum (neraca, rugi-laba, perubahan modal, aliran kas). Akuntansi umum biasanya menghasilkan data dasar (basic data) untuk keperluan fungsi akuntansi. Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya. Biasanya dalam akuntansi biaya ditekankan pada biaya produksi, tetapi akhir-akhir ini penekanan atas biaya pemasaran semakin meningkat.



o



Peranggaran menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang rinci untuk mencapai sasaran tersebut. Penyusunan anggaran selalu memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi. Anggaran digunakan untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui perbandingan antara data sesungguhnya dengan anggaran.



o



Perancangan sistem informasi mengidentifikasikan kebutuhan informasi untuk kepentingan intern maupun ekstern. Setelah kebutuhan informasi diketahui, selanjutnya dirancang dan dikembangkan sistem yang sesuai. Sistem informasi akuntansi sangat membantu dalam mengawasi jalannya operasi suatu perusahaan.



o



Pemeriksaan Intern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan intern perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki staf pemeriksaan intern. Para akuntan intern bertugas mengevaluasi sistem akuntansi dan manajemen. Tugas pokoknya adalah 1) membantu pihak manajemen dalam memperbaiki efesiensi operasi dan 2) menjamin bahwa para karyawan dan bagian-bagian perusahaan telah melaksanakan prosedur dan rencana yang telah ditetapkan manajemen.



3. Akuntansi Pemerintah Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah dan bertugas mengendalikan, dan memeriksa penggunaan keuangan atau kekayaan negara dan membuat laporan hasil pemeriksaan. Akuntan pemerintah umumnya bekerja di Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tugas akuntansi pemerintah antara lain: - menyusun rencana pendapatan dan belanja negara - mengadakan pemeriksaan intern pada perusahaan negara - mengadakan pemeriksaan keuangan pada lembaga-lembaga pemerintah 4. Akuntansi Pendidik Akuntan pendidik adalah akuntan yang memiliki tugas utama mengajarkan dan mengembangkan akuntansi, misalnya dosen dan guru mata pelajaran akuntansi. Untuk mendapatkan gelar akuntan, maka sarjana ekonomi jurusan akuntansi haru menempuh program pendidikan profesi akuntansi (PPAk). B. Bidang-bidan Akuntansi Ilmu akuntansi memiliki ruang lingkup yang sangat luas sehingga timbullah bidang-bidang khusus dalam akuntansi, sebagai berikut. 1. Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diridalam proses pencatatan transaksi hingga penyajian dalam bentuk laporankeuangan. Dalam pencatatan berbagai transaksi keuangan perusahaan, akuntansi keuangan harus berpatokan kepada ketentuan-ketentuan yangdiatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). 2. Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang berhubungan denganperencanaan, penetapan, dan pengendalian biaya produksi. Akuntansi biaya berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Akuntansi biaya bermanfaat bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan perusahaan dan



merencanakan kegiatan perusahaan di masa depan berdasarkan data-data biaya yang diperoleh. 3. Akuntansi Anggaran Akuntansi anggaran adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan anggaran perusahaan dan kemudian membandingkannya dengan realisasinya agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Akuntansi anggaran merupakan bagian dari akuntansi manajemen. 4. Auditing/Akuntansi Pemeriksaan Auditing adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri pada pemeriksaan catatancatatan akuntansi secara bebas (independen). Pelaksananya disebut auditor. Auditor harus bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi kepentingan pihak-pihak tertentu. Auditor akan memeriksa apakah pencatatan transaksi telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor berpatokan pada standar auditing yang berlaku. 5. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah bidang akuntansi yang melakukan pengembangan dan penafsiran data-data akuntansi, baik data masa lalu maupun data tafsiran untuk membantu manajemen dalam mengoperasikan perusahaan. Akuntansi manajemen membantu memecahkan berbagai masalah khusus yang dihadapi manajemen, yang pemecahannya membutuhkan beberapa alternatif. 6. Akuntansi Perpajakan Akuntansi perpajakan adalah bidang akuntansi yang bertugas melakukan penyiapan data yang digunakan untuk perhitungan pajak. Sehingga pajak yang dibayar perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah. Agar dapat bekerja dengan baik, seorang akuntan pajak harus memahami berbagai peraturan, baik yang berupa undang-undang maupun ketentuan lain tentang perpajakan. 7. Akuntansi Pemerintahan Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam penyajian laporan keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah. Akuntansi ini berkaitan dengan pembuatananggaran negara beserta laporan realisasinya. Akuntansi ini bermanfaat untuk mengendalikan pengelolaan keuangan negara.



8. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang melakukan perencanaan prosedur pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan. Sistem akuntansi harus menciptakan suatu sistem yang dapat mempermudah pengelolaan dan pengendalian perusahaan. 9. Akuntansi Pendidikan Akuntansi pendidikan adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan akuntansi dalam rangka menyebarkan ilmu akuntansi. Akuntansi bisa dikembangkan dengan cara memasukkan akuntansi ke kurikulum sekolah. Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhanakan menjadi dua kelompok yang disebut akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. 1. Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pihak luar. 2. Auntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan dalam manajemen dalam banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen bersifat sangat mendalam dan diperlukan untuk pengambilan berbagai keputusan manajemen dan biasanya tidak dipublikasikan kepada umum. Semoga penjelasan mengenai Profesi dan Bidang-bidang Akuntasi di atas bisa menambah wawasan sobat sekalian dan tentunya bermanfaat.