10 0 566 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SAKIT PADA KLIEN Ny.I DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA PAJAWAN KIDUL 2021
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas & Keluarga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Oleh:
DIAN WIDIANINGRUM JNR0200011
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN KUNINGAN 2020 – 2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SAKIT PADA NY.I DENGAN HIPERTENSI
PENGKAJIAN A. Data Umum 1. Identitas Nama
:
Ny.I
Umur
:
41 tahun
Agama
:
Islam
Suku
:
Sunda
Pendidikan
:
SMP
Pekerjaan
:
IRT
Alamat
:
Dusun Tengah, RT/RW 06/02, Desa Pajawan Kidul, Kec. Lebakwangi, Kab. Kuningan
2. Komposisi Keluarga Nama
L/P
Umur
Tn. E
L
47
Ny. I
P
41
Hubungan
Pendidikan Pekerjaan
Terakhir
KK
Wiraswasta
SMP
Istri
IRT
SMP
Keluarga
Perguruan Sdr. U
L
25
Anak
Wirawasta
Tinggi
Sdr. Y
L
19
Anak
Wirawasta
SMA
An. R
P
11
Anak
Pelajar
SD
3. Genogram
Keterangan :
: Kepala Keluarga
: Garis Pernikahan
: Laki-laki
: Garis Keturunan
: Perempuan
: Tinggal Serumah
4. Tipe Keluarga Tipe keluarga Tn. E adalah keluarga inti atau nuclear family yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah 5. Suku Bangsa Keluarga Tn. E adalah orang Jawa Barat dengan suku Sunda 6. Agama Keluarga Tn. E menganut agama Islam 7. Status Sosial Ekonomi Keluarga a. Anggota Keluarga yang Mencari Nafkah Tn. E selaku kepala keluarga
b. Penghasilan Penghasilan keluarga Tn. E setiap bulan yaitu sekitar > 2.000.000 c. Upaya Lain Tiap bulannya Tn. E dibantu oleh anaknya yang sudah bekerja d. Harta Benda yang Dimiliki Sawah dan alat transportasi berupa sepeda motor e. Kebutuhan yang Dikeluarkan Tiap Bulan Pengeluaran keluarga Tn. E tiap bulannya >1.000.000 untuk kebutuhan makan, tagihan air dan biaya sekolah anak-anaknya 8. Aktivitas Rekreasi Keluarga Kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh keluarga Tn. E dan Ny. I adalah makan bersama, berenang dan jalan-jalan ke Kuningan Kota setiap satu minggu sekali.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Tahap perkembangan keluarga Tn. E merupakan tahap VI yaitu keluarga masa pertengahan 2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah belum optimalnya perawatan pada pasien dengan hipertensi dikarenakan Ny. I tidak terlalu merasa dirinya memiliki hipertensi karena tekanan darahnya yang kadang stabil, sehingga Ny. I jarang untuk memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan. 3. Riwayat Keluarga Inti a. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini Tn. E selaku kepala keluarga jarang sakit, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar lainnya, merokok sejak remaja. Ny. I mempunyai hipertensi kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu. Ny. I mempunyai masalah dengan pola makan, sehingga ia memiliki penyakit maagh dan sering kambuh apabila pola makannya kurang dijaga. Sdr. U jarang sekali sakit, tidak mempunyai masalah
kesehatan yang serius, tidak ada masalah dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lain. Sdr. Y dan An. R jarang sakit, tidak mempunyai masalah denga istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lain. b. Riwayat Penyakit Sebelumnya Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada keluarga Tn. E. c. Pelayanan Kesehatan yang Dimanfaatkan Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh keluarga Tn. E adalah pelayanan puskesmas dan RS Juanda.
C. Data Lingkungan a. Karakteristik Rumah Luas bangunan rumah yang ditempati adalah 60m² yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang tv, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan 1 gudang. Tn. E tinggal dirumah yang permanen terbuat dari semen, memiliki ventilasi yang cukup, dan pencahayaan yang cukup sehingga cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah. Tempat pembuangan sampah terdapat di depan rumah yang nantinya akan diangkut oleh petugas pembuang sampah. b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW Keluarga Tn. E tinggal didesa dengan rasa persaudaraan yang tinggi antar sesama warga, penduduk disekitar rumah adalah penduduk asli Sunda. Umumnya interaksi banyak terjadi pada siang dan sore hari karena pada pagi hari banyak tetangga yang sibuk bekerja. c. Mobilitis Geografis Keluarga Keluarga Tn. E sudah menempati rumah yang sudah ditempatinya sejak berumah tangga sampai sekarang, dan tidak pernah berpindah-pindah rumah.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga besar Tn. E dan Ny. I berkumpul satu atau dua kali dalam setahun. Yang merupakan upaya untuk meningkatkan keharmonisan dan silaturahmi dengan saudara. e. Sistem Pendukung Keluarga Apabila anggota keluarga Tn. E sakit hanya meminta bantuan kepada anaknya, Sdr. U untuk memberikan obat karena merupakan seorang apoteker
D. Struktur Keluarga 1. Pola/Cara Komunikasi Keluarga Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn. E menggunakan Bahasa Sunda dan jika ada suatu masalah maka akan dimusyawarahkan dengan baik dan terbuka didiskusikan dengan anak-anaknya untuk diminta pendapatnya 2. Struktur Kekuatan Keluarga Keluarga mampu menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah jika ada salah satu sikap anggota keluarga yang salah 3. Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga) Dalam keluarga peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn. E sebagai kepala keluaga bekerja sebagai Wiraswasta dan kadang juga bertani, Ny. I seorang ibu rumah tangga namun memiliki warung untuk menambah penghasilan keluarga, Sdr.U yang sudah bekerja sebagai apoteker juga membantu perekonomian di keluarganya. 4. Nilai dan Norma Keluarga Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarkan kepercayaan yang dianut yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-masing keluarga wajib untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang malam, memakai pakaian yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku yang tidak menyimpang. E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik, rukun dan saling menghargai dari masingmasing peran. 2. Fungsi Sosialisasi Anggota keluarga Tn. E sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri dengan komposisi nasi, lauk pauk, dan sayur dengan frekuensi 2 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga merawatnya dan mengantarkan ke pelayanan kesehatan. 4. Fungsi Reproduksi Rahim Ny. I sudah diangkat sejak melahirkan An. R sehingga sudah tidak menstruasi.
F. Stress dan Koping Keluarga 1. Stressor Jangka Pendek Ny. I sering mengeluh pusing, ia khawatir memiliki tekanan darah tinggi dan maagh nya kambuh. Stress jangka pendek yang dialami juga bila usaha dagangan Ny. I sedang sepi, karena Ny. I dan Tn.E sedang membutuhkan biaya untuk membuang Apotek untuk anaknya yang sedang dibangun. 2. Stressor Jangka panjang Tidak ada masalah jangka panjang yang dipikirkan oleh Tn. E dikarenakan anak pertama sudah bekerja sehingga untuk kebutuhan sehari-hari Tn. E dibantu oleh Sdr. U. 3. Respon Keluarga Terhadap Stressor Keluarga Tn. E selalu memeriksaka anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat. 4. Strategi Koping Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
G. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada Ny. I
Tanda-tanda vital
TD
: 150/90 mmHg
RR
: 22x/m
N
: 98x/m
S
: 36,8°C
Pemeriksaan Head to Toe Kepala
: simetris, berambut bersih berwarna hitam sebagian dipenuhi uban, muka tidak pucat
Mata
: tidak ada keluhan
Hidung
: lubang hidung normal simetris
Mulut
: mukosa bibir lembab
Telinga
: pendengaran normal tidak keluar cairan dari telinga
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada
: dada kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan
Perut
: tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
: tidak ada oedema, dapat bergerak aktif
Turgor Kulit
: Tampak sedikit keriput, elastisitas kurang
Eliminasi
: BAB biasanya 1 kali sehari, BAK >5 kali sehari
H. Harapan keluarga Semoga tekanan darah Ny. I tetap stabil dan tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
BAB III DIAGNOSIS KEPERAWATAN I. Analisa Data No. 1.
Data
Masalah
penyebab
Ds:
Gangguan rasa
peningkatan
Ny.I mengeluh pusing nyeri
nyaman nyeri
tekanan
vaskuler
serebral
ditandai
tengkuk.
dengan
klien
TD : 150/90 mmHg
mengatakan pusing
N : 98x/m
dan
RR : 22x/m
terasa sakit.
dan kaku pada
daerah
tengkuknya
S : 36,8x/m
Do: Ny.I tampak murung
2.
Ds:
Intoleransi aktivitas kelemahan
fisik
klien mengatakan kaki
ditandai
dengan
terasa lemas.
klien
TD : 150/90 mmHg
tangan
N : 98x/m
terasa lemah, klien
RR : 22x/m
mengatakan
S : 36,8x/m
berjalan
mengatakan dan
kaki
sulit tanpa
bantuan orang lain Do: Klien tampak lemas 3.
Ds: klien mengatakan sulit berjalan karena merasa pusing
Resiko cedera
Kelemahan fisik
Do: Klien tampak lemas TD : 150/90 mmHg N : 98x/m RR : 22x/m S : 36,8x/m
J. Perumusan Diagnosa Keperawatan No. 1.
Diagnosa keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan klien mengatakan pusing dan tengkuknya terasa sakit.
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien mengatakan tangan dan kaki terasa lemah, klien mengatakan sulit berjalan tanpa bantuan orang lain
3.
Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan fisik
K. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan Dx. Kriteria Dx.1 a. Sifat masalah: Keadaan sejahtera b. Kemungkinan masalah dapat diubah: Sebagian c. Potensial masalah untuk dicegah: Cukup d. Menonjolnya masalah Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani.
Skor 1 x1=1 3 3
Pembenaran Ny.I harus diet garam agar tidak kambuh
1x2=1 2 1 x1=1 3 3 1x2=1 2 3 2
hipertensinya
Total skor 2 Dx.2 a.
Sifat masalah: Ancaman kesehatan
b. Kemungkinan masalah dapat diubah: Sebagian c. Potensial masalah untuk dicegah: Cukup d. Menonjolnya masalah: Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani.
Ny.I 2 x1=2 3 3
memilih
harus aktivitas
yang konsisten yang
1x2=1 2
sesuai
2 x1=2 3 3
psikologis
kemampuan
dengan fisik, dan
social.
1x2=1 4 3 2 Total skor 2
Dx.3 a.
Sifat masalah : Tidak/kurang sehat
b. Kemungkinan masalah dapat diubah: Mudah c. Potensial masalah untuk dicegah d. Menonjolnya masalah: Masalah berat, harus segera ditangani
Bila Ny.I tidak 3 x1=1 3
berhati-hati dalam beraktivitas akan
2x2=2 2 2 x1=2 3 3
2x2=2 2 2 3
Total skor 5
beresiko cidera
L. Prioritas Diagnosis Keperawatan No. 1.
Diagnose keperawatan Gangguan rasa nyaman berhubungan tekanan
dengan
vaskuler
nyeri
peningkatan
serebral
skor 2 3
ditandai
dengan klien mengatakan pusing dan 5 tengkuknya terasa sakit
2
intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan kelemahan fisik ditandai dengan
2 3
klien mengatakan tangan dan kaki terasa lemah, klien mengatakan sulit berjalan 3 tanpa bantuan orang lain
3.
Resiko cidera
4 3 2
BAB IV RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI) 1. Diagnosa 1: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan klien mengatakan pusing dan tengkuknya terasa sakit. Tujuan Pain level Pain control Comfort level
Kriteria Hasil
Intervensi
Mampu
Lakukan
mengontrol nyeri Melaporkan bahwa
pengkajian
komprohensif
nyeri
termasuk
secara lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri
dan faktor presipitasi
berkurang dengan
Kaji skala nyeri
menggunakan
Observasi
manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri. Gunakan tekhnik relaksasi dengan tarik nafas dalam Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
2. Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien mengatakan tangan dan kaki terasa lemah, klien mengatakan sulit berjalan tanpa bantuan orang lain Tujuan
Kriteria Hasil
Energy
Intervensi
Berpartisipasi
conservation
dalam
Aktivity
aktivitas
fisik
tolerance Self care : ADLs
Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
tanpa
mampu dilakukan
disertai
Kaji TTV
peningkatan
Bantu untuk memilih aktivitas
TD,N,RR
yang konsisten yang sesuai
Mampu
dengan
melakukan
kemampuan
fisik,
psikologis dan social.
aktivitas sehari –
Bantu untuk mendapatkan alat
hari
bantu aktivitas seperti kursi
TTV normal Level kelemahan
roda, krek. Bantu
Mampu berpindah : dengan atau tanpa bantuan
klien
untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan Kaji
ROM/kekuatan
otot
pasien Monitor test lab (Hb dan Ht) Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
3. Diagnosa 3: Resiko cidera Tujuan
Kriteria Hasil
Risk control
Intervensi
Klien terbebas dari
Sediakan lingkungan yang
cidera
aman untuk pasien
Klien
mampu
Identifikasi
kebutuhan
menjelaskan cara atau
keamanan
metode
dengan kondisi fisik dan
untuk
pasien
sesuai
fungsi kognitif pasien dan
mencegah injury atau
riwatyat penyakit terdahulu
cidera
pasien
Klien
ammpu
menjelaskan
factor
Sediakan tempat tidur yang
lingkungan
atau
nyaman dan bersih
Mampu gaya untuk
mencegah injury Menggunakan fasilitas
kesehatan
yang ada Mampu perubahan kesehatan
Kontrol
lingkungan
dari
kebisingan
hidup
berbahaya
dari
memodifikasi
Hindari lingkungan yang
resiko
prilaku personal
mengenali status
Dekatkan
barang-barang
yang dibutuhkan pasien
BAB V TINDAKAN KEPERAWATAN(IMPLEMENTASI) Tanggal : 17 Desember 2020 Tgl & waktu 09.00 – 11.00
Diagnosa Gangguan
Implementasi rasa
nyaman
nyeri
Melakukan
pengkajian
nyeri
secara komprohensif termasuk
berhubungan
lokasi,
dengan
frekuensi, kualitas dan faktor
durasi,
presipitasi
peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan
karakteristik,
klien
mengatakan pusing
Mengkaji skala nyeri Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
dan
untuk
pengalaman nyeri pasien. Mengkaji
tengkuknya
mengetahui
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri.
terasa sakit
Mengguunakan tekhnik relaksasi dengan tarik nafas dalam Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai Mengevaluasi pengalaman nyeri masa lampau
09.00 – 11.00
Membantu
intoleransi
klien
untuk
aktivitas
mengidentifikasi aktivitas yang
berhubungan
mampu dilakukan Mengkaji TTV
dengan kelemahan ditandai
fisik
dengan
klien mengatakan tangan dan kaki terasa
lemah,
Membantu
untuk
memilih
aktivitas yang konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan social.
klien mengatakan
Membantu
klien
untuk
sulit
berjalan
mengembangkan motivasi diri
tanpa
bantuan
dan penguatan
orang lain
Mengkaji ROM/kekuatan otot pasien Memonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
09.00 – 11.00
Resiko cidera
Menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Mengidentifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat penyakit terdahulu pasien
Menghindari lingkungan yang berbahaya
Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
Mengontrol kebisingan
Tanggal : 19 Desember 2020 Tgl & waktu
Diagnosa
Implementasi
lingkungan
dari
10.00 – 11.00
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
Mengkaji skala nyeri Mengobservasi
reaksi
nonverbal
dari ketidaknyamanan.
berhubungan
Menggunakan teknik komunikasi
dengan
terapeutik
peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan
klien
mengatakan pusing
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri pasien. Mengkaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri. Mengguunakan tekhnik relaksasi dengan tarik nafas dalam
dan
tengkuknya
Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai
terasa sakit 10.00 – 11.00
Membantu
intoleransi
klien
aktivitas
mengidentifikasi
berhubungan
mampu dilakukan
aktivitas
untuk yang
Mengkaji TTV
dengan kelemahan ditandai
fisik
dengan
klien mengatakan tangan dan kaki terasa
lemah,
klien mengatakan
Membantu untuk memilih aktivitas yang konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan social. Membantu
untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan
sulit
berjalan
Mengkaji
tanpa
bantuan
pasien
orang lain
klien
ROM/kekuatan
otot
Memonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
09.00 – 11.00
Resiko cidera
Menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Mengidentifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
dan
riwatyat
penyakit
terdahulu pasien
Menghindari
lingkungan
yang
lingkungan
dari
berbahaya
Mengontrol kebisingan
Tanggal : 22 Desember 2020 Tgl & waktu 13.00 – 14.00
Diagnosa Gangguan nyaman
Implementasi rasa
Melakukan pengkajian nyeri
nyeri
secara komprohensif termasuk
berhubungan
lokasi,
dengan
frekuensi, kualitas dan faktor
tekanan vaskuler serebral ditandai klien
mengatakan pusing
durasi,
presipitasi
peningkatan
dengan
karakteristik,
Mengkaji skala nyeri Mengobservasi nonverbal
dari
ketidaknyamanan. Menggunakan
dan
reaksi
teknik
komunikasi terapeutik untuk
tengkuknya
mengetahui pengalaman nyeri
terasa sakit
pasien. Mengkaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri. Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai
13.00 – 14.00
Membantu
intoleransi
klien
untuk
aktivitas
mengidentifikasi aktivitas yang
berhubungan
mampu dilakukan Mengkaji TTV
dengan kelemahan ditandai
fisik
Membantu
sesuai
klien mengatakan
terasa
Membantu
tanpa
bantuan
kemampuan
klien
untuk
mengembangkan motivasi diri
klien mengatakan berjalan
dengan
fisik, psikologis dan social.
lemah,
sulit
memilih
aktivitas yang konsisten yang
dengan
tangan dan kaki
untuk
dan penguatan Memonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
orang lain 13.00 – 14.00
Resiko cidera
Menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Mengidentifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat penyakit terdahulu pasien
Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan
BAB VI EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN Tanggal 17 Desember 2020
Diagnosa Evaluasi Gangguan rasa nyaman S : klien mengeluh pusing nyeri dan kaku pada daerah tengkuk. nyeri berhubungan O: klien tampak murung kesakitan dengan peningkatan A: gangguan rasa nyaman nyeri P: tekanan vaskuler Lakukan pengkajian nyeri secara serebral ditandai dengan komprohensif termasuk lokasi, klien mengatakan pusing
dan tengkuknya terasa
karakteristik, durasi, frekuensi,
sakit
kualitas dan faktor presipitasi Kaji skala nyeri Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Gunakan
teknik
komunikasi
untuk
mengetahui
terapeutik
pengalaman nyeri pasien. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri. Gunakan tekhnik relaksasi dengan tarik nafas dalam Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau I: -
Mengkaji skala nyeri
-
Mengobservasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan. -
Menggunakan
teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien. -
Mengkaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri. -
Mengguunakan
tekhnik
relaksasi dengan tarik nafas dalam -
Pemeberian
aroma
sesuai yang pasien sukai E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan
terapi
17 Desember 2020
aktivitas S : klien mengatakan kaki terasa lemas dan sulit berjalan. berhubungan dengan O: klien tampak lemas kelemahan fisik ditandai A: intoleransi aktivitas P: dengan klien Bantu klien untuk mengatakan tangan dan mengidentifikasi aktivitas yang kaki terasa lemah, klien mampu dilakukan mengatakan sulit Kaji TTV berjalan tanpa bantuan Bantu untuk memilih aktivitas orang lain yang konsisten yang sesuai intoleransi
dengan
kemampuan
fisik,
psikologis dan social. Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti kursi roda, krek. Bantu
klien
untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan Kaji ROM/kekuatan otot pasien Monitor test lab (Hb dan Ht) Monitor
respon
fisik,
emosi,
social dan spiritual. I: -
Membantu
klien
untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan -
Mengkaji TTV
-
Membantu
untuk
memilih
aktivitas yang konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan social. -
Membantu
klien
untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan -
Mengkaji pasien
ROM/kekuatan
otot
-
Memonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan 17 Desember Resiko cidera 2020
S : klien mengatakan sulit berjalan. O: klien tampak lemas A: Resiko cidera P:
Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Identifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat penyakit terdahulu pasien
Hindari
lingkungan
yang
berbahaya
Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
Kontrol
lingkungan
dari
kebisingan
Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan pasien
I: -
Menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien
-
Mengidentifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat
penyakit
terdahulu pasien -
Menghindari
lingkungan
yang
berbahaya -
Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
-
Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan 19 Desember 2020
Gangguan rasa nyaman S : klien mengeluh pusing nyeri dan kaku pada daerah tengkuk. nyeri berhubungan O: klien tampak murung kesakitan dengan peningkatan A: gangguan rasa nyaman nyeri P: tekanan vaskuler Lakukan pengkajian nyeri secara serebral ditandai dengan komprohensif termasuk lokasi, klien mengatakan pusing karakteristik, durasi, frekuensi, dan tengkuknya terasa kualitas dan faktor presipitasi sakit Kaji skala nyeri Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Gunakan
teknik
komunikasi
untuk
mengetahui
terapeutik
pengalaman nyeri pasien. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri. Gunakan tekhnik relaksasi dengan tarik nafas dalam Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau I: -
Mengkaji skala nyeri
-
Mengobservasi nonverbal
reaksi dari
ketidaknyamanan. -
Menggunakan
teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien.
-
Mengkaji
kultur
yang
mempengaruhi respon nyeri. -
Mengguunakan
tekhnik
relaksasi dengan tarik nafas dalam -
Pemeberian
aroma
terapi
sesuai yang pasien sukai E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan 19 Desember 2020
aktivitas S : klien mengatakan kaki terasa lemas dan sulit berjalan. berhubungan dengan O: klien tampak lemas kelemahan fisik ditandai A: intoleransi aktivitas P: dengan klien Bantu klien untuk mengatakan tangan dan mengidentifikasi aktivitas yang kaki terasa lemah, klien mampu dilakukan mengatakan sulit Kaji TTV berjalan tanpa bantuan Bantu untuk memilih aktivitas orang lain yang konsisten yang sesuai intoleransi
dengan
kemampuan
fisik,
psikologis dan social. Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti kursi roda, krek. Bantu
klien
untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan Kaji ROM/kekuatan otot pasien Monitor test lab (Hb dan Ht) Monitor
respon
fisik,
emosi,
social dan spiritual. I: -
Membantu
klien
untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
-
Mengkaji TTV
-
Membantu
untuk
memilih
aktivitas yang konsisten yang sesuai
dengan
kemampuan
fisik, psikologis dan social. -
Membantu
klien
untuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan -
Mengkaji ROM/kekuatan otot pasien
-
Memonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan 19 Desember Resiko cidera 2020
S : klien mengatakan sulit berjalan. O: klien tampak lemas A: Resiko cidera P:
Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Identifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat penyakit terdahulu pasien
Hindari
lingkungan
yang
berbahaya
Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
Kontrol
lingkungan
dari
kebisingan
Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan pasien
I: -
Menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien
-
Mengidentifikasi
kebutuhan
keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat
penyakit
terdahulu pasien -
Menghindari
lingkungan
yang
berbahaya -
Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
-
Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan 19 Desember 2020
Gangguan rasa nyaman S : klien mengeluh pusing nyeri dan kaku pada daerah tengkuk. nyeri berhubungan O: klien tampak murung kesakitan dengan peningkatan A: gangguan rasa nyaman nyeri P: tekanan vaskuler Lakukan pengkajian nyeri secara serebral ditandai dengan komprohensif termasuk lokasi, klien mengatakan pusing karakteristik, durasi, frekuensi, dan tengkuknya terasa kualitas dan faktor presipitasi sakit Kaji skala nyeri Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Gunakan
teknik
komunikasi
untuk
mengetahui
terapeutik
pengalaman nyeri pasien. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri. Gunakan tekhnik relaksasi dengan tarik nafas dalam Pemeberian aroma terapi sesuai yang pasien sukai Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
I: -
Menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien
-
Mengidentifikasi keamanan
kebutuhan
pasien
sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwatyat penyakit terdahulu pasien -
Menghindari lingkungan yang berbahaya
-
Mengontrol lingkungan dari kebisingan
E : Masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan
22 Desember Gangguan 2020 nyaman
rasa S : klien mengeluh pusing nyeri dan kaku pada daerah tengkuk mulai nyeri berkurang berhubungan dengan O: - klien sudah tampak lebih segar peningkatan tekanan - TTV normal vaskuler serebral A: Masalah teratasi P: intervensi dihentikan ditandai dengan klien mengatakan
pusing
dan tengkuknya terasa sakit 22 Desember intoleransi aktivitas S : klien mengatakan sudah mulai 2020 bertenaga untuk berjalan dan berhubungan dengan beraktivitas kelemahan fisik O: klien tampak lebih segar A: Masalah teratasi ditandai dengan klien P: intervensi dihentikan. mengatakan tangan dan kaki terasa lemah, klien mengatakan sulit berjalan tanpa bantuan orang lain
22 Desember Resiko cidera 2020
S : klien mengatakan sudah bisa berjalan dengan normal tanpa ada kesulitan. O: klien tampak sehat A: Masalah teratasi P: intervensi dihentikan