8 0 81 KB
KASUS OTITIS MEDIA An. M usia 3th laki-laki datang dengan keluhan demam suhu 39 derajat celcius, batuk pilek sudah 5 hari, saat dilakukan pemerikaan telinga di diagnose mengalami otitis media, demam sudah 3 hari hanya turun setelah minum obat, ibu an. M sangat cemas dan bertanya kepada perawat terus menerus karena demam tak kunjung sembuh dan An. M menangis terus. ASKEP KASUS A. PENGKAJIAN a. Anamnesa 1. Identitas Nama : An. M Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 3 tahun Dx medis : Otitis media 2. Keluhan Utama Demam 3. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan demam disertai batuk pilek selama 5 hari. 4. Riwayat Penyakit Dahulu 5. Riwayat Penyakit Keluarga 6. Pemeriksaan Fisik Status Kesehatan a) Keadaan umum : pasien terlihat menangis b) Kesadaran : kompos metis c) TTV S : 39ᵒ C B. ANALISA DATA NO 1.
DATA DS : DO : -
Pasien mengeluh demam sejak 3 hari yang lalu Pasien terlihat menangis Suhu 39℃
ETIOLOGI Proses peradangan Pengeluaran zat pirogen endogen Peningkatan aktifitas hipotalamus Hipertermi
MASALAH Hipertermi
2.
DS : DO : -
Proses peradangan Ibu mengatakan anak menangis terus menerus Anak terlihat gelisah dan menangis
Nyeri akut
Menghasilkan mediator kimia (bradikinin, serotinin, histamin) Nosiseptor Hipotalamus Medulla oblongata Korteks serebri Nyeri
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (proses peradangan) 2. Hipertermi b.d proses penyakit (infeksi) D. INTERVENSI KEPERAWATAN NO 1.
2.
DIAGNOSE Nyeri akut
SLKI Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam nyeri dapat berkurang dengan KH : - Keluhan nyeri dapat menurun (5) - Kesulitan tidur menurun (5) - Meringis menurun (5)
Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam suhu dapat stabil : - Dehidrasi menurun (5) - Membrane mukosa membaik (5)
E. IMPLEMENTASI NO 1.
DIAGNOSA Nyeri akut
SIKI
Observasi : - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik :
-
2.
Hipertermi
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Edukasi : - Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri Kolaborasi : - Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian analgesic Observasi : - Identifikasi penyebab hipertermi - Memonitor suhu tubuh Terapeutik : - Sediakan lingkungan yang dingin - Longgarkan atau lepaskan semua pakaian Edukasi : - Anjurkan tirah baring Kolaborasi : - Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perlu
D. evaluasi evaluasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu evaluasi proses dan evaluasi akhir. Evaluasi proses dilihat dari tingkat kooprativitas terhadap setiap tahap tindakan keperawatan. Evaluasi akhir dilihat dari tingkat keberhasilan implementasi.