14 0 189 KB
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN ELEKTROLIT: DEHIDRASI
NAMA MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU
: NADIA HASIBUAN : KEPERAWATAN ANAK : HELPRIDA SIHITE SST, MKM
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU PRODI D III KEPERAWATAN JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI KECAMATAN DOLOKSANGGULKABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN T.A 2020/2021
BAB I TEORITIS MEDIS 1.1 Defenisi Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa mengalmai atau beresiko mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra vaskuler (Lynda Jual Carpenito, 2000 : 139). Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003). Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992 : 3). Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994 : 303). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bawha dehidrasi adalah kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan berpindahnya cairan atau hilang dari tubuh. Klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis : 1. Dehidrasi Isotonik Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF. 2. Dehidrasi Hipotonik Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel.
3. Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF.
1.2 Etiologi Bermacam-macam penyebab dehidrasi menentukan tipe / jenis-jenis dehidrasi (Menurut Donna D. Ignatavicus, 1991 : 253). 1. Dehidrasi a. Perdarahan b. Muntah c. Diare d. Hipersalivasi e. Fistula f. Ileustomy (pemotongan usus) g. Diaporesis (keringat berlebihan) h. Luka bakar i. Puasa j. Terapi hipotonik k. Suction gastrointestinal (cuci lambung) 2. Dehidrasi hipotonik a. Penyakit DM b. Rehidrasi cairan berlebih c. Mal nutrisi berat dan kronis 3. Dehidrasi hipertonik a. Hiperventilasi b. Diare air c. Diabetes Insipedus hormon ADH menurun d. Rehidrasi cairan berlebihan e. Disfagia f. Gangguan rasa haus g. Gangguan kesadaran h. Infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat.
1.3 Patofisiologi Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada berbagai keadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu berkaitan dengan kehilangan cairan tubuh melalui ginjal atau di luar ginjal. Penyebab tersering kekurangan volume cairan yang juda sering terjadi adalah tersimpannya cairan pada cidera jaringan luna, luka bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran cerna. Terkumpulnya cairan di adlam ruang non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya cairan menjadi terperangkapdan tidak dapat dipakai oleh tubuh. Penumpulkan volume cairan yang cepat dan banyak pada ruang-ruang seperti beradal dari volume ECF sehingga dapta mengurangi volume sirkulasi darah efektif. Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang terdiri dari ari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilagnan 1 L keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume jika asupannya tidak mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui kulit karna penguapan jika luka bakar dirawat dengan metode terbuka. Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada 3 keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang berlebihan, terutama tiazid atau diuretik sampai yang kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria pada DM yang tidak terkontrol atau koma hipermosmolar non ketonik pada kasus pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau parenteral dapat terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen osmotik. Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya volume ECF menganggu curah jantung dengan mengurangi alir balik vene ke jantung sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung. Karena tekanan arteri rata-rata = curah x tahanan perifer total maka penurunan curah jantung mengakibatkan hipotensi. Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor pada jantung dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak, yang kemudian menginduksi respon simpatis. Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi jarignan yang normal. Penurunan perfusi ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-aldosteron. Angiotensin merangsang vasokonstriksi sistemik dan aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium oleh ginjal.
Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka vasokontriksi dan vasokonstriksi yang diperantai oleh angiotensin II yang meningkat. Terjadi penahanan aliran darah yang menuju ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan aliran yang menuju koroner dan otak relatif dipertahankan.
1.4 Manifestasi Klinis Berikut
ini
gejala
atau
tanda
dehidrasi
tingkatannya (Nelson, 2000) : 4. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula) a. Haus, gelisah b. Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal c. Turgor kulit normal d. Pengeluaran urine (1300 ml/hari) e. Kesadaran baik f. Denyut jantung meningkat 5. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula) a. Haus meningkat b. Nadi cepat dan lemah c. Turgor kulit kering, membran mukosa kering d. Pengeluaran urien berkurang e. Suhu tubuh meningkat
6. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula) a. Penurunan kesadaran b. Lemah, lesu c. Takikardi d. Mata cekung e. Pengeluaran urine tidak ada f. Hipotensi g. Nadi cepat dan halus h. Ekstremitas dingin
berdasarkan
a. Pemberian bolus cairan IV Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk mengetahui apakah aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal.
1.5 Pathway
1.6 Pemeriksaan Diagnostik
PemeriksaanFisik: Pemeriksaan fisik berguna untuk mengukur tekanan darah dan nadi. Tekanan darah yang rendah dan nadi melemah, merupakan salah satu tanda dehidrasi. Kurangnya cairan dalam darah, berpotensi mempercepat detak jantung yang berakibat meningkatnya aliran darah. Kondisi ini bisa membuat Anda pusing, bahkan pingsan setelah berdiri. Detak jantung yang cepat terjadi akibat rendahnya tekanan darah dan melemahnya nadi. Dokter juga akan memeriksa lidah pasien. Berkurangnya produksi air liur dan cairan lain dalam tubuh, bisa membuat lidah kering.
Tesdarah: Tes darah diperlukan untuk memeriksa sejumlah faktor penyebab dehidrasi. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengukur fungsi ginjal dan kadar elektrolit tubuh (natrium dan kalium).
Urinalisis: Tes pada urine diperlukan untuk menentukan tingkat dehidrasi. Pemeriksaan ini juga bisa membantu dokter memeriksa tanda-tanda infeksi kandung kemih pasien.
1.7 Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson): a. Obat-obatan Antiemetik Untuk mengatasi muntah b. Obat-obatan anti diare Pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta dapat diberikan oralit. c. Pemberian air minum Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi. d. Pemberian cairan intravena Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan intravena. Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih untuk kasus-kasus dengan kadar natrium mendekati normal, karena akan menambah volume plasma. Segera setelah pasien mencapai normotensi, separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air bagi sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme.
1.8 Komplikasi
Kejang yang muncul akibat gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh, terutama natrium dan kalium.
Permasalahan pada ginjal dan saluran kemih, terutama jika dehidrasi yang dialami terjadi berulang kali. Dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, batu ginjal, batu kandung kemih, bahkan gagal ginjal akut.
Cedera akibat suhu tinggi (heat injury). Jika sedang melakukan aktivitas fisik berat, namun tidak menjaga asupan cairan tubuh, dapat mengalami dehidrasi yang memicu terjadinya heat injury. Gejala heat injury yang tergolong ringan bisa berupa kram. Sedangkan gejala beratnya bisa berupa kelelahan dan heat stroke.
Syok hipovolemik. Ini merupakan komplikasi akibat dehidrasi paling serius, dan bahkan berpotensi membahayakan jiwa Anda. Kekurangan cairan dapat menyebabkan volume darah di dalam tubuh menjadi berkurang, sehingga tekanan darah dan kadar oksigen menjadi menurun.
BAB II LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN 2.1 Pengkajian 1. Demografi Jenis kelamin : dehidrasi rentan terjadi pada wanita dari pada pria. Umur
: sering terjadi pada usia di atas 65 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit dahulu
1) Fistula 2) Ileustomy 3) Suction gastrointestinal 4) DM 5) Diabetes insipedus 6) Perdarahan
Pemeliharaan kesehatan
1) Diet rendah garam 2) Pemasukan cairan kurang terpenuhi
Pola cairan
Gejala : haus berkurang, cairan kurang Tanda : BB menurun melebihi 2-8% dari BB semula, membran mukosa mulut kering, lidah kotor.
Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran
: apatis-coma
2) Tekanan darah menurun -
Nadi meningkat
-
Pernafasan cepat dan dalam
-
Suhu meningkat pada waktu awal 3) BB meningkat
4) Turgor menurun 5) Membran mukosa mulut kering 6) CVP menurun
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 1) Urine
Osmolalilas kemih > 450 m osmol / kg
Natrium urine < 10 meg / L (penyebab di luar ginjal)
Natirum urine > 10 meg / L (penyebab pada ginjal / adrenal)
OJ urine meningkat
Jumlah urine menurun (30-50 cc / jam)
2) Darah
Ht meningkat
Kadar protein serum meningkat
Na+ seruim normal
Rasio buru / kreatin serum > 20 : 1 (N = 10 : 1)
Glukosa serum : normal / meningkat
Hb menurun.
2.2 Diagnosa Keperawatan
a.
Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
b.
Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
c.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
d.
Cemas b/d perubahan status kesehatan
2.3 Intervensi Keperawatan NO 1.
DIAGNOSA NOC Defisit volume cairan b/d Keseimbangan Cairan: kehilangan cairan aktif.
-
Hidrasi
Definisi: Penurunan cairan
-
Status Gizi
intravaskuler, dan/atau
ke
Ini Kriteria Hasil :
dehidrasi,
kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium. Batasan Karakteristik :
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
interstisial,
intrasellular.
mengarah
NIC Ti
Pertahankancatatan intake dan output yang akurat
Mempertahankan
urine
output
Monitor status hidrasi
sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
(kelembaban
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
tekanan darah ortostatik ),
dalam batas normal
jika diperlukan
mukosa,
membran
nadi
adekuat,
Kelemahan
Haus
Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
Monitor vital sign
Penurunanturgor
Elastisitas turgor kulit baik,
Monitor
kulit/lidah
Membran mukosa lembab,
Membran
Tidak
mukosa/kulit kering
Peningkatan
ada
berlebihan
rasa
haus
masukan
makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
yang
denyut
Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
nadi,
Monitor status nutrisi
Penurunantekanan
Dorong masukan oral
darah,
Berikan
penurunan volume/tekanan nadi
penggantian
nesogatrik sesuai output
-
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Kolaborasi tanda
dokter
cairan
jika
berlebih
muncul meburuk 2.
Atur
kemungkinan
Risiko kerusakan integritas
Integritas Jaringan: Membran Kulit
transfusi Anjurkan
kulit b/d ekskresi/BAB
dan Lendir.
menggunakan
sering
Kriteria Hasil :
yang longgar
pasien
Definisi: Perubahan pada
Integritas kulit yang baik bisa
Hindari
epidermis dan dermis
dipertahankan
tempat tidur
Batasan karakteristik :
elastisitas,
pigmentasi)
Gangguan pada bagian
(sensasi,
temperatur,
hidrasi,
untuk pakaian
kerutan
padaa
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
tubuh
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Kerusakan lapisa kulit
Perfusi jaringan baik
posisi pasien) setiap dua
(dermis)
Menunjukkan pemahaman dalam
jam sekali
Gangguan permukaan
proses
kulit (epidermis)
mencegah
Faktor yang berhubungan :
perbaikan
kulit
terjadinya
dan sedera
Monitor kulit akan adanya kemerahan
berulang
Mobilisasi pasien (ubah
Oleskan
lotion
Mampu melindungi kulit dan
minyak/baby
Eksternal :
mempertahankan
derah yang tertekan
Hipertermia atau
kulit dan perawatan alami
hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban udara
Faktor yang berhubungan
kelembaban
Monitor
oil
aktivitas
atau pada dan
mobilisasi pasien
Monitor
status
nutrisi
pasien
Memandikan
pasien
Internal :
dengan sabun dan air
hangat
Perubahan status metabolik
Tulang menonjol
Defisit imunologi
Faktor yang berhubungan dengan perkembangan
Perubahan sensasi
Perubahan status nutrisi
(obesitas, kekurusan)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor (elastisitas kulit)
3.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan
intake
makanan. Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh. Batasan karakteristik :
Dilaporkan
adanya
intake
makanan
yang
kurang
dari
RDA
(Recomended
Daily
Status nutrisi :Status Gizi: Makanan dan Asupan Cairan
Status Gizi: Asupan nutrisi
Kontrol berat badan
Allowance)
Membran mukosa dan konjungtiva pucat
Kelemahan
otot
digunakan
yang untuk
Luka,
inflamasi
pada
rongga mulut
Mudah merasa kenyang, sesaat
setelah
mengunyah makanan
Dilaporkan
atau
adanya
kekurangan
makanan
menelan/mengunyah
fakta
Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Dilaporkan
adanya
perubahan sensasi rasa
Perasaan ketidakmampuan
untuk
mengunyah makanan 4.
Cemas b/d perubahan status
Kontrol Kecemasan
kesehatan
Kriteria Hasil :
yang menenangkan
Definisi :
Klien mampu mengidentifikasi
Nyatakan
Perasaan gelisah yang tak
dan mengungkapkan gejala cemas
harapan terhadap pelaku
jelas dari ketidaknyamanan
Mengidentifikasi,mengungkapkan
pasien
atau ketakutan yang disertai
dan menunjukkan tehnik untuk
respon
mengontol cemas
dan apa yang dirasakan
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu).
Vital sign dalam batas normal
selama prosedur
Postur tubuh, ekspresi wajah,
Pahami prespektif pasien
Batasan Karakteristik :
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
terhdap situasi stres
Gelisah
menunjukkan
Insomnia
kecemasan
Resah
Ketakutan
Sedih
mengenai
Fokus pada diri
tindakan prognosis
Kekhawatiran
Cemas
autonom
(sumner
berkurangnya
Gunakan
pendekatan dengan
jelas
Jelaskan semua prosedur
Temani
pasien
memberikan
untuk
keamanan
dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual diagnosis,
Dorong keluarga untuk menemani anak
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh
Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan,
persepsi
Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
Berikan
obat
untuk
mengurangi kecemasan