Askep Hepatitis Kel.3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II KONSEP MEDIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN “HEPATITIS”



SEMESTER/KELAS: 4/A/C Disusun:Kelompok 3 Siti Nur Aulia Supu



(841418001)



Ferdy Setiawan



(841419046)



Rezka Pratama A. Uno



(841419027)



Dwi Berliani Katili



(841419016)



Febryanti Halid



841419007)



Hadijah Halid



(841419036)



Sabriah Dwi Anhari



(841419048)



Nurfadlah Usman



(841419035)



Deswita Nur E. H. Suleman



(841419047)



Rahmi Wiranda Usuali



(841419106)



Laraswaty T. Suleman



(841419102)



Nabila Khairunnisa Badoe



(841416095)



DOSEN PEMBIMBING : Ns. Nurdiana Djamaluddin M.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO



2021



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhanyang maha esa, karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah Keperawatan Medikal bedah II. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ns. Nurdiana Djamaluddin M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu , tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini 2. Teman-teman kelompok 3 yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini 3. Orang tua yang telah memberikan dukungan 4. Serta pihak yang tidak dapat diesbutkan satu persatu Akhir kata penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan pihak yang telah membantu.



Gorontalo, 05 April 2021



Kelompok 3



3



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii BAB 1 KONSEP MEDIS...........................................................................................................1 A. Definisi.........................................................................................................................1 B. Etiologi.........................................................................................................................1 C. Patofisiologi..................................................................................................................2 D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................3 E. Klasifikasi.....................................................................................................................4 F. Prognosis.......................................................................................................................4 G. Pemeriksaan Penunjang................................................................................................5 H. Penatalaksanaan............................................................................................................7 I. Komplikasi.....................................................................................................................9 J. Pencegahan....................................................................................................................10 BAB II KONSEP KEPERAWATAN.......................................................................................11 A.Pengkajian.....................................................................................................................11 B. Pathway.........................................................................................................................13 C. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................18 D. Intervensi Keperawatan................................................................................................19 E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.....................................................................45 F. Dokumentasi.................................................................................................................54 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................55



4



BAB II KONSEP MEDIS A. Definisi Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebakan oleh virus. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatiis C (HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis £ (HEV), hepatitis F dan hepatitis G. Hepatitis dibagi dua tahapan : 1.



Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama « 6 bulan.



2.



Hepatitis kronis :gangguan - gangguan yang terjadi » 6 bulan dan kelanjutan dari hepatitis akut.



3.



Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu oleh: karena itu hanya terjadi pada bentuk akut. (Hardi. 2015)



B. Etiologi Klasifikasi agen penyebab hepatitis virus yaitu: 1. Transmisi secara enterik terdiri dari Virus Hepatitis A(HAV) dan Virus hepatitis E (HEV): a) Virus tanpa selubung b) Tahan terhadap cairan empedu c) Ditemukan di tinja d) Tidak dihubungkan dengan penyakit kronik e) Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal 2. Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (DHV), dan virus hepatitis C (HCV) : a) Virus dengan selubung (envelope) b) Rusak bila terpajan cairan empedu/ detergen c) Tidak terdapat dalam tinja (Hardi. 2015)



5



C. Manifestasi Klinik 1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah 2. Gejala flu, faringitis, abtuk, coryza, fotopobia, sakit kepala dan mialgia 3. Demam ditemukan pada infeksi HAV 4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap 5. Pruritus (biasanya ringan dan sementara) 6. Nyeritekan pada hati 7. Splenomegali ringan 8. Limfadenopati (Hardi. 2015) D. Patofisiologi Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Timbulnya Ikterus karena kerusakan sel parenkim. Walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin tersebut di dalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi Ikterus yang timbul di sini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.



6



Tinja mengandung sedikit sterkobilin Oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada Ikterus. (Hardi. 2015) E. Klasifikasi Hepatitis



di



bagi



menjadi



A.



5



bagian



diantaranya



adalah



Hepatitis



: A



Penyebab adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Hepatitis A berisifat akut, penularannya melalui fekal oral. Sumber penularannya umumnya terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal higin rendah. Gejala bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat



menyebabkan



keseimbangan B.



pembengkakan nutrisi



hati.



Pencegahan



dan Hepatitis



dan



kebersihan



pengobatan



menjaga



lingkungan. B



Etiologi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Masa inkubasi 60-90 hari, penularan vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5% intra uterine. Penularan horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tattoo, transplantasi organ. Gejala tidak khas seperti lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warna teh. Diagnosis ditegakkan dengan test fungsi hati serum transaminase (ALT meningkat), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum. C.



Hepatitis



C



Penyebab Hepatitis C adalah sirosis dan kanker hati, etiologi virus Hepatitis C termasuk golongan virus RNA, masa inkubasi 2-24 minggu. Penularan Hepatitis C melaluli darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik, transplantasi organ, hubungan seks dapat menularakan tetapi sangat kecil. Kronisitasinya 80% penderita akan



menjadi 7



kronik.



D.



Hepatis



D



Virus Hepatitis D jarang ditemukan tapi paling berbahaya, Hepatitis D disebut virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada



orang



yang



telah



E.



terinfeksi



virus



Hepatitis



B.



Hepatitis



E



Hepatitis E dikenal sebagai Hepatitis Non A – Non B, etiologi virus Hepatitis E termasuk virus RNA.Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan melalui fokal oral, dengan didapatkannya IgM dan IgG anti HEV pada penderita yang terinfeksi. Belum ada dilakukan pengobatan antivirus, pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan



dan



minuman.



(Hardi.



2015)



F. Prognosis Faktor yang mempengaruhi komplikasi hepatitis B, baik sirosis maupun karsinoma hepatoseluler seperti kadar HBV DNA, derajat inflamasi dan fibrosis pada awal diagnosis, riwayat konsumsi alcohol. Prognosis hepatitis A baik dan pasien dapat sembuh sempurna. Kurang dari 0,4% dari kasus yang dilaporkan di AS bersifat fatal. Angka kematian akibat hepatitis fulminan berkisar antara 0,1%-0,2% (Krugman, 1992). Kematian dikaitkan dengan umur penderita arau apabila ada penyakit hepatitis kronik lain terutama hepatitis kronik C. Pada hepatitis B akut, sekitar 95–99% pasien akan sembuh sempurna. Pasien yang lanjut usia dan disertai dengan kelainan medis lain dapat mengalami penyakit yang berkelanjutan dan dapat menderita hepatitis berat. Prognosis buruk tampak jika pada penderita ditemukan asites, edema perifer, dan ensefelopati hepatik. Tambahan lainnya, Waktu protrombin yang memanjang, kadar albumin serum yang rendah, hipoglikemia, dan tingginya kadar bilirubin serum menandakan penyakit hepatoseluler yang berat. Pasien dengan tanda klinis dan hasil laboratorium seperti ini perlu mendapatkan tindakan medis yang segera. Angka kematian pada hepatitis A dan B sangat rendah ( sekitar 0.1%) tapi meningkat sebanding dengan peningkatan usia dan penyakit medis lain yang menyertai. Pada pasien dengan hepatitis B yang dirawat di rumah sakit, angka kematiannya 1%. Hepatitis C pada fase akut tampak lebih ringan dibandingkan dengan hepatitis B dan lebih sering anikterik. 8



Kematian jarang terjadi, meskipuin prosentase tingkat kematian tidak diketahui secara pasti. Pada wabah hepatitis A karena pencemaran air di India dan Asia, angka kematian sekitar 1–2% dan meningkat menjadi 10–20% pada wanita hamil. Pasien yang terinfeksi hepatitis B akut dan hepatitis D menurut penelitian tidak memiliki angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang hanya terinfeksi hepatitis B akut saja; namun pada wabah yang terjadi diantara pengguna narkoba suntikan (IDU), dimana terjadi infeksi HBV dan HDV secara simultan, angka kematian telah meningkat menjadi sekitar 5%. Pada pasien hepatitis B kronis dengan superinfeksi HDV, terjadi peningkatan pada kemungkinan terjadinya hepatitis fulminan dan kematian. Meskipun angka kematian hepatitis D secara pasti belum diketahui, pada karier hepatitis B, superinfeksi HVD telah meningkatkan angka kematian lebih dari 20%. (Sunita. 2019) G. Pemeriksaan Penunjang 1. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT(SGPT) LDH : meningkatkan pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium 2. Bilirubin direk



:



meningkatkan



pada



gangguan



eksresi



bilirubin



terkonyugasi 3. Bilirubin indirek : meningkatkan pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert 4. Bilirubin serum total



: meningkatkan pada penyakit hepatoseluler



5. Protein serum total



: kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati



6. Masa protrombin : meningkatkan pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel hati 7. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkatkan pada obstruksi duktus biliaris. (Hardi. 2015) H. Penatalaksanaan 1. Perawatan Suportif a) Pada periode akut dan dalam keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari. b) Manajemen khusus untuk hati dapat dapat diberikan sistem dukungan untuk mempertahankan



fungsi



fisiologi



seperti



hemodialisis,



tukar,extracorporeal liver perfusion, dan charcoal hemoperfusion.



9



transfuse



c) Rawat jalan pasien, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan dehidrasi sebaiknya diinfus.Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, yaitu : -



Tetap tenang, kurangi aktivitas dan banyak istirahat di rumah



-



Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi



-



Hindari minum obat yang dapat melukai hati seperti asetaminofen dan obat yang mengandung asetaminofen



-



Hindari minum minuman beralkohol



-



Hindari olahraga yang berat sampai gejala-gejala membaik



2. Dietetik a. Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien yang dengan anoreksia dan nausea. b. Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang adekuat. Bila diperlukan dilakukan pemberian cairan dan elektrolit intravena. c. Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati, konsumsi alkohol, makan-makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan, seperti makanan yang berlemak 3. Medikamentosa a. Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A. b. Obat-obatan diberikan hanya untuk mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan, yaitu bila diperlukan diberikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati, antiemetik golongan fenotiazin pada mual dan muntah yang berat, serta vitamin c. Ke pada kasus yang kecenderungan untuk perdarahan. Pemberian obat-obatan terutama untuk mengurangi keluhan misalnya tablet antipiretik parasetamol untuk demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi. (Saturti. 2017) I. Komplikasi Penyakit ini tidak boleh diremehkan, apalagi ketika sakit kuning mulai menyerang. Perubahan warna kulit dan bagian putih di mata menjadi kekuningan adalah gejala khas yang menandai seseorang mengidap hepatitis. Ketahui dampak fatal dari komplikasi hepatitis yang perlu diketahui:



10



1. Gagal Hati Gagal hati adalah salah satu komplikasi yang berisiko tinggi dialami oleh pnrgidap hepatitis. Seseorang yang mengidap hepatitis A rentan terhadap risiko gagal hati akibat mengalami penurunan fungsi di organ hati secara drastis. Pengidap gagal hati dapat mengalami komplikasi jika peradangan akibat virus tidak segera diobati. Sebelum hal tersebut terjadi, segeralah diskusikan kepada dokter untuk menentukan jenis perawatan yang paling tepat. 2. Sirosis Hati Sirosis hati ditandai dengan terbentuknya jaringan parut di organ hati. Ini terjadi ketika sel-sel organ hati yang sehat dan normal mengalami luka atau terkena inflamasi secara berkelanjutan. Akibatnya, jaringan parut pun akan muncul. (Fadhli. 2018) J. Pencegahan Beristirahat di rumah. Perawatan di rumah sakit hanya diperlukan apabila pasien merasa sangat sakit dan tidak memungkinkan untuk menjalani perawatan di rumah (misalnya tidak ada yang merawat di rumah). Apabila pereda nyeri atau demam diperlukan. Beberapa hal yang perlu diperhatikkan dalam pencegahan penyakit hepatits diantaranya : 1. Rajin mencuci tangan Rupanya mencegah penyakit hepatitis bisa dilakukan dengan rajin mencuci tangan. Pasalnya, cuci tangan mampu membunuh virus penyakit, termasuk hepatitis. Anda bisa gunakan air mengalir dengan sabun. Selain itu, gunakan saja hand sanitizer dengan kandungan alkohol agar virus mati. 2. Bersihkan bahan makanan secara menyeluruh Selalu cuci seluruh bahan makanan hingga bersih agar tidak terserang hepatitis. Biasanya hepatitis A lah yang sering menyerang karena makanan yang terkontaminasi. Selain itu, hindari juga mengonsumsi makanan mentah, terlebih jika tidak yakin sumbernya. 3. Jaga kebersihan



11



Selalu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda. Pasalnya, tempat tinggal memang menjadi resiko akan penyakit hepatitis, terlebih hepatitis A dan E. Dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan akan mampu menghindarkan virus hepatitis. 4. Jangan sentuh toilet Perlu diingat bahwa hepatitis bisa menular dari feses atau oral. Oleh karena itu, bagi Anda yang menggunakan toilet umum pastikan selalu membersihkan dudukan toilet tersebut. Namun, bagi Anda yang memiliki luka di bokong lebih baik hindari kontak dengan toilet tersebut. Pasalnya, sangat beresiko terinfeksi hepatitis. Selain itu, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet umum. 5. Hindari penggunaan barang bersamaan Banyak dari kita yang suka sharing barang – barang pribadi. Padahal, hal tersebut merupakan kebiasaan tidak baik. Pasalnya, virus hepatitis bisa menular karena penggunaan barang pribadi secara bersamaan. Ada beberapa barang pribadi yang tidak boleh digunakan secara bersamaan, seperti sikat gigi, lipstik, alat pencukur, pemotong kuku dan masih banyak lagi. Penggunaan barang tersebut kadang terjadi luka minor.Sehingga akan ada darah pada alat tersebut dan terkadang tidak terlihat. Darah tersebutlah yang membuat virus hepatitis menular. (Kementerian Kesehatan. 2019)



12



BAB III KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada pasien Hepatitis menurut Yasmara dan Arafat (2017) , adalah : 1. Pengkajian Keperawatan a. Identitas Pasien Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit, nomor register, dan diagnosa medis. b. Keluhan Utama Keluhan utama yang ditemukan pada penderita Hepatitis adalah penurunan nafsu makan, mual, muntah, lemah dan cepat lelah, demam, nyeri perut, sakit kepala dan pruritus. c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat penyakit dahulu Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penderita Hepatitis, misalnya pernah mengalami sakit hepatitis atau tidak, apakah ada riwayat kontak dengan penderita Hepatitis, apakah ada riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, dan tanyakan apakah pernah mendapat transfusi darah atau cuci darah. 2) Riwayat penyakit sekarang Pengkajian riwayat sekarang atau saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadinya gangguan, seperti : anoreksia, nafsu makan menurun, mual, muntah, nyeri pada perut bagian atas, terjadi penurunan berat badan, demam, kelemahan, mudah lelah dengan malaise umum 3) Riwayat penyakit keluarga Pengkajian riwayat penyakit keluarga pada pasien Hepatitis adalah apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita penyakit Hepatitis, Sirosis Hati, Kanker Hati, atau penyakit lainnya. 13



4) Pengkajian pola kesehatan fungsional 1. Nutrisi Skirining nutrisi merupakan metode untuk mengidentifikasi adanya gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dilakukan dengan mengukur tinggi badan, berat badan, perubahan berat badan, dan diagnosis primer. Dan identifikasi adanya gejala yang mempengaruhi perubahan nutrisi, misalnya : mual, muntah, dan diare, peningkatan edema, asites, berat badan menurun. 2. Sirkulasi Pada pengkajian sirkulasi pasien dengan Hepatitis, ditemukan adanya bradikardi (hiperbirilubin berat) dan ikterik pada sklera kulit dan membran mukosa. 3. Pola aktivitas dan latihan Meliputi kemampuan ADL, seperti makan, minum, toileting, mobilisasi ditempat tidur, kemampuan berpindah, serta ambulasi. Pada pasien Hepatitis didapatkan adanya kelemahan, kelelahan, dan malaise umum. 4. Nyeri dan kenyamanan Pada pengkajian nyeri dan kenyamanan pada pasien dengan Hepatitis, didapatkan nyeri dan kram abdomen, nyeri pada kuadran atas, nyeri tekan pada abdomen karena adanya pembesaran hati, mialgia, atralgia, sakit kepala, gatal (pruritus) dan gelisah. 5. Eliminasi Pada pengkajian sistem eliminasi pasien Hepatitis, ditemukan adanya urine berwarna gelap, dan feses berwarna tanah liat. 6. Neurosensori Didapatkan adanya peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, letargi, dan asteriksis. 5) Pemeriksaan fisik Penampilan fisik pada pasien dengan Hepatitis dapat dilihat dari aspekaspek berikut : a. Keadaan umum : apatis, kelemahan, dan malaise umum.



14



b. Keadaan kulit : teraba hangat, ikterik pada kulit, ruam, bercak eritema, atau gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak. c. Keadaan bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, ikterus pada membran mukosa. d. Keadaan mata : konjungtiva pucat, kering, ikterus. e. Keadaan perut : permukaan perut, adanya garis vena, peristaltik usus, pembesaran hati atau limfe, nyeri tekan pada abdomen, splenomegali. f. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver atau lien. g. Pengukuran Tanda-Tanda Vital : Demam 37,8oC-38,9oC. 6) Pemeriksaan laboratorium a. Hemoglobin (Hb) : pada laki-laki didapatkan Hb menurun (